Pengaruh keunggulan relatif, persepsi kompleksitas, persepsi kompatibilitas, persepsi triability terhadap Intensi perilaku menggunakan serta dampaknya Pada penggunaan mobile banking bank Rakyat indonesia di surabaya - Perbanas Institutional Repository
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan merujuk pada beberapa penelitian yang terdahulu. Berikut merupakan uraian tentang penelitian terdahulu di antaranya adalah :
1. M Sadiq Sohail dan Ibrahim M. Al-Jabri (2012) Penelitian ini berjudul Mobile Banking Adoption :
“Application of Diffusion of
Innovation Theory”. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa faktor apa
saja yang mempengaruhi pengadopsian mobile banking di Negara berkembang seperti Arab saudi menggunakakan difusi inovasi sebagai teori dasar,untuk menyelidiki dan menganalisa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adopsi terhadap penggunanya.
mobile banking
Hasil penelitian M Sadiq Sohail dan Ibrahim M. Al-Jabri dengan menggunakan 330 responden menunjukkan bahwa trialability dan kompleksitas berpengaruh positif signifikan terhadap adopsi mobile banking. Sekitar 58% adalah laki-laki; dan hampir 93% adalah warga negara Saudi. Pengguna mobile relatif muda dalam sampel, lebih dari dua pertiga pengguna mobile
banking
banking (72,7%) berusia antara 18 dan 25 tahun. Sekitar 41% mendapatkan SAR
(mata uang arab) 5000 atau lebih per bulan; 54,5% adalah siswa; 75,8% mengunjungi bank mereka 1-4 kali bulanan; 35,8% melakukan deposit saat
11 Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah mengetahui apakah pengaruh keunggulan relatif, persepsi kompleksitas, kesesuaian yang diterima dan persepsi triability terhadap penggunaan mobile banking.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah tempat dilakukannya penelitian, penelitian yang akan dilakukan selanjutnya tidak menggunakan variabel Observability, penelitian yang akan datang menggunakan variabel intensi perilaku.
Gambar 2.1 Model Penelitian M Sadiq Sohail
2.Charles Makanyeza (2016) Penelitian ini berjudul “Determinants of consumers intention to adopt mobile
banking services in Zimbabwe” tujuan Pertama dari penelitian ini adalah untuk
12 untuk menguji efek dari niat perilaku konsumen pada penggunaan layanan mobile
banking di Zimbabwe. Tujuan ketiga berusaha untuk menguji efek dari
karakteristik demografi pada konsumen perilaku niat untuk menggunakan mobile banking .
Metodologi dilakukan dengan survei dari 232 nasabah bank dilakukan di Chinhoyi, Zimbabwe menggunakan kuesioner terstruktur dengan jenis pertanyaan
likert. Pelanggan secara acak ditunggu saat mereka berjalan keluar dari lima bank
besar. Pemodelan persamaan struktural, Independent-sampel T-test dan One-way ANOVA digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini.
Hasil dari penelitian adalah ditemukan bahwa kegunaan dirasakan, self-
efficacy , pengaruh sosial, keuntungan relatif dan kompatibilitas yang diterima
semua memiliki efek positif . Sementara risiko yang diterima memiliki efek negatif pada niat perilaku untuk mengadopsi layanan mobile banking di Zimbabwe. Persepsi kemudahan penggunaan, memfasilitasi kondisi, persepsi kompleksitas, persepsi triability, kesadaran-pengetahuan dan faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niat perilaku untuk menggunakan mobile banking.
Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah untuk mengetahui apakah pengaruh pengaruh keunggulan relatif, persepsi kompleksitas, persepsi kompatibilitas, persepsi triability terhadapintensi perilaku menggunakan serta dampaknya pada penggunaan mobile banking.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah pada
13 terdahulu responden yang digunakan sebanyak 232 yang dipilih secara acak, dan menggunakan analisis korelasi dan stepwise regression untuk teknik analisis data.
