Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Pasca Konsumsi Nasi Hitam dengan Paska Konsumsi Nasih Putih.

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PERBANDINGAN PENINGKATAN KADAR GLUKOSA DARAH PASCA KONSUMSI NASI HITAM DENGAN PASCA KONSUMSI NASI PUTIH

Evelyn Nathania, 1310023 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr.,M.Kes., PA(K) Pembimbing II : dr. Hendra Subroto, SpPK.

Latar Belakang: nasi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.

Seiring terus meningkatnya angka penderita diabetus melitus, mengatur gaya hidup juga diperlukan, salah satunya adalah mengatur jenis makanan yang kita makan. Banyak berbagai varian nasi selain nasi putih yang lebih baik terutama untuk pengaturan glukosa darah, salah satunya adalah nasi hitam.

Tujuan Penelitian: membandingkan kenaikan kadar glukosa darah setelah

mengkonsumsi nasi hitam dan nasi putih.

Metode Penelitian: menggunakan eksperimental semu dengan analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan  = 0,05. Penelitian dilakukan terhadap 30 orang pria dengan rentang usia 17-25 tahun. Glukosa darah diukur dengan glukometer dalam satuan mg/dL, 2 jam setelah mengonsumsi nasi putih dan perlakuan ini diulang dengan mengonsumsi nasi hitam.

Hasil penelitian: rerata selisih kadar glukosa darah puasa dengan glukosa darah 2

jam post prandial setelah mengonsumsi nasi hitam sebesar 0,03 mg/dL lebih rendah secara sangat bermakna (p<0,01) daripada setelah mengonsumsi nasi putih, sebesar 20,07 mg/dL.

Simpulan penelitian Rerata peningkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi nasi

hitam adalah 0,03 mg/dL sedangkan pasca konsumsi nasi putih adalah 20,07 mg/dL. Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah dibandingkan setelah mengonsumsi nasi putih.


(2)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

COMPARISON OF BLOOD GLUCOSE LEVEL AFTER BLACK RICE AND WHITE RICE CONSUMPTION

Evelyn Nathania, 1310023, 1st Tutor : Dr. Hana Ratnawati, dr., Kes., PA (K)

2nd Tutor : dr. Hendra Subroto, SpPK.

Background: Indonesian population consumes large quantities of rice. Healthy eating is one of the most important things to lower diabetes mellitus risk. White rice, which primarily consists of starch, is the predominant type of rice consumed worldwide. Even though many different variants of rice which has better nutrients, such as black rice.

Aim: To compare the blood glucose levels after black rice and white rice consumption.

Methods: Using quasi-experimental research with data analysed with paired "t" test and α = 0.05. The research was conducted towards 30 men with age range between 17-25 years. Blood glucose was measured with a glucometer (mg / dL), while fasting and two hours after consuming white rice and black rice.

Result: The mean difference between fasting blood glucose levels and 2 hours postprandial after consuming black rice was 0,03 mg / dL, which was highly significant different (p <0.01) compare to consuming white rice (20,07 mg/dL) Conclusion: The blood glucose level after consuming black rice was 20,07 mg/dL and white rice was 0,03 mg/dL. The concentration of blood glucose level after consuming black rice is lower compared to white rice.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 2

1.5Kerangka Pemikiran ...3

1.6Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas ... 6

2.1.1 Histologi Pankreas ...6


(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.2 Karbohidrat ...8

2.2.1 Klasifikasi Karbohidrat ...8

2.2.1.1 Monosakarida ...8

2.2.1.2 Disakarida ...9

2.2.1.3 Polisikarida ...10

2.2.2 Pencernaan Karbohidrat ...10

2.2.3 Absorbsi Karbohidrat ...11

2.2.4.3 Metabolisme Karbohidrat ...11

2.3 Glukosa ...12

2.3.1 Glukosa Darah ...12

2.3.2 Glukoneogenesis dan Glikogenolisis ...12

2.3.3 Pengangkut Glukosa dan Pengaruh Hormonal terhadap Kadar Glukosa Darah ...13

2.3.4 Insulin ...15

2.4 Beras ...15

2.4.1 Kandungan Beras...17

2.4.2 Macam dan Warna Beras ...18

2.4.3 Beras Putih ...19

2.4.4 Beras Hitam ...19

2.4.4.1 Kandungan Beras Hitam ...19

2.4.4.2 Manfaat Beras Hitam ...20

2.5 Indeks Glikemik ...21

2.6 Glukometer ...22

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ...23

3.1.1 Alat dan Bahan ...23

3.1.2 Subjek Penelitian ...23

3.1.3 Ukuran Sampel ...24

3.2 Metode Penelitian ...24


(5)

