JURNAL (WELLY DWIGA FITRIANDARI G0111086)

FITRIANDARI / HARGA DIRI REMAJA PEREMPUAN PENGUNA SKIN CARE

Hubungan antara Body Image dan Gaya Hidup Konsumtif dengan Harga Diri Remaja
Perempuan Pengguna Skin care di Kota Surakarta
The Relationship between Body Image and Lifestyle Consumptive with Self-esteem
Adolescent Girls Who Uses Skin care in Surakarta City
Welly Dwiga Fitriandari, Machmuroch, Pratista Arya Satwika
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebalas Maret

ABSTRAK
Harga diri merupakan dimensi global dari diri yang merupakan penilaian positif atau negatif yang
dibuat individu, yang menunjukkan sejauh mana individu menyukai diri sebagai individu yang mampu,
penting dan berharga. Harga diri remaja tidak terlepas dari pandangan remaja terhadap kondisi fisiknya
atau body image, sedangkan remaja menggunakan berbagai macam barang dan jasa yang mengarah
pada gaya hidup konsumtif untuk menunjang penampilan diri yang terkait dengan harga dirinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara body image, gaya hidup
konsumtif, dan harga diri remaja perempuan pengguna skin care di kota Surakarta.
Penelitian dilakukan pada lima skin care di kota Surakarta, yaitu: skin care N di Surakarta bagian
Barat, skin care E di Surakarta bagian Timur, skin care E di Surakarta bagian Selatan, skin care LB di
Surakarta bagian Utara, dan skin care L di Surakarta bagan Tengah, teknik pemilihan skin care dengan

menggunakan teknik cluster sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 80 remaja perempuan pengguna
skin care di kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive insidental sampling.
Alat ukur yang digunakan ada 3 skala, yaitu skala harga diri, skala body image, dan skala gaya hidup
konsumtif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan
program SPSS versi 23.0.
Berdasarkan hasil analisis terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara body image
dan gaya hidup konsumtif dengan harga diri remaja perempuan pengguna skin care di kota Surakarta
dengan signifikansi 0,000 (p Ftabel=3,115. Terdapat hubungan yang
signifikan antara body image dengan harga diri remaja perempuan pengguna skin care di kota Surakarta
dengan signifikansi 0,000 (p Ttabel=1,991. Terdapat hubungan yang
signifikan antara gaya hidup konsumtif dengan harga diri remaja perempuan pengguna skin care di kota
Surakarta, dengan signifikansi 0,002 (p Ttabel= 1,991.
Kata kunci: Harga diri, Body image, Gaya hidup konsumtif.

PENDAHULUAN
Seiring

dengan

bertambahnya


masa anak-anak menuju masa dewasa yang
usia

dan

berkembangnya fisik yang dialami manusia
dalam menjalani kehidupan, manusia akan
melalui masa yang disebut dengan masa
remaja. Santrock (2003) mendefinisikan remaja
sebagai masa perkembangan transisi antara

dimulai dari usia 10 tahun sampai 13 tahun dan
berakhir antara usia 18 tahun sampai 22 tahun,
yang ditandai dengan perubahan biologis,
kognitif,

dan

sosial-emosional.


Perubahan

biologis mencakup perubahan dalam hakikat
fisik individu. Perubahan kognitif meliputi
1

FITRIANDARI / HARGA DIRI REMAJA PEREMPUAN PENGUNA SKIN CARE

perubahan dalam pikiran, inteligensi dan

Salah satu faktor yang mempengaruhi harga

bahasa

diri individu adalah body image atau citra tubuh

tubuh.

Perubahan


sosial-emosional

meliputi perubahan dalam hubungan individu

(Santrock,

dengan manusia lain, yang meliputi emosi,

menjelaskan bahwa body image merupakan

kepribadian, dan peran dari konteks sosial

gambaran jasmani, citra mental seseorang

perkembangan.

mengenai tubuhnya sendiri. Individu dengan

Perkembangan fisik yang dialami pada masa

remaja akan menimbulkan berbagai

efek

psikologis.

yang

Hanya

sedikit

remaja

mengalami kateksis tubuh atau merasa puas
dengan tubuhnya.

