ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI-FEBRUARI 2013 Analisis Penggunaan Diksi Dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari – Februari 2013.

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR
HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI-FEBRUARI 2013

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana (S1)
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Erma Rokhmawati
A 310 090 126

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR
HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI-FEBRUARI 2013
Erma Rokhmawati, A.310090126, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan
Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013.
email: ermarokhmawati@ymail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini ada dua yaitu (1) Mendeskripsikan jenis penggunaan
diksi dalam “Klasika” surat kabar harian Kompas edisi minggu bulan Januari –
Februari 2013. (2) Mendeskripsikan makna terjadinya penggunaan diksi dalam
“Klasika” surat kabar harian Kompas edisi minggu bulan Januari-Februari 2013.
Penelitian ini menyangkut masalah mengenai bagaimana penggunaan diksi dalam
“Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari-Februari 2013.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian
dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada penggunaan diksi dalam “Klasika”
Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari-Februari 2013. Data dalam
penelitian ini adalah penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas
Edisi Minggu. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa surat
kabar harian Kompas khususnya dalam klasika yang berisi tentang klasifikasi iklan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah simak dan catat. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk pemakaian diksi pada “Klasika” Surat
Kabar Harian Kompas Edisi Minggu, yaitu (1) Pemakaian kata khusus terdapat 4
data, (2) pemakaian kata istilah asing terdapat 6 data, (3) pemakaian kata indria: a)
penggunaan indria peraba terdapat 1 data, b) penggunaan indria penglihatan terdapat
2 data, c) penggunaan indria penciuman terdapat 2 data, (4) pemakaian kata sinonim

terdapat 8 data, (5) pemakaian kata konotasi terdapat 8 data, (6) pemakaian kata
denotasi terdapat 1 data.
Kata kunci: Diksi dan Klasika
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk berkomunikasi, berinteraksi
dalam kehidupan masyarakat. Menurut Chaer (2003: 4) sebagai alat komunikasi
manusia, bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistematis.
Yang dimaksud dengan sistematis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu sistem

tunggal, melainkan terdiri pula dari beberapa subsistem, yaitu subsistem fonologi,
subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem semantik.
Bahasa juga digunakan untuk berkomunikasi dalam bentuk iklan. Bahasa
iklan merupakan satu wujud dari ragam bahasa jurnalistik sehingga mempunyai
sebuah bentuk komunikasi yang khas. Ragam tersebut mengandung daya informatif
persuasif sehingga harus mampu memilih kata yang dimengerti oleh khalayak
pembaca atau pendengar. Bahasa iklan merupakan bahasa yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan tentang suatu produk di media, baik elektronik maupun media
cetak. Sebagai sebuah bentuk komunikasi, iklan bisa menjadi alat untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa.
Pemakaian bahasa dalam surat kabar selayaknya dikemas dalam bentuk yang

menarik dan variasi, sehingga pembaca tidak merasa bosan ketika membaca surat
kabar. Selain bahasa yang digunakan menarik, dalam surat kabar juga terdapat kolom
yang berisikan tentang kumpulan iklan yang dikemas secara menarik dan variasi.
Dengan berbagai variasi yang terdapat dalam surat kabar para pembaca akan
termotivasi untuk membacanya. Selain untuk memotivasi pembaca agar tertarik
membacanya, surat kabar juga menjadi wadah masyarakat untuk menggali informasi.
Suatu ide dapat diungkapkan melalui kata-kata yang dipilih oleh penulis
sehingga membentuk sebuah kalimat. Kalimat yang saling terkait akan membentuk
sebuah tulisan yang dapat disebar luaskan melalui media cetak agar ide atau gagasan
sang penulis dapat dibaca dan dipahami oleh khalayak umum. Dengan demikian salah
satu fungsi tulisan adalah untuk menyebar luaskan gagasan atau ide yang dimiliki
penulis kepada khalayak umum yang membaca tulisan tersebut. Dalam media cetak
atau Koran terdapat berbagai aspek kebahasaan, sehingga aspek kebahasaan yang
akan digunakan oleh peneliti yaitu Diksi atau pilihan kata.
Diksi yang mudah difahami membantu pembaca atau mempermudah pembaca
menangkap isi bacaan, karena dengan diksi yang mudah difahami oleh para pembaca

