I. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi II. Kebijakan Penanaman Modal III. Kinerja Investasi IV . Peluang Investasi - 6 TM Peluang Investasi Proses Bisnis dan Kondisi Investasi di Indonesia
I. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
II. Kebijakan Penanaman Modal
PELUANG INVESTASI, KEMUDAHAN SISTEM PERIZINAN dan KERINGANAN RETRIBUSI OLEH PEMERINTAH
III. Kinerja Investasi Disampaikan oleh: Drs. Siswantoro MM
(Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan, BKPM)
IV . Peluang Investasi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
© 2013 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
VISI: “Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 10 besar dunia di tahun 2030 dan 6 besar dunia pada tahun 2050 melalui pertumbuhan
ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan”
PDB nominal/kapital: $ 12.855 – 16.160 PDB nominal : ˜US$ 3.760 – 4.470 B
I. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi *
PDB nominal : ˜US$ 26.679 B
PDB nominal/kapital: $ 78.478 Kekuatan ekonomi 6 besar dunia
Kondisi saat ini:
PDB nominal : ˜US$ 6.460 B – 8.152 B
Kepercayaan global yang
PDB nominal/kapital: $ 20.600 – 25.900
mulai meningkat
Kekuatan ekonomi 10 besar dunia
PDB nominal : ˜US$ 1.206 B PDB nominal/kapital: $ 4.803
Kekuatan ekonomi 14 besar dunia
Asumsi: Pertumbuhan riil
antara 7 – 8 %
** Proyeksi Goldman Sachs
* Proyeksi tidak resmi dari
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
3 pemerintah Source:”Masterplan percepatan & perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025”, Bappenas.
Target Investasi Swasta Besar Yang Ditangani BKPM (Renstra BKPM 2010-2014)
Total Kebutuhan Investasi 5 tahun:
(Dalam Triliun Rupiah)
Rp 12.460 Triliun berubah menjadi Rp. 14.705,6 Triliun (100%)
Peran Investasi Pemerintah: Rp. 1.766,2 Triliun - Rp 1.816,7 Triliun
(12%) /nominal tetap Peran Investasi Swasta* berubah
dari Rp 10.146,9 Triliun – Rp
II. Kebijakan Nasional Penanaman Modal
10.643,3 Triliun (85,4%) menjadi Rp. 12.897,9 Triliun-
Rp. 12.939,4
Triliun (88%) • Peran BKPM Dalam Mendorong
Investasi Swasta (Renstra 2010- 2014): Rp 1.629,2 Triliun (12,6%)
Peran Tangga, & Sektor Keuangan Swasta, termasuk
Rumah
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Indonesia Investment Coordinating Board
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
7 Elemen Utama Arah Kebijakan Penanaman Modal
PERLAKUAN YANG SAMA
Perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam
ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL
modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional
JAMINAN HAK MELAKUKAN REPATRIASI INVESTASI DAN KEUNTUNGAN
1. Perbaikan Iklim Penanaman Modal
2. Mendorong Persebaran Penanaman
Investor diberikan hak untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam
Modal
valuta asing
3. Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi
RUPM
SEKTOR BISNIS
4. Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment)
PRINSIP DASAR
Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman
UU NO. 25/2007
modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan
5. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, dan Koperasi (UMKMK)
terbuka dengan persyaratan (Daftar Negatif)
6. Pemberian Fasilitas, Kemudahan,
FASILITAS PENANAMAN MODAL dan/atau Insentif Penanaman Modal
7. Promosi Penanaman Modal
Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal Fasilitas Fiskal dan Nonfiskal
PELAYANAN PENANAMAN MODAL
Sampai dengan
Dalam rangka koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan penanaman modal, BKPM memiliki tugas dan fungsi, antara lain, mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
Fokus Investasi Roadmap Implementasi Penanaman Modal
FASE I
FASE
FASE
IV
Infrastructure
FASE II
III
Quick kelompok industri yang
Mendorong
Fokus pada percepatan
menghasilkan cepat
Infra- pembangunan infrastruktur
Know-
• Diversifikasi Ekonomi
Wins and
Low
bahan baku / setengah jadi
struktur
dan konversi diversifikasi fisik,
Industri
Pengembangan
industri skala
ledge
Pengembangan
• Lebih banyak Nilai
terintegrasi besar yang
based
berteknologi investasi
Main Goals
Tambah
Hanging
bagi industri
dan
Skala
tinggi maupun
Fruits
penunjang lainnya,
Energi
peningkatan energi serta
Besar
downstream) (upstream ->
Econo-
• Daya Saing
my
teknologi tinggi inovasi
infrastruktur
kualitas SDM
dibutuhkan yang
Food
Energy
Sampai dengan
Didukung oleh sektor manufaktur (melalui backward & forward linkages)
Catatan : Fase dapat berlangsung secara paralel dan simultan
Pendekatan
Source: BKPM, 2011
klaster industri
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
Pola Umum Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan/atau Insentif Penanaman Modal
DAFTAR NEGATIF INVESTASI (PERPRES No. 36/2010)
• KRITERIA KEGIATAN PENANAMAN MODAL
PENGATURAN DALAM DAFTAR NEGATIF INVESTASI
PERTIMBANGAN EKSTERNAL
• FASILITAS,
Prioritas tinggi; Pionir;
Strategi negara pesaing, bagaimana
Menyerap banyak tenaga kerja;
negara lain melakukannya
Pembangunan infrastruktur;
KEMUDAHAN, DAN
Intensitas persaingan merebut
Melakukan alih teknologi;
INSENTIF MENURUT
Tertutup Mutlak untuk Dalam Negeri dan Asing
PENANAMAN • KEGIATAN perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu; Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah
Praktek terbaik internasional Foreign Direct Investment (FDI)
Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi
Komitmen internasional
Menjaga kelestarian lingkungan hidup;
Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;
MODAL
Kemitraan
Bermitra dengan UMKMK;
• Prioritas Tinggi. Pionir;
Menggunakan barang modal dalam negeri.
Batasan Kepemilikan Modal Asing
Lokasi Tertentu PRINSIP DASAR • PRINSIP DASAR • Efisiensi administratif; Efisiensi administratif;
PERLUNYA PEMBERIAN FASILITAS,
KEMUDAHAN, DAN INSENTIF
Sederhana; Efektif; Efektif; Sederhana;
PEMBERIAN PENETAPAN
KOMBINASI
Perizinan Khusus
Perhitungan dampak Keadilan; Transparan; Transparan; Keadilan;
FASILITAS,
Modal Dalam Negeri 100% KEMUDAHAN, •
PERTIMBANGAN INTERNAL
Strategi/kebijakan pembangunan ekonomi dan sektoral;
Jangka waktu ekonomi (analisis B/C). Perhitungan dampak
DAN INSENTIF
Kepemilikan Modal Asing dan Lokasi
Jangka waktu Kepentingan pengembangan wilayah; ekonomi (analisis B/C).
