Kesiapan Guru Bimbingan dan Konseling Menjalani Penilaian Kinerja Guru

1 2 Mirza 3 , Prayitno , Dah aharnis

123 Fakultas Ilmu Pendidikan, Un , Universitas Negeri Padang

Abstract

The aim of this research is to to reveal the readiness of guidance and counseling teac eachers toward Teacher’s Performance Assesment (TPA PA) at the quality of their understanding and attitude de by using quantitative- descriptive method.The subjec ject of this research is all guidance and counseling te teachers at State Senior High Schools and State Voca cational High School in Batu Bara District, North S Sumatera Province. The number of the research subjec jects is 33 persons. Semantic differential model scale le is the instrument being used in this research to measu asure the understanding and attitude of research subjec jects toward TPA.Statistic technique of Mann Whitney U U is used to compare the data of two independent sa samples, and of Kruskal Wallis One Way Anova is used sed to compare the data of more than two independent sa t samples, and Correlation Product Moment to see the cor correlation of the data.Based on the results of data analy alysis, it can be concluded that the readiness scores of res research subjects toward TPA are not in good category ry

Keyword: Teacher’s Performa mance Assessment, Guidance and Counseling Teacher, R r, Readiness, Understanding and Attitude

Copyright © 2013 IICE - Multikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselor Indonesia - All Rights Reserved Copyright © 2013 IICE - Multikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselor Indonesia - All Rights Reserved Copyright © 2013 IICE - Multikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselor Indonesia - All Rights Reserved Indonesian Institute for Counseling and Education (IICE) Multikarya Kons Indonesian Institute for Counseling and Education (IICE) Multikarya Kons Indonesian Institute for Counseling and Education (IICE) Multikarya Kons

PENDAHULUAN

Hasil penelitian United d Nation Development Programe (UNDP) tentang ind indeks pengembangan manusia negara berkembang, pada tah tahun 2007 Indonesia berada pada peringkat ke-111 d 1 dari 158 negara yang diteliti. Indonesia memperoleh indeks eks 0,734, dan jika Indonesia dibandingkan dengan n negara-negara ASEAN yang dilibatkan dalam penelitian itu itu, Indonesia berada pada peringkat ke-3 dari 4 negara ara ASEAN, di bawah Thailand dan Filipina.

Mutu pendidikan di Indo ndonesia juga dinyatakan oleh United Nation Educatio ational, Scientific, and Cultural Organizatio n (UNESCO), ya yaitu bahwa peringkat Indonesia dalam bidang pen pendidikan pada negara-negara berkembang pada tahun 2008 08, adalah 69 diantara 127 negara di dunia. Educatio ation Development Index (EDI) Indonesia adalah 0,934 di bawa wah Malaysia (0,945) dan Brunei Darussalam (0,965). ).

Mutu pendidikan di Indo donesia juga tercermin dari daya saing di tingkat intern ernasional, daya saing Indonesia menurut Wordl Economic Foru orum , (2011-2012), berada di level 46 dari 142 negara. a. Jauh di bawah peringkat daya saing sesama negara ASEAN s AN seperti Malaysia yang berada di urutan ke-21 dan Sing ingapura pada urutan ke-2.

* Telp atau Alamat Email Koresponden : Telp atau Alamat Email Koresponden : Telp atau Alamat Email Koresponden :

Salah satu unsur utama d a dalam penentuan komposit indeks pengembangan ma manusia, indeks pengembangan pendidikan dan daya saing SDM DM seperti yang diuraikan di atas adalah tingkat penget getahuan bangsa atau pendidikan bangsa.Peringkat Indonesia da dalam kualitas sumber daya manusia ini adalah gam ambaran output dari sistem dan proses pendidikan Indonesia. .

Lebih khusus lagi, terkait kait dengan proses dan sistem pendidikan, kualitas pr proses kegiatan belajar peserta didik cenderung diwarnai oleh eh nuansa apa yang disebut oleh Prayitno (2011:6) seba ebagai 5-H (harus, hapal, hampa, hardik, dan hukuman) oleh pe pendidik dan bermuara kepada peserta didik yang hany anya 5-D (datang, duduk, diam, dengar, dan tidak peduli). Dap Dapat diprediksi bagaimana kualitas hasil belajar jika n nuansa proses kegiatan belajar tersebut selalu mewarnai dunia nia pendidikan Indonesia.

Mengenai kualitas hasil b il belajar peserta didik, angka-angka persentase kelulus lusan siswa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang ng cukup signifikan. Pada tahun 2012, persentase k e kelulusan siswa dalam Ujian Nasional secara umum menc ncapai angka 99,50%. Tingginya angka kelulusan ya yang dicapai itu menimbulkan berbagai pertanyaan jika dikait aitkan dengan berbagai kondisi lapangan.

Kondisi-kondisi di lapan angan yang dimaksud di atas, yaitu: (1) praktik nyon yontek saat ujian menggejala di berbagai daerah, tidak heran an memang, sebab kualitas kegiatan belajar peserta rta didik pada umumya masih bernuansa 5-H oleh pendidik d k dan bermuara 5-Doleh peserta didik, (2) menjamurnya ya lembaga-lembaga bimbingan belajar yang salah satu tujuan uannya adalah mempersiapkan peserta didik untuk lul lulus ujian nasional, tentu yang menjadi pertanyaan adalah a apakah peran pendidik di sekolah belum maksimal al?, (3) sarana dan prasarana pendidikan yang belum mema madai di berbagai daerah, sekali lagi pertanyaan yang g muncul adalah apakah proses pembelajaran bisa terjamin mu mutu dan kualitasnya?.

Berbagai permasalahan n yang dipaparkan di atas menjadi tanggungjawab b besar bagi stakeholder dunia pendidikan, tidak hanya selalu lu menyalahkan pemerintah selaku penyelenggara negar gara, sebab banyak faktor-faktor lain yang luput dari perhatian tian. Secara garis besar, menurut penulis ada tiga fakt ktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia, yaitu itu : (1) manajemen pendidikan, (2) kualitas pendidik, da , dan (3) peran serta masyarakat. Faktor yang kedua di atas men enjadi fokus utama pemerintah saat ini (tanpa mengab abaikan faktor yang lain) untuk diupayakannya pendidik menja njadi profesional.

Dalam UU No. 20 Tahun un 2003 Pasal 39 Ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nas Nasional ditegaskan bahwa: Pendidik merupakan ten enaga profesional yang bertugas merencanakan dan m melaksa-nakan proses pembelajaran, menilai i hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan d dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pen endidik pada perguruan tinggi.

