SUASANA TOKO DALAM MENCIPTAKAN EMOSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

SUASANA TOKO DALAM MENCIPTAKAN EMOSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(SURVEY PADA PENGUNJUNG RETAIL HYPERMART MALANG TOWN SQUARE KOTA MALANG)

Erlangga Andi Sukma*, Achmad Fauzi DH*, Fransisca Yaningwati* *Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB

Abstract

This study aims to analyze the effect of store atmosphere that consists of the exterior of the shop, a general section in the store, store layout, and display in a store which can create emotions and will affect the decision to buy.This study is done through a survey of 100 visitors Hypermart Malang Malang Town Square. Methods of analysis of this study using Partial Least Square analysis (PLS). The results of this study indicate that the exterior of the store, store layout, and display in a store has a significant influence on emotions, while the general section in the store does not have a significant effect on the emotions. The results of this study also found that emotions have a significant influence on the structure of a purchase decision.

Key words: The atmosphere of the store, The outside of a store, a general section in the store, store layout, display in a store, Emotion, Decision purchases

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suasana toko yang terdiri dari bagian luar toko, bagian umum dalam toko, tata letak toko, dan pajangan dalam toko yang mana dapat menciptakan emosi serta akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.Penelitian ini dilakukan melalui survey pada 100 pengunjung Hypermart Malang Town Square Kota Malang. Metode analisis penelitian ini menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bagian luar toko, tata letak toko, dan pajangan dalam toko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emosi, sedangkan bagian umum dalam toko tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emosi. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa emosi memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur keputusan pembelian.

Kata kunci: Suasana toko, Bagian luar toko, Bagian umum dalam toko, Tata letak toko, Pajangan dalam toko, Emosi, Keputusan pembelian

PENDAHULUAN

dibutuhkan konsumen mulai dari peralatan elektronik, makanan, pakaian dan barang-

Peningkatan jumlah gerai hypermarket barang kebutuhan lainnya. Fungsi hypermarket

cukup signifikan dibandingkan kedua jenis saat ini semakin berkembang, pengunjung

lainnya yaitu supermarket dan hypermarket. yang datang ke hypermarket tidak hanya

Perkembangan ini ditandai dengan bertujuan belanja tetapi juga sebagai tempat

meningkatnya jumlah kunjungan. Konsumen rekreasi bagi seluruh anggota keluarga. Para

lebih memilih datang ke hypermarket karena orang tua yang berbelanja membawa anaknya

ditempat ini tersedia banyak jenis barang yang

dalam kereta belanja.

Dilihat dari sudut pandang konsumen, melakukan pembelian di luar apa yang hadirnya toko eceran dengan konsep swalayan direncanakan (unplanned purchase). yang menjual berbagai produk dan ditunjang

Untuk dapat menciptakan atmosphere oleh suasana toko yang bersih, teratur dan yang menyenangkan, maka perlu diciptakan nyaman menjadi daya tarik untuk berbelanja di store atmosphere yang baik. Menurut Kotler pasar swalayan. Konsumen tidak perlu lagi yang dikutip oleh Mowen dan Minor (2002) berdesakan dengan konsumen lain, berpindah mengatakan bahwa Atmospherics sebagai dari satu penjual ke penjual yang lain untuk usaha merancang lingkungan membeli untuk membeli barang yang berbeda sambil menghasilkan pengaruh emosional khusus menjinjing kantong belanjaan yang kepada pembeli yang kemungkinan berat,berkutat di tempat yang panas atau meningkat-kan pembelian. Sedangkan menurut berdebu ataupun becek dan bau, dan lain Levy and Weitz (2001) : ”Customers sebagainya seperti halnya di pasar tradisional.

purchasing behavior is also influenced by the store atmosphere.”. Dengan demikian dapat

Konsumen dihadapkan oleh banyak disimpulkan bahwa store atmosphere yang pilihan tempat untuk melakukan pembelian dilaksanakan dengan baik akan memberikan dengan semakin meningkatnya jumlah pasar pengaruh positif terhadap keputusan pembelian swalayan, pilihan konsumen akan jatuh pada

pada konsumen.

pasar swalayan yang mampu menawarkan manfaat-manfaat bagi konsumen seperti harga

Store atmosphere tidak hanya dapat terjangkau, produk yang lengkap, lokasi yang memberi-kan suasana lingkungan pembelian mudah dicapai, suasana yang nyaman dan lain yang menyenang-kan saja, tetapi juga dapat sebagainya. Dengan demikian perusahaan memberikan nilai tambah terhadap produk dituntut untuk dapat menciptakan apa yang yang dijual. Pemandangan, suara, bau, dan menjadi harapan dari konsumen.

sebagainya pada sebuah toko berkontribusi besar terhadap citra yang diproyeksikan

Salah satu strategi pemasaran yang kepada konsumen. Hal tersebut sangatlah dapat dilakukan oleh retailer salah satunya penting bahwa atmosphere dapat dipahami yaitu dengan menciptakan store atmosphere sebagai perasaan psikologis yang didapatkan yang nyaman yang akan menimbulkan kesan seorang pelanggan ketika mengunjungi toko menarik kepada konsumen dan dapat atau sebagai identitas toko tersebut. Citra toko mempengaruhi tingkat keputusan pembelian yang baik dapat menjamin kelangsungan hidup yang umumnya dilakukan di dalam toko, serta perusahaan untuk bertahan terhadap dapat mempengaruhi konsumen untuk

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 62

persaingan dalam membentuk pelanggan yang yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk loyal.

menyentuh atau mempengaruhi emosi konsumen. Perusahaan juga harus dapat

Suasana toko sebagai salah satu sarana mempelajari bagaimana perilaku konsumen komunikasi yang dapat berakibat positif dan dalam memenuhi kebutuhannya. meng-untungkan dibuat semenarik mungkin.

Lebih lanjut, suasana toko dapat mempengaruhi emosi pembelanja, dimana

Hubungan Suasana Toko (Store

emosi tersebut dapat berupa emosi positif atau

Atmosphere ) dalam Menciptakan Emosi

emosi negatif. Para pengecer hendaknya

dan Pengaruhnya terhadap Keputusan

merancang suasana toko yang dapat

Pembelian

mempengaruhi emosi pembeli secara positif dan menghindari tanggapan emosi negatif,

Meskipun segala upaya retailer untuk karena apabila emosi yang dirasakan promosi kepada konsumen melalui iklan, pembelanja adalah positif, maka hal tersebut para retailer semakin menyadari bahwa akan mempengaruhi perilaku mereka, tetapi lingkungan toko memberikan pengaruh kuat sebaliknya mungkin juga dapat menghambat pada pembelian yang besar. Pemasar berebut proses pembelian. Suatu proses pemasaran untuk membangun lingkungan pembelian yang dilakukannya bertujuan untuk dalam rangka untuk meningkatkan menciptakan kenyamanan bagi konsumen. kemungkinan mereka agar berada dalam Minimal konsumen akan merasa betah saat kontak dengan konsumen pada waktu yang berada di toko tersebut dan hal ini akan tepat saat mereka membuat keputusan. membuat konsumen untuk memutuskan

Faktor terbaik dari layout fisik dari pembelian di toko tersebut.

toko adalah suasana psikologis toko atau Keputusan konsumen dalam melakukan biasa disebut store atmosphere. Menurut pembelian dapat dipengaruhi oleh berbagai yang dikutip oleh Rossiter and Bellman faktor, diantaranya adalah faktor budaya, (2005) internal suatu suasana ritel dari outlet faktor sosial, dan faktor pribadi. Perusahaan ritel - toko, loby, atau kantor - dikodekan harus dapat mengetahui dan mencari informasi langsung oleh para pelanggan dalam hal dua sebanyak mungkin mengenai faktor tersebut dimensi emosional - Kesenangan (pleasure) yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. dan Gairah (arousal). Dasar dari tanggapan Komunikasi yang dilakukan perusahaan emosional ini mungkin, mereka memiliki dengan men-ciptakan suasana yang nyaman di pengaruh besar pada kesediaan pelanggan dalam toko dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghabiskan waktu di toko dan juga

untuk membeli lebih banyak (Donovan and atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan Rossiter, 1982; Donovan et al, 1994).

dampaknya dari proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat.

