Analisa Komparasi experimental kinerja pompa kalor dengan menggunakan R-134a dan MC 134 untuk produksi air panas.

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 1 No. 1, Desember 2015 (61 –68)

Analisa komparasi eksperimental kinerja pompa kalor dengan
menggunakan refrigerant R – 134a dan MC – 134 untuk produksi
air panas
I Gede Putu Adi Pratama, Hendra Wijaksana, I Nengah Suarnadwipa
Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali
Abstrak
Ketersedian air panas pada sebuah hotel, usaha dibidang jasa penginapan atau rumah tangga semakin banyak diminati untuk
memenuhi kenyamanan dari setiap penghuni rumah maupun penginapan. Terdapat berbagai jenis alat untuk menghasilkan
panas sebagai pemanas air, diantaranya dengan menggunakan panas dari energi listrik (heater), energi panas matahari,
boiler, dan pompa kalor. Dalam penelitian ini penulis mengangkat topik mengenai pompa kalor yang merupakan suatu alat
yang cukup efektif untuk menghasilkan air panas. Pompa kalor ini akan menggunakan kondensor tipe tube in tube dengan
aliran air yang masuk berlawanan arah dengan aliran refrigeran. Pada penelitian ini laju aliran air akan di variasikan dari
2 L/min, 3 L/min, 4 L/min sampai 5L/min serta refrigerant yang digunakan adalah R-134a dan MC-134 yang bersifat
hidrokarbon. Dari hasil penelitian didapat daya listrik yang dikonsumsi ketika menggunakan refrigeran R-134a lebih tinggi
mencapai 718.98 Watt, Temperatur air yang dihasikan dari proses pemanasan pada kondensor tube in tube mencapai
45.90°C, COP dari sistem pompa kalor pada laju alian air 5 L/min sebesar lebih kecil 1.82, dan ketika menggunakan MC134 daya yang dikonsumsi mencapai 581.13 Watt, temperatur air mencapai 45.25°C dan COP yang pada laju aliran air 5
L/min sebesar 2.16.
Kata kunci: Pompa Kalor, Refrigeran, Kondensor Tube in Tube, Kinerja
Abstract

Hot water has becoming more important to be provided whether by hotel, home stay or private houses to increase conveniences
of their tenants. There are now various equipments available that can be used to produce hot water such as, heater, boiler
and heat pump. This report describes heat pump which is hypothesized as very effective to produce hot water. This heat pump
uses a tube in tube condenser type where water flow in the condenser is at a reverse direction relative to the flow of refrigerant.
In this study, water flow rate was varied from 2 L/min, 3 L/min, 4 L/min and 5 L/min using two kind of hydro carbon
refrigerants, i.e. R-134a and MC-134. This study found that when using R-134a refrigerant, heat pump consumed 718.98 watt
electric power. Under this conditions, heating processes in this condenser increased water temperature into 45.90°C. In this
system, COP was 1.82 when rate of water flow is 5 L/min. A different result was found when refrigerant in the system was
changed with MC-134. Under this type of refrigerant, heat pump consumed 581.13 watt electric power and heating process
in condenser increased temperature into 45.25°C. Under condition of MC-134, COP was 2.16 when water flow in the
condenser was 5 L/min.
Key words: Heat pump, refrigerant, tube in tube condenser, Perfomance

1.

diminati oleh industri karena memiliki keuntungan
dari segi konsumsi energi untuk mengoperasikan
pompa kalor dan energi yang dihasilkan pada proses
pemanasan air.
Semakin tingginya perhatian para pecinta

lingkungan terhadap isu pemanasan gelobal dan
menipisnya lapisan ozon, maka penggunaan bahan bahan yang merusak lingkungan diupayakan untuk
dikurangi. Salah satu bahan yang dianggap dapat
merusak lingkungan adalah CFC. Maka dari itu
pentingnya pengurangan penggunaan refrigeran
jenis HFC yang terkandung dalam R – 134a dengan
mengganti ke alternative baru yang lebih ramah
lingkungan yaitu refrigeran yang terbuat dari bahan
alami jenis hidrokarbon (HC).
Rasta (2009) telah melakukan penelitian yang
memanfaatkan panas buang kondensor sebagai
pemanas air. Namun penelitian yang dilakukan
adalah menggunakan tipe kondensor sirip biasa
yang dicelupkan kedalam air dan proses pemanasan
hanya memanfaatkan air yang berada di dalam bak