Kualifikasi pendidik ada dalah sebagaimana yang ditegaskan dalam Undang-Un Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6 tentang Sistem P m Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidik adalah tenaga a kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dose sen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, t tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain y yang sesuai dengan kekhususannya, serta berp erpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Lebih khusus lagi, terkait ait dengan tenaga kependidikan pada jenjang pendidika ikan dasar dan menengah, yaitu guru, masih banyak permasal salahan yang selalu membayangi, salah satunya adala alah kualitas guru di Indonesia, khususnya dapat dilihat dari ke i kelayakan guru mengajar. Menurut Badan Penelitan da dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, pada tahu ahun 2010 guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat kat sekolah menengah, yaitu: (1) guru SMP negeri dan swasta 8 ta 87.30%, (2) guru SMA negeri dan swasta 80.26%, d , dan (3) guru SMK negeri dan swasta 81.16%. Kondisi ini m i menjadi tantangan besar bagi penyelenggara pendidik idikan untuk terus meningkatkan kualitas guru agar mencapai tar taraf yang benar-benar profesional.

Gambaran umum tentang ang kualitas guru BK di Indonesia terungkap dalam pe penelitian yang dilakukan oleh Abul Murad (2005), studi yang ang dilakukan pada lingkungan pakar konseling perguru uruan tinggi negeri dan guru BK SMA Negeri. Hasil penelitian litian ini menunjukkan bahwa : (1) tingkat kinerja aktual ual kompetensi guru BK secara menyeluruh berada pada ting ngkat sedang (67,61%), (2) tingkat kinerja aktual ko kompetensi guru BK dari latar belakang konseling berada di di tingkat tinggi (70,13%), sedangkan guru BK dengan an latar belakang non-konseling berada di menengah (63,67%). ).

Dalam upaya profesiona nalisasi guru yang paling baru saat ini, pemerintah ah akan mulai memberlakukan program Penilaian Kinerja Gu Guru (selanjutnya disingkat PKG), yang dilaksanakan kan sesuai dengan aturan yang berlaku, yang menjamin terjad jadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua j a jenjang pendidikan. Aturan ini dituangkan dalam Peraturan M Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan R n Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan F n Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dijelaskan b n bahwa PKG adalah penilaian untuk tiap butir kegiatan tugas as utama dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, d , dan jabatan.

Secara etimologi, kinerja rja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Seb Sebagaimana dikemukakan oleh L.A.N (Sedarmayanti, 2009:50 :50) bahwa “performance diterjemahkan menjadi kiner erja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian ian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja rja”. Selanjutnya, dalam kamus bahasa Inggris (Peter Salim, , 1987:1386) “kinerja atau performance dimaknai seb sebagai perbuatan, pelaksanaan, pertunjukan, dan pelaksanaan an kontrak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan an bersama”. Selain itu, kinerja dapat pula dimaknai sebagai “a “achievement” yang berarti hasil, atau prestasi, atau pen pencapaian.

Dalam rangka melacak k k kemajuan kinerja, mengidentifikasi kendala, dan me memberi informasi dalam suatu organisasi, diperlukan adanya a komunikasi kinerja yang berlangsung terus menerus, s, sehingga dapat mencegah dan menyelesaikan maslah yang t g terjadi. Karena alasan sebenarnya mengelola kinerja rja adalah untuk meningkatkan produktivitas, serta menrancan ang bangun kesuksesan bagi setiap pekerja.

Terkait dengan pengelola lola kinerja, Prayitno (2009:476) menjelaskan bahwa pe pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan pada satuan kerja ( ja (misalnya di sekolah/madrasah) diselenggarakan deng ngan pola Pengelolaan Barbasis Kinerja Profesional dengan p n pengawasan/pembinaan yang efektif baik dari pih ihak interen maupun eksteren sekolah/madrasah.

Para pendidik profesional nal sangat berkepe-ntingan dengan pola yang dimaksudk udkan itu apabila mereka hendak menepati tanggung jawab prof rofesinya. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pengelolaa laan dalam bidang kegiatan atau bidang kerja tertentu pada a dasarnya terfokus pada empat pilar kegiatan, ya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) ing ), pelaksanaan (actuating), dan pengontrolan (contro trolling ), ditambah pilar kelima, yaitu tindak lanjut

Senada dengan hal terse rsebut, Bernardin & Russell (Ruky, 2001:8) menyata atakan bahwa: “Perlu diadakan penilaian kinerja, untuk menge ngelola dan memperbaiki kinerja karyawan untuk memb mbuat keputusan staf yang tepat waktu dan akurat dan untuk me mempertinggi kualitas produksi dan jasa perusahaan sec ecara keseluruhan”.

Sementara menurut Gom Gomes (2003:135) penilaian kinerja mempunyai tuju juan untuk me-reward kinerja sebelumnya (to reward past p t performance) dan untuk memotivasi demi perbaikan n kinerja pada masa yang akan datang (to motivate future per performance improvement), serta informasi-informasi si yang diperoleh dari penilaian kinerja ini dapat digunakan un untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promo mosi, pelatihan dan penempatan tugas-tugas tertentu.

Suksesnya pelaksanaan P n PKG perlu ditunjang dengan kesiapan yang matang d g dan memadai. Terkait dengan kesiapan ini yang terpenting a g adalah guru BK atau konselor perlu memiliki penget getahuan, pemahaman, persepsi, dan sikap yang memadai meng engenai tujuan penilaian, apa yang dinilai, bagaimana p a proses pengukuran, siapa yang menilai, seperti apa hasil yang ng mungkin diperoleh, dan bagaimana implikasi jika be berhasil memperoleh nilai yang memenuhi standar atau jika tid tidak memenuhi standar.

Kesiapan berasal dari k kata “siap” mendapat awalan ke- dan akhiran an. n . Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2003) “kesiapan a adalah suatu keadaan bersiap-siap untuk mempersiap iapkan sesuatu”. Dalam hal ini kesiapan berhubungan erat de dengan proses, cara, perbuatan, menyiapkanatau menye nyediakan sesuatu. Selanjutnya Slameto (1995:113) menyataka akan “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang/in /individu yang membuatnya siap untuk memberikan respons/jawa /jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi”. .