FASILITAS,
Perizinan Khusus dan Kepemilikan Modal Asing
kemudahan, dan insentif; Tujuan pemberian fasilitas,
KEMUDAHAN, DAN
Modal Dalam Negeri 100% dan Perizinan Khusus MENURUT KRITERIA KLASIFIKASI WILAYAH
Pengaruh (importance) dari sektor
INSENTIF
yang bersangkutan dari segi
keterkaitan dengan sektor lain,
Wilayah maju;
WILAYAH
besaran sektor secara ekonomi,
Wilayah berkembang;
• Wilayah maju;
Persyaratan Kepemilikan Modal Asing dan/atau Lokasi Bagi Penanaman Modal dari negara
penyerapan tenaga kerja;
Wilayah tertinggal.
• berkembang; Wilayah
ASEAN
yang terkait. Sinkronisasi dengan kebijakan lain
• Wilayah tertinggal.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
INSENTIF FISKAL
INSENTIF FISKAL
Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha Tertentu
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, PMK No. 130/PMK.011/2011 yang
dan/atau di Daerah Tertentu
dikeluarkan pada 15 Agustus tahun 2011.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 1 Tahun 2007 jo No. 62 Tahun 2008 jo
No. 52 Tahun 2011
Fasilitas yang diberikan:
Fasilitas yang diberikan:
• Pembebasan pajak 5 - 10 tahun setelah perusahaan /proyek mulai produksi • Pengurangan pendapatan bersih 30% dari total investasi, dibebankan dalam 6 komersial (100 realisasi% & memiliki IUT).
tahun dengan masing-masing 5% per tahun.
• Setelah periode ini, wajib pajak dapat diberikan pengurangan PPh 50% dari
• Pembebanan biaya penyusutan dan amortisasi yang dipercepat (bangunan
PPh terutang selama 2 tahun setelah masa bebas pajak (tarif PPh 12,5%
TAX
dan non-bangunan)
selama 2 tahun).
ALLOWANCE
• Kompensasi kerugian diperpanjang dari 5 tahun menjadi paling lama 10
tahun.
TAX HOLIDAY
Lima sektor prioritas:
1. Logam dasar;
Ketentuan khusus dalam PP No. 52 Tahun 2011:
2. Kilang minyak bumi dan / atau bahan kimia organik dasar berasal dari minyak bumi dan gas alam;
Fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak yang telah mendapat izin
3. Mesin industri,
penanaman modal sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini sepanjang:
4. Industri sumber daya terbarukan, dan
a. Memiliki rencana penanaman modal paling sedikit Rp1 Triliun; dan
5. Industri peralatan telekomunikasi.
b. Belum beroperasi secara komersial pada saat PP 52/2011 diundangkan.
Syarat : Minimum investasi Rp. 1 triliun, berbentuk badan hukum Indonesia yang telah
ditetapkan setidaknya 12 bulan sebelum PMK Tax Holiday dikeluarkan, dan harus deposit minimal 10% dari investasi di perbankan Indonesia. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
INSENTIF FISKAL
INSENTIF FISKAL
Pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan untuk pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2009 jo
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008
PMK Nomor 76/PMK.011/2012
tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah.
Diberikan kepada industri yang menghasilkan barang dan industri yang
Pemberian insentif dapat berbentuk:
menghasilkan jasa.
a. pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah;
Pembebasan bea masuk diberikan sepanjang mesin, barang dan bahan
b. pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah;
tersebut :
INSENTIF
BARANG d. pemberian bantuan modal. MODAL
IMPOR
a. Belum diproduksi di dalam negeri;
c. pemberian dana stimulan; dan/atau
LAINNYA
b. Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi
yang dibutuhkan; atau
Pemberian kemudahan dapat berbentuk:
c. Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi
a. penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal;
kebutuhan industri
b. penyediaan sarana dan prasarana;
Daftar Industri Jasa yang mendapat Fasilitas Pembebasan Bea Masuk: c. penyediaan lahan atau lokasi;
1. Pariwisata dan Kebudayaan
d. pemberian bantuan teknis; dan/atau
2. Transportasi/Perhubungan (untuk Jasa Transportasi Publik)
e. percepatan pemberian perizinan
3. Pelayanan Kesehatan Publik
4. Pertambangan
5. Konstruksi
6. Industri Telekomunikasi
7. Kepelabuhan
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
15 The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
Kebijakan Nasional Penanaman Modal
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Mekanisme Pelimpahan/Pendelegasian
PELIMPAHAN/PENDELEGASIAN
Pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan
TINGKAT
PENYELENGGARA
KEWENANGAN SELURUH IZIN
nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga
PENANAMAN MODAL
atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.
