BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing terhadap praktik internet financial Reporting pada bank pembangunan Daerah dan bank umum -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

  Sebagian dasar dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi internet

  financial reporting.

1. Ivica Pervan dan Marijana Bartulović (2017)

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi praktek pelaporan keuangan Bank menggunakan internet financial

  

reporting (IFR) dan mengetahui tingkat kecenderungan pelaporan keuangan

  melalui internet terhadap dua puluh tujuh bank yang ada di Kroasia selama periode 2010 - 2014. Variabel yang digunakan digunakan pada penelitian ini ada dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah internet financial reporting (IFR), sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, kecukupan modal dan kepemilikan asing. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan bank yang berada di Republik Kroasia pada periode 2010 - 2014. Teknik analisis data menggunakan analisis panel dinamis. Hasil penelitian ini kecukupan modal berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial reporting (IFR).

  Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini, yaitu: 1.

  Variabel dependen yang digunakan adalah internet financial reporting.

  2. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan asing.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Variabel independen yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah kecukupan modal.

  Sedangkan pada penelitian ini menggunakan dewan leverage, likuiditas, tipe audit, umur listing.

  2. Sampel yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah laporan keuangan bank yang berada di Republik Kroasia. Sedangkan penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  3. Periode yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah 2010 - 2014. Sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan periode 2016.

  4. Teknik penelitian terdahulu menggunakan teknik analisis panel dinamis. Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

  2. Ali Saleh Alarussi dan Dhiaa Shamkhi (2016)

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah pengungkapan internet financial

reporting (IFR) dapat dijelaskan oleh karakteristik perusahaan dan komite dewan perusahaan.

  Variabel yang digunakan pada penelitian ini ada dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel perusahaan, jumlah pemegang saham, status listing, ketua direksi, ketua komite audit dan komite nominasi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ada seratus sembilan puluh empat situs web perusahaan yang terdaftar di Malaysia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi, umur perusahaan, jumlah pemegang saham, status listing,dan komite nominasi berpengaruh signifikan terhadap internet financial

  

reporting (IFR). Sedangkan Internationality, leverage, foreign shareholder, ketua direksi, dan

  ketua komite audit dan komite nominasi berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial reporting (IFR).

  Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini, yaitu: 1.

  Variabel dependen yang digunakan adalah internet financial reporting.

2. Variabel independen yang digunakan meliputi kepemilikan asing, leverage, status listing.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu adalah Internationality, teknologi, umur perusahaan, jumlah pemegang saham, ketua direksi, dan ketua komite audit dan komite nominasi. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, tipe audit.

  2. Sampel yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah seratus sembilan puluh empat situs web perusahaan yang terdaftar di Malaysia, sedangkan pada penelitian ini adalah seluruh bank pembangunan daerah dan bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Ehab K. A. Mohamed dan Mohamed A. K. Basuony (2015)

  yang digunakan pada penelitian ini adalah internet financial reporting (IFR) sebagai variabel dependennya dan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, tipe industri dan tipe audit. Sampel pada penelitian ini adalah tujuh puluh sembilan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Qatar dan Bursa Efek Bahrain periode 2011. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap internet financial reporting (IFR). Sedangan variabel lainnya berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial reporting (IFR).

  Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang, yaitu: 1.

  Variabel dependen yang digunakan adalah internet financial reporting.

  2. Variabel independen yang digunakan meliputi profitabilitas dan leverage, tipe audit, ukuran perusahaan.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu adalah tipe industri. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan kepemilikan asing, likuiditas, umur listing

  2. Sampel yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah tujuh puluh sembilan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Qatar dan Bursa Efek Bahrain. Sedangkan pada penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  3. Periode yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah tahun 2011, sedangkan penelitian ini menggunakan periode 2016.

  4. Dolinsek, Tominc, Skerbinjek (2014)

  Slovenia, termasuk isi serta presentasi online keuangan informasi. Tujuan kedua adalah untuk mengeksplorasi pendapat dari pengguna terhadap metode baru dari pelaporan keuangan internet. keuangan melalui internet dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Slovenia. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, bentuk hukum perusahaan, konsentrasi kepemilikan, usia dan sektor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, konsentrasi kepemilikan, bentuk hukum dan sektor operasi memiliki pengaruh pada Internet Financial reporting (IFR).