Universitas Kristen Maranatha

3.2.2 Data yang Diukur ...25

3.2.3 Analisis Data ...25

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...25

3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ...25

3.3.2 Definisi Operasional ...25

3.4 Prosedur Penelitian ...26

3.5 Aspek Etika Penelitian ...27

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...27

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Kadar GDP dan GD2JPP ...28

4.2 Pembahasan Penelitian ...39

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ...30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...32

5.2 Saran ...32

DAFTAR PUSTAKA ...33

LAMPIRAN ...35


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Monosakarida... 9 Tabel 2.2 Pengangkut Glukosa yang Utama...14 Tabel 4.1 Perbandingan Rerata Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa dengan

Glukosa 2 Jam Post Prandial setelah Mengonsumsi Nasi Purih dan Nasi Hitam ... 28


(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran (Beras Hitam) ...4

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran (Beras Putih) ...5

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas ...6

Gambar 2.2 Histologi Pankreas ...7

Gambar 2.3 Bagian-Bagian Beras ...17


(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ... 35

Lampiran 2 Hasil Percobaan ... 36

Lampiran 3 Hasil Analisis Data ... 37

Lampiran 4 Dokumentasi ... 38


(9)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat gannguan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (ADA, 2010; PERKENI, 2015).

Diabetes melitus terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe 1, tipe 2 dan tipe lain seperti Diabetes melitus gestasional. Diabetes melitus tipe 1 disebabkan defisiensi insulin absolut akibat destruksi sel beta pankreas sehingga mutlak membutuhkan terapi insulin, biasanya disebabkan penyakit autoimun atau genetik. Diabetes melitus tipe 2 merupakan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai dominan akibat defek sekresi insulin disertai resistensi insulin, biasanya disebabkan gaya hidup yang tidak baik (ADA, 2010; PERKENI, 2015).

Jumlah penyandang DM di Indonesia cenderung semakin meningkat. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia pada tahun 2013 menyatakan bahwa 6,9% penduduk Indonesia menderita DM dan bervariasi di beberapa kota besar di Indonesia. Diprediksi pada tahun 2030, penyandang DM di Indonesia menjadi sekitar 21,37 juta orang (Riskesdas, 2013).

Penanganan penderita DM selain menggunakan obat hipoglikemi oral juga dengan terapi nutrisi medis. Kunci terapi nutrisi medis adalah mengatur pola makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan. Kadar glukosa darah pada penderita DM sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisinya (PERKENI, 2015). Beras (Oryza sativa L.) menjadi bahan makanan pokok utama di negara Asia termasuk Indonesia yang sebagian besar penduduknya mengonsumsi nasi. Tingginya tingkat konsumsi nasi putih dapat meningkatkan risiko terkena DM tipe 2. Masyarakat di Indonesia umumnya mengonsumsi nasi putih, meskipun saat ini terdapat berbagai macam beras lain dengan kadar indeks glikemik yang lebih rendah, seperti beras hitam, beras merah, dan beras coklat (Lee, 2010).


(10)

Universitas Kristen Maranatha

Beras hitam mengandung banyak komponen antara lain antosianin yang memiliki manfaat kesehatan bagi pasien dengan resistensi insulin dan pasien hiperglikemik serta mencegah peningkatan glukosa darah secara berlebihan (Guo,

et al., 2007). Masyarakat di Indonesia belum banyak yang memanfaatkan beras

hitam sabagai makanan pokok karena belum mengetahui manfaatnya dalam mencegah peningkatan kadar glukosa darah secara berlebihan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai perbandingan pengingkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi nasi hitam dibandingkan dengan pasca konsumsi nasi putih

1.2 Identifikasi Masalah.

Bagaimana peningkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi nasi hitam dibandingkan dengan nasi putih.

1.3 Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui perbandingan peningkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi nasi hitam dengan nasi putih

1.4 Manfaat Penelitian

 Manfaat akademis : Memberikan informasi mengenai makanan dengan kadar indeks glikemik rendah, tinggi serat dan mengandung antosianin sebagai antioksidan tinggi yang berefek baik pada pengaturan kadar glukosa darah dan menjadi makanan pokok terutama bagi penderita Diabetus melitus.