PUSAT
BKPM
Menteri/Kepala LPNK
PTSP
Perangkat Daerah
PROVINSI
Provinsi bidang
Gubernur
Permohonan
Proses
Izin/non-izin
Penanaman Modal
(PDPPM)
Perangkat Daerah
KAB/KOTA
Kab/Kota bidang
Bupati/Walikota
Penanaman Modal
(PDKPM)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Portal Sistem Pelayanan Informasi Perizinan Prosedur Perizinan Investasi Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)
TAHAP PERSIAPAN
Aplikasi izin prinsip
INVESTOR
Izin Prinsip
3 Hari Kerja
TAHAP
Perizinan Daerah
KONSTRUKSI
2. 1. 3. Izin Mendirikan bangunan 9IMB) Izin Lokasi
4. Izin UUG/HO Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
1. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) 2. Fasilitas Non-fiskal
3. Rekomendasi VISA, dll Izin kerja tenaga asing
TAHAP SIAP
Aplikasi Izin Usaha
PRODUKSI /
OPERASI
Izin Usaha
7 Hari Kerja
Sumber: Peraturan Kepala BKPM Nomor 5 tahun 2013
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Indonesia Investment Coordinating Board
Triwulan III dan Januari – September 2013 : Dibanding Tahun 2012
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Triwulan III Tahun 2013
III. Kinerja Investasi 117,7
PMA : penanaman modal asing PMDN : penanaman modal dalam negeri
*) Renstra BKPM 2010 – 2014
Nilai investasi Triwulan III 2013 merupakan realisasi investasi yang dilakukan selama 3 bulan periode laporan (Juli – September 2013) berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterima BKPM
Di luar investasi Migas, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, dan Industri Rumah Tangga Nilai investasi dalam Rp. Triliun (T) dan Kurs US$.1 = Rp.9.300,- untuk TW I dan TW II (sesuai dengan APBN 2013) serta Kurs US$.1 = Rp.9.600,- untuk TW III (sesuai dengan APBNP 2013)
Realisasi investasi pada Triwulan III 2013: Rp. 100,5 T, meningkat 0,7% dari Triwulan II 2013 (Rp. 99,8 T) atau meningkat 22,9% dari Triwulan III 2012 (Rp.81,8 T)
Realisasi investasi pada Januari–September 2013: Rp. 293,3 T, meningkat 27,6% dari tahun sebelumnya yaitu Januari– September 2012 (Rp.229,9 T)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Triwulan III dan Januari – September 2013 : Dibanding Tahun 2012
Januari–September 2013 : Sektor , Lokasi, Negara Asal, dan Koridor Ekonomi
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Triwulan III Tahun 2013
Realisasi Januari–September 2013 : Berdasarkan Sektor
PMDN
PMA
ri li u n 200
Listrik, Gas dan Air
Rp.32,6 T
Lainnya
Rp.20,4 T
US$.7,7 M Lainnya
Pertambangan US$.4,1 M
Transportasi Lainnya Alat Angkutan dan TOTAL
Industri Logam Dasar,
Barang Logam, Mesin
dan Elektronik
Industri Makanan
Rp.12,9 T
Industri Makanan
US$.2,8 M
*) Renstra BKPM 2010 – 2014 **) Terhadap target 2013
Rp.6,0 T
US$.1,5 M
Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan
Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin
Triwulan III 2013 y-o-y
Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
Pertambangan
US$.2,5 M Farmasi
Rp.10,9 T
dan Elektronik
Rp.11,3 T
US$.2,6 M (12,4%)
T= Triliun
M= Miliar
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Januari–September 2013 : Sektor , Lokasi, Negara Asal, dan Koridor Ekonomi
Januari–September 2013 : Sektor , Lokasi, Negara Asal, dan Koridor Ekonomi
Realisasi Januari–September 2013 : Berdasarkan Lokasi
Realisasi Januari–September 2013 : Berdasarkan Lokasi
PMDN
PMA
PMDN
PMA
NO
LOKASI
( Rp. Miliar) I NVESTASI
I NVESTASI
PROYEK
369 387 Rp.34,9 T Lainnya
1 2 Jaw a Timur Jaw a Tengah
249 86 2 1 Jaw a Barat
( US$. Juta)
Jawa Timur
3 Kalimantan Timur
48 3 Jaw a Timur
Rp.28,3 T (30,1%)
Lainnya
Jawa Barat
4 Kalimantan Selatan
US$.7,3 M (34,3%)
US$.5,2 M (24,5%)
6 5 DKI Jakarta Jaw a Barat
96 41 7 6 5 Riau 1.846,0 Kalimantan Timur DKI Jakarta 1.087,0 1.133,2
9 Sumatera Utara Banten
9 Sumatera Utara Sulaw esi Tengah
11 Bali 12 Sumatera Selatan
21 25 11 Kalimantan Barat 10 Jaw a Tengah
26 13 Nusa Tenggara Barat 12 Sulaw esi Selatan
13 Jambi 14 Kalimantan Tengah
16 Maluku Utara 15 Nusa Tenggara Barat
16 2 15 Kepulauan Riau 14 Sumatera Selatan
16 Kalimantan Tengah
14 6 17 Maluku Utara 18 Kalimantan Selatan
18 Sulaw esi Tenggara
19 Sulaw esi Selatan 20 Sulaw esi Barat
31 20 Kepulauan Bangka Belitung 19 Bali
US$.2,9 M Banten
21 Sulaw esi Tengah 22 Kalimantan Barat
27 6 22 Sumatera Barat 21 Aceh
20 59 Jawa Tengah 49
23 Kepulauan Bangka Belitung
9 24 Kalimantan Utara 23 Sulaw esi Utara
41 34 Rp.4,5 T
24 Papua
25 Kepulauan Riau 26 Sumatera Barat
14 38 26 Sulaw esi Tenggara 25 Papua Barat
Jawa Barat
Rp.11,4 T
DKI Jakarta US$.1,9 M
42 31 Rp.5,4 T Selatan
Jawa Timur
(4,7%) Kalimantan Kalimantan Timur
US$.1,9 M Papua
US$.2,0 M
28 DI Yogyakarta 29 Bengkulu
27 Kalimantan Utara
27 Maluku
11 2 29 DI Yogyakarta 28 Jambi
Rp.9,6 T (10,3%)
31 Gorontalo 30 Papua Barat
33 Nusa Tenggara Timur 34 Maluku
32 Sulaw esi Utara
13 1 31 Bengkulu 32 Nusa Tenggara Timur
2 3 33 Gorontalo 34 Sulaw esi Barat
T= Triliun
M= Miliar
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Januari–September 2013 : Sektor , Lokasi, Negara Asal, dan Koridor Ekonomi
Januari–September 2013 : Sektor , Lokasi, Negara Asal, dan Koridor Ekonomi
Realisasi Januari–September 2013 : Berdasarkan Negara Asal
Koridor Ekonomi
NO NEGARA ASAL ( US$. Juta) I NVESTASI
PROYEK
NO
NEGARA ASAL
( US$. Juta) I NVESTASI
PROYEK
PMDN dan PMA
36 Samoa Barat
4 Bali dan Nusa
3 2 Singapura
4 Korea Selatan Amerika Serikat
39 Rusia 38 Brunei Darussalam
4 Rp. 14,8 T
Mauritius I nggris
33 41 Filipina 40 Bulgaria
a r 40.000
42 Arab Saudi
9 Maluku dan
Rp. 168,6 T
li
8 9 Malaysia British Virgin I slands
44 Sw edia 43 Mesir
17 5 Rp. 22,9 T Papua
R p 20.000
10 Taiw an
1.585,7 12 Brasil 11 Hong Kong
dan Papua Maluku 15 Luxembourg 17 Sw iss 16 Yordania
257 2 47 I rlandia
Kalimantan Sulawesi
Bali dan
14 Australia
13 R.R.China
Tenggara Nusa
3 50 Polandia 51 Selandia Baru
19 Cayman I slands 18 Thailand
31 32 52 Maroko 53 Ceko
1 Sumatera
1 1 Rp. 42,6 T
20 Kanada
14 33 54 Maladew a
22 I ndia 21 Perancis
81 75 56 Yaman 55 Timor Leste
23 Jerman 24 Belgia
15 71 58 Argentina 57 Marshall I sland
T= Triliun
25 I talia
26 59 Guatemala 60 I sle of Man
u 26 Uni Emirat Arab ta 14 - Berdasarkan Koridor Ekonomi pada periode Januari– .J 8.000
27 Seychelles
16 62 I slandia 61 Channel I slands
1 1 September 2013, realisasi PMDN dan PMA tertinggi ada di
29 Austria 28 Turki
1 8 6 63 Siprus 65 Norw egia 64 Skotlandia
1 Koridor Jawa. Realisasi PMDN terbesar berikutnya berada
30 Puerto Rico 31 Denmark
2 1 3 di Koridor Kalimantan, Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, serta Maluku dan Papua. Sedangkan PMA
34 Spanyol 33 I ran
6 2 67 Slovakia 68 Finlandia
1 1 terbesar berikutnya berada di Koridor Sumatera, Maluku
Maluku dan 35 Pakistan
12 69 Gabungan Negara
dan Papua, Kalimantan, Sulawesi serta Bali dan Nusa
Bali dan
Tenggara.