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Variabel independen penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan.

  2. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Ada yang berbeda dari variabel independennya. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel bentuk hukum perusahaan, konsentrasi kepemilikan, usia dan sektor. Sedangkan pada penelitian sekarang menambahkan variabel leverage, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing.

  2. Sampel pada penelitian sebelumnya yaitu di perusahaan di Slovenia, sedangkan penelitian sekarang pada perusahaan perbankan di BEI.

  5. Deasy Ratna (2013)

  Penelitian yang dilakukan oleh Deasy Ratna (2013) memiliki tujuan mengidentifikasi serta kapasitas pasar terbesar di Indonesia sebagai sampel penelitian. Menurut Deasy Ratna (2013) perusahaan yang memiliki nilai kapasitas besar akan semakin akurat dan relevan dalam menyampaikan informasi perusahaannya. Hal ini akan berdampak pada tingkat perdagangan yang semakin tinggi dan juga pada tingkat harga saham yang diterbitkan oleh perusahaan akan cenderung naik (outstanding check).

  Deasy Ratna (2013) memasukkan profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik sebagai variabel independen di penelitiannya ini. Sedangkan variabel dependen dari penelitian ini adalah Isi laporan keuangan (content), waktu pelaporan keuangan (timeliness), teknologi yang digunakan (tehconology index),dan fasilitas pendukung web

  (User Support ) atau yang disebut juga dengan Internet Financial Reporting.

  Deasy Ratna (2013) dalam penelitiannya menggunakan teknik analisis data dengan langkah pertama melakukan pengukuran indeks Internet Financial Reporting, langkah kedua melakukan pengukuran variabel independen, yang ketiga melakukan tabulasi data yang selanjutnya melakukan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji model, dan langkah terakhir yang dilakukan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Deasy Ratna (2013) menunjukkan variabel independen dan dependen yang diteliti menyatakan tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap Internet

Financial Reporting pada 50 Leading Companies In Market Capitalization yang terdaftar di IDX.

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu 1.

  Memilih topik yaitu Internet Financial Reporting 2. Beberapa variabel independen yang digunakan penilitian sebelumnya dengan penelitian

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Pada penelitian sebelumnya memakai variabel independen yaitu kepemilikan saham publik, namun pada penelitian sekarang memakai kepemilikan asing, tipe audit, dan umur listing sebagai variabel independen.

  2. Pada periode penelitian juga terdapat perbedaan, penelitian sebelumnya periode 2009- 2013, sedangkan pada penelitian sekarang periode 2016.

  6. Handita Rachma Sulistyanto & Yeterina Widi Nugrahanti (2013)

  Penelitian ini berjudul “Analisis Perbedaan Ketepatan Waktu Internet Financial Reporting pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah ketepatan waktu IFR dengan pengukuran menggunakan variabel dummy. Sedangkan, variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi, dan jumlah anggota dewan komisaris.

  Sampel penelitian menggunakan purposive sampling pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jenis data yang digunakan adalah data corss- sectional yaitu pada tahun 2011.

  Hasil penelitian tersebut adalah ketepatan waktu IFR berpengaruh (hipotesis diterima) terhadap ukuran perusahaan, umur listing, dan kepemilikan manajerial. Namun, dalam penelitian tersebut

  IFR tidak berpengaruh (hipotesis ditolak) terhadap profitabilitas, leverage, likuiditas, kepemilikan institusi dan jumlah anggota dewan komisaris.

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

  2. Beberapa variabel independen yang sama seperti ukuran perusahaan, profitabilitas,leverage,dan likuiditas.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Sampel yang digunakan penelitian sebelumnya yaitu perusahaan manufaktur sedangkan pada penelitian sekarang yaitu pada perusahaan perbankan.

  2. Periode yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2011, sedangkan penelitian sekarang adalah tahun 2016.

  3. Variabel independen pada penelitian sebelumnya yaitu umur perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi, dan jumlah anggota dewan komisaris. Sedangkan variabel independen pada penelitian sekarang yaitu penambahan variabel tipe audit, umur listing, dan kepemilikan asing.