 Manfaat praktis : Meningkatkan keinginan masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan rendah glukosa seperti nasi hitam, dalam upaya mencegah kenaikan kadar glukosa darah secara berlebihan.


(11)

Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pemikiran

Kadar glukosa dalam darah berkaitan erat dengan insulin. Glukosa diambil oleh sel beta pankreas dan dimetabolisme di pankreas dengan proses penghambatan kanal K+ oleh ATP yang mengakibatkan depolarisasi dan Ca2+ masuk ke dalam sel, sehingga memicu pelepasan insulin. Insulin bekerja untuk menghasilkan energi dan meningkatkan ambilan glukosa (Silbernagl & Lang, 2007)

Aleuron beras hitam mengandung kadar antosianin tinggi. Antosianin adalah pigmen yang memberi warna biru, merah, keunguan pada bunga, buah, dan sayuran, berefek tinggi sebagai antioksidan yang mampu melindungi sel beta pankreas dari stres oksidatif yang diinduksi glukosa. Antosianin dapat menurunkan risiko obesitas, menurunkan resistensi insulin, serta meningkatkan sekresi insulin sehingga pengendalian glukosa darah menjadi lebih baik (Ghosh & Konishi, 2007). Kandungan antosianin beras hitam menurut penelitian sebesar 39,4 mg/100g dan beras putih sebesar 0,26 mg/100g (Indrasari, Purwani, & Wibowo, 2010).

Kadar glukosa darah pun erat kaitannya dengan indeks glikemik. Indeks glikemik (IG) adalah jenis pangan berdasarkan efeknya terhadap kadar glukosa darah. Pangan yang menaikkan kadar glukosa darah dengan cepat memiliki kadar IG yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Nilai IG diuji dengan pangan yang memiliki kandungan karbohidrat total setara 50 g gula terhadap 50 g glukosa berdasarkan luas area kurva glukosa pada orang yang sama dan hari yang berbeda. Berdasarkan itu, glukosa memiliki nilai IG 100. Klasifikasi nilai IG yaitu : rendah (<55), sedang (55-70), dan tinggi (>70) (Purwani, 2007).

Kadar IG dari beras hitam (42,3) lebih rendah daripada beras putih (64) yang

dikarenakan tingginya struktur amilosa beras hitam (25,49%) yang tidak bercabang sehingga terikat lebih kuat dan sukar tergelatinisasi dan dicerna. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan (Sekar & Ayustaningwarno, 2013).

Beras hitam mengandung serat pangan yang tinggi. Polisakarida penyusun

dinding sel tanaman ini mampu memperlambat penyerapan glukosa dalam usus halus, memberikan rasa kenyang lebih lama, memperlambat kenaikan kadar


(12)

Universitas Kristen Maranatha

glukosa dan menyebabkan kadar IG lebih rendah (Sekar & Ayustaningwarno, 2013).

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran (Beras Hitam)

Beras putih dibandingkan dengan beras putih memiliki IG yang lebih besar yaitu 64. Kadar antosianin pada lapisan aleuron yang dimiliki beras putih sebesar 0,26mg/100g sehingga beras putih tidak berwarna sepekat beras hitam. Proses penggilingan dan pembuangan lapisan aleuronnya berkali-kali menghilangkan banyak kadar antosianin, serat, vitamin, dan mineral (Mateljan, 2013).

Kandungan antosianin yang lebih tinggi daripada

nasi putih

Kadar serat yang lebih tinggi daripada nasi putih

Kadar amilosa tinggi

Indeks Glikemik = 42,3

Pengendalian glukosa darah lebih baik dan kenaikan kadar glukosa darah lebih rendah

daripada nasi putih saat dikonsumsi Memperlambat penyerapan glukosa dalam usus halus Memberikan rasa kenyang lebih lama Penurunan risiko obesitas Penurunan resistensi insulin Peningkatan sekresi insulin Melindungi beta sel pankreas dari stress oksidatif yang diinduksi glukosa Peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan Beras Hitam


(13)

Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran (Beras Putih)

1.6Hipotesis Penelitian

Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah daripada setelah mengonsumsi nasi putih.

