Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi (29)
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JANGKAUAN PASAR
BAGI PRODUSEN
(STUDI INDUSTRI KERAJINAN BATIK DI KECAMATAN PROPPO
KABUPATEN PAMEKASAN)
YUFITA LISTIANA
KURNIYATI INDAHSARI
TRIPITONO ADI PRABOWO
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas
Trunojoyo Madura
ABSTRACT
Yufita Listiana, The Analysis of Factors That Influence the Decision of
Market Range for Producer (Study of Batik Industry at Proppo, Pamekasan
regency). Under the guidance of Dr. Kurniyati Indahsari, M.Si and Tripitono
Adi Prabowo, S.E., ME.
This research aim is to analyze market range factors that influence the
decision of market range for producer of batik industry at Proppo,
Pamekasan regency. This research used primary data from structured
interview to ward 85 respondents who are the owners of batik industry at
Proppo, Pamekasan regency. Binary logistic regression model analysis is
used to understand that differentiate between industry which has national
and international market range and those who has domestic market range.
This research shows that the market range of batik industry at
Pamekasan regency is not reach international market yet, however in the fact
that the condition of market range is still domestic oriented, that is area of
Indonesia. The result of binary logistic regression model analysis shows that
there are five variables that influence significantly to the national and
international market range, those are work training variable, technology,
legal entity status, financial capital and promotion activity. Whereas, labor
variable, network of raw material supplier, industrial lifetime and
entrepreneur education do not give the influence to the national and
international market range.
Keywords: Batik Centre, Batik Industry, and Market Range.
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
ABSTRAK
Yufita Listiana, Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Jangkauan Pasar Bagi Produsen (Studi Industri Kerajinan Batik Di Kecamatan
Proppo Kabupaten Pamekasan). Dibawah bimbingan Dr. Kurniyati Indahsari,
M.Si dan Tripitono Adi Prabowo, S.E., ME.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis orientasi pasar dan faktor
– faktor yang mempengaruhi keputusan jangkauan pasar bagi produsen
industri kerajinan batik di Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara terstruktur
kepada responden dengan pertanyaan yang telah disiapkan pada kuesioner.
Ada 85 responden sebagai pemilik industri kerajinan batik di Kecamatan
Proppo yang menjadi objek penelitian. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang
membedakan antara industri yang memiliki jangkauan pasar nasional dan
internasional dengan industri yang memiliki jangkauan pasar domestik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jangkauan pasar industri
kerajinan batik di Kabupaten Pamekasan masih belum menjangkau
internasional, namun pada kenyataannya kondisi jangkauan pasar batik
masih berorientasi domestik yaitu wilayah Indonesia. Hasil analisis model
binary logistic regression dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari
Sembilan variabel independen, terdapat lima variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap jangkauan pasar nasional dan internasional yaitu
variabel pelatihan usaha, teknologi, status badan hukum, modal dan
keaktifan berpromosi. Sedangkan variabel tenaga kerja, jaringan pemasok
bahan baku, umur industri dan pendidikan pengusaha tidak berpengaruh
terhadap jangkauan pasar nasional dan internasional.Kata Kunci : Sentra
Batik, Industri Kerajinan Batik dan Jangkauan Pasar.
I.
Pendahuluan
Pembangunan
merupakan
suatu upaya untuk mencapai
pertumbuhan kesejahteraan sosial,
yaitu berupa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan suatu negara untuk
mengembangkan
kegiatan
ekonomi dan taraf
hidup
masyarakat
(Lincolin
Arsyad,
1999). Salah satu kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat
untuk
mencapai
kesejahteraannya adalah di sektor
industri.
Kesejahteraan
merupakan
sebuah
tujuan
perekonomian
yang
dapat
dilakukan dengan sektor industri
yang
mampu
mengatasi
ketidakmerataan
pembangunan
yang dirasakan oleh masyarakat
pada umumnya.
Salah satu prioritas utama
dalam pembangunan ekonomi
adalah sektor industri. Hal ini
bukan berarti sektor-sektor yang
lain diabaikan, namun harus ada
saling ketergantungan dan saling
mendukung antar sektor ekonomi.
Sektor industri diharapkan mampu
menjadi peran sebagai pemimpin
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
bagi sektor ekonomi lainnya agar
pertumbuhan ekonomi semakin
meningkat
dan
pemerataan
pembangunan juga dapat teratasi.
Salah satu cara mengembangkan
perekonomian
daerah
yaitu
dengan menggali potensi-potensi
yang ada di daerah kemudian dari
potensi tersebut dipilih beberapa
produk unggulan yang diharapkan
mampu
meningkatkan
perekonomian masyarakat di
daerah.
Salah satu industri yang
berpotensi
saat
ini
adalah
kerajinan batik. Kerajinan batik
cukup terkenal di Indonesia,
berdasarkan data dari UNESCO
(United
Nations
Educational,
Scientific,
and
Cultural
Organization), pada tanggal 2
Oktober 2009 menetapkan batik
sebagai warisan budaya dunia
yang berasal dari Indonesia
dengan
istilah
“Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Nonbendawi” (Masterpieces of
the Oral and Intangible Heritage of
Humanity). Batik dinilai sebagai
ikon budaya yang memiliki
keunikan
dan
filosofi
yang
mendalam, serta mencakup siklus
kehidupan
manusia.
Dasar
pertimbangan yang dipergunakan
UNESCO
dalam
menetapkan
penghargaan tersebut, antara lain
karena batik di Indonesia ternyata
merupakan kerajinan tradisional
turun temurun yang kaya akan
nilai
budaya
(Disperindang
Pamekasan).
Batik Tulis Madura sudah
cukup lama dikenal, salah satunya
Kabupaten Pamekasan. Pamekasan
merupakan wilayah yang sejak
dahulu banyak pengrajin dan
pengusaha batik mengembangkan
usahanya dibandingkan dengan
kabupaten-kabupaten
lainnya
(Disperindang
Pamekasan).
Potensi
yang
dimiliki
oleh
masyarakat Kabupaten Pamekasan
adalah pengrajin batik. Batik
Madura merupakan salah satu
produk
unggulan
Kabupaten
Pamekasan yang dapat membantu
meningkatkan
pendapatan
masyarakat di wilayah tersebut.
Batik Madura memiliki khas
tersendiri bagi daerah sebagai
budaya seni yang dimiliki oleh
masyarakat untuk dikembangkan
melalui industrialisasi.
Menurut Gubernur Jawa Timur
dalam acara Pencanangan Bulan
Bhakti Gotong Royong tingkat
Provinsi
tahun
2009
yang
dipusatkan di Pamekasan pada
tanggal
24
Juni
2009,
mendeklarasikan
Pamekasan
sebagai
“Kabupaten
Batik”.
Deklarasi
tersebut
dilakukan
dalam sebuah acara spektakuler
yang bertajuk “Seribu Perempuan
Membatik” disingkat “Super Batik”
yang menghasilkan karya BATIK
TULIS TERPANJANG DI DUNIA,
dan dicatat sebagai rekor MURI.
Dalam acara yang digelar di alunalun Monumen Arek Lancor, seribu
pembatik peremuan bersamasama membatik kain sepanjang
1.530 m. Angka ini adalah angka
tahun kelahiran Pamekasan yaitu
tahun 1530M.
Jangkauan pasar merupakan
hal penting bagi produsen dalam
memutuskan untuk menjual hasil
produksinya ke pasar domestik,
nasional, internasional. Hal ini
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
dilakukan
untuk
mengetahui
pendistribusian
produk
barang/jasa ke wilayah yang akan
dituju. Jangkauan pasar yang
dilakukan oleh produsen melalui
pendekatan
penawaran
yang
berawal
dari
kemampuan
produsen dalam membuat produk
barang/jasa. Dengan pendekatan
penawaran dapat mengidentifikasi
banyaknya pesaing yang menjual
dengan produk barang/jasa yang
sama yang pada akhirnya bisa
membatasi keputusan jangkauan
pasar yang diinginkan.
Tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis keputusan
jangkauan
pasar
bagi
produsen industri batik di
Kabupaten Pamekasan.
2. Untuk menganalisis Faktorfaktor
apa
saja
yang
mempengaruhi
keputusan
jangkauan
pasar
bagi
produsen pada kerajinan batik
di Kabupaten Pamekasan?
II. Tinjauan Pustaka
a. Teori Penawaran
Penawaran pasar terjadi ketika
para produsen bersedia menjual
barang produksinya pada harga
masing-masing (Rosyidi, 2009).
Penawaran adalah kesanggupan
menjual yang dapat dilihat
berdasarkan fungsi produksi yaitu
input
dan
output.
Hukum
penawaran
adalah
suatu
pernyataan yang menjelaskan
tentang sifat hubungan antara
harga sesuatu barang dan jumlah
barang tersebut yang ditawarkan
para penjual. Dalam hukum ini
dinyatakan bagaimana keinginan
para penjual untuk menawarkan
barangnya apabila harganya tinggi
dan bagaimana keinginan untuk
menawarkan barangnya tersebut
apabila harganya rendah (Sukirno,
2012).
S1
S2
P3
P1
P2
0
P3
P1
P2
Gambar 2.1 Kurva Penawaran
Sumber: Rosyidi, 2009
Berdasarkan kurva di atas,
dapat dijelaskan bahwa jika harga
naik maka jumlah barang yang
ditawarkan akan meningkat pula.
Maka akan terjadi pergerakan
disepanjang
titik
kurva
penawaran. Jika harga tetap maka
akan terjadi pergeseran pada
kurva penawaran. Artinya, seorang
produsen akan meningkatkan
jumlah produksinya ketika harga
barang Q mengalami peningkatan.
Sedangkan ketika harga menurun
maka produsen akan menurunkan
pula tingkat produksinya. Namun
ketika
harga
tetap
(tidak
mengalami perubahan), produsen
akan
menaikkan
jumlah
produksinya. Tujuannya adalah
untuk menjangkau pasar yang
lebih luas.
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
b. Perilaku Produsen
Dalam aktivitas produksinya,
produsen
mengubah
faktor
produksi menjadi barang dan jasa.