Pendahuluan

Setiap industri berupaya untuk menciptakan
sebuah teknologi tepat guna yang dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat akan kenyamanan. Industri
perhotelan misalnya, menggunakan kenyamanan
sebagai modal utama dalam menjalankan bisnis
dibidang jasa. Untuk memenuhi keadaan yang
nyaman tersebut, berbagai fasilitas disediakan
seperti fasilitas air panas dan fasilitas pendingin
ruangan.
Ketersediaan fasilitas air panas merupakan
salah satu unsur yang harus dipenuhi agar hotel
dapat menjual jasanya kepada pelanggan. Berbagai
mesin pemanas air saat ini telah dikembangkan
menggunakan berbagai sumber energi, misalnya: (1)
Pemanas air yang memanfaatkan energi dari sinar
matahari, (2) Pemanas air yang menggunakan bahan
bakar solar (boiler) dan (3) pemanas air yang
menggunakan teknologi pompa kalor (heat pump).
Pompa kalor adalah mesin pemanas yang sangat
_________________________________
Korespondensi: Tel. 081933119796.: E-mail: [email protected]


1

I Gede Putu Adi Pratama, Hendra Wijaksana, & I Nengah Suanadwipa /Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 1 No.
1, Desember 2015 (61 –68)

kompresi uap terdapat dua bagian yang berfungsi
sebagai penyerap kalor yang dimafaatkan sebagai
penyejuk ruangan dan bagian pembuang kalor pada
kondensor. Panas yang dihasilkan oleh proses
pengembunan ini akan diserap oleh air yang akan
merubah teperatur air menjadi lebih tinggi.

penampung
air
untuk
dipanaskan
yang
menyebabkan meningkatnya temperatur hingga
panas air menjadi setara dengan temperatur
kondensor, hal ini akan berpengaruh kepada proses

perpindahan panas pada kondensor yang
dimanfaatkan sebagai pompa kalor.
Suputra (2006) telah melakukan penelitian
mengenai
penggantian
refrigeran
yang
dimanfaatkan untuk proses pendinginan pada mesin
pendingin. Penelitian yang dilakukan oleh Suputra
berfokus kepada performa bagian air contioning
atau penyejuk udara ruangan pada mesin.
Pompa kalor yang akan digunakan
menggunakan tipe kondensor tube in tube dan dua
buah penampung air, maka proses pemanasan air
yang pada kondensor tidak terjadi secara berulang –
ulang dan lebih efisien dalam menghasilkan air
panas. Penggantian refrigeran dari yang sebelumnya
menggunakan R – 134a ke refrigerant jenis
hidrokarbon sebagai fluida yang bersirkulasi dalam
mesin pompa kalor, dapat mengurangi penggunaan

refrigeran sintetis dan ramah lingkungan.
Dengan melajutkan penelitian sebelumnya,
yaitu dengan menggunakan kondensor tipe tube in
tube dan refrigeran hidrokarbon pada pompa kalor,
maka diharapkan air panas yang dihasilkan lebih
optimal, proses perpindahan panas dari kondensor
ke air menjadi lebih baik karena tidak terjadi proses
pemanasan yang berulang – ulang, performa mesin
menjadi lebih baik dari segi konsumsi energinya dan
lebih ramah lingkungan.
Berdasarkan uraian singkat dan latar belakang
di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana performa pompa kalor ketika
dilakukan penggantian refrigeran R-134a ke MC134 (hidrokarbon) dan variasi laju aliran air yang
masuk kedalam kondensor tipe tube in tube terhadap
pemanasan air, daya yang dibutuhkan kompresor,
dan COP Pemanasan?.
Untuk memberikan arah perencanaan dan analisa
diberikan batasan masalah sebagai berikut:
1.

2.

3.
4.

5.

2.2 Siklus Kompresi Uap
Siklus daur kompresi uap merupakan daur
yang banyak digunakan dalam sistem refrigerasi.
Pada proses ini kompresor berkerja untuk menekan
uap refrigeran kemudian diembunkan menjadi
cairan lalu tekanannya di turunkan agar cairan
tersebut dapat menguap kembali.

