KEPATUHAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA SEBAGAI MEDIATOR PENGARUH IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP KECENDERUNGAN MENGALAMI KECELAKAAN KERJA

KEPATUHAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA SEBAGAI

  Banyaknya kasus kecelakaan yang antara anteseden yang masuk akal, persepsi ada di Indonesia, sektor kerja bagian pekerja mengenai resioko cedera cenderung produksi terbilang cukup rentan terjadinya mempengaruhi terjadinya cedera dalam kecelakaan kerja. Kecelakaan industri tempat kerja (Zhou, Fang, & Wang, 2007). adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di Persepsi terhadap resiko dapat berbeda- tempat kerja khususnya di lingkungan beda satu sama lain dan dikenal sebagai industri. Kecenderungan seseorang p e r t a n d a p e n t i n g u n t u k t i n d a k a n mengalami kecelakaan pada saat bekerja pencegahan (Huang,Chen, DeArmond, sangat dipengaruhi oleh faktor individu dan Cigularov & Chen, 2007). juga lingkungan tempat kerjanya. Pekerja Synder, dkk (2008) menjelaskan yang selalu berperilaku aman dengan bahwa iklim keselamatan adalah persepsi mematuhi peraturan keselamatan yang ada pekerja terhadap praktek keselamatan, yaitu dengan menggunakan fasilitas Alat peraturan, dan prosedur sehingga mereka Perlindungan Diri (APD) cenderung lebih bertindak aman dalam lingkungan kerja rendah untuk mengalami kecelakaan kerja, dikaitkan dengan prioritas-perioritas begitu juga dengan karyawan yang bekerja lainnya seperti produktivitas. Iklim di tempat kerja yang mempunyai iklim keselamatan yang positif menandakan keselamatan kerja yang baik. bahwa organisasi menghargai pekerjanya

  Keselamatan kerja masih menjadi s e r t a m e n y o k o n g k e s e h a t a n d a n pusat perhatian dan penelitian-penelitian kesejahteraan pekerja. Hoffman dan Stetzer mengenai keselamatan kerja terus berlanjut (dalam Griffin dan Neal, 2004) iklim untuk menemukan anteseden yang keselamatan memiliki pengaruh langsung memungkinkan terjadinya perilaku terhadap peningkatan perilaku keselamatan keselamatan dalam rangka meningkatkan dan penurunan angka kecelakaan dalam intervensi yang tepat (Beach, 1980). Di kerja. Salah satu komponen dari perilaku

  

Abstract

This study aims to determine the role of compliance with safety regulations as mediators

of the effect of safety climate on the tendency of employees injured at work in the

production department . Subjects in this study amounted to 95 employees working on the

production of PT . Dantosan Precon Perkasa . Collecting data in this study using three

kinds of scales that safety climate scale , the scale of salvation regulatory compliance

work and scale prone to accidents. Regression analysis showed that regulatory

compliance is not acting as memediatori between climate variables with a tendency to

experience salvation job accidents. There was a significant relationship between

regulatory compliance and safety climate together with the tendency had an accident

with sigfikansi value of 0.000 p = < 0.01 and F = 19.391 . Variable regulatory

compliance and safety climate variability can explain the tendency of 28.1 % of injured

at work , while the remaining 71.9 % is explained by other variables .

  Keywords: safety climate , safety and regulatory compliance prone to accidents at work

  MEDIATOR PENGARUH IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP KECENDERUNGAN MENGALAMI KECELAKAAN KERJA Rini Eka Sari

  Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

  Email: riniekasari_stipsi@yahoo.com k e s e l a m a t a n a d a l a h k e p a t u h a n bekerja sangat dipengaruhi oleh faktor keselamatan, yaitu aktivitas yang harus individu dan juga lingkungan tempat dilakukan seseorang untuk menjaga kerjanya. Pekerja yang selalu berperilaku keselamatan dalam tempat kerja. Perilaku aman dengan mematuhi peraturan ini mengikuti pada prosedur standar kerja keselamatan yang ada yaitu dengan dan pemakaian perlengkapan pelindung diri menggunakan fasilitas Alat Perlindungan (Borman dan Motowidlo, dalam Griffin & Diri (APD) cenderung lebih rendah untuk Neal, 2004). Kepatuhan terhadap peraturan mengalami kecelakaan kerja, begitu juga keselamatan akan semakin meningkat dengan karyawan yang bekerja di tempat apabila karyawan mempersepsi bahwa kerja yang mempunyai iklim keselamatan iklim keselamatan kerja yang dirasakan kerja yang baik. Synder, dkk (2008) sangat mendukung, dimana semakin positif menjelaskan bahwa iklim keselamatan p e r s e p s i s u b j e k t e r h a d a p p r a k t e k adalah persepsi pekerja terhadap praktek keselamatan atasan, semakin tinggi keselamatan, peraturan, dan prosedur kepatuhan subjek terhadap peraturan sehingga mereka bertindak aman dalam keselamatan, khususnya penggunaan alat lingkungan kerja dikaitkan dengan pelindung diri (APD). prioritas-perioritas lainnya seperti