Berdasarkan hubungannya dengan
tingkat produksi, faktor produksi
dibedakan
menjadi
faktor
produksi tetap (fixed input) dan
variabel (variable input). Faktor
produksi tetap adalah faktor
produksi
yang
jumlah
penggunaannya tidak tergantung
pada jumlah produksi. Ada atau
tidak adanya kegiatan produksi,
faktor produksi itu harus tetap
tersedia
sementara
jumlah
penggunaan
faktor
produksi
variabel tergantung pada tingkat
produksinya. Makin besar tingkat
produksi makin banyak faktor
produksi variabel yang digunakan
(Arif, 2010).
Input
(X1, X2, ….)
Aktivitas
Produksi
Output
(Barang dan
Jasa)
Gambar 2.2 Skema Proses
Produksi
Sumber: Arif, M. Nur Rianto dan Euis
Amalia, 2010
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis orientasi pasar dan
faktor
–
faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
jangkauan pasar bagi produsen
industri
kerajinan
batik
di
Kecamatan Proppo, Kabupaten
Pamekasan.
Penelitian
ini
menggunakan data primer melalui
wawancara terstruktur kepada
responden dengan pertanyaan
yang
telah
disiapkan
pada
kuesioner. Ada 85 responden
sebagai pemilik industri kerajinan
batik di Kecamatan Proppo yang
menjadi objek penelitian. Teknik
analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi logistik
untuk mengetahui faktor-faktor
yang membedakan antara industri
yang memiliki jangkauan pasar
nasional dan internasional dengan
industri yang memiliki jangkauan
pasar domestik.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa jangkauan
pasar industri kerajinan batik di
Kabupaten Pamekasan masih
belum menjangkau internasional,
namun pada kenyataannya kondisi
jangkauan pasar batik masih
berorientasi
domestik
yaitu
wilayah Indonesia. Hasil analisis
model binary logistic regression
dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa dari Sembilan variabel
independen, terdapat lima variabel
yang
berpengaruh
signifikan
terhadap jangkauan pasar nasional
dan internasional yaitu variabel
pelatihan usaha, teknologi, status
badan hukum, modal dan keaktifan
berpromosi. Sedangkan variabel
tenaga kerja, jaringan pemasok
bahan baku, umur industri dan
pendidikan
pengusaha
tidak
berpengaruh terhadap jangkauan
pasar nasional dan internasional.
Berdasarkan
teori
dan
penelitian terdahulu, variabelvariabel
yang
berhubungan
dengan jangkauan pasar adalah
tenaga kerja (Choirunnisa, 2012
dan Kuncoro, 2003), pelatihan
usaha (Rivai, 2004), jaringan
pemasok
bahan
baku
(Choirunnisa, 2012 dan Kuncoro,
2003), teknologi (Tambunan, 2002
dan Kuncoro, 2003), umur industri
(Choirunnisa, 2012), status badan
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
hukum
(Kuncoro,
2003),
pendidikan
pengusaha
(Hadikusumo, 1996 dan Kuncoro,
2003), modal (Tambunan, 2002)
dan
keaktifan
berpromosi
(Choirunnisa, 2012 dan Kuncoro,
2003), diduga berpengaruh positif
terhadap keputusan jangkauan
pasar bagi produsen.
c. Kerangka Penelitian
Gambar dibawah merupakan
kerangka
konseptual
dalam
penelitian ini yang bertujuan
untuk
mengukur
pengaruh
keputusan jangkauan pasar bagi
produsen.
d.
Tenaga
Kerja
Pelatihan
Usaha
Jaringan
Pemasok
Teknologi
Umur
Industri
Badan
Hukum
Keputusan
Jangkauan
Pasar Bagi
Produsen
Batik
Domestik/
Pendidikan
Modal
Keaktifan
Promosi
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
III. Metodologi Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif.
Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis
regresi logistik yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh satu
atau lebih variabel terhadap
variabel lain. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel dependen
dalam bentuk data kategorik.
b. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen adalah
keputusan jangkauan pasar
bagi produsen industri
kerajinan batik Pamekasan,
kode 0 untuk domestik
regional yang meliputi
Madura dan Jawa Timur,
sedangkan kode 1 untuk
Nasional dan Internasional
meliputi Indonesia dan
Internasional.
2. Variabel independen adalah
tenaga kerja, pelatihan
usaha, jaringan pemasok
bahan baku, teknologi,
umur industri, status badan
hukum,
pendidikan
pengusaha, modal dan
keaktifan berpromosi.
c. Identifikasi Variabel
1. Tenaga
Kerja
(X1),
merupakan variabel yang
menggambarkan
jumlah
pekerja
setiap
kali
melakukan
proses
produksi.
2. Pelatihan usaha (X2), dapat
diukur
dengan
mengelompokan industri
yang pernah mendapatkan
pelatihan usaha dengan
kode 1 dan industri yang
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
3.
4.
5.
6.
7.
tidak
mendapatkan
pelatihan usaha dengan
kode 0.
Jaringan pemasok bahan
baku (X3), Industri yang
memiliki jaringan pemasok
bahan baku dari daerah
Madura diberi kode 0 dan
industri
yang
memilki
jaringan dengan pemasok
bahan baku di luar Madura
diberi kode 1.
Teknologi (X4), Industri
dengan
menggunakan
teknologi dalam proses
produksi
yang
menggunakan
alat
tradisional seperti canting
tulis diberikan kode 0
sedangkan industri yang
menggunakan
teknologi
dengan alat-alat modern
seperti mesin dan stampel
atau batik cap digolongkan
modern diberikan kode 1.
Umur
Industri
(X5),
merupakan variabel yang
menggambarkan
kondisi
seberapa lama industri
tersebut mampu bertahan
hidup dalam menghasilkan
outputnya.
Status Badan Hukum (X6),
Industri
yang
belum
memiliki
status
badan
hukum diberi kode 0
sedangkan industri yang
sudah
memiliki
status
badan hukum diberi kode 1.
Pendidikan
(X7),
merupakan variabel yang
menjelaskan
lama
pendidikan formal yang
ditempuh oleh pengusaha
8. Modal
(X8), merupakan
variabel uang atau modal
awal yang digunakan untuk
menjalankan
usahanya
dalam proses produksi,
variabel
ini
bersifat
kontinyu yang dapat diukur
dengan satuan rupiah.
9. Keaktifan berpromosi yang
dimaksud dalam penelitian
ini adalah penggunaan
media informasi dalam
melakukan
jangkauan
pasarnya, jika industri tidak
aktif melakukan promosi
maka diberikan kode 0,
industri yang cukup aktif
diberikan kode 1 sedangkan
industri
yang
aktif
melakukan
promosi
diberikan kode 2.
d. Lokasi dan Fokus Penelitian
Lokasi
penelitian
ini
dilaksanakan
di
Kabupaten
Pamekasan. Sedangkan fokus
penelitian ini dilakukan
di
Kecamatan Proppo.
e. Populasi dan Sampel
Penelitian ini mengambil objek
industri
kerajinan
batik
di
Kabupaten Pamekasan khususnya
Kecamatan
Proppo,
karena
Kecamatan Proppo ini merupakan
sentra
industri
batik
yang
didominasi oleh industri kecil dan
rumah tangga. Populasi dalam
penelitian ini adalah 548 industri
kerajinan batik menurut data
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kabupaten
Pamekasan
Tahun
2013.
Sedangkan pengambilan sampel
diambil melalui rumus Slovin
dengan tingkat estimasi 10 % dan
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
hasil penghitungan sebanyak 85
responden.
Teknik pengambilan sampling
dalam penelitian ini adalah
menggunakan
proportioned
purposive
sampling
artinya
metode pemilihan sampel dengan
cara membagi populasi ke dalam
kelompok-kelompok
yang
homogen disebut strata, dan
kemudian sampel diambil secara
purposive dari tiap strata tersebut.
Peneliti dapat menentukan dengan
menggunakan proporsional yang
dapat dicari dengan jumlah sampel
dalam setiap strata sebanding
dengan jumlah unsur populasi
dalam strata tersebut karena
dengan proporsional dianggap
sudah mewakili dari populasi.
f. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini
adalah:
1. Data Primer yaitu data yang
diperoleh dari sumber data
yang dikumpulkan secara
langsung melalui wawancara
dengan
responden
yang
relevan dengan menggunakan
penyebaran kuesioner.
2. Data
sekunder umumnya
berupa bukti catatan yang
dipublikasikan atau tidak
dipublikasikan.
Dalam
penelitian ini data sekunder
yang diperoleh dari Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kabupaten
Pamekasan Tahun 2013.
g. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Kuesioner
dapat berupa
pertanyaan tertutup atau
terbuka yang dapat diberikan
secara
langsung
kepada
responden. Kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan
tipe pertanyaan tertutup agar
jawaban
responden
mendapatkan hasil terkait
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
jangkauan
pasar
bagi
produsen.
2. Wawancara merupakan teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan secara langsung
untuk
menemukan
permasalahan yang harus
diteliti dan ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Data yang
diperoleh secara langsung
dengan produsen batik melalui
tatap muka (face to face).
h. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif
adalah
statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan
atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya
tanpa
bermaksud
membuat
kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Dalam
statistik deskriptif antara lain
adalah penyajian data melalui
tabel,
grafik,
dan
diagram
lingkaran (Rosadi, 2012).
2. Analisis Regresi Logistik
Merupakan salah satu model
statistika yang dapat digunakan
untuk menganalisis pola hubungan
antara
sekumpulan
variabel
independen
dengan
variabel
dependen bertipe kategorik atau
kualitatif. Banyaknya kategori dari
variabel dependen dapat terdiri
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
atas dua kemungkinan nilai
(dikotomi) atau bisa juga lebih dari
dua
kategori
yang
disebut
polikotomi (Rosadi, 2012).
Tujuan utama dari analisis
regresi
logistik
adalah
memprediksi
probabilitas
terjadinya event atau tidak
terjadinya event berdasarkan nilainilai predaktor yang ada. Event
merupakan status variabel respons
yang menjadi pokok perhatian
(biasanya diberi nilai kode yang
lebih tinggi daripada non event).
Tujuan
kedua
yaitu
mengklasifikasikan
subyek
penelitian
berdasarkan
nilai
probabilitas.
Penggunaan dengan model ini
dianggap sebagai alat yang tepat
untuk menganalisis data dalam
penelitian ini karena variabel
dependennya bersifat dikotomi
atau polikotomi yaitu lebih dari
satu kategori.