Gambar 2.1 Diagram Mollier dan Keadaan Fisik
Refrigeran (Sumber: Wiranto Arismunandar,
Penyegaran Udara, hal. 107)
2.3 Refrigeran
Refrigeran adalah suatu media (fluida) perambat

panas yang menyerap panas dengan menguapkan
pada temperatur dan tekanan rendah serta
melepaskan panas dengan jalan mengembunkannya
pada temperatur yang dan tekanan yang tinggi. Jadi
refrigeran yang ada pada sistem (refrigeration cycle)
mudah mengalami perubahan phase dari cair
menjadi gas maupun sebaliknya.
2.4 Laju Pemanasan Air

Refrigeran yang digunakan adalah R-134a
dan MC 134a
Sistem mesin pompa kalor yang digunakan
adalah
traineer
Air
Conditioning,
Refrigeration, and Heat Pump Unit di lab
Teknik Pendingin dan Tata Udara
Politeknik Negeri Bali
Terlindung dari sinar matahari

Pengujian difokuskan pada konsumsi
energi listrik, COP pemanasan, dan Proses
pemanasan air pada kondensor.
Kondisi lingkungan sekitar dianggap
konstan

Laju Pemanasan Air adalah kecepatan peningkatan
temperatur oleh sistem pemanasan air pada
kondensor tube in tubesatuan waktu tertentu. Laju
pemanasan air (q ȧ ir) dapat dihitung dengan
persamaan berikut:

=

(

)

(2.1)


Dimana:
q_kon = Kalor yang dilepas oleh kondensor (kj/s),
h3= enthalpi akhir kondensor (kj/kg), h2= enthalpi
awal kondensor (kj/kg),
= laju aliran massa
refrigerant.

2. Dasar Teori
2.1 Heat Pump (Pompa Kalor)

2.2 Kerja Kompresor
Kerja kompresi (kj/kg) merupakan perubahan
enthalpi proses 1 – 2 gambar 2.4. yang dinyatakan
sebagai berikut:

Mesin yang berfungsi untuk memindahkan panas
dari satu lokasi (atau sumber) ke lokasi lainnya
dengan proses daur siklus kompresi uap. Pada mesin

2


I Gede Putu Adi Pratama, Hendra Wijaksana, & I Nengah Suanadwipa /Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 1 No.
1, Desember 2015 (61 –68)

=(

)

(2.3)

Dimana:
wc = Kerja Kompresor (kj/kg) h1= enthalpi
awal kompresi (kj/kg), h2 = enthalpi akhir
kompresi (kj/kg)
2.3 Daya Kompresor
Daya kompresor merupakan hasil kali antara laju
aliran massa dengan kenaikan enthalpi gas selama
pross kompresi isentropik. Jika dilihat dari refrigeran
maka persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

=

.

(2.4)

Dimana:
= kerja kompresor (kJ/kg)
kompresor (kJ/s),

== daya

= laju aliran massa (kg/s)

Gambar 3.1 Skematik Pompa Kalor Dengan
Kondensor Tube In Tube
Keterangan:
(1) Bak penampung air dingin kapasitas 45,4 L, (2)
Bak penampungan air panas 45,4 L (3)Pompa air
dengan kapasitas 30 L/min, (4) Katup bypass, (5)
Katup untuk mengatur laju aliran air, (6) Kondensor
tube in tube (7) Flowmeter air, (8) Flowmeter
refrigeran, (9)Katup ekspansi, (10) Evaporator, (11)
Kompresor, (12) P1, P2, dan P3 pengukur tekanan,
(13) T1, T2, T3, Pengukur temperatur
(thermocouple)

Dan dilihat dari daya listrik yang terukur
menggerakan motor kompresor maka persamaan
dapat dituliskan sebagai berikut:

= . . cos

(2.5)

Dimana:
Pc = daya kompresor (Watt), V = tegangan listrik
(Volt), I = kuat arus listrik (Ampere), Cosθ = Faktor
Daya
2.4 COP Heating
Secara aktual COP Pemanasan air dapat dihitung
dengan membagi laju pemanasan air (q ̇_air) dengan
daya listrik yang terukur. Yang dapat dituliskan
sebagai berikut:

=

4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Rata – rata Temperatur yang dihasilkan
dari proses pemanasan air pada kondensor
tube in tube pada refrigerant R – 134a dan
MC-134 dengan laju aliran air 5 sampai 2
Liter/menit.

