130843841 Sastra Xii Bahasa Ai Ok Print

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 7 KOTA PONTIANAK

Alamat : Jalan Sulawesi Dalam Nomor 10, Pontianak Selatan 78121, Telepon (0561) 736572

NASKAH SOAL ULANGAN UMUM
SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012
Mata Pelajaran
Kelas/Program
Waktu
Hari/Tanggal

:
:
:
:

Sastra Indonesia
XII/ Bahasa

07.00 – 08.30 WIB
Selasa/ 13 Desember 2011

Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang disediakan !
1.

Perkampungan kecil tani-tani transmigran itu rebut. Mereka melihat kepala kampung terhormat mereka lari, seperti dikejar
setan. Setiba di kampung itu dia jatuh tersungkur. Mulutnya berbusa, lidahnya terjulai. Dia pingsan.
“Bukan hanya seperti”, kata dukun yang dipanggil, segera. “Benar-benar ada setan yang mengejarnya”. Dia suruh bakar
dupa menyan. Dimintanya sirih sehelai, air setempayan.
“Stop”, teriak yang pingsan. Berdiri segar bugar.
Mereka geger, termasuk sang dukun berdiri.
“Hayo simpan air itu!” bentaknya.
Air setempayan itu masuk ke dalam guci kembali.
(Kering, Karya Iwan Simatupang)
Konflik yang terungkap pada penggalan di atas adalah ….
A. Upacara perdukunan di sebuah desa.
B. Kepala kampung pergi menemui dukun.
C. Kepala kampung sedang dikejar-kejar setan.
D. Kepala kampung tidak setuju pada permintaan dukun.

E.
Air setempayan masuk ke dalam guci kembali.

2.

Peti mati yang biasa disebut ‘Trobelo’ itu diletakkan di tengah ruang. Semua lemari dipepetkan ke tembok dan diselubungi
kain putih. Meja pemujaan dengan segala alat dan sesajianny ada di dekat peti mati itu. Para tamu yang berkumpul di
ruangan itu masing-masing mengahadap meja yang penuh hidangan.
(Mendiang, Karya S.N. Ratmana)
Bagaimanakah suasana yang tergambar dalam novel di atas ….
A. Mengharukan
B. Mencekam
C. Menyedihkan
D. Hening
E.
Bahagia

3.

Setelah Samsul membaca kecelakaan ini, lalu ia menundukkan kepalanya ke atas mejanya, menangis amat sangat, karena

sedih akan nasib kekasihnya dan untungnya sendiri pun. Segala cita-cita hatinya, yang semakin lama diharap-harapkannya
pada saat itu seakan-akan hilang lenyap, sebagai sebuah batu jatuh ke lubuk, hujan jatuh ke pasir, tak dapat dicari lagi.
Pengharapan yang telah sekian lama berurat berdaging dalam jantungnya, tiba-tiba diputuskan oleh Datuk Maringgih,
dengan putus yang tidak dapat disambung lagi.
(Siti Nurbaya, Karya Marah Rusli)
Watak tokoh Samsul dalam penggalan di atas adalah …
A. Optimis
B. Keras kepala
C. Putus asa
D. Tabah
E.
Lemah

4.

Setahun yang lalu ada dua guru bantu yang dipindahtugaskan dari kota ke kampungku. Betapa gembiranya aku waktu itu.
Aku berharap kehadiran mereka bisa memberikan kemajuan bagi sekolahku. Namuin, harapan itu kemudian pupus. Sebulan
mengajar, mereka hanya dating empat kali ke sekolah. Ah, mungkin mereka tak terbiasa dengan keadaaan kampungku yang
terpelosok jauh di pedalaman.
(Sekolahku di Pedalaman)

Sudut pandang yang digunakan penulis dalam cerpen di atas adalah …

A.
B.
C.
D.
E.
5.

Orang pertama tunggal
Orang pertama jamak
Orang kedua tunggal
Orang ketiga tunggal
Orang ketiga jamak

“Tak bisa kurang sedikit?”
“Tentu saja bisa, Mister. Dalam perdagangan, seperti Tuan maklum, harga bisa damai. Apabila Mister pecinta benda
seni”.
Tammy tak mendnegarkan lebih lanjut, dengan tangkas ia bangkit kemudian ke belakang. Ia menulis sepucuk surat
untuk tuan Wahyono, ahli keramik sebelah rumah. Dia suruh pelayannya cepat mengantarkan surat itu.

