The Influence of the Academic Supervision of the School Superintendent, head master Leadership and Working Environment on the Performance of Vocational high school teachers Throughout at Tamalate Makassar City
ABSTRACT
The Influence of Academic Supervision Of the School Superintedent, Head master Leadership and Working Environment on the Performance of Vocational School (SMK) teachers at Tamalate, Makassar. This study aims to (1) determine the influence of the academic supervision of school supervisors on the performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar (2) determine the effect of school leadership on the performance of teachers at SMK Tamalate District of Makassar city (3) determine the influence of work environment on the performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar; and (4) determine the influence of the academic supervision of school supervisors, school leadership and working environment together on the performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar. Data collection method used is survey type expost facto by distributing a questionnaire (questionnaire) to teachers who have proven reliability and validity according to the research conducted. Analysis of the data used by using descriptive analysis, Linearity Test, Test Multicolinearity Test, T-Test, and Test F-Test. Research results show that (1) Supervision of Academic Supervisors has positive and significant effect partially on Teacher Performance; (2) Leadership Headmaster has positive and significant effect partially on Teacher Performance; (3) Working Environment has positive and significant effect partially on Teacher performance; and (4) Supervision of Academic Supervisors, Leadership Principals and Working Environment has positive and significant impact in simultaneous to the Teacher performance.
Keywords: Supervision, Leadership, Environment, Teacher Performance
ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Se- Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui pengaruh supervisi
Kata Kunci : Supervisi, Kepemimpinan, Lingkungan, Kinerja Guru
1. PENDAHULUAN
2. Apakah Kepemimpinan Kepala Sekolah
1.1. Latar Belakang
berpengaruh terhadap Kinerja Guru SMK Usaha meningkatkan kualitas sumber daya
se-Kecamatan Tamalate Kota pendidikan, guru merupakan komponen sumber
Negeri
Makassar?
3. Apakah Lingkungan Kerja berpengaruh dikembangkan terus-menerus. Potensi sumber
daya manusia yang
harus dibina
dan
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se- daya guru itu perlu terus tumbuh dan berkembang
Kecamatan Tamalate Kota Makassar? agar dapat melakukan fungsinya secara maksimal.
4. Apakah Supervisi Akademik Pengawas Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat
Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan menuntut setiap guru untuk terus-menerus belajar
Lingkungan Kerja secara bersama-sama menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
berpengaruh terhadap Kinerja Guru SMK pengetahuan dan teknologi serta mobilitas
se-Kecamatan Tamalate Kota masyarakat. Peran guru dalam usaha peningkatan
Negeri
Makassar?
mutu pendidikan sangatlah penting. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu
1.3. Tujuan Penelitian
pendidikan di sekolah, maka pengawas, kepala Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah: sekolah maupun guru dituntut keprofesionalannya
pengaruh supervisi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
1. Untuk mengetahui
Akademik Pengawas Sekolah terhadap kinerja sesuai tuntutan kompetensi pengawas, kepala
guru SMK Negeri Se-kecamatan Tamalate sekolah maupun guru yang tertuang dalam Standar
Kota Makassar
Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri
2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Pendidikan Nasional RI No. 12 Tahun 2007. Guru
kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK sebagai penjamin mutu pendidikan di dalam kelas
Negeri se-kecamatan Tamalate Kota Makassar dan sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar,
3. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan sementara pengawas dan kepala sekolah adalah
Kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri se- penjamin mutu pendidikan dalam wilayah yang
kecamatan Tamalate kota Makassar lebih luas lagi. Tampak bahwa mutu proses
pengaruh supervisi pendidikan di sekolah dipengaruhi
4. Untuk mengetahui
akademik pengawas sekolah, kepemimpinan sinergisnya proses interaksi antara faktor-faktor
oleh
kepala sekolah dan lingkungan kerja terhadap dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin dan
kinerja guru.
manager sekolah, kompetensi kepala sekolah, lingkungan sekolah terhadap faktor kinerja guru.
2. TINJAUAN PUSTAKA
SMK Negeri di Kota Makassar sebagai obyek
2.1. Kinerja Guru
Penelitian dengan melakukan penelitian terhadap
2.1.1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja Guru, hal ini menarik untuk diteliti karena Rusman (2008:581) mengungkapkan adanya temuan bahwa pelaksanaan kepemimpinan
bahwa kinerja guru adalah wujud perilaku suatu belum sesuai dengan hal yang diharapkan dan
kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu memiliki lingkungan kerja. Hal tersebut dapat
guru merencanakan terlihat dari kebiasaan yang dilakukan oleh
bagaimana
seorang
malaksanakan kegiatan pengawas sekolah ketika melakukan monitoring
pembelajaran,
pembelajaran dan menilai hasil belajar. Pengertian hanya sekedar keliling kelas saja tanpa mencoba
kinerja dalam konteks penelitian ini adalah untuk memastikan kondisi kelas tersebut.
kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu Kemudian terdapat kepala sekolah yang kurang
guru merencanakan, cepat tanggap terhadap permasalahan yang
bagaimana
seorang
pembelajaran, dan dihadapi guru maupun siswa sehingga terkesan
melaksanakan
mengevaluasi/menilai hasil belajar. kepala sekolah tersebut kurang bijaksana dalam
2.1.2. Penilaian Kinerja Guru
pengambilan keputusan. Rambu-rambu pelaksanaan pendidikan
1.2. Rumusan Masalah
dan latihan profesi guru (Depdiknas, 2010:34-36) Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
menjelaskan bahwa untuk menilai kinerja guru maka yang menjadi rumusan masalah dalam
meliputi aspek perencanaan pembelajaran, penelitian ini adalah sebagai berikut :
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi atau
1. Apakah Supervisi akademik Pengawas
penilaian pembelajaran.