(2.6)

48.00

Dimana:
COP Pemanasan = koefisien prestasi atau untuk
kerja,
= Laju pemanan Air (kJ/s),
= daya kompresor (kJ/s)

Temperatur Air (◦C)

3.

45.90

46.00

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen. dimana suatu
studi atau analisa harus terstruktur dengan baik
sehingga dapat dengan mudah menerangkan
atau menjelaskan penelitian yang dilakukan.

44.00 45.25

42.27
y = -2.5376x + 49.579

42.00

38.45

41.56

40.00

37.97

38.00
38.00

36.00

35.94
y = -3.371x + 52.437

34.00
32.00
1.5

2.5

3.5

4.5

Laju Aliran Air (L/min)

3.1 Instalasi Penelitian
Diagram skematik pompa kalor yang akan
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.1. Proses Sirkuasi air dan refrigeran untuk
memproduksi air panas dengan menggunakan
kondensor tipe tube in tube dan dua buah
penampung air.

TEMPERATUR AIR (◦C) MC 134
TEMPERATUR AIR (◦C) R-134
Linear (TEMPERATUR AIR (◦C) MC 134)
Linear (TEMPERATUR AIR (◦C) R-134)

Gambar 4.1 Grafik Laju Aliran Air Terhadap
Temperatur Air

3

5.5

I Gede Putu Adi Pratama, Hendra Wijaksana, & I Nengah Suanadwipa /Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 1 No.
1, Desember 2015 (61 –68)

Dari gambar 4.1 grafik laju aliran terhadap
temperature air menunjukan bahwa capain
temperatur air tertinggi berada pada laju aliran air 2
L/min dengan temperatur 45.90°C ketika
menggunakan refrigerant R-134a dan 45.25 ketika
menggunakan refrigerant MC-134. Temperatur air
yang ideal untuk mandi yaitu berkisar antara 40°C
sampai dengan 45°C.

134, hal ini disebabkan nilai densitas yang dimiliki
oleh MC-134 lebih rendah yang berarti refrigerant
MC-134 memiliki sifat yang lebh ringan.
daya R134a
718.98

DAYA (WATT)

750.00

4.2 Rata – rata laju pemanasan air yang
dihasilkan pada refrigerant R – 134a dan
MC-134 dengan laju aliran air 5 Liter/menit
sampai 2 Liter/menit.

650.00

581.13

q air (kJ/s)

1.70

1.23

1.42

1.30
2.5

3.5

4.5

5.5

Laju Aliran Air (L/min)

3.00

q air (kJ/s) R-134

3.50

2.60

2.78

2.50
COP

q air (kJ/s) MC 134

2.50

4.50

5.50

4.4 Rata – rata COP yang dihasilkan pada
refrigerant R – 134a dan MC-134 dengan
laju aliran air 5 sampai 2 Liter/menit.

1.10
1.5

571.24

Gambar 4.3 Grafik Laju Aliran Air Terhadap Daya
Listrik

1.57

1.51

540.11

677.83

LAJU ALIRAN AIR L/MIN

1.45

1.50

564.78

688.97

450.00

1.72

1.63

708.80

550.00

1.50
1.90

daya mc 134

Gambar 4.2 Grafik Laju Aliran Terhadap Laju
Pemanasan Air

2.00

2.27

y = -0.1546x + 3.0611
2.55
2.16

2.42
2.10

1.82
y = -0.1697x + 2.7476

1.50
1.00

Gambar 4.2 menunjukan grafik laju aliran air
terhadap laju pemanasan air ketika menggunakan
refrigerant R-134a dan MC – 134 pada heat pump
dengan menggunakan kondensor tipe tube in tube
dimana laju aliran antara air dan fluida mengalir
secara counter flow. Laju aliran air yang
divariasikan dari 2 L/min, 3 L/min, 4 L/min, dan 5
L/min, maka nilai dari laju pemanasan air secara
berturut – turut ketika menggunakan MC – 134
adalah 1.51 kJ/s, 1.57 kJ/s, 1.42 kJ/s, dan 1.23 kJ/s,
ketika menggunakan refrigerant R-134a laju
pemansan air yang didapat secara berturut – turut
adalah 1.63 kJ/s, 1.72 kJ/s, 1.45 kJ/s dan 1.23
kJ/min. Jadi semakin besar laju aliran air yang
menggalir pada heat pump khususnya pada bagian
kondensor tube in tube dengan tipe aliran counter
flow menumjukan semakin besar laju aliran air yang
mengalir maka laju pemanasan air akan kecil oleh
karena proses perpindahan kalor yang terjadi secara
konvensi semakin cepat.