Koran dapat dengan mudah menangkap apa yang dimaksudkan dalam bacaan
tersebut. Koran harus menggunakan diksi yang santun, singkat, padat, dan jelas tetapi
juga tetap diuraikan secara tuntas dan tanpa mengurangi makna atau inti dari artikel

atau berita tersebut.
Diksi itu sendiri adalah pilihan kata. Menurut Arifin (2000: 25) diksi adalah
pilihan kata, memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Kamus Besar
Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka mendefinisikan “diksi” sebagai pilihan kata
yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Pendapat lain diksi adalah
dalam kemampuan memilih dan menggunakan dengan tepat kata-kata untuk
menyampaikan suatu gagasan yang dimaksudkan. Karangan yang ditulis oleh penulis
diplubikasikan melalui media cetak.
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian
siswa. Media cetak adalah suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesanpesan visual. Media cetak adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk
menginformasikan suatu hal atau masalah kepada masyarakat dalam bentuk cetak.
Dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu terdapat beberapa iklan,
terutama “Klasika” yaitu klasifikasi iklan dimana didalamnya berisi tentang solusi
dan tips seputar buah hati anda. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada surat kabar harian Kompas Edisi Minggu.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti

mengambil judul “ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA”
SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI –
FEBRUARI 2013”. Pemilihan judul ini, peneliti tetapkan dengan mengetahui diksi

yang digunakan dalam surat kabar Kompas. Pemilihan di pilih surat kabar karena
diksi yang digunakan bervariasi. Selain itu, skripsi ini memberikan gambaran bahwa
tidak selamanya bahasa yang digunakan resmi dan sopan. Berdasarkan uraian di atas
peneliti ingin mengkaji diksi yang digunakan dalam iklan surat kabar dan jenis diksi
yang digunakan.
Adapun rumusan masalah yang sudah ditentukan dalam penelitian ini adalah
peneliti melakukan penelitian pada jenis dan makna terjadinya penggunaan diksi pada
“Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu. Tujuan penelitian yaitu
mendeskripsikan jenis dan makna terjadinya penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat
Kabar Harian Kompas Edisi Minggu.
Hasil dari suatu penelitian tentu diharapkan dapat member manfaat bagi
pembacanya, baik dari segi teoretis maupun dari segi praktis. Segi teoretis adalah
Menambah perbendaharaan teori dibidang kajian kebahasaan, khususnya mengenai
diksi dalam iklan media cetak dan secara praktis penelitian ini diharapkan Bagi
peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi selanjutnya yang
berhubungan dengan penggunaan diksi.

PENELITIAN RELEVAN
Penelitian relevan berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan. Oleh karena itu beberapa penelitian terdahulu yang
membahas topik penggunaan diksi dalam iklan dan dapat dijadikan sebagai tinjauan
pustaka, antara lain A. Dewi Kurniawati (2012), Andi Suprayogo (2012), Anita
Puspitasari (2012), Rini Indah Sulistyowati (2011), Arif Widiyanto (2012), Gandi
Manindra (2013), Parwati (2012), Suci Tohari (2012), W. Eko Suryawan (2013), dan
Yulie Nurmitasari (2011).
Penelitian yang dilakukan oleh A. Dewi Kurniawati dengan judul “Diksi dan
gaya Bahasa pada Majalah Nova Edisi Bulan September-Desember 2011”.