“Aku minta bantuan tuanWahyono untuk menilai harga teko ini. Dia adalah ahli keramik. Rumahnya di sebelah itu”. Ujar
Tammy setelah kembali duduk di dekat tamunya.
Amanat dalam cerita di atas adalah ….
A. Dalam berdagang tidak boleh memberikan harga mati
B. Sebaiknya serahkan segala urusan kepada ahlinya
C. Kita harus menjalin hubungan baik dengan tetangga yang ahli
D. Menjadi pelayan harus rajin dan cekatan dalam bekerja
E.
Surat dapat dugunakan untuk berkomunikasi dengan tetangga

Bacalah petikan drama berikut ini untuk menjawab soal nomor 6 dan 7 !
Samin : Jangan main-main Fred !
Fredy : Aku tidak main-main.
Samin : Ingat yang aku bawa surat penting.
Fredy : Justru itu.
Samin : Pokoknya berhenti, Fredy. Aku tidak mau ambil resiko tertangkap sekutu!
Fredy : Baik Min ! Kau yang pegang kendali.
6.

7.


8.

Watak tokoh Fredy dalam drama di atas adalah …
A. Berani
B. Penakut
C. Pantang menyerah
D. Pekerja keras
E.
Pengkhianat
Latar drama pada drama di atas adalah …
A. Zaman penjajahan Inggis
B. Zaman penjajahan Jerman
C. Zaman penjajahan Belanda
D. Zaman penjajahan Eropa
E.
Zaman penjajahan Jepang
Bacalah naskah drama berikut ini !
I.
Bapak

: Tunanganmu ?
II. Bunga
: Ah, dia selalu sibuk dengan urusan kemilitiran melulu. Bahkan ketika kami mendatangai
asramanya, ia tidak ada. Kata mereka ia sedang rapat dinas. Heepak eh, seolah seluruh hidupnya tersita untuk urusan
militer saja.
III. Bapak
: Kita sedang dalam keadaan darurat perang, Nak. Dan dalam keadaan begini bagi seorang prajurit,
Negara adalah di atas segala-galanya. Bukan saja seluruh waktunya, bahkan seluruh jiwa raganya.
IV. Bunga
: Bapak selalu menganggap yang dilakukan oleh dia benar. Lalu bagaimana dengan aku ?
Penyebab konflik dalam drama di atas terdapat dalam percakapan nomor …
A. I
B. II
C. III
D. IV
E.
Seluruh dialog

Bacalah petikan hikayat berikut ini untuk menjawab soal nomor 9 dan 10 !
Tersebut pula perkataan Raja Tunggal ingin melanjutkan pelayaran ke Teluk Serai Tambang untuk menangkap Raja Pertukal

serta ke Negeri Bandan untuk menghadap Raja Sianggerai. Nahkoda Bahar disuruhnya membawa perahu Raja Bedurai Putih
ke Tiku Pariaman. Sesampainya di negeri Tiku Pariaman, Nahkoda Bahar berbuat khianat. Dikatakannya bahwa Raja Tunggal
adalah dibunuh oleh Raja Bedurai Putih. Sebelum mangkat ia berwasiat supaya Nahkoda Bahar menjadi raja dalam negeri
dan kawin dengan Putri Gondan Gandariah. Ia juga mengabarkan bahwa ia lah yang membubuh Raja Bedurai Putih dan
membawa kapalnya kembali.
(Hikayat Anggun Cik Tunggal)

9.

Watak Nahkoda Bahar adalah ….
A. Pembunuh
B. Pembohong
C. Penjahat
D. Penipu
E.
Pengikhianat

10. Amanat yang dapat diambil dari hikayat di atas adalah …
A. Hindari perbuatan yang tercela
B. Janganlah menjadi seorang pengkhianat

C. Hendaknya menangkap seseorang sesuai dengan bukti
D. Kita harus taat atas perintah atasan
E.
Membunuh adalah perbuatan tidak baik
11. Dengan penuh kesedihan Harimau memanggil-manggil Kancil. Harimau tidak berdaya untuk keluar dari jebakan di hutan.
Kaki-kakinya yang kuat tertimpa balok besar. Kancil tampak menatap dari kejauhan. Kancil berpikir keras. Menimbang,
apakah ia harus menolong Harimau atau tidak.
(Kancil dan Harimau)
Konflik apa yang terjadi dalam cerita di atas …
A. Harimau meminta tolong pada Kancil
B. Harimau masuk ke dalam perangkap
C. Kancil memikirkan apa yang harus dilakukan
D. Kancil dan Harimau tidak sepakat
E.
Kancil menolong Harimau yang terperangkap
12. Bagaimana suasana yang tergambar dalam cerita pada soal nomor 11 ….
A. Mencekam
B. Menegangkan
C. Membingungkan
D. Menyedihkan