Metode regresi logistik adalah
lebih fleksibel dibanding teknik
lain (Kuncoro, 2001), yaitu :
1. Regresi logistik tidak memiliki
asumsi
normalitas
atas
variabel bebas yang digunakan
dalam model. Artinya variabel
penjelas tidak harus memiliki
distribusi
normal,
linier
maupun memiliki varians yang
sama dalam setiap grup.
2. Variabel bebas dalam regresi
logistik bisa dicampur dari
variabel kontinyu (diperoleh
dari hasil pengukuran yang
berupa pecahan atau bukan
bilangan
bulat),
diskrit
(diperoleh dari hasil hitung
yang berupa bilangan bulat)
dan dikotomis.
3.
Regresi logistik akan sangat
bermanfaat digunakan apabila
distribusi respon atas variabel
terikat diharapkan non-linier
dengan satu atau lebih
variabel bebas.
i. Uji Statistika
Uji statistika yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu :
1. Uji Z
Uji statistik Z merupakan
metode pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui signifikansi
variabel
independen
secara
individu
terhadap
variabel
dependennya. Ketentuan untuk
menerima atau menolak H0
ditentukan melalui probabilita Z
hitung (nilai probabilitas) masing
– masing variabel independen
dengan
tingkat
nyata
(α).
Penggunaan tingkat nyata dalam
penelitian ini adalah sebesar 10 %
sehingga pengambilan keputusan
sebagai berikut :
Jika nilai Probabilitas > 0,1 maka
H0 diterima
Jika nilai Probabilitas < 0,1 maka
H1 diterima
2. Uji LR statistic
Uji likelihood ratio statistik
(LR stat) mirip dengan uji F pada
OLS biasa, yang dilakukan untuk
mengetahui
pengaruh
semua
variabel independen terhadap
variabel dependen. Ketentuan
untuk menolak H0 ditentukan
melalui probabilita LR stat dengan
pengambilan keputusan sebagai
berikut :
Jika nilai Probabilitas > 0,1 maka
H0 diterima
Jika nilai Probabilitas < 0,1 maka
H1 diterima
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
3. Koefisien Determinasi (Mc
Fadden R-squared)
Pengukuran ini bertujuan
untuk mengukur proporsi variasi
variabel
dependen
mampu
dijelaskan oleh model regresi
(Gujarati, 2003). Ukuran goodness
of fit biasa (R2) bukan menjadi
prioritas utama dalam analisis
logit. Berdasarkan metode Eviews
bahwa
untuk
model
logit
penggunaan
R-squared
biasa
seperti OLS tidak lagi relevan,
karena itu nilainya bisa digantikan
oleh Mc.Fadden R-squared.
IV. Pembahasan
Batik Madura merupakan
salah satu bentuk budaya yang
dapat dikenal dengan karakter
yang kuat yaitu dari motif dan
warna. Banyak orang yang belum
mengetahui bahwa batik memiliki
lebih dari seribu motif yang paling
terkemuka
di
pasar
batik
Indonesia
dan
Internasional.
Tradisi mengenai kain batik yang
cukup
kuat
di
kalangan
masyarakat
Madura
telah
membuat budaya membatik dan
memakai kain batik terpelihara
dengan baik di kalangan mereka.
Industri Batik di Kabupaten
Pamekasan merupakan usaha
kerajinan rumah tangga. Batik
merupakan warisan budaya yang
sudah
turun-temurun
dari
generasi ke generasi. Batik pada
zaman dahulu hanya dijadikan
sebuah pakaian biasa namun saat
ini batik memiliki nilai ekonomis
yang tinggi.
Kecamatan
Proppo
merupakan salah satu daerah yang
menjadi sentra batik karena
hampir seluruh masyarakat di
Kecamatan Proppo bisa membatik.
Dalam penelitian ini daerah yang
dijadikan untuk meneliti faktorfaktor
yang
mempengaruhi
keputusan jangkauan pasar bagi
produsen industri batik yaitu
Kecamatan Proppo. Kecamatan
Proppo yang memiliki industri
batik hanya terdiri dari 4 Desa
yaitu Desa Klampar, Desa Toket,
Desa Rang-Perang Daya, dan Desa
Candi Burung.
a. Uji Z
1. Tenaga Kerja memiliki nilai
probabilita sebesar 0,8467 >
0.1, artinya variabel modal
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap jangkauan
pasar.
2. Pelatihan Usaha memiliki nilai
probabilita sebesar 0,0891 <
0.1, artinya variabel pelatihan
usaha berpengaruh secara
signifikan terhadap jangkauan
pasar.
3. Jaringan pemasok bahan baku
memiliki nilai probabilita
sebesar 0,6086 > 0.1, artinya
variabel jaringan pemasok
bahan baku tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
jangkauan pasar.
4. Teknologi
memiliki
nilai
probabilita sebesar 0.0714 <
0.1, artinya variabel teknologi
berpengaruh secara signifikan
terhadap jangkauan pasar.
5. Umur Industri memiliki nilai
probabilita sebesar 0.3216 >
0.1, artinya variabel umur
industri tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
jangkauan pasar.
6. Status Badan Hukum memiliki
nilai
probabilita
sebesar
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
0.0240 < 0.1, artinya variabel
status
badan
hukum
berpengaruh secara signifikan
terhadap jangkauan pasar.
7. Pendidikan
Pengusaha
memiliki nilai probabilita
sebesar 0.2193 > 0.1, artinya
variabel
pendidikan
pengusaha tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
jangkauan pasar.
8. Modal
memiliki
nilai
probabilita sebesar 0.0973 <
0.1, artinya variabel modal
berpengaruh secara signifikan
terhadap jangkauan pasar.
9. Keaktifan
Berpromosi
memiliki nilai probabilita
sebesar 0.0051 < 0.1, artinya
variabel keaktifan berpromosi
berpengaruh secara signifikan
terhadap jangkauan pasar.
b. Uji LR statistic
Dari
hasil
penghitungan
analisis regresi logistik diperoleh
LR statistic sebesar 63,31998. Hal
ini dapat ditentukan melalui
probabilita LR dengan taraf nyata
10 %. Sehingga dapat diketahui
bahwa nilai probabilita LR Statistik
sebesar 0,000000 < 0,1 yang
artinya H1 diterima, memiliki
hubungan yang signifikan.
c. Koefisien Determinasi
Berdasarkan
penilaian
kelayakan model (goodness of fit
test), nilai signifikansi yang
ditunjukkan oleh Mc Fadden RSquared
Goodness-of-fit
test
statistic harus lebih besar dengan
taraf nyata. Taraf nyata dalam
penelitian ini adalah 10 % atau α =
0,1. Hasil perhitungan Analisis
Regresi Logistik dengan bantuan
program Eviews diperoleh Mc
Fadden
R-squared
sebesar
0,604889
dengan
tingkat
probabilitas 0.000 (signifikan). Hal
ini berarti bahwa model tersebut
sudah memenuhi fit model, maka
tidak diperoleh adanya perbedaan
antara data estimasi model regresi
logistik dengan data observasinya.
Nilai Mc Fadden R-Squared jika
dipresentasekan diperoleh hasil
sebesar 60,4% dan sisanya 39,6%
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
Dalam
mengembangkan
jangkauan
pasar
batik
di
Kabupaten Pamekasan dengan
melihat variabel tenaga kerja yang
tidak
berpengaruh
terhadap
jangkauan pasar, selain itu tenaga
kerja juga memiliki hubungan
negatif terhadap jangkauan pasar
domestik maupun internasional.
Alasan yang paling mendasar
bahwa variabel tenaga kerja tidak
berpengaruh karena tenaga kerja
industri batik masih berasal dari
keluarga pengrajin sendiri yang
tidak
dibayar
dibandingkan
dengan tenaga kerja dari luar
dengan upah yang sesuai dengan
pekerjaannya.
Pelatihan usaha dalam industri
kerajinan
batik
berpengaruh
signifikan tetapi hubungan yang
dimiliki antara pelatihan usaha
dengan jangkauan pasar adalah
negatif.
Artinya
walaupun
pelatihan
usaha
tersebut
berpengaruh namun hasilnya
cenderung menurun. Koefisien
pelatihan
usaha
sebesar
–
2,797222 jika di antilog hasilnya
sebesar 0.0016 berarti bahwa jika
pengrajin industri batik mengikuti
pelatihan
usaha
maka
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
meningkatkan
kemungkinan
keputusan menjual batik ke
jangkauan pasar Internasional
sebesar 0,0016 kali lipat. Alasan
yang mendasari bahwa pelatihan
usaha yang
diberikan
oleh
instansi/lembaga terkait namun
hasilnya tidak terlalu nampak
berpengaruh terhadap jangkauan
pasar
domestik
maupun
internasional, karena mayoritas
skill yang dimiliki oleh pengrajin
sudah cukup baik.
Jaringan pemasok bahan baku
dalam
penelitian
ini
tidak
berpengaruh signifikan tetapi
memiliki hubungan yang positif
terhadap jangkauan pasar. Alasan
yang mendasari bahwa jaringan
pemasok bahan baku tidak
berpengaruh karena pengrajin
batik di Kecamatan Proppo masih
banyak yang memiliki hubungan di
daerah Madura dibandingkan
dengan daerah di luar Madura,
sehingga tidak terlalu berpengaruh
kepada jangkauan pasar.
Teknologi dalam penelitian ini
berpengaruh
signifikan
dan
memiliki hubungan yang positif
terhadap jangkauan pasar. Artinya,
semakin modern teknologi yang
digunakan maka mungkin semakin
besar untuk menjangkau pada
pasar
internasional,
karena
teknologi sangat berperan penting
dalam pengolahan bahan baku jika
dibandingkan dengan industri
yang hanya menggunakan tenaga
kerja. Koefisien teknologi sebesar
2,633535 jika di antilog memiliki
hasil 430,06 yang berarti bahwa
jika pengrajin industri batik
menggunakan teknologi yang
modern
maka
meningkatkan
kemungkinan keputusan menjual
batik
ke
jangkauan
pasar
internasional sebesar 430,06 kali
lipat. Namun, pada kenyataanya
pengrajin
lebih
banyak
menggunakan
teknologi
tradisional yaitu canting tulis. Hal
ini dikarenakan batik tulis Madura
dikenal dengan pengolahannya
yang
secara
tradisional.