Sekolah berpengaruh terhadap Kinerja Guru
1. Perencanaan Pembelajaran SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
Menurut Permendiknas No. 41/2007 Makassar?
tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar
3. Faktor organisasi (struktur organisasi, desain pembelajaran meliputi: (1) mengembangkan
kegiatan
perencanaan
pekerjaan (lingkungan kerja), kepemimpinan, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
sistem penghargaan atau reward system). (RPP);
(2) kejelasan perumusan
tujuan
2.2. Supervisi Akademik
pembelajaran; (3) pemilihan materi ajar; (4)
2.2.1. Pengertian Supervisi Akademik
pengorganisasian materi ajar; (5) pemilihan Supervisi akademik adalah supervisi sumber/media pembelajaran; (6) kejelasan
menitikberatkan pengamatan pada masalah, yaitu skenario pembelajaran; (7) kesesuaian teknik
yang langsung berada dalam lingkup kegiatan dengan tujuan pembelajaran; dan (8) kelengkapan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk instrumen penilaian.
membantu siswa ketika sedang dalam proses
2. Pelaksanaan Pembelajaran belajar. Melaksanakan tugas pokok tersebut, Permendiknas No 41/ 2007 menyatakan
pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar
baik supervisi akademik maupun supervisi dan Menengah, pelaksanaan pembelajaran
manajerial.Supervisi akademik adalah fungsi merupakan implementasi dari RPP.Pelaksanaan
supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti
dan pengembangan kemampuan profesional guru dan penutup.
dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan
3. Kegiatan Penutup
bimbingan di sekolah.
Dalam kegiatan penutup: (1) siswa dan
2.2.2. Perencanaan Supervisi Akademik
guru bertanya jawab tentang materi yang telah Supervisi sangat penting bagi dunia dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui
pendidikan untuk memastikan efektifitas dan pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan
yang dicanangkan. kompetensi dasar; (2) siswa dan guru membuat
produktivitas
program
Setidaknya, dua alasan yang mendasari pentingnya kesimpulan materi yang telah dipelajari; (3)
supervisi pendidikan. Peran utama supervisor menyampaikan rencana pembelajaran pada
adalah sebagai koordinator, konsultan, pemimpin pertemuan berikutnya.
kelompok, dan evaluator. Supervisi membantu
2.1.3. Evaluasi pembelajaran
kemampuan dalam Sudjana (1990:31) berpendapat bahwa
guru agar
memiliki
mengembangkan kecakapan pribadi. Tujuan utama evaluasi adalah proses pemberian atau menentukan
kegiatan supervisi adalah meningkatkan kualitas nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
pembelajaran, yang harapan akhirnya juga pada kriteria tertentu. Sri Jutmini dkk (2007:11-13)
prestasi belajar siswa. Tentu saja peningkatan berpendapat bahwa tahapan pelaksanaan evaluasi
tersebut tidak dapat hanya mengenai satu aspek hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan
saja, tetapi semua unsur yang terkait dengan proses desain evaluasi, pengembangan instrument
pembelajaran, antara lain siswa itu sendiri, guru evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan
dan personil lain, peralatan, maupun lingkungan interpretasi serta tindak lanjut.
tempat belajar.
2.1.4. Faktor yang mempengaruhi Kinerja
2.2.3. Pelaksanaan Supervisi Akademik
Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa Diperlukan pedoman khusus agar dapat faktor. Malthis dan Jackson (2001:82), ada
meraih cita-cita besar dalam supervisi. Pedoman beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja.
supervisi sangat penting supaya efektif dan Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu
produktif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tenaga kerja, yaitu:
supervisi menurut Asmani, (2012:48) adalah
1. Kemampuan mereka,
sebagai berikut:
2. Motivasi,
1. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
3. Dukungan yang diterima, kurikulum dengan segala sarana dan
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan,
prasarananya.
5. Hubungan mereka dengan organisasi.
2. Membantu dan membina guru/kepala sekolah Sedangkan menurut Gibson (1987)
memberikan petunjuk, menjelaskan ada 3 faktor yang berpengaruh
dengan
cara
penerangan, dan pelatihan agar mereka dapat terhadap kinerja. Tiga faktor tersebut adalah:
meningkatkan keterampilan dan kemampuan
1. Faktor individu (kemampuan, ketrampilan,
dalam mengajar.
latar belakang keluarga, pengalaman kerja,
kepala sekolah/guru untuk tingkat sosial dan demografi seseorang).
3. Membantu
menghadapi dan menyelesaikan masalah.
2. Faktor psikologis (persepsi, peran, sikap, Tiga pedoman tersebut mengisyaratkan kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja).
bahwa tata kerja yang harus dilakukan dalam bahwa tata kerja yang harus dilakukan dalam
Tentu saja peningkatan tersebut tidak dapat hanya
1. Supervisi adalah layanan atas seluruh kegiatan mengenai satu aspek saja, tetapi semua unsur yang pembelajaran dan tertib administrasinya secara
terkait dengan proses pembelajaran, antara lain akademik.
siswa itu sendiri, guru dan personel lain, peralatan,
2. Penelitian terhadap
pengelolaan, maupun lingkungan tempat belajar. pembelajaran yang berkaitan dengan keadaan
semua
aktivitas
Berpijak pada batasan pengertian tersebut sarana dan prasarana belajar, keadaan siswa,
maka setidaknya ada tiga fungsi supervisi, yaitu: kemajuan prestasi akademik siswa. Selain itu,
(1) sebagai kegiatan meningkatkan mutu juga berkenaan dengan permasalahan yang
pembelajaran, (2) sebagai pemicu atau penggerak dihadapi sekolah dan seluruh aktivitasnya,
terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang pencarian solusi atas sebuah masalah, serta
terkait dengan pembelajaran, (3) sebagai kegiatan penerapan dan pelaksanaan model baru untuk
memimpin dan membimbing. mengembangkan proses pembelajaran yang
2.2.6. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
lebih baik. Menurut Arikunto (2006:19), agar
3. Pengawasan akademik dan administrasinya. supervisi dapat memenuhi fungsi seperti yang
4. Evaluasi terhadap semua yang berkaitan disebutkan sebaiknya harus memenuhi prinsip- dengan pendidikan, yaitu guru dan kinerjanya,
prinsip sebagai berikut: (1) supervisi bersifat kurikulum, anak didik, alat-alat pendidikan,
memberikan bimbingan dan memberikan bantuan sistem evaluasi, dan kelembagaan lainnya.
kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi
5. Penertiban kesesuaian antara jabatan dan masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan tugas para karyawan, staf, para guru,
mencari-cari kesalahan, (2) pemberian bantuan dan danseluruh pihak yang terkait.
bimbingan dilakukan secara langsung, artinya
2.2.4. Evaluasi Supervisi Akademik
bahwa bimbingan dan bantuan tersebut tidak Evaluasi adalah suatu proses menentukan
diberikan secara langsung tetapi harus diupayakan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-
agar pihak yang bersangkutan tanpa dipaksa atau patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
dibukakan hatinya dapat merasakan sendiri serta Evaluasi supervisi pembelajaran adalah suatu
sepadan dengan kemampuan untuk dapat proses pengawas Sekolah dalam menentukan
mengatasi sendiri, (3) apabila pengawas atau tingkat keberhasilan supervisi pembelajaran
kepala sekolah merencanakan akan memberikan dengan menggunakan patokan-patokan tertentu
saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah
sesegera mungkin agar tidak lupa, (4) kegiatan ditentukan sebelumnya. Sebelum dilakukan
supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala evaluasi,
misalnya tiga bulan sekali, bukan menurut minat pengukuran.Secara
dan kesempatan yang dimiliki oleh pengawas atau merupakan terjemahan dari measurement (Imron,
etimologis,
pengukuran
kepala sekolah, (5) suasana yang terjadi selama 2012:198).
supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan
2.2.5. Tujuan, Fungsi dan Peran Supervisi
adanya hubungan yang baik antara supervisor dan
Akademik
yang disupervisi, (6) untuk menjaga agar apa yang Pelaksanaan supervisi akademik yang
dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau dilaksanakan diharapan mampu memotivasi guru
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan untuk menggunakan seluruh kemampuannya dan
singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan membentuk sikap profesional guru dalam
untuk membuat laporan.
menjalankan tugas-tugasnya sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Inti dari
2.2.7. Dimensi
Pelaksanaan Supervisi
supervisi adalah bantuan kepada guru dalam
Akademik
pengelolaan pembelajaran. pelaksanaan supervisi akademik adalah kegiatan Perkembangan mutakhir tentang supervisi
untuk membantu guru dalam mengembangkan dikemukakan oleh Arikunto (2006:13) yang
kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran menyatakan bahwa supervisi bukan hanya
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. dilakukan oleh pejabat yang sudah ditunjuk tetapi
Serangkaian kegiatan ini meliputi: oleh seluruh personel yang ada di sekolah (by the
1. pemantauan, sasaran supervisinya adalah entire school staffs ).
aktivitas guru mengajar dan aktivitas penilaian Tujuan utama kegiatan supervisi adalah
peserta didik belajar;
meningkatkan kualitas pembelajaran, yang
2. penilaian, sasaran supervisinya
adalah
penyusunan perencanaan
pembelajaran,
2.3.2. Kompetensi Kepala Sekolah
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil Menurut Permendiknas RI No. 13 tahun belajar peserta didik dan;
2007 tentang standar kompetensi kepala sekolah
3. pembimbingan/pelatihan, sasaran supervisinya dan buku mengenai Standar Kompetensi Kepala adalah penyusunan silabus dan RPP,
Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK & SLB penggunaan media dan TIK, penilaian hasil
(2007:169) menyebutkan bahwa kepala sekolah belajar.
sebagai seorang pemimpin memiliki lima kompetensi
yaitu
Dimensi Kompetensi
2.2.8. Model Supervisi Akademik
Keprbadian, Dimensi Kompetensi Manajerial, Secara umum kegiatan supervisi dapat
Dimensi Kompetensi Kewirausahaan, Dimensi dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi
Kompetensi Supervisi dan Dimensi Kompetensi umum dan supervisi akademik. Supervisi umum
Sosial. Berdasarkan 5 kompetensi yang dimiliki dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis
oleh seorang pemimpin maka dapat disimpulkan administrasi sekolah,
sekarang begitu akademik lebih diarahkan pada peningkatan
sedangkan
supervisi
bahwa kepala
sekolah
diperhatikan dan selektif dengan adanya standar kualitas pembelajaran.
kompetensi kepala sekolah tersebut diharapkan Model Supervisi Akademik ada dua yaitu :
dapat meningkatkan profesionalitas kepala sekolah
1. Supervisi langsung mengarahkan dan
sekolahnya sehingga memberi petunjuk kepada guru.Sesuai dengan
dalam
mengatur
menghasilkan sekolah yang bermutu karena perilaku dan keinginan supervisor. Pada
keberhasilan sekolah tidak terlepas dari kepala supervisi langsung, supervisor memberi resep
sekolah sebagai pemimpin pendidikan yang tentang cara memperbaiki kesalahan guru.
selayaknya dapat memberikan pembaharuan bagi
2. Supervisi tidak langsung memberi kebebasan
sekolahnya.
kepada guru untuk membuat atau mencari pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan dalam kelas pada waktu membina siswa belajar.
2.3.3. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
2.2.9. Landasan Pengawas Sekolah
Menurut Husaini Usman (2008:323) Permenpan dan Reformasi Birokrasi
terdapat 5 dimensi pokok dalam fungsi Nomor 21 Tahun 2010 yang diperjelas dengan
kepemimpinan.
Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014 Tentang Pertama, Pengaruh idealisme yaitu Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas sekolah
kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki dan angka kreditnya yang menyatakan bahwa:
idealisme yang tinggi, visi yang jelas, dan Tugas pokok
kesadaran akan tujuan yang jelas. Fungsi ini melaksanakan tugas pengawasan akademik dan
mendatangkan rasa hormat dan percaya diri dalam manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi
diri para guru, pegawai, dan warga sekolah penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
lainnya.
pembinaan, pemantauan pelaksanaan Standar Kedua, Motivasi inspirasi yaitu fungsi Nasional Pedidikan, penilaian, pembimbingan dan
kepemimpinan kepala sekolah yang mengilhami pelatihan professional guru, evaluasi hasil
dan selalu memberikan semangat kepada para pelaksanaan program pengawasan dan pelaksanaan
guru, pengawai, dan semua warga sekolah lainnya tugas pengawasan di daerah khusus.
untuk berprestasi. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah yang mampu menempatkan diri sebagai
2.3. Kepemimpinan Kepala Sekolah
orang yang patut diteladani.