Tenggara Nusa
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
Sektor – Sektor Yang Didorong Bagi Penanaman Modal 2013-2014
1. Sektor-sektor yang memberikan nilai tambah (value added) dalam rangka program hilirisasi atau pengolahan lanjutan produk sektor
Pengembangan Industri Prioritas 2010 - 2014
pertambangan, pertanian, perikanan dan kehutanan
kakao dan pengolahan lanjutan hasil perikanan. Contoh: industri smelter, industri pengolahan lanjutan CPO, pengolahan lanjutan
JENIS INDUSTRI
2. Sektor-sektor industri yang jenis produksinya masih diimpor sangat
1 Industri Padat
Tekstil, Alas Kaki, Kulit,
tinggi sebagai barang modal dan bahan baku untuk pendukung
Karya
Furniture
industri lainnya (substitusi impor barang modal dan barang baku)
industri permesinan Contoh: industri besi dan baja, industri komponen otomotif, industri kimia dasar dan
2 IKM
Fesyen, Kerajinan, batu
mulia, keramik, minyak atsiri, dll
3. Sektor-sektor industri yang jenis produksinya masih diimpor sangat tinggi sebagai konsumsi masyarakat Indonesia (substitusi impor
IV. Peluang Investasi Permesinan, Galangan Kapal
3 Industri Barang
barang konsumsi)
Modal
Contoh: Industri Makanan dan Minuman (makanan olahan), Industri Peralatan Rumah Tangga, Industri Oil Refinery (BBM, Pelumas).
4 Industri berbasis
Makanan dan minuman,
4. Sektor-sektor industri yang trend konsumsi dalam negeri meningkat
SDA
CPO, Kakao, Karet, Baja &
Contoh: Industri semen, bahan bangunan
Alumunium Hulu, Rumput Laut
5. Sektor-sektor yang berorientasi ekspor dengan menggunakan bahan
Contoh: Industri tekstil, Hilirisasi Industri pengolahan kelapa/kelapa sawit (minyak baku dan barang modal impor yang relatif kecil.
5 Pertumbuhan
Industri
Otomotif, elektronika dan Telematika
kopi, rumput laut, industri makanan, dll nabati), Industri pengolahan karet, produk kayu, budidaya udang, industri kakao,
tinggi
6. Sektor-sektor infrastruktur yang pembangunannya didorong oleh
6 Industri Prioritas
Industri Gula, Industri
pemerintah melalui pola KPS
Khusus
Pupuk, Industri Petrokimia, Industri Berbasis Migas
pelabuhan udara dan laut, penyediaan air minum, pengolahan sampah dan Contoh: renewable energy (energi baru dan terbarukan), pembangunan jalan tol,
pembangunan rel kereta api.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
29 7. Sektor Pariwisata dan industri kreatif
Indonesia Investment Coordinating Board
1. Sektor-sektor yang memberikan nilai tambah (value added) dalam rangka program hilirisasi atau pengolahan lanjutan produk sektor pertambangan, pertanian, perikanan dan kehutanan
Sektor Pertambangan Mineral
NILAI TAMBAH SEKTOR INDUSTRI
Mining Investment Climate in Indonesia
Survey Result
Source: Fraser Institute and Metal Economics Group
Timeline Of Mineral Processing And Refining
MARKET OUTLOOK: CAUTIOUS
INVESTMENT OPPORTUNITIES: Smelter Industry
(Processing and Refining)
Recapitulation of Processing & Refining Plan Document (Update December 2012)
1 Processing & Refining Existing
2 Processing & Refining Proposal Before Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) Regulation No 7 Year 2012
Regulation No 7 Year 2012 Processing & Refining Proposal After MEMR
Sources: London Metal Exchange/LME, 2011 (Processed)
Indonesia Investment Coordinating Board 217 Indonesia Investment Coordinating Board
Total
Sektor Pertambangan Batubara
Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
2011 MARKET
LEADERS
WOOD WORKING,
Industri furniture merupakan salah satu industri berbasis kayu/rotan yang memiliki nilai tambah tinggi, menyerap banyak tenaga
(MIO TONS)
FURNITURE KAYU
dalam perolehan devisa (ekspor). kerja, dan memberikan kontribusi yang cukup penting terhadap perekonomian, baik dalam bentuk kontribusi pada PDB maupun
DAN ROTAN
Negara tujuan ekspor utama: Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Inggris dan Belanda.
industri pulp dan kertas Indonesia merupakan penyumbang terbesar di pasar internasional, yaitu industri pulp yang menempati
PULP/KERTAS
nomor 9 dan industri kertas nomor 11 di dunia.
Keunggulan Indonesia terletak pada bahan baku kayu berdaun lebar, yang menghasilkan pulp serat pendek dengan produksi 6,52 juta ton dan sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun untuk kebutuhan pulp serat panjang, Indonesia masih mengimpor.