Berman and Evans (2010) membagi elemen-elemen store atmosphere ke dalam

Hawkins et al (2000) mendefinisikan

4 elemen, yaitu : Emosi sebagai ”strong, relatively uncontrolled feeling that affect our

a. Exterior (Bagian Luar Toko) behavior” (Perasaan yang kuat, dan relatif

b. General Interior (Bagian Dalam tidak terkendali yang mempengaruhi Toko) perilaku kita). Emosi umumnya dipicu oleh

c. Store layout (Tata letak toko) peristiwa lingkungan. Kemarahan,

d. Interior Point of Purchase Display kegembiraan, dan kesedihan adalah yang (Pajangan Interior) paling sering merupakan respon terhadap Suasana toko pada akhirnya serangkaian peristiwa eksternal. Namun, mempengaruhi perilaku pembelian - satu reaksi emosional dapat diawali dengan studi baru-baru ini melaporkan bahwa

proses internal.

tingkat kesenangan yang dilaporkan oleh pembelanja lima menit setelah masuk ke

Menurut Solomon (2007), suasana toko sebuah prediksi dari jumlah waktu yang

hati seseorang atau kondisi psikologis pada dihabiskan di toko serta tingkat belanja di

saat pembelian dapat memiliki dampak besar sana (Donovan et al, 1994).

pada apa yang dia membeli atau bagaimana ia menilai pembeliannya. Seseorang dapat

Terdapat berbagai definisi mengenai menikmati atau tidak menikmati situasi, dan perilaku konsumen antara lain seperti yang mereka bisa merasakan distimulasi atau diungkapkan oleh Hawkins et al (2000): tidak. Suasana hati dapat dipengaruhi oleh ”The study of individuals, groups, or desain toko, cuaca, atau faktor spesifik organizations and the process they use to lainnya bagi konsumen. Menurut Mehrabian select, secure, use, and dispose of products, and Russell (1974) yang dikutip Davies and services, experiences, or ideas to satisfy Ward (2002) menemukan bahwa orang needs and the impacts that these processes merespon isyarat yang disediakan dalam have on the consumer and society.”; Studi pengaturan fisik dengan perasaan yang dapat mengenai seseorang, kelompok, atau digambarkan dalam tiga dimensi – organisasi dan proses yang mereka gunakan kesenangan (pleasure), gairah (arousal) dan untuk memilih, membeli, menggunakan, dominasi (dominance). Perasaan ini serta mengatur barang, jasa, pengalaman

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 64

kemudian mempengaruhi respon perilaku individu dalam lingkungan, mempercepat baik perilaku pendekatan atau penghindaran.

Menurut Donovan dan Rossiter yang dikutip oleh Peter dan Olson (1999), Kesenangan (pleasure) mengacu pada sejauh mana konsumen merasa senang, suka cita, atau puas berada di dalam toko; Gairah (arousal) mengacu pada sejauh mana konsumen merasa meluap-luap, waspada, atau aktif saat berada di dalam toko; sedangkan dominasi (dominance) mengacu pada sejauh mana konsumen merasa di kontrol atau bebas berbuat sesuatu di dalam suatu toko. Sedangkan Sherman and Smith (1987) yang dikutip oleh Davies and Ward (2002), menemukan bahwa perkembangan keadaan suasana hati yang menyenangkan berefek positif berkaitan dengan jumlah waktu yang dihabiskan di toko, jumlah barang yang dibeli, dan jumlah uang yang dikeluarkan.

Secara keseluruhan, menurut Peter dan Olson (1999), kesenangan dan gairah mempengaruhi status konsumen dalam (1) kegembiraan berbelanja di dalam toko, (2) waktu yang digunakan untuk melihat-lihat dan mendalami apa yang ditawarkan sebuah toko, (3) keinginan untuk berbicara dengan para pramuniaga, (4) keinginan untuk membelanjakan lebih banyak lagi uang dari apa yang direncanakan, dan (5)

kecenderungan untuk kembali ke toko tersebut.

Ketika seorang pembelanja didorong untuk membeli sesuatu di toko, salah satu dari dua proses yang berbeda dapat terjadi: membeli tidak terencana (unplanned buying) dapat terjadi ketika seseorang tidak familiar dengan layout toko atau mungkin berada di sebuah waktu yang mendesak, atau, seseorang mungkin teringat untuk membeli sesuatu dengan melihatnya di rak toko. Sebaliknya, membeli karena dorongan (impulse buying) terjadi ketika seseorangan merasakan keinginan yang tiba-tiba muncul dan dia tidak dapat menolak (Solomon, 2007). Kecenderungan untuk membeli secara spontan yang paling baik dari hasil pembelian ketika pelanggan percaya bertindak atas impuls merupakan tindakan yang tepat.

Lingkungan pembelian yang terbentuk pada akhirnya akan menciptakan citra dari toko, menimbulkan rasa kesan menarik dan menyenangkan bagi konsumen, serta

ZY

Bagian Luar Toko

Bagian Umum

Dalam Toko Tata Letak

Toko

Pajangan Dalam Toko

Struktur Keputusan Pembelian

Emosi

mempengaruhi emosi konsumen untuk penelitian yang dilakukan pada populasi besar melakukan pembelian. Manfaat dari maupun kecil, tetapi data yang dipelajari tertatanya suatu hypermarket yaitu dapat adalah data dari sampel yang diambil dari digunakan sebagai alat untuk membedakan populasi tersebut, sehingga ditemukan dengan hypermarket lainnya, juga untuk kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan menarik konsumen dalam memenuhi hubungan-hubungan antar variabel sosiologis keinginannya melalui store atmosphere yang maupun psikologis. Menurut Singarimbun menyenangkan, sehingga kebutuhan para dalam Singarimbun dan Effendi (Ed.1995) konsumen terpenuhi.

menegaskan bahwa penelitian survai dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan

Oleh karena itu, hipotesis yang dari sampel atas populasi untuk mewakili diajukan dalam penelitian ini adalah:

seluruh populasi.

H 1 : Bagian Luar Toko memiliki pengaruh Penelitian survai ini dilakukan untuk signifikan terhadap Emosi maksud penjelasan (eksplanatory).

H 2 : Bagian Umum Dalam Toko memiliki Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi pengaruh signifikan terhadap Emosi (Ed.1995) menegaskan bahwa untuk data yang

H 3 : Tata Letak Toko memiliki pengaruh sama peneliti menjelaskan hubungan kausal signifikan terhadap Emosi antara variabel-variabel melalui pengujian

H 4 : Pajangan Dalam Toko memiliki hipotesa, maka penelitian tersebut tidak lagi pengaruh signifikan terhadap Emosi dinamakan penelitian deskriptif melainkan

H 5 : Emosi memiliki pengaruh signifikan penelitian pengujian hipotesa atau penelitian terhadap Struktur Keputusan penjelasan (explanatory research). Jadi Pembelian. penelitian ini dapat dikatakan sebagai Berdasarkan teorisasi dan kajian empiris penelitian pengujian hipotesa yang menguji yang telah dikemukakan di atas, maka dapat hubungan sebab akibat di antara variabel yang dibuat model hipotesis penelitian, yaitu

diteliti.

sebagai berikut: Populasi dalam penelitian ini adalah

Gambar 1. Model Penelitian pengunjung Hypermart Malang Town Square.

