Implementasi Pervasive Service Discovery Protocol pada Rumah Cerdas Berbasis NRF24L01

  

Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1251-1259 http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi Pervasive Service Discovery Protocol pada Rumah Cerdas

1 Berbasis NRF24L01 2 3 Dwi Aris Suprayogi , Sabriansyah Rizqika Akbar , Mochammad Hannats Hanafi I.

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 Email: arissuprayogi1295@gmail.com hanas.hanafi@ub.ac.id

  

Abstrak

  Rumah cerdas merupakan salah satu perkembangan teknologi nirkabel. Sistem pada rumah cerdas memungkinkan perangkat yang ada dirumah dapat terintegrasi satu sama lain sehingga mampu mempermudah aktifitas. Salah satu modul komunikasi nirkabel yang dapat diterapkan pada sistem rumah cerdas adalah nRF24L01. Kebutuhan komunikasi protokol dan konfigurasi perangkat yang dapat dikatakan tidak mudah menjadi sebuah hambatan bagi perkembangan sistem rumah cerdas. Metode pervasive service discovery protocol dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Melalui metode ini pengguna tidak perlu melakukan konfigurasi yang susah, perangkat lunak akan melakukan pencarian perangkat keras dan pengguna langsung dapat mengakses layanan yang ditawarkan perangkat tersebut. Penelitian ini mengimplementasikan metode pervasive service

  

discovery protocol pada rumah cerdas menggunakan modul komunikasi nRF24L01. Sistem dirancang

  agar sensor node dapat berkomunikasi secara pervasif dengan master node. Komunikasi pervasif yang dimaksud adalah pengalamatan dilakukan secara otomatis oleh sistem. Master node yang bertindak sebagai node koordinator akan memberikan alamat berbeda ke masing-masing sensor node. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam 10 kali percobaan waktu yang dibutuhkan sebuah sensor

  

node untuk dapat terhubung dengan master node adalah 1011 ms sedangkan waktu yang dibutuhkan 2

sensor node untuk dapat terhubung dengan master node secara bersamaan masing-masing memliki

  waktu rata-rata 1011 ms dan 1123.2 ms. Hasil pengujian fungsional sistem yang dilakukan juga menunjukan bahwa pengguna dapat melakukan monitoring dan kontroling perangkat melalui serial

  monitor pada master node.

  Kata kunci: Rumah Cerdas, nRF24L01, Pervasive Service Discovery Protocol

Abstract

Smart home is one of wireless technology development. Smart home system makes devices in

the home can be connected each other, so can make activity easier. One of wireless communication

module which can be applied in smart home system is nRF24L01. The necessary of protocol

communication and devices configuration can be said that it is not easy being a obstacle for smart

home developing. Pervasive service discovery protocol method can be a solution for solving that

problem. By using this method, the users doesn’t need to do difficult configuration, software will

search hardware and users can access service which is offered by that devices immediately. This

research applies pervasive service discovery protocol method in smart home by using nRF24L01

communication module. The system is made in order to sensor node can communication as pervasive

by using master node. Pervasive communication which is mentioned is a automatic addressing by

system. Master node which is coordinator node will give different address to every sensor node.

Based on trial which is done for 10 trial times, time needed for one sensor node to be connected with

master node is 1011 ms, while time needed for two sensor nodes to be connected with master node

simultaneously have average times 1011 ms and 1123.2 ms. The result of fungtional system experiment

indicate that the user can monitoring and controlling device by serial monitor in master node.

  Keywords: Smart Home, nRF24L01, Pervasive Service Discovery Protocol

  beberapa tahun ini. Salah satu perkembangan 1. pada teknologi nirkabel adalah rumah cerdas.

