Tugas Makalah Mikroprosesor Data Serial
Tugas Makalah Mikroprosesor
Data Serial dan Program 8259 pada Mikroprosesor
Disusun oleh:
Nama: Alifian Odi Mahendra
(2015-31-165)
Titis Faya Q.
(2015-31-)
Vincentia Reynada P.
(2015-31-)
Kelas: G
SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN
JAKARTA
2017
Data Serial
Komunikasi serial merupakan komunikasi data dengan pengiriman data
secara satu per satu dengan menggunakan satu jalur kabel data. Sehingga
komunikasi serial hanya menggunakan 2 kabel data yaitu kabel data untuk
pengiriman yang disebut transmit (Tx) dan kabel data untuk penerimaan yang
disebut receive (Rx). Kelebihan dari komunikasi serial adalah jarak pengiriman
dan penerimaan dapat dilakukan dalam jarak yang cukup jauh dibandingan
dengan komunikasi parallel tetapi kekurangannya adalah kecepatan lebih lambat
daripada komunikasi parallel, untuk saat ini sedang dikembangkan teknologi
serial baru yang dinamakan USB (Universal Serial Bus) yang memiliki kecepatan
pengiriman dan penerimaan data lebih cepat disbanding serial biasa.
Beberapa contoh : komunikasi Serial RS-232 dan RS-48
Berikut ini merupakan gambar rangkaian dari RS-232 dan RS-485 yang
digunakan untuk melakukan komunikasi serial.
I/O SERIAL
I/O serial adalah unit masukan keluaran yang bekerja atas dasar prinsip urut/seri.
Dalam hal ini diperlukan proses konversi dari data paralel ke bentuk serial. Ada
dua teknik konversi yang ditawarkan yaitu :
•Teknik perangkat lunak
•Teknik perangkat keras.
I/O Serial Perangkat Lunak
Serialisasi dan deserialisasi suatu data diselenggarakan oleh suatu perangkat
program. Pada masukan program menunggu sampai menerima suatu bit start,
kemudian membaca bit data. Pada keluaran program mengirim suatu urutan bit
demi bit.
Prinsip utama serialisasi adalah merakit data 8 bit (atau lebih) di akumulator dan
menggeser keluar bit demi bit pada frekuensi tertentu. Cara yang sederhana adalah
mengeluarkan isi akumulator ke salah satu saluran dari port I/O (Port 0).
Akumulator kemudian digeser ke kanan satu bit, diimplemen suatu tunda dan bit
selanjutnya dikeluarkan sampai semua bit data paralel dikeluarkan.
Sebaliknya deserialisasi dilakukan dengan membaca bit 0 dan merekamnya ke
akumulator. Akumulator di geser kekiri satu posisi dengan tunda tertentu.
Kemudian bit 0 dibaca lagi dan dilakukan proses pencatatan dan penggeseran
akumulator sampai data byte terselesaikan.
Keuntungan I/O terprogram terletak pada ketersederhanaannya dan tidak perlu
harus menyiapkan perangkan keras. Kelemahannya terletak pada masalah waktu
yaitu lambatnya proses.
I/O Serial Perangkat Keras
Salah satu komponen LSI standar adalah Universal Asynchronous ReceiverTransmitter (UART). UART bekerja mengubah data serial ke paralel dan data
paralel ke serial. UART paling sering digunakan untuk ope rasi kecepatan rendah
ke sedang. Sedangkan untuk transmisi kecepatan tinggi digunakan jenis Universal
Synchronous Receiver Transmitter (USRT).
Fungsi UART adalah pada pengubahan serial – paralel.
Dua fungsi pokok UART adalah :
•Mengambil data paralel dan mengubah menjadi arus bit serial dengan diawali bit
start, bit data, bit paritas, dan karakter penghenti.
•Mengambil arus bit serial dan mengubahnya menjadi bit paralel.
Sebuah UART standar mempunyai tiga seksi yaitu : sebuah penerima, sebuah
pengirim, dan sebuah seksi pengendali.
UART memerlukan baik port masukan maupun port keluaran untuk perantaraan
dengan sistem mikroprosesor. Dua diantara piranti UART adalah :
•MC 8650 Asynchronous Comunication Interface Adaptor (ACIA) dari
Motorolla.
•8251 Universal Synchronous and Asynchronous Receiver Transmitter (USART)
dari Intel.