Ketidakpuasan terhadap

perubahan fisik tersebut menjadi salah satu

penyebab timbulnya konsep diri yang negatif
dan kurangnya harga diri pada masa remaja

2007).

Widyatama

(2010)

body image negatif akan menganggap adanya
kekurangan dalam segi fisik. Hal ini menjadi
salah satu alasan para remaja untuk melakukan
perawatan di skin care. Oleh karena itu, tidak
heran jika saat ini banyak skin care, salon, spa
atau sejenisnya yang menawarkan berbagai
perawatan

tubuh

yang


dapat

menunjang

penampilan seseorang.

(Hurlock, 2004). Harga diri merupakan sikap

Skin care merupakan sebuah klinik kecantikan

terhadap diri sendiri yang diartikan sebagai

yang menawarkan pelayanan jasa di bidang

suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya

perawatan kesehatan dan kecantikan kulit,

yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang


rambut, kuku, yang ditangani oleh dokter

bernilai positif maupun negatif (Baron dan

spesialis.

Byrne, 2004). Selama masa transisi hidup,

penelitian yang telah dilakukan di salah satu

harga diri individu seringkali mengalami

skin care di kota Surakarta, perawatan tersebut

penurunan. Harga diri mengalami penurunan

dilakukan karena mereka ingin mengikuti

dari awal atau pertengahan hingga akhir SMA,


trend, dan untuk menunjang penampilan fisik

dan dari SMA hingga memasuki dunia kampus

agar lebih cantik dan menarik sehingga dapat

(Santrock, 2007)

diterima dan dihargai oleh orang-orang di

Grafik 1. Harga Diri Sepanjang Masa Hidup

Berdasarkan

hasil

survey

pra-


sekitarnya.
Perhatian terhadap penampilan diri merupakan
minat yang besar pada usia remaja, hal ini
ditunjukkan dengan perilaku membeli terhadap
barang-barang

yang

dapat

merawat

dan

meningkatkan penampilan dirinya (Hurlock,
2004).

Perilaku


membeli

barang

dan

menggunakan jasa tersebut dapat menimbulkan
suatu gaya hidup konsumtif (Djudiyah dan
Hadipranata,

2002).

Triyaningsih

(2011)
2

FITRIANDARI / HARGA DIRI REMAJA PEREMPUAN PENGUNA SKIN CARE

menyatakan bahwa gaya hidup konsumtif

aspek-aspek yang terkandung dalam harga

merupakan sebuah perilaku membeli dan

diri yaitu :

menggunakan barang yang tidak didasarkan

a. Power (kekuatan)

pada pertimbangan yang rasional dan memiliki

Kekuatan

kecenderungan untuk mengonsumsi sesuatu

kemampuan

tanpa

orang

batas

dimana

mementingkan

faktor

individu
keinginan

lebih
daripada

dapat

diukur

individu

lain

berdasarkan
mempengaruhi

melalui

penguasaan

perilakunya. Kekuatan ini juga bisa

kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan

ditunjukkan

dan kenyamanan fisik.

penerimaan, dan penghormatan dari orang

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik
untuk

melakukan

penelitian

mengenai

“Hubungan antara Body Image dan Gaya Hidup
Konsumtif

dengan

Harga

Perempuan Pengguna

Diri

Remaja

Skin care di kota

Surakarta”.

dalam

penghargaan,

lain. Individu yang mempunyai kekuatan
ini

akan

menunjukkan

sikap

asertif

mempunyai semangat yang tinggi.
b. Significance (keberartian)
Keberartian yang didapat individu dapat
dilihat

dari

penerimaan,

perhatian,

penghargaan, dan adanya kasih sayang
dari orang lain.
DASAR TEORI

c. Virtue (kebajikan)
Kebajikan ditunjukkan individu dengan

1. Harga Diri
Harga diri adalah dimensi global dari diri
yang merupakan penilaian positif atau
negatif yang dibuat individu. Tentang hal
yang

berkaitan

menunjukkan

dengan
sejauh

dirinya,
mana

yang

individu

menyukai dirinya sebagai individu yang
mampu, penting dan berharga. Secara
singkat harga

diri adalah

“personal

adanya kesesuaian dengan moral dan etika
yang berlaku di lingkungan sekitarnya.
d. Competence (kompetensi)
Kompetensi dilihat pada individu yang
mempunyai kemampuan atau skill yang
cukup.
2. Body Image
Body

image

adalah

pikiran,

perasaan,

judgment” mengenai perasaan berharga atau

persepsi dan evaluasi individu terhadap

berarti yang di ekspresikan dalam sikap-

tubuh

sikap individu terhadap dirinya.