1

2

3

4

5

6

Laju aliran air (L/min)
COP MC 134
COP R-134
Linear (COP MC 134)
Linear (COP R-134)

Gambar 4.4 Grafik Laju Aliran Air Terhadap COP
Gambar 4.4 menunjukan grafik Laju aliran Air
terhadap COP (Coefisien Of Performance), dari
grafik tersebut menunjukan ketika laju aliran air
semakin tinggi maka COP yang didapat semakin
rendah mencapai 2.16 ketika mengunaka MC-134
dan 1.82 ketika menggunakan R-134a. dari kurva
parabola pada grafik menynjukan bahwa COP yang
optimal terdapat pada laju aliran air 3 L/min dengan
COP yang didapat adalah 2.78 ketika manggunakan
MC-134 dan 1.82 ketika menggunakan R-134a.

4.3 Rata – rata daya listrik pada refrigerant R134a dan MC-134 dengan laju aliran air 5
Liter/menit sampai 2 Liter/menit
Gambar 4.3 dibawah menunjukan grafik laju
aliran air terhadap daya listrik, dimana semakin
tinggi laju aliran air yang menggalir maka daya
listrik yang dikonsumsi semakin kecil. Dari gambar
tersebut juga menunjukan bahwa ketika
menggunakan refrigerant R-134a daya yang
dikonsumsi lebih besar di bandingkan dengan MC -

5.
5.1

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan pada pompa
kalor dengan mengganti refrigerant dari R-134a ke
MC – 134 serta laju aliran air yang divariasikan dari
5 L/min, 4 L/min, 3 L/min, dan 2 L/min maka dapat
ditari kesimpulan sebagai berikut:

4

I Gede Putu Adi Pratama, Hendra Wijaksana, & I Nengah Suanadwipa /Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 1 No.
1, Desember 2015 (61 –68)

hidrokarbon terkena api. Untuk
meningkatkan performa dari pompa
kalor ini maka diperlukan penelitian
yang lebih lanjut agar menjadi lebih
baik dari sebelumnya.

1.

Pada pemakain refrigerant R-134a
temperatur air yang dihasilkan lebih
tinggi namun tidak berbeda jauh dengan
pemakain MC-134, perbedaan yang
didapat pada laju aliran 5 L/min, 4
L/min, 3 L/min, dan 2 L/min air sebesar
5.65 %, 1.18%, 1.71%, dan 1.44%.
2. Daya listrik yang di konsumsi ketika
melakukan percobaan laju aliran air
dari 5 L/min, 4 L/min, 3 L/min, dan 2
L/min
didapat
dimana
dengan
menggunakan refrigerant R-134a daya
listrik yang dikonsumsi oleh pompa
kalor lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan refrigeran MC-134
dengan dengan persentase perbedaan
daya listrik pada 5L/min sebesar
18.66%, 4 L/min sebesar 23.44%,
3L/min sebesar 25.50%, dan pada 2
L/min sebesar 23.72%
3. Ketika menggunakan refrigerant R134a COP yang didapat pada masing –
masing percobaan laju aliran dari
5L/min sampai 2 L/min dengan range
sebesar 1.82 sampai dengan 2.78. Dan
ketika dilakukan pnggantian ke MC134 COP yang didapat pada masing –
masing percobaan perubahan laju aliran
air dari 5L/min sampai dengan 2 L/min
didapat COP dengan range dari 2.16
sampai dengan 2.78. Jadi dapat
diketahui bahwa dengan menggunakan
refrigeran MC-134 maka pompa kalor
bekerja lebih baik dan efisien.
Jadi ketika menggunakan refrigeran MC134 lebih efektif dalam pompa kalor, karena
lebih hemat daya listrik dan ramah
lingkungan.