E.
Berduka
Bacalah puisi berikut ini untuk menjawab soal nomor 13 dan 14 !
Tuhan
I
Tuhan tempat aku mengeluh
Dimana aku mengeluh dengan segala keluh
II
Tuhan, Tuhan yang Mahaesa
Tempat aku memuja dengan segala doa
III Aku jauh engkau jauh
IV Aku dekat engkau dekat
V
Hati adalah cermin tempat segala pahala
Dan dosa berpadu
(Taufik Ismail)
13. Nuansa makna yang tertuang pada puisi di atas adalah ….
A. Penyesalan di hati karena ada dosa
B. Kealpaan manusia menjauhkannya dari Tuhan
C. Manusia sebaiknya selalu beramal

D. Keluh kesah dan puja manusia hanya pada-Nya
E.
Pahala dan dosa adalah permainan hidup
14. Larik yang mengandung majas terletak pada nomor …
A. I
B. II
C. III
D. IV
E.
V
15. Kini kami lebih senang melangkah ke diskotik atau PCB. Berjingkrak-jingkak kaki pelacur. Kami lebih senang pergi ke hotel
sambil membawa wanita. Kami pun tak segan-segan pergi ke dukun untuk sekadar mempertahankan jabatan.
(Sidang, Karya Elis Hidayah)
Nilai yang terkandung dalam penggalan novel di atas adalah ….
A. Sosial
B. Moral
C. Agama
D. Ekonomi

E.

Budaya

16. “Kang…Akang… Bangun Akang !!!” , teriak Iteung sambil melempar bantal ke wajah Kabayan. “Aduh…aduh… Aya naon
Iteung?”, Kabayan bangun, mengucek matanya. Samar-samar tampak Iteung cemberut di depan jendela.
(Kabayan)
Cerita di atas dilatari budaya daerah …
A. Jawa Barat
B. Jawa Tengah
C. Sumatra Barat
D. Sulawesi Tenggara
E.
Papua
17. Ia dijadikan kambing hitam.
Aksara Arab Melayu yang sesuai dengan kalimat di atas adalah ….

A.
B.
C.
D.
E.

‫ايبو فرڬيي کرمهساکت‬
‫اي دجديکن کمبڠ هيتم‬
‫مريك مرياکت هررايا‬
‫اورڠ واٽ تاﻪ تياد‬
‫مجما برجالن کاکي کسکولﻪ‬

18. Bacalah aksara Arab Melayu berikut ini !

‫ادق برجالن کاکي کسکولﻪ‬

Kalimat yang sesuai dengan kalimat Arab Melayu di atas adalah …
A. Mereka naik bus ke sekolah
B. Anak itu berjalan ke sekolah
C. Anak jalanan berjalan ke sekolah
D. Anak-anak naik bus ke sekolah
E.
Adik berjalan kaki ke sekolah
19. Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tidakkan rusuh
……
Larik yang tepat untuk melengkapi pantundi atas adalah ….
A. Tiada ia merasa susah
B. Siang malam terbayang selalu
C. Entah makan entah tiada
D. Ibu mati bapak berjalan
E.
Di sini panas di sana rindu
20. Bacalah petikan novel berikut ini !
Nyonya Eni hampir benar dekat dia, memandangnya dengan sungguh-sungguh sejurus, lalu katanya dengan tersenyum,
“Baiklah Tuan Dokter…”
Sudah mulai gembira lagi, seperti tadi setibaku, pikir Sukartono. Diacungkannya telunjuknya sambil katanya, berolok-olok
bercampur maksud sungguh-sungguh. “Awas-awas Nyonya jangan terlalu banyak pikiran”. Lalu ia berpaling dengan
bergegas menuju ke beranda muka, tiada lagu terdengar olehnya kata Nyonya Eni sama sendirinya dengan riang, “Besok dia
datang lagi”.
(Belenggu, Armijn Pane )
Penggalan novel di atas mengungkapkan ….
A. Dokter Sukartono bersungguh-sungguh dalam mengobati pasien
B. Nyonya Eni tidak menyukai kehadiran dokter Sukartono.
C. Ada maksud tertentu dibalik kedatangan dokter Sukartono
D. Dokter Sukartono tidak acuh terhadap Nyonya ENi
E.
Nyonya Eni tidak acuh terhadap dokter Sukartono
21. Bacalah petikan novel berikut ini !
“Payah kerja sekarang”, katanya. “Ada-ada saja. Suka banyak yang iri, suka banyak yang menuduh ini dan itu. Harus member
upeti pada atasan, belum lagi istri kita yang harus juga baik-baik terhadap istri atasan kita”.
“Betul”, sambung Sumarto. Ia pun punya pengalaman mengenai bapaknya. “Ayah saya juga tadinya bekerja di Jakarta,
sengketa dengan atasannya. Begitu juga , dia orang yang pandai bernyanyi. Untung saja dia masih dibela orang. Ada family
di Departemen Pertanian kalau tidak bisa celaka”.
(Keluarga Permana, Karya Ramadhan KH)
Kalimat yang tepat untuk mengganti kalimat yang digarisbawahi adalah ….