2.3.1 Pengertian Kepala Sekolah
Intelektual, yaitu fungsi Berdasarkan beberapa pendapat pendapat
Ketiga,
kepemimpinan kepala sekolah yang mengarahkan para ahli tentang pengertian kepala sekolah, maka
para guru, pegawai, dan warga sekolah lainnya dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah
dengan selalu menggunakan pertimbangan seorang yang diangkat dan ditetapkan baik oleh
rasional. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ataupun
yang selalu mendorong dan membuka peluang yayasan untuk menjadi pemimpin sekolah.
timbulnya kreativitas dan inisiatif baru, ide-ide Seorang kepala sekolah dituntut untuk dapat
baru dan cara-cara baru dalam mengerjakan menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam
sesuatu.
melaksanakan fungsi-fungsi sekolah sebagaimana Keempat, Kepedulian terhadap individu visi dan tujuan sekolah .
guru, yaitu kepemimpinan kepala sekolah yang guru, yaitu kepemimpinan kepala sekolah yang
mencerminkan kondisi yang mendukung kerja kepala sekolah yang mampu mendengarkan
sama antar guru dengan atasan, maupun rekan dengan seksama dan membuat pertimbangan
kerja. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah berdasarkan kebutuhan dan potensi untuk
suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan mengembangkan kinerja, prestasi, dan karir para
pengendalian diri.
guru, pegawai, dan warga sekolah lainnya. Kelima, Kharisma kepemimpinan kepala
2.4.3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi
sekolah adalah upaya mempengaruhi para
Lingkungan Kerja
pengikutnya dengan ikatan-ikatan emosional yang Menurut Sedarmayanti (2003:12) kondisi kuat sehingga menimbulkan rasa kagum dan segan
lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai kepada
apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan membangkitkan motivasi yang kuat untuk selalu
secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. bekerja keras, kesadaran akan kehidupan
Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat berorganisasi, menghormati dan merasa memiliki
akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih dan merasa bertanggung jawab terhadap
jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang organisasi.
kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung
2.4. Lingkungan Kerja
diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.
2.4.1. Pengertian Lingkungan Kerja
Soedarmayanti (2003:46) Menurut Sukanto (2000:151) menyatakan
Menurut
lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
faktor-faktor sebagai berikut: sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam
1. Penerangan/Cahaya
bekerja meliputi
pengaturan
penerangan,
2. Suhu Udara
pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan
3. Suara Bising
tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat
4. Keamanan Kerja
kerja.
5. Tata Warna Ruang Kerja
2.4.2. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja
6. Fasilitas Sarana dan Prasarana Kantor Sedarmayanti
Adapun indikator Lingkungan Kerja Non bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja
menyatakan
Fisik yang digunakan dalam penelitian ini menurut terbagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik
Soedarmayanti (2003:86) sebagai berikut: dan lingkungan kerja non fisik.
1. Suasana kerja
1. Lingkungan Kerja Fisik Setiap karyawan selalu menginginkan Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan
suasana kerja yang menyenangkan, suasana kerja berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat
yang nyaman itu meliputi cahaya/penerangan yang kerja yang dapat mempengaruhi karyawan
jelas, suara yang tidak bising dan tenang, baik langsung maupun tidak langsung.
keamanan di dalam bekerja.
Lingkungan kerja fisik dibagi dalam dua
2. Hubungan dengan rekan kerja kategori, yaitu:
Salah
satu
faktor yang dapat
a. Lingkungan yang langsung berhubungan mempengaruhi guru tetap tinggal dalam satu dengan karyawan. Seperti kursi, meja dan
organisasi adalah adanya hubungan yang harmonis sebagainya.
diantara rekan kerja.
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja
2.5. Penelitian Terdahulu
yang mempengaruhi kondisi manusia, Sri Raharjo (2014), dengan Hasil misalnya
penelitian menunjukkan bahwa (1) Lingkungan sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
temperatur,
kelembaban,
kerja berpengaruh terhadap motivasi guru; getaran mekanis, bau tidak sedap, warna,
(2)Kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan dan lain-lain.
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru; (3) Kompetensi Kepala Sekolah tidak berpengaruh
2. Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap kinerja guru tanpa motivasi guru; (4) Sedarmayanti (2011:26) menjelaskan
Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap lingkungan non fisik adalah semua keadaan yang
kinerja guru melalui motivasi; (5)Lingkungan terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja,
kerja berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja. baik hubungan dengan atasan, maupun dengan
Veloo, dkk (2013), dengan Hasil Penelitian Veloo, dkk (2013), dengan Hasil Penelitian
akan meningkat pula. Sebaliknya, jika mereka guru. Muhammadong (2013), dengan Hasil
merasa tidak senang, maka tidak mustahil kinerja Penelitian berdasarkan hasil analisis secara
mereka akan menurun pula.
inferensial menunjukkan bahwa (1) Kompetensi supervisi akademik pengawas sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota Makassar, (2) Kemampuan manajerial kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota Makassar, (3) Kompetensi supervisi akademik pengawas sekolah dan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota Makassar.
2.6. Kerangka Pikir 2.6.1.Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas terhadap Kinerja Guru
Inti dari pelaksanaan supervisi akademik pengawas adalah pembinaan terhadap guru. Melalui pembinaan guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalnya dan menggunakan seluruh kemampuannya, berusaha meningkatkan kemampuannya serta memiliki perhatian penuh terhadap tugas dan tanggung jawab profesinya demi tercapainya kinerja yang baik bagi guru.