   PENDAHULUAN

  Konsep rumah cerdas adalah teknologi Teknologi nirkabel telah berkembang pesat

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

1251 informasi dan komunikasi pada rumah dimana komponennya berkomunikasi pada jaringan lokal. Tekonologi ini dapat digunakan untuk melakukan monitoring, alarming controlling serta melakukan tindakan sesuai dengan kriteria program yang ditanamkan(Laberg, 2005). Contohnya sistem rumah cerdas mampu mengendalikan pencahayaan, suhu, multimedia, jendela, pintu serta banyak fungsi lainya(smarthomeenergy.com, 2013). Hal ini yang mendorong kemajuan rumah cerdas masa depan dimana peralatan rumah akan ditanamkan sensor dan aktuator( missalnya pada produk elektronik) sehingga dapat dikendalikan dari jarak jauh(Li, dkk., 2012).

  Dalam penerapan rumah cerdas untuk menghubungkan suatu perangkat dengan perangkat lain maka dibutuhkan sebuah modul komunikasi nirkabel. Banyak modul komunikasi yang dapat digunakan untuk menghubungkan perangkat satu dengan lainnya. Contoh modul komunikasi nirkabel yang dapat digunakan diantaranya microwave , inframerah(IR), radio frequency(RF), Wi-Fi,

  pervasive service discovery protocol pada

  computing . Arsitektur yang diusulkan pada service discovery adalah mereka menyediakan

  yang digunakan untuk menerapkan pervasive

  Service discovery merupakan mekanisme

  gunakan pada penelitian ini. Inti dari visi tersebut adalah terciptanya lingkungan dengan kemampuan komputasi dan komunikasi yang terintergrasi dengan pengguna manusia (Satyanarayanan, 2001). Pervasive computing memiliki lingkungan yang terintegrasi dengan sensor, aktuator, kamera, dan semua perangkat komputasi lainnya. Salah satu tujuan dibentuknya visi ini adalah untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari mereka (Salehi, 2011).

  ubiquitous computing juga dikenal sebagai pervasive computing , istilah yang kami

  banyak komputer yang tersedia pada sebuah lingkungan fisik namun kehadirannya tidak terlihat nyata (Weiser, 1993). Konsep

  computing adalah metode untuk membuat

  ”. Dia mendefinisikan, ubiquitous

  computing

  Pada tahun 1988 Mark Weiser melahirkan sebuah visi tentang komputasi kapan saja dan dimana saja atau yang disebut “ubiquitous

  2. PERVASIVE SERVICE DISCOVERY PROTOCOL

  rumah cerdas menggunakan modul komunikasi nRF24L01.

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini merancangan sebuah sistem dengan mengimplementasikan metode

  Bluetooth , 802.11, dan sebagainya(Khadam,

  persyaratan dalam protokol pervasif yang diusulkan. Namun implementasi XBee pada rumah cerdas menjadi hambatan baru dalam segi biaya karena harganya yang mahal. Maka dari itu dibutuhkan sebuah modul komunikasi low cost untuk mengatasi hal tersebut.

  sensor device mampu melakukan semua

  Hasil yang diperoleh pada pada penelitian ini

  sensor device dan raspberry pi yang terintgrasi dengan XBee transceiver sebagai gateway.

  Pada penelitian tersebut mengimplementasikan protokol pervasif untuk deskripsi perangakat dan layanan pada jaringan XBee. Protokol tersebut diterapkan pada arduino yang terintergrasi dengan XBee transceiver sebagai

  discovery Protocol in XBee Sensor Network ”.