  Hasil penelitian Dejoy, dkk. (dalam produktivitas. Iklim keselamatan yang Neal & Griffin, 2004) di tempat pelayanan positif menandakan bahwa organisasi kesehatan menunjukkan bahwa iklim menghargai pekerjanya serta menyokong keselamatan merupakan faktor penguat kesehatan dan kesejahteraan pekerja. d a l a m l i n g k u n g a n k e r j a d e n g a n Hoffman dan Stetzer (dalam Griffin m e n i n g k a t k a n k e p a t u h a n t e r h a d a p dan Neal, 2004) menyatakan bahwa iklim peralatan perlindungan pribadi. Hasil keselamatan memiliki pengaruh langsung penelitian ini juga mendukung penelitian terhadap peningkatan perilaku keselamatan McGovern, dkk. (dalam Neal & Griffin, dan penurunan angka kecelakaan dalam 2004) yang menemukan bahwa iklim kerja. Salah satu komponen dari perilaku k e s e l a m a t a n d a p a t m e m p e n g a r u h i keselamatan adalah kepatuhan keselamatan, kepatuhan terhadap peraturan keselamatan. yaitu aktivitas yang harus dilakukan

  Catatan sebelumnya menyebutkan seseorang untuk menjaga keselamatan penyebab terbesar kecelakaan kerja adalah dalam tempat kerja. Perilaku ini mengikuti ketidakpatuhan pekerja terhadap peraturan pada prosedur standar kerja dan pemakaian keselamatan, seperti tidak mengikuti perlengkapan pelindung diri (Borman dan p r o s e d u r k e s e l a m a t a n d a n t i d a k Motowidlo, dalam Griffin dan Neal, 2004). mengenakan alat pelindung diri. Oleh Kepatuhan terhadap peraturan keselamatan karena itu sangat penting mematuhi akan semakin meningkat apabila karyawan peraturan keselamatan kerja untuk mempersepsi bahwa iklim keselamatan mengurangi terjadinya kecelakaan dan kerja yang dirasakan sangat mendukung, cedera kerja. Namun tidak semua pekerja dimana semakin positif persepsi subjek dan tidak semudah itu bisa mematuhi terhadap praktek keselamatan atasan, peraturan, dalam suatu penelitian, semakin tinggi kepatuhan subjek terhadap kepatuhan terhadap aturan ini dipengaruhi peraturan keselamatan, khususnya oleh tingkat pengetahuan, pengalaman penggunaan alat pelindung diri (APD). kerja, keterampilan dan juga motivasi, Hasil penelitian Dejoy, dkk. (dalam Neal & selain itu ada faktor penting yang Griffin, 2004) di tempat pelayanan mempengaruhi kepatuhan yaitu iklim kesehatan menunjukkan bahwa iklim keselamatan (Neal dan Griffin, 2004). keselamatan merupakan faktor penguat

  Berdasarkan uraian diatas dapat d a l a m l i n g k u n g a n k e r j a d e n g a n disimpulkan bahwa kecenderungan m e n i n g k a t k a n k e p a t u h a n t e r h a d a p seseorang mengalami kecelakaan pada saat peralatan perlindungan pribadi. Hasil Rini Eka Sari

  V a r ia b e l R B e t a t P P er sa m a a n 1 M e d ia t o r : K e p a tu h a n I k lim k e s e la m a t a n 0 , 4 3

  • 0 , 4 3
  • 4 ,6 7
  • 0 , 0 0 P er sa m a a a n
  • >
  • 0 , 0 0 P er sa m a a n 3 V a r ia be l d e p e n d e n: k e c e nd e r u n g a n m e n g a la m i k e c e la k a a n I k lim k e s e la m a t a n K e p a tu h a n t e r h a d a p p e r at u r a n 0 , 5 4
  • >
  • 0 , 5 3
  • 6 ,1 2
  • 0 , 4 9
  • 0 , 0 0 0 , 2 8
  • >
  • 5 ,0 4
  • 0 , 1 0
  • 1 ,0 7

  9

  8

  5

  1

  5

  8

  6

  6

  0 , 5 3

  2 V a r ia be l d e p e n d e n: k e c e nd e r u n g a n m e n g a la m i k e c e la k a a n I k lim k e s e la m a t a n

  4

  6

  6

  M e t o d e a n a l i s i s d a t a y a n g digunakan dalam penelitian ini adalah

  McGovern, dkk. (dalam Neal & Griffin, analisis regresi dengan menggunakan 2004) yang menemukan bahwa iklim langkah-langkah yang disarankan oleh k e s e l a m a t a n d a p a t m e m p e n g a r u h i Baron dan Kenny (1986). Analisis data kepatuhan terhadap peraturan keselamatan. dilakukan dengan menggunakan Program

  Metode pengumpulan data yang keseluruhan digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah: (1) S k a l a K e c e n d e r u n g a n m e n g a l a m i kecelakaan Kerja, yang terdiri dari 29 aitem yang meliputi aspek, kognitif, emosi, perilaku dan sosial; (2) Skala Iklim Keselamatan, terdiri atas 38 aitem yang meliputi enam dimensi iklim keselamatan, yaitu praktek keselamatan manajemen, praktek keselamatan atasan, sikap keselamatan, pelatihan keselamatan, keselamatan kerja, dan praktek keselamatan rekan kerja; (3) Skala Kepatuhan terdiri atas 22 aitem yang meliputi 2 aspek yaitu kepatuhan umum dan kepatuhan terhadap APD (alat pelindung diri).