A.
B.
C.
D.
E.

Dia kurang pandai menjilat
Dia pandai memasak
Dia kurang paham pekerjaan
Dia paham apa tugasnya
Dia sering marah-marah

22. Supernova adalah sebuah novel superimajinatif. Sungguh tidak lazim bagi dunia sastra Indonesia, ditulis dengan gaya pop,
tetapi sarat dengan problem filsafat dan teori ilmiah. Baru kali ini dalam sastra Indonesia seorang penulis mengartikulasi
labirin.
(Supernova, Dewi Lestari)
Unsur yang diresensi dalam kutipan resensi di atas adalah ….
A. Isi novel Supernova, yaitu berisi teori ilmiah semata dan tidak menggambarkan sebuah karya sastra pada lazimnya.
B. Perbedaan cerita yang ditampilkan oleh pengarang novel Supernova dengan cerita yang lazim diceritakan sastrawan
Indonesia.
C. Digambarkan dalam cerita bahwa pengarang sudah meniru pengarang asing.
D. Mengungkapkan tema novel Supernova tentang kemajuan bidang teknoligi yang sangat pesat.
E.
Pengarang hanya mengungkapkan problema filsafat dan teori-teori ilmiah pada setiap karyanya termasuk novel
Supernova.
23. ….
Perempuan : Aneh.
Penyair
: Kedengarannya memang aneh, akan tetapi begitulah.
Perempuan : Lalu apa yang Bung kagumi ?
Penyair
: ….
Perempuan : Aku tidak mengerti, coba jelaskan.
Penyair
: Maksudku, pernyataan saudari itu.
Perempuan : Ya, mengapa?
Penyair
: Hikmahnya terasa begitu puitis.
Perempuan : Apa itu puitis?
Kalimat percakapan yang tepat untuk melengkapi drama di atas adalah …
A. Apalagi Bung !
B. Pernyataan Saudari tadi.
C. Burung terbang jauh
D. Dua hari yang lalu
E.
Mestinya demikian
24. Bila jumlah wanita lebih banyak daripada pria pada zaman lapangan kerja menyempit hingga pengangguran melimpah,
tidaklah sulit memperoleh seorang gadis untuk dijadikan istri. Terutama gadis yang telah berumur di atas dua puluh lima
tahun. Sebab masyarakat memandang mereka sebagai oknum yang menggelisahkan keluarga. Seolah perawan tua adalah
cacat dalam keluarga. Akibatnya jejaka yang berusia sekitar tiga puluh tahun dan punya pekerjaan pula, seperti raja, jika
mau mengacungkan telunjuknya kepada gadis-gadis itu, maka jadilah istrinya.
(A.A. Navis)
Tema penggalan cerpen di atas adalah ….
A. Jodoh
B. Sempitnya lapangan pekerjaan
C. Cinta yang ditolak
D. Wanita lebih banyak dibandingkan pria
E.
Jejaka tua dan perawan tua menikah
25. Kartawi menelan ludah. Ia merasa ada gelombang pasang naik dan menyebar ke seluruh tubuh pembuluh darahnya. Di
bawah cahaya lampu listrik 10 watt, wajahnya tampak sangat erat dan kecut.
( Sumber : Warung Penajem)
Situasi “marah” tokoh dalam kutipan cerita tersebut terdapat pada kalimat ….
A. Kartawi menelan ludah.
B. Ia merasa ada gelombang pasang naik.
C. Gelombang pasang menyebar ke seluruh tubuh
D. Wajahnya tampak sangat berat dan kecut.
E.
Di bawah cahaya lampu listrik 10 watt.
26. …..
Bandung, dasar danau
Lari bertumpuk di bukit-bukit
Seruling menyendiri di tepi-tepi
Tangiskan keris hilang di sumur