  “Pervasive Device and Service

  Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Sabriansyah R.A., Wijaya K., Mochammad Hannats H.I., Issa A., dan Maystya T.H yang berjudul

  permasalah tersebut. Melalui metode ini memungkinkan perangkat lunak mendeteksi secara otomatis perangkat keras serta layanan yang ditawarkanya dalam sebuah jaringan(Salehi, 2011). Beberapa keuntungan yang didapat dalam metode ini adalah kemudahan dalam konfigurasi serta kemudahan dalam mengatur/mengakses sistem rumah cerdas.

  protocol dapat menjadi solusi untuk menangani

  Kebutuhan akan komunikasi protokol dan konfigurasi perangkat merupakan sebuah hambatan sistem rumah cerdas(Leonardo, 2017). Metode pervasive service discovery

  dkk., 2015). Modul nRF24L01 merupakan modul komunikasi nirkabel yang memanfaatkan pita gelombang radio frequency untuk komunikasinya. Kelebihan penerapan modul nRF24L01 pada rumah cerdas dibandingkan dengan modul komunikasi lainnya adalah mengatasi maslah biaya yang mahal(Rahim, dkk., 2016), jangkauan komunikasi yang luas, serta konsumsi daya yang rendah.

  mekanisme untuk mencari layanan dan memilih layanan yang tepat untuk digunakan. Alasan inisiatif ini keluar adalah untuk memecahkan masalah tersebut, perangkat pada jaringan perlu dikonfigurasikan secara otomatis agar dapat diakses (Bishaj, 2007). Penggunaan umum pada

  service discovery telah ditemukan pada printer

  sensor node , sedangkan perancangan perangkat

  node terdaftar di gateway maka keadaanya

  berubah menjadi listening dan menghentikan pesan broadcast. Layanan yang diberikan oleh

  di jaringan. Printer menyediakan layanan bagi orang lain untuk ditemukan. Tanpa service

  node dapat diminta oleh gateway dengan cara unicast .

  3. PERANCANGAN DAN

  IMPLEMENTASI

  Pada penelitian ini tahap perancangan dibagi menjadi 2 bagian yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.

  Gambar 1. Alur perancangan sistem

  Perancangan perangkat keras meliputi pembuatan skema rangkaian master node dan

  lunak meliputi perancangan komunikasi pervasif antar node. Perancangan perangkat keras pada sistem dapat dilihat pada Gambar 2.

  . Metode kedua adalah dimana penyedia layanan membroadcast ke lingkungan. Metode ini akan mengurangi informasi broadcast di jaringan karena setalah

  Entitas yang tertarik untuk menemukan dan menggunakan layanan

  dari 2 element dasar (Marin, dkk., 2005), yaitu: 1.

  service discovery protokol setidaknya terdiri

  hari ke hari dan jumlahnya meningkat karena kebutuhan akan otomasi. Kebutuhan akan otomasi juga menyebabkan perangkat komputasi terus berkembang. Banyak teknologi seperti jaringan nirkabel, sistem embeded, kecerdasan buatan, dan lain-lain mempercepat eksistensi komputasi hampir setiap objek di sekitar manusia. Untuk memastikan deteksi, konfigurasi dan interoperabilitas antar perangkat ini tidak dapat dikelola secara manual sehingga diperlukan kebutuhan akan otomasi dalam hal ini. Service discovery protocol telah dirancang untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut (Salehi, 2011). Setiap

  Service discovery protocol berkembang dari

  komputer yang memungkinkan mendeteksi satu sama lain serta layanan yang mereka tawarkan.

  discovery protocol adalah protokol jaringan

  jaringan harus dikonfigurasi secara manual untuk mengenali printer di jaringan. Semua layanan pada printer seperti layanan cetak warna (jika mendukung) juga perlu dikonfigurasi secara manual atau semi-manual di setiap komputer. Dengan service discovery, proses ini bisa terjadi secara otomatis sehingga komputer bisa langsung mencari printer pada jaringan (Vasseur & Dunkles, 2010). Service

  discovery , setiap komputer yang terhubung ke

  gateway

2. Entitas yang menawarkan layanan

  beberapa kelemahan seperti jaringan yang berkembang akan membuat beberapa node menerima informasi broadcast dimana node tersebut sebenarnya telah terdaftar pada

  pervasive dan service discovery ini memiliki

  service discovery protocol yang didasarkan

  ” yang dilakukan oleh Sabriansyah dkk menjelaskan bahwa terdapat 2 metode dalam pervasive dan

