Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudus Dalam Mempersiapkan Pengalihan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Sebagai Pajak Daerah

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudus Dalam Mempersiapkan Pengalihan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Sebagai Pajak Daerah

1.2 1.3 1.3 Vitriana Masfita , Agus Suryono , Ratih Nurpratiwi 

1 Program Magister Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

2 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kudus

3 Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terbitnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pemerintah Pusat mengalihkan kewenangan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan kepada Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah harus mempersiapkan segala keperluan agar proses pengalihan ini berjalan dengan lancar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis (1) rencana pemerintah Kabupaten Kudus dalam persiapan pengambilalihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi persiapan Pemerintah Kabupaten Kudus dalam pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan data-data kualitatif berupa kata-kata, tindakan dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interview dengan Kepala DPPKD Kabupaten Kudus beserta Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Staff, observasi partisipasi di DPPKD Kabupaten Kudus, dan studi dokumentasi dokumen kedinasan di DPPKD Kabupaten Kudus. Data diperoleh melalui Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil Penelitian: (1) Pemerintah Kabupaten kudus berencana untuk mempersiapkan Sarana dan Prasarana yang meliputi penyediaan ruang pelayanan, ruang server dan pengolahan data, pengadaan perlengkapan gedung kantor, pengadaan software dan hardware komputer, pengadaan barang cetakan; membentuk UPT Pelayananan Pajak Daerah; mempersiapkan personel dibidang IT, pelayanan pajak daerah, administrasi pajak daerah; membentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati terkait Pajak Bumi dan Bangunan; menyiapkan SOP; menjalin kerjasama dengan KPP Pratama dan Bank Jateng; membuka rekening PBB P2 di Bank Jateng. (2) Faktor pendukung dari proses perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudus adalah: tersedianya dana atau pembiayaan, partisipasi SKPD terkait, serta partisipasi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Bank Jateng. Sementara faktor penghambat adalah tidak adanya dokumen rencana, tidak ada tim pengalihan PBB P2 dan pembagian tugas yang tidak merata, serta kurang intensifnya koordinasi dan komunikasi.

Kata kunci: Proses Perencanaan, Rencana, Pengalihan PBB P2

Abstract

The research was based on the issuance of Law No. 28 Year 2009 on Regional Taxes and Levies, which the Central Government transfers the authority to manage PBB P2 to local government. In order to implement the transfer of Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan, Local Governments must prepare all necessities so that the transfer process runs smoothly. The purpose is to describe and analyze aspects related to (1) The Kudus Local Government plans in preparation for the takeover PBB P2, ( 2) factors affecting the preparation of the Kudus Local Government in the take over of PBB P2. This research is a qualitative descriptive study using qualitative data in the form of words, actions and documents. Data collection techniques used were interviews with Head of DPPKD Kabupaten Kudus and its Chief, Section Chief and Staff, participatif observation in DPPKD Kabupaten Kudus, and study documentation in official documents DPPKD Kabupaten Kudus. Data were obtained through analysis of the data using the model of Miles and Huberman. The results of this study shows: (1) Kudus Local Government plans to prepare Infrastructure which includes the provision of UPT Pelayanan Pajak Daerah room, server room and data processing, office equipment in buildings, computer hardware and software procurement, the procurement

Alamat korespondensi: Vitriana Masfita Email

: vitrianamasfita2@yahoo.co.id Alamat

: Perum Megawon Indah, Jl. Kapas Raya No. 23, Kudus, Jawa Tengah

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

of printed materials; forming UPT pelayananan Pajak Daerah, prepares personnel in IT, local tax services, local tax administration; establish regional regulation and decree related to land and building tax; prepare SOP; cooperation with KPP Bank Primary and Java; P2 UN opened accounts at the Bank of Central Java. (2) . Supporting factor of the Kudus Local Government planning process including: the availability of funds or financing, related SKPD participation, and the participation of the KPP Pratama Kudus and Bank Jateng. Meanwhile, the hindering factors are including absence of planning documents, uneven job delegation, and lack of intense coordination and communication.

Keywords: Process Planning, Plans, PBB P2

PENDAHULUAN

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Undang-undang No 22 Tahun 1999

yang biasa disebut juga sebagai UU PDRD [9]. tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

Secara garis besar Undang-Undang Nomor 28 undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Daerah mengatur adanya perluasan objek pajak yang secara efektif berlaku sejak Januari 2001,

daerah dan retribusi daerah, menambah jenis yang dilanjutkan dengan penggantinya yaitu

pajak daerah dan retribusi daerah, menaikkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

tarif maksimum beberapa jenis pajak daerah, Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang

memberikan diskresi penetapan tarif pajak Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

daerah kepada daerah [9]. Keuangan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Pemerintah

antara Pemerintah

Pusat

dan

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi diundangkannya, yaitu tanggal 15 Oktober 2004,

Daerah ini, Pajak Bumi dan Bangunan sektor menandakan adanya kesungguhan pemerintah

Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang dan wakil rakyat untuk melaksanakan otonomi

sebelumnya merupakan pajak yang dikelola oleh dengan memberikan kewenangan yang luas,

pemerintah pusat dilimpahkan pengelolaannya nyata dan bertanggung jawab kepada daerah

daerah. Pelimpahan secara proporsional yang diwujudkan dengan

kepada

pemerintah

pengelolaan PBB P2 paling lambat tahun 2014 pengaturan,

(pasal 182 ayat (1) UU PDRD) akan beralih dari sumber daya nasional yang berkeadilan, serta

pemerintah pusat ke daerah [18]. perimbangan keuangan pusat dan daerah [7].