Dalam kamus Konseling ng dan Psikoterapi (Andi Mappiare A.T, 2006:272) dij dijelaskan, readiness (kesiapan) adalah kesiapan fisik, fisiologi gis, dan psikologis subjek untuk bereaksi atau merespon pon, selanjutnya dikelaskan pula “kesiapan” adalah kata lain in dari ‘kesiapan tugas’ (task readliness), yaitu men enunjuk pada kesiapan orang (misalnya, pekerja, murid, k klien untuk melaksanakan tugas). Selanjutnya Has Hasan (2002:1009) menjelaskan kesiapan adalah kesediaan untu ntuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan informasi ya yang didapatkan dari guru BK di beberapa SMA dan SM SMK Negeri di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara, ra, sosialisasi ataupun akses informasi tentang PKG ma masih sangat minim didapatkan. Hal ini diasumsikan oleh penu nulis akan berimbas kepada kesiapan mereka menghada adapi PKG. Ini dapat dilihat dari pernyataan guru BK tentang pe pengetahuan, persepsi, pemahaman dan sikap mereka te terhadap PKG.

Selain itu data yang dit ditemukan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Batu B Bara Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa kualifika ikasi akademik yang menjadi prasyarat dalam PKG be belum terpenuhi, masih banyak guru BK yang tidak berlatar ar belakang kualifikasi pendidikan non-BK dan belum lum ada satupun konselor yang diangkat dan bertugas pada s a satuan-satuan pendidikan yang ada, hal ini diasums msikan akan berimbas terhadap kesiapan mereka menghadapi p i pemberlakuan PKG.

Dalam tataran nasional P l PKG ini menjadi topik yang paling sering dibicarakan kan, dalam jejaring sosial group Asosiasi Bimbingan dan Kons onseling Indonesia (ABKIN) di Facebook, ditemukan 4 n 45 topik diskusi dalam kurun waktu Desember 2011 samp pai dengan Juni 2012 yang membicarakan tentang ng PKG. Isi dan arah diskusi mengisyaratkan kerisauan par para guru BK dalam menghadapi PKG, dari beberapa apa topik diskusi yang diamati menurut penulis kerisauan in ini antara lain disebabkan oleh kurang memadainy inya pengetahuan, pemahaman, persepsi, dan sikap mengenai nai tujuan penilaian, apa yang dinilai, bagaimana pro proses pengukuran, siapa yang menilai, seperti apa hasil yang ng mungkin diperoleh, dan bagaimana implikasi jika be berhasil memperoleh nilai yang memenuhi standar atau jika tid tidak memenuhi standar.

Berdasarkan uraian feno nomena dan gejala di atas serta pandangan para ahli, li, maka dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian tentang ng kesiapan guru BK menjalani PKG yang meliputi ku kualitas pemahaman dan sikap mereka terhadap PKG, dan pe perbedaannya berdasarkan variabel jenis kelamin, unit nit tugas, masa kerja, kualifikasi pendidikan serta hubungan anta ntara kualitas pemahaman dan sikap terhadap PKG.

METODOLOGI

Tujuan penelitian ini ada dalah untuk mengungkapkan kesiapan guru bimbingan n dan konseling (disingkat guru BK) dalam menjalani Penila nilaian Kinerja Guru dengan menggunakan metode de deskriptif-kuantitatif.Subjek penelitian adalah seluruh guru ru BK di SMA dan SMK Negeri se-Kabupaten Batu B tu Bara Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 33 orang.

Instrumen yang digunaka kan adalah skala model Semantic Differential. Untuk m melihat kualitas kesiapan guru BK menjalani PKG digunaka kan norma kategorisasi, yaitu kategori sangat tinggi, ti i, tinggi (kriteria kualitas baik), sedang, rendah dan sangat r t rendah (kriteria kualitas kurang baik). Data tentang ang perbedaan dianalis dengan menggunakan teknik statistik u k uji beda Mann Whitney U (komparatif dua sampel ind independen), dan Kruskal Wallis One Way Anova (komparatif le f lebih dua sampel independen), sedangkan untuk meliha lihat hubungan digunakan rumus Correlation Product Moment. t.

HASIL DAN PEMBAHASAN AN

Kondisi kualitas pemaham haman guru BK menjalani PKG tercantum pada Tabel 1 1 berikut.

Tabel 1. Reka kapitulasi Kualitas Pemahaman Guru BK terhadap P p PKG

KUALITAS PEMAHAMAN KUALITAS PEMAHAMAN KUALITAS PEMAHAMAN

NO NO NO VARIABEL /SUB-VARIABEL VARIABEL /SUB-VARIABEL VARIABEL /SUB-VARIABEL

ST ( < 144 ) ST ( < 144 ) ST ( < 144 )

T (< 120 s.d ≤ 144) S (< 96 s.d ≤ 120) R (< 72 s.d ≤ 96) T (< 120 s.d ≤ 144) S (< 96 s.d ≤ 120) R (< 72 s.d ≤ 96) T (< 120 s.d ≤ 144) S (< 96 s.d ≤ 120) R (< 72 s.d ≤ 96) SR (≤ 72) SR (≤ 72) SR (≤ 72)

TOTAL (%) TOTAL (%) TOTAL (%)

f f f % % % f f f % % % 1 1 1 UMUM UMUM UMUM

100 100 100 2 2 2 JENIS KELAMIN JENIS KELAMIN JENIS KELAMIN

51,52 51,52 51,52 3 3 3 KUALIFIKASI PENDIDIKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN

b. Pe re mpua n b. Pe re mpua n b. Pe re mpua n

3 3 3 9,09 9,09 9,09 - - - - - -

39,39 39,39 39,39 4 4 4 MASA KERJA MASA KERJA MASA KERJA

c. S-I Non-BK c. S-I Non-BK c. S-I Non-BK

15,15 15,15 15,15 5 5 5 UNIT TUGAS UNIT TUGAS UNIT TUGAS

2 2 2 6,06 6,06 6,06 - - - - - -

Berdasarkan Tabel 1 di at i atas, dapat dijelaskan kondisi kesiapan guru BK menjal jalani PKG berdasarkan kualitas pemahaman terhadap PKG, se secara umum bervariasi mulai dari krieria kualitas bai baik (kategori sangat tinggi dan tinggi) hingga kurang baik (ka (kategori sedang, rendah dan sangat rendah). Dari 33 o 3 orang guru BK hanya 8 orang (24,24%) yang berada pada kr kriteria kualitas baik. Sedangkan 25 orang (75,76%) ) berada pada kriteria kualitas kurang baik.

Guru BK perempuan me memiliki kriteria kualitas baik (12,12%) sama dengan an guru BK laki-laki (12,12%), posisi kriteria kualitas baik ber berdasarkan kualifikasi pendidikan pertama diduduki ole oleh guru BK dengan kualifikasi S-I BK (18,18%) dan diikuti uti oleh kualifikasi D-III BK dan S-I Non-BK dengan gan posisi yang sama (3,03%), berdasarkan masa kerja kriteri iteria kualitas baik pertama diduduki oleh guru BK den engan masa kerja 0 – 11 tahun (18.18%) kemudian diikuti ole oleh guru BK dengan masa kerja 12 – 23 tahun (3,03%) %), selanjutnya berdasarkan unit tugas pada kriteria kualitas bai baik guru BK SMA berada pada posisi pertama (21,21% 1%) kemudian diikuti oleh guru BK SMK (3,03%).