  karyawan PT. Dantosan Precon yang bekerja dibagian produksi, jumlah subjek Tabel 1. Seri Model mediator kepatuhan dalam penelitian ini sebanyak 95 orang. terhadap peraturan secara

  b. Analisis uji regresi kedua

  Subjek dalam penelitian ini adalah

  METODE PENELITIAN diperoleh adalah M = 0,436 K

  Positif terhadap kecenderungan analisis tersebut menunjukkan bahwa iklim mengalami kecelakaan kerja melalui keselamatan kerja berpengaruh positif mediator kepatuhan terhadap peraturan terhadap kepatuhan karena nilai signifikansi keselamatan kerja. yang diperoleh sebesar 0.000 p = < 0,001 dengan F= 21,845. Persamaan regresi yang

  

2. Iklim keselamatan kerja berpengaruh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil

  positif terhadap Kepatuhan terhadap terhadap peraturan dijelaskan oleh variabel Peraturan Keselamatan kerja. iklim keselamatan dan 81% dijelaskan oleh

  

1. Iklim keselamatan kerja berpengaruh menunjukkan 19% variabilitas kepatuhan

  bagian produksi) yang dikarenakan Analisis pengujian regresi yang kurangnya kepatuhan pekerja terhadap pertama yaitu hubungan antara iklim peraturan keselamatan yang berlaku keselamatan kerja dengan kepatuhan diperusahaannya. t e r h a d a p p e r a t u r a n k e s e l a m a t a n

  a. Analisis uji regresi pertama

  peraturan keselamatan kerja dan kaitannya Untuk menguji hipotesis model dengan kecenderungan mengalami mediasional (Baron dan Kenny, 1986) kecelakaan kerja, mengingat banyaknya dalam penelitian ini, digunakan seri model kasus kematian, kecelakaan dan cedera regresi sebagai berikut: akibat pekerjaan (terutama pada karyawan

  HASIL

  Penelitian ini ingin menggali lebih SPSS 16.0 for windows d a l a m m e n g e n a i h u b u n g a n i k l i m keselamatan dan kepatuhan terhadap

  3 KEPATUHAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA SEBAGAI MEDIATOR PENGARUH IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP KECENDERUNGAN MENGALAMI KECELAKAAN KERJA

  • 0,25
  • 2,57
  • 0,01
  • 0,00 Persamaan 3 Variabel dependen: kecenderung an mengalami kecelakaan Iklim keselamatan Kepatuhan
    • 0,53
    • 6,12

  0,53

  4

  5

  8

  6

  8

  umum 0,55

  8

  6

  6

  2 Variabel dependen: kecenderung an mengalami kecelakaan Iklim keselamatan

  2 Persamaaan

  8

  8

  0,25

  Variabel R Beta t P Persamaan 1 Mediator: Kepatuhan umum Iklim keselamatan

  • 0,49
      • ,0,15

  Selanjutnya sebagai hasil tambahan untuk lebih memperdalam penelitian ini, akan dilakukan uji hipotesis model mediasional untuk masing-masing aspek dalam kepatuhan terhadap peraturan yaitu: kepatuhan umum dan kepatuhan terhadap APD.

  Suatu variabel dikatakan sebagai variabel mediator jika hubungan tidak langsung lebih besar dari hubungan Pada model mediator kepatuhan langsung (Wijaya, 2009). Besarnya u m u m , p e r s a m a a n k e - 1 d a n k e - 2 hubungan tidak langsung dapat dihitung signifikan, sedangkan pada persamaan ke-3 dengan cara 0,436 x 0,105 = 0,045, sehingga tidak signifikan, dengan demikian hipotesis didapat perbandingan sebagai berikut: ditolak. Artinya kepatuhan umum tidak hubungan langsung sebesar 0,491 lebih teruji secara signifikan sebagai mediator besar dari 0,045 yang artinya variabel i k l i m k e s e l a m a t a n k e r j a d e n g a n kepatuhan bukan merupakan variabel yang kecenderungan mengalami kecelakaan mediator tetapi variabel iklim keselamatan kerja. b e r h u b u n g a n l a n g s u n g d e n g a n kecenderungan mengalami kecelakaan kerja.

  Analisis pengujian regresi yang Tabel 2. Model mediator kepatuhan kedua diperoleh 28,1% variabilitas umum kecenderungan mengalami kecelakaan dapat dijelaskan oleh variabel iklim keselamatan dan kepatuhan, sedangkan 7 1 , 9 % v a r i a b i l i t a s k e c e n d e r u n g a n mengalami kecelakaan kerja diterangkan oleh variabel lain selain variabel iklim keselamatan dan kepatuhan. Uji signifikansi secara simultan pada persamaan regresi yang kedua ini menjelaskan bahwa secara bersama-sama variabel iklim keselamatan kerja dengan kepatuhan terhadap peraturan b e r p e n g a r u h t e r h a d a p v a r i a b e l kecenderungan mengalami kecelakaan kerja dengan nilai sigfikansi sebesar 0,000 p = < 0,01 dan F= 19,391. Sedangkan uji s i g n i f i k a n s i p a r a m e t e r i n d i v i d u a l persamaan regresi kedua diperoleh hasil bahwa iklim keselamatan berpengaruh positif terhadap kecenderungan mengalami kecelakaan hal ini terlihat dari nilai signifikansinya yaitu 0,000 p =< 0,01 sedangkan kepatuhan terhadap peraturan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan mengalami kecelakaan kerja hal ini dikarenakan nilai signifikasinya lebih kecil dari p = 0,05 yaitu 0,283.