Agar pengalihan PBB P2 ini dapat berjalan Pelaksanaan otonomi daerah dimulai

dengan baik maka untuk melakukan pengalihan dengan

PBB P2 diperlukan persiapan yang matang yang kewenangan (urusan) dari pemerintah pusat ke

adanya penyerahan

sejumlah

harus dilakukan oleh pemerintah daerah yang pemerintah

bersangkutan. Sebagaimana yang termuat dalam Penyerahan berbagai kewenangan dan urusan

Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan pemerintah pusat kepada daerah tentunya harus

Menteri Dalam Negeri Nomor: 213/PMK.07/2010 disertai dengan penyerahan dan pengalihan

– Nomor: 58 Tahun 2010 tentang Tahapan sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan yang

Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan paling penting adalah sumber yang dikenal

Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah, dengan istilah PAD (Pendapatan Asli Daerah)

pengalihan kewenangan dimana komponen utamanya adalah penerimaan

dalam

rangka

pemungutan PBB P2 tersebut pemerintah daerah yang berasal dari komponen pajak daerah dan

bertanggungjawab untuk retribusi daerah [10].

bertugas

dan

menyiapkan sarana dan prasarana; struktur Berdasarkan ketentuan Undang-Undang

organisasi dan tata kerja; sumber daya manusia; UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

peraturan daerah, peraturan Kepala Daerah, dan Keuangan

SOP; kerjasama dengan pihak terkait, antara lain Pemerintahan Daerah, sumber pendapatan asli

antara Pemerintah

Pusat

dan

dengan Kantor Pelayanan Pajak, Perbankan, daerah yang paling utama di pemerintah daerah

Kantor Pertanahan, Notaris/Pejabat Pembuat adalah pajak daerah dan hasil retribusi daerah . Akta Tanah; serta pembukaan rekening

Dalam upaya menyederhanakan dan penerimaan PBB P2 pada bank yang sehat [18]. memperbaiki jenis dan struktur pajak daerah,

Melihat begitu banyaknya hal-hal yang meningkatkan pendapatan daerah, memperbaiki

harus dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah sistem perpajakan dan retribusi daerah maka

dalam mempersiapkan pengambilalihan PBB P2 telah terbit Undang-Undang Nomor 28 Tahun

ini serta adanya batasan waktu dalam persiapan

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

perencanaan Pemerintah menyusun perencanaan yang baik dan matang

tersebut maka pemerintah daerah perlu

penghambat

Kabupaten Kudus dalam mempersiapkan guna menjamin agar persiapan pengalihan PBB

pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor P2 dapat berjalan dengan baik, lancar dan tepat

Perdesaan dan Perkotaan. waktu [9]. Menurut Brantas, perencanaan pada

METODE PENELITIAN

dasarnya adalah suatu proses kerja yang Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dilakukan

kualitatif. Penelitian ini dilakukan dalam situasi menghasilkan suatu rencana [1]. The New

oleh seorang

perencana

yang

yang wajar (natural setting) dan data yang Webster Dictionary mengartikan rencana sebagai

dikumpulkan umumnya bersifat kualiatif. Peneliti pernyataan dari segala sesuatu yang dikehendaki

memilih Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus yang digambarkan dalam suatu pola atau peta-

sebagai lokus penelitian karena Pemerintah peta, chart, atau pernyataan dari bagian-bagian

Daerah Kabupaten Kudus berencana untuk sesuai dengan pola tertentu, atau secara singkat

pengalihan wewenang disimpulkan bahwa sesuatu yang dinyatakan

melaksanakan

bumi dan bangunan dalam bentuk apapun asal menggambarkan

pemungutan

pajak

perdesaan dan perkotaan menjadi pajak daerah keinginan yang hendak dicapai maka diartikan

pada 1 Januari 2013.

sebagai rencana [1]. Malayu SP Hasibuan Pengambilan data dan survey lapangan mendefinisikan

dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti keputusan yang menjadi pedoman untuk

secara langsung ke tempat studi, sehingga mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi setiap

harapannya peneliti akan mengetahui kondisi rencana mengandung dua uns ur yaitu “tujuan”

pengumpulan data yang dan “pedoman” [6]. Robins dan Coultier

lapang. Teknik

observasi partisipasi, membedakan jenis-jenis rencana berdasarkan

digunakan

ialah

wawancara, dan dokumentasi. jangkauan (rencana strategis dan operasional),

Data-data yang digunakan adalah data yang kerangka waktu (jangka pendek, menengah dan

bersumber dari kata-kata, tindakan, dan sumber panjang), spesifitas (rencana spesifik

data tertulis atau dokumen yang dikumpulkan arahan), dan frekuensi penggunaan (rencana

dan

melalui teknik pengumpulan data wawancara, sekali pakai dan siaga) [12]. Sule dan Saefullah

observasi dan studi dokumentasi menyampaikan bahwa terdapat beberapa alat

dipilih melalui teknik analisis atau model yang dapat digunakan untuk

Informan

nonprobability sampling, purposive sampling, melakukan perencanaan, yakni flow chart, bagan

dan snowball sampling. Berdasarkan teknik- gantt dan jaringan PERT [14].

teknik tersebut peneliti memilih Kepala DPPKD Menurut Handoko agar rencana-rencana

Kabupaten Kudus sebagai key informan dan dilaksanakan

maka harus

dikomunikasikan

Kabid, Kasi, dan para staff pada Bidang kepada pihak lain. Handoko mendefinisikan Perencanaan

Operasional Pendapatan komunikasi

dan

DPPKD Kab Kudus sebagai Informan. pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi

Teknik analisis data menggunakan teknik dari

analisis data kualitatif model Miles and Handayaningrat menyatakan bahwa komunikasi

seseorang kepada

Huberman, yang terdiri dari tiga alur kegiatan tidak dapat dipisahkan dari koordinasi [4]. Terry

yang terjadi secara bersamaan yakni: reduksi mendefinisikan koordinasi sebagai suatu usaha

data, penarikan yang sinkron/teratur untuk menyediakan jumlah

data,

penyajian

kesimpulan/verifikasi.

dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

yang seragam dan harmonis pada sasaran yang Pemerintah pusat menyadari bahwa telah ditentukan [6]. tidak semua daerah siap menerima pengalihan Dengan mengacu pada penjelasan diatas,

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

Perkotaan sebagai Pajak Daerah. Diperlukan

1 Mendeskripsikan dan menganalisis proses

yang matang sampai perencanaan

persiapan-persiapan

persiapan pengambilalihan Pemerintah Daerah benar-benar siap untuk Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan

menerapkan kebijakan pengalihan ini [9]. dan Perkotaan.

Pasal 182 angka 1 Undang-Undang Nomor

2 Mendeskripsikan dan menganalisis faktor-

28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan faktor

Retribusi Daerah menyebutkan bahwa “Menteri

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

Keuangan bersama-sama dengan Menteri Dalam Daerah pasal 180 angka 5 yang mengatur bahwa

Negeri mengatur tahapan persiapan pengalihan Undang-undang Nomor Undang-Undang Nomor Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah dalam waktu

sebagaimana telah diubah dengan Undang- paling lambat 31 Dese mber 2013”[17] .

Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Dari pasal tersebut dapat disimpulkan

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 bahwa

Pemerintah Pusat mendelegasikan Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Menteri Keuangan bersama dengan Menteri

yang terkait dengan peraturan pelaksanaan Dalam

mengenai Perdesaan dan Perkotaan masih tetap persiapan pengalihan PBB P2. Pemerintah Pusat

Negeri untuk

mengatur

tahapan

berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember juga memberikan tenggang waktu kepada

2013, sepanjang belum ada Peraturan Daerah pemerintah daerah untuk menyiapkan segala

tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang terkait kelengkapan guna mendukung kebijakan baru

dengan Perdesaan dan Perkotaan [17]. tersebut.

Dengan demikian, batas waktu bagi Dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal

Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengambil tersebut, ditetapkan Peraturan Bersama Menteri

alih pengelolaan PBB P2 yaitu selambat- Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor

lambatnya 1 Januari 2014. Artinya, suka atau 213/PMK.07/2010 - Nomor 58 Tahun 2010

tidak suka, pemerintah daerah harus menerima Tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak

pengalihan PBB P2 beserta seluruh aspeknya, Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan

mulai dari pengiriman Surat Pemberitahuan Sebagai Pajak Daerah. Peraturan Bersama

Objek Pajak (SPOP) sampai dengan penerbitan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri ini

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), mengatur bahwa kewenangan pemungutan PBB-

pemenuhan hak Wajib Pajak sampai dengan P2 dialihkan dari Pemerintah ke Pemerintah

sengketa dengan Wajib Pajak di Pengadilan Daerah

mulai tanggal

Pengalihan. Persiapan pengalihan PBB-P2 sebagai Pemerintah Kabupaten Kudus telah pajak daerah dilakukan dalam waktu paling

mengirimkan surat pemberitahuan kepada lambat tanggal 31 Desember sebelum Tahun

Menteri Keuangan Nomor 973/3041/13 tanggal Pengalihan.

27 Juni 2012 perihal pelaksanaan pemungutan Menteri Keuangan Republik Indonesia

pajak bumi dan bangunan perdesaan dan dalam suratnya tanggal 18 Maret 2011 dengan

perkotaan PBB P2 tahun 2013. Dalam surat ini nomor:S-133/MK.07/2011 yang ditujukan kepada

Bupati Kudus memberitahukan kepada Menteri seluruh Gubernur/Bupati/Walikota se-Indonesia

Keuangan bahwa Pemerintah Kabupaten Kudus menyampaikan

berencana untuk mengambil alih PBB P2 menjadi Kabupaten/Kota dapat memungut Pajak Bumi

bahwa

Pemerintah

pajak daerah pada tahun 2013. Surat Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) paling lambat

pemberitahuan ini juga telah dilampiri dengan tanggal 1 Januari 2014 dengan menerbitkan

Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 5 Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah ini tidak

Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan berlaku surut. Dalam hal Pemerintah Daerah

Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana yang belum atau tidak menerbitkan Peraturan Daerah

diamanatkan dalam Peraturan Bersama Menteri tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor Perkotaan sampai dengan tanggal 31 Desember

213/PMK.07/2010 - Nomor 58 Tahun 2010 2013, maka sejak tanggal 1 Januari 2014

Tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak terhadap bumi dan/atau bangunan yang dimiliki,

Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang

Sebagai Pajak Daerah.

pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang Rencana Pemerintah Kabupaten Kudus digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,

untuk mengambil alih PBB P2 menjadi pajak perhutanan, dan pertambangan di daerah

daerah pada tahun 2013 telah mendapat tersebut tidak dapat dipungut Pajak Bumi dan

persetujuan dari Menteri Keuangan melalui surat Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sampai

Keuangan Nomor S- dengan ditetapkannya Peraturan Daerah.

Jawaban

Menteri

perihal pelaksanaan Batas waktu pengalihan Pajak Bumi dan

457/MK.7/2012

bumi dan bangunan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ini juga

pemungutan

pajak

perdesaan dan perkotaan PBB P2 tahun 2013. didasarkan pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

Rencana Pemerintah Kabupaten Kudus dalam 2) Perlengkapan gedung kantor.

Mempersiapkan Pengalihan Pajak Bumi Dan

Pengadaan perlengkapan gedung kantor telah

Bangunan Menjadi Pajak Daerah

dianggarkan dalam APBD Kabupaten Kudus Dari

Tahun 2012 pada Kegiatan Intensifikasi dan berdasarkan

Ekstensifikasi Sumber-sumber Pendapatan Pemerintah

Daerah [16]. Proses pengadaan perlengkapan mempersiapkan pengalihan PBB P2 menjadi

ini rencananya akan Pajak Daerah merupakan salah satu bentuk dari

gedung

kantor

melalui mekanisme rencana operasional karena meliputi area

dilaksanakan

penunjukkan langsung. operasional tertentu organisasi, bersifat lebih

3) Pengadaan software dan hardware komputer. sempit dan biasanya untuk jangka waktu pendek

Kabupaten Kudus akan [9].

Pemerintah

menggunakan Sistem Aplikasi pelimpahan Rencana Pemerintah Kabupaten Kudus

dari Direktorat Jenderal Pajak, yaitu SISMIOP terkait persiapan pengalihan PBB P2 bersifat

beserta database [9]. Kustomisasi SISMIOP fleksibel yang hanya menentukan panduan

kebutuhan dan umum maka rencana ini merupakan rencana

dilakukan

sesuai

perkembangan. Proses pengadaan software arahan. Rencana ini juga digunakan satu kali yang

dan hardware komputer ini rencananya ditujukan khusus untuk memenuhi kebutuhan

dilaksanakan dengan dua cara, yakni: dalam situasi yang unik yaitu situasi peralihan

(1). Pengadaan hardware komputer dilakukan PBB P2 dari Pajak Pusat menjadi Pajak Derah

dengan mekanisme pelelangan umum. maka rencana ini bersifat sekali pakai. [9][12].