PPI 8255
8255 adalah chip Programmable Peripheral Interface, berfungsi untuk
antar muka paralel dengan perilaku dapat diatur dengan program. PPI 8255 terdiri
dari tiga port I/O 8 bit yaitu : Port A, Port B, dan Port C. Masing-masing port
dapat dibuat menjadi port masukan maupun port keluaran. Gambar 8.
menunjukkan diagram blok bagian dalam dari PPI 8255.
PPI 8255 memiliki buffer bus data dua arah, yang berarti dapat berfungsi baik
sebagai port input maupun port output. Arah aliran data dapat dijelaskan
menggunakan pengaturan logika Read/Write. Secara mudah dapat diuraikan
dengan tabel berikut :
PPI 8255 bekerja dalam tiga mode, yaitu :
1. Mode 0 : Port A, Port B, dan Port C bekerja sebagai port I/O sederhana tanpa
jabat tangan. Pada mode ini CPU sama sekali tidak memperhatikan status 8255.
CPU mentransfer data tanpa mempersoalkan apa yang terjadi pada 8255. Port A
dan Port B bekerja sebagai port 8 bit sedangkan Port C dapat dibuat bekerja dalam
8 bit atau berdiri sendiri dalam 4 bit lower dan 4 bit upper secara terpisah.
2. Mode 1 : Port A, Port B bekerja sebagai port I/O dengan jabat tangan
menggunakan sebagian dari pena Port C. Saluran PC0, PC1, dan PC2 berfungsi
sebagai saluran jabat tangan untuk Port B sedangkan Port A menggunakan saluran
PC3, PC4, dan PC5 sebagai sinyal jabat tangan. PC6 dan PC7 dapat digunakan
untuk saluran I/O
3. Modus 2 : Hanya Port A dapat dibuat sebagai port I/O dua arah dengan jabat
tangan. Port A dapat digunakan sebagai port untuk transfer data dua arah dengan
jabat tangan. Ini artinya data dapat masuk atau keluar dari saluran yang sama.
Mode ini mengembangkan sistem saluran (bus) ke mikroprosesor atau
mentransfer byte data ke dan dari floppy disk controller. Pada mode 2 saluran PC3
sampai PC7 digunakan sebagai saluran jabat tangan untuk Port A.
AT89C51 mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk
komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat
menerima data pada saat proses pengiriman data terjadi. Untuk menampung data
yang diterima atau data yang akan dikirimkan, AT89C51 mempunyai sebuah
register yaitu SBUF yang terletak pada alamat 99H di mana register ini berfungsi
sebagai buffer sehingga pada saat mikrokontroler ini membaca data yang pertama
dan data kedua belum diterima secara penuh, maka data ini tidak akan hilang
Pada serial terdapat 4 mode, yaitu mode 0,1,2, dan 3. Kita akan membahas satu
persatu dari mode mode tersebut.
Mode serial port :
1. Pada mode 0, Pin TX mengeluarkan shift clock, dan pin RX dapat menerima
maupun mengirim data, dengan format 8 bit data dimulai dengan LSB dulu
yang dikirim. Jadi pada saat dikirim data melalui RX maka sekalian pin TX
mengirimkan signal clock secara berbarengan. Baud ratenya fix yaitu 1/12
frekuensi osilatornya.
2. Pada mode 1, Pin TX berfungsi untuk mengirim data dan RX berfungsi untuk
menerima data, data yang dikirim formatnya 8 bit data dengan LSB dikirim
dahulu, serta 1 start bit( berlogika 0 ) dan 1 stop bit( berlogika 1 ). Baud ratenya
variabel tergantung dari nilai yang ada pada register timer 1 maupun timer 2.
3. Pada mode 2, Pin TX berfungsi untuk mengirim data dan RX untuk menerima
data, format datanya sama dengan mode 1 hanya saja terdapat parity bitnya
sehingga total bit yang terkirim sebanyak 11 bit. Bit paritynya dapat diset
melalui TB8( lihat pada SCON ). Baud ratenya hanya ada 2 pilihan yaitu 1/32
atau 1/64 dari frekuensi osilatornya.
4. Pada mode 3 identik dengan mode 2, hanya saja Baud ratenya variabel
tergantung nilai yang terdapat pada register dari timer 1 dan timer 2.