Gambar 2.2 MODEL PENELITIAN CHARLES MAKANYEZA3. Abu Bakr Emran Salahuddin , Iftear Ahmed Chowdhury , Hanif Mahtab and Md. Latiful Khabir (2017)
Penelitian ini berjudul “Factors Influencing the Mobile Banking Adoption in the
Banking Sector of Bangladesh
” yang bertujuan untuk meneliti faktor-faktor penting adopsi mobile banking di Bangladesh. Dua sektor besar dari Bangladesh,
14 Pemahaman yang jelas tentang apa yang merangsang niat pengguna dalam mengadopsi inovasi baru dapat mendorong atau membantu penyedia layanan
mobile banking Bangladesh untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan
untuk menciptakan basis klien yang puas dan setia.Penelitian menggunakan non-probability convenience sampling untuk tujuan pengumpulan data dan menggunakan survei melalui wawancara pribadi.
Kuesioner terstruktur didistribusikan di antara 400 (338 kuesioner dapat digunakan) pengguna mobile banking reguler dan potensial di lokasi yang berbeda di distrik Dhaka, Gazipur, Narsingdi dan Munshiganj di Bangladesh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa trialability atau trial period merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakanmobile banking. Pengguna menginginkan keterbukaan atau visibilitas layanan. Keuntungan relatif atau penambahan nilai pada gaya hidup pengguna mencerminkan pilihan niat mereka untuk mengadopsi layanan mobile
banking . Risiko yang dirasakan memastikan "integritas atau keandalan" yang
mempengaruhi niat pengguna dalam mengadopsi inovasi teknologi baru.Kompatibilitas dan kompleksitas memainkan peran kunci dalam mengukur ancaman keamanan yang terkait dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan inovasi baru. Pemahaman yang jelas tentang apa yang merangsang niat pengguna dalam mengadopsi inovasi baru dapat mendorong atau membantu penyedia layanan mobile banking Bangladesh untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan untuk menciptakan basis klien yang puas dan setia.
15 Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel keunggulan relatif, persepsi kompleksitas, persepsi kompatibilitas, dan persepsi triability terhadap penggunaan mobile banking .
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah, pada penelitian terdahulu data yang diperoleh didapatkan dengan cara wawancara pribadi dengan jumlah responden sebanyak 400 orang, dan tidak menggunakan variabel intensi perilaku.
Gambar 2.3 MODEL PENELITIAN ABU BAKR EMRAN SALAHUDDIN ,
IFTEAR AHMED CHOWDHURY , HANIF MAHTAB AND MD. LATIFUL KHABIR
16
61
16 Tabel 2.1
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITIAN TERDAHULU DENGAN PENELITIAN SEKARANG
Keterangan M Sadiq Sohail dan Al- Jabri Charles Makanyeza Abu Bakr Emran Salahuddin , Iftear Ahmed Chowdhury ,
Hanif Mahtab and Md. Latiful Khabir Muhammad Zainal Musthofa
Judul Mobile Banking Adoption : Application of Diffusion of Innovation Theory
Determinants of Consumers Intention to Adopt Mobile Banking Services in Zimbabwe
Factors Influencing the Mobile Banking Adoption in the Banking Sector of Bangladesh
Pengaruh Keunggulan Relatif, Persepsi Kompleksitas, Persepsi Kompatibilitas, Persepsi Triability terhadap Intensi Perilaku
menggunakan Mobile Banking