Kondisi sikap guru BK te terhadap PKG hasilnya terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Re Rekapitulasi Kondisi Sikap Guru BK terhadap PKG KG

KATEGORI SIKAP KATEGORI SIKAP KATEGORI SIKAP

NO NO NO VARIABEL /SUB-VARIABEL VARIABEL /SUB-VARIABEL VARIABEL /SUB-VARIABEL

ST (< 77) ST (< 77) ST (< 77)

T ( ≤ 77 s.d < 64) S (≤ 64 s.d < 50) R (≤ 50 s.d < 37) T ( ≤ 77 s.d < 64) S (≤ 64 s.d < 50) R (≤ 50 s.d < 37) T ( ≤ 77 s.d < 64) S (≤ 64 s.d < 50) R (≤ 50 s.d < 37) SR (≤ 37) SR (≤ 37) SR (≤ 37)

TOTAL (%) TOTAL (%) TOTAL (%)

1 1 1 UMUM UMUM UMUM

2 2 2 JENIS KELAMIN JENIS KELAMIN JENIS KELAMIN

a . La ki -La ki a . La ki -La ki a . La ki -La ki

5 5 5 15,15 15,15 15,15 3 3 3 9,09 9,09 9,09 48,48 48,48 48,48 b. Pe re mpua n b. Pe re mpua n b. Pe re mpua n

3 3 3 KUALIFIKASI PENDIDIKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN

a . D-I I I BK a . D-I I I BK a . D-I I I BK

- - - - - - 12,12 12,12 12,12 b. S-I BK b. S-I BK b. S-I BK

6 6 6 18,18 18,18 18,18 1 1 1 3,03 3,03 3,03 48,48 48,48 48,48 c. S-I Non-BK c. S-I Non-BK c. S-I Non-BK

5 5 5 15,15 15,15 15,15 - - - - - - 39,39 39,39 39,39

4 4 4 MASA KERJA MASA KERJA MASA KERJA

a . 0 - 11 Ta hun a . 0 - 11 Ta hun a . 0 - 11 Ta hun

6 6 6 18,18 18,18 18,18 1 1 1 3,03 3,03 3,03 57,58 57,58 57,58 b. 12 - 23 Ta hun b. 12 - 23 Ta hun b. 12 - 23 Ta hun

3 3 3 9,09 9,09 9,09 36,36 36,36 36,36 c. ≥ 24 Ta hun c. ≥ 24 Ta hun c. ≥ 24 Ta hun

4 4 4 12,12 12,12 12,12 - - - - - - 15,15 15,15 15,15

5 5 5 UNIT TUGAS UNIT TUGAS UNIT TUGAS

a . SMA a . SMA a . SMA

10 10 10 30,30 30,30 30,30 1 1 1 3,03 3,03 3,03 72,73 72,73 72,73 b. SMK b. SMK b. SMK

- - - - - - 27,27 27,27 27,27

Berdasarkan Tabel 2 di di atas, dapat dijelaskan kondisi kesiapan guru BK men enjalani PKG berdasarkan skor sikap terhadap PKG secara um umum bervariasi, mulai dari kriteria kualitas baik (kate ategori sangat tinggi dan tinggi) hingga kriteria kualitas kurang ng baik (kategori sedang, rendah dan sangat rendah). Da Dari 33 orang guru BK hanya 2 orang (6,06%) yang berada p pada kriteria kualitas baik. Sedangkan 31 orang (9 (93,94%) berada pada kriteria kualitas kurang baik.

Guru BK laki-laki memili iliki kriteria kualitas baik (6,06%) sedangkan guru BK K perempuan seluruhnya berada pada kriteria kualitas kurang g baik (51,52%), posisi kriteria kualitas baik berdas dasarkan kualifikasi pendidikan pertama diduduki oleh guru BK BK dengan kualifikasi S-I BK (12,12%) dan diikuti oleh leh kualifikasi D-III BK dan S-I Non-BK dengan posisi yang s g sama (3,03%), berdasarkan masa kerja kriteria kualita litas baik pertama diduduki oleh guru BK dengan masa kerja 0 a 0 – 11 tahun (15.15%) kemudian diikuti oleh guru BK BK dengan masa kerja 12 – 23 tahun (3,03%), selanjutnya be berdasarkan unit tugas pada kriteria kualitas baik gur guru BK SMA berada di posisi pertama (18,18%) sedangkan g n guru BK SMK seluruhnya berada pada kriteria kualitas litas kurang baik (27,27%).

Perbedaan kualitas pema ahaman guru BK terhadap PKG berdasarkan variabel el jenis kelamin, unit tugas dan kualifikasi pendidikan hasilnya ya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Perbedaan Kualitas Pem emahaman Guru BK terhadap PKG berdasarkan Jen Jenis Kelamin, Unit Tugas, Kualifikasi Pendidikan

Varia riabel/

Tes Statistik tik

No.

Rangking Rata-Rata Nilai Mann

Su-Var Variabel

Whitney U

Nilai Uji Z iZ Signifikansi

Jenis Kelam lamin

1 a. Laki- ki-Laki

b. Pe Perempuan 17 17,65

Unit Tugas as

2 a. SM SMA 24 18,02

b. SMK SM 9 14,28

Kualifikasi asi Pendidikan

3 a. S1 S1 – BK 16 18,38

50 -2,37

b. S1 Non-BK S 13 10,85

Dari Tabel 3 di atas dapa pat dijelaskan berdasarkan jenis kelamin rangking nilai ilai rata-rata guru BK perempuan lebih tinggi dibandingkan deng engan guru BK laki-laki (17,65 > 16,31), selanjutnya n a nilai statistik uji Z yang kecil, yaitu -0,397 dan nilai sig.2-ta 2-tailed adalah 0,691 > 0,05, karena itu hasil uji tida tidak signifikan secara statistik. Berdasarkan unit tugas rangkin king nilai rata-rata guru BK SMA lebih tinggi dibandi dingkan dengan guru BK SMK (18,02 > 14,28), selanjutnya nil nilai statistik uji Z yang kecil yaitu -0,992 dan nilai sig sig.2-tailed adalah 0,321 > 0,05, karena itu hasil uji tidak signifi nifikan secara statistik.