7. Munther Talal Momany dan Rekha Pillai (2013)

  Penelitian ini berjudul “Internet Financial Reporting in UAE-Analysist and

  Implementation

  ”. Penelitian dilakukan untuk meneliti sejauh mana tingkat Internet Financial Reporting (IFR) perusahaan di Uni Emirat Arab (UEA) yang terdaftar di Bursa Efek Abu Dhabi (ADX). Populasi dan sampel penelitian ini terdiri dari semua 65 perusahaan yang terdaftar di pasar utama Bursa Abu Dhabi (ADX), dibagi menjadi sepuluh sektor berdasarkan klasifikasi ADX. Data penelitian yang digunakan adalah data cross-sectional, yaitu data laporan tahunan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dimana semua perusahaan mengungkapkan informasi keuangan yang telah diposting 2010 sementara 2011 hasilnya belum dirilis. keuangan parsial atau ringkasan. Temuan positif tentang hubungan langsung antara penelitian menunjukkan IFR dan 6 variabel yaitu Kepemilikan Saham Institusional, Kepemilikan Saham > 5%, Auditor Big 4, Earning Per Share (EPS), Debt to Assetss dan Ukuran Perusahaan. Temuan hubungan negatif penelitian menunjukkan 7 variabel, yaitu Return On Asset (ROA), Total Kewajiban, Umur, Government Share, Kepemilikan saham > 10%, Dividen Per Share (DPS),

  

Quick Ratio (QR) dan IFR. Umur perusahaan juga memiliki muncul sebagai penentu ringan

  praktik IFR di Abu Dhabi emitmen. Sebuah perusahaan struktur kepemilikan saham dan pameran kepemilikan yang terkonsentrasi tidak penting sebagai penentu IFR.

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang memiliki beberapa kesamaan variabel independennya yaitu profitabilitas, leverage, likuiditas, tipe audit, ukuran perusahaan.

  2. Teknik pengambilan data pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang menggunakan purposive sampling.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Populasi yang digunakan penelitian sebelumnya yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Abu Dhabi (ADX), sedangkan pada penelitian sekarang yaitu pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  2. Periode yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2010, sedangkan penelitian sekarang adalah tahun 2016.

  3. Variabel independen pada penelitian sebelumnya yaitu kepemilikan saham institusional, total kewajiban, umur perusahaan. Sedangkan variabel independen pada penelitian sekarang yaitu penambahan variabel kepemilikan asing dan umur listing.

8. Abdul Rozak(2012)

  Penelitian ini berusaha untuk meneliti praktik Internet Financial Reporting (IFR) dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong ke dalam perhitungan saham LQ-45 pada tahun 2012. Sampel ini diambil dengan cara

  

purposive sampling , sehingga diporeleh sampel yang layak untuk diteliti sebanyak 39 perusahaan

  LQ-45. Teknik analisisnya menggunakan analisis regresi linier berganda. Sementara untuk menguji hasil hipotesisnya digunakan secara parsial (uji t) dan secara simultan (uji F). Hasil penelitian pada perusahaan LQ-45 menunjukkan bahwa Internet Financial Reporting (IFR) dengan variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan saham oleh publik dan kelompok indutri dengan hasil ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting (IFR), sedangkan kepemilikan saham oleh publik, leverage, kelompok industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Internet Financial Reporting (IFR).

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu 1.

  Beberapa variabel independen yang sama seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage.

2. Teknik analisis data pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang menggunakan

  1. Variabel independen pada penelitian sebelumnya yaitu variabel kepemilikan saham oleh publik dan kelompok industri. Sedangkan variabel independen pada penelitian sekarang yaitu penambahan variabel likuiditas, tipe audit, umur listing, dan kepemilikan asing.

  2. Perbedaan lainnya adalah sampel pada penelitian sebelumnya yaitu perusahaan yang tergolong ke dalam perhitungan saham LQ- 45, namun penelitian sekarang yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  3. Periode yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2012, sedangkan penelitian sekarang adalah tahun 2016.

  9. Mellisa Prasetya dan Sony Agus Irwandi (2012)

  Penelitian yang dilakukan berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan

  Keuangan Melalui Internet (internet financial reporting) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

  ”. Tujuan penelitian adalah untuk memeriksa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi adalah perusahaan go public yang terdaftar di BEI.

  Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur tahun 2010. Teknik pengambilan sampel secara random/acak (stratified random sampling). Hasil penelitian tersebut mengatakan hanya variabel ukuran perusahaan yang mempunyai pengaruh positif dalam mempengaruhi

  

internet financial reporting (IFR) pada perusahaan manufaktur karena koefisien regresi bertanda

  positif. Sedangkan, variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, dan umur listing tidak mempunyai

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

  Variabel independen pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan umur listing.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Periode penelitian pada penelitian sebelumnya menggunakan tahun periode 2010, sedangkan penelitian sekarang menggunakan tahun periode 2016.

  2. Teknik pengambilan data pada penelitian sebelumnya menggunakan random (acak), sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan teknik pengambilan data purposive

  sampling .

  3. sampel pada penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan, penelitian sekarang pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  4. Selain itu, penelitian sebelumnya menghitung IFR hanya sampai indeks content saja, sedangkan penelitian sekarang menghitung IFR menggunakan 4 indeks yaitu content,

  timelines, pemanfaatan teknologi dan user support.

10. Widaryanti (2011)

  Menurut Widaryanti (2011) pada informasi terbaru yang masuk ke pasar dari perusahaan publik dan emoten yang sahamnya tercatat di bursa efek biasanya akan dimanfaatkan oleh investor untuk pertimbangan dan pengambilan keputusan keuangan, atau investasi dalam sekuritas saham dan melakukan aktivitas di pasar modal. keuangannya, hal ini dilakukan karena berbagai fitur berita dan informasi keuangan maupun non keuangan akan sangat mudah di akses oleh pengguna informasi tanpa adanya hambatan batasan geografis ataupun waktu. Sehingga mempermudah akses informasi, biaya yang relatif lebih murah, dan kecepatan memperoleh informasi terbaru.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widaryanti menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan, yaitu ukuran perusahaan, tipe bisnis, profitabilitas, leverage, likuiditas, penerbitan saham, kepemilikan publik, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris berpengaruh secara bersama-sama terhadap ketepatan waktu CIR pada sampel yang digunakan.

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu 1.

  teknik pengambilan sampel pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang menggunakan purposive sampling.

  2. Beberapa variabel independen yang sama seperti ukuran perusahaan, profitabilitas,

  leverage, dan likuiditas Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Sampel yang digunakan penelitian sebelumnya yaitu perusahaan listing sedangkan pada penelitian sekarang yaitu pada perusahaan perbankan.

  2. Periode yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2008, sedangkan penelitian sekarang adalah tahun 2016.

  3. Variabel independen pada penelitian sebelumnya yaitu tipe bisnis, penerbitan saham, kepemilikan publik, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris.

11. Hanny Sri Lestari dan Anis Chariri (2009)

  Penelitian yang dilakukan Hanny dan Anis berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

  Mempengaruhi Internet Financial Reporting dalam Website Perusahaan ”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage perusahaan, reputasi auditor dan umur listing perusahaan terhadap IFR. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan non financial yang tercatat di Bursa Efek Jakarta tahun 2005. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

  

proportional stratified random sampling , dengan mengelompokkan berdasarkan tipe industri

  terlebih dahulu kemudian diambil secara acak/random. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

  IFR. Dari ketujuh faktor yang diteliti (ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri,

  

leverage , reputasi auditor dan umur listing perusahaan) terbukti semuanya berpengaruh positif

terhadap IFR kecuali profitabilitas dan jenis industri.

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

  Beberapa variabel independen yang sama pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, umur listing dan reputasi auditor.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Beberapa variabel yang digunakan penelitian sebelumnya tetapi tidak digunakan dalam penelitian sekarang seperti jenis industri. Sedangkan, penelitian sekarang menggunakan variabel kepemilikan asing dan tipe audit.

  2. Perbedaan lainnya yaitu periode penelitian. Penelitian sebelumnya menggunakan data penelitian tahun periode 2005, sedangkan penelitian sekarang menggunakan data penelitian tahun periode 2016.

3. Teknik pengambilan sampel pada penelitian sebelumnya menggunakan proportional

  stratified random sampling . Sedangkan penelitian sekarang menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling.

12. Luciana Spica (2008)

  Penelitian yang dilakukan Luciana pada tahun 2008 yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Financial And Sustainability Reporting”. Tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa pengaruh variable keuangan terhadap pengungkapan Internet Financial And Sustainability Reporting pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini termasuk penelitian diskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan 2004-2006. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar pada bursa saham Indonesia dan memiliki

  

website perusahaan untuk melaporkan baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan

  perusahaan. Setelah melakukan pengolahan data, didapatkan sampel sebanyak 104 perusahaan, penelitian ini memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan dan kepemilikan mayoritas merupakan variabel yang menentukan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan yang ditunjukkan dengan peningkatan indeks IFSR.