Beras Putih

Serat banyak terbuang

Penggilingan dan pembuangan lapisan

aleuron berkali-kali

Kadar antosianin banyak berkurang

Indeks Glikemik = 64

Peningkatan kadar glukosa lebih cepat


(14)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah daripada nasi putih.

5.2 Saran

 Penelitian dapat dilakukan terhadap SP dengan jenis kelamin yang berbeda.

 Penelitian dapat menggunakan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan sampel yang berasal dari darah vena.

 Penelitian menggunakan varian beras lainnya.


(15)

Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN PENINGKATAN KADAR

GLUKOSA DARAH PASCA KONSUMSI

NASI HITAM DENGAN PASCA

KONSUMSI NASI PUTIH

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

EVELYN NATHANIA

1310023

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(16)

Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, saya panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Nasi Putih dan Nasi Hitam terhadap Kadar Glukosa Darah” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat sebelum waktunya. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S. Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya tidak jarang dijumpai adanya halangan, rintangan, dan kesibukan sebagai mahasiswa kedokteran, namun dengan bantuan berbagai pihak yang mendukung, karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Hana Ratnawati, dr.,M.Kes., PA(K) sebagai pembimbing pertama penulis yang selalu mendukung, memberi ilmu, saran, masukan, dan ide-ide selama penulisan karya tulis ilmiah ini, juga atas perhatian, kesabaran, waktu, dan tenaga yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Hendra Subroto, Sp.PK. sebagai pembimbing kedua penulis atas dukungan, ilmu, saran, arahan, waktu, dan tenaga yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. dr. Sylvia Soeng, M.Kes., PA(K) yang telah bersedia meluangkan waktunya

menjadi koordinator sidang.

4. dr. Penny Setyawati, Sp. PK, M.Kes. dan dr. Decky Gunawan, M.Kes., AIFO yang telah bersedia meluangkan waktu menjadi penguji sidang. 5. Teman-teman yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, terimakasih

telah meluangkan waktu demi pembuatan KTI ini.

6. Anthony Setiawan dan keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(17)

Universitas Kristen Maranatha

7. Keluarga TBM Galenus, Wigelywood, Hula-hula, Kabinet JUARA khususnya dept. Pendpro yang telah memberikan dukungan dan perhatian agar karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

8. Edelina, Stefanie D.J , Alfonsa, Jessica Y., Christian E., Shintiagi E., Enrico N., Winanda W., Faizal, Liliana H. , Sheila T., Annisa P., Cica, Ayunda, Elizabeth, Fini, Fakhri, Petra, Puput, Reevaldo, Risya, Selly, Tita, Maria, Patricia, Samuel, Ninda, Gilang, Savira, Angela, Melisa, Hansel, Yosep, Amedea, Vilia, Allisa, Alfred, Ameldo, Yossie, Vina, Fionadine, Leoni, Ratna, Gungmas, Andrew, Yahdiel yang memberikan semangat, bantuan, dukungan dan perhatian.

9. Papa Setiadi S. Logamarta dan Mama Ifa Wijaya tercinta, dan adik Rosalyn Natasya terimakasih atas doa, dukungan dan bantuan bagi penulis untuk menyelesaikan KTI ini. KTI ini dipersembahkan khusus untuk kalian. 10.Ai Liliana, itiu Yogantara, wamak Ratna, wakong Chandra dan keluarga,

terima kasih atas kasih sayang, segenap bantuan, perhatian, doa, dan dukungan kepada penulis untuk menyusun KTI ini.

11.Kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian KTI ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, September 2016


(18)

33

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2010). American Diabetes Association. Dipetik 1 9, 2015, dari http://www.diabetes.org/

Autocheck, I. (2016).

Food and Agriculture Organization of The United Nations. (2013). Diambil

kembali dari www.fao.org/.

Ghosh, D., & Konishi, T. (2007). Anthocyanins and Anthocyanin- Rich Extracts Role in Diabetes and Eye Function. APJCN, 200-207.

Guo, H., Ling, W., Wang, Q., et al. (2007). Effect of Anthocyanin Rich Extract from Black Rice ( Oryza Sativa L. ) on Hyperlipidemia and Insulin Resistance in Fructose - Fed Rats. Springer, 1-2.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology. Indonesia: Elsevier.

