Zonasi Alterasi Penampang Vertikal Urat Rorah Kadal Daerah Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

DAFTAR TABEL

Hal.
Tabel 1.1

Waktu Penelitian………………………………………………

Tabel 2.1

Suhu pembentukan beberapa mineral alterasi (modifikasi

5

penulis berdasarkan Hedenquist,1997; Corbett dan Leach,
1996) ………………………………………………………….

14

Tabel 2.2

Pembagian tipe alterasi menurut Corbett dan Leach (1996) …


18

Tabel 2.3

Karakteristik umum endapan emas epitermal sulfidasi rendah
(Hedenquist & Reid,1985) ……………………………………

Tabel 3.1

25

Presentase ubahan mineral sekunder (Lawless dan White,
1997) ………………………………………………………….

30

Tabel 4.1

Kandungan mineral hasil analisi petrografi titik bor DRK 3 …


52

Tabel 4.2

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1919 ……………………………………..

Tabel 4.3

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1414 ……………………………………..

Tabel 4.4

54

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1907 dan 1416………….………………..


Tabel 4.5

53

55

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1914 dan 1415 …………………………..

57

Tabel 4.6

Kandungan mineral hasil analisis petrografi titik bor DRK 8 ..

65

Tabel 4.7

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan

xvi

panjang gelombang 1920 ……………………………………..
Tabel 4.8

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1921 dan 1414 …………………………..

Tabel 4.9

66

67

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1920 ……………………………………..

68

Tabel 4.10


Kandungan mineral hasil analisis petrografi titik bor DRK10 .

75

Tabel 4.11

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1915 …………………………………...

Tabel 4.12

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1912 …………………………………...

Tabel 4.13

78

Interpretasi (Hedenquist, 1997) paragenesis mineral alterasi

pada lubang bor DRK 3 ………………………………………

Tabel 4.15

77

Mineral yang teridentifikasi dari analisis ASD dengan
panjang gelombang 1915 dan 1414 ………………………......

Tabel 4.14

76

79

Jenis mineral dengan interval suhu dan keasaman lingkungan
pembentukan (Hedenquist, 1996). Mineral dicetak huruf
merah adalah mineral yang terdapat pada zona opalin silikakaolinit-smektit ……………………………………………….

Tabel 4.16


81

Jenis mineral dengan interval suhu dan keasaman lingkungan
pembentukan (Hedenquist, 1996). Mineral dicetak huruf
merah adalah mineral yang terdapat pada zona smektit-epidot
-karbonat …………………………………………...................

Tabel 4.17

Interpretasi (Hedenquist, 1997) paragenesis mineral alterasi
xvii

82

pada lubang bor DRK 8 ………………………………………
Tabel 4.18

83


Jenis mineral dengan interval suhu dan keasaman lingkungan
pembentukan (Hedenquist, 1996). Mineral dicetak huruf
merah adalah mineral yang terdapat pada zona smektit-ilitkaolinit ………………………………………………………..

Tabel 4.19

84

Jenis mineral dengan interval suhu dan keasaman lingkungan
pembentukan (Hedenquist, 1996). Mineral dicetak huruf
merah adalah mineral yang terdapat pada zona epidot-kloritkarbonat ………………………………………………………. 86

Tabel 4.20

Interpretasi (Hedenquist, 1997) paragenesis mineral alterasi
pada lubang bor DRK 10 ……………………………………..

Tabel 4.21

87


Jenis mineral dengan interval suhu dan keasaman lingkungan
pembentukan (Hedenquist, 1996). Mineral dicetak huruf
merah adalah mineral yang terdapat pada zona opalin silikasmektit-klorit …………………………………………………. 88

Tabel 4.22

Jenis mineral dengan interval suhu dan keasaman lingkungan
pembentukan (Hedenquist, 1996). Mineral dicetak huruf
merah adalah mineral yang terdapat pada zona klorit-epidotkarbonat ……………...……………………………….............

Tabel 4.23

Jenis mineral dengan interval suhu dan keasaman lingkungan
pembentukan

(Hedenquist,

1996).


Kotak

biru

adalah

epithermal ore deposition (A) Bor DRK 3 (B) Bor DRK 8 ….
Tabel 4.24

90

Jenis mineral dengan interval suhu dan keasaman lingkungan
xviii

96

pembentukan

(Hedenquist,


1996).

Kotak

biru

adalah

epithermal ore deposition lubang bor DRK 10 ………………

xix

97