Penggunaan canting tulis tersebut
agar khas yang dimiliki oleh batik
Madura tetap bertahan dan
memiliki
nilai
unggul
dibandingkan dengan canting
dalam bentuk cap atau stampel.
Variabel umur industri dalam
penelitian ini tidak berpengaruh
signifikan
tetapi
mempunyai
hubungan positif. Artinya, jika
umur industri batik tersebut lebih
lama berdiri maka cenderung akan
memiliki
jangkauan
pasar
internasional. Namun, hal ini
berbanding terbalik karena yang
mendasari variabel umur industri
tidak berpengaruh karena masih
banyak industri batik yang baru
berdiri dan tidak ada perbedaan
output antara industri yang baru
dengan industri yang sudah lama
berdiri.
Variabel status badan hukum
berpengaruh
signifikan
dan
memiliki
hubungan
positif
terhadap jangkauan pasar. Artinya
semakin banyak industri yang
memiliki status badan hukum
maka
kemungkinan
untuk
melakukan
jangkauan
pasar
internasional
semakin
besar.
Koefisien status badan hukum
sebesar 2,877347 jika di antilog
memiliki hasil 753,96 yang berarti
bahwa jika pengrajin industri batik
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
memiliki status badan hukum
maka meningkatkan kemungkinan
keputusan menjual batik ke
jangkauan pasar internasional
sebesar 753,96 kali lipat. Alasan
yang mendasari karena status
badan hukum dirasa penting oleh
pihak pengrajin sebagai syarat
untuk mengikuti pameran batik di
daerah luar pulau Madura. Selain
itu, status badan hukum juga
diyakini oleh pengrajin sebagai
tanda pengenal usahanya di
lingkungan pemerintahan dan
pengrajin
yang
sudah
mendaftarkan dirinya ke Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
akan lebih mudah memiliki
jaringan terhadap konsumen.
Pendidikan pengusaha dalam
penelitian ini tidak berpengaruh
secara signifikan dan berpengaruh
negatif terhadap jangkauan pasar.
Artinya semakin tinggi pendidikan
seorang
pengusaha
maka
kemungkinan cenderung menurun
jangkauan pasarnya. Alasan yang
mendasari
karena
dalam
memproduksi
batik
tidak
dibutuhkan
pendidikan
yang
tinggi, sebab mayoritas pengrajin
sudah tahu membatik mulai sejak
kecil.
Membatik
merupakan
kebiasaan secara turun-temurun.
Jadi tidak heran jika banyak
pengrajin yang memiliki tingkat
pendidikan formal yang sangat
rendah karena tanpa ilmu yang
tinggi para pengrajin mampu
menghasilkan batik hingga dijual
ke daerah luar Madura.
Variabel
modal
dalam
penelitian ini berpengaruh secara
signifikan dan memiliki hubungan
yang positif terhadap jangkauan
pasar. Koefisien modal sebesar
0,0000000417 jika di antilog
memiliki hasil 1,000000094 yang
berarti bahwa jika pengrajin
industri batik memiliki modal yang
besar
maka
meningkatkan
kemungkinan keputusan menjual
batik
ke
jangkauan
pasar
internasional
sebesar
1,000000094 kali lipat. Modal
merupakan
faktor
terpenting
dalam setiap usaha karena yang
dibutuhkan pertama kali dalam
melakukan usaha adalah modal.
Modal dalam usaha industri batik
tersebut ada yang berupa modal
sendiri dan modal yang berasal
dari pinjaman. Modal yang biasa
digunakan para pemilik usaha
berupa pinjaman berasal dari
bank, seperti Bank BRI, Adira,
Koperasi, dan lain sebagainya. Para
pemilik
industri
biasanya
mengeluarkan modal ketika setiap
kali produksi batik. Jadi setelah
produk itu dijual maka hasil
jualannya dibelikan bahan baku
untuk memproses batik lagi.
Keaktifan berpromosi dalam
penelitian
ini
berpengaruh
signifikan
namun
memiliki
hubungan yang positif. Koefisien
keaktifan berpromosi sebesar
4,230734 jika di antilog memiliki
hasil 17011,16 yang berarti bahwa
jika pengrajin industri batik
semakin aktif melakukan promosi
maka meningkatkan kemungkinan
keputusan menjual batik ke
jangkauan pasar internasional
sebesar 14791,086 kali lipat.
Artinya, jika industri batik semakin
aktif melakukan promosi maka
kemungkinan cenderung akan
meningkat.
Alasan
yang
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
mendasari
bahwa
keaktifan
berpromosi sangat berpengaruh
karena para pemilik usaha
melakukan
promosi
terkait
usahanya melalui showroom batik,
pameran batik, menjual sendiri di
pasar, melalui media internet dan
ada juga yang melalui televisi.
V. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan maka kesimpulan yang
di dapat tentang analisis faktorfaktor
yang
mempengaruhi
keputusan jangkauan pasar bagi
produsen (Studi Industri Kerajinan
Batik di Kecamatan Proppo
Kabupaten Pamekasan) adalah:
1. Berdasarkan hasil pengujian
analisis regresi logistik yang
menggunakan
softwere
Eviews 6.0 dapat disimpulkan
bahwa dari sembilan variabel
independen
hanya
lima
variabel
yang
signifikan
terhadap jangkauan pasar
industri kerajinan batik di
Kecamatan Proppo Kabupaten
Pamekasan meliputi variabel
Pelatihan
Usaha
(PU),
Teknologi (TE), Status Badan
Hukum (BH), Modal (M), dan
Keaktifan Berpromosi (KB).
Sedangkan empat variabel
yang tidak signifikan yaitu
Tenaga Kerja (TK), Jaringan
Pemasok Bahan Baku (JP),
Umur Industri (UI), dan
Pendidikan Pengusaha (PD).
2. Dari pengujian secara parsial
dari
sembilan
variabel
independen
yang
mempengaruhi
paling
dominan
dalam
mempengaruhi
jangkauan
pasar industri kerajinan batik
di
Kecamatan
Proppo
Kabupaten Pamekasan adalah
variabel
Keaktifan
Berpromosi.
3. Dari hasil penelitian juga
dapat
diketahui
bahwa
walaupun batik terkenal di
luar negeri namun industri
batik di Pamekasan khususnya
Kecamatan Proppo masih
belum menjangkau ke luar
negeri hanya saja terbatas
pada
jangkauan
pasar
domestik
nasional
yaitu
mencakup Indonesia.
b. Saran
Saran dalam penelitian ini
adalah:
1. Teknologi
yang
berperan
penting
dalam
proses
produksi, namun pengrajin
masih menggunakan teknologi
tradisonal.
Untuk
itu
seharusnya
pemerintah
menjalin kerjasama dengan
pihak penyediaan modal baik
dalam bentuk barang maupun
uang. Sehingga pemerintah
bisa memberikan bantuan
berupa
alat-alat
yang
dibutuhkan selama proses
produksi agar ouput yang
dihasilkan lebih banyak.
2. Modal juga faktor produksi
yang sangat penting, karena
tanpa modal usaha akan
macet. Untuk itu seharusnya
pemerintah
menjalin
hubungan kerjasama dengan
pihak perbankan dalam hal
penyediaan
kredit
bagi
pengusaha industri kecil tetapi
dengan tingkat suku bunga
yang
tidak
mematikan
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
3.
pengusaha. Hal ini bertujuan
agar usaha tersebut semakin
lancar dan pihak perbankan
juga bisa menjual produknya.
Jadi ada hubungan yang saling
menguntungkan
antara
keduanya.
Keaktifan
Berpromosi
merupakan variabel yang
berpengaruh paling dominan
terhadap keputusan jangkauan
pasar bagi produsen, oleh
sebab itu pemerintah lebih
meningkatkan
pembinaan
terkait
promosi
serta
menyediakan tempat- tempat
untuk
berpromosi
para
pengrajin
batik
guna
membantu
dalam
hal
penjualan serta lebih diketahui
oleh masyarakat luas agar
nantinya bisa meningkatkan
jangkauan pasar internasional.
Daftar Pustaka
Arif, M. Nur Rianto Al dan Euis
Amalia.
2010.
Teori
Mikroekonomi:
Suatu
Perbandingan
Ekonomi
Islam
dan
Ekonomi
Konvensional. Jakarta :
Kencana.
.
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar
Perencanaan
dan
Pembangunan
Ekonomi
Daerah. Edisi Pertama.
Yogyakarta. BPFE.
Choirunnisa, Rizka. 2012. Analisis
Pola Klaster dan Orientasi
Pasar
(Sentra
Industri
Kerajinan
Logam Desa
Tumang Kecamatan Cepogo
Kabupaten
Boyolali).
SKRIPSI
Universitas
Diponegoro Semarang.
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kabupaten
Pamekasan.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic
Econometrics International
Edition. New York: MC Graw
– Hill Companies. Inc.
Hadikusumo, K. dkk. 1996.
Pengantar
Pendidikan.
Semarang : IKIP Semarang.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode
Kuantitatif : Teori dan
Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta : UPPAMP YKPN.
Kuncoro, Mudrajad dan Irwan
Adimaschandra.
2003.
Analisis
Formasi
Keterkaitan, Pola Kluster
dan Orientasi Pasar : Studi
Kasus
Sentra
Industri
Keramik
di
Kasongan,
Kabupaten Bantul, D. I
Yogyakarta.
Jurnal
Empirika Volume 16.
Porter, M.E. 1998. Clusters and The
New
Economics
of
Competition.
Harvard
Business
Review,
November – December (6),
77-91.
Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika
& Analisis Runtun Waktu
Terapan dengan Eviews.
Yogyakarta : ANDI.
Rosidi, Suherman. 2009. Pengantar
Teori Ekonomi: Pendekatan
Kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro. Jakarta:
Rajawali Pers.
Samuelson, Paul A. and William D.
Nordhaus.
1992.
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
Microeconomics. Singapore:
McGraw-Hill.
Tambunan, Tulus T.H. 2002. Usaha
Kecil dan Menengah di
Indonesia : Beberapa Isu
Penting. Edisi Pertama –
Jakarta : Salemba Empat.
http://disperindag.pamekasankab.
go.id/?page_id=113
(diakses pada tanggal 01
September 2013).