serta dampaknya pada Penggunaan Mobile Banking Bank Rakyat Indonesia di Surabaya Variabel Eksogen Keunggulan relatif, kesesuaian yang diterima, Kegunaan yang diterima,kemudahan yang Keunggulan relatif, kesesuaian yang diterima, Keunggulan relatif,persepsi kompleksitas, persepsi persepsi kompleksitas, diterima, perasaan diri yang persepsi kompatibilitas,persepsi, triability risiko yang dirasakan dan diterima,pengaruh sosial, kompleksitas,penampakan, persepsi triability. kondisi yang persepsi triability, risiko difasilitasi,keuntungan yang dirasakan relatif,persepsi kompleksitas, persepsi kompatibilitas,persepsi triability ,risiko yang diterima,pengetahuan kesadaran. Variabel endogen Penggunaan M-banking Penggunaan M-banking Penggunaan M-banking Penggunaan M-banking Intensi Perilku Intensi Perilakumenggunakan Mobile
Banking
16
17
17
61 Objek penelitian Nasabah bank Nasabah bank Nasabah bank Nasabah bank Lokasi Arab Saudi Zimbabwe Bangladesh Surabaya Populasi Individu dewasa yang tinggal di Arab Nasabah bank-bank berbeda Pengguna mobile Nasabah BRI Saudi di perkotaan Zimbabwe banking di distrik
Dhaka, Gazipur, Narsingdi dan Munshiganj di Bangladesh. Jumlah responden 330 232 338 100 Teknik sampling Convenience sampling Random Sampling Random Sampling Purposive sampling Instrumen penelitian Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Teknik analisis data Normalitas, validitas konvergen, Independent-sampel T-test Analisis korelasi dan SEM (menggunakan
validitas diskriminan, multikolinearitas dan one-way ANOVA stepwise regression PLS)
dan bias metode umum.16
18
18
61
19
61
16 Hasil Keunggulan relatif, Persepsi Kompatibilitas, Pengamatan, memiliki pengaruh positif signifikan terhadap adopsi mobile banking.
Kompleksitas persepsi triability memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap adopsi mobile banking, r isiko yang dirasakan ditemukan memiliki efek signifikan negatif pada adopsi mobile banking
Kegunaan yang dirasakan,
persepsi self-efficacy,
pengaruh sosial, keuntunganrelatif dan kompatibilitas
yang dirasakan semua
ditemukan memiliki efek
positif signifikan pada niat perilaku untuk mengadopsilayanan mobile banking.
Sementara Risiko yang
dirasakan ditemukan memiliki efek negatif pada niat perilaku untuk mengadopsi layanan mobile banking.Persepsi triability , observasi, keunggulan relatif, risiko yang dirasakan, kompleksitas, dan kompatibilitas memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan adopsi mobile banking.
Variabel trialability memiliki dampak paling besar pada variabel dependen.
Keunggulan relatif, persepsi kompleksitas, persepsi kompatibilitas berpengaruh positif terhadap intensi perilkumenggunakan Mobile Banking . intensi perilkaumenggunakan Mobile Banking berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan mobile banking. Sementara persepsi
19 triability berpengaruh negatif terhadap intensi perilakumenggunakan Mobile Banking
16
20
20
61
21
2.2 Landasan Teori
Di dalam sub bab ini akan menjelaskan tentang teori yang mendukung dan melandasi hal-hal yang berkaitan dengan variabel yang mempengaruhi penggunaan mobile banking.
2.2.1 Pengertian Keunggulan Relatif
Keunggulan relatif menurut Tatik Suryani (2013 : 231) apabila sebuah produk dapat diterima lebih mudah dipasaran dibandingkan produk lain artinya produk tersebut sudah memiliki nilai lebih dibandingkan produk lainnya atau produk tersebut sudah memiliki keunggulan relatif.
Keunggulan relatif adalah keunggulan yang dimiliki oleh BRI dan tidak dimiliki oleh bank pesaing. Menurut Kotler dan Keller (2013:612) keuntungan relatif adalah tingkat di mana inovasi tampak lebih bagus dari produk lama. Tingkat kelebihan suatu inovasi apakah lebih baik dari inovasi yang telah sebelumnya atau dari hal yang biasa dilakukan. Biasanya keunggulan relatif dapat diukur dari segi ekonomi, prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan.
