Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016 ISSN 1979-8296 STRUKTUR KALIMAT BAHASA TOLAKI DIALEK KONAWE Uci Yuli Muliana Uciyulimulyanagmail.com Abstrak - STRUKTUR KALIMAT BAHASA TOLAKI DIALEK KONAWE

STRUKTUR KALIMAT BAHASA TOLAKI DIALEK KONAWE
Uci Yuli Muliana
Uciyulimulyana@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini di latarbelakangi oleh bahasa daerah sangatlah bermanfaat, baik
dipandang sebagai pelestarian budaya bangsa maupun sebagai pendukung pengembangan
linguistik sehingga peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian untuk memberikan
gambaran sejauh mana penggunaan bahasa daerah tolaki dalam lingkungan masyarakat.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur kalimat bahasa Tolaki? Tujuan
penelitian ini, yakni untuk mendeskripsikan struktur kalimat bahasa Tolaki. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian tergolong
penelitian lapangan. Data dalam penelitian ini berupa data lisan yang bersumber dari
informan penutur bahasa Tolaki yang berdomisili di Desa Baito Kecamatan Baito Kabupaten
Konawe Selatan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik rekam dan simak
catat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui metode kajian distribusional dengan
teknik Pila Unsur Langsung (PUL).
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan hasil analisis data disimpulkan
bahwa dalam bahasa Tolaki terdapan tiga jenis struktur kalimat, yakni kalimat pernyataan
memiliki strukrur fungsi sintaksis yakni: (S+P), (Ket+S+P), (S+P+O), (S+P+Ket). Kalimat
pertanyaan memiliki struktur fungsi yakni: (S+P+O), (S+P+O+Ket), (Ket+P+O), (Ket+S+P),

(Ket+S+O). Kalimat perintah memiliki struktur fungsi yakni: (S+P+O+Ket), (S+P+O),
(S+P+O+Pel+Ket). Dari setiap struktur kalimat bahasa Tolaki dibentuk oleh kata/frasa yang
berkategori tertentu serta memilki peran/makna yang mengisis tiap-tipa kontituen strukrur
fungsi tersebut.

Pendahuluan
Bahasa Tolaki adalah salah satu bahasa daerah yang ada di Sulawesi Tenggara yang
diwariskan dari generasi ke generasi suku Tolaki, sehingga suku Tolaki memiliki tanggung
jawab moral dalam melestarikan dan memelihara eksistensi bahasa Tolaki.
Bahasa daerah Tolaki jika dipandang dari aspek strukturnya tentu memiliki
persamaan maupun perbedaan dari bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah lainnya. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya untuk pengkajian dan penelitian bahasa daerah dalam rangka
pembinaan dan pengembangan bahasa daerah disetiap daerah masing-masing. Seperti halnya
bahasa daerah Tolaki dan bahasa-bahasa daerah lainnya. Bahasa daerah merupakan bagian
dari kebudayaan yang sangat penting bagi masyarakat pemakainya, terutama sebagai alat
komunikasi, sehingga memungkinkan saling pengertian dan saling membutuhan dalam
kehidupan. Selain itu, melalui bahasa daerah akan terjalin rasa persatuan dan kesatuan antar
warga masyarakat di daerah itu. Oleh karena itu, bahasa daerah perlu dibina dan
dikembangkan melalui usaha penelitian dari berbagai aspek kebahasaan Keraf (1984: 20),


Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

menyatakan bahwa dalam pengembangan dan pembangunan ini, bahasa-bahasa amat
diperlukan untuk: (1) memperkaya bahasa Indonesia terutama dalam memperkaya
perbendaraharaan kata dan bentuk kata, (2) Mengenal berbagai macam faktor penting yang
menentukan corak dan struktur masyarakat Indonesia dan (3) Mengenal kesusastraan daerah,
kita melihat kesamaan tema, gaya bahasa, dan ragam kesusastraan.
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah struktur kalimat bahasa
Tolaki?, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur kalimat bahasa
Tolaki.
Kajian Pustaka
Struktur Kalimat
Keraf, (1995:57). Dalam sintaksis bahasa Indonesia, struktur adalah pengatur polapola fonem, kata-kata atau kelompok kata dan kalimat. Dengan demikian struktur kalimat
adalah susunan kalimat dan aturan dari berbagai unsur bahasa masing-masing pola kalimat
(Sugono, 1997:99). Nurhadi (1995: 318), mengemukakan bahwa berdasarkan pola
strukturnya, klausa/kalimat dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu S-P. S-P-O, dan
S-P-O-K. Selanjutnya Alwi dkk (1998:321), membagi tujuh pola struktur kalimat dasar yaitu
S-P, S-P-O, S-P-Kom, S-P-Ket, S-P-O-Kom, S-P-O-Ket, S-P-O-Kom-Ket. Jadi pola dasar
kalimat setiap bahasa mengikuti salah satu pola di atas
Pengertian Kalimat

Cook, Elson dan Pickett dalam Sidu (2012: 62), mengatakan bahwa kalimat adalah
satuan bahasa yang secara relafif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir
dan terdiri atas klausa. Keraf (1993: 64), mengatakan bahwa kalimat adalah satu bagian
ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukan
bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam bentuk lisan maupun tulisan
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik,
turun, keras, dan lembut sela jeda, diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
kalimat ditandai dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan
tanda seru (!).
Kalimat Dipandang dari Segi Jenis Responsip yang Diharapkan
Menurut Tarigan (1985: 10), kalimat dipandang dari segi jenis responsipnya, maka
kita mengenal (1) kalimat pernyataan, (2) kalimat pertanyaan dan (3) kalimat perintah.
Kalimat Pernyataan
Kalimat pernyataan adalah kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa
mengharapkan responsi tertentu.
Contoh:
Ayah membaca Koran.
Ibu menjahit baju.
Kalimat Pertanyaan

Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa
jawaban.