Selanjutnya, berdasarkan an kualifikasi pendidikan rangking nilai rata-rata guru B u BK dengan kualifikasi S-1 BK lebih tinggi dibandingkan deng engan S1-Non-BK (18,38 > 10,85), selanjutnya nilai sta i statistik uji Z yang kecil yaitu - 2,370 dan nilai sig.2-tailed ada dalah 0,018<0,05, karena itu hasil uji signifikan secara s a statistik

Perbedaan kualitas pema mahaman guru BK terhadap PKG berdasarkan variabe abel masa kerja, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Perbedaan Kualit alitas Pemahaman Guru BK terhadap PKG berdasar sarkan Masa Kerja

Tes Statistik

Nilai Chi- Signifikan kan

square

si

Masa Kerja M

Berdasarkan tabel di atas tas, dapat dijelaskan bahwa rangking nilai rata-rata guru uru BK dengan masa kerja ≥ 24 tahun lebih tinggi dibandingka kan dengan guru BK dengan masa kerja 0-11 tahun dan an 12-23 tahun (18,40 > 17,34 > 15,50) selanjutnya nilai P-valu alue = 0,841 > α = 0,1, karena itu hasil uji tidak signifika ikan secara statistik.

Perbedaan sikap guru BK BK terhadap PKG berdasarkan variabel jenis kelamin in dan unit tugas hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.

Perbedaan Sikap Guru BK te terhadap PKG berdasarkan Jenis Kelamin, Unit Tu Tugas, Kualifikasi Pendidikan

Tes es Statistik No.

Variabel/ V N

Rangking

Rata-Rata Nilai Mann

Su Su-Variabel

Whitney U

Nilai Uji Z Nil Signifikansi

Jenis K is Kelamin

1 a. . Laki-Laki 16 16,31

-0,397 - 0,691

b. . Perempuan 17 17,65

Unit Tu Tugas

2 a. . SMA 24 17,56

-0,547 - 0,585

b. . SMK 9 15,5

Kualifi lifikasi Pendidikan

3 a. . S1-BK 16 15,81

91 - -0,571 0,568

b. . S1-Non-BK 13 14

Dari Tabel 5 di atas, dapa apat dijelaskan berdasarkan jenis kelamin rangking nilai ilai rata-rata guru BK perempuan lebih tinggi dibandingkan den engan guru BK laki-laki (17,65 > 16,31), selanjutnya n a nilai statistik uji Z yang kecil yaitu -0,397 dan nilai sig.2-ta 2-tailed adalah 0,691 > 0,05, karena itu hasil uji tida tidak signifikan secara statistik. Berdasarkan unit tugas rangkin king nilai rata-rata guru BK SMA lebih tinggi dibandi dingkan dengan guru BK SMK (17,56 > 15,50), selanjutnya n nilai statistik uji Z yang kecil yaitu -,547 dan nilai sig sig.2-tailed adalah 0,585 > 0,05, karena itu hasil uji tidak sign ignifikan secara statistik.Berdasarkan kualifikasi pendid didikan rangking nilai rata-rata guru BK dengan kualifikasi S i S1-BK lebih tinggi dibandingkan dengan S1-Non-BK K (15,81 > 14,00), selanjutnya nilai statistik uji Z yang kecil cil yaitu -,571 dan nilai sig.2-tailed adalah 0,568 > 0, 0,05, karena itu, hasil uji tidak signifikan secara statistik.

Perbedaan sikap guru BK BK terhadap PKG berdasarkan variabel masa kerja has hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Perbedaa aan Sikap Guru BK terhadap PKG berdasarkan Ma asa Kerja

Variabel/

Rangking

Tes Stati tatistik

No.

Rata-Rata Su-Variabel Nilai Chi- Signifikansi Si

square Masa Kerja M

1 a. 0 – 11 thn 19 17,76

b. 12 – 23 thn 9 18,17

c. ≥ 24 thn

Berdasarkan tabel di atas, tas, dapat dijelaskan bahwa rangking nilai rata-rata guru ru BK dengan masa kerja 12-23 tahun lebih tinggi dibandingka kan dengan guru BK dengan masa kerja 0-11 tahun da dan ≥ 24 tahun(18,17 > 17,76 > 12,00) selanjutnya nilai P-valu alue = ,451 > α = 0,1, karena itu hasil uji tidak signifikan an secara statistik.

Hubungan antara kualitas litas pemahaman dan sikap guru BK terhadap PKG has asilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Hubungan an antara Kualitas Pemahaman dan Sikap Guru BK ter terhadap PKG.

Nilai Koefisien

r tabel

Va Variabel

Korelasi (r xy )

Keterangan

( N = 33, α = 0,05)

Pemahaman X = Pe

Y = Sik Sikap Dari tabel di atas dapat d t dijelaskan bahwa dengan taraf kepercayaan 95% dan an N = 33, maka harga r tabel =

0,334. Ternyata harga r hitung ng lebih besar dari harga r tabel (0,407 > 0,334), deng engan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang ng signfikan antara variabel X dan variabel Y

PEMBAHASAN

Temuan penelitian pertama tama , mengung-kapkan bahwa secara umum kualitas pe pema-haman guru BK terhadap PKG yang berada pada kriteria ria kualitas baik sebesar 24,24% sedangkan yang berada ada pada kriteria kualitas kurang baik merupakan sebagian besa sar dari mereka (75,76%). Kemudian berdasarkan varia riabel jenis kelamin, masa kerja, dan unit tugas guru BK tidak te k terdapat perbedaan kualitas pemahaman dengan angk gka rata-ratanya cenderung pada kategori rendah. Sedangkan be berdasarkan kualifikasi pendidikan S1-BK dan S1 Non Non-BK terdapat perbedan yang signifikan, dengan angka rata- ta-ratanya guru BK dengan kualifikasi pendidikan S1-B 1-BK lebih tinggi dibandingkan dengan guru S1-Non BK.

Perbedaan kualitas pema ahaman guru BK berdasarkan kualifikasi pendidikan n seperti yang terungkap dalam penelitian ini menggambarka rkan bahwa guru BK dengan kualifikasi pendidika ikan S1-BK memiliki kualitas pemahaman yang lebih baik di dibandingkan dengan guru BK dengan kualifikasi S1-No -Non-BK. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa guru BK den dengan kualifikasi pendidikan S1-BK pada masa pendid didikan di perguruan tinggi telah dipersiapkan (dididik dan dila ilatih) untuk memiliki seperangkat pemahaman dan ko kompetensi yang sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai ai pengampu pelayanan BK pada satuan pendidikan, n, sebaliknya, guru BK dengan kualifikasi pendidikan S1-No Non-BK pada masa pendidikannya tidak secara spesif esifik dididik dan dilatih untuk memiliki seperangkat pemaha ahaman dan kompetensi sebagai pengampu pelayanan an BK. Kondisi ini membawa konsekwensi guru BK denga gan kualifikasi S1-BK akan lebih memahami dan m menguasai seperangkat materi penilaian dalam PKG.