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JANGKAUAN PASAR
BAGI PRODUSEN
(STUDI INDUSTRI KERAJINAN BATIK DI KECAMATAN PROPPO
KABUPATEN PAMEKASAN)
YUFITA LISTIANA
KURNIYATI INDAHSARI
TRIPITONO ADI PRABOWO
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas
Trunojoyo Madura
ABSTRACT
Yufita Listiana, The Analysis of Factors That Influence the Decision of
Market Range for Producer (Study of Batik Industry at Proppo, Pamekasan
regency). Under the guidance of Dr. Kurniyati Indahsari, M.Si and Tripitono
Adi Prabowo, S.E., ME.
This research aim is to analyze market range factors that influence the
decision of market range for producer of batik industry at Proppo,
Pamekasan regency. This research used primary data from structured
interview to ward 85 respondents who are the owners of batik industry at
Proppo, Pamekasan regency. Binary logistic regression model analysis is
used to understand that differentiate between industry which has national
and international market range and those who has domestic market range.
This research shows that the market range of batik industry at
Pamekasan regency is not reach international market yet, however in the fact
that the condition of market range is still domestic oriented, that is area of
Indonesia. The result of binary logistic regression model analysis shows that
there are five variables that influence significantly to the national and
international market range, those are work training variable, technology,
legal entity status, financial capital and promotion activity. Whereas, labor
variable, network of raw material supplier, industrial lifetime and
entrepreneur education do not give the influence to the national and
international market range.
Keywords: Batik Centre, Batik Industry, and Market Range.
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
ABSTRAK
Yufita Listiana, Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Jangkauan Pasar Bagi Produsen (Studi Industri Kerajinan Batik Di Kecamatan
Proppo Kabupaten Pamekasan). Dibawah bimbingan Dr. Kurniyati Indahsari,
M.Si dan Tripitono Adi Prabowo, S.E., ME.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis orientasi pasar dan faktor
– faktor yang mempengaruhi keputusan jangkauan pasar bagi produsen
industri kerajinan batik di Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara terstruktur
kepada responden dengan pertanyaan yang telah disiapkan pada kuesioner.
Ada 85 responden sebagai pemilik industri kerajinan batik di Kecamatan
Proppo yang menjadi objek penelitian. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang
membedakan antara industri yang memiliki jangkauan pasar nasional dan
internasional dengan industri yang memiliki jangkauan pasar domestik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jangkauan pasar industri
kerajinan batik di Kabupaten Pamekasan masih belum menjangkau
internasional, namun pada kenyataannya kondisi jangkauan pasar batik
masih berorientasi domestik yaitu wilayah Indonesia. Hasil analisis model
binary logistic regression dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari
Sembilan variabel independen, terdapat lima variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap jangkauan pasar nasional dan internasional yaitu
variabel pelatihan usaha, teknologi, status badan hukum, modal dan
keaktifan berpromosi. Sedangkan variabel tenaga kerja, jaringan pemasok
bahan baku, umur industri dan pendidikan pengusaha tidak berpengaruh
terhadap jangkauan pasar nasional dan internasional.Kata Kunci : Sentra
Batik, Industri Kerajinan Batik dan Jangkauan Pasar.
I.
Pendahuluan
Pembangunan
merupakan
suatu upaya untuk mencapai
pertumbuhan kesejahteraan sosial,
yaitu berupa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan suatu negara untuk
mengembangkan
kegiatan
ekonomi dan taraf
hidup
masyarakat
(Lincolin
Arsyad,
1999). Salah satu kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat
untuk
mencapai
kesejahteraannya adalah di sektor
industri.
Kesejahteraan
merupakan
sebuah
tujuan
perekonomian
yang
dapat
dilakukan dengan sektor industri
yang
mampu
mengatasi
ketidakmerataan
pembangunan
yang dirasakan oleh masyarakat
pada umumnya.
Salah satu prioritas utama
dalam pembangunan ekonomi
adalah sektor industri. Hal ini
bukan berarti sektor-sektor yang
lain diabaikan, namun harus ada
saling ketergantungan dan saling
mendukung antar sektor ekonomi.
Sektor industri diharapkan mampu
menjadi peran sebagai pemimpin
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
bagi sektor ekonomi lainnya agar
pertumbuhan ekonomi semakin
meningkat
dan
pemerataan
pembangunan juga dapat teratasi.
Salah satu cara mengembangkan
perekonomian
daerah
yaitu
dengan menggali potensi-potensi
yang ada di daerah kemudian dari
potensi tersebut dipilih beberapa
produk unggulan yang diharapkan
mampu
meningkatkan
perekonomian masyarakat di
daerah.
Salah satu industri yang
berpotensi
saat
ini
adalah
kerajinan batik. Kerajinan batik
cukup terkenal di Indonesia,
berdasarkan data dari UNESCO
(United
Nations
Educational,
Scientific,
and
Cultural
Organization), pada tanggal 2
Oktober 2009 menetapkan batik
sebagai warisan budaya dunia
yang berasal dari Indonesia
dengan
istilah
“Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Nonbendawi” (Masterpieces of
the Oral and Intangible Heritage of
Humanity). Batik dinilai sebagai
ikon budaya yang memiliki
keunikan
dan
filosofi
yang
mendalam, serta mencakup siklus
kehidupan
manusia.
Dasar
pertimbangan yang dipergunakan
UNESCO
dalam
menetapkan
penghargaan tersebut, antara lain
karena batik di Indonesia ternyata
merupakan kerajinan tradisional
turun temurun yang kaya akan
nilai
budaya
(Disperindang
Pamekasan).
Batik Tulis Madura sudah
cukup lama dikenal, salah satunya
Kabupaten Pamekasan. Pamekasan
merupakan wilayah yang sejak
dahulu banyak pengrajin dan
pengusaha batik mengembangkan
usahanya dibandingkan dengan
kabupaten-kabupaten
lainnya
(Disperindang
Pamekasan).
Potensi
yang
dimiliki
oleh
masyarakat Kabupaten Pamekasan
adalah pengrajin batik. Batik
Madura merupakan salah satu
produk
unggulan
Kabupaten
Pamekasan yang dapat membantu
meningkatkan
pendapatan
masyarakat di wilayah tersebut.
Batik Madura memiliki khas
tersendiri bagi daerah sebagai
budaya seni yang dimiliki oleh
masyarakat untuk dikembangkan
melalui industrialisasi.
Menurut Gubernur Jawa Timur
dalam acara Pencanangan Bulan
Bhakti Gotong Royong tingkat
Provinsi
tahun
2009
yang
dipusatkan di Pamekasan pada
tanggal
24
Juni
2009,
mendeklarasikan
Pamekasan
sebagai
“Kabupaten
Batik”.
Deklarasi
tersebut
dilakukan
dalam sebuah acara spektakuler
yang bertajuk “Seribu Perempuan
Membatik” disingkat “Super Batik”
yang menghasilkan karya BATIK
TULIS TERPANJANG DI DUNIA,
dan dicatat sebagai rekor MURI.
Dalam acara yang digelar di alunalun Monumen Arek Lancor, seribu
pembatik peremuan bersamasama membatik kain sepanjang
1.530 m. Angka ini adalah angka
tahun kelahiran Pamekasan yaitu
tahun 1530M.
Jangkauan pasar merupakan
hal penting bagi produsen dalam
memutuskan untuk menjual hasil
produksinya ke pasar domestik,
nasional, internasional. Hal ini
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
dilakukan
untuk
mengetahui
pendistribusian
produk
barang/jasa ke wilayah yang akan
dituju. Jangkauan pasar yang
dilakukan oleh produsen melalui
pendekatan
penawaran
yang
berawal
dari
kemampuan
produsen dalam membuat produk
barang/jasa. Dengan pendekatan
penawaran dapat mengidentifikasi
banyaknya pesaing yang menjual
dengan produk barang/jasa yang
sama yang pada akhirnya bisa
membatasi keputusan jangkauan
pasar yang diinginkan.
Tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis keputusan
jangkauan
pasar
bagi
produsen industri batik di
Kabupaten Pamekasan.
2. Untuk menganalisis Faktorfaktor
apa
saja
yang
mempengaruhi
keputusan
jangkauan
pasar
bagi
produsen pada kerajinan batik
di Kabupaten Pamekasan?
II. Tinjauan Pustaka
a. Teori Penawaran
Penawaran pasar terjadi ketika
para produsen bersedia menjual
barang produksinya pada harga
masing-masing (Rosyidi, 2009).
Penawaran adalah kesanggupan
menjual yang dapat dilihat
berdasarkan fungsi produksi yaitu
input
dan
output.
Hukum
penawaran
adalah
suatu
pernyataan yang menjelaskan
tentang sifat hubungan antara
harga sesuatu barang dan jumlah
barang tersebut yang ditawarkan
para penjual. Dalam hukum ini
dinyatakan bagaimana keinginan
para penjual untuk menawarkan
barangnya apabila harganya tinggi
dan bagaimana keinginan untuk
menawarkan barangnya tersebut
apabila harganya rendah (Sukirno,
2012).
S1
S2
P3
P1
P2
0
P3
P1
P2
Gambar 2.1 Kurva Penawaran
Sumber: Rosyidi, 2009
Berdasarkan kurva di atas,
dapat dijelaskan bahwa jika harga
naik maka jumlah barang yang
ditawarkan akan meningkat pula.
Maka akan terjadi pergerakan
disepanjang
titik
kurva
penawaran. Jika harga tetap maka
akan terjadi pergeseran pada
kurva penawaran. Artinya, seorang
produsen akan meningkatkan
jumlah produksinya ketika harga
barang Q mengalami peningkatan.
Sedangkan ketika harga menurun
maka produsen akan menurunkan
pula tingkat produksinya. Namun
ketika
harga
tetap
(tidak
mengalami perubahan), produsen
akan
menaikkan
jumlah
produksinya. Tujuannya adalah
untuk menjangkau pasar yang
lebih luas.
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
b. Perilaku Produsen
Dalam aktivitas produksinya,
produsen
mengubah
faktor
produksi menjadi barang dan jasa.