2.6.2.Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
2.7. Hipotesis Penelitian
terhadap Kinerja Guru
1. Supervisi akademik pengawas sekolah Kepemimpinan kepala sekolah harus
berpengaruh terhadap kinerja guru SMK benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena
Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota tanggung jawab kepala sekolah sangat penting
Makassar
dalam menentukan tinggi rendahnya kinerja guru.
kepala sekolah Kemampuan seorang kepala sekolah dalam
2. Kepemimpinan
berpengaruh terhadap kinerja guru SMK memimpin akan sangat berpengaruh dalam
Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota meningkatkan kinerja guru. Apabila kepala
Makassar
sekolah selaku pimpinan dalam menjalankan
3. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap tugasnya kurang baik, akan berakibat kurangnya
kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan motivasi kerja para guru, sehingga akan
Tamalate Kota Makassar mempengaruhi efektivitas kerja guru, maka peran
4. Supervisi akademik pengawas sekolah, pemimpin sangat penting sebab pemimpin
Kepemimpinan kepala sekolah dan memegang peran dalam menentukan tercapai atau
Lingkungan kerja secara bersama-sama tidaknya tujuan sekolah/organisasi tersebut .
berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar
3. METODE PENELITIAN Kinerja Guru
2.6.3. Pengaruh Lingkugan Kerja terhadap
3.1. Lokasi dan Waktu Pnelitian
Lingkungan kerja merupakan salah satu Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri faktor yang penting dalam peningkatan kinerja
se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Pemilihan guru karena dengan lingkungan yang mendukung,
Lokasi didasarkan bahwa di SMK Negeri se- baik suasana maupun sarana dan prasarana akan
Kecamatan Tamalate Kota Makassar representatif menjadikan guru lebih giat untuk bekerja. Seorang
untuk mewakili penelitian mengenai Supervisi guru yang merasa senang dengan lingkungan kerja
Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan mereka, maka perhatian, imajinasi, dan
Kepala Sekolah dan Lingkungan kerja terhadap Kepala Sekolah dan Lingkungan kerja terhadap
B. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 2 ) November 2016 sampai dengan bulan Februari
Kepemimpinan kepala sekolah adalah 2017.
skor persepsi guru tentang kemampuan kepala sekolah dalam mewujudkan terciptanya
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
kualitas proses belajar mengajar untuk Anggota Populasi dalam Penelitian ini
mempengaruhi para guru dan personil sekolah adalah Semua Guru di SMK Negeri se-Kecamatan
yang lain dalam rangka mencapai tujuan- Tamalate Kota Makassar sebanyak 216 guru.
tujuan sekolah, yang ditandai dengan dimensi: Guru-guru yang dijadikan populasi dalam
1) Karisma
penelitian tersebar pada 3 SMK Negeri se-
2) Idealisme
Kecamatan Tamalate Kota Makassar yaitu SMK
3) Motivasi Inspirasi Negeri 1 Makassar, SMK Negeri 2 Makassar dan
4) Intelektual
SMK Negeri 3 Makassar. Jumlah anggota sampel
5) Kepedulian terhadap individu guru yang dapat ditarik dari anggota populasi
(Sumber. Husaini Usman, 2008) ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin
C. Lingkungan Kerja (X 3 ) sehingga sampel yang diteliti yaitu 140 guru
Lingkungan kerja adalah skor secara proporsional dan tidak merata untuk 3
persepsi guru tentang lingkungan yang dapat sekolah yang tersebar di Kecamatan Tamalate
suasana nyaman dan Kota Makassar.
menciptakan
menyenangkan yang akan mendorong semangat
guru
dalam melaksanakan
3.3. Teknik Pengumpulan Data
pekerjaannya dengan lebih giat yang ditandai Pengumpulan data dalam penelitian ini
dengan dimensi :
dilakukan dengan daftar pertanyaan, metode
1) Lingkungan kerja yang langsung pengumpulan data yang digunakan dalam
berhubungan dengan pegawai penelitian ini adalah menggunakan kuesioner.
2) Lingkungan kerja perantara
3.4. Jenis dan Sumber Data
(Sumber. Sedarmayanti, 2001) Jenis data dalam Penelitian ini merupakan
2. Variabel Terikat Y (Kinerja Guru) data kuantitatif dengan menggunakan survey jenis
Kinerja Guru adalah skor Penilaian expost facto. Pada penelitian ini menggunakan
dalam melaksanakan empat variabel yaitu tiga variabel bebas (X) dan
terhadap
guru
terhadap proses belajar satu variabel terikat (Y). Tiga variabel bebas
kewajibannya
mengajar yang ditandai dengan dimensi : tersebut yaitu supervisi akademik pengawas
1) Perencanaan pembelajaran
sekolah (X 1 ), kepemimpinan kepala sekolah (X 2 ),
2) Pelaksanaan pembelajaran
3) Evaluasi/Penilaian pembelajaran terikatnya adalah Kinerja guru (Y).