Selain itu, rendahnya kua ualitas pemahaman guru BK terhadap PKG yang terung ungkap dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh berbagai kon ondisi, antara lain banyaknya guru BK dengan kualifi lifikasi pendidikan Non-BK dan minimnya sosialisasi yang dite iterima oleh guru BK pada umumnya. Kondisi kualitas litas pemahaman yang rendah ini jika dibiarkan dapat berimbas t s terhadap proses maupun hasil pelaksanaan PKG nantin tinya.

Temuan penelitian kedua ua , yaitu kesiapan guru BK menjalani PKG pada aspe pek sikap, menunjukkan bahwa secara umum sikap Guru BK te terhadap PKG berada pada kriteria kualitas kurang bai baik (93,94), dan hanya sebagian kecil yang berada pada kriteria ria kualitas baik (6,06%). Selanjutnya berdasarkan varia ariabel jenis kelamin, kualifikasi pendidikan, masa kerja, dan n unit tugas guru BK tidak terdapat perbedaan sika ikap dengan angka rata-ratanya cenderung pada kategori renda dah.

Kondisi tersebut di atas te s tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap fungsi da dan tujuan dari penilaian kinerja sebagai upaya profesionalisasi asi guru, dalam hal ini khususnya guru BK. Dalam Ped edoman PKG (2010) dijelaskan bahwa pelaksanaan PKG dima maksudkan bukan untuk menyulitkan guru, tetapi sebalik aliknya PKG dilaksanakan untuk mewujudkan guru dan guru B u BK yang profesional, karena harkat dan martabat s t suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang b g bermutu.

Diharapkan dengan sikap ap yang baik, guru BK akan mampu mengikuti keselur luruhan proses penilaian dengan sukses dan mendapatkan hasil asil yang valid dan reliabel atas kualitas kompetensi nsi yang dimilikinya, sehingga

Temuan penelitian ketig tiga mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yan yang signifikan antara kualitas pemahaman dan sikap guru u BK terhadap PKG. Dalam penelitian ini terungka kap bahwa rendahnya kualitas pemahaman berhubungan lang ngsung dengan rendahnya sikap guru BK terhadap PK KG. Hubungan yang terjadi ini bersifat kausal, yaitu semakin in rendah kualitas pemahaman guru BK terhadap PKG KG maka semakin rendah pula sikap yang dimiliki guru BK t K terhadap PKG, dan sebaliknya.Seperti yang telah diu iuraikan pada bagian terdahulu, rendahnya pemahaman dan sik sikap guru BK dalam menjalani PKG dapat berimbas k s kepada proses dan pencapaian hasil dalam menjalani PKG. G.

Kesiapan guru BK menja njalani PKG merupakan suatu kondisi predisposisi dala alam menghadapi pemberlakuan PKG. Sebagai prasyarat dalam lam pengukuran dan peningkatan kualitas kinerja, kem matangan kesiapan, baik dalam aspek pemahaman dan sikap p akan sangat menentukan kualitas tindakan, proses, d s, dan hasil yang dicapai dalam menjalani PKG.

Pelaksanaan PKG adalah lah untuk perbaikan kondisi masa depan, khususnya p a perbaikan mutu guru BK dan kinerjanya. Terkait dengan ko kondisi sebagaimana telah dikemukakan dalam temu muan penelitian ini, berkenaan dengan pemahaman dan sikap kap guru BK terhadap PKG, seluruh pihak-pihak yang ang terkait khususnya guru BK diharapkan memiliki pandanga gan ke depan tentang pelaksanaan PKG. Hal-hal yang be berkaitan dengan arah ke depan terkait PKG, antara lain :

1. Sosialisasi panduan, se sebelum menjalani proses PKG seluruh pihak yang ng terkait khususnya guru BK diharapkan memahami mi secara utuh dan menyeluruh terkait dengan kons onsep PKG sebagai salah satu rangkaian dari upaya p profesionalisasi guru. Mengikuti pelaksanaan sosialis lisasi panduan PKG merupakan upaya untuk mengetahu hui dan memahami secara secara utuh dan menyeluruh t h terhadap konsep PKG

2. Pengarahan dari pimpin pinan, kepala sekolah sebagai pimpinan satuan pendidika ikan memiliki peran yang sangat penting dalam proses p s pelaksanaan PKG. Dalam menjalankan perannya in ini, kepala sekolah diharapkan memberikan pengaraha han demi suksesnya proses pelaksanaan PKG, penga ngarahan ini bermanfaat dalam persiapan dan menyusun sun program rencana kerja, pelaksanaan, serta tindak lan lanjutnya terkait PKG

3. Guru BK sebagai sal salah satu sosok yang akan dinilai kinerjanya haru arus memahami dan sekaligus berkewajiban menguas asai materi-materi yang akan dinilai dalam PKG. M Materi penilaian kinerja dalam melaksanakan proses p s pembimbingan bagi guru BK meliputi kegiatan mere erencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengev gevaluasi dan menilai hasil bimbingan, menganalisis h is hasil evaluasi pembimbingan, dan melaksanakan tinda dak lanjut hasil pembimbingan

4. Prosedur untuk suskes es menjalani PKG, dalam mencapai proses dan hasil y il yang maksimal seluruh pihak yang terkait dengan P PKG mesti memahami dan melaksanakan proses s sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Terkait den dengan kesiapan menjalani PKG ada beberapa upaya- ya-upaya yang dapat dilakukan antara lain,: (1) memah ahami pedoman PKG, terutama tentang sistem PKG dan dan posisi PKG dalam kerangka pembinaan dan pengem embangan profesi guru, (2) memahami pernyataan kom kompetensi guru BK yang telah dijabarkan dalam bentu ntuk indikator kinerja, (3) memahami penggunaan in instrumen PKG dan tata cara penilaian, (4) membe beritahukan rencana pelaksanaan kepada semua p pihak yang terkait, dan (5) melaksanakan proses pe penilaian sesuai rencana dan prosedur yang telah ditetap tapkan

5. Pengorganisasian, kese seluruhan arah ke depan terkait dengan kesiapan dalam lam menjalani PKG tidak akan berjalan dengan maksim simal dan mungkin akan berjalan tanpa arah apabila tidak tidak diorganisasikan secara siste- matis dan komprehensif sif. Pengorganisasian dalam rangka kesiapan menjalani ani PKG ini terkait dengan tugas pokok dan fungsi pihak ak-pihak terkait di sekolah secara umum meliputi : (1) m ) merencanakan, menyusun, dan menetapkan rencana k kegiatan ter-kait dengan kesiapan guru BK menjal jalani PKG, (2) melaksanakan kegiatan yang telah dir direncanakan dan ditetapkan, (3) mengevaluasi sejauh h mana kemajuan yang didapat atas kegiatan yang telah lah dilaksanakan.