Indonesia merupakan produsen nomor 2 terbesar di dunia setelah Thailand, tetapi dari sisi luas area no 1 di dunia dengan luas mencapai 3,40 juta ha. Total produksi tahun 2012 mencapai 2,8 juta ton atau sekitar 27,91% dari total produksi karet dunia sebanyak
KARET (CRUMB
10,21 juta ton.
pengolahannya. rangka meningkatkan nilai tambah karet alam menjadi produk hilir perlu didorong peningkatan investasi di bidang industri Sebagian besar karet alam tersebut diekspor dalam bentuk crumb rubber untuk memenuhi kebutuhan karet alam dunia. Dalam DEMAND VS
RUBBER)
Indonesia merupakan negara produsen Minyak Mentah Sawit (CPO) terbesar di dunia, dengan produksi pada tahun 2012 mencapai SUPPLY
REALIZATION
PLANNING
permintaan dunia terhadap produk turunan minyak kelapa sawit semakin besar. Indonesian coal production will be flat in 2013 as the 29.5 juta atau 54% dari total produksi CPO di dunia. Sebagian besar CPO masih diekspor dalam bentuk mentah, sementara itu INDUSTRI HILIR
MARKET OUTLOOK: CAUTIOUS
economic growth is cutting deeper into Indonesia's coal downturn in the market continued. The slowdown in China's
KELAPA SAWIT
Tiga lokasi potensial untuk dikembangkan klaster industri hilir kelapa sawit: Sei Mangke (Sumatera Utara), Dumai (Riau), dan Maloy (Kalimantan Timur).
sector, forcing producers to reduce output and slash costs.
kelapa sawit dan karet untuk kategori perkebunan. Devisa dari kakao pada 2010 mencapai USD 1,6 miliar. Kakao termasuk salah satu komoditas perkebunan yang prospektif di dunia. Kakao menghasilkan devisa terbesar ketiga setelah
INVESTMENT OPPORTUNITIES:
stockpile & Seaport, Coal Blending facility 1. Coal Infrastructure: Coal Hauling network , railways ,
COKLAT (KAKAO)
Indonesia adalah produsen biji kakao terbesar kedua dunia setelah Pantai Gading.
Konsumsi coklat Amerika Serikat 2,25 ka/kapita/tahun, Konsumsi coklat eropa 1,87kg/kapita/tahun, Konsumsi cokelat Asia 0.06
2. Mine mouth power plant development
kg/kapita/tahun dan Indonesia 0,3 Kg/kapita/tahun.
3. Coal processing plant development: coal upgrading and
Rumput Laut adalah salah satu dari komoditas utama nasional dengan produksi 4,3 juta ton pada tahun 2011 dan akan semakin
conversion
Sedangkan tingkat utilisasi industri pengolahan yang ada baru mencapai 50% dari kapasitas terpasang bahkan ada yang idle. RUMPUT LAUT meningkat ditahun mendatang. Saat ini sebagian besar masih diekspor sebagai bahan baku dalam bentuk rumput laut kering;
Source: Ministry of Energy and Mineral Resources, 2012
Potensi rumput laut Indonesia dapat menjadi salah satu sumber pemasukan bagi devisa negara, dan juga mampu menjadikan
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia sebagai negara pengekspor rumput laut terbesar di dunia.
Indonesia Investment Coordinating Board
2. Sektor-sektor industri yang jenis produksinya masih diimpor sangat tinggi sebagai barang modal dan bahan baku untuk pendukung industri lainnya (substitusi impor barang modal dan barang baku)
Contoh: Industri Besi dan Baja
STEEL CONSUMPTION NO
12 BESAR IMPOR HASIL INDUSTRI (USD JUTA)
INVESTMENT OPPORTUNITIES: INDONESIA STEEL INDUSTRY STRUCTURE
Kg/Capita/Year
INDONESIA
1 Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif 31,684
3 Kimia Dasar 8,095
5 Makanan dan Minuman 2,811
6 Alat-alat Listrik 2,106
7 Pulp dan Kertas 1,883
8 Barang-barang Kimia
9 Makanan Ternak 1,679
United States
10 Timah dll. Pengolahan Tembaga, 1,027
: Industry already exist
European Union
12 Pengolahan Aluminium
: Industry not exist
World
Total 12 Besar Industri
Potential Locations
MARKET OUTLOOK: STABLE
Industri Lainnya
Until now, the domestic steel market is still in deficit. There is over demand
Total Industri Pengolahan
West Sumatera
both in the upstream, intermediate and downstream.
ARAH PENGEMBANGAN INVESTASI:
South Kalimantan
National steel demand to reach 10 million tons per year. While the national steel products reached 5.5 million tons. The rest, amounting to 4.5 million
Industri Besi Baja, Industri Komponen Otomotif, Industri Kimia Dasar (Petrokimia) Dan Industri
Banten
East Java
tonnes, supported by imports.
Elektronika Dan Permesinan
Electricity and gas supply constraints are an obstacle for the production of
Indonesia Investment Coordinating Board
the national steel industry.
Indonesia Investment Coordinating Board
Contoh: Industri Alat Berat
Contoh: Industri Kimia Dasar (Petrokimia)
In Indonesia, the major demand of HE is on three sectors
DEMAND OF HE IN INDONESIA (%)
INDONESIA PETROCHEMICAL INDUSTRY STRUCTURE
INDONESIA PETROCHEMICAL INDUSTRY
such as Mining, Agriculture and Construction.
(EXISTING CONDITION)
Despite there are many players in HE Industry, the market only focuses in four big companies that are PT Komatsu Indonesia,
PT Caterpillar
Indonesia,
PT
Hitachi
Construction Machinery of Indonesia and PT Kobelco.