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Contoh:
Di mana kamu mengajar?
Siapa yang memukul anak itu?
Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa
tindakan.
Contoh:
Masuk, Ani!
Keluar, Ali!
Kalimat Dipandang dari Segi Konteks dan Jawaban yang Diberikan
Menurut Tarigan (1985: 32) kalimat dipandang dari segi konteks dan jawaban yang
diberikan, maka dapat dibedakan menjadi:
Kalimat Salam
Kalimat salam atau greeting-sentence adalah suatu formula tetap yang dipergunakan
pada pertemuan ataupun perpisahan, menimbulkan suatu balasan atau jawaban yang tetap

atau sering merupakan ulangan dari salam tersebut.
Contoh:
Selamat pagi!
Selamat pagi!
Selamat jalan!
Selamat tinggal!
Kalimat Panggilan
Kalimat panggilan atau call-sentence adalah kalimat pendek yang ditunjukan untuk
mendapat perhatian, dan menimbulkan jawaban yang beraneka ragam, umumnya pernyataanpernyataan singkat.
Contoh:
Ibu!
Ada apa?
Ayah!
Mau apa?
Kalimat Seruan
Kalimat seruan atau exclamatiaon-sentence adalah kalimat pendek yang biasanya
berpola tetap dengan intonasi tertentu, timbul dari beberapa kejadian yang tidak diduga dalam
konteks lingusitik atau non lingusitik. Kalimat ini mungkin tidak menuntut jawaban sama
sekali, ataupun suatu jawaban yang berupa seruan atau suatu penguatan ulang.
Contoh:

Oh! Oh!
(tiada jawaban)
He! He!
(tiada jawaban)
Kalimat Pertanyaan
Kalimat pertanyaan atau question-sentence adalah kalimat yang menimbulkan suatu
jawaban linguistik selain dari pada jawaban-jawaban yang telah tetap bagi kalimat-kalimat
salam, panggilan, dan seruan. Pertanyaan-pertanyaan ditandai oleh prosedur serta pola
susunan kata tertentu, dan oleh kata tugas yang disebut kata tanya atau inteerogatory
Contoh
Siapa nama anak itu?
Ali.

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Di mana dia tinggal?
Di Bandung
Kalimat Permohonan
Kalimat permohonan atau request-sentence adalah kalimat yang menagih responsi
perbuatan selain dari pada gerakan-gerakan tangan yang biasa dilakukan untuk mengiringi

salam dan panggilan. Responsi perbuatan tersebut dapat pula dibarengi oleh resposi linguistik
tertentu.
Contoh:
Silahkan duduk
Terima kasih (dan bergerak untuk duduk)
Tolong bukankan jendela itu
Baik (dan bergerak menuju jendela serta
membukanya)
Kalimat Pernyataan
Kalimat pernyataan atau statement-sentence adalah kalimat yang menuntut responsi
lingustik dan non linguistik yang disebut tanda perhatian atau attention-signal. Kalimatkalimat pernyataan inilah yang biasanya membangun bagian terbesar sesuatu wacana.
Kemarin saya pergi ke Kota
Mm..mm
Saya bertemu teman lama
O, ya!
Fungsi-Fungsi Sintaksis
Alwi, dkk (2003: 320), mengatakan bahwa fungsi merupakan suatu tempat struktur
kalimat dengan unsur pengisi berupa bentuk (bahasa) yang tergolong kategori tertentu dan
mempunyai semantik tertentu pula.


Fungsi Subjek
Alwi, dkk (2003: 327), mengatakan bahwa subjek merupakan fungsi sintaksis
terpenting yang kedua setelah predikat pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nomina,
atau klausa seperti contoh berikut:
a) Harimau binatang liar
b) Anak itu belum makan
Subjek juga berupa frasa verbal, seperti contoh berikut:
a) Berjalan kaki menyehatkan badan
b) Bangunan gedung bertingkat mahal sekali
Fungsi Predikat
Alwi, dkk (2003: 326), mengatakan bahwa predikat merupakan konstituen pokok
yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan, jika ada, konstituen objek, pelengkap, dan
atau keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau
adjektival. Pada kalimat berpola S-P, predikat dapat berupa frasa nominal. Frasa numeral,
atau frasa prerosisional, di samping frasa verbal dan frasa adjektival. Perhatikan contoh
berikut:
a) Ayahnya guru Bahasa Inggris (P=FN)
b) Anaknya dua (P= Fnum)
c) Ibu sedang ke pasar (P=Fprep)
d) Dia sedang tidur (P=FV)

e) Gadis itu cantik sekali (P=Fadj)

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Fungsi Objek
Alwi, dkk (2003: 328), mengatakan bahwa objek adalah konstituen kalimatyang
hadirnya ditutut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif letaknya selalu
langsung predikat. Dengan demikian, objek dapat dikenal dengan memperlihatkan (1) jenis
predikat yang dilengkapi, dan (2) ciri khas objek itu sendiri. Verba transitif biasanya ditandai
oleh kahadiran afiks tertentu. Sufiks-kan dan –i serta prefik meng- umumnya merupakan
pembentuk verba transitif. Perhatian contoh berikut:
a) Manten menundukan Icuk
Fungsi Keterangan
Alwi, dkk (2003: 330), menyatakan bahwa keterangan merupakan fungsi sintaksis
yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di
akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Pada umumnya kehadiran keterangan dalam
kalimta bersifat manasuka. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa
preposisional, atau frasa adverbial.
Perhatikan contoh berikut:
Dia memotong rumputnya