Indrasari, S. D., Purwani, E. Y., & Wibowo, P. (2010). Evaluasi Mutu Fisik, Mutu Giling dan Kandungan Antosianin Kultivar Beras Merah. Pangan litbang

pertanian, 61.

Lee, J. H. (2010). Identificatian and Quantification of Anthocyanins from the Grains of Black Rice ( Oryza Sativa L. ) Varieties. Springer, 1.

Lippincott, W., & Wilkins Lippincott. (2014). Modern Nutrition in Health and

Disease.

Mateljan, G. (2013). Brown Rice. Diambil kembali dari whfoods.org. Murray, R. K., Bender, D., Botham, K.,et al. (2009). Harper's Illustrated

Biochemistry. New York:McGraw-Hill.

PERKENI. (2015). Konsensus DM Tipe 2 Indonesia. Persatuan Endokrinologi Indonesia.

Purwani E Y, Yuliani S, Indrasari S D, Nugraha S, & Thahir, R. (2007). Sifat Fisiko-Kimia Beras dan Indeks Glikemiknya. Jurnal.Teknologi dan

Industri Pangan, Vol XVIII No.1, 59.


(19)

34

Universitas Kristen Maranatha

Sekar, A., & Ayustaningwarno, F. (2013). Analis Kandungan Zat Gizi Makro dan Indeks Glikemik Snack Bar Beras Warna sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropati Diabetik. Journal of Nutrition College, Vol 2, No. 4, 514-22.

Silbernagl, S., & Lang, F. (2007). Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Steel, R., & Torrie, J. (1987). Principles and Procedures of Statistics. New York: McGraw-Hill.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah daripada nasi putih.

5.2 Saran

 Penelitian dapat dilakukan terhadap SP dengan jenis kelamin yang berbeda.

 Penelitian dapat menggunakan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan sampel yang berasal dari darah vena.

 Penelitian menggunakan varian beras lainnya.


(2)

PERBANDINGAN PENINGKATAN KADAR

GLUKOSA DARAH PASCA KONSUMSI

NASI HITAM DENGAN PASCA

KONSUMSI NASI PUTIH

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

EVELYN NATHANIA

1310023

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(3)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, saya panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Nasi Putih dan Nasi Hitam terhadap Kadar Glukosa Darah” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat sebelum waktunya. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S. Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya tidak jarang dijumpai adanya halangan, rintangan, dan kesibukan sebagai mahasiswa kedokteran, namun dengan bantuan berbagai pihak yang mendukung, karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Hana Ratnawati, dr.,M.Kes., PA(K) sebagai pembimbing pertama penulis yang selalu mendukung, memberi ilmu, saran, masukan, dan ide-ide selama penulisan karya tulis ilmiah ini, juga atas perhatian, kesabaran, waktu, dan tenaga yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Hendra Subroto, Sp.PK. sebagai pembimbing kedua penulis atas dukungan, ilmu, saran, arahan, waktu, dan tenaga yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. dr. Sylvia Soeng, M.Kes., PA(K) yang telah bersedia meluangkan waktunya

menjadi koordinator sidang.

4. dr. Penny Setyawati, Sp. PK, M.Kes. dan dr. Decky Gunawan, M.Kes., AIFO yang telah bersedia meluangkan waktu menjadi penguji sidang. 5. Teman-teman yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, terimakasih

telah meluangkan waktu demi pembuatan KTI ini.

6. Anthony Setiawan dan keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(4)

7. Keluarga TBM Galenus, Wigelywood, Hula-hula, Kabinet JUARA khususnya dept. Pendpro yang telah memberikan dukungan dan perhatian agar karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

8. Edelina, Stefanie D.J , Alfonsa, Jessica Y., Christian E., Shintiagi E., Enrico N., Winanda W., Faizal, Liliana H. , Sheila T., Annisa P., Cica, Ayunda, Elizabeth, Fini, Fakhri, Petra, Puput, Reevaldo, Risya, Selly, Tita, Maria, Patricia, Samuel, Ninda, Gilang, Savira, Angela, Melisa, Hansel, Yosep, Amedea, Vilia, Allisa, Alfred, Ameldo, Yossie, Vina, Fionadine, Leoni, Ratna, Gungmas, Andrew, Yahdiel yang memberikan semangat, bantuan, dukungan dan perhatian.