Ceccucci et al. dalam Islam et al. (2013:828) menyatakan keuntungan relatif adalah sejauh mana nasabah merasakan inovasi untuk mewakili peningkatan baik efisiensi atau efektivitas bila dibandingkan dengan menggunakan metode yang sudah ada. Keuntungan relatif mengacu pada sejauh mana suatu inovasi dianggap lebih baik daripada gagasan itu menggantikan (Yeong et al. 2015:596). Semakin besar keuntungan relatif yang dirasakan oleh
22 Keunggulan relatif dapat dimiliki BRI dengan menciptakan inovasi.West & Far Ancok (2012:34) Inovasi merupakan pengenalan dan penerapan secara sengaja gagasan, proses, produk, dan prosedur yang baru pada unit yang menerapkannya yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas.
Menurut Flight dalam salahuddun (2017 : 144), keuntungan relatif dimaksudkan untuk mencerminkan persepsi nasabah mengenai seluruh atau sebagian kualitas inovasi masa depan akan dapat menawarkan nilai tambah kepada nasabah potensial dibandingkan dengan opsi yang tersedia saat ini.Keunggulan relatif juga memberikan nasabah kontrol yang lebih mudah dan lebih baik sehingga dapat memberikan efektivitas dan efisiensi penggunaan.
2.2.2 Pengertian Persepsi Kompleksitas
Tidak semua inovasi dapat diterima dengan mudah oleh nasabah bank, salah satu yang menghalangi dalam pengadopsian inovasi baru adalah kompleksitas dalam penggunaan inovasi yang digunakan. Tingkat di mana suatu inovasi dilihat oleh individu yang dianggap relatif sulit dipahami dan digunakan disebut sebagai kompleksitas yang dirasakan.
Menurut Kotler dan Keller (2013: 610) kompleksitas adalah tingkat sulitnya suatu inovasi untuk dimengerti atau digunakan. Apabila suatu inovasi sulit dimengerti dan dinggunakan maka akan berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya inovasi diterima. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi diterima.
23 Menurut Nor dalam salahuddun (2017 : 144),kompleksitas memerlukan perjuangan fisik dan mental yang jelas oleh orang-orang agar bersedia mengadopsi inovasi atau layanan tertentu.
Kompleksitas penggunaan merupakan faktor utama dalam adopsi mobile
banking. Ada banyak penelitian empiris mengenai teknologi mobile yang
menunjukkan bahwa keinginan pengguna untuk mengadopsi mobile banking dihambat oleh kompleksitas inovasi yang dirasakan.
Bauer et al. dalam Islam et al. (2013: 830) mengungkapkan di mana kompleksitas memiliki hubungan negatif ketika mengadopsi sistem baru, semakin rendah kompleksitas maka akan semakin cepat dan mudah inovasi tersebut di adopsi. Sebaliknya, semakin besar kompleksitas, semakin lambat tingkat adopsi.
2.2.3 Pengertian Persepsi kompatibilitas
Menurut Kotler dan Keller berpendapat, bahwa kompatibilitas adalah tingkat kesesuaian antara inovasi dengan nilai dan pengalaman perorangan. Tingkat kesesuaian dari suatu inovasi, apakah dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai- nilai, pengalaman dan kebutuhan. Jika inovasi berlawanan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh nasabah, maka inovasi baru tersebut tidak dapat diadopsi dengan mudah oleh nasabah (Kotler dan Keller, 2013 : 613).
Nasabah cenderung lebih mudah mengadopsi teknologi yang kompatibel dengan teknologi saat ini yang mereka miliki atau miliki sebelumnya. Inovasi yang sesuai dengan gaya hidup pengguna biasanya memiliki sifat yang lebih cepat
24 Penelitian yang telah dilakukan di Malaysia menunjukkan hasil bahwa kesesuaian yang dirasakan oleh konsumen merupakan anteseden yang berpengaruh signifikan dalam menentukan sikap konsumen terhadap adopsi internet banking Ndubisi & Sinti dalam Makanyeza (2016 : 381).
2.2.4 Pengertian Persepsi Triability
Sebelum nasabah bisa menggunakan aplikasi mobile banking BRI maka perlu pihak bank untuk memfasilitasi nasabah agar dapat mencobanya terlebih dahulu atau memberikan demo penggunaan kepada nasabah, adanya kesempatan nasabah untuk mencoba menggunakan aplikasi yang ada juga akan memberikanpengetahuan lebih tentang fitur-fitur yang ada dalam aplikasi mobile baking .
Menurut Shambare dan Püschel et al dalam Makanyeza (2016 : 4)Inovasi yang dapat dicoba atau digunakan sebelum implementasi cenderung diterima lebih cepat dari yang tidak dapat dicoba. Dukungan lebih lanjut juga diberikan oleh Tan & Teo dalam Makanyeza (2016) mereka berpendapat bahwa jika konsumen diberikan kesempatan untuk mencoba inovasi yang ada, ini akan meminimalkan ketakutan akan rasa tidak tahu dan sulitnya menggunakan teknologi. Dengan demikian bank yang memberikan bantuan dan demonstrasi mengenai penggunaan mobile banking saat nasabah belum mengereti atau paham cara penggunaan mobile bankingkekhawatiran tentang sulitnyamobile banking dapat diminimalkan dan ini juga akan memotivasi para pengadopsi potensial untuk terus menggunakan mobile banking.
25
2.2.5 Pengertian Intensi Perilaku Menggunakan Intensi adalah niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu perilaku.
Menurut Ajzen dan Fishbein dalam Islam et al. (2013:826) niat perilaku dapat digunakan untuk memprediksi perilaku yang sesuai sehingga seseorang dapat melakukan tindakan secara sukarela.
Menurut Mafe' et al dalam Islam et al.(2013: 834) niat diasumsikan untuk menangkap faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku, niat adalah indikator seberapa kuat faktor individu untuk berperilaku, berapa banyak dari upaya mereka berencana untuk menggunakan, dan untuk terlibat dalam perilaku.Menurut Shanmugam et al. (2014 : 239) intensi perilaku adalah ukuran kemungkinan bahwa seseorang akan mengaplikasi mobile banking BRI.
Niat berperilaku (behavioral intention) didefinisikan Mowen dalam Ensiklopedia (2012) sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang dan menggunakan produk atau jasa.
Jadi konsumen dapat membentuk keinginan melalui perilaku mencari informasi, memberitahukan orang lain tentang pengalamannya dengan suatu produk, membeli produk atau jasa tertentu, atau membuang produk dengan cara tertentu. Hal ini didukung oleh pendapat Olson & Peter (2013 : 6)yaitu bahwa niat berperilaku (behavioral intention) adalah suatu proposisi yang menghubungkan individu dengan tindakan yang akan datang.
2.2.6 Pengertian Penggunaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penggunaan diartikan sebagai proses, cara
26 aktivitas memakai sesuatu atau membeli sesuatu berupa barang dan jasa. Pembeli dan pemakai yang dapat disebut pula sebagai konsumen barang dan jasa. Dalam penelitian ini penggunaan adalah pemakaian pada fitur-fitur yang ada pada
smartphone dalam berinteraksi dengan orang lain.
Penggunaan sistem menurut Davis dalam Irwan Tirtana dan Shinta Permata Sari (2014) adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Menurut Tangke dalam Wibowo (2008)seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktivitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan. Mobile banking sebagai salah satu bentuk aplikasi sistem juga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas penggunanya. Oleh karena itu, penggunaan Mobile banking dapat diartikan sebagai kondisi nyata penggunaan layanan Mobile banking oleh nasabah bank.
2.2.7 Mobile Banking
Mobile banking dapat didefinisikan sebagai suatu layanan inofatif yang diberikan
oleh bank yang memberikan izin kepada nasabah untuk dapat melakukan transaksi perbankan melalui ponsel di mana saja dan kapan saja (Riswandi, Budi Agus , 2005). Pendapat lain tentang mobile banking menurut Shaik dan Karjaluotodalam Makanyeza (2016 : 2)mendefinisikan bahwa mobile banking sebagai produk atau layanan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan mikro atau bank untuk melakukan transaksi keuangan dan non-keuangan dengan menggunakan
27 Dengan adanya mobile banking transaksi yang biasanya dilakukan secara manual atau nasabah harus datang ke bank untuk melakukan proses transaksi, kini transaksi dapat dilakukan hanya dengan menggunakan smartphone. Nasabah kini dapat menghemat waktu karena tidak lagi harus datang ke bank atau kantor cabang dan mengeluarkan biaya transportasi, selain itu mobile banking juga membuat nasabah tidak ketinggalan zaman dan dapat membuat smartphone lebih berguna.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa mobile banking merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan teknologi dan informasi yang berdampak besar pada sektor perbankan.
2.2.8 Hubungan Keunggulan Relatif dengan Intensi Perilaku Menggunakan
Salah satu hal yang mempengaruhi niat dalam menggunakan suatu teknologi adalah keunggulan relatif yang terkandung di dalamnya. Keunggulan relatif dapat berupa suatu inovasi, tetapi inovasi juga masih memiliki karakteristik yang bisa diterima dan tidak bisa diterima oleh masyarakat.
Dalam pengadopsian inovasi baru untuk mendapatkan keunggulan relatif, suatu produk/ teknologi akan cepat diterima masyarakat apabila masyarakat merasa jika produk/teknologi baru yang diberikan memiliki keunggulan relatif dibandingkan dengan produk/teknologi yang telah ada sebelumnya.
Eriksson et al. (2008 : 154-169) mengungkapkan bahwa keuntungan relatif memiliki pengaruh kuat pada intensi perilaku. Konsumen menganggap
mobile banking menjadi lebih mudah daripada saluran perbankan lainnya.
28 lebih baik dari keuangan mereka dan kecepatan yang merupakan keuntungan dari penggunaan mobile banking. Komponen ini mencerminkan sikap konsumen terhadap manfaat yang pada akhirnya akan terus menggunakan mobilebanking.
2.2.9 Hubungan Persepsi Kompleksitas dengan Intensi Perilaku
MenggunakanZaman sekarang masyarakat menginginkan adanya peningkatan dari suatu produk atau pelayanan tetapi ingin tetap mudah dalam penggunaannya. Kompleksitas, adalah sejauh mana inovasi dirasakan sulit dipahami dan digunakan. Inovasi yang lebih mudah dipahami tanpa harus mengembangkan keterampilan dan pemahaman baru akan lebih cepat untuk diadopsi oleh masyarakat. Dengan kata lain jika inovasi yang diciptakan dirasa memiliki kompleksitas yang tinggi oleh masyarakat maka akan mengakibatkan munculnya hambatan untuk mengadopsi inovasi tersebut.
Ketika nasabah merasa bahwa inovasi itu kompleks, sulit untuk digunakan, mereka tidak mungkin untuk mengadopsinya Shambare et al, (2013).
Dalam sebuah penelitian untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi mobile banking di antara siswa Afrika Selatan, Shambare (2013) menyimpulkan bahwa kompleksitas secara negatif mempengaruhi adopsi ponsel perbankan.
2.2.10 Hubungan Kompatibilitas dengan Intensi Perilaku Menggunakan
Banyaknya perusahaan perbankan saat ini akan menimbulkan persaingan yang
29 nilai yang dianut, kepercayaan, kebiasaan dan pengalaman penggunaan yang ada sebelumnya oleh konsumen.Hal ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan dan mempertahankan nasabah, perusahaan perlu menciptakan inovasi yang sesuai dengan keinginan nasabah.
Adanya kesesuaian atau tidak inovasi yang ada dengan nasabah dapat dilihat dari tingkat pengadopsian inovasi tersebut. Karena, semakin nasabah merasa memiliki kesesuaian dengan layanan dan inovasi yang diberikan maka akan mendorong cepatnya layanan dan inovasi tersebut akan diadopsi.
Menurut Du ; Koksal Püschel et al., dan Püschel et al.dalam Makanyeza, (2016) konsumen yang melihat inovasi tertentu yang kompatibel dengan gaya hidup mereka cenderung menerimanya. Kompatibilitas ditemukan secara positif mempengaruhi niat untuk menggunakan mobile banking (Hanafizadeh et al., 2014). Menurut du et al., dalam Makanyeza (2016) kompatibilitas yang dirasakan ditemukan untuk secara positif mempengaruhi niat adopsi layanan nilai tambah
3G di Cina. Püschel et al., dalam Makanyeza (2016) berpendapat bahwa hal tersebut jugaditemukan bahwa kompatibilitas secara positif mempengaruhi adopsi teknologi mobile banking di Brasil . Demikian pula, kompatibilitas yang dirasakan ditemukan untuk mempengaruhi secara positif mobile banking di kalangan konsumen muda Jerman Koenig-Lewis et al., dalam Makanyeza (2016).
2.2.11 Hubungan Persepsi Triability dengan Intensi Perilaku Menggunakan
Keadaan nasabah saat ini yang semakin kritis dengan pelayanan dan inovasi yang diberikan menuntut perusahaan dibidang perbankan harus perlu mengatur strategi
30 perencanaan yang kurang akan membuat inovasi yang dibuat malah tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, dan malah membuat nasabah merasa tidak nyaman dan kesulitan untuk menggunakan.
Sebelum meresmikan suatu inovasi maka perlu untuk dilakukannya percobaan terhadap inovasi tersebut, dengan harapan bahwa dengan dilakukannya hal tersebut perusahaan akan mendapatkan umpan balik sebagai bahan evaluasi dari nasabah yang telah menggunakannya. Disisi lain dengan adanya percobaan yang diberikan harapan selanjutnya adalah akan hilangnya rasa takut untuk menggunakan inovasi baru pada diri nasabah. Karena salah satu hal yang menghambat lambatnya inovasi baru diadopsi oleh nasabah adalah rasa takut akan kurangnya pengetahuan dengan teknologi baru dan belum pernah mencoba sebelumnya.Menurut penelitian terdahulu inovasi yang dapat dicoba atau diuji sebelum implementasi cenderung diadopsi lebih dari yang tidak dapat dicoba atau diuji Shambareet al,(2013).
2.2.12 Hubungan Intensi Perilaku Menggunakan terhadap Penggunaan
Mobile Banking
Niat menggunakan merupakan suatu keinginan yang muncul dari dari seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu (Jogiyanto, 2007:29). Keinginan berperilaku dalam menggunakan, nasabah sering kali didasarkan pada kemungkinan tindakan. Ditemukan bahwa niat menggunakan memiliki efek positif pada penggunaan informasi dan teknologi Alwahaishi dan Snasel dalam Makanyeza (2016).
31 Sebuah studi oleh Bankole dalam Makanyeza (2016) juga menemukan bahwa niat menggunakan secara positif mempengaruhi perilaku penggunaan terhadap mobile banking.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang menjadi dasar dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.4
KERANGKA PEMIKIRAN
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan teori-teori yang relevan, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
H1 : Keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.
H2 : Persepsi kompleksitas yang dirasakan berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.
H3 : Persepsi kompatibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap intensi
32 H4 : Persepsi Triability berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilakumenggunakan.
H5: Intensi perilakumenggunkaan mobile banking berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan mobile banking di Surabaya.