Dengan upaya dan arah h ke depan di atas, diharapkan guru BK memiliki pem emahaman dan sikap yang baik terhadap PKG. Sehingga mua uaranya tercipta suatu kondisi yang siap dalam meny nyongsong PKG sebagai upaya profesionalisasi guru.

Temuan penelitian yang t g telah dibahas di atas tentu saja akan sangat bermanfa nfaat dan berguna sebagai bahan evaluasi atas kinerja guru BK BK selama ini serta kaitannya dengan kesiapan menja njalani PKG. Tidak hanya bagi wilayah atau lokasi yang dit diteliti oleh peneliti, tetapi juga bagi wilayah atau d u daerah lain. PKG yang akan dilaksanakan secara serentak k di seluruh Indonesia juga menampakan berbagai g i gejala yang sama di berbagai daerah, seperti yang telah dikem kemukakan pada latar belakang masalah penelitian ini. i.

Berbagai gejala yang dim dimaksud antara lain adalah minimnya akses informasi asi dan sosialisasi tentang PKG dan belum terpenuhinya kua kualifikasi pendidikan yang menjadi prasayarat PK PKG. Kondisi-kondisi tersebut diasumsikan oleh penulis jug juga akan memberikan pengaruh terhadap rendahnya ya kualitas kesiapan guru BK menjalani PKG.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan an pembahasan hasil penelitian maka dapat dikemukakan an simpulan sebagai berikut. Secara umum kualitas pem pemahaman guru BK dalam menjalani PKG di SMAN d AN dan SMKN se-Kabupaten Batu

Bara berada pada kriteria kua ualitas kurang baik. Berdasarkan variabel jenis kelamin min, unit tugas, dan masa kerja tidak terdapat perbedaan, sed sedangkan berdasarkan kualifikasi pendidikan terdapa pat perbedaan yang signifikan, dimana nilai rata-rata guru BK BK dengan kualifikasi S-1 BK lebih tinggi dibandingka kan S-1 Non-BK dan D-III BK. Secara umum sikap guru BK d K dalam menjalani PKG di SMAN dan SMKN se-Kabu abupaten Batu Bara berada pada kriteria kualitas kurang baik, d , dan tidak terdapat perbedaan sikap berdasarkan varia riabel jenis kelamin, unit tugas, kualifikasi pendidikan, dan ma masa kerja. Terdapat hubungan yang signifikan antara k a kualitas pemahaman dan sikap guru BK terhadap PKG di SM SMAN dan SMKN se-Kabupaten Batu Bara. Hal ini b i berarti, semakin baik kualitas pemahaman guru BK maka sem semakin baik pula sikap mereka terhadap PKG, dan seba baliknya.

i yang telah dikemukakan, ada beberapa saran yang diajukan s n sebagai tindak lanjut penelitian ini. yaitu sebagai berik rikut : Bagi guru BK agar me meningkatkan kualitas kompetensi dan kinerjanya me melalui berbagai upaya seperti mengikuti musayawarah guru ru dan guru BK, seminar dan pelatihan, serta berkeing nginan kuat dan mengupayakan diri untuk mengikuti studi lanju njutan. Bagi Kepala Sekolah, agar mengupayakan penin ningkatan kualitas kesiapan guru BK dalam menghadapi PKG KG sekaligus peningkatan kualitas kompetensi mel elalui berbagai usaha seperti memfasilitasi musyawarah gur guru dan guru BK, mendorong dan memotivasi guru d dan guru BK untuk mengikuti studi lanjutan. Bagi Dinas as Pendidikan, untuk segera merumuskan dan m mengambil kebijakan dalam mempersiapkan guru BK dalam lam menghadapi PKG dengan berbagai program seperti rti sosialisasi panduan, pelatihan, workshop, seminar, dan sebaga againya. Dalam hal pengangkatan secara resmi guru BK K sebagai pengampu pelayanan BK pada satuan pendidikan, h , harus berdasarkan ketentuan dan bidang keahlian sert erta kualifikasi pendidikan yang linear dengan bidang dan setti etting tugas masing-masing tenaga pendidik, dalam ha hal ini untuk guru BK minimal adalah Sarjana (S1) BK. Pene eneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dikembangka kan melalui penelitian lanjutan berkenaan pengembangan da dan peningkatan kualitas kinerja guru BK, seper erti mengungkapkan kesiapan berdasarkan aspek keterampila ilan dan sebagainya.

Berdasarkan hasil peneliti elitian, pembahasan, dan kesimpulan serta implikasi

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Murad. (2005). “Stan tandar Kualitas Kompetensi Konselor Profesional :S Studi Pengembangan Standar Kompetensi di Lingk gkungan Pakar Konseling Perguruan Tinggi Negeri ri dan Konselor SMA Negeri ”. Disertasi diakses dari: ri: http://repository.upi.edu/

Abu Ahmadi. (1999). Psikolog logi Sosial . Jakarta: Rineka Cipta.

A. Muri Yusuf. (1996). Teknik nik Analisis Data. Padang : Fakultas Ilmu Pendidikan Un Universitas Negeri Padang. ____________. (2005a). Dasar sar-dasar Evaluasi Pendidikan . Padang: UNP Press. ____________. (2005b). Metod etodologi Penelitian . Padang: UNP Press

.(2013). Metod tode Peneliatan Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan. n. Padang : Universitas Negeri Padang.

Andi Mapiarre. A.T. (2006). K . Kamus Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Raja Grafin findo Persada. Balitbang, Depdiknas. (2010) 0). Publikasi Pene-litian: Kelayakan Guru Mengajar. Di r . Diakses dari: http://pusatbaha-

sa.kemdiknas.go.id/kb /kbbi/ Danang Sunyoto. (2009). Anali alisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : MedPress ess. Dirjen PMPTK. (2010). Buku 2 u 2: Pedoman Penelitian Kinerja Guru . Jakarta: Kemend endiknas. Educational, Scientific, and Cu Cultural Organization. (2008). Education develop-ment ment index . Paris: United Nations.