9. Papa Setiadi S. Logamarta dan Mama Ifa Wijaya tercinta, dan adik Rosalyn Natasya terimakasih atas doa, dukungan dan bantuan bagi penulis untuk menyelesaikan KTI ini. KTI ini dipersembahkan khusus untuk kalian. 10.Ai Liliana, itiu Yogantara, wamak Ratna, wakong Chandra dan keluarga,

terima kasih atas kasih sayang, segenap bantuan, perhatian, doa, dan dukungan kepada penulis untuk menyusun KTI ini.

11.Kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian KTI ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, September 2016


(5)

33

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2010). American Diabetes Association. Dipetik 1 9, 2015, dari http://www.diabetes.org/

Autocheck, I. (2016).

Food and Agriculture Organization of The United Nations. (2013). Diambil

kembali dari www.fao.org/.

Ghosh, D., & Konishi, T. (2007). Anthocyanins and Anthocyanin- Rich Extracts Role in Diabetes and Eye Function. APJCN, 200-207.

Guo, H., Ling, W., Wang, Q., et al. (2007). Effect of Anthocyanin Rich Extract from Black Rice ( Oryza Sativa L. ) on Hyperlipidemia and Insulin Resistance in Fructose - Fed Rats. Springer, 1-2.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology. Indonesia: Elsevier.

Indrasari, S. D., Purwani, E. Y., & Wibowo, P. (2010). Evaluasi Mutu Fisik, Mutu Giling dan Kandungan Antosianin Kultivar Beras Merah. Pangan litbang

pertanian, 61.

Lee, J. H. (2010). Identificatian and Quantification of Anthocyanins from the Grains of Black Rice ( Oryza Sativa L. ) Varieties. Springer, 1.

Lippincott, W., & Wilkins Lippincott. (2014). Modern Nutrition in Health and

Disease.

Mateljan, G. (2013). Brown Rice. Diambil kembali dari whfoods.org. Murray, R. K., Bender, D., Botham, K.,et al. (2009). Harper's Illustrated

Biochemistry. New York:McGraw-Hill.

PERKENI. (2015). Konsensus DM Tipe 2 Indonesia. Persatuan Endokrinologi Indonesia.

Purwani E Y, Yuliani S, Indrasari S D, Nugraha S, & Thahir, R. (2007). Sifat Fisiko-Kimia Beras dan Indeks Glikemiknya. Jurnal.Teknologi dan

Industri Pangan, Vol XVIII No.1, 59.


(6)

34

Sekar, A., & Ayustaningwarno, F. (2013). Analis Kandungan Zat Gizi Makro dan Indeks Glikemik Snack Bar Beras Warna sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropati Diabetik. Journal of Nutrition College, Vol 2, No. 4, 514-22.

Silbernagl, S., & Lang, F. (2007). Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Steel, R., & Torrie, J. (1987). Principles and Procedures of Statistics. New York: McGraw-Hill.


Dokumen yang terkait

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Pedagang di Pasar Simpang Limun Medan Tahun 2015

9 66 73

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN SERAT DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH

1 10 23

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES Hubungan Antara Konsumsi Karbohidrat Dan Kolesterol Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Ii Rawat Jalan Di Rsud Dr.Moewa

0 2 8

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES Hubungan Antara Konsumsi Karbohidrat Dan Kolesterol Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Ii Rawat Jalan Di Rsud Dr.Moewa

0 3 19

PENGARUH KONSUMSI MINUMAN INSTAN (M) DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR GLUKOSA Pengaruh Konsumsi Minuman Instan (M) Dengan Frekuensi Berbeda Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus).

0 1 13

PENGARUH KONSUMSI MINUMAN INSTAN (M) DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR GLUKOSA Pengaruh Konsumsi Minuman Instan (M) Dengan Frekuensi Berbeda Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus).

0 1 12

Perbandingan Pengaruh Nasi Merah dan Nasi Hitam Terhadap Kenaikan Kadar Glukosa Darah.

0 0 25

Peningkatan Kadar Glukosa Darah Laki-laki Satu dan Dua Jam Pasca Konsumsi Instan Oatmeal Dibandingkan Mi Instan.

0 0 22

Perbandingan Pengaruh Nasi Putih Dengan Nasi Merah Terhadap Kadar Glukosa Darah.

0 0 20

PENGARUH KONSUMSI BERAS SIGER DARI UBI KAYU TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MANUSIA

0 1 10