  • 1,76
  • 0,00 0,08
    • 5,53

  1 Rini Eka Sari

  2 KEPATUHAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA SEBAGAI MEDIATOR PENGARUH IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP KECENDERUNGAN MENGALAMI KECELAKAAN KERJA

  0,48

  9 0,29

  9

  7

  terhadap APD 0,53

  8

  6

  6

  5

  Variabel R Beta t P Persamaan 1 Mediator: Kepatuhan terhadap APD Iklim keselamatan

  • 0,00 Persamaan 3 Variabel dependen: kecenderunga n mengalami kecelakaan Iklim keselamatan Kepatuhan
    • 0,53
    • 6,12

  • 0,55 0,02
  • 5,48
  • 0,00 0,77

  Hasil pengujian hipotesis dalam yang disediakan oleh pihak perusahaan

  PEMBAHASAN pada kurang memadainya alat pelidung diri

  Dalam penelitian ini, hubungan kecelakaan kerja. iklim keselamatan dengan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan terlihat

  Dari pemaparan diatas, disimpulkan menjadi dua yaitu partisipasi keselamatan bahwa iklim keselamatan kerja berpengaruh dan kepatuhan keselamatan. Iklim terhadap kepatuhan terhadap peraturan, keselamatan dapat mempengaruhi perilaku yang berarti hipotesis pertama yang atau tindakan pekerja terhadap keselamatan, diajukan dalam penelitian ini terbukti cara seseorang melakukan pekerjaan sedangkan hipotesis kedua dalam penelitian mereka dan cara mereka berinteraksi ini tidak terbukti, berdasarkan hasil analisis dengan hal-hal yang berkaitan dengan isu kepatuhan terhadap peraturan keselamatan keselamatan. Masing-masing faktor tidak berperan sebagai variabel yang tersebut dapat memiliki pengaruh langsung memediatori antara iklim keselamatan kepada hasil keselamatan, yaitu kecelakaan. dengan kecenderungan mengalami

  Pada model mediator kepatuhan bahwa variabel iklim keselamatan kerja terhadap APD, persamaan ke-1 dan mempunyai pengaruh yang signifikan persamaan ke-2 signifikan sedangkan terhadap tinggi rendahnya kepatuhan persamaan ke-3 tidak signifikan. Dengan seseorang terhadap peraturan keselamatan demikian hipotesis ditolak. Artinya yang ada, seperti dijelaskan oleh hasil kepatuhan terhadap APD tidak teruji secara penelitian Neal dan Griffin (2006) yang signifikan sebagai mediator iklim menyatakan iklim keselamatan memiliki keselamatan kerja dengan kecenderungan hubungan dengan perilaku keselamatan, mengalami kecelakaan kerja. dimana perilaku keselamatan digolongkan

  Analisis pengujian regresi yang pertama menunjukkan bahwa iklim keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap kepatuhan karena nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.000 p = < 0,001 dengan F= 21,845. Hal ini menunjukkan

  D a r i t a b e l m o d e l s u m m a r y diperoleh r² = 0,297. Artinya variabel iklim keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan dapat menerangkan v a r i a b i l i t a s s e b e s a r 2 9 , 7 % d a r i kecenderungan mengalami kecelakaan kerja sedangkan sisanya sebesar 70,3% diterangkan oleh variabel lain. Variabel- variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap kecenderungan mengalami kecelakaan kerja adalah kelelahan kerja, kebosanan kerja, stres kerja, obat-obatan terlarang dan alkohol, Berry dan Houston (1993).

  kepatuhan terhadap peraturan keselamatan berpengaruh positif pada kecenderungan mengalami kecelakaan kerja, dengan nilai korelasi r = 0,545 dan p< 0,01.

  Tabel 3. Model mediator kepatuhan penelitian ini menunjukkan bahwa secara terhadap APD bersama-sama iklim keselamatan kerja dan

  • 0,48
  • 5,27
  • 0,00 Persamaaan 2 Variabel dependen: kecenderunga n mengalami kecelakaan Iklim keselamatan 0,53