dan Lingkungan kerja (X 3 ) sedangkan variabel
(Sumber. Kurniawati, 2009). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.5. Definisi Operasional Variabel
4.1 Uji Prsayarat Analisis
1. Variabel bebas (X)
A. Pengujian Prasyarat Analisis Hipotesis
A. Supervisi Akademik Pengawas sekolah
1.Uji Linearitas data Variabel Supervisi
(X 1 )
akademik Pengawas dengan variabel
Supervisi akademik pengawas sekolah
kinerja Guru
adalah skor persepsi guru tentang bantuan Hasil uji linearitas data variabel profesional pengawas kepada guru dalam
supervisi akademik pengawas sekolah upaya memperbaiki pengajaran, termasuk
dengan kinerja guru diperoleh dengan nilai menstimulasi,
probability (p) = 0,000 dimana nilai jabatan dan perkembangan guru-guru serta
menyeleksi
pertumbuhan
probability lebih kecil dari taraf merevisi tujuan-tujuan pembelajaran, bahan
signifikansi (0,000 < 0,05) ini berarti pengajaran dan metode serta evaluasi dan
bahwa data kedua variabel berhubungan penilaian pengajaran, yang ditandai dengan
secara linier. Hasil Uji Linearitas dapat dimensi:
1) Pemantauan
2) Penilaian
3) Pelatihan 3) Pelatihan
perhitungan uji Multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut :
Hasil
2. Uji Linearitas
dengan Kinerja Guru
Hasil uji linearitas data variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru diperoleh dengan nilai probability (p) = 0,000 dimana nilai probability lebih kecil dari taraf signifikansi (0,000 < 0,05) ini berarti bahwa data kedua variabel berhubungan
4.2 Pengujian Hipotesis
secara linier. Hasil Uji Linearitas dapat
A. Uji Parsial Dengan t-Test
dilihat padaTabel. 4.14 berikut :
1. Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
Hasil analisis secara parsial diperoleh t-hitung sebesar 6,379 dan koefisien probabilitas (p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka dinyatakan memiliki keberartian sehingga dapat digunakan untuk prediksi dengan makna bahwa variabel Supervisi Akademik pengawas berpengaruh
3. Uji Linearitas
data
Variabel
terhadap kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan
Lingkungan kerja dengan Kinerja
Tamalate Kota Makassar.
Guru
Hasil output korelasi pada aplikasi SPSS Hasil uji linearitas data variabel
for windows versi 18 , sebagaimana ditunjukkan lingkungan kerja dengan kinerja guru
pada lampiran. Hasil pengujian menunjukkan diperoleh dengan nilai probability (p) =
bahwa koefisien korelasi antara variabel (X1) 0,000 dimana nilai probability lebih kecil
dengan (Y) berpengaruh pada nilai-p = 0,000 < α = dari taraf signifikansi (0,000 < 0,05) ini
berarti bahwa data kedua variabel Untuk mengetahui besarnya pengaruh berhubungan secara linier. Hasil Uji
supervisi akademik pengawas, terhadap kinerja Linearitas dapat dilihat padaTabel. 4.15
guru adalah dengan melihat nilai R-Square atau berikut
koefisien determinasi. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai R-Square sebesar 0,248 yang berarti supervisi akademik pengawas berpengaruh sebesar 24,8% terhadap kinerja guru.
Dengan demikian disimpulkan bahwa Supervisi Akademik Pengawas berpengaruh terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-kecamatan Tamalate Kota Makassar.
2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
B. Uji Multikolinieritas Variabel Independent
terhadap Kinerja Guru
Hasil analisis secara parsial diperoleh Guru SMK Negeri se-kecamatan Tamalate Kota t-hitung sebesar 9,886 dan koefisien probabilitas
Makassar.
(p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka dinyatakan memiliki keberartian sehingga dapat digunakan untuk prediksi dengan makna bahwa variabel Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Hasil output korelasi pada aplikasi SPSS
B. Uji Simultan dengan F-Test (Anova b )
for windows versi 18 , sebagaimana ditunjukkan
1. Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas
pada lampiran.. Hasil pengujian menunjukkan
Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah
bahwa koefisien korelasi antara variabel (X2)
dan lingkungan kerjaterhadap Kinerja
dengan (Y) berpengaruh pada nilai-p = 0,000 < α
Guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate
Kota Makassar
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Hasil analisis regresi ganda diperoleh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja F-hitung sebesar 55,710 dan koefisien probabilitas guru adalah dengan melihat nilai R-Square atau (p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada koefisien determinasi. Hasil analisis statistik
Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil menunjukkan nilai R-Square sebesar 0,415 yang dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka regresi berarti
ganda dinyatakan memiliki keberartian sehingga berpengaruh sebesar 41,5% terhadap kinerja guru.
dapat digunakan untuk prediksi dengan makna Dengan demikian disimpulkan bahwa bahwa variabel Supervisi Akademik pengawas, Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-kecamatan
dan Kinerja Guru secara bersama-sama dapat Tamalate Kota Makassar. dipergunakan untuk memprediksi besarnya nilai
3. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap
variabel yaitu Kinerja Guru.
Untuk melihat pengaruh Supervisi Hasil analisis secara parsial diperoleh Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan t-hitung sebesar 7,253 dan koefisien probabilitas Kepala Sekolah, dan Lingkungan Kerja terhadap (p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada
Kinerja Guru
Kinerja Guru, maka digunakan analisa regresi Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil linear Berganda. Berdasarkan hasil pengolahan dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka dinyatakan
data dengan bantuan program SPSS Versi 18 memiliki keberartian sehingga dapat digunakan dapat dilihat rangkuman hasil empiris penelitian untuk prediksi dengan makna bahwa variabel
sebagai berikut :
Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Hasil output korelasi pada aplikasi SPSS for windows versi 18 , sebagaimana ditunjukkan pada lampiran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara variabel (X3) dengan (Y) berpengaruh pada nilai-p = 0,000 < α = 0,05.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Lingkungan kerja terhadap kinerja guru adalah dengan melihat nilai R-Square atau koefisien
Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh determinasi. Hasil analisis statistik menunjukkan
dari hasil analisis yaitu:
nilai R-Square sebesar 0,276 yang berarti Lingkungan kerja berpengaruh sebesar 27,6%
Y = 16,497 + 0,460 X 1 + 0,586 X 2 + 0,593 X 3 terhadap kinerja guru.