METODE PENELITIAN

Alasan penetapan populasi konsumen disebabkan penelitian ini untuk mengetahui

Penelitian ini menggunakan jenis dampak suasana toko (store atmosphere) yang

penelitian survai. Menurut Kerlinger dalam dilaksanakan oleh usaha retail, dalam hal ini

Sugiyono (2007) penelitian survey adalah

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 66

adalah Hypermart Malang Town Square di Outer model atau model pengukuran Kota Malang. Teknik penentuan sampel mendefinisikan bagaimana setiap blok menggunakan teknik purposive sampling indikator berhubungan dengan variabel adalah teknik penentuan sampel dengan latennya (Ghozali, 2008). Ada tiga kriteria pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). untuk menilai outer model, yaitu convergent Pertimbangannya yaitu pengunjung Hypermart validity, composite reliability, dan discriminant Matos Malang yang masih remaja (berusia validity. Pada outer model dengan indikator muda). Jumlah populasi dalam penelitian ini refleksif seperti pada penelitian ini, dievaluasi tidak diketahui, maka untuk menentukan dengan menggunakan convergent validity dan jumlah sampel digunakan rumus Machin and discriminant validity dari indikatornya, dan Campbell (1987).

composite reliability untuk blok indikator.

1  1  r  r Up  1 n 

a) Uji Validitas Konvergen

Untuk mengetahui apakah suatu

1  1  r  Up '  1 n 

 indikator merupakan pembentuk konstrak

(variabel laten) dilakukan pengujian validitas

konvergen dari model pengukuran dengan

( Up ' )

indikator refleksif dinilai berdasarkan korelasi antara item score dengan construct score yang

Berdasarkan pertimbangan bahwa nilai r dihitung dengan bantuan software SmartPLS. terendah yang diperkirakan akan diperoleh Ukuran refleksif individual dikatakan valid melalui penelitian ini adalah r = 0,35 ; α = 0,05 jika memiliki korelasi (loading) dengan pada pengujian dua arah dan β = 0,05, maka konstruk (variabel laten) yang ingin diukur ≥ dengan 1- α = 0,05 (two sided atau dua arah) 0,5 atau nilai t-statistiknya harus ≥1.984 (uji dan kuasa uji (power 1- β) = 0,05, dari Tabel dua sisi, n=100, /2) pada level signifikansi Distribusi Normal diperoleh Z 1- α = 1,96 dan Z 1-

 =0,05. Jika salah satu indikator memiliki β = 1,645. Jadi, sampel yang harus diambil nilai loading <0,5, atau nilai t-statistik <

adalah 100 orang. 1.984, maka indikator tersebut harus dibuang

HASIL DAN PEMBAHASAN

(didrop) karena mengindikasikan bahwa indikator tidak cukup baik untuk mengukur

Partial Least Square (PLS) First Order

konstrak secara tepat.

Outer Model (Model Pengukuran)

Tabel 2. Outer Loadings (Mean, STDEV, t-values)

Original Standard Standard t Statistics

|O/STER

Mean (M)

(O)

(STDEV) (STERR)

R|

X 1.1 <- Bagian 0.074142 0.135805 0.113007 0.113007 0.656085 Luar Toko (X 1 )

X 1.2 <- Bagian 0.309634 0.272329 0.125054 0.125054 2.476003 Luar Toko (X 1 )

X 1.3 <- Bagian 0.067034 0.142011 0.111614 0.111614 0.600588 Luar Toko (X 1 )

X 1.4 <- Bagian 0.353948 0.316228 0.150642 0.150642 2.349595 Luar Toko (X 1 )

X 1.5 <- Bagian 0.095989 0.134155 0.096233 0.096233 0.997459 Luar Toko (X 1 )

X 1.6 <- Bagian 0.103232 0.162929 0.108459 0.108459 0.951815 Luar Toko (X 1 )

X 1.7 <- Bagian 0.186435 0.191220 0.116593 0.116593 1.599020 Luar Toko (X 1 )

X 1.8 <- Bagian 0.558165 0.470746 0.161963 0.161963 3.446258 Luar Toko (X 1 )

X 1.9 <- Bagian

-0.160673 0.134689 0.134689 0.027584 Luar Toko (X 1 )

X 2.1 <- Bagian

-0.090719 0.078725 0.078725 0.679569 Dalam Toko (X 2 ) 0.053499

X 2.1 0 <- Bagian 0.092157 0.107364 0.081773 0.081773 1.126984 Dalam Toko (X 2 )

X 2.11 <- Bagian 0.183108 0.195042 0.082867 0.082867 2.209658 Dalam Toko (X 2 )

X 2.2 <- Bagian 0.218306 0.210428 0.058149 0.058149 3.754280 Dalam Toko (X 2 )

X 2.3 <- Bagian 0.129866 0.135738 0.066901 0.066901 1.941166 Dalam Toko (X 2 )

X 2.4 <- Bagian 0.182508 0.184727 0.076388 0.076388 2.389222 Dalam Toko (X 2 )

X 2.5 <- Bagian 0.115839 0.113918 0.051635 0.051635 2.243404 Dalam Toko (X 2 )

X 2.6 <- Bagian 0.127726 0.126156 0.061772 0.061772 2.067691 Dalam Toko (X 2 )

X 2.7 <- Bagian 0.132199 0.136723 0.080103 0.080103 1.650369 Dalam Toko (X 2 )

X 2.8 <- Bagian 0.256700 0.243605 0.086968 0.086968 2.951641 Dalam Toko (X 2 )

X 2.9 <- Bagian 0.150188 0.153988 0.065634 0.065634 2.288252 Dalam Toko (X 2 )

X 3.1 <- Tata Letak 0.505061 0.492495 0.090063 0.090063 5.607894 Toko (X 3 )

X 3.2 <- Tata Letak 0.324872 0.322788 0.111282 0.111282 2.919360

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 68

Toko (X 3 )

X 3.3 <- Tata Letak 0.374322 0.368301 0.128021 0.128021 2.923911 Toko (X 3 )

X 3.4 <- Tata Letak 0.232132 0.228572 0.104732 0.104732 2.216440 Toko (X 3 )

X 4.1 <- Pajangan 0.098065 0.120604 0.080556 0.080556 1.217360 Dalam Toko (X 4 )

X 4.2 <- Pajangan 0.312989 0.300613 0.083554 0.083554 3.745952 Dalam Toko (X 4 )

X 4.3 <- Pajangan 0.343919 0.340801 0.076391 0.076391 4.502066 Dalam Toko (X 4 )

X 4.4 <- Pajangan 0.318776 0.306780 0.069419 0.069419 4.592071 Dalam Toko (X 4 )

X 4.5 <- Pajangan 0.228691 0.222442 0.076647 0.076647 2.983687 Dalam Toko (X 4 )

X 4.6 <- Pajangan 0.132141 0.128011 0.068517 0.068517 1.928574 Dalam Toko (X 4 )

X4.7 <- Pajangan 0.184652 0.184516 0.095305 0.095305 1.937485 Dalam Toko (X4)

Y 1.1 <- Struktur Keputusan

0.391230 0.395251 0.159210 0.159210 2.457327 Pembelian (Y) Y 1.2 <- Struktur Keputusan