Disimpulkan bahwa diksi dan gaya bahasa berbeda, diksi pilihan kata yang
mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu
menghadapi situasi, sedangkan makna tidak hanya digunakan untuk menyatakan
makna mana yang perlu dipakai untuk mengungkapkan suatu gagasan, tetapi juga
meliputi persoalan gaya bahasa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah sama-sama meneliti diksi. Perbedaannya, penelitian ini meneliti
iklan Klasika pada Koran Kompas, sedangkan penelitian sebelumnya meneliti diksi
dan gaya bahasa pada majalah Nova.
Andi Suprayogo (2012) yang berjudul “Karakteristik Diksi dan Gaya Bahasa

Iklan dalam Surat Kabar Harian Kompas”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah
pemakaian diksi dalam istilah asing sangat mendominasi. Hal ini dapat terjadi karena
kata-kata atau istilah asing dianggap menempati derajat yang lebih tinggi di banding
bahasa Indonesia dan Daerah. Selain hal tersebut, kata-kata atau istilah asing yang
digunakan dalam iklan, para pembuat iklan bertujuan calon konsumen (pembaca)
memperoleh kesan bahwa produk yang ditawarkan tersebut berkelas Internasional.
Penelitian yang dilakukan oleh Anita Puspitasari (2012) dengan judul
“Analisis Diksi dan Variasi Kalimat dalam Rubrik Zodiac pada Majalah Keren Beken
Edisi Oktober 2011”. Disimpulkan bahwa dalam penggunaan diksi pada wacana
zodiac majalah Keren Beken terdapat empat jenis diksi dan tiga jenis kalimat. Jenis
diksi tersebut adalah pemakaian kata tutur, pemakaian kata indria, pemakaian istilah
asing, dan pemakaian makna. Jenis kalimatnya adalah kalimat berita, kalimat tanya,
dan kalimat perintah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
sama-sama meneliti tentang diksi. Perbedaannya, penelitian ini meneliti tentang
penggunaan diksi dalam iklan Klasika pada Kompas, sedangkan penelitian
sebelumnya meneliti tentang diksi dan variasi kalimat dalam rubrik zodiac pada
majalah Keren Beken.

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Widiyanto (2012) dengan judul “Analisis
Diksi dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan pada Suara Merdeka Edisi 14

Januari-11 Februari 2012”. Hasil penelitian yang dilakukan adalah datanya berupa
kata, frasa, kalimat secara tertulis. Penggunaan diksi terdapat tujuh bentuk (1)
pemakaian kata tutur, (2) pemakaian kata indria, (3) kata asing, (4) makna, (5)
perubahan makna, (6) penanggalan konsonan, dan (7) penanggalan suatu kata;
konjungsi terdapat dua bentuk (1) konjungsi koordinatif, dan (2) konjungsi
subordinatif. Persamaan penelitian ini dengan peneliti lakukan adalah sama-sama
meneliti tentang diksi. Perbedaannya, penelitian ini juga meneliti tentang penanda
konjungsi, sedangkan peneliti tidak meneliti penanda konjungsi.
Penelitian yang dilakukan oleh Gandi Manindra (2013) dengan judul
“Penggunaan Diksi pada Kolom Unek-unek dalam Surat Kabar Harian Warta
Jateng”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk pemakaian diksi pada
kolom unek-unek dalam surat kabar harian Warta Jateng (1) pemakaian kata khusus,
(2) pemakaian kata asing (a) pemakaian kata dari bahasa Inggris, (b) pemakaian kata
dari bahasa daerah (Jawa), (3) pemakaian kata-kata Indria (a) penggunaan indria
penglihatan, (b) penggunaan indria pengecapan, (4) penggunaan kata-kata
bersinonim, (5) penggunaan kata-kata berantonim, (6) penggunaan kata konotasi, dan
(7) penggunaan kata denotasi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang diksi sebagai
landasan teorinya. Perbedaan penlitian ini meneliti tentang diksi pada iklan
sedangkan penelitian terdahulu meneliti tentang kolom unek-unek pada surat kabar