Melati putih, putih hati
Hilang kekasih di kata gugur
Bandung, dasar danau
Derita memantul di kulit-kulit
( Ramadhan K.H. )
Puisi di atas mengandung nilai …
A. Etika
B. Estetika
C. Budaya
D. Sosial
E.
Moral
27.
Jaring-jaring
Kali ini
Nelayan menebar jarring di laut
Menangkap ikan
Kali ini
Tuhan menebar jaring maut
Menangkap insan
( Pick Ardianto )
Amanat puisi di atas adalah …
A. Tuhan sangat perkasa sehingga tidak bisa dilawan
B. Nasib manusia sama dengan ikan di laut
C. Manusia dapat menentukan nasibnya sendiri
D. Semua manusia akhirnya dapat menghadap Tuhan
E.
Carilah rezeki di laut dengan menangkap ikan
28. ….
Maimun : Bagaimana rupa ibu sebenarnya Ayah?
Ayah
: Waktu muda tampak sepertimu. Bahkan sikapnya pun sama denganmu.
Maimun : Kalau begitu ibu identik dengan aku ya?
Ayah
: Tentu saja. Bagai pinang di belah dua.
Makna peribahasa yang dicetak miring adalah …
A. Laksana memakan pinang di belah dua.
B. Tidak mungkin ada tandingannya
C. Sama persis dan sulit ditemukan perbedaannya
D. Karena anak mengenal orangtuanya
E.
Yang baik di luar , belum tentu baik dalamnya
29. Nona membaca buku.
Kata buku dalam aksara Arab Melayu di tulis ….

A.
B.
C.
D.
E.

‫بوکو‬

‫بوکي‬
‫بوکٶ‬
‫بوکݣ‬
‫باکو‬

Bacalah penggalan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 30 dan 31 !
Tiba-tiba aku ingat lagi kepada kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apa Ajo Sidi telah membuat bualan tentang kekek dan
bualan itulah yang mendurjanakan kakek ? Aku ingin tahu. Lalu aku tanyai kakek lagi.
“Siapa ?”
“Ajo Sidi,”
“Kurang ajar dia,” jawab kakek
“Kenapa?”
“Mudah-mudahan pisau cukur yang kuasah tajam-tajam ini, menggorok tenggorokannya.”
“Tapi, kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Akan dikutuknya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepadaNya? Tak kupikirkan hari esokku karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih penyayang kepada umatnya. Tapi kini aku
dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu?”
(Robohnya Surau Kami, A.A. Navis)
30. Konflik dalam kutipan cerpen tersebut terjadi antara …
A. Aku dan Ajo Sidi

B.
C.
D.
E.

Ajo Sidi dan Kakek
Kakek dan Ajo Sidi
Kakek dan Aku
Aku dan Aku

31. Yang menjadi pemicu konflik dalam kutipan di atas adalah …
A. Aku memancing emosi kakek
B. Ajo Sidi mengadu domba kakek dan Aku
C. Pertemuan Ajo Sidi dengan Kakek
D. Aku menyesali pertemuan dengan kakek Ajo Sidi
E.
Bualan Ajo Sidi kepada kakek tentang kekeliruan beribadah Kakek

32. ‫راجن فڠکل فندي هيمت فڠکل کا ي‬
Ditinjau dari isinya bentuk di atas digolongkan …
A. Peribahasa
B. Majas
C. Gaya bahasa
D. Antonim
E.
Sinonim