  kepada para karyawannya. Hal ini didukung mengatakan bahwa pekerja tidak dapat dengan hasil wawancara dengan subjek. memahami kompleksitas, dan kosekuensi Kebanyakan para karyawan mengatakan dari sebuah pekerjaan tanpa pendidikan dan bahwa APD yang disediakan untuk para pelatihan. Pelatihan ini meliputi pendidikan pekerja masih kurang. Hal tersebut menjadi yang sarat makna di dalam pencegahan alasan kenapa mereka tidak patuh dalam kecelakaan. Butler dan Jones dalam menggunakan APD. Sehingga, pekerja yang (Muchinsky, 1987) menyarankan di memiliki sikap keselamatan positif bisa jadi lingkungan kerja dengan bahaya tinggi tidak mematuhi peraturan keselamatan, pencegahan kecelakaan dapat terealisasi khususnya penggunaan APD. Kurangnya d e n g a n s e b a i k - b a i k n y a m e l a l u i pengawasan yang ada dari para supervisor pengurangan bahaya peralatan, dan melalui juga menyebabkan para karyawan pelatihan. Standar umum dari pelatihan cenderung malas untuk menggunakan alat keselamatan ini adalah fokus mereka pada pelindung diri yang disediakan dengan pengarahan perilaku keselamatan, bukan alasan penggunaan alat pelindung diri pencegahan pelanggaran peraturan menghambat kinerja dan membuat mereka keselamatan, dengan pelatihan sebaiknya kurang nyaman dalam berkerja. Hal lain dirahkan langsung kepada peningkatan yang menunjukkan hubungan ini adalah perilaku aman daripada pengurangan kepala supervisor jarang melakukan perilaku idak aman. inspeksi dan pengawasan kerja, sehingga S e d a n g k a n u j i s i g n i f i k a n s i para pekerja merasa kurang diperhatikan parameter individual persamaan regresi dan berperilaku aman hanya dikarenakan kedua diperoleh hasil bahwa iklim seringnya terjadi kecelakaan diantara para keselamatan berpengaruh positif terhadap teman sekerja. kecenderungan mengalami kecelakaan hal

  Berdasarkan hasil wawancara ini terlihat dari nilai signifikansinya yaitu dengan kepala Health and Safety 0,000 p =< 0,01 sedangkan kepatuhan

  

Environment, sebenarnya PT. Dantosan terhadap peraturan tidak berpengaruh

  Precon Perkasa telah melakukan usaha- terhadap kecenderungan mengalami usaha untuk meningkatkan kepatuhan kecelakaan kerja hal ini dikarenakan nilai pekerja, misalnya dengan mengadakan signifikasinya lebih kecil dari p = 0,05 yaitu pelatihan keselamtan dan sosialisasi tentang 0,283. K3. Namun, dalam pelaksanaannya pekerja H a s i l p e n e l i t i a n t e r s e b u t yang mau terlibat dalam program itu hanya menjelaskan bahwa iklim keselamatan sekitar 7% dari total pekerja. Untuk itu, b e r p e n g a r u h p o s i t i f t e r h a d a p perlu diadakan juga kegiatan untuk kecenderungan mengalami kecelakaan meningkatkan pemahaman dan kesadaran kerja pada karyawan, sehingga dapat pekerja mengenai arti penting keselamatan disimpulkan bahwa iklim keselamatan yang kerja. Salah satu cara yang bisa dilakukan dirasakan oleh karyawan akan berpengaruh adalah dengan sosialisasi mengenai pada tinggi rendahnya kecenderungan p e r a t u r a n d a n f a s i l i t a s - f a s i l i t a s kecelakaan kerja yang terjadi, karena keselamatan, misalnya ketersediaan APD, semakin positif iklim yang dirasakan oleh kepada seluruh staff dan pekerja. Dengan karyawan maka perilaku untuk bersikap adanya sosialisasi tersebut diharapkan aman akan semakin positif pula, sehingga pekerja akan memiliki pengetahuan yang akan berpengaruh pada tinggi rendahnya lebih mengenai keselamatan kerja. Sesuai kecelakaan kerja yang terjadi. Hasil hasil penelitian Riyadi (2007) tingkat penelitian tersebut juga didukung oleh hasil pengetahuan pekerja akan mempengaruhi penelitian yang dilakukan oleh Zohar tingkat kepatuhan mereka terhadap (2004) tentang pentingnya faktor struktural peraturan keselamatan. dalam meningkatkan persepsi iklim

  Bramley dan Harker (1977) keselamatan guna mengurangi tingkat Rini Eka Sari cedera. Hasil penelitian yang dilakukan oleh kecelakaan sebagai berikut, bahaya Huang, Chen, DeArmond, Cigularov, dan berkaitan dengan persepsi akan bahaya dn Chen (2007), menunjukkan bahwa kognisi akan bahaya, yang berakibat pada seseorang yang bekerja pada sebuah k e p u t u s a n u n t u k m e n g h i n d a r i perusahaan dengan iklim keselamatan yang (sikap/perilaku). Sejalan dengan hal lebih positif merasakan resiko cedera lebih tersebut, Riggio ( dalam Watson, dkk, rendah dan yang bekerja diperusahaan 2005) menggambarkan bahwa kecelakaan dengan frekuensi cedera lebih rendah terjadi diawali dengan adanya kesempatan memiliki persepsi cedera lebih rendah dan perilaku yang tidak aman. daripada yang bekerja di perusahaan dengan Dalam penelitian ini variabel frekuensi cedera lebih tinggi. kepatuhan tidak memediatori dengan