(2). Pengadaan software komputer dilakukan Dengan berpedoman pada Peraturan

dengan penunjukkan langsung. Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam

4) Pengadaan Barang Cetakan. Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 - Nomor 58

Pengadaan Blanko SPPT, STTS, DHKP, SPOP, Tahun 2010 dan berpegang pada surat Jawaban

LSPOP, serta surat-surat pelayanan (surat Menteri Keuangan Nomor S-457/MK.7/2012

keberatan, surat pengajuan perihal pelaksanaan pemungutan pajak bumi dan

pengajuan

keringanan, surat pengajuan pembatalan, bangunan perdesaan dan perkotaan PBB P2

surat penerbitan SPPT) [16]. tahun

b. Struktur

Organisasi dan Tata Kerja

Kabupaten Kudus dalam

mempersiapkan

Pemungutan PBB P2

pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan dan Perkotaan [18] dijelaskan berikut ini:

Menteri Dalam Negeri menyebutkan bahwa

a. Sarana dan Prasarana

penyiapan pedoman struktur organisasi dan tata Sarana dan prasarana diperlukan dalam

kerja Pemerintah Daerah ditetapkan dengan rangka mengambil alih pengelolaan PBB P2,

Dalam Negeri setelah diperlukan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa

Peraturan Menteri

berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya [9]. sarana dan prasarana yang disiapkan oleh

Dalam Negeri telah Pemerintah Kabupaten Kudus meliputi beberapa

Menteri

mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri aspek [9], antara lain:

Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

1) Penyediaan ruang. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 o Ruang pelayanan. Pemerintah Kabupaten

Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Kudus merencanakan untuk membuat

Organisasi Perangkat Daerah, mengatur bahwa Tempat Pelayanan Pajak Daerah di Lantai

pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

1 Gedung di Sebelah Kanan Pendopo yang menangani fungsi pendapatan, pengelolaan Kabupaten, tepatnya di Ruang tunggu

keuangan dan aset daerah ditambahkan fungsi, Lantai I sebelah selatan Kantor PPT.

yaitu: fungsi penyusunan kebijakan pelaksanaan Tempat pelayanan ini direncanakan untuk

pemungutan PBB P2; fungsi Pendataan, penilaian melayani wajib pajak PBB P2 dan wajib

dan penetapan PBB P2; fungsi pengolahan data pajak daerah lainnya.

dan informasi PBB P2; fungsi Pelayanan PBB P2; o Penyediaan

fungsi Penagihan; fungsi Pengawasan dan Pengolahan Data dan Informasi, dengan

penyelesaian sengketa pemungutan PBB; serta memanfaatkan

dan pertanggungjawaban penerimaan.

ruang

bendaraha

fungsi Pelaporan

penerimaan akan dipindahkan ke Lantai I,

penambahan fungsi menyatu dengan ruang pelayanan.

Terkait

dengan

tersebut dapat dibentuk UPTD dan mengoptimal-

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

kan struktur yang sudah ada. yang pelaksanaan- maka dimungkinkan adanya perubahan terhadap

nya diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota [9].

[13]. Dalam lingkup Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

kebutuhan

pegawai

pengalihan PBB P2, lingkungan eksternal dari Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan

mengalami perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57

pemerintah daerah

karena dengan terbitnya Undang-undang nomor Tahun 2007 tentang Pertunjuk Teknis Penataan

28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi Organisasi

daerah maka pemerintah pusat mengalihkan Kabupaten Kudus berencana untuk membentuk 1

kewenangan pengelolaan pajak bumi dan (satu) Unit Pelaksana Teknis, yakni UPT

bangunan perdesaan dan perkotaan kepada Pelayanan Pajak Daerah [9].

pemerintah daerah [9]. Rencana Pemerintah Adapun

Kabupaten Kudus untuk mengambil alih PBB P2 struktur organisasi dan tata kerja dengan

menjadi pajak daerah menunjukkan respon membentuk 1 (satu) UPT Pelayanan Pajak Daerah

Kabupaten Kudus terhadap ini [9] adalah:

Pemerintah

perubahan kondisi eksternal yakni pengalihan

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 PBB P2 dari pemerintah pusat [9]. Dengan Tahun

ini, maka Pemerintah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57

2010 tentang

Perubahan atas

adanya pengalihan

Kabupaten Kudus khususnya DPPKD mengalami Tahun 2007 tentang Pertunjuk Teknis

perubahan kebutuhan sumber daya manusia, Penataan Organisasi Perangkat Daerah yang

dimana DPPKD memerlukan tambahan pegawai membolehkan Pemerintah Daerah untuk

karena adanya tambahan tugas dan pekerjaan membentuk UPT terkait dengan penambahan

yakni menangani pengelolaan PBB P2 [9]. fungsi.

Sehingga apabila Pemerintah Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan Kabupaten

sumber daya manusia ini, Pemerintah Kabupaten membentuk UPT maka rencana pembentukan

Kudus berencana untuk mempersiapkan personel ini telah memiliki landasan hukum dan tidak

yang akan menangani bidang tugas terkait bertentangan dengan Peraturan Menteri

dengan aplikasi komputer atau IT, pelayanan Dalam Negeri.

pajak daerah, pemungutan pajak daerah,

2. Keputusan bersama untuk tidak merubah pendataan dan penilaian pajak [9]. Peraturan Daerah tentang SOTK, yakni

Dalam rapat pembahasan SOTK dan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008

penambahan staf (SDM) yang diselenggarakan tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

tanggal 6 Februari 2012 bertempat di ruang rapat Daerah, tetapi sedapat mungkin hanya

DPPKD Kabupaten Kudus dan dihadiri oleh: Staf merubah Peraturan Bupati saja.

dan SDM, Badan Rencana untuk tidak merubah Peraturan

Ahli

Kemasyarakatan

Kepegawaian Daerah, Bagian Organisasi dan Daerah tentang SOTK ini karena apabila

Kepegawaian Setda, Bagian Hukum Setda dilakukan Perubahan Peraturan Daerah maka

disampaikan rencana penambahan personel akan memerlukan waktu yang cukup lama,

pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan proses yang harus ditempuh juga cukup rumit

Keuangan Daerah, disampaikan bahwa dalam dan biaya yang diperlukan juga tidak sedikit.

rangka mempersiapkan pengalihan PBB P2 Adapun tentang penambahan fungsi

menjadi pajak daerah, Pemerintah Kabupaten sebagaimana

Dinas Pendapatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010

Kudus khususnya

Pengelolaan Keuangan Daerah membutuhkan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