Cara Menset Mode serial ialah melalui Register SCON :
Dalam coding serial dalam MCS, terdapat 2 konsep yaitu secara polling
maupun secara interrupt. Seperti yang sudah dijelaskan diatas mengenai TI dan
RI,
maka dalam menerima data RI akan terset secara hardware sedangkan TI diset
pada
saat data hampir selesai dikirim, dan dalam hal transmisi data sangat perlu untuk
“CEK” kondisi TI. Bila TI sudah berlogika 1 berarti data yang ditaruh dalam
SBUF
sudah selesai dikirim dan harus diclear secara software( secara program ), sebab
bila tidak dicek apakah TI sudah ‘1’ atau belum maka mungkin saja terjadi SBUF
sudah direload dengan data baru sedangkan data yang lama belum selesai dikirim
sehingga terjadi apa yang disebut dengan data corruption. Maka sebelum
mengirim
byte data yang selanjutnya sangatlah perlu untuk mengecek TI dulu.
Bila coding serial dengan konsep polling maka codenya harus terus menerus
mengecek flag TI dan RI, apakah berlogika ‘1’, bila berlogika ‘1’ maka langsung
lompat ke procedure yang bersangkutan, dengan jangan lupa secepatnya
mengclear
flag TI atau RI, agar tidak lompat ke int. veltor dari serial. Keuntungan konsep
polling adalah codenya yang simple, tetapi menghabiskan cpu time sebab selalu
mengecek flag TI dan RI terus menerus tanpa dapat melakukan tugas yang lain,
sebab bila melakukan yang lain maka pada saat salah satu flag tersebut menjadi
satu
maka akan langsung lompat ke int. vektor serial sehingga program akan menjadi
kacau.
Bila coding serial dengan konsep interrupt, maka program serialnya hanya
ada pada subroutine dari int. serial saja, dimana hanya mengecek oleh flag mana
interrupt serial terpanggil? Oleh TI atau RI? Bila oleh TI maka taruh datanya ke
SBUF TI utk dikirim, dan bila karena RI maka selamatkan datanya ke suatu
variabel dari SBUF RI. Keuntungannya code kita dapat melakukan tugas yang
lainnya, kerugiannya adalah code yang cukup kompleks ( walaupun sebetulnya
masalah kompleks relatif bagi setiap orang ).
Data transfer rate dinyatakan dalam baud rate, yaitu kecepatan perubahan
data per waktu. Cara menset serial serta BAUD yang dibutuhkan hanya cukup
menset register IE, SCON (mengatur mode Serial), TCON, TMOD.
Parallel Port Interface (PPI)
Parallel Port Interface (PPI) berfungsi sebagai interface suatu port secara
parallel antara mikrokontroler, mikroprosesor maupun keomputer dengan beban
atau alat yang dikendalikan menggunakan komunikasi data secara parallel. PPI
8255 merupakan salah satu contoh parallel port interface dengan 24 bit port
parallel yang tersusun dalam 3 port parallel yang dapat digunakan oleh
mikrokontroller ataupun komputer dalam menghubungkan suatu beban atau alat
sekaligus untuk menambah port parallel dari mikrokontroler ataupun komputer
tersebut. Salah satu dari sekian banyak chip yang port-portnya dapat diprogram
adalah 8255 (PIO = Programmable Input Output). 8255 mempunyai 3 port I/O
(A, B, C), masing-masing port terdiri dari 8 bit yang dapat diprogram sebagai
masukan atau keluaran. Port 8255 terbagi menjadi dua grup, grup A terdiri dari
Port A dan 4 bit tinggi (upper bit) port C (C7, C6, C5 dan C4). Port B terdiri dari
port B dan 4 bit rendah (lower bit) port C (C3, C2, C1 dan C0). Pemrograman
port-port pada 8255 dilakukan dalam grup bukan pada masing-masing port. PIO
8255 dapat diprogram untuk 3 mode yaitu:
•
•
•
Mode 0 (simple I/O)
Mode 1 (handshake I/O)
Mode 2 (double handshake I/O)
ntuk menggunakan port-port 8255 terlebih dulu kita harus memprogram port-port
itu sesuai dengan yang diinginkan. Pemrograman dapat dilakukan dengan
mengirim bit-bit bit kendali (control word) Control Word ini akan menentukan
kerja dari 8255 tersebut apakah menggunakan mode 0, mode 1 atau mode 2.
Disamping itu control word ini juga digunakan untuk mengatur ketiga port apakah
ketiganya sebagai masukan, keluaran atau kombinasi keduanya.
Model paralellism mulanya diusulkan oleh Flynn, dengan beberapa model sebagai
berikut :
Single Instruction, Single data (SISD).
Single Instruction, Multiple Data (SIMD).
Multiple Instruction, Single Data (MISD).