  Zohar (2002) meneliti peran iklim sempurna antara iklim keselamatan dengan keselamatan. Iklim keselamatan dianggap kecenderungan mengalami kecelakaan sebagai salah satu dimensi dari multi- kerja meskipun saat pengujian regresi kedua dimensi organisasi iklim. Iklim keselamatan yang melibatkan variabel kepatuhan mencerminkan persepsi karyawan tentang terhadap peraturan dan iklim keselamatan relatif pentingnya perilaku aman. Menurut secara bersama-sama mempunyai pengaruh Zohar (2002), persepsi terhadap iklim terhadap kecenderungan mengalami keselamatan meliputi empat faktor kecelakaan kerja dengan nilai sigfikansi dominan, yaitu: pentingnya komite sebesar 0,000 p = < 0,01 dan F= 19,391. Hal keselamatan yang dirasakan oleh karyawan, ini menunjukkan bahwa kedua variabel pentingnya pelatihan keselamatan, kerja tersebut mempunyai keterkaitan dengan kecepatan, dan status yang dirasakan oleh t i n g g i r e n d a h n y a k e c e n d e r u n g a n petugas keamanan. Clarke (1999) mengalami kecelakaan kerja, seperti yang mengemukakan dalam kegiatan industri diungkapkan oleh Hoffman dan Stetzer organisasi terkait dengan bagaimana (dalam Neal dan Griffin, 2004) iklim menumbuhkan perilaku aman serta keselamatan memiliki pengaruh langsung bagaimana meningkatkan komunikasi terhadap peningkatan perilaku keselamatan interpersonal, karena kedua hal tersebut dan penurunan angka kecelakaan dalam dapat menumbuhkan budaya keselamatan kerja. Salah satu komponen dari perilaku yang positif. Zohar (2002), menyatakan keselamatan adalah kepatuhan keselamatan, bahwa perilaku manajerial adalah bentuk yaitu aktivitas yang harus dilakukan umpan balik yang berkaitan dengan seseorang untuk menjaga keselamatan keselamatan dan menemukan bahwa dalam tempat kerja. keselamatan akan meningkatkan interaksi H a s i l p e n e l i t i a n i n i j u g a antar karyawan, meningkatkan sikap menemukan bahwa 28,1% variabilitas perilaku aman (menggunakan APD dengan kecenderungan mengalami kecelakaan tertib), dan tingkat cedera menurun. O'Toole dapat dijelaskan oleh variabel iklim (dalam Watson, dkk, 2005) menyimpulkan keselamatan dan kepatuhan, sedangkan bahwa persepsi karyawan terhadap sistem 7 1 , 9 % v a r i a b i l i t a s k e c e n d e r u n g a n keselamatan terkait dengan manajemen mengalami kecelakaan kerja diterangkan dianggap komitmen terhadap keselamatan, oleh variabel lain selain variabel iklim yang pada gilirannya terkait dengan tingkat keselamatan dan kepatuhan. Kecenderunan kecelakaan kerja yang terjadi. mengalami kecelakaan yang terjadi

  Dipboye, Smith, dan Howell (1994) menurut teori Haddon (WHO, 2005), mengemukakan bahwa faktor penting disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu penyebab kecelakaan adalah tindakan yang manusia (host), alat (vector) dan lingkungan tidak aman, hal ini berkaitan dengan (environment) dengan Kecelakaan kerja perilaku seseorang. Mereka menggmbarkan disini adalah kecelakaan yang terjadi hubungan bahaya dengan perilaku dan sebagai akibat kerja atau terjadi di tempat KEPATUHAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA SEBAGAI MEDIATOR PENGARUH IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP KECENDERUNGAN MENGALAMI KECELAKAAN KERJA kerja saat bekerja di industri. Hal tersebut faktor utama penyebab kecelakaan adalah juga senada denga hasil penelitian yang kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman, dilakukan oleh Riyadina (2007) yang dimana biasanya kedua hal tersebut saling menemukan bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi. Kondisi tidak aman pekerja berhubungan dengan kejadian meliputi peralatan yang tidak didesain kecelakaan. Pekerja industri yang dengan baik, peralatan yang tidak dirakit mengalami distres mempunyai risiko dengan baik, situasi fisik yang berbahaya, mengalami kecelakaan kerja 1,36 kali dan penggunaan fasilitas berbahaya atau dibandingkan dengan pekerja yang sehatse telah usang. Perilaku tidak aman meliputi cara psikis. Sedangkan pekerja yang penggunaan alat yang tidak sesuai , tingkah mempunyai keluhan sering nyeri juga laku yang tidak sesuai, dan senda guaru berisiko 1,5 kali mengalami celaka yang kasar dan ribut. Rendahnya kepatuhan d i b a n d i n g k a n d e n g a n y a n g t i d a k pekerja terhadap ketentuan mengenai K3, mempunyai keluhan nyeri. Keadaan terutama pemakaian alat pelindung diri, tersebut menjelaskan bahwa pekerja yang merupakan salah satu penyebab tingginya mempunyai kondisi baik fisik maupun angka kecelakaan kerja. psikis yang tidak sehat lebih berisiko tinggi Berdasarkan uraian dan penelitian untuk mengalami kecelakaan kerja. Hasil yang telah dilakukan memberi gambaran penelitian yang dilakukan oleh Watson, yang jelas bahwa variabel iklim keselaman dkk,(2005) menemukan bahwa kecelakaan diri mempunyai pengaruh langsung kerja pada pekerja industri ternyata justru terhadap tinggi rendahnya kecenderungan terjadi pada pekerja yang mengunakan APD subjek mengalami kecelakaan tanpa di saat terjadi kecelakaan. Pekerja yang mediatori oleh variabel kepatuhan terhadap menggunakan APD berisiko 2,20% peraturan. Sehingga dapat ditarik mengalami kecelakaan kerja dibandingkan kesimpulan bahwa teori yang mengatakan dengan pekerja yang tidak memakai APD. bahwa kepatuhan terhadap peraturan Beberapa kasus menunjukkan bahwa sebagai mediator antara iklim keselamatan menggunakan sarung tangan justru dengan kecenderungan mengalami membuat pekerja tidak merasa nyaman atau kecelakaan kerja tidak terbukti dalam mengganggu aktifitas kerja sehingga justru penelitian ini. membahayakan. Untuk itu perlu dilakukan kajian tentang APD disesuaikan dengan SIMPULAN DAN SARAN jenis pekerjaan sehingga APD tersebut