Dengan demikian disimpulkan bahwa Berdasarkan Persamaan regresi tersebut Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Kinerja
maka dapat diinterpretasikan bahwa, apabila supervisi akademik pengawas meningkat satu- maka dapat diinterpretasikan bahwa, apabila supervisi akademik pengawas meningkat satu-
Supervisi akademik pengawas adalah skor persepsi sekolah satu-satuan akan meningkatkan kinerja
guru tentang bantuan profesional pengawas kepada guru dalam upaya memperbaiki pengajaran,
guru sebesar 0,586 dan peningkatan lingkungan termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan kerja satu-satuan akan meningkatkan kinerja guru
jabatan dan perkembangan guru-guru serta sebesar 0,593 pada konstanta 16,497.
merevisitujuan-tujuan
pembelajaran, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi dan
Untuk mengetahui besarnya pengaruh penilaian pengajaran, yang ditandai dengan supervisi akademik pengawas, kepemimpinan
indikator: (1) memahami konsep, (2) membimbing kepala sekolah dan lingkungan kerja terhadap
guru dalammenyusun silabus, (3) membimbing kinerja guru adalah dengan melihat nilai R-Square
guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ atau koefisien determinasi. Hasil analisis statistik
metode/teknik pembelajaran, (4) memantau guru menunjukkan nilai R-Square sebesar 0,551 yang
dalam kegiatan pembelajaran, (5) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan,
berarti supervisi
menggunakan media pendidikan dan fasilitas kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
akademik
pengawas,
pembelajaran, (6) memotivasi guru. kerja berpengaruh sebesar 55,1% terhadap kinerja
Adapun menurut Masaong, (2012) guru. Sisanya sebesar 44,9% dipengaruhi oleh
menyatakan fungsi supervisi akademik adalah variabel-variabel lain yag tidak dikaji dalam
untuk memperbaki situasi pembelajaran melalui penelitian ini.
bimbingan guru.
Pada pembahasan penelitian di atas Dengan demikian disimpulkan bahwa
membuktikan bahwa adanya pengaruh Supervisi Supervisi
akademik terhadap kinerja guru. Ini menandakan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan
bahwa supervisi akademik sangat berpengaruh Kerja secara simultan/bersama-sama berpengaruh
sehingga untuk terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kecamatan
meningkatkan kinerja guru maka diperlukan Tamalate Kota Makassar.
supervisi akademik pengawas yang maksimal.
4.3 PEMBAHASAN
4.3.2 Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Sekolah terhadap kinerja Guru Pengawas Sekolah terhadap Kinerja
Hasil analisis deskriptif menunjukkan
Guru
bahwa kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri Hasil analisis deskriptif menunjukkan
se-kecamatan Tamalate berada pada kategori bahwa supervisi akademik pengawas sekolah
sangat baik. Hasil analisis regresi menunjukkan SMK
adanya arah hubungan yang positif antara kecenderungan berada pada kategori baik. Hasil
Negeri se-kecamatan
Tamalate,
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja analisis regresi ganda menunjukkan bahwa
demikian semakin baik supervisi akademik pengawas berpengaruh
guru.
Dengan
kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik terhadap kinerja guru di SMK Negeri se-
pula kinerja guru, sebaliknya jika kepemimpinan kecamatan Tamalate Kota Makassar. Hal ini
kepala sekolah tidak baik maka kinerja guru tidak berdasarkan dari hasil jawaban responden guru
baik.
SMK Negeri se-kecamatan Tamalate, setelah Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS for
Musbikin (2013 : 4) bahwa, ketercapaian dan windows versi 18. Hal ini menunjukkan bahwa
terwujudnya guru yang profesional sangat guru di SMK Negeri se-kecamatan Tamalate
kecakapan/kemampuan Kota Makassar, mendapatkan pengaruh dari
bergantung
pada
kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Karwati supervisi akademik pengawas , khususnya dalam
&Priansa (2013: 38) mengatakan bahwa, kepala hal pengaruh terhadap kinerja guru.
sekolah merupakan salah satu komponen Dengan
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan memberikan dukungan pada hasil penelitian Made
kinerja guru. Selanjutnya Karwati & Priansa Rintes (2014) yang telah membuktikan bahwa
(2013: 136) bahwa keberhasilan dan kesuksesan Supervisi Akademik Pengawas berpengaruh
dalam mengelola organisasi sekolah dipengaruhi terhadap kinerja Guru. Pembahasan Mengenai
oleh kemampuan kepemimpinan kepala sekolah Pengaruh Supervisi akademik pengawas terhadap
yang dimilikinya.
Pendapat ahli tersebut menunjukkan dinyatakan memiliki keberartian sehingga dapat bahwa kepemimpinan yang dimiliki kepala
digunakan untuk memprediksi besarnya kinerja sekolah sangat dibutuhkan karena berperan dalam
guru yang dipengaruhi oleh variabel supervisi mengembangkan sekolah serta meningkatkan
akademik pengawas pengawas, kepemimpinan kinerja dan profesionalisme guru.
kepala sekolah dan lingkungan kerja secara Hal ini sejalan dengan penelitian
bersama-sama.
sebelumnya oleh Muhammadong (2013) terhadap Untuk mengetahui model regresi linier pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah
ganda digunakan hasil perhitungan pada tabel menengah atas di Kota Makassar berpengaruh
coefficientsa diperoleh β 0 = 16,497, β 1 =0,460, β 2 = terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota
0,586 dan β 3 = 0,593 sehingga model regresi linier Makassar.
= Y = 16,497 + 0,460 X1 + 0,586 X2 + 0,593 X3, Pada pembahasan penelitian di atas
yang diinterpretasikan bahwa, Apabila supervisi membuktikan
akademik pengawas meningkat satu-satuan maka Kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0,460, guru. Ini menandakan bahwa Kepemimpinan
peningkatan kepemimpinan kepala sekolah satu- sangat berpengaruh terhadap kinerja guru,
satuan maka akan meningkatkan kinerja guru sehingga untuk meningkatkan kinerja guru maka
sebesar 0,586 dan peningkatan Lingkungan kerja diperlukan seorang pemimpin yang memiliki peran
satu-satuan maka akan meningkatkan kinerja guru sebagai pemimpin yang kharismatik, Idealisme,
sebesar 0,593 pada konstanta 16,497. Dengan Motivator, dan Kepedulian terhadap guru.