Daftar pustaka
[1]
Anonim (2012), Computer Controlled
Refrigeration
Unit
THAR22C
Manual. Edibon.
[2]
Anonimus (2014), Pompa kalor (Heat
pump),
Diakses
24
September2014.http://angahazhari.bl
ogspot.com/2011/11/pompa-kalorheat-pump.htmlAnonimus
(2014),
Refrigerant Ramah Lingkungan,
Diakses
5
November2014.
http://forum.detik.com/freon-hcrfreezon-cool-t799061.html
[3]
Anonimus, 2014, General Technical
Information Refrigerant Musicool.
PT. Pertamina
[4]
Arismunandar, W., Saito, H. (2002)
Penyegaran Udara, Cetakan ke – 6, PT
Paradnya Paramita Jakarta.
[5]
Arora, C. P. (2001) Refrigeration and
Air Conditioning, Second edition,
Tata McGraw-Hill, Inc., Singapore,
2001
[6]
Metty Trisna Negara, Wijaksana
Hendra,
Suarnadwipa
Nengah,
Sucipta Made, (2010) Analisa
Performansi
Sistem
Pendingin
Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik
pada Sistem Water Chiller Dengan
Penerapan Metode Cooled Energy
Storage.
Universitas
Udayana,
Denpasar, Bali.
[7]
Pratama
Adi
(2009), Analisa
Performansi Refrigerator Dengan
Proses Retrofit dari R 134a Ke Hycool
134. PS. Teknik Refrigerasi dan Tata
Udara, Politeknik Negeri Bali
[8]
Rasta I Made (2009), Pemanfaatan
energi
Panas
Terbuang
Pada
Kondensor AC Central Jenis Water
Chiller untuk Pemanas Air Hemat
Energi, Jurnal Ilmian Teknik Mesin
Cakra Vol. 3 no.2, Bukit Jimbaran.
[9]
Sila Sastrawan I Wayan (2006), Uji
Eksperimental
Unjuk
Kerja
Kontainer
Pendigin
Dengan
Campuran Refrigerant R – 134a dan
Refrigerant Musicool 134 Pada
Tekanan Kerja, Universitas Udayana,
Denpasar Bali.

5.2 Saran
1. Dari percobaan yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil pemanasan yang
optimal dan daya listrik yang lebih
effisien pada pompa kalor dengan
kapasitas 1 Pk serta menggunakan type
kondensor tube in tube maka laju aliran
air yang mengalir untuk dipanaskan di
kondensor adalah 3 L/min dengan
menggunakan refrigeran MC-134
2. Ketika menggunakan refrigeran MC134
ketika
pengisian
maupun
pemakuman teknisi wajib menjauhkan
bahan

bahan
yang
dapat
menimbulkan percikan api oleh karena
refrigeran tersebut terbuat dari bahan
yang mudah terbakar. Pengecekan
kebocoran pada setiap sambungan
harus dilakukan secara teliti dengan
menggunakan busa sabun agar tidak
terjadi
kebocoran
yang
dapat
menimbulkan kebakaran apabila bahan

[10]

5

Stocker, Wilbert F.m Jcrold W.j.,
(1992), Refrigerasi dan Pengkodisian
Udara, Alih Bahasa Supratman Hara,

I Gede Putu Adi Pratama, Hendra Wijaksana, & I Nengah Suanadwipa /Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 1 No.
1, Desember 2015 (61 –68)

[11]

[12]

Edisi Ke – 5, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Sugiatno dkk (2004), Pemanfaatan
Limbah Panas dengan Menggunakan
Heat Pump Untuk Menunjang
Konversi Energi. Proseding seminar
Nasional Rekayasa, Kimia dan
Proses, Bandung.
Suputra Yasa I Putu, (2006), Analisa
Pengaruh Penggunaan Duckting
Terhadap energi Listrik Pada Ruang
Kontainer Dengan Menggunakan
Campuran

I Gede Putu Adi
Pratama menyelesaikan
studi D3 di Politeknik
Negeri Bali, pada tahun
2009,
kemudian
melanjutkan
program
sarjana di Jurusan Teknik
Mesin
Universitas
Udayana pada tahun
2012,
dan
menyelesaikannya pada
tahun 2015.
Bidang penelitian yang diminati adalah Pompa
Kalor

6