Berdasarkan hubungannya dengan
tingkat produksi, faktor produksi
dibedakan
menjadi
faktor
produksi tetap (fixed input) dan
variabel (variable input). Faktor
produksi tetap adalah faktor
produksi
yang
jumlah
penggunaannya tidak tergantung
pada jumlah produksi. Ada atau
tidak adanya kegiatan produksi,
faktor produksi itu harus tetap
tersedia
sementara
jumlah
penggunaan
faktor
produksi
variabel tergantung pada tingkat
produksinya. Makin besar tingkat
produksi makin banyak faktor
produksi variabel yang digunakan
(Arif, 2010).
Input
(X1, X2, ….)
Aktivitas
Produksi
Output
(Barang dan
Jasa)
Gambar 2.2 Skema Proses
Produksi
Sumber: Arif, M. Nur Rianto dan Euis
Amalia, 2010
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis orientasi pasar dan
faktor
–
faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
jangkauan pasar bagi produsen
industri
kerajinan
batik
di
Kecamatan Proppo, Kabupaten
Pamekasan.
Penelitian
ini
menggunakan data primer melalui
wawancara terstruktur kepada
responden dengan pertanyaan
yang
telah
disiapkan
pada
kuesioner. Ada 85 responden
sebagai pemilik industri kerajinan
batik di Kecamatan Proppo yang
menjadi objek penelitian. Teknik
analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi logistik
untuk mengetahui faktor-faktor
yang membedakan antara industri
yang memiliki jangkauan pasar
nasional dan internasional dengan
industri yang memiliki jangkauan
pasar domestik.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa jangkauan
pasar industri kerajinan batik di
Kabupaten Pamekasan masih
belum menjangkau internasional,
namun pada kenyataannya kondisi
jangkauan pasar batik masih
berorientasi
domestik
yaitu
wilayah Indonesia. Hasil analisis
model binary logistic regression
dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa dari Sembilan variabel
independen, terdapat lima variabel
yang
berpengaruh
signifikan
terhadap jangkauan pasar nasional
dan internasional yaitu variabel
pelatihan usaha, teknologi, status
badan hukum, modal dan keaktifan
berpromosi. Sedangkan variabel
tenaga kerja, jaringan pemasok
bahan baku, umur industri dan
pendidikan
pengusaha
tidak
berpengaruh terhadap jangkauan
pasar nasional dan internasional.
Berdasarkan
teori
dan
penelitian terdahulu, variabelvariabel
yang
berhubungan
dengan jangkauan pasar adalah
tenaga kerja (Choirunnisa, 2012
dan Kuncoro, 2003), pelatihan
usaha (Rivai, 2004), jaringan
pemasok
bahan
baku
(Choirunnisa, 2012 dan Kuncoro,
2003), teknologi (Tambunan, 2002
dan Kuncoro, 2003), umur industri
(Choirunnisa, 2012), status badan
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
hukum
(Kuncoro,
2003),
pendidikan
pengusaha
(Hadikusumo, 1996 dan Kuncoro,
2003), modal (Tambunan, 2002)
dan
keaktifan
berpromosi
(Choirunnisa, 2012 dan Kuncoro,
2003), diduga berpengaruh positif
terhadap keputusan jangkauan
pasar bagi produsen.
c. Kerangka Penelitian
Gambar dibawah merupakan
kerangka
konseptual
dalam
penelitian ini yang bertujuan
untuk
mengukur
pengaruh
keputusan jangkauan pasar bagi
produsen.
d.
Tenaga
Kerja
Pelatihan
Usaha
Jaringan
Pemasok
Teknologi
Umur
Industri
Badan
Hukum
Keputusan
Jangkauan
Pasar Bagi
Produsen
Batik
Domestik/
Pendidikan
Modal
Keaktifan
Promosi
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
III. Metodologi Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif.
Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis
regresi logistik yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh satu
atau lebih variabel terhadap
variabel lain. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel dependen
dalam bentuk data kategorik.
b. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen adalah
keputusan jangkauan pasar
bagi produsen industri
kerajinan batik Pamekasan,
kode 0 untuk domestik
regional yang meliputi
Madura dan Jawa Timur,
sedangkan kode 1 untuk
Nasional dan Internasional
meliputi Indonesia dan
Internasional.
2. Variabel independen adalah
tenaga kerja, pelatihan
usaha, jaringan pemasok
bahan baku, teknologi,
umur industri, status badan
hukum,
pendidikan
pengusaha, modal dan
keaktifan berpromosi.
c. Identifikasi Variabel
1. Tenaga
Kerja
(X1),
merupakan variabel yang
menggambarkan
jumlah
pekerja
setiap
kali
melakukan
proses
produksi.
2. Pelatihan usaha (X2), dapat
diukur
dengan
mengelompokan industri
yang pernah mendapatkan
pelatihan usaha dengan
kode 1 dan industri yang
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
3.
4.
5.
6.
7.
tidak
mendapatkan
pelatihan usaha dengan
kode 0.
Jaringan pemasok bahan
baku (X3), Industri yang
memiliki jaringan pemasok
bahan baku dari daerah
Madura diberi kode 0 dan
industri
yang
memilki
jaringan dengan pemasok
bahan baku di luar Madura
diberi kode 1.
Teknologi (X4), Industri
dengan
menggunakan
teknologi dalam proses
produksi
yang
menggunakan
alat
tradisional seperti canting
tulis diberikan kode 0
sedangkan industri yang
menggunakan
teknologi
dengan alat-alat modern
seperti mesin dan stampel
atau batik cap digolongkan
modern diberikan kode 1.
Umur
Industri
(X5),
merupakan variabel yang
menggambarkan
kondisi
seberapa lama industri
tersebut mampu bertahan
hidup dalam menghasilkan
outputnya.
Status Badan Hukum (X6),
Industri
yang
belum
memiliki
status
badan
hukum diberi kode 0
sedangkan industri yang
sudah
memiliki
status
badan hukum diberi kode 1.
Pendidikan
(X7),
merupakan variabel yang
menjelaskan
lama
pendidikan formal yang
ditempuh oleh pengusaha
8. Modal
(X8), merupakan
variabel uang atau modal
awal yang digunakan untuk
menjalankan
usahanya
dalam proses produksi,
variabel
ini
bersifat
kontinyu yang dapat diukur
dengan satuan rupiah.
9. Keaktifan berpromosi yang
dimaksud dalam penelitian
ini adalah penggunaan
media informasi dalam
melakukan
jangkauan
pasarnya, jika industri tidak
aktif melakukan promosi
maka diberikan kode 0,
industri yang cukup aktif
diberikan kode 1 sedangkan
industri
yang
aktif
melakukan
promosi
diberikan kode 2.
d. Lokasi dan Fokus Penelitian
Lokasi
penelitian
ini
dilaksanakan
di
Kabupaten
Pamekasan. Sedangkan fokus
penelitian ini dilakukan
di
Kecamatan Proppo.
e. Populasi dan Sampel
Penelitian ini mengambil objek
industri
kerajinan
batik
di
Kabupaten Pamekasan khususnya
Kecamatan
Proppo,
karena
Kecamatan Proppo ini merupakan
sentra
industri
batik
yang
didominasi oleh industri kecil dan
rumah tangga. Populasi dalam
penelitian ini adalah 548 industri
kerajinan batik menurut data
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kabupaten
Pamekasan
Tahun
2013.
Sedangkan pengambilan sampel
diambil melalui rumus Slovin
dengan tingkat estimasi 10 % dan
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
hasil penghitungan sebanyak 85
responden.
Teknik pengambilan sampling
dalam penelitian ini adalah
menggunakan
proportioned
purposive
sampling
artinya
metode pemilihan sampel dengan
cara membagi populasi ke dalam
kelompok-kelompok
yang
homogen disebut strata, dan
kemudian sampel diambil secara
purposive dari tiap strata tersebut.
Peneliti dapat menentukan dengan
menggunakan proporsional yang
dapat dicari dengan jumlah sampel
dalam setiap strata sebanding
dengan jumlah unsur populasi
dalam strata tersebut karena
dengan proporsional dianggap
sudah mewakili dari populasi.
f. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini
adalah:
1. Data Primer yaitu data yang
diperoleh dari sumber data
yang dikumpulkan secara
langsung melalui wawancara
dengan
responden
yang
relevan dengan menggunakan
penyebaran kuesioner.
2. Data
sekunder umumnya
berupa bukti catatan yang
dipublikasikan atau tidak
dipublikasikan.
Dalam
penelitian ini data sekunder
yang diperoleh dari Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kabupaten
Pamekasan Tahun 2013.
g. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Kuesioner
dapat berupa
pertanyaan tertutup atau
terbuka yang dapat diberikan
secara
langsung
kepada
responden. Kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan
tipe pertanyaan tertutup agar
jawaban
responden
mendapatkan hasil terkait
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
jangkauan
pasar
bagi
produsen.
2. Wawancara merupakan teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan secara langsung
untuk
menemukan
permasalahan yang harus
diteliti dan ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Data yang
diperoleh secara langsung
dengan produsen batik melalui
tatap muka (face to face).
h. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif
adalah
statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan
atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya
tanpa
bermaksud
membuat
kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Dalam
statistik deskriptif antara lain
adalah penyajian data melalui
tabel,
grafik,
dan
diagram
lingkaran (Rosadi, 2012).
2. Analisis Regresi Logistik
Merupakan salah satu model
statistika yang dapat digunakan
untuk menganalisis pola hubungan
antara
sekumpulan
variabel
independen
dengan
variabel
dependen bertipe kategorik atau
kualitatif. Banyaknya kategori dari
variabel dependen dapat terdiri
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
atas dua kemungkinan nilai
(dikotomi) atau bisa juga lebih dari
dua
kategori
yang
disebut
polikotomi (Rosadi, 2012).
Tujuan utama dari analisis
regresi
logistik
adalah
memprediksi
probabilitas
terjadinya event atau tidak
terjadinya event berdasarkan nilainilai predaktor yang ada. Event
merupakan status variabel respons
yang menjadi pokok perhatian
(biasanya diberi nilai kode yang
lebih tinggi daripada non event).
Tujuan
kedua
yaitu
mengklasifikasikan
subyek
penelitian
berdasarkan
nilai
probabilitas.
Penggunaan dengan model ini
dianggap sebagai alat yang tepat
untuk menganalisis data dalam
penelitian ini karena variabel
dependennya bersifat dikotomi
atau polikotomi yaitu lebih dari
satu kategori.