Dia memotong rambutnya di kamar
Fungsi Pelengkap
Orang sering mencampuradukan pengertian objek dan predikat. Hal itu, dapat
dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan. Baik objek maupun
pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya yang sering mendudukaan tempat yang
sama, yakni di belakang verba. Alwi, dkk (2003 : 329)
Perhatian contoh berikut:
a) Dia mendagangkan barang-barang elektronik di Glodok
b) Dia berbadang barang-barang elektronik di Glodok
Analisis Kalimat
Analisis struktur kalimat pada dasarnya adalah menetapkan pola hubungan
kostituennya yang memperlihatkan secara lengkap hierarki konstituen-konstituen kalimat itu.
Alwi, dkk (2003: 314).Kalimat umumnya berwujudkan rentetan kata yang disusun sesuai
kaidah yang berlaku. Tiap kata dalam kalimat mempunyai tiga klasifikasi, yakni berdasarkan
(1) kategori sintaksis, (2) fungsi sintaksis, dan (3) peran sintaksis. Alwi, dkk (2003: 35).
Analisis kategori sintaksis merupakan kata yang mempunyai bentuk serta perilaku yang
sama. Kategori sintaksis mempunyai empat ciri utama yakni: (1) verba atau kata kerja (2)
nomina atau kata benda (3) adjektiva atau kata sifat (4) adverbia atau kata keterangan.
Analisis fungsi sintaktis berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi
sintaksis utama dalam bahasa yaitu: (1) predikat, (2) subjek, (3) objek, (4) pelengkap, dan (5)

keterangan. Analisis peran merupakan suatu kata dalam konteks kalimat yang memiliki peran
semantik tertentu.
Contoh:
1. Saya memberi anak itu sebuah buku kemarin
2. Saya diberi anak itu sebuah buku kemarin

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Peran yang dimiliki subjek saya dan objek anak itu dalam kalimat (1) berbeda
dengan yang terdapat pada kalimat (2). Kalimat (2) kostituen saya berperan sebagai pelaku.
Kalimat (2) konstituen saya berperan sebagai penerima. Fungsi objek anak itu pada kalimat
(1) berperan sebagai penerima, sedangkan pada kalimat (2) berperan sebagai pelaku. Berikut
dikemukakan sebuah contoh sekaligus analisis (fungsi, kategori, dan peran).
Metode Penelitian
Metode dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Dengan demikian penelitian ini, penulis memaparkan tentang struktur kalimat bahasa Tolaki
dialek konawe. Penggunaan metode ini bertujuan membuat deskripsi yang sistematis dan
akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti (Sudarman,
1993: 8). Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang akan
menyajikan data dan fenomena-fenomena berdasarkan fakta empiris yang di temukan oleh
peneliti dilapangan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai struktur kalimat bahasa
Tolaki dialek konawe.
Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data lisan berupa tuturan yang bersumber dari penutur
asli Tolaki khususnya di Desa Baito Kecamatan Baito (informan) yang ada hubungannya
dalam masalah penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh di Desa Baito Kecamatan Baito
Kabupaten Konawe Selatan. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan
bahwa masyarakatnya belum bercampur dengan penutur bahasa daerah lain.
Sumber data penelitian ini adalah sumber data lisan yang berasal dari tuturan
informan, untuk memperoleh data yang akurat maka dipilih kriteria. (Mahsun dalam
Muhammad, 2011: 193)
Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data
peneliti melakukan percakapan langsung dengan
informan, selama percakapan berlangsung peneliti merekam tuturan-tuturan berupa Struktur
kalimat Bahasa Tolaki dengan menggunakan alat-alat perekam, dan mencatat tuturan-tuturan
yang dianggap berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik rekam digunakan dengn
pertimbangan bahwa data yang diteliti adalah data lisan. Setelah data terkumpul, peneliti juga
menggunakan tekni-teknik dalam pengumpulan data.
Teknik adalah salah satu cara yang dilakukan seorang dalam rangka
mengimplementasikan metode. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Teknik rekam yaitu memperoleh data dengan cara merekam pembicaraan informan yang
sengaja dilakukan peneliti untuk mendapatkan data yang valid.
2. Teknik simak catat yaitu teknik yang dilakukan guna memperoleh data dengan cara
mencatatat pembicara atau informasi dari informan sebagai data dalam penelitian.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengunakan pendekatan structural.
Pendekatan tersebut sesuai dengan objek penelitian, yaitu struktur kalimat bahasa Tolaki