  Simpulan

  benar-benar bisa melindungi. Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian yang kerja merupakan salah satu faktor penting telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, untuk ikut berperan dalam kejadian iklim keselamatan kerja berpengaruh positif kecelakaan kerja. Hubungan antara kondisi terhadap kepatuhan peraturan keselamatan lingkungan dengan kejadian kecelakaan kerja, hal ini menunjukkan bahwa semakin kerja. Kejadian kecelakaan dan cedera positif persepsi seorang karyawan terhadap akibat kecelakaan kerja masih sering terjadi iklim keselamatan yang dirasakan, maka maka perlu ditingkatkan kepatuhan semakin tinggi tingkat kepatuhan karyawan pemakaian APD saat bekerja dan tersebut terhadap peraturan keselamatan melengkapi serta menyempurnakan APD kerja yang ada. Sehingga hipotesis pertama agar nyaman dipakai. Upaya untuk yang diajukan peneliti bahwa iklim menurunkan angka kejadian kecelakaan keselamatan kerja berpengaruh positif akibat kerja dengan cara pengendalikan terhadap kepatuhan terhadap peraturan faktor risiko melalui model intervensi yang keselamatan kerja terbukti. tepat dan sesuai masing-masing jenis H a s i l p e n e l i t i a n i n i j u g a industri (Watson, dkk, 2005). menemukan bahwa secara bersama-sama

  Menurut Muchinsky (1987), dua variabel iklim keselamatan kerja dengan Rini Eka Sari kepatuhan terhadap peraturan berpengaruh research: Conceptual, strategic, and statistical considerations. Journal of t e r h a d a p v a r i a b e l k e c e n d e r u n g a n

  Personality and Social Psychology,

  Analysis and Prevention 39, 1088- 1096.

  Baron, R.M., & Kenny, D.A. (1986). The Safety Bahvior, and Accidents at the mpderator-mediator variable Individual and Group Levels. KEPATUHAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA SEBAGAI MEDIATOR PENGARUH IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP KECENDERUNGAN MENGALAMI KECELAKAAN KERJA distiction in social psychological

  Neal, A. & Griffin, M. A. (2006). A Study of The Lagged Relationship Among Safety Climate, Safety Motivation,

  dilakukan pada perusahaan yang sedang The Psychology of Workplace tidak padat aktivitasnya sehingga penelitian Safety (Eds. Barling, J. & Michael dapat dilakukan secara optimal dan hasilnya R.F.). Wasington: American dapat mencerminkan kondisi riil karyawan Psychological Association.

  Climate and Safety at Work. Dalam

  Neal, A. & Griffin, M. A. (2004). Safety p e r u s a h a a n , p e n e l i t i a n h e n d a k n y a

  serta lebih memperhatikan dan mengontrol Press. kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, misalnya kondisi aktivitas

  Psychology. 2 ed. Chicago: Dorsey

  mengalami kecelakaan kerja pada pekerja, nd

  Industrial and Organizational

  faktor yang mempengaruhi kecenderungan

  Applied to work: An Introduction to

  Selanjutnya perlu dilakukan Muchinsky, P.M. (1987). Psychology penelitian lebih mendalam mengenai faktor-

  Saran

  Huang, Chen, DeArmond, Cigularov, & penelitian ini kepatuhan terhadap peraturan Chen. (2007). Roles of Safety bukanlah variabel yang memediatori iklim Climate and Shift Work on Perceived Injury Risk: A Multi- keselamatan kerja dengan kecenderungan level Analysis. Journal of Accident mengalami kecelakaan kerja.

  mengalami kecelakaan kerja. Akan tetapi 51(6), 117-1182 kecenderungan mengalami kecelakaan kerja tidak hanya dapat dijelaskan melalui Berry, L.M., & Houston, J.P. (1993). iklim keselamatan kerja dan juga kepatuhan

  keselamatan kerja terhadap variabel Harcourt Brace College Publisher. independen kecenderungan mengalami kecelakaan kerja, dengan kata lain dalam

  Organization Psychology. USA:

  pengaruh variabel dependen iklim

  Understanding Industrial and

  kesimpulan variabel mediator yakni kepatuhan terhadap peraturan tidak Dipboye, Smith & Howell. (1994). berperan dalam merubah besarnya

  Behavior, 20(1), 185–189.