harian warta Jateng.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

dan ideologi pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi (dalam Nana Syaodih, 2009: 52).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada penggunaan diksi
dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari 2013Februari 2013. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan diksi dalam “Klasika”
Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu. Sumber dalam penelitian ini adalah
sumber tertulis yang berupa surat kabar harian Kompas khususnya dalam klasika
yang berisi tentang klasifikasi iklan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah simak dan catat. Metode ini digunakan untuk melakukan menyimak langsung
data yang diteliti. Setelah data terkumpul pembahasan dilakukan dengan metode agih.
Metode agih adalah metode analisis bahasa yang alat penelitiannya berada dalam
bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 13). Dalam penelitian ini
metode agih dilakukan dengan teknik dasar bagi unsur langsung.
HASIL PENELITIAN
Setelah data terkumpul dan dikelompokkan, selanjutnya yaitu melakukan

analisis data. Pemilihan kata yang tepat pada “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas.
Dengan melakukan analisis data dalam penelitian ini ditemukan adanya karakteristik
diksi.
1. Pemakaian kata-kata khusus
a. Kriteria dan metode pengujian yang seragam memang sangat valid
dan diterapkan secara world wide.

Frase valid merupakan frasek husus, karena kata sahih sebagai frase umum.
Kata valid bisa digantikan dengan kata sahih, tetapi penulis ingin menunjukkan
prestigenya atau nilainya dengan menggunakan kata valid. Dengan menggunakan

kata valid maka pembaca atau pendengar akan berpikir bahwa kriteria dan metode
pengujian yang seragam merupakan hal yang benar-benar tidak tergantikan.
b. Sejak dulu, kaum hawa terkenal akan kecintaannya terhadap sepatu.
Frase kaum hawa merupakan frase khusus karena memyatakan seorang
wanita atau perempuan dibandingkan dengan frase Candra atau Riska, karena ini
belum tentu bahwa dia seorang perempuan. Frase tersebut memberi penjelasan
kepada pembaca bahwa dia adalah seorang perempuan. Oleh karena itu, kaum hawa
merupakan karakteristik diksi yang memunyai sifat yang menyatakan dia seorang
perempuan.


2. Pemakaian kata istilah asing
a. Kriteria dan metode pengujian yang seragam memang sangat valid dan
diterapkan secara world-wide.
Kata world-wide merupakan kata yang berasal dari bahasa asing. Kata ini
apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti mendunia. Kata tersebut
digunakan dalam iklan karena untuk membujuk para konsumen agar percaya bahwa
produk yang ditawarkan telah di uji dilaboratorium yang terjamin kualitasnya.
b. Jadilah role model bagi putra putri anda karena ini adalah bagian
penting proses pencapaian yang diharapkan.
Kata role model merupakan kata yang berasal dari bahasa asing. Kata tersebut
apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti contoh. Kata tersebut
digunakan untuk menunjukkan contoh yang baik bagi putra-putrinya. Penulis

menggunakan kata tersebut supaya pembaca berpikir bahwa penulis orang yang
berpendidikan dan berwawasan luas.

3. Pemakaian kata indria
a. Penggunaan indria peraba
Mengingat kulit yang sensitif, bayi memerlukan pakaian yang sesuai
demi keamanan dan kesehatannya. (DIK/1b)
Kata sensitif mengandung makna yang konkret menunjuk
kepada objek yang dapat dirasakan, dilihat. Kata sensitif tersebut
menggambarkan pengalaman pembaca setelah memakai produk yang
ditawarkan atau yang diiklankan melalui media cetak atau media
elektronik. Sehingga pembaca atau pendengar lebih hati-hati dalam
memilih produk yang akan dipakai oleh bayi.

b. Penggunaan indria penglihatan
Cukup batasi waktu menggunakan komputer, menonton TV, sibuk
otak-atik ponsel, maupun mendengarkan MP3 Player (DIK/1i)
Perhatikan apakah warnanya tampak kusam atau tidak. (DIK/1m)
Kata menonton TV pada data (DIK/1i), dan kusam pada data
(DIK/1m) dalam diksi termasuk pernyataan indria penglihatan. Katakata tersebut digunakan karena kata indria melukiskan suatu sifat yang
khas dari pencerapan panca indria sehingga pemakaiannya harus tepat,
makna yang terdapat dalam data tersebut memberi hubungan antara
satu indria dengan indria lain yang dirasa begitu rapat. Pemakaian kata
indria pada data tersebut bertujuan untuk merubah kebiasaan dan teliti
dalam memilih atau menjaga sesuatu yang berharga, selain itu juga
menambah solidaritas sosial dalam menjaga keharmonisan hubungan.