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

dialek konawe yang dikaji dari segi fungsi, kategori dan peran. Pendekatan struktur dapat
ditetapkan ke dalam metode kajian distribusional (metode agi) yang mengunakan alat bantu
bahasa itu sendiri (Sudarman, 1993: 61). Metode agih mengunakan teknik dasar yang disebut
teknik Pilah Unsur langsung (PUL), yaitu memilah data berdasarkan satuan lingual menjadi
beberapa bagian atau unsur. Unsur-unsur ini kemudian dipandang sebagai bagian atau unsur
yang lanngsung membantuk satuan lingual yang lebih besar.
Sehubungan dengan metode penelitian (Agih), untuk memberikan data yang relevan
sesuai dengan tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan dalam analisis data penelitian
struktur kalimat bahasa Tolaki, yakni kajian Pilah Unsur Langsung (PUL). Pengunaan teknik
tersebut, diharapkan dapat memperoleh struktur kalimat bahasa Tolaki dialek yang dikaji dari
segi (fungsi, kategori dan peran).
Pembahasan dan Hasil Penelitian
Struktur Kalimat Bahasa Tolaki dialek Konawe
Bahasa Tolaki adalah bahasa daerah yang dipertahankan oleh masyarakat Tolaki yang ada di
Sulawesi Tenggara sebagai alat komunikasi sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat,
termasuk penutur bahasa Tolaki yang berdomisili di Desa Baito Kecamatan Baito.
Bahasa Tolaki memiliki struktur kalimat antara lain kalimat pernyataan, kalimat
pertanyaan dan kalimat perintah. Menurut Alwi dkk (1998: 321), membagi tujuh pola
struktur kalimat dasar yaitu S-P, S-P-O, S-P-Kom, S-P-Ket, S-P-O-Kom, S-P-O-Ket, S-P-OKom-Ket. Jadi pola dasar kalimat setiap bahasa mengikuti salah satu pola di atas.
Pada bab ini, penulis mendeskripsikan struktur kalimat pernyataan, kalimat
pertanyaan dan kalimat perintah dalam BT dengan mengunakan analisis fungsi, kategori dan
peran.
Struktur Kalimat Pernyataan dalam BT
Kalimat pernyataan merupakan kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi
tanpa mengharapkan responsi tertentu. (Tarigan, 1985: 10). Pada bab ini, penulis
mendeskripsikan struktur kalimat bahasa Tolaki dengan mengunakan analisis fungsi, kategori
dan peran. Analisis tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Data 4
Inaku laa mereu-rehu.
‘Saya sedang duduk-duduk’.
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D4 Inaku laa mereu-rehu merupakan kalimat pernyataan berdasarkan fungsi,
kategori dan peran. Dari segi fungsi Inaku ‘saya’ sebagai (S), dan laa mereu-rehu ‘sedang
duduk-duduk’ sebagai (P). Dari segi kategori Inaku ‘saya’ sebagai (FN), dan laa mereu-rehu
‘sedang duduk-duduk’ sebagai (FV) dan dari segi peran Inaku ‘saya’ sebagai (Pelaku), dan
laa mereu-rehu ‘sedang duduk-duduk’ sebagai (Aktif). Jadi kontruksi D4 merupakan kalimat
pertanyaan dengan struktur fungsi (S+P), kategori (FN+FV), dan peran (Pelaku+Aktif).
Data 14
Inaku la mokongarenggu peluarako ari laika.
‘Saya sedang malas keluar dari rumah’

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D14 Inaku la mokongarenggu peluarako ari laika merupakan kalimat pernyataan
berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi inaku ‘saya’ sebagai (S). la
mokongarenggu peluarako ‘sedang malas keluar’ sebagai (P), dan ari laika ‘dari rumah’
sebagai (Ket). Dari segi kategori inaku ‘saya’ sebagai (FN). la mokongarenggu peluarako
‘sedang malas keluar’ sebagai (FV), dan ari laika ‘dari rumah’ sebagai (Fprep). Dan dari segi
peran inaku ‘saya’ sebagai (Pelaku). la mokongarenggu peluarako ‘sedang malas keluar’
sebagai (Aktif), dan ari laika ‘dari rumah’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D14
merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+Ket), kategori (FN+FV+Fprep),
dan Peran (Pelaku+Aktif+Sasaran).
Data 17
I Firdaus la tewali kapala Desa.
‘Firdaus yang menjadi kepala Desa’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D17 I Firdaus la tewali kapala Desa merupakan kalimat pernyataan berdasarkan
fungsi, kategori dan peran. Dari fungsi I Firdaus ‘Firdaus’ sebagai (S), la tewali ‘yang
menjadi’ sebagai (P), dan kapala Desa ‘kepala Desa’ sebagai (O). Dari segi kategori I
Firdaus ‘Firdaus’ sebagai (FN), la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (FV), dan kapala Desa
‘kepala Desa’ sebagai (FN) dan dari segi peran I Firdaus ‘Firdaus’ sebagai (Pelaku), la tewali
‘yang menjadi’ sebagai (Sasaran), dan kapala Desa ‘kapala Desa’ sebagai (Sasaran). Jadi,
kontruksi D17 merupakan kalimat pernyataan dengan struktur fungsi (S+P+O),kategori (F
N+FV+FN), dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran).
Data 25
Olino lasuna peekato hendeino.
‘Harga bawang naik sekarang.’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D25 Hendeino olino lasuna peeka merupakan kalimat pernyataan dengan struktur
kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Hendeino
‘sekarang’ sebagai (Ket), olino lasuna ‘harga bawang’ sebagai (S), dan peekato ‘naik’
sebagai (P), Dari segi kategori Hendeino ‘sekarang’ sebagai (FAdv), olino lasuna ‘harga
bawang’ sebagai (FN), dan peeka ‘naik’ sebagai (FV) dan dari segi peran hendeino
‘sekarang’ sebagai (Waktu), olino lasuna momea ‘harga bawang merah’ sebagai (Pelaku),
dan peekato ‘naik’ sebagai (Aktif). Jadi, kontruksi D25 merupakan kalimat pertanyaan
dengan skruktur fungsi (Ket+S+P), kategori (FAdv+FN+FV), dan Peran (Waktu+
Pelaku+Aktif).
Data 21
Inaku leu ihawi.
‘Saya datang kemarin’.
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D21 Inaku leu ihawi merupakan kalimat pernyataan dengan struktur kalimat
pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inaku ‘saya’ sebagai (S),
dan leu ‘datang’ sebagai (P) ihawi ‘kemarin’ sebagai (Ket). Dari segi kategori Inaku ‘saya’
sebagai (FN), dan leu ‘datang’ sebagai (FV), ihawi ‘kemarin’ sebagai (FAdv), dan dari segi

