Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompetensi Konselor.

B. Pendidikan
Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompetensi Konselor
Soeharto
LPPM UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Guru Besar, 2012
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Instrumen Pengukuran Kompetensi Konselor,
yaitu instrumen untuk uji-kompetensi bagi calon Konselor yang menempuh pendidikan prajabatan
maupun dalam jabatan. Secara khusus, penelitian ini dimaksudkan untuk: (1) mengidentifikasi
keberadaan Instrumen Pengukuran Kompetensi Konselor dan mengkaji kualitasnya, (2) mengkaji tingkat
kebutuhan akan instrumen tersebut, (3) menyusun draft Instrumen Pengukuran Kompetensi Konselor,
dan (4) menentukan koefisien validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Untuk mencapai tujuan
tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan (Research
and Development), yang meliputi tahap pendahuluan dan tahap pengembangan. Subyek penelitian ini
adalah Guru BK (Konselor) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berlatar belakang pendidikan Bimbingan dan Konseling dan sudah menjalani dan lulus sertifikasi guru
sebanyak 25 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) di lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan pada umumnya dan di lingkungan Program Studi Bimbingan dan Konseling pada
khususnya belum ada Instrumen Pengukuran Kompetensi Konselor, (2) Instrumen Pengukuran
Kompetensi Konselor semacam itu sangat dibutuhkan, (3) berdasarkan kenyataan ini peneliti
mengembangkan draft Instrumen Pengukuran Kompetensi Konselor berupa 150 butir pertanyaan bentuk
pilihan ganda, (4) dari 150 butir pertanyaan yang diuji-cobakan tersebut baru 23 butir yang dinyatakan
valid, 18 butir pertanyaan tidak valid tetapi masih bisa diperbaiki, dan 109 butir pertanyaan dinyatakan

tidak layak diperbaiki dan harus diganti (spesifikasi butir pertanyaan 0,4 sampai 0,7) , (5) berdasarkan
hasil pengujian reliabilitasnya, instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang cukup. Berdasarkan
simpulan di atas, disarankan agar dilakukan perbaikan untuk butir-butir pertanyaan yang belum valid
berdasarkan kemungkinan penyebabnya dengan mengajukan proposal penelitian tahun kedua (lanjutan),
serta pengecekan ulang terhadap penentuan responden uji-coba, serta pemilihan dan penentuan rumus
statistik yang digunakan untuk menentukan validitas instrumen.