SDM sebanyak 25 orang dan telah tersedia 14 Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang

orang (staf DPPKD) sehingga kekurangan Pertunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat

personel sebanyak 11 orang dengan kualifikasi Daerah, pada dasarnya sebagian besar fungsi-

personel yang diharapkan adalah: Sarjana 2 org, fungsi ini telah tercakup dalam Peraturan Bupati

D3 2 orang dan SMA 11 orang. Adapun Kudus No 47 Tahun 2009 tentang Penjabaran

kekurangan personel ini diharapkan dapat Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Daerah

dipenuhi melalui mutasi staf. BKD akan Kabupaten Kudus [9].

mengakomodir kualifikasi staf yang dibutuhkan

c. Sumber Daya Manusia

Menurut Simamora, metode paling akurat Simamora, ketika terjadi perubahan lingkungan

untuk prakiraan kepegawaian jangka pendek eksternal suatu organisasi dan organisasi

adalah dengan menggunakan informasi muatan tersebut merespons terhadap perubahan ini

kerja (work content) sesungguhnya berdasarkan

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

analisis pekerjaan terhadap kerja yang perlu Kudus juga memperhatikan atau dibatasi oleh

diselesaikan. Teknik analisis

beberapa aturan [9], diantaranya yaitu: memerlukan penggunaan rasio atau pedoman

beban

kerja

peraturan tentang moratorium penyusunan

1. Adanya

penerimaan cpns yang termuat dalam mengidentifikasi

staf standar

dalam

upaya

Peraturan Bersama Menteri Pendayagunaan manusia.

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, mengidentifikasikan

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan maupun tipe karyawan yang diperlukan untuk

banyaknya

karyawan

Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011 – Nomor mencapai tujuan organisasi [13].

2011, Nomor Dalam upaya memperkirakan kebutuhan

800-632

Tahun

tentang Penundaan pegawai terutama berkaitan dengan jumlah

141/PMK.01/2011

Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri pegawai

yang dibutuhkan,

Pemerintah

Sipil.

Kabupaten Kudus belum melakukan analisis Pasal 1 peraturan bersama menyebutkan beban kerja. Perkiraan kebutuhan pegawai

bahwa dalam rangka melakukan penataan dilakukan berdasarkan pendapat dari KPP

pegawai negeri sipil dan penghematan Pratama Kudus mengenai jenis tenaga yang

negara dilakukan dibutuhkan

anggaran

belanja

penundaan sementara penerimaan cpns yang dibutuhkan serta dengan melihat jumlah dan

dan perkiraan

jumlah

yang

diberlakukan mulai 1 september 2011 sampai kondisi pegawai yang dimiliki [9].

dengan 31 desember 2012. Upaya pemenuhan kebutuhan pegawai ini

Berdasarkan peraturan bersama tersebut bisa dilakukan melalui proses rekrutmen.

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kudus Rekrutmen

tidak melakukan rekruitmen CPNS selama 2 menemukan, dan menarik para pelamar untuk

tahun yakni tahun 2011 dan 2012. Sehingga dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.

sampai dengan Desember 2012 tidak ada Rekrutmen dilaksanakan dalam suatu organisasi

rekruitmen cpns dari pelamar umum di karena kemungkinan adanya lowongan (vacancy)

kabupaten kudus, untuk dengan beraneka ragam alasan, antara lain:

pemerintah

menggantikan formasi pegawai negeri sipil Berdirinya organisasi baru, adanya perluasan

yang pensiun.

kegiatan organisasi,

pengangkatan tenaga pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru, adanya

terciptanya pekerjaan-

2. Adanya larangan

honorer daerah, berdasarkan pada Peraturan pekerja yang pindah ke organisasi lain, adanya

Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang pekerja yang berhenti, adanya pekerja yang

Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon memasuki masa pensiun, adanya pekerja yang

Pegawai Negeri Sipil, jo PP. No. 43 Tahun meninggal dunia [3].

2007 dan PP. No. 56 Tahun 2012, dimana Simamora

Pasal 8 Peraturan Pemerintah tersebut diatas sumber utama rekrutmen yang dapat digunakan:

menyebutkan bahwa “Sejak ditetapkannya sumber internal dan sumber eksternal. Sumber

Peraturan Pemerintah ini, semua Pejabat internal berkenaan dengan karyawan-karyawan

Pembina Kepegawaian dan pejabat lain di yang ada saat ini didalam organisasi; sumber

lingkungan instansi, dilarang mengangkat eksternal adalah individu yang saat ini tidak

tenaga honorer atau yang sejenis, kecuali dikaryakan oleh organisasi [13].

ditetapkan dengan Peraturan Pemer intah.” Terkait persiapan pengalihan PBB P2

Pasal ini mengatur bahwa bagi Pemerintah menjadi pajak daerah, pemenuhan kebutuhan

diperbolehkan untuk personel ini dapat dilakukan dengan beberapa

Daerah

tidak

mengangkat pegawai honorer daerah yang cara [9], diantaranya yaitu:

baru. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten

melakukan pengangkatan pengangkatan CPNS.

1. Merekrut pegawai baru melalui mekanisme

Kudus

tidak

pegawai honorer daerah yang baru.

2. Merekrut tenaga outsourcing. Dengan memperhatikan aturan-aturan

3. Melakukan mutasi pegawai yang ada. tersebut diatas maka dalam hal penyediaan Namun

kekurangan personel ini, untuk sementara ini kebutuhan sumber daya manusia ini, Pemerintah

BKD hanya dapat memenuhinya melalui mutasi Kabupaten

staf dan juga memaksimalkan personel yang ada Kepegawaian Daerah bersama Dinas Pendapatan

Kudus dalam

dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

d. Peraturan Daerah

Pembukaan rekening PBB P2 ini harus dilakukan Pemerintah

oleh Pemerintah Kabupaten selambatnya tanggal menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kudus

31 Desember sebelum tahun pengalihan. Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan

Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Peraturan

dalam Perencanaan Pengalihan Pajak Bumi dan

Daerah ini ditetapkan di Kudus pada tanggal 27

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Juni 2012 [9]. Dalam perencanaan pengalihan Pajak Bumi dan

e. Peraturan Kepala Daerah dan SOP

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan menjadi Pemerintah Kabupaten Kudus berencana

pajak Daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah menyusun beberapa Peraturan Bupati, di

Kabupaten Kudus, ada faktor penghambat dan antaranya yaitu tentang sistem dan prosedur

faktor pendukung dalam proses perencanaan pemungutan PBB dalam bentuk Rancangan

tersebut.

Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan

a. Faktor Pendukung

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang

1. Tersedianya dana atau pembiayaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Pemerintah Kabupaten Kudus telah Perkotaan, Peraturan Bupati tentang Klasifikasi

dengan mengalokasikan NJOP, Peraturan Bupati tentang pembentukan

menyiapkan dana

anggaran pada APBD tahun 2012 untuk UPT pada DPPKD [9].

membiayai seluruh proses persiapan pengalihan Peraturan

PBB P2 mulai perencanaan sampai dengan direncanakan berupa replikasi Peraturan Menteri

Sebagaimana yang Keuangan Nomor 150/PMK.03/2010 tersebut

implementasinya.

disampaikan oleh Riyadi dan Dedy bahwa salah kedalam peraturan Bupati, terbatas pada bagian

satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat sektor Perdesaan dan Perkotaan Saja [21].

keberhasilan suatu program perencanaan adalah Standar Operasi dan Prosedur rencananya

faktor pendanaan. Tersedianya dana dalam akan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala

jumlah yang memadai untuk membiaya seluruh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

proses perencanaan menjadi salah satu kunci Daerah Kabupaten Kudus.

dari keberhasilan perencanaan [11]. Penyediaan

f. Kerjasama dengan pihak terkait

oleh Pemerintah Kabupaten Kudus Salah satu tugas dan tanggung jawab

dana

tentunya menjadi salah satu faktor pendukung Pemerintah Daerah yang diatur dalam Peraturan

dalam kegiatan persiapan pengalihan PBB P2 ini, Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam

karena dengan adanya dana yang memadai maka Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 - Nomor 58

rencana yang telah disusun diharapkan dapat Tahun 2010 adalah mempersiapkan kerjasama

diimplementasikan dengan baik [9]. dengan pihak terkait. Sehubungan dengan hal

2. Partisipasi SKPD terkait. tersebut,

Adanya dukungan dan partisipasi dari berencana menjalin kerjasama dengan pihak

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang lain, dalam terkait, diantaranya dengan KPP Pratama Kudus,

hal ini Badan Kepegawaian Daerah, Bagian BPN, Notaris dan Bank Pembangunan Daerah

Organisasi dan Kepegawaian Daerah, Bagian Jawa Tengah atau Bank Jateng. Namun pada

Hukum, Bappeda, dan lainnya, sangat membantu masa persiapan pengalihan

perencanaan persiapan pengalihan PBB P2 ini. Pemerintah Kabupaten Kudus memfokuskan

PBB P2

ini,

Adanya dukungan dari SKPD-SKPD terkait pada kerjasama dengan Pihak KPP Pratama dan

proses perencanaan dan Bank Jateng, sedangkan kerjasama dengan BPN

diperlukan agar

implementasinya dapat berjalan dengan baik dan dan Kantor Notaris masih belum ada bentuk dan

lancar.

format kerjasamanya.

3. Partisipasi dari Kantor Pelayanan Pajak

g. Pembukaan Rekening PBB-P2 pada bank yang

Pratama dan Bank Jateng

sehat

Adanya dukungan Kantor Pelayanan Pajak Dalam rangka pengalihan Pajak Bumi dan

berkoordinasi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan menjadi

informasi, saran, masukan, Pajak Daerah, Pemerintah Kabupaten harus

memberikan

terhadap jalannya proses membuka rekening PBB P2 pada bank yang

pertimbangan

perencanaan pengalihan Pajak Bumi dan sehat. Rekening PBB P2 ini digunakan sebagai

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan menjadi rekening

pajak Daerah, dan dukungan Bank Jateng yang pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang

membantu dalam hal penyediaan fasilitas dalam dibayarkan oleh Wajib Pajak PBB P2. Adapun

rangka perencanaan persiapan pengalihan PBB

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

hubungan antara waktu yang tersedia dan waktu perencanaan dan implementasinya.

P2

ini, memperlancar jalannya proses

yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Menurut Riyadi dan dan Dedy, tingkat

tersebut [8].

keberhasilan program

menyampaikan bahwa suatu dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal dan

perencanaan yang tepat diperlukan agar proyek lingkungan eksternal [11].

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Jika Menurut Waterson, dalam Conyers and

kebutuhan untuk menuangkan rencana itu ke Hill, kesuksesan implementasi suatu rencana

atas kertas sudah terasa, maka diperlukan suatu sebagian besar ditentukan oleh organisasi dan

sistem notasi (tata-tanda) yang memadai untuk administrasi yang tepat. Penekanan pentingnya

itu. Setiap rencana, gambar, atau spesifikasi yang masalah organisasi disini karena menyiratkan

harus dibaca oleh lebih dari satu orang, harus bahwa perencanaan bukanlah sesuatu yang

wahana untuk dilakukan oleh perencana saja tapi sebuah proses

dianggap

sebagai

mengkomunikasikan informasi [8]. Menurut yang jauh lebih kompleks yang melibatkan

Handayaningrat, agar komunikasi itu efektif, berbagai individu dan organisasi. Hubungan

penyampaian informasi itu haruslah dilakukan timbal balik dari berbagai pihak baik dalam

dalam bahasa yang dimengerti oleh semua persiapan dan pelaksanaan rencana akan

penerimanya [4].

mempengaruhi baik isi rencana (dan karena itu

Kabupaten Kudus dapat implementability

Pemerintah

dokumen perencanaan pelaksanaannya [2].

sederhana dengan menggunakan alat bantu Adanya dukungan dan partisipasi dari

perencanaan atau alat manajemen yang telah pihak-pihak terkait, seperti satuan kerja

ada sesuai dengan pengalihan PBB P2. perangkat

Menurut Sule dan Saefullah, berbagai Kabupaten Kudus, dukungan dan partisipasi dari

teoritisi manajemen telah memperkenalkan pihak eksternal yakni KPP Pratama dan Bank

pendekatan dalam melakukan Jateng

beberapa

perencanaan, termasuk beberapa alat analisis Pemerintah

menjadi faktor

pendukung

bagi

atau model yang dapat digunakan untuk mempersiapkan pengalihan PBB P2 ini.