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

peran Inaku ‘saya’ sebagai (Pelaku), dan leu ‘datang’ sebagai (Aktif) ihawi ‘kemarin’ sebagai
(Waktu). Jadi, kontruksi D21 merupakan kalimat pernyataan dengan struktur fungsi
(S+P+Ket), kategori (FN+FV+FAdv), dan peran (Pelaku + Aktif + Waktu).
Data 24
Inaku semester o pitu hendeino.
‘Saya semester tujuh sekarang’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D24 Inaku semester o pitu hendeino merupakan kalimat pernyataan berdasarkan
fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inaku ‘saya’ sebagai (S), semester o pitu
‘semester tujuh’ sebagai (P) dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (Ket). Dari segi kategori Inaku
‘saya’ sebagai (FN), semester o pitu ‘semester tujuh’ sebagai (FNum), dan hendeino
‘sekarang’ sebagai (FAdv) dan dari segi peran Inaku ‘saya’ sebagai (Pelaku), semester o pitu
‘semester tujuh’ sebagai (Sasaran), dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (Waktu). Jadi, kontruksi
D24 merupakan kalimat pernyataan dengan struktut fungsi (S+P+Ket), kategori
(FN+FNum+FAdv), dan peran (Pelaku+Sasaran+Sekarang).
Data 28
Inanggu lalako mombokondau .
‘mamaku sedang pergi mengajar.’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D28 inanggu lalako mombokondau merupakan kalimat perintah berdasarkan
fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi inanggu ‘mamaku’ sebagai (S), lalako ‘sedang
pergi’ sebagai (P), dan mombokondau ‘mengajar’ sebagai (O). dari segi kategori inanggu
‘mamaku’ sebagai (FN) lalako ‘sedang pergi’ sebagai (FV), dan mombokondau
‘mengajar’sebagai (FN). Dan dari segi peran inanggu ‘mamaku’ sebagai (Pelaku) lalako
‘sedang pergi’ sebagai (Aktif), dan mombokondau ‘mengajar’ sebagai (Sasaran). Jadi,
kontruksi 28 merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O), kategori
(FN+FV+FN), dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran).
Data 31
I Hai la laako mepae-pae i agalu
‘Adik sedang pergi main-main di sawah’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D31 I Hai la laako mepae-pae i agalu merupakan kalimat pernyataan berdasarkan
fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi I Hai ‘adik’ sebagai (S), la laako mepae-pae ‘
sedang pergi main-main’ sebagai (P), i agalu dan ‘di sawah’ sebagai (Ket). Dari segi kategori
I Hai ‘adik’ sebagai (FN), la laako mepae-pae ‘ sedang pergi main-main’ sebagai (FV), i
agalu dan ‘di sawah’ sebagai (FPrep) dan dari segi peran I Hai ‘adik’ sebagai (Pelaku), la
laako mepae-pae ‘ sedang pergi main-main’ sebagai (Aktif), i agalu dan ‘di sawah’ sebagai
(Tempat). Jadi, kontruksi D31 merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi
(S+P+Ket), kategori (N+FV+FPrep), dan Peran (Pelaku+Aktif+Tempat).

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Data 32
I Tuti epoka nombule ari Kandari.
‘Tuti baru pulang dari Kendari’.
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D32 I Tuti epoka nombule ari Kandari merupakan kalimat pernyataan berdasarkan
fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi I Tuti ‘Tuti’ sebagai (S), epoka nombule ‘baru
pulang’ sebagai (P), dan ari Kandari ‘dari Kendari’ sebagai (Ket). Dari segi kategori I Tuti
‘Tuti’ sebagai (FN), epoka nombule ‘baru pulang’ sebagai (FV), dan ari Kandari ‘dari
Kendari’ (FPrep) dan dari segi peran I Tuti ‘Tuti’ sebagai (Pelaku), epoka nombule ‘baru
pulang’ sebagai (Aktif), dan ari Kandari ‘dari Kendari’(Tempat). Jadi, kontruksi D32
merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+Ket), kategori (FN+FV+FPrep),
dan peran (Pelaku+Aktif+Tempat).
Struktur Kalimat Pertanyaan dalam BT
Menurut Tarigan (1985: 11) kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dibentuk untuk
memancing responsip yang berpa jawaban. pada bab ini, peneliti mengunakan kalimat
pertanyaan dalam BT dengan analisis berupa fungsi, kategori dan peran yang dapat dilihat
sebagai berikut:
Data 7
Inae la mo’oli mina tana?
‘Siapa yang membeli minyak tanah?’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D7 Inae la mo’oli mina tana merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi,
kategori dan peran. Dari segi fungsi inae ‘siapa’ sebagai (S), la mo’oli ‘yang membeli’
sebagai (P), dan mina tana ‘minyak tanah’ sebagai (O). Dari segi kategori inae ‘siapa’
sebagai (FN), la mo’oli ‘yang membeli’ sebagai (FV), dan mina tana ‘minyak tanah’ sebagai
(FN). Dan dari segi peran inae ‘siapa’ sebagai (Pelaku), la mo’oli ‘yang membeli’ sebagai
(Aktif), dan mina tana ‘minyak tanah’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D7 merupakan
kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+O), kategori (FN+FV+FN), dan Peran
(Pelaku+Aktif+Sasaran).
Data 16
Inae pera la tewali kalapa Desa hendeino?
‘Siapakah yang menjadi kelapa Desa sekarang?’
Berdasarkan data dan analisis data dengan menggunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D16 Inae pera la tewali kalapa Desa hendeino merupakan kalimat pertanyaan
dengan struktur fungsi, kategori, dan peran. Dari segi fungsi Inae pera ‘siapakah’ sebagai (S),
la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (P), dan kalapa Desa ‘kepala Desa’ sebagai (O), dan
hendeino ‘sekarang’ sebagai (Ket). Dari segi kategori Inae pera ‘siapakah’ sebagai (FN), la
tewali ‘yang menjadi’ sebagai (FV), dan kalapa Desa ‘kepala Desa’ sebagai (FN), dan
hendeino ‘sekarang’ sebagai (FAdv) dan dari segi peran Inae pera ‘siapakah’ sebagai
(Pelaku), la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (Aktif), dan kalapa Desa ‘kepala Desa’ sebagai
(Sasaran), dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (Waktu). Jadi, kontruksi D16 merupakan kalimat