0.238709 0.242111 0.120593 0.120593 1.979460 Pembelian (Y) Y 1.3 <- Struktur Keputusan

0.061636 0.169260 0.162570 0.162570 0.379137 Pembelian (Y) Y 1.4 <- Struktur Keputusan

0.319047 0.333996 0.151450 0.151450 2.106619 Pembelian (Y) Y 1.5 <- Struktur Keputusan

0.344850 0.337917 0.127821 0.127821 2.697906 Pembelian (Y) Z 1.1 <- Emosi (Z) 0.518360 0.504008 0.067597 0.067597 7.668439 Z 1.2 <- Emosi (Z) 0.471373 0.473894 0.046850 0.046850 10.061329 Z 1.3 <- Emosi (Z) 0.228731 0.234820 0.106439 0.106439 2.148931

b) Uji Validitas Determinan

exstracted (AVE) dengan korelasi antara sesama variabel laten. Suatu indikator

Uji validitas diskriminan digunakan dianggap memenuhi validitas konvergen jika

untuk melihat apakah suatu indikator dari akar dari AVE lebih besar dari korelasi

variabel laten tertentu benar-benar berbeda diantara sesama variabel laten. Untuk

dari indikator-indikator variabel laten mengetahui hasil uji validitas diskriminan

lainnya, sehingga indikator tersebut benar- pada penelitian ini, dapat dilihat dari tabel

benar dianggap layak untuk menjelaskan

berikut :

variabel latennya. Pengujian validitas diskriminan dilakukan dengan cara

membandingkan akar dari average variance

Tabel 3. Validitas Diskriminan

Variabel

AVE

Akar AVE Keterangan

Bagian Luar Toko (X 1 ) 0.230940 0.480562 Tidak Valid Bagian Umum Dalam Toko (X 2 ) 0.367312 0.606063 Valid Tata Letak Toko (X 3 ) 0.469972 0.685545 Valid Pajangan Dalam Toko (X 4 ) 0.342376 0.585129 Valid Keputusan Pembelian (Y)

Emosi (Z)

Berdasarkan hasil uji validitas Struktur Keputusan Pembelian (Y) dan diskriminan pada Tabel 3, dapat diketahui

Emosi (Z), masih memiliki nilai pengukuran bahwa akar AVE dari seluruh variabel lebih

yang konvergen, sedangkan untuk variabel besar dari 0.5, kecuali variabel Bagian Luar

Bagian Luar Toko (X 1 ) perlu dilihat kembali Toko (X 1 ) yang dianalisis lebih besar dari

pada analisis PLS second order setelah nilai korelasi tertinggi antar masing-masing

indikator-indikator yang tidak valid didrop variabel independen dengan variabel lainnya.

(dihilangkan) dari analisis PLS. Artinya: indikator-indikator variabel Bagian

c) Reliabilitas Komposit

Umum Dalam Toko (X 2 ), Tata Letak Toko

(X 3 ), Pajangan Dalam Toko (X 4 ),

Hasil pengujian ulang setelah indikator yang tidak memenuhi uji reliabilitas komposit dihilangkan dari model penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 70

Tabel 4. Hasil Pengujian Ulang Reliabilitas Komposit

Composite Keterangan

Variabel

Reliability

Bagian Luar Toko (X 1 ) 0.696843 Reliabilitas cukup tinggi Bagian Umum Dalam Toko (X 2 ) 0.857070 Reliabilitas sangat tinggi

Tata Letak Toko (X 3 ) 0.777040 Reliabilitas tinggi Pajangan Dalam Toko (X 4 ) 0.774546 Reliabilitas tinggi

Struktur Keputusan Pembelian (Y) 0.811466 Reliabilitas tinggi Emosi (Z)

0.829054 Reliabilitas tinggi

Berdasarkan hasil pengujian pengujian Inner Model (Model Struktural)

ulang reliabilitas komposit pada Tabel 4, dapat Model struktural dievaluasi menggunakan R-

diketahui bahwa variabel bagian umum dalam square untuk konstruk dependen, Stone-

toko, tata letak toko, pajangan dalam toko, Geisser Q-Square test untuk predictive emosi dan struktur keputusan pembelian, relevance dan uji t serta signifikansi dari

koefisien parameter jalur struktural-nya yang memiliki ukuran reliabilitas komposit yang

didapat lewat prosedur bootstraping (Ghozali, lebih besar dari 0.70. Indikator pada variabel 2008). Dalam menilai model dengan PLS,

bagian luar toko memiliki ukuran reliabilitas dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Perubahan nilai R-

komposit yang lebih kecil dari 0.70, tetapi square dapat digunakan untuk menilai nilainya masih cukup tinggi. Artinya, pengaruh variabel laten independen tertentu

Indikator-indikator dari Bagian Luar Toko terhadap variabel laten dependen apakah (X1), Bagian Dalam Toko (X2), Tata Letak mempunyai pengaruh yang substantif. Hasil

nilai R-square untuk konstruk atau variabel Toko (X3), Pajangan Dalam Toko (X4), Emosi

dependen yang diperoleh dari pengolahan (Z), dan Keputusan Pembelian (Y) benar-benar

saling memperkuat variabel latennya atau benar-benar mampu mengukur variabel latennya.

PLS ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai R-square

Variabel

R Square

Bagian Luar Toko (X 1 ) Bagian Umum Dalam Toko (X 2 ) Tata Letak Toko (X 3 ) Pajangan Dalam Toko (X 4 )

Struktur Keputusan Pembelian (Y)

Emosi (Z)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui lebih besar 0 (nol) menunjukkan bahwa model bahwa R-square pada variabel Bagian dalam mempunyai predictive relevance, sedangkan Toko (X 1 ), Bagian Dalam Toko (X 2 ), Tata nilai Q-Square kurang dari 0 (nol) Letak Toko (X 3 ), Pajangan Dalam Toko (X 4 ), menunjukkan bahwa model kurang memiliki

merupakan variabel independen yang 2 predictive relevance. Besaran Q memiliki memberi-kan pengaruh terhadap Emosi (Z). 2 nilai dengan rentang 0 < Q < 1, di mana

Selain itu variabel Emosi (Z), merupakan semakin mendekati 1 berarti model semakin variabel independen yang memberikan baik. Nilai Q-Square dapat diperoleh melalui pengaruh terhadap Struktur Keputusan rumus: Pembelian (Y). Berarti variabel Emosi (Z)

1 ) (1 – R 2 ) ... (1 – R p ) mempunyai pengaruh dengan kekuatan

2 2 2 Q 2 =1 – (1 – R

prediksi dari keseluruhan model sebesar Berdasarkan rumus tersebut maka nilai Q- 0.315577 atau 31.56%, sedangkan 68.44% Square pada penelitian ini adalah: dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel yang

Q 2 =1 – (1 – 0.098638) (1 – 0.315577) tidak terdapat dalam model persamaan.

= 0.383087 Variabel Struktur Keputusan Pembelian (Y)

mempunyai pengaruh dengan kekuatan Nilai Q-Square lebih besar dari 0 (nol) prediksi dari keseluruhan model sebesar menunjukkan bahwa model mempunyai 0.098638 atau 9.86%, sedangkan 90.14% predictive relevance, sedangkan nilai Q- dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel yang Square kurang dari 0 (nol) menunjukkan tidak terdapat dalam model persamaan.

bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali, 2008).