c. Penggunaan indria penciuman
Dengan mencantumkan label Oeko Tex Standard 100, berarti sebuah
produk tekstil dinyatakan bebas dari pestisida, logam berat,
formaldehida, pewarna yang mengandung karsinogen(penyebab
kanker), dan alergen (penyebab alergi) serta bebas bau,(bebas) asam
dan tidak luntur (DIK/1h)
Selain itu, udara lembap membuat sampah dan kotoran lebih cepat
membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.(DIK/4a)
Kata asam pada data (DIK/1h), dan bau tak sedap pada data
(DIK/4a), dalam diksi termasuk pernyataan indria penciuman. Katakata tersebut memberikan deskripsi kepada pembaca media cetak
bahwa kata tersebut memberikan motivasi untuk melakukan sesuatu
yang dapat membuat perubahan pada pembaca.
4. Pemakaian kata sinonim
a. Agar waktu berburu busana seken menjadi lebih efektif dan efisien,
ada baiknya untuk memilih waktu setelah libur panjang atau pada
pertengahan minggu. (DIK/1o)
Kata efektif dan efisien pada data (DIK/1o) mempunyai makna yang
sama. Kata efektif memiliki arti menghasilkan atau sesuai. Kata efisien
memiliki arti juga sesuai. Dalam konteks ini efektif dan efisien memiliki
persamaan makna supaya dalam membeli atau memilih sesuatu sesuai
dengan yang diinginkan.
b. Jangan memberi tahu si kecil dengan apa yang Anda larang dan tidak
diperbolehkan.

Kata larang dan tidak diperbolehkan pada data di atas mempunyai
makna yang sama. Kata larang berarti memerintahkan supaya tidak
melakukan sesuatu. Kata tidak diperbolehkan juga memilki arti
supaya tidak melakukan sesuatu. Dalam konteks larang dan tidak

diperbolehkan memiliki persamaan makna yaitu tidak melakukan
sesuatu yang dilarang.

5. Pemakaian kata konotasi
Intinya baik anak perempuan maupun laki-laki, kasih sayang yang mereka
dapat dari sang ayah dapat menjadi batu pijakan membangun hubungan
positif dengan orang lain di masa depan.(DIK/3b)
Kata batu pijakan pada data (DIK/3b) tidak diartikan sebagai batu
yang dipijak atau yang diinjak, jika diartikan demikian batu yang
diinjak, makna keseluruhan kalimat tersebut tidak logis atau tidak dapat
dipahami. Makna kata batu pijakan pada data (DIK/3b) adalah langkah
awal dalam memulai kehidupan yang baru di masa depan. Makna batu
pijakan pada kalimat di atas disebut dengan makna konotasi, karena
makna konotasi merupakan makna yang tidak sebenarnya.

Oleh karena itu, para ayah jangan membuat tuntutan pekerjaan sebagai
“kambing hitam” dalam pengasuhan anak.(DIK/3c)
Kata kambing hitam pada data (DIK/3c) tidak diartikan sebagai
seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam, jika diartikan demikian
kambing itu berwarna hitam, makna keseluruhan kalimat tersebut tidak
logis atau tidak dapt dipahami. Makna kata kambing hitam pada data
(DIK/3c) adalah tersangka dalam suatu perkara yang tidak dilakukan.
Makna kambing hitam pada kalimat di atas disebut dengan makna
konotasi. Secara singkat makna konotasi diartikan sebagai makna tidak
sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna
konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias.
6. Pemakaian kata denotasi