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

pertanyaan dengan struktur fungsi (S+P+O+Ket), kategori (FN+FV+FN+FAdv), dan
peran (Pelaku+Aktif+Sasaran+Waktu).

Data 5
Humbe lako ano i Tina?
‘Kemana perginya Tina?’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D5 Humbe lako ano i Tina merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi,
kategori dan peran. Dari segi fungsi Humbe ‘di mana’ sebagai (Ket), lako ano ‘perginya’
sebagai (P), dan i Tina ‘Tina’ sebagai (O). Dari kategori Humbe ‘di mana’ sebagai (FPrep),
lako ano ‘perginya’ sebagai (FV), dan i Tina ‘Tina’ sebagai (FN) dan dari segi peran
Humbe ‘di mana’ sebagai (Waktu), lako ano ‘perginya’ sebagai (Aktif), dan i Tina ‘Tina’
sebagai (Sasaran). Jadi kontruksi D5 merupakan kalimat pertanyaan dengn struktur fungsi
(Ket+P+O), kategori (FPrep+FV+FN), dan peran (Waktu+Aktif+Sasaran)
Data 18
Inggo’o talako mesikola pera?
‘Kamu tidak pergi sekolahkah?’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D18 Inggo’o talako i mesikola pera merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan
fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inggo’o ‘Kamu’ sebagai (S), talako ‘tidak pergi
sebagai (P) dan i mesikola pera ‘ke sekolahkah’ sebagai (O). Dari segi kategori Inggo’o
‘kamu’ sebagai (N), talako ‘tidak pergi’ sebagai (FV), dan i imesikola pera ‘ke sekolahkah’
sebagai
(FN)
dan
dari segi peran inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku), dan talako ‘tidak pergi’ sebagai (Aktif), da
n i mesikola ‘ke sekolahkah’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D18merupakan kalimat
pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+O), kategori
(FN +FV+FN), dan Peran (Pelaku+Aktif+Sasaran).
Data 30
Humbe lako ano haimu?
‘Di mana perginya adikmu?’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D30 Humbe lakoano haimu merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi,
kategori dan peran. Dari segi fungsi Humbe ‘di mana’ sebagai (Ket), lakoano ‘perginya’
sebagai (P), dan haimu ‘adikmu’ sebagai (O). Dari segi kategori humbe ‘di mana’ sebagai
(FPrep), lakoano ‘perginya’ sebagai (FV), dan haimu ‘adikmu’ sebagai (FN). Dan dari segi
peran humbe ‘di mana’ sebagai (Tempat), lakoano ‘perginya’ sebagai (Aktif), dan haimu
‘adikmu’ sebagai (Sasaran). Jadi Kontruksi D30 merupakan kalimat pertanyaan dengan
struktur fungsi (Ket+P+O), kategori (FPrep+FV+FN), dan peran (Tempat+Aktif+Sasaran).
Data 20
Teipia au leu?

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

‘Kapan kamu datang?’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D20 Teipia inggo’o leu merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi,
kategori dan peran. Dari segi fungsi Teipia ‘kapan sebagai (Ket), inggo’o ‘kamu’ sebagai (S),
dan leu ‘datang’ (P). Dari segi kategori Teipia ‘kapan sebagai (FAdv), inggo’o ‘kamu’
sebagai (FN), dan leu ‘datang’ sebagai (FV) dan dari segi peran Teipia ‘kapan’ sebagai
(Waktu), inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku), dan leu ‘datang’ sebagai (Aktif). Jadi,
Kontruksi
D20
merupakan
kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (Ket+S+P), kategori (FAdv+FN+FV),
dan Peran (Waktu+Pelaku +Aktif).
Data 22
Teipia au wisuda?
‘Kapan kamu wisuda?’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D22 Teipia au wisuda merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi, kategori
dan peran. Dari segi fungsi Teipia ‘kapan’ sebagai (Ket), au ‘kamu’ sebagai (S), dan wisuda
‘wisuda’ sebagai (O). Dari segi kategori Teipia ‘kapan’ sebagai (FAdv), au ‘kamu’ sebagai
(FN),
dan
wisuda
‘wisuda’
sebagai (FN) dan dari segi peran Teipia ‘kapan’ sebagai (Waktu), au ‘kamu’sebagai (
Pelaku), dan wisuda ‘wisuda’ sebagai (Sasaran). Jadi, Kontruksi D22merupakan kalimat
pertanyaan dengan skruktur fungsi (Ket+S+O), kategori(FAdv+FN+FN), dan Peran
(Waktu+Pelaku+Sasaran).
Struktur Kalimat Perintah dalam BT
Kalimat perintah atau kalimat imperatif merupakan kalimat yang dibentuk untuk
memancing responsip yang berupa tindakan. (Tarigan, 1985: 11). Pada bab ini, penulis
mendeskripsikan struktur kalimat Bahasa Tolaki dengan mengunakan analisis fungsi,
kategori dan peran. Analisis tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Data 1
Inggo’o lakoleesu poalokona o kasu!
‘Kamu pergi ambilkan kayu!’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D1 Inggo’o lakoleesu poalokona o kasu merupakan kalimat perintah berdasarkan
fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inggo’o ‘kamu’ sebagai (S), lako leesu poalokon
‘pergi ambilkan’ sebagai (P), dan o kasu ‘kayu’ sebagai (O). Dari segi kategori Inggo’o
‘kamu’ sebagai (FN), lako leesu poalokon ‘pergi ambilkan’ sebagai (FV), dan o kasu ‘kayu’
sebagai (FN) dan dari segi peran Inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku), lako leesu poalokon
‘pergi ambilkan’ sebagai (Aktif), dan o kasu ‘kayu’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D1
merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O), kategori (FN+FV+FN), dan
peran (Pelaku+Aktif+Sasaran).
Data 2
inggo’o tinena nggo umolai o inimo i’ino otau!
‘kamu disuruh untuk mengolah kebun di tahun ini!’