digambarkan dengan kepuasan tubuh dan

Burn (1993) menyatakan ada lima faktor
yang memengaruhi harga diri seseorang,
yaitu: Pengalaman, pola asuh, lingkungan
sosial, sosial ekonomi, dan body image.
Coopersmith (1998) menyebutkan bahwa

dan

penampilan
meliputi

penampilan

fisik
penilaian

secara

dirinya,

yang

keseluruhan

kehalusan

wajah,

kelangsingan tubuh, berat tubuh, dan tinggi
tubuh, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
biologis, psikologis, historis, sosiokultural
3

FITRIANDARI / HARGA DIRI REMAJA PEREMPUAN PENGUNA SKIN CARE

berat badan yang digambarkan melalui

dan faktor individual.
Thompson (1990) mengemukakan bahwa
body image dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu: tahap perkembangan, berat
badan dan persepsi derajat kekurusan dan
kegemukan,

tren

yang

berlaku

di

masyarakat, dan sosialisasi.

bahwa aspek-aspek body image adalah:
penampilan

(appearance

evaluation)

Penilaian individu terhadap penampilan
tubuh

secara

keseluruhan,

perasaan

menarik atau tidak menarik, memuaskan
atau tidak memuaskan, kenyamanan dan
ketidaknyamanan terdahap penampilan
tubuh.
b. Orientasi

e. Pengkategorian

ukuran

tubuh

(self

classified weight)

Menggambarkan bagaimana seseorang
mempersepsikan,

memandang,

dan

menilai mengenai berat badan mereka,
apakah kurus atau gemuk.

Cash dan Pruzinsky (2002) menyebutkan

a. Evaluasi

perilaku nyata dalam aktivitas sehari-hari

penampilan

(appearance

3. Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif adalah pola perilaku
atau tindakan individu untuk mengonsumsi
barang atau jasa yang bukan merupakan
prioritas

kebutuhannya

dan

tanpa

diperhitungkan secara rasional sehingga
sifatnya menjadi berlebihan,

yang dapat

memberikan kepuasan, kenyamanan fisik
dan hasrat untuk memenuhi kesenangan.
Gaya hidup konsumtif tidak terlepas dari
berbagai faktor yang mempengaruhinya.

orientation)

ditunjukkan

Menurut Kotler (2000) faktor yang dapat

perhatian

mempengaruhi gaya hidup konsumtif ada

terhadap penampilan diri, serta berbagai

dua, yaitu: faktor internal (usia, kepribadian,

usaha

untuk

keadaan ekonomi, motivasi, persepsi, dll)

meningkatkan

dan faktor eksternal (kebudayaan, kelas

penampilan diri agar mencapai tingkat

sosial, keluarga, kelompok acuan, peran dan

yang memuaskan.

status). Menurut Lina dan Rosyid (1997)

Orientasi

penampilan

individu

dalam

yang

tingkat

dilakukan

memperbaiki

dan

c. Kepuasan terhadap bagian atau area

aspek-aspek gaya hidup konsumtif, yaitu:
a. Pembelian Impulsif

tubuh (body area satisfaction)
Merupakan perasaan puas atau tidak

Pembelian impulsif ditunjukkan dengan

puas individu terhadap bagian tubuh

adanya perilaku membeli yang semata-

tertentu secara spesifik.

mata didasari atas keinginan sesaat yang

d. Kecemasan menjadi gemuk (overweight

tanpa

mempertimbangkan

terlebih dahulu dan tidak memikirkan apa

occupation)

Kecemasan

dilakukan

individu

terhadap

kegemukan dan kewaspadaan terhadap

yang akan terjadi ke depannya atau efek
jangka panjang.
4

FITRIANDARI / HARGA DIRI REMAJA PEREMPUAN PENGUNA SKIN CARE

Utara, dan skincare L di Surakarta bagan

b. Pemborosan
Gaya hidup konsumtif sebagai salah satu
perilaku

yang

menghamburkan

ditandai
uang

tanpa

dengan
didasari

adanya kebutuhan yang jelas.

barang

3. Alat Ukur Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari tiga skala yaitu skala harga

c. Mencari kesenangan
Pembelian

Tengah.

didasari

atas

kesenangan semata, dan didasari atas
kenyamanan dan kebutuhan fisik.

diri, skala body image, dan skala gaya hidup
konsumtif. Model skala yang digunakan
adalah skala likert yang terdiri dari respon
jawaban sangat sesuai (SS). Sesuai (S), tida
sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS).