Diakses dari: http://www. ://www.unesco. org/new/en/education/

F.C Gomes. (2003). Manajeme men Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi. di. Hasan Alwi, dkk. (2002). Kamu amus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. Herman Nirwana. (1998). “P “Persepsi Klien tentang Konseling, Keterampilan K n Komunikasi Konselor dalam

Konseling, dan Hubun bungan Keduanya dengan Pengungkapan Diri Klien”. . T Tesis tidak diterbitkan. Institut Keguruan dan Ilmu Pe Pendidikan Malang : Program Studi Bimbingan dan Ko Konseling.

Ilfiandra, Saripah, I., dan Agus ustin, M. (2006). “Peningkatan Mutu Tata Kelola Layan yanan Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Meneng engah Atas di Provinsi Jawa Barat ”. (Publikasi Penelitia litian), diakses dari: http://reposi- tory.upi.edu/

James L. Gibson. (2000). Org Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses . Edisi ke-5. C . Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Klaus M. Schwab. (2012). Th The Global Competitiveness Report 2011-2012 . Jenewa newa: World Economic Forum. Dikases dari : http://www. ://www.weforum.org/

Nurnaninigsih. (2011). “Prog rogram Pelatihan Peningkatan Kualitas Pribadi Kons onselor SMA di Jakarta: Studi Deskriptif ke Arah Pe Pengembangan Program Pelatihan Peningkatan Kuali ualitas Pribadi Konselor SMA ”. Tesis. Diakses dari: http i: http://repository.upi.edu/.

Peraturan Menteri Negara Pe Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birok irokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fu Fungsional Guru dan Angka Kreditnya , 2009. Ja Jakarta: Kementerian Negara Pendayagunaan Apara aratur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Peraturan Menteri Pendidikan an Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 200 008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompe mpetensi Konselor , 2008. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Pemerintah Nomor 1 r 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. n . 2005. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah Nomor 7 r 74 Tahun 2008 tentang Guru. 2008. Jakarta: Depdikna nas. Peter Salim. (1993). Webters rs New World Dictionary for Indonesia Users English lish Indonesian . Jakarta: Modern

English Press. Prayitno. (2009). Wawasan Pro Profesional Konseling . Universitas Negeri Padang. _______. (2010). Dasar Teori ri dan Praksis Pendidikan . Jakarta: Grasindo. _______. (2011). Upaya Meny nyiapkan Siswa Menghapi Ujian Nasional. Makalah dis disajikan pada Seminar Nasional

Bimbingan dan Konse nseling dengan tema “Peran Guru, Konselor, Kepala Sek ekolah, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerintah dalam am Membantu Siswa menghadapi Ujian Nasional yang g Bebas, Jujur, dna Akuntabel”. FIP : Universitas Nege Negeri Semarang.

Pusat Bahasa. (2003). Kamus B s Besar Bahasa IndonesiaEdisi Ketiga. Jakarta: Depdikn iknas. Ruky. S.A. (2010). Sistem M Manajemen Kinerja: Performance Management Sys System, Panduan Praktis untuk

Merancang dan Mera eraih Kinerja Prima . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utam tama Saefuddin Azwar. (2004). Met etode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

______________. (2005). Peny enyusunan Skala Psikologi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar jar, Offset cetakan ke V. Sears, Freedman, J.L & Peplau lau. L.A. (1994). Psychology Sosial. Jilid 2. Alih Bahasa asa: Michael Adriyanto. Jakarta:

Erlangga. Sedarmayanti. (2009). Sumber er Daya Manusia . Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. (1995). Belajar dan F n Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rinek eka Cipta. Sugeng Hariyadi dkk. (2000). 0). Laporan Penelitian tentang “Persepsi Siswa SMA T A Terhadap Tingkat Keefektifan

Konselor dalam Memb emberikan Layanan Konseling Individual (Penelitia litian di SMA Negeri se-Kodya Semarang) : Semarang ng : IKIP Semarang Press. Diakses dari : http://digilib.u .unnes.ac.id

Sugiyono. (2010a). Statistika u a untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. ________. (2010b). Metode pe penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung : A Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2002). Da . Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksa sara. ________________. (2006). P . Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik). Ja . Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang Nomor 20 T 0 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. al . 2003. Jakarta: Kementerian

Pendidikan Nasional. al. United Nation Development nt Programe. (2007). Human Development Index. New Yo w York: United Nations. Diakses

dari: http://www/undp dp. org/content/undp/en/ home.html W.S Wingkel. (1996). Psikolog logi Pendidikan dan Evaluasi Belajar . Yogyakarta: Gram Gramedia.

94 94 94

Dokumen yang terkait

BAB II PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Kompetensi : Sub Kompetensi : Jenis Kegiatan Tanggal Waktu (menit) Tempat belajar Alasan perubahan Tanda tangan Guru - Pengolahan unsur-unsur kimia

0 2 39

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

0 0 9

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PAPRIKA DI DESA PANCASARI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG Kadek Duwika Politeknik Ganesha Guru

0 0 9

Perbandingan Jaringan Learning Vector Quantization dan Backpropagation pada Klasifikasi Daun Berbasiskan Fitur Gabungan

0 0 7

Pengelompokan Dokumen Berita Berbahasa Indonesia Menggunakan Reduksi Fitur Information Gain dan Singular Value Decomposition dalam Fuzzy C- MeansClustering

0 0 7

ANALISIS EFFISIENSI PENYALURAN KABEL LAUT 150 kV GILIMANUK 3 dan 4 YANG MENGHUBUNGKAN INTERKONEKSI JAWA-BALI DENGAN METODE ROCK DUMPING

0 0 14

KEMAMPUAN MENGEVALUASI MELALUI TES DAN PENUGASAN DI S U S U N OLEH N I L A W A T I NIM : 1211070041 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH 2014 KATA PENGANTAR - Makalah Kemampuan Mengevaluasi Melalui Tes dan Penugasan

1 3 21

HADIST DAN PEMBUKUAN DISUSUN OLEH BAMBANG RUDI HARIANTO NPM : 1401110185 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH BANDA ACEH 2014 KATA PENGANTAR - Makalah Sejarah perkembangan Hadits dan Sejarah Pembukuan Hadits

0 0 11

Perkembangan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Generasi Muda DI S U S U N OLEH YANTI SARI JAHNUR NPM : 1307110229 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVER SITAS MUHAMMADIYAH ACEH BANDA ACEH 2013 KATA PENGANTAR - Perkembangan Teknologi Informasi dan

0 0 19

Perbedaan Persiapan Siswa yang Hasil Belajar Tinggi dan Rendah dalam Menghadapi Ujian Nasional

0 0 7