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D2 inggo’o tinena nggo umolai inimo i’ino otau merupakan kalimat perintah
berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi inggo’o ‘kamu’ sebagai (S), tinena
nggo umolai ‘ disuruh untuk mengolah’ sebagai (P), inimo ‘kebun’ sebagai (O), dan i’ino
otau ‘di tahun ini’ sebagai (Ket). Dari segi kategori inggo’o ‘kamu’ sebagai (FN), tinena
nggo umolai ‘ disuruh untuk mengolah’ sebagai (FV), inimo ‘kebun’ sebagai (FN), dan i’ino
otau ‘di tahun ini’ sebagai (Adv) dan dari segi peran inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku),
tinena nggo umolai ‘disuruh untuk mengolah’ sebagai (Aktif), inimo ‘kebun’ sebagai
(Sasaran), dan i’ino otau ‘di tahun ini’ sebagai (Waktu). Jadi, kontruksi D2 merupakan
kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O+Ket), kategori (FN+FV+FN+FAdv) dan
peran (Pelaku+Aktif+Sasaran+Waktu).
Data 9
Inggo’o lako bahoe haimu!
‘Kamu pergi mandikan adik!’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D9 Inggo’o lako bahoe haimu merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi,
kategori dan peran. Dari segi fungsi Inggo’o ‘kamu’ sebagai (S), lako bahoe ‘pergi
mandikan’ sebagai (P), dan haimu ‘adik’ sebagai (O). Dari segi kategori Inggo’o ‘kamu’
sebagai
(N),
lako
bahoe
‘pergi
mandikan’
sebagai
(V),
dan haimu ‘adik’ sebagai (N). Dan dari segi peran
Inggo’o
‘kamu’
sebagai
(Pelaku), lako bahoe ‘pergi mandikan’ sebagai (Aktif), dan haimu ‘adik’ sebagai (Sasaran).
Jadi, Kontruksi D9 merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O), kategori
(N+V+N), dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran).
Data 10
Tie poalokona iro’o buku!
‘Tie ambilkan buku itu!’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D10 Tie poalokon iro’o buku merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi,
kategori dan peran. Dari segi fungsi Tie ‘kamu’ sebagai (S), poalokon ‘ambilkan’ sebagai (P),
dan iro’o buku ‘buku itu’ sebagai (O). Dari segi kategori Tie ‘kamu’ sebagai (FN), poalokon
‘ambilkan’ sebagai (FV), dan iro’o buku ‘buku itu’ sebagai (FN). Dan dari segi peran Tie
‘kamu’
sebagai
(Pelaku),
poalokon ‘ambilkan’ sebagai (Aktif), dan iro’o buku ‘buku itu’ sebagai (Sasaran).Jadi, Kontr
uksi D10 merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O),kategori (FN+FV+FN
), dan Peran (Pelaku + Aktif+ Sasaran).
Data 11
Ina poolikona o babu wuohu!
‘Mama belikan baju baru’!
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D11 Ina poolikona o babu wuohu merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi,