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

2. Teknik pengambilan data pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang menggunakan purposive sampling.

  Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu: 1.

  Perbedaan topik pada penelitian sebelummya dengan penelitian sekarang sedikit berbeda.

  Topik penelitian sebelumnya yaitu Internet Financial and Sustainbility Reporting atau IFSR, sedangkan topik penelitian sekarang yaitu Internet Financial Reporting atau IFR.

  2. Perbedaan lainnya adalah periode penelitian. Periode penelitian yang digunakan pada penelitian sebelumnya menggunakan periode tahun 2004-2006, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2016.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Signalling Theory

  Signalling Theory mengungkapkan tentang bagaimana perusahaan memberikan sinyal

  berupa informasi yaitu keuangan maupun non-keuangan kepada pengguna informasi lapoan keuangan perusahaan. Brigham & Houston (2011) menjelaskan sinyal adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberi informasi bagi pihak luar yaitu investor tentang bagaimana pihak manajemen memandang prospek kedepan suatu perusahaan.

  Signalling Theory dalam Cahyani (2009) menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan

  mempunyai dorongan yang kuat untuk mengungkapkan informasi keuangan maupun non-keungan kepada pihak eksternal atau publik. Perusahaan memberikan sinyal kepada pihak eksternal dapat berupa informasi keuangan yang bisa dipercaya dan dapat mengurangi ketidakpastian mengenai meliputi sinyal langsung (aliran kas perusahaan) dan sinyal tidak langsung (struktur modal, kebijakan deviden, pemilihan kebijakan akuntansi, kebijakan keuangan).

  Teori sinyal berhubungan dengan penelitian saat ini yaitu pada internet financial reporting (IFR), perusahaan melakukan pelaporan keuangan melalui website agar mempermudah para investor melihat laporan keuangan di setiap perusahaan. Berhubungan dengan teori sinyal mengungkapkan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Perusahaan akan secepat mungkin dalam penyampaian pelaporan keuangannya untuk mendapatkan investasi atau dana dari investor sehingga bisa menguntungkan bagi perusahaan.

2.2.2 Agency Theory

  Agency Theory diperkenalkan Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun

  1976. Teori ini Menemukan bahwa dalam sebuah hubungan agensi, terdapat perjanjian antara prinsipal (satu orang atau lebih) dan agen untuk memberikan jasa demi kepentingan pihak-pihak yang mendelegasikan tugas (prinsipal) untuk mengambil keputusan.

  Teori keagenan menyediakan kerangka kerja yang menghubungkan pengungkapan dengan tata kelola perusahaan. Hal ini menyebabkan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan pengungkapan yang komprehensif. Oleh karena itu, jika tata kelola perusahaan dari sebuah komplementer lalu perusahaan tersebut memperkuat mekanisme tata kelola perusahaan maka perusahaan akan cenderung untuk membuat pengungkapan sukarela Dara dan Sari (2012).

  Dalam kerangka teori keagenan, terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu: 1) antara manajer dengan pemerintah (Political Cost Hypothesis). Hal ini berarti ada kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan sesuatu dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas mereka dalam hal ini hubungannya dengan pemilik, kreditur maupun pemerintah. Praktik

  IFR merupakan media untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan.

2.2.3 Klasifikasi Bank

  Bank dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk. Bank

  • –bank di Indonesia dibagi menurut segi fungsi atau status operasi, berdasarkan kepemilikan, berdasarkan penyediaan dana, dan berdasarkan cara penentuan harga:

1) Klasifikasi Bank Berdasarkan Fungsi atau Status Operasi

  Berdasarkan fungsi atau status operasi, bank dikelompokkan menjadi dua. Bank menurut fungsi/status operasi antara lain: bank sentral, bank umum atau bank komersial, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

  a.

  Bank Sentral (Central Bank) Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang

  • –Undang Nomor 13 Tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, pengerahan dana
  • >– dana, perbankan, perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan atau penambahan mata uang rupiah, dan lain
  • –lain. Menurut kamus dalam situs resmi Bank Indonesia, bank sentral adalah bank dengan tugas pokok membantu pemerintah
meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang

  • –undang nomor 10 tahun 1998 adalah Bank Indonesia.

  b.

  Bank Umum atau Bank Komersial Menurut Undang

  • –Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang –Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  c.

  Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Menurut kamus Bank Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau rural bank adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang berlaku, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berikut ini merupakan hal

  • –hal yang membedakan antara Bank Umum dengan Bank Perkreditan Rakyat: 1.

  Jenis kegiatan atau usaha, 2. Permodalan, 3. Alokasi kredit, 4. Badan hukum,

2) Klasifikasi Bank Berdasarkan Kepemilikan a.

  Bank Persero (BUMN) Bank Persero (BUMN) adalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.

  Menurut www.wikipedia.com , bank persero adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.

  b.

  Bank Pemerintah Daerah Bank Pemerintah Daerah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi, secara umum dikenal dengan istilah Bank

  Pembangunan Daerah (BPD), yang didirikan berdasarkan Undang

  • – Undang Nomor 13 Tahun 1962. Setiap Pemerintah Daerah memiliki BPD.

  c.

  Bank Swasta Nasional Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diperuntukkan kepada swasta. Sejak Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan deregulasi pada 27 Oktober 1988 (Pakto 1988), jumlah bank di Indonesia semakin bertambah. Pakto 1988 dapat dikatakan sebagai aturan paling liberal sepanjang sejarah Republik Indonesia di bidang perbankan. Misalnya, hanya dengan modal sebesar Rp. 10 Milyar, seorang pengusaha sudah dapat membuka bank baru, walaupun akhirnya banyak juga bank yang dilikuidasi oleh pemerintah. Bentuk hukum bank swasta nasional adalah perseroan terbatas (PT). d.

  Bank Swasta Asing Bank swasta asing adalah bank

  • –bank umum swasta yang merupakan perwakilan atau kantor cabang dari bank
  • –bank induk di negara asal. Awalnya, bank–bank swasta asing hanya diperbolehkan beropera si di DKI Jakarta saja. Namun setelah adanya Pakto 1988,
  • –bank swasta a sing diperbolehkan untuk membuka kantor cabang pembantu di delapan kota, yaitu: Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang (Makasar), Medan, dan Batam.

  e.

  Bank Umum Campuran (Joint Venture Bank) Menurut kamus dalam situs resmi Bank Indonesia, bank campuran adalah bank umum yang didirikan oleh satu bank umum atau lebih, berkedudukan di Indonesia, dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Indonesia dengan satu bank atau lebih, yang berkedudukan di luar negeri.

3) Klasifikasi Bank Berdasarkan Segi Penyediaan Dana a.

  Bank Devisa (Foreign Exchange Bank) Menurut kamus dalam situs resmi Bank Indonesia, bank devisa adalah bank umum yang dapat melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam transaksi valuta asing, bank devisa dapat menghimpun dan menyalurkan dana ataupun pemberian jasa – jasa keuangan. Bank devisa dapat melayani transaksi b.

  Bank Non–Devisa Bank non

  • –devisa adalah bank umum yang hanya dapat m elayani transaksi–transaksi dalam negeri (domestik). Bank non devisa dapat menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan
  • –ketentuan, seperti: volume usaha minimal, tingkat kesehatan, kemampuan dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

4) Klasifikasi Bank Berdasarkan Penentuan Harga

  Jenis bank jika diklasifikasikan berdasarkan cara penentuan harga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. Seperti yang telah diketahui bahwa Bank konvensional menerapkan bunga dalam transaksinya, sedangkan bank syariah melarang transaksi yang mengandung unsur riba dalam penentuan harganya.

  a.

  Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional Bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang dalam menentukan harganya menetapkan suatu tingkat bunga tertentu, baik untuk dana yang dikumpulkan maupun disalurkan berdasarkan prinsip konvensional. Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia berorientasi pada prinsip konvensional. Perolehan keuntungan dan penentuan harga bagi para nasabah bank konvensional menggunakan metode sebagai berikut:

  1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Harga untuk produk pinjaman (kredit) juga

  spread based . Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga

  pinjaman maka disebut dengan negative spread, 2. Untuk jasa bank lainnya, pihak perbankan dapat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

  b.

  Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah Bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat bunga tertentu, tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Di

  Indonesia, bank dengan prinsip syariah sedang berkembang beberapa tahun ini, dimulai dengan Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Bank Muamalat didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Namun di luar negeri, terutama di negara timur tengah, bank dengan

  • – berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama, yaitu sekitar tahun 1963 an.

  Menurut kamus dalam situs resmi Bank Indonesia, bank syariah adalah bank yang menggunakan sistem dan operasi perbankan berdasarkan prinsip syariah islam dengan mengikuti tata cara berusaha dan perjanjian berusaha yang dituntun oleh Al Qur’an dan Al Hadist, dan mengikuti tata cara berusaha dan perjanjian berusaha yang diperbolehkan oleh Al Qur’an dan Al Hadist. Penentuan harga produk untuk bank dengan berdasarkan prinsip syariah berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. syariah dasar hukumnya adalah Al Qur’an dan sunnah Rasul. Bank syariah mengharamkan penetapan harga produknya dengan bunga tertentu dan menganggap bunga adalah riba.

  Penentuan harga atau keuntungan pada bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), 2.

  Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), 5. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina),

  6. Penentuan biaya–biaya jasa bank lainnya bagi bank s yariah juga dilakukan sesuai syariat Islam.

2.2.4 Laporan Keuangan

  Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2016) laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan laporan disusun sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:

1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode 2.

  Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode 4. Laporan arus kas selama periode 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain; dan

  6. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

  Karakteristik umum laporan keuangan menurut IAI (2016) meliputi: 1.

  Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK 2. Kelangsungan usaha 3. Dasar akrual 2. Materialistas dan penggabungan 3. Saling hapus 4. Frekuensi pelaporan 5. Informasi komparatif 6. Konsistensi penyajian

2.2.5 Pengungkapan Sukarela

  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap internet financial reporting. Menurut (Luciana, 2009) beberapa teori yang menjelaskan

  

internet financial reporting diantaranya teori keagenan. Selain teori keagenan ada pula teori sinyal

  dan analisis biaya-manfaat yang juga menjelaskan mengenai internet financial reporting. Teori keagenan mengusulkan bahwa dengan adanya informasi asimetri manajer akan memilih keputusan yang diperlukan untuk memaksimalkan kegunaannya. Dalam hal ini, teori keagenan menjelaskan

  

internet financial reporting adalah sebagai mekanisme untuk mengontrol kinerja manajer dan

mengurangi asimetri informasi biaya pemantauan (Luciana, 2009).

  Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas tinggi akan menggunakan internet untuk menyebarkan informasi akuntansi perusahaannya, seperti laporan keuangan maupun non keuangan untuk beberapa hal yaitu (Luciana, 2009): 1.

  Meningkatkan reputasi perusahaan 2. Keputusan investasi yang lebih baik dengan invertor 3. Meningkatkan akuntabilitas kepada pemegang saham 4. Lebih akurat penilaian risiko oleh investor 5. Harga saham yang lebih adil

  Namun bukan berarti internet financial reporting tidak ada hal-hal yang menghambat, Luciana (2009) juga mengungkapkan faktor yang dianggap paling menghambat internet finacial reporting yaitu biaya kerugian kompetitif, juga biaya pengumpulan dan pengolahan data.

2.3 Penjelasan Masing-Masing Variabel

1. Internet Financial Reporting (IFR)

  IFR (Internet Financial Reporting) adalah pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan melalui internet yang disajikan dalam website perusahaan (Mellisa & Soni, 2012).

  Internet sekarang ini menjadikan pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan efisien untuk pengguna informasi. Menurut (Sasongko & Luciana, 2008) dengan menempatkan informasi keuangan pada website perusahaan pengguna informasi dapat mencari, menyaring, dan mengambil informasi tersebut dengan biaya rendah secara tepat waktu. Internet juga tidak terbatas dengan tulisan dan angka saja. Internet juga membuat penyajian informasi keuangan lebih cepat dan hemat biaya karena perusahaan tidak perlu mengalokasikan dan mengeluarkan biaya untuk mencetak laporan keuangan dalam sebuah kertas (Mellisa & Soni, 2012). Manfaat yang berkaitan dengan

  

internet financial reporting adalah ekuitas dan efisiensi pengaksesan laporan keuangan,

  pengenalan kesalahan yang lebih mudah, keamanan dan integritas informasi, dan masalah profesional lainnya (Sasongko & Luciana, 2008).

  Internet Financial Reporting juga memudahkan pengguna informasi yang berbeda letak

  geografis karena dengan internet informasi bisa didapatkan dimanapun dan kapanpun (Mellisa & Soni, 2012). Internet dapat dipandang sebagai saluran distribusi alternatif untuk informasi perusahaan dengan kualitas menggabungkan pengurangan biaya untuk perusahaan pelaporan dengan tambahan manfaat bagi kelompok sasaran. Menurut (Sasongko & Luciana, 2008) di sisi lain, bentuk-bentuk baru komunikasi yang melekat ke teknologi internet menjadi mungkin dengan praktik internet financial reporting. Penerapan teknologi internet yang mungkin digunakan

  1. Distribusi laporan perusahaan melalui internet, sehingga pemanfaatan teknologi spesifik keuntungan presentasi menggunakan penyimpanan tidak terbatas kapasitas.

  2. Identifikasi dan pelacakan penggunaan dengan bantuan teknologi.

  3. Penyediaan siaran pers dan layanan informasi lebih lanjut.

  4. Komunikasi langsung antara departemen hubungan investor dan sasaran kelompok, menggunakan fitur seperti surat elektronik individu atau milis, partisipasi secara online di perusahaan rapat umum, konferensi analis atau pengaturan internet. Penelitian ini menggunakan indeks internet financial reporting dalam (Luciana, 2008) terdiri dari 4 komponen yaitu isi / content, ketepatwaktuan / timeliness, pemanfaat teknologi, User

  Support .

  1. Isi / Content (40%), meliputi isi dari informasi keuangan seperti laporan neraca, rugi laba, arus kas, perubahan posisi keuangan serta laporan keberlanjutan perusahaan. Informasi keuangan yang diungkapkan dalam bentuk

  “html” memiliki skor yang tinggi dibandingkan dalam format “pdf”, karena informasi dalam bentuk html lebih memudahkan pengguna informasi untuk mengakses informasi keuangan tersebut menjadi lebih cepat.

  2. Ketepatwaktuan (20%), ketika website perusahaan dapat menyajikan informasi yang cepat dan tepat waktu maka bisa dikataan perusahaan tersebut memberikan infromasi yang terbaru dan terkini secara up to date jadi semakin tinggi indeksnya.

  3. Pemanfaatan Teknologi (20%), komponen ini terkait dengan pemanfaatan teknologi yang tidak dapat disediakan oleh media laporan cetak seperti fasilitas fitur download, feedback, serta penggunaan media teknologi multimedia, analysis tools contohnya (

  Excel’s Pivot

4. User Support (20%), indeks website perusahaan semakin tinggi jika perusahaan

  mengimplementasikan secara optimal semua sarana dalam website perusahaan seperti: media pencarian dan navigasi/search and navigation tools (seperti FAQ, links to

  homepage, site map, site search ).

2. Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan adalah suatu nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar nilai dari total aktiva, penjualan, atau kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan biasanya mempengaruhi sistem informasi yang diterapkan.

  Perusahaan besar memiliki sistem informasi manajemen yang lengkap di dalam perusahaan, maka informasi yang diungkapkan juga lebih baik dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar lebih dipantau kegiatan bisnisnya di pasar modal, sehingga memberi tekanan pada perusahaan untuk mempraktikkan IFR (Arum & Ayu, 2013).

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, umur listing perusahaan dan reputasi auditor terhadap penerapan internet financial reporting pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI Tahun 2010 hingga 2013

0 4 112

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh profil risiko, rentabilitas dan permodalan terhadap skor kesehatan pada bank umum swasta nasional devisa di indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh risiko usaha terhadap skor Kesehatan bank umum go public Di indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, kebijakan dividen, dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei 2013-2016 - Perbanas Institutional Repository

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Perbandingan kinerja keuangan bank Konvensional dan bank syariah Tahun 2010-2016 - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan leverage terhadap nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverage yang go public di indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 1 30

Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing terhadap praktik internet financial Reporting pada bank pembangunan Daerah dan bank umum - Perbanas Institutional Repository

0 1 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing terhadap praktik internet financial Reporting pada bank pembangunan Daerah dan bank umum - Per

0 0 11