perencanaan. Beberapa alat

b. Faktor Penghambat

manajemen

guna

melakukan perencanaan

1. Tidak ada dokumen perencanaan adalah Bagan Arus (Flow Chart), Bagan Gantt Tujuan perencanaan persiapan pengalihan

(Gantt Chart), dan Jaringan PERT (PERT Network) PBB P2 menjadi pajak daerah Pemerintah

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengalihan PBB P2 menjadi pajak daerah pada

Kabupaten Kudus adalah

dilaksanakannya

dalam perencanaan mempersiapkan pengalihan tanggal 1 Januari 2013. Hal ini berarti bahwa

PBB P2 ini, Pemerintah Kabupaten Kudus tidak tujuan pengalihan ini berkaitan dengan jangka

menyusun suatu dokumen rencana, baik itu waktu. Adapun sasaran yang ditetapkan juga

berupa rencana aksi tindakan maupun rencana berkaitan dengan waktu yakni memenuhi tugas

penjadwalan kegiatan, yang didalamnya memuat dan tanggung jawab Pemerintah Daerah sesuai

rencana tentang kegiatan apa saja yang akan dengan tahapan pengalihan yang telah diatur

dilakukan, kapan atau waktu dilakukannya dalam Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan

pembagian tugas dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010

kegiatan

tersebut,

tanggung jawab dan sebagainya [9]. Hal ini - Nomor 58 Tahun 2010 Tentang Tahapan

menyebabkan pihak-pihak yang terlibat dalam Persiapan Pengalihan Pajak Bumi Dan Bangunan

proses perencanaan ini tidak mempunyai Perdesaan Dan Perkotaan Sebagai Pajak Daerah.

pegangan atau pedoman secara visual yang Oleh karena itu segala perencanaan yang

dapat memandu mereka dalam melakukan dilakukan dalam rangka persiapan pengalihan

kegiatan perencanaan terkait rencana persiapan PBB P2 ini adalah untuk melaksanakan tahapan

pengalihan PBB P2 ini.

demi tahapan sebagaimana diatur dalam Pemerintah Kabupaten Kudus sebenarnya Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan

dokumen perencanaan Menteri Keuangan tersebut.

dapat

membuat

sederhana dalam bentuk jadwal kegiatan. Menurut Lock, bilamana suatu pekerjaan

Pemerintah Kabupaten Kudus memerlukan harus diselesaikan dalam batas waktu atau

memudahkan dalam tanggal

penjadwalan

agar

pencapaian tujuan dan sasaran. Sule dan mempunyai

tertentu, orang

Saefullah menyampaikan bahwa penjadwalan

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

merupakan salah satu bagian penting dalam Dari hasil penelitian diketahui bahwa

perencanaan. Secara

dalam proses perencanaan persiapan pengalihan membantu perencanaan persiapan pengalihan

sederhana,

untuk

Pajak Bumi dan Bangunan menjadi Pajak Daerah PBB P2 menjadi Pajak Daerah, Pemerintah

di Kabupaten Kudus ini, pembagian tugas antara Kabupaten Kudus dapat menyusun suatu jadwal

ketiga seksi pada Bidang Perencanaan dan kegiatan dengan menggunakan Bagan Gantt

Pendapatan yakni Seksi (Gantt Chart) dengan modifikasi sesuai dengan

Operasional

Perencanaan, Seksi Pendataan dan Pendaftaran kebutuhan Pemerintah Kabupaten Kudus [14].

serta Seksi Penetapan Penagihan dan Keberatan Kegiatan organisasi begitu banyak dan

kurang merata. Tugas-tugas terkait persiapan saling berhubungan satu dengan yang lainnya,

pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan menjadi Menurut Lock, Gantt Chart dapat membantu

Pajak Daerah terkesan lebih banyak menumpuk manajer dalam mengelola kegiatan-kegiatan

pada Seksi Penetapan Penagihan dan Keberatan tersebut melalui proses penjadwalan [8]. [9].

Dokumen perencanaan dapat digunakan Hal ini menyebabkan tingginya beban untuk mengetahui dengan lebih jelas apa saja

kerja yang ditanggung oleh Kepala Seksi yang harus dilakukan, kapan rencana itu

Penetapan Penagihan dan Keberatan belum lagi dilakukan, siapa yang bertanggung jawab

masih harus menyelesaikan tugas-tugas rutin. Hal terhadap kegiatan tersebut, sumberdaya apa

ini menyebabkan hal-hal lain dalam rencana yang diperlukan. Dengan adanya dokumen

persiapan pengalihan PBB P2 ini kurang rencana atau visualisasi perencanaan yang baik

mendapat perhatian, sehingga terjadi kemoloran maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses

dalam hal waktu penyelesaian tugas yang pada perencanaan persiapan pengalihan PBB P2 ini

akhirnya mengakibatkan persiapan-persiapan akan memiliki persepsi yang sama dan akan

yang dilakukan mendekati batas waktu tahapan mempunyai pedoman dalam menentukan arah

persiapan yang ada.

tindakan [9]. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya

2. Pembagian tugas kurang merata Pemerintah Kabupaten Kudus khususnya DPPKD Dalam persiapan pengalihan PBB P2 ini,

Kabupaten Kudus melakukan pembagian tugas tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan

yang ada dengan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus cukup banyak,

diantara

personel

mengelompokkan jenis-jenis kegiatan terlebih diantaranya menyiapkan sarana dan prasarana,

dahulu, kemudian menentukan penanggung struktur organisasi dan tata kreja, sumber daya

jawab atas kelompok kegiatan tersebut beserta manusia, peraturan daerah, peraturan Kepala

personel yang akan menangani kegiatan tersebut Daerah dan SOP, Kerjasama dengan Pihak

[9]. Adapun personel yang ditugaskan untuk Terkait, dan Pembukaan Rekening PBB P2.

mempersiapkan pengalihan PBB P2 ini tidak Mengingat banyaknya tugas-tugas yang

harus dari Bidang Perencanaan dan Operasional harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Pendapatan saja, tetapi juga bisa menugaskan Kudus dalam rangka mempersiapkan pengalihan

staff pada Bidang lainnya. PBB P2 pelaksanaan tugas-tugas tersebut terlalu

3. Kurangnya Koordinasi berat atau terlalu banyak untuk ditangani oleh

Sebagaimana telah disampaikan oleh satu orang saja. Oleh karena itu harus ada

Penetapan Penagihan dan pembagian tugas diantara para personel di

Kepala

Seksi

proses perencanaan DPPKD Kabupaten Kudus.