33. ‫ساي بلم فرنﻪ مليهت فولو جاو‬
Kalimat yang sesuai dengan aksara Arab Melayu di atas adalah …
A. Saya belanja melati pukul tujuh
B. Saya belum pernah belanja di pulau Jawa
C. Saya belum pernah melihat pulau Jawa
D. Saya belum pulang dari pulau Jawa
E.
Saya belum pulang belanja dari pulau Jawa
34. “Kakekmu telah dibunuh oleh seseorang, tapi kami tidak bisa menemukan buktinya”, kata orang itu dengan yakin. “Lalu
kami harus berbuat apa?” Tanya Ridwan sambil merangkul pundak adiknya. Mereka memang tidak mengerti harus berbuat
apa. “Apakah kamu tidak dendam karena itu?”. “Dendam?”. “Iya! Kakekmu telah dibunuh agar prang itu dengan leluasa
dapat memindahkan rumah kayu ini. Dia tidak suka dengan rumah ini. Tetapi kan tidak begitu caranya meminta kembali
miliknya. Pakai membunuh segala ! Kami tidak terima. Tapi seharusnya kalian berdua sebagai ahli waris kakekmu yang tidak
terima. Kalian berdua bisa menuntut orang itu !”. “Kami tidak tahu caranya”. “ Atau kalau tidak , kau harus membalas atas
kematian kakekmu”.
Unsur moral dalam penggalan di atas adalah …
A. Perasaan bersalah tidak menjaga keluarganya.
B. Rasa penyesalan tidak mempercayai orang lain.
C. Perasaan bertanggung jawab kepada keluarganya.
D. Perasaan takut dan benci menghadapi kenyataan.
E.
Rasa ingin membalas dendam pada orang lain.
35.

Kemis Pagi
Hari ini kita tangkap tangan-tangan kebatilan
Yang selama ini menggunakan seragam kebenaran
Dan menaiki kereta-kereta kencana
Dan menggunakan meterai kerajaan
Dengan mesra lantang memperatasnamakan
Kawula dukana yang berpuluh juta
(Taufik Ismail, Benteng 1966)
Majas metafora pada penggalan puisi di atas terdapat pada larik …
A. Kesatu
B. Kedua
C. Ketiga
D. Keempat
E.
Kelima

36. Mbok Ranu tahu apa yang dimaksudkan rekannya yang memang teman baik sekali sejak ia masuk menjadi abdi Ndoro Putri
Pangeran Hendraningrat, akan tetapi seringlah, yang gituan itu lagi yang ingin diintip Mbok Naya di dalam kehidupan
intimnya. Mbok Ranu tersenyum dalam hati. Memang dalam malam-malam sunyi bahkan sering juga matahari belum
terbenam dan ayam-ayam belum masuk kandang, Kama suaminya dan Ratih pangkuannya suka bersenda gurau girang

namun diam dalam kerahasiaan Firdaus hanyut-asa yang membuatnya lupa segala hal. Darah Mbok Ranu hangat. Dan
Arjunanya pandai memanjanya.
(Burung-burung Manyar, Y.B. Mangunwijaya)
Unsur daerah yang tampak pada penggalan di atas terletak pada unsur….
A. Latar
B. Cerita
C. Tokoh
D. Masyarakat
E.
Budaya
37. Begitulah kesedihan itu belit membelit dengan kesengsaraan sebagai lingkaran yang berpusar tak ada habis-habisnya.
Bahkan kebahagiaan tak mau menyentuh hidupku. Kesedihan menari diantara kesengsaraan dan menyanyi diantara luka.
Ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kehidupan tokoh dalam cerita di atas adalah ….
A. Bagai menepuk air di dulang
B. Laksana kiambang di tengah lautan
C. Sudah jatuh tertimpa tangga
D. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya
E.
Besar pasak dari pada tiang
38.
Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Yang bukan ciri-ciri karmina adalah …
A. Memiliki hubungan sebab akibat
B. Sebait dua seuntai
C. Larik pertama sampiran
D. Larik kedua isi
E.
Menggunakan rima sama
39. Para peminat karya sastra di negeri ini tentu tidak asing dengan nama pengarang yang satu ini. Pasalnya, buku-buku cerita
yang dilahirkannya selalu memikat dikalangan masyarakat, baik dari segi isi, dialog para tokoh, gaya bahasa , maupun
kritikan atau sentilan politik yang diungkapkan selalu mengasikkan karena disertai dengan humor-humor yang
menyegarkan. Hal ini pula yang sangat menonjol dalam novel terbarunya yang berjudul “Ngono Ya Ngono, tapi Ojo Ngono”.
Hal yang dikemukakan dalam kutipan resensi tersebut adalah …
A. Identitas buku
B. Keunggulan buku
C. Riwayat pengarang
D. Simpulan isi buku
E.
Pokok masalah cerita
40. Begitu turun dari bus, ransel berisi pakaian ganti itu kugendong dipunggung. Aku berdiri tegap seperti serdadu yang hendak
perang. Aku baca peta wilayah perkemahan siswa-siswiku. ….. Kakiku mulai menapak pelan tapi pasti menyusuri jalan
setapak berliku seperti ular disela-sela hamparan perkebunan teh itu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi narasi cerpen di atas adalah …
A. Aku terengah-engah kelelahan keluar nafas busuk.
B. Pohon pinus di kanan kiri jalan menambah asrinya pemandangan.
C. Kulemparkan mataku jauh-jauh ke jalan raya puncak yang berliku-liku.
D. Kupandangi hamparan kebun teh yang menghijau bagai permadani.
E.
Aku duduk sebentar menikmati manis dan hangatnya ubi cilembu.
Bacalah puisi berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 41 dan 42 !
Tanah Kelahiran
Seruling di pasir ipis, merdu
Antara gundukan pohonan pina
Tembang menggema di dua hati
Burangrang-Tangkubanperahu
Jamrud di pucuk-pucuk
Jamrud di air tipis menurun
Membelit tangga di tanah merah
Dikenal gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali
Kenakan kebaya merah ke pewayangan
(Ramadhan KH.)
41. Isi yang terkandung pada puisi tersebut adalah …
A. Kekaguman dengan kecintaan penyair pada tanah airnya.

B.
C.
D.
E.

Kebanggaan dan kedamaian penyair bila berada di tanah airnya.
Kerinduan dan keinginan penyair membangun tanah airnya.
Kegembiraan dan keprihatinan penyair pada tanah airnya.
Ketentraman dan kerinduan penyair terhadap tanah airnya.

42. Pengimajian yang tersirat dalam puisi tersebut adalah ….
A. Penglihatan, pengecapan, perasaan
B. Pengecapan, pendengaran, perasaan
C. Penglihatan, penciuman, pendengaran
D. Perasaan, penglihatan, penciuman
E.
Penglihatan, pendengaran, perasaan
43. Pikirannya makin tidak enak mengingat soal itu. Ia memang sudah keberatan ketika suaminya dipanggil orang dari kampung
sawah untuk mengobati Pak Murad sebagai mantri kesehatan. Namun ia tahu Pak Murad adalah ayah Murni. Ia tahu betul,
bahwa Murni yang sekarang menjanda karena suaminya meninggal dunia, dan suaminya saling mencintai ketika bujang dan
gadis. Mereka tidak dapat melaksanakan niat hatinya sebab murni dipaksa kawin.
Konflik dalam penggalan cerpen di atas adalah …
A. Kekacauan keluarga yang bahagia
B. Kegoncangan batin dalam keluarga
C. Kebingungan istri menghadapi cobaan
D. Kegelisahan menantikan kehadiran suami
E.
Kecemburuan terhadap suami yang dicintai
Bacalah penggalan cerpen berikut ini untuk menjawab soal nomor 44 dan 45 !
“Bangsat siapa kau ?”Haji Basumi membentak dan ketika menajami mukaku dengan geramnya. Ia hendak
mencengkeram aku. Setengah takut aku undur dan menjawab :
“Aku teman Umi dan Latifah.” Dan tiba-tiba benciku timbul terhadap haji itu.
“Tapi aku larang kau dekati mereka, mengerti anak lapar?”
Betapa tersinggungku mendengar kata-kata terakhir haji itu. Tapi, aku tak berani dan tak bisa berbuat apa-apa selai
kecut dan mendongkol.
Sesudah haji itu meninggalkan aku dan baru saja aku melangkah, dari rumah Umi terdengar suara gaduh diiringi tangis
perempuan, dan itu suara Umi. Ia melolongt-lolong dalam sela bentak dan rotan, mungkin bersama kakaknya.
(Umi Kalsum, Jamil Suherman)
44. Watak tokoh Haji Basuni dalam cerpen tersebut adalah ….
A. Keji tetapi amat sayang kepada anaknya
B. Berwibawa dan tegas dalam bersikap
C. Kejam sekali dan kasar dalam berucap
D. Bijaksana tetapi keras dalam bertindak
E.
Kejam dan sangat disiplin
45. Penggambaran watak dalam penggalan cerpen di atas dilakukan dengan cara …
A. Tanggapan tokoh lain dan dialog antartokoh
B. Tanggapan tokoh lain dan lingkungan tokoh
C. Dialog antartokoh dan pikiran-pikiran tokoh
D. Melalui gerak-gerik dan lingkungan tokoh
E.
Melalui cirri fisik dan tanggapan tokoh lain
Bacalah penggalan hikayat berikut ini untuk menjawab soal nomor 47 dan 48 !
Alkisah seorang raja Hindustan bernama Gair Malik yang mempunyai dua anak laki-laki bernama Sahil dan
Naim. Walaupun istri Baginda telah meninggal tujuh tahun yang lalu, Baginda masih lagi keseorangan. Suatu hari, Gair
Malik bermimpi bertemu seorang putrid cantik rupawan yang muncul dari dalam laut. Baginda meminta kepada kedua
putranya untuk mencari putrid itu untuk dijadikan istri Baginda. Sahil dan Naim pun berlayar ke negeri seberang. Dalam
perjalanan, rebut topan telah mengahncurkan kapal mereka. Sahil terselamatkan , sementara Naim hilang di dalam
kemalangan tersebut. Sahil pulang ke istana dengan berita sedih.
Sebenarnya Naim selamat dan mendarat di sebuah negeri. Ia bertemu dengan seorang Syeikh dan
menceritakan hajat perjalanannya. Syeikh itu memberitahu bahwa putrid itu adalah putrid Raja Jin Afrit yang sedang
berperang dengan Raja Jin Kafir Arkas. Syeikh mengajar Naim dengan doa taju’s-Sulaiman untuk menghadapi jin itu. Di
dalam perlawanan itu, Naim Berjaya mengalahkan Raja Jin Kafir Arkas sehingga Raja Jin Afrit mengucapkan terima kasih
dengan menyerahkan putrinya untuk dipersunting oleh ayahanda Naim. Setelah perkawinan tersebut, hubungan kedua
kerajaan tadi menjadi sangat baik, tidak ada lagi peperangan, masing-masing menghormati satu sama lain.
46. Watak Sahil dan Naim dalam hikayat di atas adalah ….
A. Tunduk kepada peraturan
B. Patuh kepada orang tua