demikian disimpulkan bahwa supervisi akademik
4.3.3 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap
pengawas, kepemimpinan kepala sekolah dan
secara bersama-sama Hasil analisis deskriptif menunjukkan
Kinerja Guru
lingkungan
kerja
berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri bahwa Lingkungan kerja SMK Negeri se-
se-kecamatan Tamalate Kota Makassar. kecamatan Tamalate berada pada kategori baik. Hasil analisis regresi menunjukkan adanya arah
5. KESIMPULAN
hubungan yang positif antara lingkungan kerja
a. Supervisi Akademik pengawas sekolah dengan kinerja guru. Dengan demikian semakin
berpengaruh positif dan signifikan secara baik lingkungan kerja maka semakin baik pula
parsial terhadap Kinerja Guru di SMK kinerja guru, sebaliknya jika lingkungan kerja
Negeri se-kecamatan Tamalate Kota tidak baik/tidak memadai maka kinerja guru tidak
Makassar. Dengan demikian, dapat baik.
disimpulkan bahwa semakin rutin dan Menurut Alex S.Nitisemito (1992:159),
pelaksanaan supervisi lingkungan kerja adalah kondisi internal maupun
obyektifnya
akademik pengawas sekolah, maka akan eksternal yang dapat mempengaruhi semangat
meningkatkan Kinerja Guru. kerja sehingga dengan demikian pekerjaan dapat
Kepala Sekolah diharapkan selesai lebih cepat dan baik.
b. Kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan secara Pada pembahasan penelitian di atas
parsial terhadap Kinerja Guru di SMK membuktikan bahwa adanya pengaruh Lingkungan
Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota kerja terhadap kinerja guru. Ini menandakan
Makassar. Dengan demikian dapat bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap
bahwa semakin kinerja guru, sehingga untuk meningkatkan kinerja
disimpulkan
meningkatnya kualitas dan peran Kepala guru maka diperlukan lingkungan kerja yang baik
sekolah, maka akan meningkatkan kinerja dan kondusif.
guru.
c. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap kinerja
Pengawas Sekolah, Kepemimpinan
Guru di SMK Negeri Se-Kecamatan
Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja
Tamalate Kota Makassar. Dengan
Secara Bersama-sama terhadap Kinerja
demikian dapat disimpulkan bahwa
semakin baik dan Optimalnya lingkungan Hasil analisis regresi ganda diperoleh
Guru
kerja , maka akan meningkatkan kinerja probabilitas (p) 0,000 < 0,05 sebagaimana yang
guru.
ditunjukkan Tabel ANOVA pada lampiran.
d. Supervisi Akademik Pengawas Sekolah, berdasarkan nilai (p) yang lebih kecil dari taraf
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan signifikansi (α = 0,05), maka regresi ganda
Lingkungan kerja berpengaruh positif dan Lingkungan kerja berpengaruh positif dan
Standar Pengawas Kinerja Guru di SMK Negeri se-
Depdiknas,
Sekolah/Madrasah N0. 12 Tahun 2007. Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Ini
Jakarta: Depdiknas
mengindikasikan bahwa jika suatu sekolah Depdiknas, 2010. Petunjuk Teknis Pelaksaan ingin meningkatkan kinerja Gurunya maka
Jabatan Fungsional Guru dan Angka sebaiknya dilakukan peningkatan pada
Kreditnya. Jakarta: Depdiknas. faktor supervisi akademik pengawas
Depdiknas, 2010. Rambu-Rambu Pelaksanaan sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. dan Lingkungan Kerja yang dilakukan
Jakarta: Depdiknas.
secara bersama-sama. Ini menandakan Endang Kusmiah, 2010. Hubungan keterampilan bahwa Kinerja Guru sangat dipengaruhi
manajerial kepala sekolah dengan oleh Supervisi akademik pengawas
kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan sekolah, kepemimpinan kepala sekolah
Sukomanunggal Kota Surabaya” .Tesis. dan Lingkungan kerja, sehingga untuk
Yogyakarta: Pascasarjana UNY. meningkatkan
Gibson, dkk. 1987. Organisasi: Perilaku, Struktur, diperlukan peningkatan pada faktor
Proses. Edisi Kelima Jilid 1, Ahli Bahasa Supervisi Akademik pengawas sekolah,
Djarkasih. Jakarta: Erlangga. kepemimpinan Kepala sekolah dan
Gomes, Faustino Cardoso, 2003. Manajemen Lingkungan Kerja.
Kurikulum seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: UPI Press.
Group Permendiknas No. 12 Tahun 2007, Tentang Standar Pengawas Sekolah. Agustiani, H, 2006. Psikologi Perkembangan
6. REFERENSI
Jakarta :Depdiknas.
Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan HusainiUsman. (2008). Manajemen, teori, praktik, Konsep Diri. Bandung: PT Refika
dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aditama.
Aksara.
Alex. S Nitisemito, 1992. Manajemen Personalia. Ismail Mohamad, 2004. Manajemen Operasional Edisi Revisi. Jakarta: Ghalia Indonesia .
Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Arikunto, 2002. Metodologi Penelitian Suatu
Karya.
Pendekatan Proposal. Jakarta : PT. Jutmini, Sri dkk, 2007. Panduan Evaluasi Rineka Cipta.
Pembelajaran,dalam
Asmani, Jamal Ma’mur, 2012. Manajemen http://Ipp.uns.ac.id/wpcontent/media/PAN Sekolah, Yogyakarta: Diva Press
DUAN-EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf Bada, & Adegboyega, Ibrahim 2012. Correlate Of
diakses 20 oktober 2016 Supervisory Strategis and Qulaity
2013. Pemimpin dan Education in Secondary Schools in Oyo
Kartono, Kartini.
Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja State, Nigeria. International Journal of
Grafindo Persada.
Learning & Development ISSN 2164- Kurniawati, E.D, 2009. Pengembangan Bahan 4063 2012, Vol. 2, No. 3. Diakses 09
Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia Januari 2017
dengan pendekatan tematis. Surakarta: Barnawi dan Mohammad Arifin, 2014. Kinerja
Pascasarjana Universitas Guru Profesional. Yogyakarta: AR-
Program
Sebelas Maret.
RUZZ MEDIA. Mardapi, Djemari, 2012. Pengukuran Penilaian Darmadi, Hamid. 2013. Dimensi-Dimensi Metode
dan Evaluasi Pendidikan . Yogyakarta: Penelitian Pendidikan dan Sosial.
Nuhamedika.