Keberatan,

dalam

pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan George R Tery menyatakan bahwa

dan Perkotaan ini, Pemerintah Kabupaten Kudus pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang

kurang intensifnya perlu dilaksanakan terlalu berat ditangani oleh

menghadapi

kendala

koordinasi dan komunikasi baik koordinasi dan satu orang saja. Dengan demikian diperlukan

komunikasi diantara internal DPPKD, dengan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu

pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran,

terlibat dalam perencanaan persiapan pengalihan tangan dan ketrampilan dihimpun menjadi satu

PBB P2 maupun dengan pihak KPP Pratama yang harus dikoordinasi bukan saja untuk

Kudus.

diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan Menurut Handayaningrat, koordinasi dan tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi

komunikasi adalah sesuatu hal yang tidak dapat masing-masing anggota kelompok tersebut

dipisahkan. Koordinasi dapat diartikan sebagai terhadap

menggerakkan segala usaha organisasi untuk pengetahuan [15].

mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan,

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudu Dalam Mempersiapkan Pengalihan PBB (Masfita, et al.)

kekembaran atau kekosongan pekerjaan. Ketika proses persiapan pengalihan PBB P2 ini relatif

koordinasi dilakukan maka orang-orang dan tetap berjalan dengan baik walaupun ada pekerjaannya diselaraskan dan diarahkan pada

kekurangan dalam koordinasi yang dilakukan. pencapaian tujuan tertentu [4].

lain dari kurangnya Menurut

Permasalahan

koordinasi disini adalah dalam koordinasi intern koordinasi merupakan suatu usaha kerjasama

dan koordinasi horisontal di internal DPPKD antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan

Kabupaten Kudus, terutama koordinasi pada tugas-tugas tertentu sedemikian rupa sehingga

dan Operasional terdapat saling mengisi, saling membantu dan

Bidang

Perencanaan

Pendapatan, dimana koordinasi antara Kepala saling melengkapi. Koordinasi sendiri memiliki

Bidang dengan Kepala Seksi pada Bidang beberapa

Operasional Pendapatan menyampaikan bentuk koordinasi vertikal dan

Kurang Intensif serta Koordinasi diantara para koordinasi horisontal. Dalam koordinasi vertikal

Kepala Seksi juga minim.

atau intern seorang kepala atau manajer wajib Agar koordinasi dapat berjalan dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan daripada

baik maka harus terjalin komunikasi yang baik bawahannya,

diantara pihak-pihak yang terlibat persiapan melakukan tugas pekerjaannya sesuai dengan

pengalihan PBB P2 ini. Menurut Handoko, kebijakan atau tugas pokoknya. Sedangkan

komunikasi merupakan kunci koordinasi yang koordinasi horisontal ini dilakukan karena sebuah

efektif. Komunikasi yang efektif sangat penting unit organisasi tidak mungkin dapat melakukan

bagi para manajer, karena dua alasan. Pertama, sendiri pekerjaannya tanpa bantuan

merupakan proses untuk organisasi lainnya. Dengan perkataan laih bahwa

unit

komunikasi

fungsi-fungsi manajemen koordinasi fungsional wajib dilakukan karena

menjalankan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan unit-unit/organisasi

pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi hubungan secara fungsional dalam pelaksanaan

lainnya

mempunyai

merupakan kegiatan para manajer untuk tugas pokoknya. Dalam koordinasi fungsional ini

mencurahkan sebagian besar proporsi waktunya dapat

pula dibedakan

fungsional yang bersifat intern dan ekstern [4]. Menurut Handoko, proses komunikasi Dari hasil penelitian dapat diketahui

memungkinkan manajer untuk melaksanakan bahwa dalam persiapan pengalihan PBB P2

tugas-tugasnya dengan baik. Informasi harus menjadi pajak daerah sebenarnya Pemerintah

dikomunikasikan kepada para manajer agar Kabupaten Kudus telah melakukan koordinasi

mereka mempunyai dasar perencanaan, rencana- baik koordinasi intern dengan SKPD lain yang

rencana harus dikomunikasikan kepada pihak lain terkait maupun koordinasi intern di DPPKD

Pengorganisasian Kabupaten Kudus. Pemerintah Kabupaten Kudus

agar

dilaksanakan.

komunikasi dengan bawahan juga telah melakukan koordinasi ekstern dengan

memerlukan

Dokumen yang terkait

Penurunan Tekanan Darah Dengan Relaksasi Autogenik Dan Guided Imagery Pada Pasien Hipertensi Reduction Of Blood Pressure With Autogenic Relaxation And Guided Imagery In Hypertension Patients

0 0 9

Hubungan Aspek Area Klinis Dan Area Manajerial Terhadap Keselamatan Pasien

0 3 13

Studi Literatur : Analisis Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Kepala Ruangan Di Rumah Sakit Analysis Leadership Style and Job Satisfaction Chief of Ward at Hospitals: A Literature Review

0 0 13

BAB 5 PERENCANAAN GLOBAL - BAB 5 Perencanaan Global

0 0 10

Pengaruh Pemberian Dadih (Susu Kerbau Terfermentasi) Melalui Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi, Kejadian Diare dan ISPA Anak Pendek (stunted) Usia 1-4 Tahun. Studi Dilakukan di Kenagarian Kototangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera

0 0 8

Endra Amalia1 , Yozi Susanti2 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Sumbar Email : amalia.endrayahoo.co.id Abstract - Efektifitas Terapi Imajinasi Terbimbing Dan Terapi Musik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Apendiktomi Aku

0 1 7

Dosen Program Studi D UI Kebidanan STDCes Yarsi Bukittinggi Abstract - Perbedaan Produksi ASI Sebelum Sesudah Dilakukan Kombinasi Breast Care Dan Teknik Marmet Pada Ibu Post SC

0 0 7

Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Kadar Hemoglobin Ibu Bersalin Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Di BPS "N" Padang Panjang Tahun 2016

0 0 7

Penampilan Kandungan Protein Dan Kadar Lemak Susu Pada Sapi Perah Mastitis Friesian Holstein

0 0 7

Perencanaan Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di Kota Surabaya

0 2 9