Metode regresi logistik adalah
lebih fleksibel dibanding teknik
lain (Kuncoro, 2001), yaitu :
1. Regresi logistik tidak memiliki
asumsi
normalitas
atas
variabel bebas yang digunakan
dalam model. Artinya variabel
penjelas tidak harus memiliki
distribusi
normal,
linier
maupun memiliki varians yang
sama dalam setiap grup.
2. Variabel bebas dalam regresi
logistik bisa dicampur dari
variabel kontinyu (diperoleh
dari hasil pengukuran yang
berupa pecahan atau bukan
bilangan
bulat),
diskrit
(diperoleh dari hasil hitung
yang berupa bilangan bulat)
dan dikotomis.
3.
Regresi logistik akan sangat
bermanfaat digunakan apabila
distribusi respon atas variabel
terikat diharapkan non-linier
dengan satu atau lebih
variabel bebas.
i. Uji Statistika
Uji statistika yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu :
1. Uji Z
Uji statistik Z merupakan
metode pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui signifikansi
variabel
independen
secara
individu
terhadap
variabel
dependennya. Ketentuan untuk
menerima atau menolak H0
ditentukan melalui probabilita Z
hitung (nilai probabilitas) masing
– masing variabel independen
dengan
tingkat
nyata
(α).
Penggunaan tingkat nyata dalam
penelitian ini adalah sebesar 10 %
sehingga pengambilan keputusan
sebagai berikut :
Jika nilai Probabilitas > 0,1 maka
H0 diterima
Jika nilai Probabilitas < 0,1 maka
H1 diterima
2. Uji LR statistic
Uji likelihood ratio statistik
(LR stat) mirip dengan uji F pada
OLS biasa, yang dilakukan untuk
mengetahui
pengaruh
semua
variabel independen terhadap
variabel dependen. Ketentuan
untuk menolak H0 ditentukan
melalui probabilita LR stat dengan
pengambilan keputusan sebagai
berikut :
Jika nilai Probabilitas > 0,1 maka
H0 diterima
Jika nilai Probabilitas < 0,1 maka
H1 diterima
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
3. Koefisien Determinasi (Mc
Fadden R-squared)
Pengukuran ini bertujuan
untuk mengukur proporsi variasi
variabel
dependen
mampu
dijelaskan oleh model regresi
(Gujarati, 2003). Ukuran goodness
of fit biasa (R2) bukan menjadi
prioritas utama dalam analisis
logit. Berdasarkan metode Eviews
bahwa
untuk
model
logit
penggunaan
R-squared
biasa
seperti OLS tidak lagi relevan,
karena itu nilainya bisa digantikan
oleh Mc.Fadden R-squared.
IV. Pembahasan
Batik Madura merupakan
salah satu bentuk budaya yang
dapat dikenal dengan karakter
yang kuat yaitu dari motif dan
warna. Banyak orang yang belum
mengetahui bahwa batik memiliki
lebih dari seribu motif yang paling
terkemuka
di
pasar
batik
Indonesia
dan
Internasional.
Tradisi mengenai kain batik yang
cukup
kuat
di
kalangan
masyarakat
Madura
telah
membuat budaya membatik dan
memakai kain batik terpelihara
dengan baik di kalangan mereka.
Industri Batik di Kabupaten
Pamekasan merupakan usaha
kerajinan rumah tangga. Batik
merupakan warisan budaya yang
sudah
turun-temurun
dari
generasi ke generasi. Batik pada
zaman dahulu hanya dijadikan
sebuah pakaian biasa namun saat
ini batik memiliki nilai ekonomis
yang tinggi.
Kecamatan
Proppo
merupakan salah satu daerah yang
menjadi sentra batik karena
hampir seluruh masyarakat di
Kecamatan Proppo bisa membatik.
Dalam penelitian ini daerah yang
dijadikan untuk meneliti faktorfaktor
yang
mempengaruhi
keputusan jangkauan pasar bagi
produsen industri batik yaitu
Kecamatan Proppo. Kecamatan
Proppo yang memiliki industri
batik hanya terdiri dari 4 Desa
yaitu Desa Klampar, Desa Toket,
Desa Rang-Perang Daya, dan Desa
Candi Burung.
a. Uji Z
1. Tenaga Kerja memiliki nilai
probabilita sebesar 0,8467 >
0.1, artinya variabel modal
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap jangkauan
pasar.
2. Pelatihan Usaha memiliki nilai
probabilita sebesar 0,0891 <
0.1, artinya variabel pelatihan
usaha berpengaruh secara
signifikan terhadap jangkauan
pasar.
3. Jaringan pemasok bahan baku
memiliki nilai probabilita
sebesar 0,6086 > 0.1, artinya
variabel jaringan pemasok
bahan baku tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
jangkauan pasar.
4. Teknologi
memiliki
nilai
probabilita sebesar 0.0714 <
0.1, artinya variabel teknologi
berpengaruh secara signifikan
terhadap jangkauan pasar.
5. Umur Industri memiliki nilai
probabilita sebesar 0.3216 >
0.1, artinya variabel umur
industri tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
jangkauan pasar.
6. Status Badan Hukum memiliki
nilai
probabilita
sebesar
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
0.0240 < 0.1, artinya variabel
status
badan
hukum
berpengaruh secara signifikan
terhadap jangkauan pasar.
7. Pendidikan
Pengusaha
memiliki nilai probabilita
sebesar 0.2193 > 0.1, artinya
variabel
pendidikan
pengusaha tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
jangkauan pasar.
8. Modal
memiliki
nilai
probabilita sebesar 0.0973 <
0.1, artinya variabel modal
berpengaruh secara signifikan
terhadap jangkauan pasar.
9. Keaktifan
Berpromosi
memiliki nilai probabilita
sebesar 0.0051 < 0.1, artinya
variabel keaktifan berpromosi
berpengaruh secara signifikan
terhadap jangkauan pasar.
b. Uji LR statistic
Dari
hasil
penghitungan
analisis regresi logistik diperoleh
LR statistic sebesar 63,31998. Hal
ini dapat ditentukan melalui
probabilita LR dengan taraf nyata
10 %. Sehingga dapat diketahui
bahwa nilai probabilita LR Statistik
sebesar 0,000000 < 0,1 yang
artinya H1 diterima, memiliki
hubungan yang signifikan.
c. Koefisien Determinasi
Berdasarkan
penilaian
kelayakan model (goodness of fit
test), nilai signifikansi yang
ditunjukkan oleh Mc Fadden RSquared
Goodness-of-fit
test
statistic harus lebih besar dengan
taraf nyata. Taraf nyata dalam
penelitian ini adalah 10 % atau α =
0,1. Hasil perhitungan Analisis
Regresi Logistik dengan bantuan
program Eviews diperoleh Mc
Fadden
R-squared
sebesar
0,604889
dengan
tingkat
probabilitas 0.000 (signifikan). Hal
ini berarti bahwa model tersebut
sudah memenuhi fit model, maka
tidak diperoleh adanya perbedaan
antara data estimasi model regresi
logistik dengan data observasinya.
Nilai Mc Fadden R-Squared jika
dipresentasekan diperoleh hasil
sebesar 60,4% dan sisanya 39,6%
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
Dalam
mengembangkan
jangkauan
pasar
batik
di
Kabupaten Pamekasan dengan
melihat variabel tenaga kerja yang
tidak
berpengaruh
terhadap
jangkauan pasar, selain itu tenaga
kerja juga memiliki hubungan
negatif terhadap jangkauan pasar
domestik maupun internasional.
Alasan yang paling mendasar
bahwa variabel tenaga kerja tidak
berpengaruh karena tenaga kerja
industri batik masih berasal dari
keluarga pengrajin sendiri yang
tidak
dibayar
dibandingkan
dengan tenaga kerja dari luar
dengan upah yang sesuai dengan
pekerjaannya.
Pelatihan usaha dalam industri
kerajinan
batik
berpengaruh
signifikan tetapi hubungan yang
dimiliki antara pelatihan usaha
dengan jangkauan pasar adalah
negatif.
Artinya
walaupun
pelatihan
usaha
tersebut
berpengaruh namun hasilnya
cenderung menurun. Koefisien
pelatihan
usaha
sebesar
–
2,797222 jika di antilog hasilnya
sebesar 0.0016 berarti bahwa jika
pengrajin industri batik mengikuti
pelatihan
usaha
maka
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
meningkatkan
kemungkinan
keputusan menjual batik ke
jangkauan pasar Internasional
sebesar 0,0016 kali lipat. Alasan
yang mendasari bahwa pelatihan
usaha yang
diberikan
oleh
instansi/lembaga terkait namun
hasilnya tidak terlalu nampak
berpengaruh terhadap jangkauan
pasar
domestik
maupun
internasional, karena mayoritas
skill yang dimiliki oleh pengrajin
sudah cukup baik.
Jaringan pemasok bahan baku
dalam
penelitian
ini
tidak
berpengaruh signifikan tetapi
memiliki hubungan yang positif
terhadap jangkauan pasar. Alasan
yang mendasari bahwa jaringan
pemasok bahan baku tidak
berpengaruh karena pengrajin
batik di Kecamatan Proppo masih
banyak yang memiliki hubungan di
daerah Madura dibandingkan
dengan daerah di luar Madura,
sehingga tidak terlalu berpengaruh
kepada jangkauan pasar.
Teknologi dalam penelitian ini
berpengaruh
signifikan
dan
memiliki hubungan yang positif
terhadap jangkauan pasar. Artinya,
semakin modern teknologi yang
digunakan maka mungkin semakin
besar untuk menjangkau pada
pasar
internasional,
karena
teknologi sangat berperan penting
dalam pengolahan bahan baku jika
dibandingkan dengan industri
yang hanya menggunakan tenaga
kerja. Koefisien teknologi sebesar
2,633535 jika di antilog memiliki
hasil 430,06 yang berarti bahwa
jika pengrajin industri batik
menggunakan teknologi yang
modern
maka
meningkatkan
kemungkinan keputusan menjual
batik
ke
jangkauan
pasar
internasional sebesar 430,06 kali
lipat. Namun, pada kenyataanya
pengrajin
lebih
banyak
menggunakan
teknologi
tradisional yaitu canting tulis. Hal
ini dikarenakan batik tulis Madura
dikenal dengan pengolahannya
yang
secara
tradisional.