METODE PENELITIAN

Pernyataan

dalam

skala

penelitian

ini

mengandung

aitem

Penelitian ini menggunakan dua variabel

unfavourable.

Uji

bebas dan satu variabel tergantung. Variabel

menggunakan

teknik

tergantung dalam penelitian ini adalah harga

Pearson,

diri, sedangkan variabel bebasnya adalah

menggunakan formula Alpha

body image dan gaya hidup konsumtif.

dengan program Statistical Product and

1. Variabel Penelitian

favourable

validitas

sedangkan

dilakukan

Product

uji

dan

Moment

reliabilitas
Cronbach

Service Solution (SPSS) versi 23.0.

2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 80 remaja

4. Teknik Analisis

perempuan pengguna skin care di kota

Teknik analisis data yang digunakan dalam

Surakarta,

penelitian

yang dipilih

dengan

teknik

ini

adalah

analisis

regresi

dan

berganda, untuk mengetahui pengaruh atau

memenuhi kriteria sbb: remaja perempuan

hubungan antar ketiga variabel penelitian.

dengan rentang usia antara 15 sampai 21

Penggunaan teknik analisis regresi ganda

tahun, telah menggunakan produk atau jasa

karena penelitian ini terdiri dari dua variabel

di

tahun,

bebas, yaitu body image dan gaya hidup

berpendidikan minimal SMP (bisa membaca

konsumtif, serta satu variabel tergantung,

dan menulis).

yaitu harga diri. Perhitungan dilakukan

purposive

skin

insidental

care

lebih

sampling,

dari

dua

Sedangkan teknik pemilihan skin care dalam
penelitian ini menggunakan teknik cluster

dengan program Statistical Product and
Service Solution (SPSS) versi 23.0.

sampling, yaitu: skincare N di Surakarta

bagian Barat, skincare E di Surakarta bagian
Timur, skicare E di Surakarta bagian
Selatan, skincare LB di Surakarta bagian
5

FITRIANDARI / HARGA DIRI REMAJA PEREMPUAN PENGUNA SKIN CARE

signifikansi (linearity) adalah 0,000

HASIL- HASIL

(p 5 mengindikasikan

0,05 atau 5% (Ghozali, 2012). Nilai

terjadi multikolinieritas. Hasil

signifikansi

multikolinieritas

yang

dihasilkan

adalah

ada

(VIF)

tidaknya

pada

hubungan

model

regresi.

uji

mendapatkan

nilai

0,685 (p>0,05), yang berarti bahwa

Variance Inflation Factor (VIF) kurang

dalam model regresi variabel penganggu

dari 5, maka mengindikasikan tidak

atau residual memiliki distribusi normal.

terjadi multikolinearitas.

b. Uji Linieritas
Uji

b. Uji heteroskedastisitas

linieritas

digunakan

untuk

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

mengetahui dua variabel mempunyai

menguji apakah dalam model regresi

hubungan

terjadi

linear

atau

tidak

secara

ketidaksamaan

dari

variance

signifikan. Pengujian linieritas dalam

residual. Metode pengujian untuk uji

penelitian ini menggunakan test of

heteroskedastisitas pada penelitian ini

linierity

dengan

bantuan

program

Statistical Product and Service Solution

(SPSS)

versi

23.0.

Dua

adalah dengan melihat titik-titik pada
pola scatterplots.

variabel

Gambar 1. Scatterpot

dikatakan linear jika signifikansinya

Scatterplot

(linearity) kurang dari 0,05.

Dependent Variable: Harga Diri

Hubungan antara body image dengan
harga diri menunjukan hubungan yang
linier, dikarenakan nilai signifikansi
(linearity)

adalah

0,000

(p