Kamfer untuk meningkatkan produksi ASI dan meningkatkan selera
makan.(DIK/3g)
Kata selera makan pada data (DIK/3g) diartikan sebagai menambah
nafsu makan, makna keseluruhan kalimat logis dan mudah dipahami.
Makna kata selera makan ialah nafsu makan maksudnya makan dengan
bersemangat. Makna selera makan pada kalimat di atas disebut dengan
makna denotasi karena makna denotasi merupakan makna sebenarnya
yang terdapat pada kata tersebut atau secara singkat makna denotasi
diartikan sebagai makna sebenarnya.
SIMPULAN
Dari pembahasan analisis penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar
Harian Kompas Edisi Minggu, penulis mengambil beberapa simpulan mengenai diksi
yang digunakan yaitu sebagai berikut.
a. Pemakaian kata-kata khusus terdapat pada kata valid, kaum hawa,
lima tips, berkutat.
b. Pemakaian kata-kata istilah asing terdapat pada kata world-wide, role
model, emotional bonding, rewards points, post, remote work atau
telecommuting.
c. Pemakaian kata-kata indria
1) Penggunaan indria peraba terdapat pada kata sensitif.
2) Penggunaan indria penglihatan terdapat pada kata menonton,
kusam.
3) Penggunaan indria penciuman terdapat pada kata asam, bau tak
sedap.
d. Penggunaan kata bersinonim terdapat pada kata efektif-efisien,
larang-tidak

diperbolehkan,

nutrisi-zat

relaks, joging, keok, dan temaram.

gizi,

berkas-berkas,

e. Penggunaan kata konotasi terdapat pada kata batu pijakan, kambing
hitam, sejak dini, koceknya, membuka mata, memutar otak,
malaikat mungil, pagar hati.
f. Penggunaan kata denotasi terdapat pada kata selera makan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: CV Akademika Pressindo.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kurniawati, A. Dewi. 2012. “Diksi dan Gaya Bahasa pada Majalah Nova Edisi Bulan
September-Desember 2011”. Skripsi: Universitas Muhammdiyah Surakarta.
Manindra, Gandi. 2013. “Penggunaan Diksi pada Kolom Unek-unek dalam Surat
Kabar Harian Warta Jateng”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Puspitasari, Anita. 2012. “Analisis Diksi dan Variasi Kalimat dalam Rubrik Zodiac
pada Majalah Keren Beken Edisi Oktober 2011”. Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suprayogo, Andi. 2012. “Karakteristik Diksi dan Gaya Bahasa Iklan dalam Surat
Kabar Harian Kompas”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Widiyanto, Arif. 2012. “Analisis Diksi dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan
pada Suara Merdeka Edisi14 Januari-11 Februari 2012”. Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU FORMULA BULAN FEBRUARI 2011 (Studi Analisis Framing Dalam Pemberitaan Bakteri Sakazakii Pada Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari 2011).

0 5 21

PENUTUP KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU FORMULA BULAN FEBRUARI 2011 (Studi Analisis Framing Dalam Pemberitaan Bakteri Sakazakii Pada Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari 2011).

0 3 23

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Penanda Kohesi Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2015.

0 2 12

CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI 22 FEBRUARI-22 MARET 2013 Campur Kode Pada Judul Berita Dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 22 Februari-22 Maret 2013.

0 2 13

CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI 22 FEBRUARI-22 MARET 2013 Campur Kode Pada Judul Berita Dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 22 Februari-22 Maret 2013.

0 4 18

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI – FEBRUARI 2013 Analisis Penggunaan Diksi Dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari – Februari 2013.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Penggunaan Diksi Dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari – Februari 2013.

0 1 7

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR “SUKRIBO” HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI – FEBRUARI 2010.

0 0 5

Wanita Dalam Surat Kabar (Representasi Wanita Karier dalam Rubrik Persona Harian KOMPAS Edisi Januari-Februari 2016) BAB 0

0 0 17

Wanita Dalam Surat Kabar (Representasi Wanita Karier dalam Rubrik Persona Harian KOMPAS Edisi Januari-Februari 2016) JURNAL

0 3 19