  Protocol in XBee Sensor Network

  Dalam sebuah jurnal yang berjudul “Pervasive Device and Service discovery

  Pendaftaran layanan 2. Penemuan layanan 3. Interaksi dengan layanan yang ditemukan

  (Bhatti, dkk., 2014), yaitu : 1.

  discovery protocol melibatkan 3 komponen

  Sedangkan mekanisme pada service

  Gambar 2. Diagram blok perangkat keras

  Berdasarkan Gambar 2, komponen yang gunakan pada perangkat keras sistem adalah nRF24L01 sebagai penghubung antara master

  node dengan sensor node, Arduino nano

  sebagai pemroses data yang diterima dan dikirim, modul relay sebagai aktuator yang terhubung dengan perangkat rumah tangga,

  pada bagaimana perangkat dan layanan ditemukan. Metode pertama adalah broadcast sebagai solusi, dimana permintaan penemuan layanan di broadcast oleh gateway. Metode

  DHT-11 untuk mendeteksi suhu dan dengan melakukan inisialisasi baudrate, pin,

  sensor kelembapan lingukangan sekitarnya, serta channel, alamat master node dan struct.

  laptop yang digunakan untuk memonitoring dan Inisialisasi baudrate dilakukan untuk kontroling perangkat melalui serial monitor. menentukan kecepatan transfer data serial dari Skema rangkaian dari perancangan perangkat mikrokontroler ke komputer. Inisialisasi pin keras dapat dilihat pada Gambar 3 sampai dilakukan untuk memastikan bahwa komponen dengan Gambar 5. elektronik dapat bekerja dengan baik setelah dikoneksikan dengan pin yang sudah ditentukan. Inisialisasi channel dan alamat

  master node dilakukan untuk menentukan

  channel komunikasi wireless yang digunakan antara master node dengan sensor node. Inisialisasi struct digunakan untuk menyimpan data yang diolah oleh master node.

  Gambar 3. Rangkaian master node Gambar 6. Diagram alir master node Gambar 7. Diagram alir fungsi receive pada master node

  Gambar 4. Rangkaian sensor node lampu

  Setelah master node aktif maka selanjutnya master node akan melakukan

  listening terhadap pesan yang dikirimkan oleh sensor node . Jika pesan yang diterima adalah

  pesan advertise, maka master node akan mengirimkan balasan berupa pesan broadcast yang berisi alamat baru untuk sensor node. Alamat tersebut akan digunakan sensor node untuk berkomunikasi satu arah dengan master

  node sekaligus pembeda dengan sensor node

  lain. Jika pesan yang diterima oleh master node berupa data dari sensor node, maka data tersebut akan ditampilkan di serial monitor.

  Gambar 5. Rangkaian sensor node suhu

  Selanjutnya adalah perancangan dan implementasi perangkat lunak. Alur kerja

  master node seperti pada Gambar 6 dimulai

  Gambar 8. Diagram alir fungsi request

  Implementasi perangkat lunak pada master Gambar 10. Diagaram alir fungsi receive pada

  sensor node node juga memungkinkan pengguna untuk

  mengontrol perangkat yang terhubung dengan Pada Gambar 9, alur kerja sensor node

  sensor node . Tipe perangkat yang dapat

  dimulai dengan melakukan inisialisasi dikontrol oleh master node berupa aktuator.

  baudrate , pin dan channel. Inisialisasi baudrate

  Kontrol perangkat dilakukan pada serial dilakukan untuk menentukan kecepatan transfer

  monitor dengan memasukkan alamat sensor data serial dari mikrokontroler ke komputer. node tujuan serta memasukkan kondisi

  Inisialisasi pin dilakukan untuk memastikan perangkat yang diinginkan. Masukkan angka 1 bahwa pin yang disambungkan pada perangkat untuk kondisi perangkat lampu menyala dan keras sesuai dengan pin yang sudah ditentukan. angka 0 untuk kondisi perangkat lampu mati.

  Inisialisasi channel dilakukan untuk menentukan channel komunikasi yang digunakan oleh master node dan sensor node.

  Gambar 11. Diagram alir fungsi search master

  Langkah awal yang dilakukan sensor node setelah diaktifkan adalah mencari master node yang ada disekitarnya dengan mengirimkan pesan advertise. Pesan tersebut akan terus dikirimkan sampai sensor node mendapatkan

  Gambar 9. Diagram alir sensor node

  pesan balasan berupa pesan broadcast dari

  master node . Pesan advertise yang dikirimkan

  berisi kode unik yang merupakan identitas bagi pengirimnya. Pesan broadcast yang diterima berisi kode unik sensor node dan alamat baru. Kode unik yang diterima dari master node akan dicocokan dengan kode unik yang dimiliki

  sensor node

  node akan ditampilkan perbagian untuk

  Perangkat yang terhubung dengan sensor

  node dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe sensor dan

  tipe aktuator. Tipe sensor adalah perangkat yang menghasilkan data dengan melakukan sensing terhadap lingkungan sekitarnya, sedangkan tipe aktuator adalah perangkat yang akan menjalankan fungsinya jika ada masukkan dari luar. Pada sistem ini perangkat yang mampu di kontrol oleh pengguna adalah perangkat tipe aktuator. Contoh perangkat tipe aktuator pada penelitian ini adalah perangkat lampu. Kontrol yang dimungkinkan hanya menyalakan dan mematikan perangkat.

  tersebut. Jika kode unik tidak sama maka sensor node akan kembali mengirimkan pesan advertise, sedangkan jika kode unik yang diterima sama dengan kode unik yang dimiliki maka sensor node akan memasang alamat yang diterima menjadi alamat baru untuk dirinya.

  Pengujian menyalakan dan mematikan perangkat lampu dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem dalam mengontrol perangkat tipe aktuator. Pengujian ini dilakukan melalui serial monitor pada master node. Fitur menyalakan dan mematikan perangkat lampu dapat dijalankan ketika sensor node lampu telah terhubung dengan master node. Prosedur pengujian dilakukan dengan memasukkan alamat sensor node tujuan dan dilanjutkan dengan memasukkan kondisi layanan yang diinginkan. Masukkan angka 1 untuk kondisi lampu nyala dan masukkan angka 0 untuk kondisi lampu mati. Sensor node lampu akan merespon request layanan dari pengguna jika input yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dilakukan. Dari hasil pengujian yang dilakukan seperti Tabel 1, sistem dapat melakukan kendali terhadap perangkat tipe aktuator sesuai dengan rancangan sistem yang dibuat.

  Gambar 13. Hasil pengiriman data JSON pada master node

  mengetahui keberhasilan parsing data JSON yang dilakukan. Hasil pengiriman data JSON dapat dilihat pada Gambar 13

4. PENGUJIAN

  layanan yang diberikan perangkat. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan pesan setiap 2 detik sekali. Data yang diterima oleh master

  04

  Pengujian selanjutnya adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan sebuah sensor node untuk dapat terhubung dengan master node dari awal

  05 ON ON

  04

  6

  03 ON ON

  04

  5

  1 ON ON

  04

  04

  4

  04 OFF OFF

  3

  node , nama perangkat, tipe perangkat dan

  04 ON OFF

  04

  2

  1 OFF ON

  Pengujian pada penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu pengujian pengiriman data JSON, pengujian menyalakan dan mematikan perangkat lampu, serta pengujian waktu yang dibutuhkan sensor node untuk dapat terhubung dengan master node. Hal tersebut ditunjukan pada Gambar 12. Pengujian pada sistem dilakukan pada dengan mengkatifkan master

  04

  1

  Input Kondisi alamat kondisi sebelum sesudah

  Tabel 1. Hasil pengujian menyalakan dan mematikan perangkat lampu No Alamat node

  node terlebih dahulu kemudian mengaktifkan sensor node.

  Gambar 12. Pohon Pengujian penelitian

  Pengujian pengiriman data JSON bertujuan untuk memastikan bahwa master node dapat menerima dan menampilkan data yang dikirimkan oleh sensor node berupa data JSON menggunakan modul komunikasi nRF24L01. Data yang dikirimkan berisi alamat sensor

  04 aktif hingga mendapatkan alamat baru. Pengujian ini merupakan pengujian dari implementasi metode pervasive service discovery protocol, dimana sensor node pada saat awal diaktifkan akan mencari master node dengan mengirimkan pesan advertise. Alamat yang digunakan pertama kali oleh setiap sensor

  node adalah alamat broadcast. Alamat tersebut

  2

  3

  1 1 1011

  2 Suhu

  1 2 1011

  7 Lampu

  5

  1 1 1014

  3 Suhu

  1 1 1011

  6 Lampu

  1 1 1011

  1 2 1118

  4 Suhu

  1 2 1011

  5 Lampu

  5

  1 1 1011

  3 Suhu

  1 2 1011

  4 Lampu

  6

  1 2 1020

  8 Lampu

  2 Suhu

  1 1011

  advertise . Faktor lainnya yang mempengaruhi

  dirancang untuk dapat terintergrasi dengan perangkat rumah. Perangkat keras dirangkai menggunakan arduino nano sebagai mikrokontroler dan modul nRF24L01 sebagai komunikasi wireless. Beberapa komponen lainnya yang juga digunakan untuk menunjang sistem rumah cerdas seperti modul relay yang terintergarasi dengan lampu dan sensor DHT11 sebagai sensor suhu dan kelembapan.

  node yang ada sedangakan sensor node

  sebagai koordinator node untuk mengumpulkan data dari seluruh sensor

  sensor node . master node dirancang

  1. Perangkat keras yang dirancangan untuk menerapkan sistem rumah cerdas terdiri dari 2 jenis node yaitu master node dan

  Berdasarkan hasil penelitian mulai dari tahap perancangan, implementasi hingga pengujian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  5. KESIMPULAN

  ke sensor node karena sedang menaggapi komunikasi dari sensor node lainnya.

  master node telat mengirimkan pesan broadcast

  hasil waktu komunikasi 2 sensor node adalah

  dibutuhkan 1 sensor node untuk dapat terhubung dengan master node normalnya adalah 1011 ms, namun dari percobaan yang dilakukan terdapat kondisi dimana sensor node mengirim pesan advertise lebih dari 1 kali, hal ini disebabkan karena master node tidak menanggapi pesan advertise yang pertama sehingga waktu yang dibutuhkan sensor node menjadi lebih lama. Berdasarkan Tabel 3, hasil waktu yang dibutuhkan 2 sensor node untuk dapat terhubung dengan master node secara bersamaan adalah salah satu node membutuhkan waktu 1011 ms dan node lainnya membutuhkan waktu yang bervariasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah ketika 2 sensor node dinyalakan bersamaan salah satu sensor node akan mengirim pesan advertise lebih dahulu sehingga sensor node lainnya akan menerima pesan broadcast sebelum mengirim pesan

  1 1 1011

  2 Berdasarkan Tabel 2, waktu yang

  1 2 1011

  6 Suhu

  1 1 1011

  10 Lampu

  4

  1 1 1011

  3 Suhu

  1 1 1015

  9 Lampu

  5

  5 Suhu

  1

  digunakan sensor node untuk berkomunikasi dengan master node sampai mendapatkan alamat baru.

  2 1 2011

  5

  1 1 1010

  5 Lampu

  6

  1 1 1011

  4 Lampu

  4

  1 1 1010

  3 Lampu

  2

  2 Lampu

  1 1 1011

  5

  1 1 1011

  1 Lampu

  Broadcast Diterima Waktu (ms) Alamat Diterima

  Advertise Terkirim Pesan

  Sensor Node Pesan

  Tabel 2 Hasil pengujian komunikasi 1 sensor node No

  dilakukan untuk mendapatkan waktu yang dibutuhkan 1 sensor node untuk dapat terhubung dengan master node. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada tabel 2. Pengujian komunikasi 2 sensor node dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan masing-masing sensor node agar dapat terhubung dengan master ketika 2 sensor node diaktifkan secara bersamaan. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada tabel 3.

  sensor node dan pengujian komunikasi 2 sensor node . Pengujian komunikasi 1 sensor node

  Pengujian yang dilakukan pada tahap ini dibagi menjadi 2 yaitu pengujian komunikasi 1

  6 Suhu

  6

  3 Lampu

  Pesan Advertise Terkirim Pesan

  4

  1 1 1011

  2 Suhu

  1 2 1011

  2 Lampu

  5

  6 suhu 1 1 1011

  2 4 2010

  1 Lampu

  Broadcast Diterima Waktu (ms) Alamat Diterima

  No Sensor Node

  7 Suhu

  4 Tabel 3. Hasil pengujian komunikasi 2 sensor node bersamaan

  1 1 1011

  10 Suhu

  5

  2 1 2011

  9 Suhu

  4

  1 1 1011

  8 Suhu

  2

  1 1 1011

  2. Sistem rumah cerdas agar dapat dikenali secara pervasive dapat diimplementasikan Discovery Protocols in Pervasive menggunakan metode pervasive service Computing: A review. Pakistan :

  discovery protocol dimana master node University of Sindh

  bertindak sebagai koordinator akan Bishaj, Blerta. 2007. Comparison of Service melakukan listening terhadap sensor node

  Discovery Protocols. Espoo, Finlandia : yang hendak terhubung dengannya. Setiap Helsinki University of Technology yang hendak terhubung

  sensor node

  D- Robotics, 2016. DHT11 Humidity & dengan master node akan melakukan Temperature sensore [online] tersedia pengiriman pesan advertise untuk

  

  di : [Diakses 27 mendapatkan alamat baru dari master node September 2016] 3. Berdasarkan beberapa pengujian yang

  Ga, Lin ., Wang, Zhixin., Zhou, Jianlong., dilakukan untuk mengukur keberhasilan Zhang, Chao. 2016. Design of Smart fungsional sistem pada penelitian ini maka Home System Based on ZigBee didapatkan hasil sebagai berikut: Technology and R&D for Application.

  a. dapat melakukan Pengguna

  Energy and Power Engineering. 8 : 13- monitoring dan kontroling dengan 22 baik terhadap perangkat yang

  Json.org. 2013. Pengenalan Json [online] terhubung melalui serial monitor pada

   master node. tersedia di : [Diakses 13 maret 2017] b.

  Sistem dapat melakukan pengiriman data dengan baik. Pengiriman data Kadam, Rohit., Mahamuni,Pranav ., Parikh, dilakukan menggunakan nRF24L01

  Yash. 2015. Smart Home System. dan bentuk data yang dikirim berupa

  International Journal of Innovative data JSON. Research in Advanced Engineering c. Rata-rata waktu yang dibutuhkan

  (IJIRAE) ISSN: 2349-2163. 2(1) : sebuah sensor node untuk dapat 81(86) terhubung dengan master node adalah

  Laberg, Toril. 2005. Smart Home Technology; 1011 ms sedangakan waktu yang Technology supporting independent dibutuhkan 2 sensor node untuk dapat living - does it have an impact on terhubung dengan master node secara health. bersamaan masing-masing memiliki

  Leonardo, Alvin. 2017. Implementasi Smart waktu rata-rata 1011 ms dan 1123.2 Light Bulb Pervasive Berbasis ms. ESP8266. Malang : Universitas Brawijaya.

6. DAFTAR PUSTAKA

  Li, Xu., Lu, Rongxing., Lian, Xiaohui., She

  Akbar, Sabriansyah Rizqika., Kurniawan,

  ,Xuemin (Sherman)., Chen, Jiming.,

  Wijaya., Hannats Hanafi Ichsan,

  Lin, Xiaodong. 2011. Smart

  Mochammad., Arwani, Issa., Tri Community: An Internet of Things

  Handono, Maystya. 2016. Pervasive Application.

  IEEE Communication Device and Service Discovery Protocol

  Magazine In

  XBee Sensor Marin, Raluca

  • –Perianu., Hartel, Pieter ., Network.Malang,Indonesia: Universitas Scholten, Hans. 2005. A Classification

  Brawijaya of Service Discovery Protocols. Arduino, 2016. Arduino Nano [online] tersedia

  Phogat, Monikat., Anand, Anshul. 2014. An di : introduction to wireless

   communication. International Journal

  

  [Diakses 24 September of Engineering Trends and Technology 2016]

  (IJETT). 12(1) : 9 – 12. Arduino, 2017. SPI (Serial Peripheral Interface)

  Rahim, Abid., Ali, Zeeshan., Bharti, Raushan., [online] tersedia di :

  Sabeel,Syed., Ramya.2016. Design and

  Implementation of a Low Cost Wireless [Diakses 14 Maret 2017]

  Sensor Network using Arduino and

  Bhatti, Neelma., Dhomeja , ILachhman Das, nRF24L01(+) . International Journal of Malkani , Yasir Arfat. 2014. Service

  • – 0882. 5(5) : 307-309

  

  Weiser,M .1993.Some Computer Science Issue in ubiquitous computing.

  Interconnecting smart objects with IP The next Internet. [e-book] Burlington : Morgan Kaufmann. Tersedia di: Google Books <https://books.google.co.id/books?id= mVji- YA5kgEC&pg=PA76&lpg=PA76&dq =concept+service+discovery+protocol &source=bl&ots=EOFeVcJ4Bn&sig=T D-1VyQW9B2E7B2a- aUZb5FCNls&hl=id&sa=X&ved=0ah UKEwjwnNG_qIrUAhXJQI8KHWzE AfI4ChDoAQgtMAE#v=onepage&q=c oncept%20service%20discovery%20pr otocol&f=false>[Diakses 28 Mei 2017]

  Vasseur, Jean-philippe., Dunkles, Adam. 2010.

  28 Mei 2017] Smith, Ben. 2015. Beginning JSON. New York : Spinger Science + Business Media.

  [online] tersedia di : <https://www.introtoarduino.com/down loads/IntroArduinoBook.pdf> [Diakses

  [Diakses 28 Mei 2017] Smith, Alan. 2011 Intoduction to Arduino.

  

  Smart Home Energy.2013. What is a “Smart Home”. [online] tersedia di :

  Scientific Research Engineering & Technology (IJSRET), ISSN 2278

  Semiconductor, Nordic., 2007. nRF24L01 Single chip 2.4 GHz Transceiver Product Spesification. [online] <https://www.nordicsemi.com/chi/nord ic/contentdownload/2730/3410/5/file/n RF24L01Productspecificationv20. Pdf> [Diakses 26 September 2016]

  IEEE Personal Communications. 6(8) : 10-17

  appear in

  Computing: Vision and Challenges. To

  3(4) : 522 - 524 Satyanarayanan, M. 2001. Pervasive

  Verification of Serial Peripheral Interface. International Journal of Engineering Trends and Technology.

  Canada : Bishop’s University Samdya, M., Rajakhar, K. 2012. Design and

  Salehi, Farzad. 2011. A Distributed Architecture for Remote Service Discovery in Pervasive Computing.

  Communication of ACM. 36(2): 75-84