Major production of HE are Eskavator (80%), Buldozer (18%), and Mining truck (2%)
MARKET OUTLOOK: CAUTIOUS
CONSTRUCTION & MINING EQUIPMENT PRODUCTION AND DEMAND (UNIT)
MARKET SHARE OF HE SALES BY
BRAND (%)
MARKET OUTLOOK: PROSPECTIVE
INVESTMENT OPPORTUNITIES: Indonesia is still suffering an insufficient supply of petrochemical products (net importers)
PETROCHEMICAL CLUSTER
And Bojanegara – Banten 1. Anyer, Merak, Cilegon, Serang
SUPPLY VS DEMAND (YEAR 2011)
Province (Olefin Center)
2. Gresik, Lamongan, Tuban Dan Center) Cepu – East Java (Aromatic Kalimantan (Methane Center) 3. Bontang Dan Balikpapan, East
5. Cilacap – Central Java Sumber: HINABI & United Tractor 2012, diolah 4. Balongan – West Java
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
3. Sektor-sektor industri yang jenis produksinya masih diimpor sangat tinggi sebagai konsumsi masyarakat Indonesia (substitusi impor barang konsumsi)
4. Sektor-sektor Industri Yang Trend Konsumsi Dalam Negeri Meningkat (Domestic Based Industry)
IMPOR BARANG-BARANG KONSUMSI 2012
PENGELUARAN RATA-RATA PER KAPITA SEBULAN MENURUT KELOMPOK BARANG (RUPIAH), 2010-2012
SEKTOR (JUTA USD)
NILAI
SHARE
1 1. Sektor pertanian (buah-buahan, Makanan dan Minuman (Olahan) Untuk Rumah Tangga
1. Industri pertanian
beras, sayur sayuran)
2 Lama Barang Konsumsi Setengah Tahan
2. Industri makanan dan minuman
2. Industri Makanan dan Minuman
3 Barang Konsumsi Tidak Tahan Lama
(makanan olahan)
4 Barang Konsumsi Tahan Lama
3. Industri semen
3. Industri Peralatan Rumah Tangga
5 Diolah) Untuk Rumah Tangga
Makanan dan Minuman (Belum
4. Industri tembakau
4. Industri Otomotif
6 Mobil Penumpang
7 Bahan Bakar dan Pelumas (Olahan)
5. Industri bahan bangunan
5. Industri Oil Refinery (BBM, Pelumas)
8 Alat Angkutan bukan untuk Industri
9 Barang Yang Tidak Diklasifikasikan
BARANG KONSUMSI
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
Contoh: Industri Semen
5. Sektor-sektor yang berorientasi ekspor dengan menggunakan bahan baku dan barang modal impor yang relatif kecil
CEMENT CAPACITY COULD ALMOST DOUBLE IN THE NEXT 5 YEARS
“Indonesia as Production Hub For International Market”
NO
10 MAIN
DESTINATION COUNTRY
DEPENDENCY OF
COMMODITY
IMPORTED RAW MATERALS
TEXTILE AND
1 TEXTILE
United States, Japan, Germany, Turkey, Korea,
Singapore, United States, Japan, Hong Kong, China,
HIGH
3 RUBBER
United States, Japan, China, Korea, Singapore,
LOW
4 PALM OIL
India, China, Malaysia, Bangladesh, Netherlands,
LOW
5 FOREST PRODUCTS
Japan, China, United States, Korea, Australia,
LOW
6 FOOTWEAR
United States, Belgium, Germany, United Kingdom, Netherlands,
MEDIUM
DOMESTIC MARKET CONSUMPTION (2011)
MARKET OUTLOOK: PROSPECTIVE
7 AUTOMOTIVE
Thailand, Japan, Saudi Arabia, Philippines, Malaysia,
HIGH
Key Drivers of Domestic cement demand:
8 SHRIMPS
United States, Japan, China, United Kingdom, Belgium,
LOW
1. National Economic Growth
9 COCOA
Malaysia, United States, Singapore, China, Spain,
LOW
2. Favorable Interest Rate Environment
10 COFFEE
United States, Japan, Germany, Italy, Malaysia,
LOW
3. Infrastructure Expansion
4. Per Capita Consumption increase from current low levels (kg/capita) Indonesia (199); China (1.900);
ARAH PENGEMBANGAN INVESTASI:
Retail (residential) sector is the largest
Singapore (900); Malaysia (700); Vietnam (500);
Industri tekstil, Hilirisasi Industri pengolahan kelapa/kelapa sawit (minyak nabati), Industri pengolahan
consumer of cement in Indonesia
Thailand (400)
karet, produk kayu, budidaya udang, industri kakao, kopi, rumput laut, industri makanan, dll
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
Contoh: Industri Tekstil dan fashion
Contoh: Industri Karet
Indonesia Rubber Production And Consumption (Source: IRSG 2011)
INDONESIA RUBBER CONDITION
MARKET OUTLOOK: PROSPECTIVE
Potential Location: Focus on Java Island
MARKET OUTLOOK: PROSPECTIVE
Indonesia is the largest area of rubber in the world.
INVESTMENT OPPORTUNITIES: DOWNSTREAM INDUSTRY
INVESTMENT OPPORTUNITIES
From the production side, Indonesia is the No. 2 as a major
1. Manufacture of motor vehicle tires
Indonesia has great potential in developing products garments, yarn,
producer of rubber in the world 24% of market share) under Thailand (33%)
2. Latex industry
textile products as well as other man-made fibers.
3. Rubber goods industry
a. and wedding dress. Garment products: male and female clothes, jackets, underwear
Sumatra is the largest producer of raw rubber in Indonesia: 65% share of the national rubber production.
4. Engineering goods for industrial and automotive
b. For yarn products: sewing thread, yarn for knitting fabric and yarn.
Based on BPS data (2011) the largest plantation area (top 3)
WORLD RUBBER CONDITION
c. other textile products: rugs, tablecloths, net curtains, towels,
are:
1. South Sumatra: 665 thousand ha
Consumption is higher than production
socks, embroidery, and curtains.
The world market is dominated by 6 countries are: Thailand,
Indonesia position in World Main Markets are (US: 5th); (UK: 13th);
2. North Sumatra: 463 thousand ha
3. Jambi: 443 thousand ha.
Indonesia, Malaysia, India, China, and Vietnam.
(Germany: 12th); (Japan: 5th); (Korea: 4th)
Potential areas for rubber plantation: Sumatra dan Kalimantan.
The largest rubber consumer in the world are: China, United States, and Europe.
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
Contoh: Industri Kelapa Sawit
Contoh: Industri Kokoa
Production and Consumption of Palm Oil World
Production Consumption
Price World of Crude Oil, Crude Palm Oil, and Palm Kernel Oil
MARKET OUTLOOK: PROSPECTIVE
MARKET OUTLOOK: STABLE
INVESTMENT
the world previously dominated by Malaysia.
Indonesia is the largest producer and exporter of palm oil / CPO in
Total area of Indonesia cocoa increased sharply to reach 1,677,254 ha in 2011.
OPPORTUNITIES:
This condition is expected to continue to
PROCESSING
INVESTMENT OPPORTUNITIES: PALM OIL INDUSTRY
increase to 1,805,986 ha in 2014.
INDUSTRY
1. Primary Industries: Crude Palm Oil (CPO), Palm Nucleus Oil
In 2011, Indonesian cocoa production
(PKO), shell, fiber, empty fruit bunches, and sludge
amounted to 712,231 tons. Potential Locations :
Indonesia's
cacao
2. Upstream Industry: carotene, tocoperol, oil cake, soap stock
1. Sulawesi (South Sulawesi, Southeast
agribusiness development
3. Manufacture of: pro-vitamin A, pro-vitamin E, cocoa butter
Sulawesi, Central Sulawesi and West
geared to increase value-
4. Downstream Industry: bio diesel oil.
2. Other provinces (North Sumatra,
integrated
agribusiness
POTENTIAL LOCATION FOR PALM OIL INDUSTRY:
West Sumatra, Aceh and East Java)
upstream to downstream. development from
Sei Mangkei in North Sumatera, Dumai in Riau Province , and Maloy in East Kalimantan.
Indonesia Investment Coordinating Board
6. 24 (dua puluh empat) Proyek KPS Yang Siap Difasilitasi
24 Proyek KPS Yang Siap Difasilitasi
KORIDOR JAWA
NO.
PROYEK
(US$ JUTA) INVESTASI
STATUS PROYEK
NO. PROJECTS
(US$ JUTA) INVESTASI
STATUS PROYEK
1. Pelabuhan Kuala Tanjung , Sumatera Utara
Pra FS sudah selesai
1. Cisumdawu Toll Road
FS selesai, Pembebasan tanah 23%
2. Jambi Coal Fired Power Plant
2. Pandaan – Malang Toll Road
Pembebasan tanah 10%
Perijinan sedang progess oleh pihak
3. Kertajati International Airport
Pra FS, Masterplan dan Business plan selesai, Izin koordinat telah
ha disetujui, Pembebasan lahan s/d 2012 : 715 Ha, target s/d 2014 : 1800
3. Geothermal Bengkulu
Kementerian ESDM
SUMATERA Pra FS (lokasi) sudah selesai, tapi status proyek belum mendapat KORIDOR
- Pra FS sudah selesai
4. KulonProgo International Airport
penetapan dari Kemenhub
- Outline Business Case sudah selesai - AMDAL sedang disusun (6-8 bulan ke depan)
5. Cilamaya, Karawang Barat Perluasan Pelabuhan Tanjung Priok-
Pra FS sudah selesai
4. Batam Municipal Solid Waste
- Jaminan pemerintah sedang dianalisis oleh
6. Soekarno Hatta – Manggarai International
perijinan lainnya) Studi kelayakan secara lengkap sedang dikerjakan (Amdal dan proses
PT. PII
Railway Development
- Ada investor yang berminat invest dari
7. Integrated Terminal Gedebage Railway, Bandung
Sudah ada FS
Perancis, New York dan Jepang
8. Revitalisasi Yogyakarta Rail Station dan Pedestrianisasi Malioboro
Sudah ada FS
- FS sudah selesai
- Izin pembangunan jalan menembus Hutan Lamongan Regency Water Supply
- OBC selesai 2012
- FBC dalam tahun 2013
KORIDOR
1. Balikpapan – Samarinda Toll Road
1.20 Lindung masih dalam proses di Kementerian
- VGF sedang dibahas oleh Kemenkeu
SULAWESI
Kehutanan - Kendala LSM
10. West Semarang Water Supply
78 - investor yang berminat Singapura, Spanyol, Cina, Malaysia, Korsel dan Jepang
2. Development Maloy International Port
Studi Pra FS sudah selesai
- Akan launching sekitar bulan Juli - Agustus 2013
3. Greater Pontianak Water Supply
FS sudah ada
11. Putri Cempo, Solo Solid Waste Treatment & Final Disposal
Solid Waste Treatment & Final Disposal
- FS (JICA) selesai
1. Manado – Bitung Toll Road
Pembebasan lahan 25%
12. Bandung Raya
80 - JICA mau membiayai konstruksi dan teknologi pengolahan sampah
KORIDOR KALIMANTAN
2. Pelabuhan Makasar Baru
Pra FS sudah selesai
13. Solid Waste Treatment & Final Disposal
40 - FS (JICA) selesai
3. Karama Hydro Power Plant
Bogor - Depok
- Dokumen tender selesai
4. Palu Municipal Water Supply
30 FS sudah ada
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
Contoh: Industri Panas Bumi (Geothermal)
Contoh: Pelabuhan Laut
MARKET OUTLOOK: PROSPECTIVE
Geothermal power in Indonesia is an increasingly of the world's potential geothermal resources, estimated significant source of renewable energy. Indonesia has 40%
electricity producer after the United States and the Currently Indonesia is the world's third largest geothermal at 29,000 GWe. Philippines. Installed production capacity (2011) is almost 1,226 MW from seven geothermal fields in Java, North
Sumatra and North Sulawesi. country's total energy supply and 3.7% of its electric In 2007, geothermal energy represented 1.9% of the
power. Indonesia plan to build 44 new geothermal plants by 2014, more than tripling capacity to 4,000 MW. By 2025, geothermal Indonesia aims to produce more than 9,000 MW of geothermal energy producer. This would account for 5% power, becoming the world's leading of Indonesia's total energy needs.
Target Of National Energy Mix
Geothermal Project in Indonesia ( Installed Capacity) 2011
MARKET OUTLOOK: PROSPECTIVE
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
Contoh: Industri Pelayaran
7. Sektor Pariwisata dan Industri Kreatif: Sektor Pariwisata
International Visitor
Average Expenditure
Revenue
Year
Length Of Average
Per Person (USD)
Stay (Day)
Per Day
Per Visit
NUMBER OF PASSENGER CRUISE TOURISM
INVESTMENT OPPORTUNITIES:
Seven Special Interest Tourism Areas
TARGET OF
1. Cruise tourism
TOURISM VISITOR
2. Meetings, Incentive, Convention,
Exhibition/ Event
Foreign: 9 million
3. Nature based and ecotourism
Domestic: 250 million
4. Culture and historical based tourism
MARKET OUTLOOK: PRESPECTIVE
Foreign: 10 million
5. Shopping and culinary
Indonesia is a good place for investment particularly for shipping and related business considering of
Domestic: 255 million
6. Wellness and medical tourism
potential cargo movement, large population base and abundance of natural resources
7. Recreational sports: golf, diving, etc Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
Sources: Tourism Ministry, 2012
16 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas 2012 – 2014
Lokasi Utama Pariwisata
Danau Toba
Bunaken
North Sumatera Riau Bintan Batam
East Kalimantan
North Sulawesi
Raja Ampat
West Sumatera Middle Kalimantan
West Papua
Papua
South Sulawesi Toraja
Tj.Puting
Southeast Sulawesi
Kepulauan Seribu
Jakarta
Wakatobi
Kota Tua
West Java Central Java East Java
Bali Komodo East Nusa Tenggara
Borobudur
West Nusa
Bromo-Tengger-Semeru
Tenggara
Kintamani-Danau Batur
Gn.Rinjani
Menjongan-Pemuteran
Ende-D.kelimutu
Kuta-Sanur-Nusa Dua
Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
ECONOMIC VALUE (USD BILLION)
MARKET OUTLOOK: PROSPECTIVE
Lokasi : Provinsi Sulawesi Tengah Penetapan : Keppres 167/1998 Kapet Palapas
Cakupan Wilayah : Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan derived from the utilization of creativity, skills and individual Luas Wilayah : 462.037 ha • Sektor Unggulan :Pertanian, Perikanan,Perkebunan, Pertambangan, Pariwisata, Kabupaten Parigi Moutong.