Multiple Instruction, Multiple Data (MIMD).
Data Serial dan Program 8259 pada Mikroprosesor
Disusun oleh:
Nama: Alifian Odi Mahendra
(2015-31-165)
Titis Faya Q.
(2015-31-)
Vincentia Reynada P.
(2015-31-)
Kelas: G
SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN
JAKARTA
2017
Data Serial
Komunikasi serial merupakan komunikasi data dengan pengiriman data
secara satu per satu dengan menggunakan satu jalur kabel data. Sehingga
komunikasi serial hanya menggunakan 2 kabel data yaitu kabel data untuk
pengiriman yang disebut transmit (Tx) dan kabel data untuk penerimaan yang
disebut receive (Rx). Kelebihan dari komunikasi serial adalah jarak pengiriman
dan penerimaan dapat dilakukan dalam jarak yang cukup jauh dibandingan
dengan komunikasi parallel tetapi kekurangannya adalah kecepatan lebih lambat
daripada komunikasi parallel, untuk saat ini sedang dikembangkan teknologi
serial baru yang dinamakan USB (Universal Serial Bus) yang memiliki kecepatan
pengiriman dan penerimaan data lebih cepat disbanding serial biasa.
Beberapa contoh : komunikasi Serial RS-232 dan RS-48
Berikut ini merupakan gambar rangkaian dari RS-232 dan RS-485 yang
digunakan untuk melakukan komunikasi serial.
I/O SERIAL
I/O serial adalah unit masukan keluaran yang bekerja atas dasar prinsip urut/seri.
Dalam hal ini diperlukan proses konversi dari data paralel ke bentuk serial. Ada
dua teknik konversi yang ditawarkan yaitu :
•Teknik perangkat lunak
•Teknik perangkat keras.
I/O Serial Perangkat Lunak
Serialisasi dan deserialisasi suatu data diselenggarakan oleh suatu perangkat
program. Pada masukan program menunggu sampai menerima suatu bit start,
kemudian membaca bit data. Pada keluaran program mengirim suatu urutan bit
demi bit.
Prinsip utama serialisasi adalah merakit data 8 bit (atau lebih) di akumulator dan
menggeser keluar bit demi bit pada frekuensi tertentu. Cara yang sederhana adalah
mengeluarkan isi akumulator ke salah satu saluran dari port I/O (Port 0).
Akumulator kemudian digeser ke kanan satu bit, diimplemen suatu tunda dan bit
selanjutnya dikeluarkan sampai semua bit data paralel dikeluarkan.
Sebaliknya deserialisasi dilakukan dengan membaca bit 0 dan merekamnya ke
akumulator. Akumulator di geser kekiri satu posisi dengan tunda tertentu.
Kemudian bit 0 dibaca lagi dan dilakukan proses pencatatan dan penggeseran
akumulator sampai data byte terselesaikan.
Keuntungan I/O terprogram terletak pada ketersederhanaannya dan tidak perlu
harus menyiapkan perangkan keras. Kelemahannya terletak pada masalah waktu
yaitu lambatnya proses.
I/O Serial Perangkat Keras
Salah satu komponen LSI standar adalah Universal Asynchronous ReceiverTransmitter (UART). UART bekerja mengubah data serial ke paralel dan data
paralel ke serial. UART paling sering digunakan untuk ope rasi kecepatan rendah
ke sedang. Sedangkan untuk transmisi kecepatan tinggi digunakan jenis Universal
Synchronous Receiver Transmitter (USRT).
Fungsi UART adalah pada pengubahan serial – paralel.
Dua fungsi pokok UART adalah :
•Mengambil data paralel dan mengubah menjadi arus bit serial dengan diawali bit
start, bit data, bit paritas, dan karakter penghenti.
•Mengambil arus bit serial dan mengubahnya menjadi bit paralel.
Sebuah UART standar mempunyai tiga seksi yaitu : sebuah penerima, sebuah
pengirim, dan sebuah seksi pengendali.
UART memerlukan baik port masukan maupun port keluaran untuk perantaraan
dengan sistem mikroprosesor. Dua diantara piranti UART adalah :
•MC 8650 Asynchronous Comunication Interface Adaptor (ACIA) dari
Motorolla.
•8251 Universal Synchronous and Asynchronous Receiver Transmitter (USART)
dari Intel.
PPI 8255
8255 adalah chip Programmable Peripheral Interface, berfungsi untuk
antar muka paralel dengan perilaku dapat diatur dengan program. PPI 8255 terdiri
dari tiga port I/O 8 bit yaitu : Port A, Port B, dan Port C. Masing-masing port
dapat dibuat menjadi port masukan maupun port keluaran. Gambar 8.
menunjukkan diagram blok bagian dalam dari PPI 8255.
PPI 8255 memiliki buffer bus data dua arah, yang berarti dapat berfungsi baik
sebagai port input maupun port output. Arah aliran data dapat dijelaskan
menggunakan pengaturan logika Read/Write. Secara mudah dapat diuraikan
dengan tabel berikut :
PPI 8255 bekerja dalam tiga mode, yaitu :
1. Mode 0 : Port A, Port B, dan Port C bekerja sebagai port I/O sederhana tanpa
jabat tangan. Pada mode ini CPU sama sekali tidak memperhatikan status 8255.
CPU mentransfer data tanpa mempersoalkan apa yang terjadi pada 8255. Port A
dan Port B bekerja sebagai port 8 bit sedangkan Port C dapat dibuat bekerja dalam
8 bit atau berdiri sendiri dalam 4 bit lower dan 4 bit upper secara terpisah.
2. Mode 1 : Port A, Port B bekerja sebagai port I/O dengan jabat tangan
menggunakan sebagian dari pena Port C. Saluran PC0, PC1, dan PC2 berfungsi
sebagai saluran jabat tangan untuk Port B sedangkan Port A menggunakan saluran
PC3, PC4, dan PC5 sebagai sinyal jabat tangan. PC6 dan PC7 dapat digunakan
untuk saluran I/O
3. Modus 2 : Hanya Port A dapat dibuat sebagai port I/O dua arah dengan jabat
tangan. Port A dapat digunakan sebagai port untuk transfer data dua arah dengan
jabat tangan. Ini artinya data dapat masuk atau keluar dari saluran yang sama.
Mode ini mengembangkan sistem saluran (bus) ke mikroprosesor atau
mentransfer byte data ke dan dari floppy disk controller. Pada mode 2 saluran PC3
sampai PC7 digunakan sebagai saluran jabat tangan untuk Port A.
AT89C51 mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk
komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat
menerima data pada saat proses pengiriman data terjadi. Untuk menampung data
yang diterima atau data yang akan dikirimkan, AT89C51 mempunyai sebuah
register yaitu SBUF yang terletak pada alamat 99H di mana register ini berfungsi
sebagai buffer sehingga pada saat mikrokontroler ini membaca data yang pertama
dan data kedua belum diterima secara penuh, maka data ini tidak akan hilang
Pada serial terdapat 4 mode, yaitu mode 0,1,2, dan 3. Kita akan membahas satu
persatu dari mode mode tersebut.
Mode serial port :
1. Pada mode 0, Pin TX mengeluarkan shift clock, dan pin RX dapat menerima
maupun mengirim data, dengan format 8 bit data dimulai dengan LSB dulu
yang dikirim. Jadi pada saat dikirim data melalui RX maka sekalian pin TX
mengirimkan signal clock secara berbarengan. Baud ratenya fix yaitu 1/12
frekuensi osilatornya.
2. Pada mode 1, Pin TX berfungsi untuk mengirim data dan RX berfungsi untuk
menerima data, data yang dikirim formatnya 8 bit data dengan LSB dikirim
dahulu, serta 1 start bit( berlogika 0 ) dan 1 stop bit( berlogika 1 ). Baud ratenya
variabel tergantung dari nilai yang ada pada register timer 1 maupun timer 2.
3. Pada mode 2, Pin TX berfungsi untuk mengirim data dan RX untuk menerima
data, format datanya sama dengan mode 1 hanya saja terdapat parity bitnya
sehingga total bit yang terkirim sebanyak 11 bit. Bit paritynya dapat diset
melalui TB8( lihat pada SCON ). Baud ratenya hanya ada 2 pilihan yaitu 1/32
atau 1/64 dari frekuensi osilatornya.
4. Pada mode 3 identik dengan mode 2, hanya saja Baud ratenya variabel
tergantung nilai yang terdapat pada register dari timer 1 dan timer 2.
Cara Menset Mode serial ialah melalui Register SCON :
Dalam coding serial dalam MCS, terdapat 2 konsep yaitu secara polling
maupun secara interrupt. Seperti yang sudah dijelaskan diatas mengenai TI dan
RI,
maka dalam menerima data RI akan terset secara hardware sedangkan TI diset
pada
saat data hampir selesai dikirim, dan dalam hal transmisi data sangat perlu untuk
“CEK” kondisi TI. Bila TI sudah berlogika 1 berarti data yang ditaruh dalam
SBUF
sudah selesai dikirim dan harus diclear secara software( secara program ), sebab
bila tidak dicek apakah TI sudah ‘1’ atau belum maka mungkin saja terjadi SBUF
sudah direload dengan data baru sedangkan data yang lama belum selesai dikirim
sehingga terjadi apa yang disebut dengan data corruption. Maka sebelum
mengirim
byte data yang selanjutnya sangatlah perlu untuk mengecek TI dulu.
Bila coding serial dengan konsep polling maka codenya harus terus menerus
mengecek flag TI dan RI, apakah berlogika ‘1’, bila berlogika ‘1’ maka langsung
lompat ke procedure yang bersangkutan, dengan jangan lupa secepatnya
mengclear
flag TI atau RI, agar tidak lompat ke int. veltor dari serial. Keuntungan konsep
polling adalah codenya yang simple, tetapi menghabiskan cpu time sebab selalu
mengecek flag TI dan RI terus menerus tanpa dapat melakukan tugas yang lain,
sebab bila melakukan yang lain maka pada saat salah satu flag tersebut menjadi
satu
maka akan langsung lompat ke int. vektor serial sehingga program akan menjadi
kacau.
Bila coding serial dengan konsep interrupt, maka program serialnya hanya
ada pada subroutine dari int. serial saja, dimana hanya mengecek oleh flag mana
interrupt serial terpanggil? Oleh TI atau RI? Bila oleh TI maka taruh datanya ke
SBUF TI utk dikirim, dan bila karena RI maka selamatkan datanya ke suatu
variabel dari SBUF RI. Keuntungannya code kita dapat melakukan tugas yang
lainnya, kerugiannya adalah code yang cukup kompleks ( walaupun sebetulnya
masalah kompleks relatif bagi setiap orang ).
Data transfer rate dinyatakan dalam baud rate, yaitu kecepatan perubahan
data per waktu. Cara menset serial serta BAUD yang dibutuhkan hanya cukup
menset register IE, SCON (mengatur mode Serial), TCON, TMOD.
Parallel Port Interface (PPI)
Parallel Port Interface (PPI) berfungsi sebagai interface suatu port secara
parallel antara mikrokontroler, mikroprosesor maupun keomputer dengan beban
atau alat yang dikendalikan menggunakan komunikasi data secara parallel. PPI
8255 merupakan salah satu contoh parallel port interface dengan 24 bit port
parallel yang tersusun dalam 3 port parallel yang dapat digunakan oleh
mikrokontroller ataupun komputer dalam menghubungkan suatu beban atau alat
sekaligus untuk menambah port parallel dari mikrokontroler ataupun komputer
tersebut. Salah satu dari sekian banyak chip yang port-portnya dapat diprogram
adalah 8255 (PIO = Programmable Input Output). 8255 mempunyai 3 port I/O
(A, B, C), masing-masing port terdiri dari 8 bit yang dapat diprogram sebagai
masukan atau keluaran. Port 8255 terbagi menjadi dua grup, grup A terdiri dari
Port A dan 4 bit tinggi (upper bit) port C (C7, C6, C5 dan C4). Port B terdiri dari
port B dan 4 bit rendah (lower bit) port C (C3, C2, C1 dan C0). Pemrograman
port-port pada 8255 dilakukan dalam grup bukan pada masing-masing port. PIO
8255 dapat diprogram untuk 3 mode yaitu:
•
•
•
Mode 0 (simple I/O)
Mode 1 (handshake I/O)
Mode 2 (double handshake I/O)
ntuk menggunakan port-port 8255 terlebih dulu kita harus memprogram port-port
itu sesuai dengan yang diinginkan. Pemrograman dapat dilakukan dengan
mengirim bit-bit bit kendali (control word) Control Word ini akan menentukan
kerja dari 8255 tersebut apakah menggunakan mode 0, mode 1 atau mode 2.
Disamping itu control word ini juga digunakan untuk mengatur ketiga port apakah
ketiganya sebagai masukan, keluaran atau kombinasi keduanya.
Model paralellism mulanya diusulkan oleh Flynn, dengan beberapa model sebagai
berikut :
Single Instruction, Single data (SISD).
Single Instruction, Multiple Data (SIMD).
Multiple Instruction, Single Data (MISD).
Multiple Instruction, Multiple Data (MIMD).