Penggunaan canting tulis tersebut
agar khas yang dimiliki oleh batik
Madura tetap bertahan dan
memiliki
nilai
unggul
dibandingkan dengan canting
dalam bentuk cap atau stampel.
Variabel umur industri dalam
penelitian ini tidak berpengaruh
signifikan
tetapi
mempunyai
hubungan positif. Artinya, jika
umur industri batik tersebut lebih
lama berdiri maka cenderung akan
memiliki
jangkauan
pasar
internasional. Namun, hal ini
berbanding terbalik karena yang
mendasari variabel umur industri
tidak berpengaruh karena masih
banyak industri batik yang baru
berdiri dan tidak ada perbedaan
output antara industri yang baru
dengan industri yang sudah lama
berdiri.
Variabel status badan hukum
berpengaruh
signifikan
dan
memiliki
hubungan
positif
terhadap jangkauan pasar. Artinya
semakin banyak industri yang
memiliki status badan hukum
maka
kemungkinan
untuk
melakukan
jangkauan
pasar
internasional
semakin
besar.
Koefisien status badan hukum
sebesar 2,877347 jika di antilog
memiliki hasil 753,96 yang berarti
bahwa jika pengrajin industri batik
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
memiliki status badan hukum
maka meningkatkan kemungkinan
keputusan menjual batik ke
jangkauan pasar internasional
sebesar 753,96 kali lipat. Alasan
yang mendasari karena status
badan hukum dirasa penting oleh
pihak pengrajin sebagai syarat
untuk mengikuti pameran batik di
daerah luar pulau Madura. Selain
itu, status badan hukum juga
diyakini oleh pengrajin sebagai
tanda pengenal usahanya di
lingkungan pemerintahan dan
pengrajin
yang
sudah
mendaftarkan dirinya ke Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
akan lebih mudah memiliki
jaringan terhadap konsumen.
Pendidikan pengusaha dalam
penelitian ini tidak berpengaruh
secara signifikan dan berpengaruh
negatif terhadap jangkauan pasar.
Artinya semakin tinggi pendidikan
seorang
pengusaha
maka
kemungkinan cenderung menurun
jangkauan pasarnya. Alasan yang
mendasari
karena
dalam
memproduksi
batik
tidak
dibutuhkan
pendidikan
yang
tinggi, sebab mayoritas pengrajin
sudah tahu membatik mulai sejak
kecil.
Membatik
merupakan
kebiasaan secara turun-temurun.
Jadi tidak heran jika banyak
pengrajin yang memiliki tingkat
pendidikan formal yang sangat
rendah karena tanpa ilmu yang
tinggi para pengrajin mampu
menghasilkan batik hingga dijual
ke daerah luar Madura.
Variabel
modal
dalam
penelitian ini berpengaruh secara
signifikan dan memiliki hubungan
yang positif terhadap jangkauan
pasar. Koefisien modal sebesar
0,0000000417 jika di antilog
memiliki hasil 1,000000094 yang
berarti bahwa jika pengrajin
industri batik memiliki modal yang
besar
maka
meningkatkan
kemungkinan keputusan menjual
batik
ke
jangkauan
pasar
internasional
sebesar
1,000000094 kali lipat. Modal
merupakan
faktor
terpenting
dalam setiap usaha karena yang
dibutuhkan pertama kali dalam
melakukan usaha adalah modal.
Modal dalam usaha industri batik
tersebut ada yang berupa modal
sendiri dan modal yang berasal
dari pinjaman. Modal yang biasa
digunakan para pemilik usaha
berupa pinjaman berasal dari
bank, seperti Bank BRI, Adira,
Koperasi, dan lain sebagainya. Para
pemilik
industri
biasanya
mengeluarkan modal ketika setiap
kali produksi batik. Jadi setelah
produk itu dijual maka hasil
jualannya dibelikan bahan baku
untuk memproses batik lagi.
Keaktifan berpromosi dalam
penelitian
ini
berpengaruh
signifikan
namun
memiliki
hubungan yang positif. Koefisien
keaktifan berpromosi sebesar
4,230734 jika di antilog memiliki
hasil 17011,16 yang berarti bahwa
jika pengrajin industri batik
semakin aktif melakukan promosi
maka meningkatkan kemungkinan
keputusan menjual batik ke
jangkauan pasar internasional
sebesar 14791,086 kali lipat.
Artinya, jika industri batik semakin
aktif melakukan promosi maka
kemungkinan cenderung akan
meningkat.
Alasan
yang
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
mendasari
bahwa
keaktifan
berpromosi sangat berpengaruh
karena para pemilik usaha
melakukan
promosi
terkait
usahanya melalui showroom batik,
pameran batik, menjual sendiri di
pasar, melalui media internet dan
ada juga yang melalui televisi.
V. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan maka kesimpulan yang
di dapat tentang analisis faktorfaktor
yang
mempengaruhi
keputusan jangkauan pasar bagi
produsen (Studi Industri Kerajinan
Batik di Kecamatan Proppo
Kabupaten Pamekasan) adalah:
1. Berdasarkan hasil pengujian
analisis regresi logistik yang
menggunakan
softwere
Eviews 6.0 dapat disimpulkan
bahwa dari sembilan variabel
independen
hanya
lima
variabel
yang
signifikan
terhadap jangkauan pasar
industri kerajinan batik di
Kecamatan Proppo Kabupaten
Pamekasan meliputi variabel
Pelatihan
Usaha
(PU),
Teknologi (TE), Status Badan
Hukum (BH), Modal (M), dan
Keaktifan Berpromosi (KB).
Sedangkan empat variabel
yang tidak signifikan yaitu
Tenaga Kerja (TK), Jaringan
Pemasok Bahan Baku (JP),
Umur Industri (UI), dan
Pendidikan Pengusaha (PD).
2. Dari pengujian secara parsial
dari
sembilan
variabel
independen
yang
mempengaruhi
paling
dominan
dalam
mempengaruhi
jangkauan
pasar industri kerajinan batik
di
Kecamatan
Proppo
Kabupaten Pamekasan adalah
variabel
Keaktifan
Berpromosi.
3. Dari hasil penelitian juga
dapat
diketahui
bahwa
walaupun batik terkenal di
luar negeri namun industri
batik di Pamekasan khususnya
Kecamatan Proppo masih
belum menjangkau ke luar
negeri hanya saja terbatas
pada
jangkauan
pasar
domestik
nasional
yaitu
mencakup Indonesia.
b. Saran
Saran dalam penelitian ini
adalah:
1. Teknologi
yang
berperan
penting
dalam
proses
produksi, namun pengrajin
masih menggunakan teknologi
tradisonal.
Untuk
itu
seharusnya
pemerintah
menjalin kerjasama dengan
pihak penyediaan modal baik
dalam bentuk barang maupun
uang. Sehingga pemerintah
bisa memberikan bantuan
berupa
alat-alat
yang
dibutuhkan selama proses
produksi agar ouput yang
dihasilkan lebih banyak.
2. Modal juga faktor produksi
yang sangat penting, karena
tanpa modal usaha akan
macet. Untuk itu seharusnya
pemerintah
menjalin
hubungan kerjasama dengan
pihak perbankan dalam hal
penyediaan
kredit
bagi
pengusaha industri kecil tetapi
dengan tingkat suku bunga
yang
tidak
mematikan
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
3.
pengusaha. Hal ini bertujuan
agar usaha tersebut semakin
lancar dan pihak perbankan
juga bisa menjual produknya.
Jadi ada hubungan yang saling
menguntungkan
antara
keduanya.
Keaktifan
Berpromosi
merupakan variabel yang
berpengaruh paling dominan
terhadap keputusan jangkauan
pasar bagi produsen, oleh
sebab itu pemerintah lebih
meningkatkan
pembinaan
terkait
promosi
serta
menyediakan tempat- tempat
untuk
berpromosi
para
pengrajin
batik
guna
membantu
dalam
hal
penjualan serta lebih diketahui
oleh masyarakat luas agar
nantinya bisa meningkatkan
jangkauan pasar internasional.
Daftar Pustaka
Arif, M. Nur Rianto Al dan Euis
Amalia.
2010.
Teori
Mikroekonomi:
Suatu
Perbandingan
Ekonomi
Islam
dan
Ekonomi
Konvensional. Jakarta :
Kencana.
.
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar
Perencanaan
dan
Pembangunan
Ekonomi
Daerah. Edisi Pertama.
Yogyakarta. BPFE.
Choirunnisa, Rizka. 2012. Analisis
Pola Klaster dan Orientasi
Pasar
(Sentra
Industri
Kerajinan
Logam Desa
Tumang Kecamatan Cepogo
Kabupaten
Boyolali).
SKRIPSI
Universitas
Diponegoro Semarang.
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kabupaten
Pamekasan.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic
Econometrics International
Edition. New York: MC Graw
– Hill Companies. Inc.
Hadikusumo, K. dkk. 1996.
Pengantar
Pendidikan.
Semarang : IKIP Semarang.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode
Kuantitatif : Teori dan
Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta : UPPAMP YKPN.
Kuncoro, Mudrajad dan Irwan
Adimaschandra.
2003.
Analisis
Formasi
Keterkaitan, Pola Kluster
dan Orientasi Pasar : Studi
Kasus
Sentra
Industri
Keramik
di
Kasongan,
Kabupaten Bantul, D. I
Yogyakarta.
Jurnal
Empirika Volume 16.
Porter, M.E. 1998. Clusters and The
New
Economics
of
Competition.
Harvard
Business
Review,
November – December (6),
77-91.
Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika
& Analisis Runtun Waktu
Terapan dengan Eviews.
Yogyakarta : ANDI.
Rosidi, Suherman. 2009. Pengantar
Teori Ekonomi: Pendekatan
Kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro. Jakarta:
Rajawali Pers.
Samuelson, Paul A. and William D.
Nordhaus.
1992.
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
TRUNOJOYO JOURNAL OF ECONOMICS
2014
Microeconomics. Singapore:
McGraw-Hill.
Tambunan, Tulus T.H. 2002. Usaha
Kecil dan Menengah di
Indonesia : Beberapa Isu
Penting. Edisi Pertama –
Jakarta : Salemba Empat.
http://disperindag.pamekasankab.
go.id/?page_id=113
(diakses pada tanggal 01
September 2013).
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakutas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura