GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS KARANGRAYUNG I.

  

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS

KARANGRAYUNG I.

  Dhiyan Nany Wigati, Wachidatun Nasuttohiriyah Akademi Kebidanan An-Nur Purwodadi

  

ABSTRAK

Latar Belakang: Tahun 2016 kasus gizi buruk yang tertinggi di Puskesmas Karangrayung I.

  Penelitian bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang status gizi pada balita.

  Metode penelitian: Observasional Analitik, populasi dalam pengetahuan ini adalah ibu balita

  yang berada di Puskesmas Karangrayung I sebanyak 200 orang, dan sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah sejumlah 66 responden.

  Hasil: Berdasarkan hasil pengisian kuesioner dari 66 responden diperoleh hasil bahwa tingkat

  pengetahuan ibu tentang definisi gizi di kategorikan baik sejumlah 61%, tingkat pengetahuan ibu tentang bahan makanan sebagai sumber gizi dikategorikan baik sejumlah 53%, tingkat pengetahuan tentang cara pengolahan bahan makanan yang baik dan benar dikategorikan kurang sejumlah 55%. Dan berdasarkan karakteristik umur sejumlah 38%, karakteristik berdasarkan pendidikan sejumlah 48%, karakteristik berdasarkan sejumlah pekerjaan 32%,gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi yaitu baik sejumlah 61%.

  Kesimpulan : Berdasarkan hasil diatas disarankan pada tempat penelitian agar dapat mempertahankan kondisi yang telah dicapai saat ini pengetahuan ibu tentang gizi balita baik.

  Berdasarkan pengalaman.

  Kata kunci : pengetahuan, gizi balita.

PICTURE OF MOTHER KNOWLEDGE ON NUTRITION STATUS IN KARANGRAYUNG PUSKESMAS I.

  Dhiyan Nany Wigati, Wachidatun Nasuttohiriyah Akademi Kebidanan An-Nur Purwodadi

  

ABSTRACT

Background: The year 2016 is the highest malnutrition case in Puskesmas Karangrayung I. The study

aims to measure mother's knowledge level about nutrition status in children.

  

Research method: Observational Analytic, population in this knowledge is mother of balita which is

in Puskesmas Karangrayung I counted 200 people, and sample fulfilling inclusion criterion is 66

respondent.

  

Result: Based on the result of questionnaire filling from 66 respondents, it is found that maternal

knowledge about the definition of nutrition in categorize either 61%, mother's knowledge level about

food as a source of nutrition is categorized either 53%, knowledge level about good food processing

and Totally categorized less than 55%. And based on age characteristics of 38%, based on 48%

  category, characteristics based on the number of jobs 32%, mother summary about the nutritional status is good amount 61%.

  

Explanation: Based on the above results it is advisable to place the research in order to maintain the

condition that has been achieved at this time knowledge of mother about good nutrition of toddler.

  Based on experience.

  Keywords: knowledge, nutrition of toddlers

  PENDAHULUAN

  Pengetahuan ibu tentang gizi pada balita adalah segala bentuk informasi mengenai zat- zat makanan termasuk sumber dan fungsinya yang diperlukan bagi tubuh serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pengetahuan ibu tentang balita dapat diperoleh dari informasi majalah,televisi maupun brosur tentang gizi balita yang banyak beredar. Untuk itu seorang ibu yang memegang peranan yang sangat penting terhadap pola makan balita. Dalam pengaturan pola makan harus dilakukan secara teratur dan teliti yaitu selama 3 kali sehari,bila perlu diberikan makanan selingan. Sedangkan pemilihan bahan makanan yang akan diolah harus lebih teliti dengan kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan balita. Dengan demikian,anak tidak akan mengalami gangguan dalan pertumbuhan dan perkembangannya sehingga mempunyai status gizi yang baik (Suhardjo,2010). Gizi balita adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Status gizi adalah Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk balitayang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan balita. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Almatsir,2009). Berdasarkan Provinsi Jawa Tengah Status Gizi Balita 2013 adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya kesakitan kematian. Presentase balita dengan gizi kurang (BB/U) Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 3,86 persen, lebih rendah dibanding tahun 2012 yang sebesar 4,88 persen. Kejadian gizi kurang, lebih banyak pada kelompok balita laki-laki (3,94) persen dibanding kelompok perempuan (3,79) persen.

  Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan pada tahun 2016 Gizi dan Status gizi pada balita. Status gizi BB/U pada laki-laki gizi baik sebesar 29 balita, gizi buruk 337 balita, gizi lebih 2574 balita, gizi kurang 55 balita, perempuan yang gizi baik 256 balita, gizi buruk 52 balita, gizi lebih 56 balita, gizi kurang 336 balita. Dan TB/U laki- laki sangat pendek sebesar 106 balita, pendek 299 balita, normal 2515 balita, tinggi 57 balita, dan perempuan sangat pendek sebesar 78 balita, pendek 319 balita, normal 2552 balita, tinggi 74 balita.

  Berdasarkan data dari Puskesmas Karangrayung 1 pada tahun 2016 Gizi dan Status gizi pada balita. Status gizi BB/U pada laki-laki gizi baik sebesar 85 balita, gizi buruk 0 balita, gizi lebih 15 balita, gizi kurang 0 balita, perempuan yang gizi baik 81 balita, gizi buruk 6 balita, gizi lebih 13 balita, gizi kurang 0 balita. Dan TB/U laki-laki sangat pendek sebesar 0 balita, pendek 4 balita, normal 84 balita, tinggi 8 balita dan perempuan sangat pendek sebesar 3 balita, pendek 1 balita, normal 70 balita, tinggi 30 balita.

  Dampak dari pengetahuan ibu dengan status gizi akan mengakibatkan kekurangan gizi pada balita dan menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan produksi tenaga, pertahanan tubuh yang menurun dan perkembangan otak dan mental yang terganggu ( Almatsir, 2009).

  METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Karangrayung I bulan Juli 2017 dengan meneliti ibu yang mempunyai balita. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling kemudian di total.Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi yang telah ditentukan. Data yang digunakan data sekunder yang diperoleh dari pengisian kuesioner.

HASIL PENELITIAN

  21

  Analisa Univariat bertujuan untuk mendeskripsikan variabel yang diteliti dalam bentuk distribusi frekuensi.

  1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Umur di Puskesmas Karangrayung I.

  Umur Frekuensi Prosentase (%) < 20 tahun 25 38%

  • – 30 tahun 23 35%

  > 31 tahun Jumlah

  • – Keatas Jumlah

  3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Karangrayung I.

Tabel 4.4 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi

  4. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi

  Negeri Sipil) sebanyak 4 responden (5%).

  100% Berdasarkan tabel 4.3 Pekerjaan terbanyak dari responden sebagai petani yaitu sebanyak 31 responden (47%), sedangkan sebagai PNS (Pegawai

  66 5%

  4

  Pekerjaan Frekuensi Prosentase(%) Ibu Rumah Tangga 21 32% Petani 31 47% Karyawan Swasta 10 16% PNS Jumlah

  4.2 menunujukkan bahwa pendidikan terbanyak adalah berpendidikan SD sebanyak 32 responden (48%).

  18

  100% Berdasarkan tabel

  66 20%

  13

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas Karangrayung I.

  2. Karakteristik Reponden Berdasarkan Pendidikan

  100% Berdasarkan tabel 4.1 diatas jumlah usia terbanyak dari responden adalah usia <20 tahun sebesar 25 responden (38%).

  66 27%

  Pendidikan Frekuensi Prosentase(%) SD 32 48% SMP 21 32% SMA

  Pengetahuan Frekuensi Prosentase(%) Baik 40 61% Cukup 20 30% Kurang Jumlah

  6

  66 9%

  100% Berdasarkan tabel

  4.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang status gizi baik sebesar 40 responden (61%).

  PEMBAHASAN 1. Karakteristik Ibu Tentang Status Gizi

  Berdasarkan Umur Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang umur responden yaitu umur <20 tahun sebanyak 25 responden (38%), umur 21 – 30 tahun sebanyak 23 responden (35%), dan umur >31 tahun sebanyak 18 responden (27%). Responden berusia < 20 tahun dimana masa usia yang masih muda seseorang belum memiliki kemampuan mental yang di perlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru, misalnya mengingat yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berfikir kreatif dan dalam hal ini responden masih kurang untuk mengingat dalam jawaban pertanyaan tentang pengertian atau definisi gizi yang diperlukan balita. Semakin cukup umur kemampuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir maupun bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan dipercaya dari orang yang masih muda (Pariani, 2009).

  2. Karakteristik Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan Pendidikan

  Dari data yang didapatkan berdasarkan pendidikan ibu dimana sejumlah 32 responden (48%) berpendidikan SD, sedangkan yang SMA

  Bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita – cita tertentu. Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti jadi mengerti, dari tidak dapat menjadi dapat. Maka makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Sunaryo, 2008).

  Tingkat pendidikan yang rendah pada ibu balita dapat mempengaruhi gizi yang diberikan pada balita. Menurut teori dari Suharjo (2010) tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Hal ini bisa dijadikan landasan gizi keluarga. Pendidikan ini diperlukan agar seseorang tanggap terhadap adanya masalah gizi didalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya.

  3. Karakteristik Ibu Tentang Status Gizi Berdasarkan Pekerjaan

  Dari data penelitian yang didapatkan hasil pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 21 responden (32%), pekerjaan sebagai petani sebanyak 31 responden (47%), pekerjaan sebagai Karyawan Swasta sebanyak 10 responden (16%), dan pekerjaan sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 4 responden (5%). Hal ini disebabkan karena sebagian responden tidak ikut dalam kegiatan PKK, dimana dalam kegiatan tersebut diadakan penyuluhan tentang bagaimana cara memasak bahan makanan yang baik dan benar. Tingkat pengetahuan yang rendah pada ibu balita dapat dilihat pada cara pengolahan bahan makanan yang kurang

  • – Keatas sejumlah 13 responden (20%), berpendidikan SMP 21 responden (32%). Dan sedangkan kita telah mengetahui bahwa dalam pembelajaran SMP sudah dikenalkan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dimana diajarkan kepada kita tentang makhluk hidup, yang salah satunya tentang, jenis bahan makanan beserta kandungan yang ada didalamnya. Dengan demikian responden sebagian besar belum mengetahui tentang bahan makanan sebagai sumber gizi, sehingga ibu kurang paham menjawab pernyataan pada kuesioner.
tepat. Hal ini disebabkan karena bahan makanan yang kurang tepat dalam cara pengolahan dapat mengurangi bahkan menghilangkan zat – zat gizi yang ada didalamnya, sehingga apabila dikonsumsi oleh balita akan mengurangi kandungan gizi pada makanan tersebut. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya informasi dari sumber media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau dilihat, baik dari media cetak maupun elektronik seperti televisi, radio, surat kabar dan majalah (Azwar, 2009).

  Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara pengolahan bahan makanan yang tepat disebabkan oleh pekerjaan responden, dimana sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai petani sejumlah 31 responden (47%). Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara pengolahan bahan makanan yang tepat dapat berpengaruh pada status gizi balita.

  4. Gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita yang berpengetahuan baik sebanyak 40 responden (61%), yang berpengetahuan cukup sebanyak

  Ariani, A. P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian dan Kesehatan Reproduksi.

  Edisi ketujuh. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

  DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

  Diharapkan kepada tenaga kesehatan perlu meningkatkan kegiatan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sehingga para ibu yang mempunyai balita lebih memahami pentingnya gizi pada massa balita.

  SARAN

  20 responden (30%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (9%).

  3. Karakteristik pengetahuan ibu tentang status gizi balita berdasarkan pekerjaan yang diperoleh paling banyak yaitu 31 responden (47%) yang bekerja sebagai petani.

  Menurut teori Pudjiadji (2010) salah satu dampak negatif yang dikhawatirkan timbul sebagai akibat dari keikut sertaan ibi-ibu pada kegiatan diluar rumah adalah keterlantaran anak terutama anak balita, padahal masa depan kesehatan anak dipengaruhi oleh pengasuh dan keadaan gizi sejak usia bayi sampai anak berusia lima tahun merupakan usia penting. Karena pada usia tersebut anak belum dapat melayani kebutuhan sendiri dan bergantung pada pengasuhnya.

  2. Karakteristik pengetahuan ibu tentang status gizi balita berdasarkan pendidikan yang diperoleh paling banyak yaitu 32 responden (48%) yang berpendidikan SD.

  1. Karakteristik pengetahuan ibu tentang status gizi balita berdasarkan umur yang diperoleh paling banyak yaitu 25 responden (38%) yang berumur <20 tahun.

  KESIMPULAN

  Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan gizi seseorang ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan untuk dikonsumsi (Sri Mulyati, 2010). Menurut teori (Pudjiadji, 2010) Pengalaman pribadi adapun pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Karena pengalaman itu dari keluarga yang sudah mengalami tentang mengasuh balita berdasarkan status gizi yang akan diperoleh oleh balita.

  Berdasarkan hasil penelitian terhadap 66 responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang status gizi pada kategori baik sebanyak 40 responden (61%), kategori cukup sebanyak 20 responden (30%), dan kategori kurang sebanyak 6 responden (9%). Pengetahuan gizi dan keadaan merupakan salah satu faktor penting dan harus dimiliki oleh ibu sebagai orang yang mempunyai peranan besar dalam menentukan konsumsi makanan anak balita. Pengetahuan gizi ibu dan kesehatan memang merupakan salah satu faktor penentu konsumsi makanan, disamping pendapatan, keterkaitan bahan pangan, adat istiadat dan sebagainya (Sri Mulyati, 2010).

  4. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi

  Edisi Pertama. Nuha Medika. Yogyakarta. Ati, C. A., Alfiyanti, D, dan Solekhan, A. Rukiyah, Y., A, dan Yulianti. L. 2010.

  2013.Hubungan Antara Status Gizi Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Dengan Perkembangan Motorik Kasar Balita. Edisi Pertama. Trans Info Media. 8(6).

  Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur

  Sibagariang, E. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

  Reproduksi. Edisi Pertama. Trans Info Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Medika. Yogyakarta.

  Fida dan Maya. 2012. Pengantar Ilmu Susilaningrum, R. Nursalam dan Untari, S.

  Kesehatan Anak. Edisi Pertama. D- 2013. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Medika. Yogyakarta.

  Anak Untuk Perawat dan Bidan. Edisi kedua. Salemba Medika. Jakarta. Hidayat, A.A. A. 2010. Metode Penelitian

  Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Edisi Soetjiningsih, dan Ranuh. IG.N. G. 2013. Pertama. Health Books Publishing.

  Tumbuh Kembang Anak. Edisi kedua. Surabaya.

  Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Muslihatun, W., N. 2010. Asuhan Neonatus Supariasa,D. N. Bakri. Fajar, I. 2008. bayi Dan balita. Edisi pertama. Penelitian Status Gizi. Penerbit Buku Fitramaya. Yogyakarta.

  Kedokteran EGC, Jakarta. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Edisi

  Marmi dan Rahardjo. K. 2012. Asuhan Pertama. Pustaka Rihama. Yogyakarta

  Neonatus Bayi Balita Dan Anak . Prasekolah. Edisi pertama. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

  Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita.

  Edisi Pertama, Nuha Medika. Yogyakarta.

  Maryunani. A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Edisi Pertama. Trans Info Medika. Jakarta.

  Nirwana, A., B. 2011. Psikologi bayi balita dan anak. Edisi pertama. Nuha Medika.

  Yogyakarta. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta. Notoadmojo, soekidjo, 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

  Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Nathan, Thomson, Ph.D., 2009. ASC Adjunct Faculty, Universitas Cincinnati.

  Proverawati, A., dan Asfuah. S. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Edisi pertama. Nuha Medika. Jakarta.