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

kategori dan peran. Dari segi fungsi Ina ‘Mama’ sebagai (S), poolikona ‘belikan’ sebagai (P),
dan o babu wuohu ‘baju baru’ sebagai (O). Dan dari segi kategori Ina ‘Mama’ sebagai (FN),
poolikona ‘belikan’ sebagai (FV), dan o babu wuohu ‘baju baru’ sebagai (FN) dan dari segi
peran Ina ‘Mama’ sebagai (Pelaku), poolikona ‘belikan’ sebagai (Aktif), dan o babu wuohu
‘baju baru’ sebagai (Sasaran). Jadi, Kontruksi D11 merupakan kalimat perintah dengan
skruktur fungsi (S+P+O), kategori (FN+FV+FN), dan Peran (Pelaku+Aktif+ Sasaran).
Data 12
Anti wawei ni’ino osura ine RT hendeino itono!
‘Anti antarkan surat ini kepada RT sekarang juga!’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak
kontruksi D12 Anti wawei ni’ino osura ine RT hendeino itono merupakan kalimat perintah
berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Anti ‘Anti’ sebagai (S), wawei
‘antarkan’ sebagai (P), ni’ino osura ‘ini surat’ sebagai (O), ine RT ‘kepada RT’ sebagai (Pel),
dan hendeino itono ‘sekarang juga’ sebagai (Ket). Dari segi kategori Anti ‘Anti’ sebagai
(FN), wawei ‘antarkan’ sebagai (FV), ni’ino osura ‘ini surat’ sebagai (FN), ine RT ‘kepada
RT’ sebagai (FN), dan hendein itono ‘sekarang juga’ sebagai (FAdv) dan dari segi peran
Anti ‘Anti’ sebagai (Pelaku), wawei ‘antarkan’ sebagai (Aktif), ni’ino osura ‘ini surat’
sebagai (Sasaran), ine RT ‘kepada RT’ sebagai (Penyerta), dan hendeino itono ‘sekarang
juga’ sebagai (Waktu). Jadi, Kontruksi D12 merupakan kalimat perintah dengan skruktur
fungsi
(S+P+O+Pel+K),
kategori
(FN+FV+FN+FN+FAdv),
dan
Peran
(Pelaku+Aktif+Sasaran+Penyerta+Waktu).
Relevansi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Di Sekolah
Penelitian ini mengkaji struktur kalimat bahasa Tolaki. Aspek yang menjadi fokus
pengkajian dalam penelitian ini adalah struktur fungsi, kategori, dan peran. Struktur kalimat
bahasa Tolaki merupakan salah satu aspek kebahasaan dalam bidang sintaksis. Dalam KTSP
pembelajaran struktur bahasa, khususnya struktur kalimat diajarkan disemua tingkatan kelas
dengan indikator yang berfariasi, tergantung aspek apa yang akan diukur dalam pembelajaran
tersebut.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas, seorang guru tidak cukup jika hanya memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa, tetapi seorang guru juga harus memiliki
kompetensi kebahasaan yang mengarah pada kemampuan mengkoreksi dan memperbaiki
kesalahan kebahasaan siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus sudah dibekali dengan
sejumlah pengetahuan tentang kebahasaan dan kesastraan. Hal tersebut bertujuan agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Dengan adanya penelitian ini dapat
memberikan kontribusi ilmu pengetahuan kepada guru sehingga dapat disampaikan kepada
siswa.
Penelitian ini hubungannya dengan kurikulum pendidikan nasional, merupakan langkah
penyelamatan asset daerah yang merupakan aspek kurikulum. Adapun aspek yang dimaksud
adalah aspek kesatuan nasional yang memuat satuan bangsa dan aspek lokal yang memuat
sifat-sifat kebahasaan daerah. Oleh karena itu, program pendidikan harus bermuatan unsurunsur lingkungannya yang disebut muatan lokal, yang akan memelihara jalinan antara

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

sekolah dengan lingkungannya. Bahasa tolaki merupakan salah satu aspek muatan lokal
untuk memelihara jaminan sekolah dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa relefansi penelitian ini dengan
pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut:
1. Guru dapat mengetahui struktur kalimat bahasa tolaki, sehingga mempunyai potensi
untuk menyampaikan kepada siswa
2. Siswa dapat memperoleh informasi mengenai struktur kalimat bahasa tolaki. Dengan
demikian, siswa dapat membuat kalimat bahasa Tolaki dengan struktur yang benar.
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi/bahan ajar di sekolah, terutama yang
menggunakan bahasa Tolaki sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal

Penutup
Simpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa struktur kalimat
bahasa Tolaki BT terdiri atas tiga bagian yaitu kalimat pernyataan memiliki strukrur fungsi
sintaksis yakni: (S+P), (S+P+Ket), (S+P+O), (Ket+S+P). Kalimat pertanyaan memiliki
struktur fungsi yakni: (S+P+O), (S+P+O+Ket), (Ket+P+O), (Ket+S+P), (Ket+S+O). Kalimat
perintah memiliki struktur fungsi yakni: (S+P+O+Ket), (S+P+O), (S+P+O+Pel+Ket). Dari
setiap struktur kalimat bahasa Tolaki dibentuk oleh kata/frasa yang berkategori tertentu serta
memilki peran/makna yang mengisis tiap-tipa kontituen strukrur fungsi tersebut.
Saran
Penelitian ini mengkaji tentang struktur kalimat bahasa Tolaki, dalam hasil penelitian
penulis mendapatka tiga jenis kalimat dalam BT yakni kalimat pernyataan, pertanyaan, dan
perintah. Namun hasil penelitian ini tentunya belum mencakup secara keseluruh tentang
struktuk kalimat. Oleh karena itu, kajian mengenai struktur kalimat bahasa Tolaki perlu
ditindak lanjuti dalam kegiatan penelitian selanjutnya. Selain itu, perlu adanya penelitian
yang menyeluruh mengenai bahasa Tolaki dari aspek kebahasaan yang lain di masa-masa
mendatang sebagai upaya pembinaan dan pengembangan bahasa daerah khusunya bahasa
Tolaki guna menjaga keutuhan dan kelestarian bahasa tersebut.
Penulis mengharapkan bahasa-bahasa daerah perlu diajarkan disetiap jenjang pendidikan
mengingat bahasa daerah memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan
bahasa daerah agar bahasa daerah tidak hilang begitu saja akibat perkembangan zaman.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
------------------------2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
----------------------------2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Djajasudarman, T. Fatimah. 1993. Metode Lingustik, Ancanagan Metode Penelitian dan
Kajian. Bandung: Eresco
Keraf, Gorys. 1993. Kamus Terampil Berbahasa Indonesia. Bandung: Angkasa
------------------ 1984. Komposis. Ende Flores: Nusa Indah
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296

Marafat, La Ode Sidu. 2012. Sintaksis Bahasa Indonesia. Kendari: Unhalu Press
------------------------------ 2012. Mutiara Bahasa.Yogjakarta: Pustaka Puitika
Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang
Sugono, Dedy. 1997. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara
Tarigan, H.G. 1983. Prinsip-Prinsip Sintaksis. Bandung: Angkasa

Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296