  Clarke, S. (1999). Perceptions of kecenderungan mengalami kecelakaan organizational safety: Implications kerja tidak terbukti. Hal itu berlaku baik for the development of a safety pada kepatuhan umum dan kepatuhan culture. Journal of Organizational terhadap APD, sehingga dapat ditarik

  United Kingdom: Mc. Graw Hill terhadap peraturan sebagai mediator pengaruh iklim keselamatan kerja dengan

  Secara umum penelitian ini nd Industrial Safety Handbook. 2 ed.). menyimpulkan bahwa peran kepatuhan

  Machinery ( dalam Handley, W.

  Bramley, R. & Harker. (1977). Working with kecelakaan kerja.

  terhadap peraturan keselamatan saja, masih D u b u q u e : W C B B r o w n & terdapat faktor lain yang diduga mempunyai Benchmark Publishing pengaruh terhadap tinggi rendahnya kecenderungan seseorang mengalami

  Psychology at Work. Bouleverd,

DAFTAR PUSTAKA

  Journal of Applied Psychology, 91 WHO. (2005). International Statistical

  G a d u n g , J a k a r t a . M a k a r a ,

  Safety in the Steel Industry. Journal Of Business and Psychology. Vol.

  A p p l i e d P s y c h o l o g y , 8 9 ( 2 ) , of Interpersonal Relationship and 322–333.

  Watson,W.G., Scott,D., Bishop, J.,& behavior patterns. Journal of Turnbeaugh, T.,(2005). Dimensions

  Climate as a social-cognitive 40 (2008) page 1713-1723 construction of supervisory safety practices: Scripts as proxy of

  Control-Support Model. Journal of Zohar, D., Dov, R., Luria, G., Gil, L. (2004). Accident Analysis and Prevention,

  New York: American Psychological (2008). Ocupational Safety: Association. Application of The Job Demand-

  31. Occupational Healt Psychology (Eds. Quick, J. And Tetrick, L.). Snyder, Krauss, Chen, Finlinson, & Huang.

  Conceptual and Measurement Kesehatan, 11( 1), Juni 2010, 25- I s s u e . D a l a m H a n d b o o k o f

  industri di kawasan industri Pulo Zohar, D. (2003). Safety Climate:

  (4), 946-953. Classification of Diseases and

  Psychology, 87(1), 156–163. cedera yang dialami oleh pekerja

  Riyadina, W. (2007). Kecelakaan kerja dan

  practices to improve sub unit safety: A leadershipbased intervention m o d e l . J o u r n a l o f A p p l i e d

  http://www.binakesehatankerja.com/ Zohar, D. (2002). Modifying supervisory detail_berita_h.php?id=6.

  d a r i

  eksternal yang berhubungan dengan kepatuhan operator dalam Wijaya, T. (2009). Analisis Data Penelitian mengikuti prosedur operasi di menggunakan SPSS. Yogyakarta: industri. Diakses 22 Agustus 2010, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

  Riyadi, S. (2007). Faktor internal dan ICD-10. Second Edition. English.

  Health Related Problems (The)

  19. No. 3. Sringer Science Business Media, Inc Rini Eka Sari

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN REHABILITASI SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Pada Loka Rehabilitasi Kalianda)

1 1 14

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP TAHANAN YANG MELARIKAN DIRI (Studi Pada Polresta Bandar Lampung)

0 2 14

ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI TERHADAP KETENTUAN TENTANG REMISI KHUSUSNYA NARAPIDANA TERORISME Jurnal Penelitian

0 0 12

PENDAFTARAN ONLINE JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI SUATU FASILITAS KREDIT DENGAN POTENSI LEMAHNYA PERLINDUNGAN KREDITOR

0 0 10

PERTANGGUNGJAWABAN TELLER BANK AKIBAT TERJADINYA KESALAHAN TERHADAP TRANSFER DANA NASABAH

0 13 7

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBONE DIAGRAM

0 12 7

PEMBANGUNAN DASHBOARD SEBAGAI ALAT MONITORING DAN EVALUASI PADA TOKO PERMATA BATAM

0 0 22

PROSES PENGOLAHAN IKAN TERI (Stolephorus sp.)DAN PEMANFAATAN LIMBAHNYA SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN DALAM MENDUKUNG KONSEP ZERO WASTE PRODUCTS PROCESSING OF ANCHOVIES (Stolephorus sp.) AND IT’S WASTE POTENTIALAS RAW MATERIAL FOR FEED IN IMPLEMENTING ZERO

0 0 8

PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN PEPAYA (Carica papaya) DAN DAUN SIRIH (Piper betle) TERHADAP EKTOPARASIT PADA IKAN KARPER (Cyprinus carpio) EFFECT OF GUAVA LEAF (Psidium guajava), PAPAYA LEAF (Carica papaya) AND BETEL LEAF (Piper

0 0 8

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK YANG DIFERMENTASI DENGAN SUMBER KARBON YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) THE GROWTH OF WHITE SHRIMP (Litopenaeus vannamei) GIVEN PROBIOTIC CULTIVATED IN VARIOUS FERMENTED CARBON SOURCES

0 2 9