C. Setia kepada kerajaan
D. Tegar menghadapi cobaan
E.
Selalu menepati janji
47. Amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah ….
A. Berterimakasihlah kepada orang yang telah menyelamatkan kita.
B. Kasihilah orang yang telah memberi bantuan kepada kita.
C. Taklukan musuh dengan mengambil simpati orang tersebut.
D. Jangan menyerah sebelum menghadapi pertempuran.
E.
Berkorbanlah untuk kebahagiaan orangtuamu.
48.

Balada Terbunuhnya Atmo Karpo
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas-luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak-angsoka
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah
Joko pandan menegak, menjilat darah dipedangnya
Ia telah membunuh bapaknya
(W.S. Rendra)
Kata baja dalam puisi di atas melambangkan ….
A. Kekuatan seseorang
B. Ketajaman seseorang
C. Kekerasan seseorang
D. Keberanian seseorang
E.
Keangkuhan seseorang
49. Ia penggali kubur ! Seorang penggali yang rajin , patuh, tanpa bayaran. Ia seorang perempuan yang setia dan cinta pada
pekerjaannya. Itulah makanya ia selalu menekankan, jika seseorang mau memulai pekerjaannya. Cintai dulu pekerjaan itu.
Sudut pandang yang digunakan penulis dalam cerita tersebut adalah …
A. Orang pertama tunggal
B. Orang pertama jamak
C. Orang kedua tunggal
D. Orang ketiga tunggal
E.
Orang ketiga jamak
50. Rapiah dan mertuanya tidak pernah keluar rumah. Sekalian orang yang datang bertandang sudah mengetahui bahwa
mereka tak usah lagi mengetuk pintu atau berseru-seru di beranda muka, melainkan bolehlah terus ke belakang saja buat
menemui orang rumah.
(Salah Asuhan, Abdoel Muis)
Hal yang menarik dalam kutipan cerita tersebut berkenaan dengan ….
A. Hubungan harmonis seorang anak dengan mertuanya.
B. Ketiadaan suami ketika seorang istri berada di rumah
C. Kesederhanaan kehidupan sebuah keluarga.
D. Kondisi rumah tangga yang tampak harmonis
E.
Kebiasaan para tokohnya yang bersifat terbuka kepada tamu.