Q-Square test untuk predictive relevance mengukur seberapa baik nilai observasi

Hasil Q-Square dari SmartPLS untuk dihasilkan oleh model dan juga estimasi Bagian Luar Toko (X 1 ), Bagian Umum Dalam

parameternya (Ghozali, 2008). Nilai Q-Square Toko (X 2 ), Tata Letak Toko (X 3 ), Pajangan

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 72

Dalam Toko (X 4 ) merupakan variabel pembelian mem-punyai predictive relevance, independen yang memberikan pengaruh karena mempunyai nilai yang lebih besar dari terhadap keputusan pembelian melalui variabel nol, yang berarti model semakin baik dan emosi sebesar 0.383087, dan menunjukkan layak untuk dipergunakan dalam prediksi. bahwa model dengan laten variabel keputusan

Gambar 2. Model Struktural PLS First Order

Partial Least Square (PLS) Second Order

discriminant validity dari indikatornya, dan

Outer Model (Model Pengukuran) composite reliability untuk blok indikator.

Outer model atau model pengukuran

a) Uji Validitas Konvergen

mendefinisikan bagaimana setiap blok Untuk mengetahui apakah suatu

indikator berhubungan dengan variabel indikator merupakan pembentuk konstrak latennya (Ghozali, 2008). Ada tiga kriteria (variabel laten) dilakukan pengujian validitas untuk menilai outer model, yaitu convergent konvergen dari model pengukuran dengan validity, composite reliability, dan discriminant indikator refleksif dinilai berdasarkan korelasi validity. Pada outer model dengan indikator antara item score dengan construct score yang refleksif seperti pada penelitian ini, dievaluasi dihitung dengan bantuan software SmartPLS. dengan menggunakan convergent validity dan Ukuran refleksif individual dikatakan valid

jika memiliki korelasi (loading) dengan nilai loading <0,5, atau nilai t-statistik < 1.984, konstruk (variabel laten) yang ingin diukur ≥ maka indikator tersebut harus dibuang (didrop) 0,5 atau nilai t-statistiknya harus ≥1.984 (uji karena mengindikasikan bahwa indikator tidak dua sisi, n=100, /2) pada level signifikansi cukup baik untuk mengukur konstrak secara

 =0,05. Jika salah satu indikator memiliki tepat.

Tabel 6. Outer Loadings (Mean, STDEV, t-Values)

Original

Standard Standard

Mean (M)

(|O/STER

(O)

(STDEV) (STERR)

R|)

X 1.2 <- Bagian 0.332228 0.301796 0.152005 0.152005 2.185646 Luar Toko (X 1 )

X 1.4 <- Bagian 0.381042 0.375270 0.176891 0.176891 2.154100 Luar Toko (X 1 )

X 1.7 <- Bagian 0.200909 0.237508 0.138172 0.138172 1.454056 Luar Toko (X 1 )

X 1.8 <- Bagian 0.602170 0.558521 0.171306 0.171306 3.515183 Luar Toko (X 1 )

X 2.11 <- Bagian 0.197008 0.224247 0.107959 0.107959 1.824844 Dalam Toko (X 2 )

X 2.2 <- Bagian 0.234794 0.233725 0.069740 0.069740 3.366717 Dalam Toko (X 2 )

X 2.3 <- Bagian 0.138707 0.151909 0.069596 0.069596 1.993025 Dalam Toko (X 2 )

X 2.4 <- Bagian 0.193761 0.198112 0.099175 0.099175 1.953728 Dalam Toko (X 2 )

X 2.5 <- Bagian 0.125586 0.137494 0.077039 0.077039 1.630156 Dalam Toko (X 2 )

X 2.6 <- Bagian 0.136605 0.141114 0.067197 0.067197 2.032903 Dalam Toko (X 2 )

X 2.7 <- Bagian 0.140098 0.146584 0.103644 0.103644 1.351724 Dalam Toko (X 2 )

X 2.8 <- Bagian 0.274671 0.269299 0.079945 0.079945 3.435732 Dalam Toko (X 2 )

X 3.1 <- Tata Letak 0.504327 0.470088 0.097785 0.097785 5.157495 Toko (X 3 )

X 3.2 <- Tata Letak 0.326668 0.338318 0.114801 0.114801 2.845520 Toko (X 3 )

X 3.3 <- Tata Letak 0.373189 0.371845 0.135622 0.135622 2.751689 Toko (X 3 )

X 3.4 <- Tata Letak 0.232089 0.227246 0.103038 0.103038 2.252469 Toko (X 3 )

X 4.2 <- Pajangan 0.346570 0.336842 0.092404 0.092404 3.750612 Dalam Toko (X 4 )

X 4.3 <- Pajangan 0.378644 0.377653 0.091335 0.091335 4.145672 Dalam Toko (X 4 )

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012

X 4.4 <- Pajangan

Dalam Toko (X 4 )

X 4.5 <- Pajangan

Dalam Toko (X 4 )

X 4.6 <- Pajangan

Dalam Toko (X 4 ) Y 1.1 <- Keputusan

Pembelian (Y) Y 1.2 <- Keputusan

Pembelian (Y) Y 1.4 <- Keputusan

Pembelian (Y) Y 1.5 <- Keputusan

Pembelian (Y) Z 1.1 <- Emosi (Z) 0.526599 0.515154

Z 1.2 <- Emosi (Z) 0.468888 0.470043

Z 1.3 <- Emosi (Z) 0.220136 0.230421

b) Uji Validitas Determinan

besar dari korelasi diantara sesama variabel laten. Untuk mengetahui hasil uji validitas

Suatu indikator dianggap memenuhi

diskriminan pada penelitian PLS second

validitas konvergen jika akar dari AVE lebih

order ini, dapat dilihat dari tabel berikut Tabel 7. Validitas Diskriminan

Variabel AVE Akar AVE Keterangan

Bagian Luar Toko (X 1 )

0.399994 0.632451 Valid

Bagian Umum Dalam Toko (X 2 )

0.474906 0.689134 Valid

Tata Letak Toko (X 3 )

0.470135 0.685664 Valid

Pajangan Dalam Toko (X 4 )

0.435331 0.659796 Valid

Struktur Keputusan Pembelian (Y)

0.750221 Valid

Emosi (Z)

0.623938 0.789897 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas independen dengan variabel lainnya. Artinya: diskriminan pada Tabel 7, dapat diketahui indikator-indikator Variabel Bagian Luar Toko

bahwa akar AVE masing-masing variabel (X 1 ), Bagian Umum Dalam Toko (X 2 ), Tata lebih besar dari 0.5, sehingga dapat Letak Toko (X 3 ), Pajangan Dalam Toko (X 4 ),

disimpulkan bahwa variabel yang digunakan Struktur Keputusan Pembelian (Y) dan Emosi pada penelitian ini valid.dari seluruh variabel (Z), masih memiliki nilai pengukuran yang yang dianalisis lebih besar dari nilai korelasi konvergen, sehingga cocok digunakan dalam tertinggi antar masing-masing variabel mengukur konstrak/variabel Bagian Luar Toko

(X 1 ), Bagian Umum Dalam Toko (X 2 ), Tata

c) Reliabilitas Komposit

Letak Toko (X 3 ), Pajangan Dalam Toko (X 4 ),

Hasil pengujian ulang setelah indikator Struktur Keputusan Pembelian (Y) dan Emosi yang tidak memenuhi uji reliabilitas komposit (Z), dengan kata lain indikator-indikator dihilangkan dari model penelitian dapat dilihat tersebut memiliki validitas konvergen yang

pada Tabel 8 berikut.

tinggi.

Tabel 8. Hasil Pengujian Ulang Reliabilitas Komposit

Keterangan Variabel

Composite

Reliability

Bagian Luar Toko (X 1 ) 0.722331 Reliabilitas tinggi

Reliabilitas sangat tinggi Tata Letak Toko (X 3 ) 0.777138 Reliabilitas tinggi Pajangan Dalam Toko (X 4 ) 0.791509 Reliabilitas tinggi Struktur Keputusan Pembelian (Y) 0.836642

Bagian Umum Dalam Toko (X 2 ) 0.877578

Reliabilitas tinggi Emosi (Z)

Reliabilitas tinggi

Berdasarkan hasil pengujian pengujian dependen, Stone-Geisser Q-Square test ulang reliabilitas komposit pada Tabel 8, dapat untuk predictive relevance dan uji t serta diketahui bahwa seluruh variabel yang signifikansi dari koefisien parameter jalur digunakan pada penelitian ini memiliki ukuran strukturalnya yang didapat lewat prosedur reliabilitas komposit yang lebih besar dari bootstraping (Ghozali, 2008). Dalam menilai

0.70. Artinya, Indikator-indikator dari Bagian model dengan PLS, dimulai dengan melihat Luar Toko (X 1 ), Bagian Dalam Toko (X 2 ), R-square untuk setiap variabel laten Tata Letak Toko (X 3 ), Pajangan Dalam Toko dependen. Perubahan nilai R-square dapat

(X 4 ), Emosi (Z), dan Struktur Keputusan digunakan untuk menilai pengaruh variabel Pembelian (Y) benar-benar saling memperkuat laten independen tertentu terhadap variabel variabel latennya atau benar-benar mampu laten dependen apakah mempunyai pengaruh mengukur variabel latennya.

yang substantif. Hasil nilai R-square untuk konstruk atau variabel dependen yang

Inner Model (Model Struktural)

diperoleh dari pengolahan PLS ditampilkan Pengujian inner model atau penilaian pada Tabel 9. terhadap model struktural dilakukan untuk

melihat hubungan antar konstruk, nilai signifikansi, dan R-square dari model penelitian. Model struktural dievaluasi menggunakan R-square untuk konstruk

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 76

Tabel 9. Nilai R-square

Variabel R Square

Bagian Luar Toko (X 1 ) Bagian Umum Dalam Toko (X 2 ) Tata Letak Toko (X 3 ) Pajangan Dalam Toko (X 4 )

Struktur Keputusan Pembelian (Y)

Emosi (Z)

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui Nilai Q-Square lebih besar 0 (nol) bahwa R-square pada variabel Bagian dalam

menunjukkan bahwa model mempunyai

predictive relevance, sedangkan nilai Q- Letak Toko (X 3 ), Pajangan Dalam Toko

Toko (X 1 ), Bagian Dalam Toko (X 2 ), Tata

Square kurang dari 0 (nol) menunjukkan (X4), merupakan variabel independen yang

bahwa model kurang memiliki predictive memberikan pengaruh terhadap Emosi (Z). 2 relevance. Besaran Q memiliki nilai

Selain itu variabel Emosi (Z), merupakan 2 dengan rentang 0 < Q < 1, di mana variabel independen yang memberikan

semakin mendekati 1 berarti model semakin pengaruh terhadap Struktur Keputusan

baik. Nilai Q-Square dapat diperoleh Pembelian (Y). Berarti variabel Emosi (Z)

melalui rumus:

mempunyai pengaruh dengan kekuatan

1 ) (1 – R 2 ) ... prediksi dari keseluruhan model sebesar

2 2 Q 2 = 1 – (1 – R

(1 – R 2

0.317273 atau 31.72%, sedangkan 68.28% dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel

Berdasarkan rumus tersebut maka yang tidak terdapat dalam model persamaan.

nilai Q-Square pada penelitian ini adalah: Variabel Struktur Keputusan Pembelian (Y)

Q 2 = 1 – (1 – 0.101012) (1 – mempunyai pengaruh dengan kekuatan

prediksi dari keseluruhan model sebesar 0.101012 atau 10.10%, sedangkan 89.90%

= 0.386237 dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel

Hasil Q-Square dari SmartPLS diatas yang tidak terdapat dalam model persamaan.

untuk Bagian Luar Toko (X 1 ), Bagian Q-Square test untuk predictive

Dalam Toko (X 2 ), Tata Letak Toko (X 3 ), relevance mengukur seberapa baik nilai

Pajangan Dalam Toko (X 4 ) merupakan observasi dihasilkan oleh model dan juga

variabel independen yang memberikan estimasi parameternya (Ghozali, 2008).

pengaruh terhadap Struktur Keputusan

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 78

Pembelian (Y) melalui variabel Emosi (Z) bahwa terdapat pengaruh yang bermakna sebesar 0.386237, dan menunjukkan bahwa

antara variabel laten (Ghozali, 2008). Untuk model dengan laten variabel keputusan

menguji hipotesis yang diajukan, dapat pembelian mempunyai predictive

dilihat besarnya nilai t-statistik. Batas untuk relevance, karena mempunyai nilai yang

menolak dan menerima hipotesis yang lebih besar dari nol, yang berarti model

diajukan adalah :

semakin baik dan layak untuk dipergunakan

dalam prediksi.

(5%/2) (1%/2) t (10%/2)

Pengujian dilakukan dengan t-test, yaitu

2.626 1.660 nilai t statistik atau t hitung dibandingkan

dengan nilai t tabel. Bilamana hasil Dimana apabila nilai t berada pada rentang pengujian hipotesis pada outer model

nilai –t tabel dan +t tabel maka hipotesis signifikan, hal ini menunjukkan bahwa

akan ditolak atau dengan kata lain indikator dipandang dapat digunakan sebagai

menerima hipotesis nol (Ho). Hubungan instrument pengukur variabel laten,

antara variabel sekaligus hasil pengujiannya sedangkan bilamana hasil pengujian pada

disajikan pada Gambar 3 dan Tabel 10. inner model adalah signifikan, akan diartikan

Gambar 3. Model Struktural PLS Second Order

Tabel 10 menunjukkan bahwa koefisien hubungan variabel memiliki nilai t hitung setiap hubungan bernilai positif, dan t hitung

yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel yang diperoleh untuk masing-masing

sebesar 1,984 (signifikan pada 0,05).

Tabel 10. Hasil Pengujian Hipotesis t

Statistics Sample

Ket. |O/STER (O)

(STDEV) (STERR)

R|

Bagian Luar Toko (X 1 ) -> 0.237267 0.247151 0.074572 0.074572 3.181714 Sign. Emosi (Z) Bagian Luar Toko (X 1 ) ->

Tidak Keputusan

Sign. Pembelian

(Y) Bagian Umum Dalam

Tidak

Toko (X 2 ) -> Sign. Emosi (Z) Bagian Umum Dalam Toko (X 2 ) ->

Tidak

Keputusan Sign. Pembelian (Y) Tata Letak Toko (X 3 ) -> 0.267902 0.249930 0.115626 0.115626 2.316966 Sign. Emosi (Z) Tata Letak Toko (X 3 ) ->

Tidak Keputusan

Sign. Pembelian

(Y) Pajangan Dalam Toko

0.238050 0.229789 0.114374 0.114374 2.081318 Sign. (X 4 ) -> Emosi

(Z) Pajangan Dalam Toko (X 4 ) ->

Tidak

Keputusan Sign. Pembelian (Y) Emosi (Z) -> Keputusan

0.317825 0.335639 0.155685 0.155685 2.041462 Sign. Pembelian

(Y)

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 80

Penjabaran dari hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a) H 1 : Bagian Luar Toko memiliki umum dalam toko terhadap emosi pengaruh terhadap Emosi.

pengunjung.

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan

c) H 3 : Tata Letak Toko memiliki pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa

pengaruh terhadap Emosi. bagian luar toko berpengaruh positif

Tabel 10 menunjukkan tata letak toko dan signifikan terhadap emosi, dengan

berpengaruh positif dan signifikan nilai koefisien sebesar 0,2373 dan t

terhadap emosi, dengan nilai koefisien statistik > t tabel (3,1817 > 1,984). Hal

sebesar 0,2838 dan t statistik > t tabel ini menunjukkan bahwa apabila

(2.3170 > 1,984). Hal ini menunjukkan semakin baik suasana bagian luar toko,

bahwa apabila semakin baik tata letak emosi pengunjung akan meningkat.

toko, emosi pengunjung akan Dengan demikian hipotesis bagian luar

meningkat. Dengan demikian hipotesis toko memiliki pengaruh terhadap

tata letak toko memiliki pengaruh emosi dapat diterima.

terhadap emosi dapat diterima.

b) H 2 : Bagian Umum Dalam Toko

d) H 4 : Pajangan Dalam Toko memiliki memiliki pengaruh terhadap

pengaruh terhadap Emosi. Emosi.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui

Tabel 60, dapat diketahui bahwa bahwa kualitas pelayanan berpengaruh

pajangan dalam toko berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

positif dan signifikan terhadap emosi, emosi, dengan nilai koefisien sebesar

dengan nilai koefisien sebesar 0,2380 0.0472 dan t statistik < t tabel (0.3273

dan t statistik > t tabel (2,0813 > 1,984). < 1,984). Hal ini menunjukkan bahwa

Hal ini menunjukkan bahwa apabila apabila suasana pada bagian umum

semakin baik pajangan dalam toko, dalam toko ditingkatkan, emosi akan

emosi pengunjung juga akan meningkat. meningkat. Akan tetapi, hipotesis yang

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa bagian umum

menyatakan pajangan dalam toko dalam toko memiliki pengaruh

memiliki pengaruh terhadap emosi terhadap emosi ditolak. Dapat

dapat diterima.

disimpulkan bahwa tidak terdapat

e) H 5 : Emosi memiliki pengaruh terhadap pengaruh yang signifikan antara bagian

Struktur Keputusan Pembelian

Berdasarkan Tabel 60, dapat diketahui luar toko dibentuk, hal itu akan dapat bahwa emosi berpengaruh positif dan

meningkatkan emosi pengunjung. Hal ini signifikan terhadap keputusan

sesuai dengan penelitian Ward, Bitner, pembelian, dengan nilai koefisien

and Barnes (1992), Edwards and sebesar 0,3178 dan t statistik > t tabel

Shackley (1992), dan Pinto and Leonidas (2,0141 > 1,984). Hal ini menunjukkan

(1994) yang dikutip oleh Turley and bahwa apabila emosi pengunjung

Milliman (2000), bahwa variabel bagian meningkat, keputusan pembelian akan

luar toko memiliki pengaruh pada meningkat. Dengan demikian hipotesis

perilaku konsumen retail. Kombinasi emosi memiliki pengaruh terhadap

bagian luar toko dapat membuat bagian struktur keputusan pembelian dapat

luar toko menjadi menarik, unik dan diterima.

menonjol dan mengundang orang tersebut untuk masuk ke dalam. Semakin

KESIMPULAN

menarik dan baik penataan bagian luar

1. Setelah dilakukan pengujian validitas toko akan dapat meningkatkan emosi

konvergen dari model pengukuran pada pengunjung agar masuk ke dalam toko first order dengan indikator refleksif

dan berbelanja.

dihitung dengan bantuan software

2. Temuan dari hipotesis adanya pengaruh SmartPLS, ditemukan ada beberapa

yang signifikan antara bagian umum indikator yang tidak valid sehingga perlu

dalam toko terhadap emosi tidak terbukti dihilangkan (didrop) dari model

pada penelitian ini. Setelah penelitian. Indikator tersebut antara lain

menghilangkan elemen yang tidak valid, bagian depan toko, pintu masuk toko,

seperti pemilihan corak lantai toko, keunikan toko, lingkungan sekitar toko,

jumlah kasir yang tersedia, dan dan tingkat kemacetan. Indikator dari

kebersihan toko ternyata hanya memiliki bagian luar toko yang valid, seperti

pengaruh positif yang sangat kecil. papan nama toko, luas bangunan, toko

Sehingga dapat disimpulkan bahwa disekitar, dan tempat parkir toko tersebut

bagian umum dalam toko yang meliputi di analisis dengan menggunakan model

pemilihan warna, pencahayaan, struktural pada second order yang mana

pengaturan musik, pemberian aroma, ditemukan bahwa suasana pada bagian

pengaturan temperatur suhu udara, jarak luar toko memiliki pengaruh positif dan

antara rak barang, pengaturan rak, dan signifikan terhadap emosi pengunjung

fasilitas teknologi modern tidak memiliki toko. Semakin baik suasana pada bagian

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 82

pengaruh yang signifikan. Hal ini harus mengungkapkan tanggapan- berbeda dengan temuan dari Liu and

tanggapan emosional sebagai efek utama Jang (2009), bahwa elemen bagian

yang signifikan dari tata letak pada dalam restoran menjadi kontributor yang

perilaku. Penelitian ini menunjukkan signifikan untuk emosi positif, yang

bahwa apa yang merupakan tata letak merupakan faktor yang paling

yang efektif mungkin berbeda dari berpengaruh terhadap kesenangan dan

layanan ke layanan, tergantung pada gairah, sedangkan hubungan suasana

kebutuhan emosional pelanggan yang pada bagian dalam restoran dengan

mendasari.

emosi negatif adalah tidak signifikan.

4. Penataan pajangan interior sangat

3. Berdasarkan hasil uji analisis, terbukti menentukan bagi suasana toko karena adanya pengaruh yang positif dan

dapat memberikan informasi kepada signifikan antara variabel tata letak toko

konsumen. Tujuan utamanya adalah terhadap emosi. Tata letak toko juga

untuk meningkatkan penjualan dan laba dapat mempengaruhi pengunjung dalam

bagi toko. Setelah dilakukan pengujian keputusan pembeliannya bila

validitas konvergen dari model pengunjung tersebut merasa senang dan

pengukuran pada first order, ditemukan nyaman. Penataan letak toko yang baik

ada beberapa indikator yang tidak valid dengan memberi kemudahan pada

sehingga perlu dihilangkan (didrop) dari pengunjung yang ingin berbelanja dapat

model penelitian. Indikator yang tidak meningkatkan emosi positif. Pengunjung

valid tersebut adalah display campuran akan merasa nyaman bila tidak perlu

dan brosur informasi produk. Indikator berdesak-desakan saat berbelanja di

dari bagian luar toko yang valid, seperti Hypermart atau menemukan barang

display bertema, yang dicari dengan mudah. Kesimpulan

penataan

pengelompokan display, rak dan tempat ini selaras dengan penemuan Ang et al

pajangan, poster, dan tanda petunjuk (1997) mengenai tata letak dapat

tersebut di analisis dengan menggunakan mempengaruhi perilaku konsumen ke

model struktural pada second order yang arah yang sama melalui kesenangan dan

mana ditemukan bahwa suasana toko gairah. Alasannya adalah bahwa jika

dari pajangan dalam toko memiliki respons emosional menjadi mediator dari

pengaruh positif dan signifikan terhadap efek tata letak pada perilaku, mereka

emosi pengunjung toko. Semakin baik pertama-tama harus dipengaruhi oleh

dan menarik penataan pajangan dalam tata letak. Masing-masing faktor emosi

toko dibentuk, hal itu akan dapat

meningkatkan emosi pengunjung. Saran

Kesimpulan ini menguatkan pernyataan

1. Penelitian ini masih memungkinkan Ang et al (1997) yang mengemukakan untuk dikembangkan dalam menguji bahwa pajangan yang lebih baik dan ulang model penelitian dengan menarik akan menyebabkan kesenangan menambah variabel baru, seperti tenaga dan gairah yang lebih besar, yang pada penjualan (salesperson). gilirannya akan mempengaruhi perilaku

2. Penelitian mendatang diharapkan pendekatan penghindaran. mampu mengembangkan konseptual dan

5. Pengujian hipotesis membuktikan permodelan kajian ini pada objek-objek adanya pengaruh yang positif dan kajian penelitian yang lebih luas dengan signifikan antara variabel emosi terhadap tetap pada skema perilaku konsumen di struktur keputusan pembelian. Emosi bidang atau industri retail yang lain. seseorang atau kondisi psikologis pada Dengan demikian, dapat diperoleh saat pembelian dapat memiliki dampak perbandingan mengenai hasil-hasil dari besar pada apa yang akan dia beli atau usaha penciptaan suasana (atmosphere) bagaimana ia menilai pembeliannya. yang baik dari berbagai variabel. Seseorang dapat menikmati atau tidak

3. Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat menikmati sebuah situasi, dan mereka memperluas cakupan penelitian terkait bisa merasakan distimulasi atau tidak. implementasi Suasana Toko (Store Temuan ini mendukung pernyataan Peter Atmosphere), misalnya berdasarkan dan Olson (1999) yang menyimpulkan sejumlah perusahaan retail sejenis yang bahwa kesenangan dan gairah menerapkan implementasi yang sama. mempengaruhi status konsumen dalam

4. Penelitian selanjutnya juga dapat lebih kegembiraan berbelanja di dalam toko, memfokuskan cakupan mengenai waktu yang digunakan untuk melihat- implementasi suasana toko, misalnya lihat dan mendalami apa yang lebih memfokuskan pada emosi ditawarkan sebuah toko, keinginan untuk sebagai perantara yang mempengaruhi berbicara dengan para pramuniaga, pajangan dalam toko (point of keinginan untuk membelanjakan lebih purchase) terhadap perilaku berbelanja. banyak lagi uang dari apa yang

5. Hypermart Malang Town Square Kota direncanakan, dan kecenderungan untuk Malang harus mampu mempertahankan kembali ke toko tersebut. dan meningkatkan penciptaan suasana

yang nyaman dan menyenang-kan

Profit Volume 6 No. 1 Tahun 2012 84

dengan berbagai usaha. Selain itu, kurang banyak menggali secara detail penataan bagian luar toko, bagian umum

tentang implementasi model Stimulus- dalam toko, tata letak toko, dan pajangan

Organism-Response (S-O-R) dalam toko harus makin ditingkatkan

Mehrabian-Russel ini.

agar dapat menjadi faktor pendukung

3. Pada saat pengisian kuesioner, dan menstimulasi pada terbentuknya

responden kurang bisa dipantau secara emosi positif pengunjung, yang tentunya

keseluruhan, sehingga kemungkinan akan berpengaruh pada keputusan

bias terjadi kesalahan dalam pembelian mereka.

menginterpretasi pertanyaan yang disediakan.

4. Pada penelitian ini, peneliti hanya

Keterbatasan Penelitian

menggunakan responden yang berusia

1. Penelitian ini terbatas atau terfokus muda dengan jangkauan umur 16-30 pada satu perusahaan retail yaitu

tahun, sehingga kemungkinan tidak Hypermart Malang Town Square Kota

mewakili seluruh populasi pengunjung Malang, sehingga hasil penelitian

Hypermart Malang Town Square yang mungkin tidak dapat digeneralisasi

berasal dari segala umur dan kalangan. pada perusahaan-perusahaan lain yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

2. Penelitian ini hanya melakukan pengujian dan kajian terbatas pada 3

Ang, Swee Hoon, Siew Meng Leong and (tiga) konstruk penelitian terkait

Joseph Lim. 1996. The Mediating implementasi model Mehrabian-Russel

Influence of Pleasure and Arousal (M-R) environmental psychology, yaitu :

on Layout and Signage Effects. stimulasi lingkungan (environmental

Journal of Retailing and Consumer stimuli) yang dalam penelitian ini berupa

Service Vol. 4 : 13-24. Elsevier suasana toko, perasaan emosi, dan

Science Inc.

perilaku konsumen berupa keputusan Assael, Henry. 1992. Consumer Behavior pembelian. Kajian ini belum dilengkapi and Marketing Action. Fourth dengan variabel lain yang lebih fokus Edition. Boston: PWS-KENT Pub. lagi, seperti variabel kinerja tenaga

penjualan (salesperson) pada suasana Berman, Barry and Joel R. Evans. 2010. toko, persepsi konsumen pada perilaku

Retail Management: a Strategic konsumen, dan lain-lain, sehingga

Approach. Eleventh Edition. New Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-asas Jersey: Pearson – Prentice Hall.

Penelitian Behavioral. Alih Bahasa: Landung R. Simatupang.

Billings, Wendy L. 1990. Effect of Store Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Atmosphere on Shopping Behavior.

Mada University Press.

Senior Honors Research Project Illinois Wesleyan University Kotler, Philip. 2002. Manajemen (IWU).

Pemasaran. Alih bahasa: Hendra http://digitalcommons.iwu.edu/busa

Teguh, Ronny A Rusli dan dmin honproj/16.

Benjamin Molan. Jilid 1. Edisi Milenium. Jakarta: PT.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suasana Toko Terhadap Emosi Konsumen Dan Dampaknya Pada Perilaku Pembelian (Studi pada Pembelian Kain di Toko TekstileAnugrah Jaya Salaman).

0 3 14

Pengaruh Suasana Toko Terhadap Emosi Konsumen Dan Dampaknya Pada Perilaku Pembelian Pengaruh Suasana Toko Terhadap Emosi Konsumen Dan Dampaknya Pada Perilaku Pembelian (Studi pada Pembelian Kain di Toko Tekstile Anugrah Jaya Salaman).

0 2 14

PENDAHULUAN Pengaruh Suasana Toko Terhadap Emosi Konsumen Dan Dampaknya Pada Perilaku Pembelian (Studi pada Pembelian Kain di Toko Tekstile Anugrah Jaya Salaman).

0 3 11

BAB III Pengaruh Suasana Toko Terhadap Emosi Konsumen Dan Dampaknya Pada Perilaku Pembelian (Studi pada Pembelian Kain di Toko Tekstile Anugrah Jaya Salaman).

0 2 15

PENUTUP Pengaruh Suasana Toko Terhadap Emosi Konsumen Dan Dampaknya Pada Perilaku Pembelian (Studi pada Pembelian Kain di Toko Tekstile Anugrah Jaya Salaman).

0 4 47

PENGARUH STORE ATMOSPHERE (SUASANA TOKO) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA TOKO BUKU GRAMEDIA PADANG.

0 0 16

PENGARUH SUASANA TOKO DAN CITRA TOKO TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA TOKO BUKU RAMEDIA DI KOTA PALU

0 0 10

STORE ATMOSPHERE DALAM MENCIPTAKAN EMOSI dan PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survey pada Pengunjung Alfamart, Jalan Soekarno Hatta, Ruko Center Point, Kota Malang)

0 0 9

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA dan ATMOSFIR TOKO (SUASANA TOKO) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN - Unika Repository

0 0 14

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA dan ATMOSFIR TOKO (SUASANA TOKO) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN - Unika Repository

0 0 19