In Indonesia, the creative industries are defined as industry
talents of individual to make create wealth and generate
Kehutanan
employment by producing and exploiting individual creativity.
8. Kapet Parepare
Creative industry accounted for 7.29 percent of Indonesia’s GDP. In
Penetapan : Keppres 164/1998 Lokasi : Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang Cakupan Wilayah : Kota Parepare, Kabupaten Baru, Kabupaten Pinrang, 2012, Indonesia’s creative industries have employed 11. 57 million Luas Wilayah : 6.905,08 km² people, accounting for 10.63 percent to the nation's overall
Pariwisata Sektor Unggulan : Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Pertambangan,
employment ( rank 3 on employment absorption).
the creative industries have a bright export prospects in the
V. PROFIL KAWASAN INDUSTRI (KI)
•Luas Wilayah : 937.295 Ha •Lokasi : Provinsi Sulawesi Tenggara
•Penetapan : Keppres 168/1998 9. KAPET Bank Sejahtera SULTRA
future. In 2011, exports of creative industries to reach of USD 800
•Sektor Unggulan : Pertambangan, Kehutanan, Perikanan •Cakupan Wilayah : Kabupaten Buton, Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Kendari
• Majority export comes from fashion (60% of market share) and Penetapan : Keppres 14/1998 10. KAPET Manado Bitung
million. Targeted in 2015 to exceed UUD 1.5 billion.
crafts (36.5% market share)
• • • Cakupan Wilayah : Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Luas Wilayah : 251.138 ha • Lokasi : Provinsi Sulawesi Utara Sektor Unggulan : Pariwisata, Perikanan,Pertambangan, Agro Industri Minahasa Utara.
FILM PRODUCTION IN INDONESIA
Lokasi : Provinsi Nusa Tenggara Barat Penetapan : Keppres 166/1998 1992 – 2012 11 KAPET Bima •
Cakupan Wilayah :Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu Sektor Unggulan : Pertanian, Perikanan, Pariwisata, Pertambangan, Perkebunan Luas Wilayah : 6.921,45 km²
Luas Wilayah : 55.390 km² Lokasi : Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Cakupan Wilayah : Banda Aceh (Seluruh kecamatan dalam Kota
Penetapan : Keppres No. 171/1998 1. KAPET BANDA ACEH DARUSALAM
KAPET KHATULISTIWA
12. KAPET MBAY
Luas Wilayah : 5,3545 juta Ha Lokasi : Provinsi Kalimantan Barat
Penetapan : Keppres No.13/1998
Flores Luas Wilayah : 3.038 km² Lokasi : Provinsi Nusa Tenggara Timur Penetapan : Keppres 15/1998
Mesjid Raya) dan Kabupaten Pidie (Kecamatan Batee, Padang Tiji, Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar ( Kecamatan Lhok Nga, Darussalam, Kuta Baro, Peluka Bada, Seulimeum dan Kecamatan
Penetapan Kawasan Industri Mandor dgn 3 sentral potensi : Sentral Agribisnis Sektor Unggulan :Pertanian,Kehutanan,Pertambangan, Perkebunan • 5. • KAPET Batulicin Penetapan : Keppres 11/1998
Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Landak, Kabupaten Kapuas Hulu Cakupan Wilayah : Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sambas,
Cakupan Wilayah : seluruh wilayah Kabupaten Ngada di bagian tengah pulau
Sektor Unggulan : Kehutanan, Perikanan, Industri,Pariwisata, Peternakan
Muara Tiga dan Kota Sigli).
Sektor Unggulan : Pertanian,Perikanan, Industri, Pariwisata
Senakin (padi), sebangki Komplek (tanaman pangan), (sentral produksi padi) dan Kawasan Wisata Air besar Kuala Behe.
Sompak
Komplek
Luas Wilayah : 14.489,69 Km2 Cakupan Wilayah : Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu Lokasi : Provinsi Kalimantan Selatan
2. KAPET NATUNA
Sektor Unggulan : Perkebunan, Kehutanan,Pertambangan
Luas Wilayah : n.a Lokasi : Provinsi Kepulauan Riau Penetapan : Keppres 17/1999 jo Keppres No 71/1996
Lokasi : Provinsi Kalimantan Tengah Penetapan : Keppres No.168/1998 4. KAPET DAS KAKAB
Penetapan : Keppres 12/1998 KAPET Sasamba
*)Data until Aug 12
Cakupan Wilayah : seluruh wilayah Pulau Natuna dan pulau-pulau Bunguran Barat dan Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten disekitarnya yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan
Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Kapuas. Sektor Unggulan : Pertanian, Perkebunan, Industri, Peternakan, Perikanan, Cakupan Wilayah : DAS Kahayan Kapuas dan Barito, Kota Palangkaraya, Kabupaten
Luas Wilayah : 236,73 km²
Lokasi : Provinsi Kalimantan Timur
Sumber: Tourism & Economy creative industry, 2012
Indonesia Investment Coordinating Board Pertambangan Indonesia Investment Coordinating Board
Daerah Tingkat II Kepulauan Riau
Luas Wilayah : 4413 km²
Cakupan Wilayah : Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai, Kertanegara
Pariwisata, Pertambangan .
Industri,Peternakan,
4 Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
Daftar Kawasan Industri di Indonesia
Jumlah
Luas Lahan (ha)
Provinsi
Anggota HKI
Lainnya
Anggota HKI
Lainnya
Aceh
Sumatera Utara
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Lampung
Sumatera Barat
Riau
DKI Jakarta
n.a
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
TOTAL
Sumber : Kementerian Perindustrian
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
Peta Kawasan Industri Kawasan Industri Indonesia
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
SEI MANGKEI
TANJUNG LESUNG
Indonesia Investment Coordinating Board
Indonesia Investment Coordinating Board
International Representatives Office
THANK YOU
CONTACT US BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)
Invest in...
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190 P.O. Box 3186, Indonesia P : +62 21 5292 1334
F : +62 21 5264 211
E : info@bkpm.go.id © 2011 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved