ICT FOR ARABIC LEARNING: A BLENDED LEARNING IN ISTIMA’ I

  ICT FOR ARABIC LEARNING: A BLENDED LEARNING IN

  ISTIMA’ II 1,2 Nuril Mufidah, Irtahat Isyaty, Nur Kholis, Saidna Zulfiqar Bin Tahir 3 ,

  Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 4 IAIN Tulungagung Universitas Iqra Buru nurilmufidah86@uin-malang.ac.id, aidnazulfiqar@gmail.com

  

ABSTRACT

  Listening skills (maharah istima’) are the initial abilities that a person must master in learning Arabic. However, due to the lack of attention to Maharah Istima's learning, which was caused by a lack of variation in learning, a teacher / lecturer must be able to innovate in teaching. One form of innovation is to use video media to teach special materials.

  This study aims to describe the use of Information and Communications Technology (ICT) as a blended learning in Maharah Istima’ II lectures as well as the perception of Arabic Language Department (PBA) students of Maulana Malik Ibrahim Malang State Islamic University 2016/2017. This research is a qualitative research with data collection methods by observation and interviews. The results showed that ICT in maharah istima learning could improve student learning motivation. In addition it can help students add new vocabulary and can be applied in speaking skills (maharah kalam).

  Keywords

: Maharah Istima’; ICT; Blended Learning; Student Perception;

Motivation

  

ABSTRAK

  Keterampilan menyimak (maharah istima’) merupakan kemampuan awal yang harus dikuasai seseorang dalam pembelajaran Bahasa Arab. Namun, karena lemahnya perhatian terhadap pembelajaran Maharah Istima’ yang disebabkan oleh kurangnya variasi dalam pembelajarannya menjadikan seorang guru/dosen harus bisa berinovasi dalam mengajar. Salah satu bentuk inovasi adalah dengan menggunakan Information and Communications Technology (ICT) dalam mengajarkan materi istma’. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan ICT dalam perkuliahan Maharah Istima’ II serta persepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa

  Arab (PBA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ICT dalam pembelajaran maharah istima’ II dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Selain itu juga dapat membantu mahasiswa menambah kosakata baru dan bisa diterapkan dalam keterampilan berbicara (maharah kalam).

  Kata Kunci : Maharah Istima’; ICT; Blended Learning, Persepsi Mahasiswa; Motivasi. Pendahuluan

  Bahasa Arab merupakan bahasa kedua bagi orang Indonesia. Istilah bahasa kedua atau bahasa asing berarti bahasa yang diperoleh/dipelajari setelah bahasa ibu. Bahasa Arab menjadi pilihan utama di samping bahasa Inggris untuk diajarkan dalam pendidikan formal maupun non-formal. Sebagai upaya untuk menyukseskan world class

  

university UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mewajaibkan seluruh mahasiswa untuk

  mempelajari dan menguasai bahasa asing; salah satunya yaitu bahasa Arab. Hal ini terlihat dari kebijakan kampus yang mewajibkan seluruh mahasiswa baru dari semua jurusan untuk mengikuti dan lulus Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab 1 (PKPBA) yang ditempuh selama satu tahun penuh dengan bobot 12 sks. Kebijakan ini berkaitan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan seseorang harus mampu menguasai bahasa asing agar mampu bersaing dalam dunia internasional.

  Dalam praktik pembelajaran bahasa Arab setidaknya berupaya untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam pengetahuan bahasa serta keterampilan berbahasa yang berupa penggunaan bahasa baik bahasa lisan maupun tulisan. Kemampuan tersebut dilatih dalam proses pengajaran bahasa. Dalam dunia pengajaran bahasa, kemahiran dan keterampilan menggunakan bahasa disebut keterampilan berbahasa (maharat al- lughah). Keterampilan berbahasa dalam Bahasa Arab terbagi menjadi empat, yaitu keterampilan menyimak (

  maharah istima’/listening skill),

  keterampilan berbicara (maharah kalam/speaking skill), keterampilan membaca (maharah qiro’ah/reading skill), dan keterampilan menulis (maharah kitabah/writing 2 skill ).

  Keterampilan berbahasa tersebut dapat diperoleh dengan menjalani proses belajar maupun pemerolehan bahasa. Bahasa merupakan cermin bagi pola pikir atau pemikiran seseorang juga sebagai media untuk menyampaikan ide dan gagasan, maka hendaknya seseorang harus menguasai keterampilan-keterampilan berbahasa dengan baik karena pada hakikatnya, masing-masing dari empat keterampilan bahasa tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dalam kaitannya dengan belajar dan mengajar bahasa Arab keterampilan mendengarkan mempunyai posisi penting. Hal pertama yang dikenalkan dan dipelajari di dalam kelas yaitu

  maharah istima’.

  Menyimak (

  istima’) merupakan langkah awal yang harus ditempuh oleh

  sesorang dalam pembelajaran bahasa, baik bahasa asing atau bahasa ibu. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu makna dari apa yang telah didengarkan tersebut. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan simbol-simbol lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta penafsiran untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui bahasa lisan (Tarigan, 1985: 19). Sehingga keterampilam menyimak dikategorikan sebagai 3 keterampilan berbahasa reseptif. Keterampilan menyimak dalam Bahasa Arab disebut dengan maharah istima’. Keterampilan menyimak (

  maharah istima’/listening skill) adalah kemampuan seseorang

  dalam menyerap dan memahami kata atau kalimat yang diucapkan oleh rekan bicara atau media tertentu. Untuk mengetahui perbedaan unsur bunyi (fonem) dengan unsur lainnya menurut makhorijul huruf yang benar, kegiatan menyimak dapat dicapai dengan latihan secara kontinu dengan mendengarkan ucapan-ucapan baik langsung dari penutur aslinya (al-nathiq al-ashli) maupun melalui rekaman (Acep Hermawan, 2011:130).

  Rendahnya minat terhadap menyimak mengakibatkan kurang efektifnya pembelajaran

  maharah istima’. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh masalah yang

  berhubungan dengan mahasiswa sebagai pendengar, yaitu kurangnya kemampuan 1 2

<https://www.uin-malang.ac.id/s/uin/profil>. diakses pada tanggal 30 Oktober 2018.

  Sulastri, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Arabic Thematic Video Pada Keterampilan Berbicara Bagi Siswa Kelas VIII MT 3 s’, 5.1 (2016), 21–27.

  Ulin Nuha, Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: DIVA dalam menerima informasi yang diperoleh sehingga sulit dicerna oleh otak dan menyebabkan kecerdasaannya kurang, kosakata yang didapat sedikit, bahasa yang 4 diperoleh tidak maksimal serta model pembelajaran yang membosankan. Kurangnya respon dari mahasiswa terhadap kegiatan menyimak menjadikan pembelajaran yang dilakukan di kelas kurang aktif dan efektif.

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta komunikasi saat ini menawarkan banyak kemudahan. Mahasiswa akrab dan bahkan terikat dengan hal ini dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak jarang pula ditemukan internet maupun teknologi informasi menjadi perhatian mahasiswa meskipun mereka sedang dalam kelas untuk belajar. Dosen dapat memanfaatkan hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui fasilitas penunjang yang telah tersedia. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan menjadi suatu hal yang penting dan keniscayaan.

  Di era milenial yang berbasis digital application ini, pendidikan yang semula bersistem tatap muka mulai mengarah pada sistem online yaitu dosen dan mahasiswa tidak harus bertatap muka ataupun berada di tempat yang sama. Hal ini dikarenakan munculnya banyak pilihan sumber dan media belajar yang tersedia seperti buku elektronik (e-book) serta mudahnya mengakses aplikasi digital seperti e-learning, e- library, e-forum, e-journal dan sebagainya. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya 5 pendidikan jarak jauh (distance learning). Akan tetapi, pembelajaran tidak hanya bertumpu pada teknologi karena hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik. Pentingnya proses tatap muka juga masih harus ditekankan dan tidak boleh ditinggalakan. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang menggabungkan antara e-learning dengan (blending) metode face to face learning secara terpadu dan 6 teratur yang akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Untuk mengembangkan keterampilan menyimak (

  maharah istima’) tersebut,

  dosen dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam penggunaan strategi atau media pembelajaran agar tujuan pembelajaran

  maharah istima’ dapat tercapai. Semua ini

  ditujukan agar mahasiswa tidak merasakan kejenuhan selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu mahasiswa mempunyai kesempatan untuk belajara mandiri disamping belajar di dalam kelas. Melalui model pembelajaran blending ini dosen dapat memanfaatkan teknologi berupa media video dalam pelaksaaan pembelajaran maharah

  istima’ II untuk memperoleh kondsi belajar mengajar yang efektif dan efesien.

  Penggunaan media video sebagai media pembelajaran dalam

  maharah istima’

  hendaknya memperhatikan kendala yang mungkin timbul dalam proses belajar dan mengajar. Adapun kendala yang dapat timbul antara lain; pertama, peserta didik mengalami kesulitan dalam menangkap suara tertentu dari bahasa yang dipelajari.

  

Kedua , kesulitan peserta didik dalam keharusan mencerna dan menangkap setiap kata.

  Jika ada kata yang terlewat ataupun tak terdengar, peserta didik merasa was-was dan 4 Qomi Akid Jauhari, ‘Pembelajaran Maharah Istima Di Jurusan Pba Uin Maulana Malik

  Ibrahim Malang 5 ’, 3 (2018), 129–52.

  Putra Wanda, ‘Pendidikan Dan Digitalisasi Di Era Milenial’, CNN Indonesia

<https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171219114411-445-263408/pendidikan-dan-digitalisasi-di-

era-milenial/>. 6 Sulihin B Sjukur SMK Negeri and Satui Kab Tanah Bumbu, ‘Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa

  Tingkat Smk’, Jurnal Pendidikan Vokasi, 2.3 (2012), hasan, ‘Keterampilan Mengajar Bahasa Arab Materi Istima Menggunakan Media Lagu’, 15.28 (2017), 41

  menggunakan media audio. Hal ini dikarenakan apabila dalam pembelajarannya dilakukan oleh guru langsung yang notabennya bukan orang Arab asli, biasanya ada perbedaan logat dengan bahasa aslinya. Sehingga diperlukan media audio 7

  Menyimak bahasa Arab tanpa mendalami tata bahasa.

  istima’ disampaikan dengan

  Secara umum, pembelajaran maharah

  7. Memahami apa yang dimaksudkan pembicara ketika mengungkapkan suatu keadaan. 9 C. Metode Pengajaran Istima’

  6. Memahami makna-makna yang yang berhubungan dengan ragam aspek kebudayaan Arab.

  5. Memahami penggunaan mudzakkar-muannats, waktu, kata kerja (af’al: fi’il madhi, mudhari’, amar).

  4. Memahami penggunaan bentuk kata (shighat) dalam bahasa Arab untuk disusun menjadi kata yang bermakna.

  3. Mengetahui perubahan makna kata sesuai dengan perubahan bentuk kata.

  2. Mendengar mufrodat (kosakata bahasa Arab) dan mampu membedakannya sesuai konteks percakapan sehari-hari.

  Adapun tujuan pengajaran maharah istima’ yaitu: 1.

  khawatir. Ketiga, untuk memahami pembicaraan seseorang peserta didik masih harus dengan cara pelan. Keempat, butuh mendengar lebih dari satu kali untuk memahami,

  Maharah istima’ adalah kemampuan seseorang dalam menyerap atau memahami kata maupun kalimat yang diucapkan oleh lawan bicara atau media tertentu. 8 B. Tujuan Pengajaran Maharah Istima’

  adalah suatu proses yang meliputi kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifakasi, menafsirkan, dan mereaksi makna yang terkandung di dalamnya.

  istima’)

  Pengertian Maharah Istima’ Menurut Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1997: 19) menyimak (

  Kajian Teori 1. Pengajaran Maharah Istima’ A.

  alternatif pengajaran keterampilan mendengar yang sesuai untuk mahasiswa maupun kelas bahasa dengan fasilitas teknologi dan informasi yang cukup.

  maharah istima’ II. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan

  pembelajaran

  

Kelima , keterbatasan kemampuan peserta didik dalam memperoleh seluruh informasi,

Keenam , peserta didik semakin merasa sulit untuk berkonsentrasi jika kegiatan istima

terlalu lama. 7 Penelitian ini mendeskripsikan implementasi media video dalam pembelajaran

maharah istima’ II dan persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media video dalam

  • –51.
  • 8 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 130. 9 Muhammad Ali Kamil & Muhammad Sholahuddin, Al- Qaid: li Ta’lim Maharah al-Istima’, untuk mendatangkan natiq ashli yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman dalam penyampaian materi. Media audio yang biasa digunakan dalam pembelajaran

      maharah istima’ adalah tape recorder, CD dan laboratorium

      bahasa. Hanya saja, jika dilihat dari pertimbangan efisiensi, maka tape recorder 10 dan CD merupakan pilihan media yang cukup murah dan efektif digunakan.

      2. Blended Learning

      Penggunaan teknologi informasi berbasis pembelajaran online (e-learning) telah banyak digunkan dalam dunia penddikan. Menurut Clark & Mayer (2008: 10) 11 bahwa e-learning adalah pembelajaran yang disajikan dengan bantuan komputer.

      Sehingga seorang mahasiswa tidak harus bertatap muka/face to face dengan dosen pada saat pembelajaran berlangsung.

      Istilah blended learning berasal dari kata blended yang artinya kombinasi/ campuran dan learning yang artinya belajar. Istilah lain yang sering digunakan adalah hybrid course (hybrid: campuran/kombinasi, course: mata kuliah). Istilah

      blended learning mengacu pada kegiatan belajar yang mengabungkan atau

      mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran berbasis 12 komputer (online dan offline).

      Gambaran Thorne (2003:2) mengenai blended learning adalah sebagai:

      It represents an opportunity to integrate the innovative and technological advances offered by online learning with the interaction and participation offered in 13 the best of traditional learning.

      Berdasarkan pendapat tersebut, blended learning dapat diartikan sebagai gabungan antara pembelajaran tradisional dan elektronik, yaitu dengan menyatukan aspek format elektronik seperti pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikasi audio synchronous dan asynchronous dengan pembelajaran tradisional yang dilakukan secara tatap muka.

      Seperti yang diungkapkan oleh Munir (2010:110) bahwa proses pembelajaran yang menggunakan desain e-learning diperlukan adanya learning management

      system (LMS). Jadi, model blended learning dalam pelaksanaanya memerlukan 14 adanya suatu sistem pengolahan pembelajaran online yang terpadu.

      Dengan adanya blended learning diharapkan mampu mengatasi masalah- masalah yang timbul dari proses kegiatan belajar mengajar serta mendorong pendidik untuk merubah paradigma pendidikan yang awalnya techer-centered learning menjadi student-centered learning.

      3. Pemanfaatan Media Video untuk Pembelajaran

      Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Karena dengan media pembelajran siswa akan 10 S.Ag. MA M. Khalilullah, ‘Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif (KEMAHIRAN ISTIMA’ DAN TAKALLUM)’, 8.2 (2011), 219–35. 11 Izuddin Syarif, ‘Pengaruh Model Blended Learning Terhadap Motivasi The Influence Of Blended Learning Model On Motivation And Achievement

      Abstract : The Influence of Blended Learning Model on Motivation and Achievement of Vocational’, Jurnal Pendidikan Vokasi, 2 (2012), 234–49. 12 Wasis

    D. Dwiyogo, ‘Pembelajaran Berbasis Blended Learning’ <https://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning>.

      13 14 Sjukur SMK Negeri and Kab Tanah Bumbu.

      Rini Budiharti and others, ‘Penggunaan Blended Learning Dengan Media Moodle Untuk

    Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Smp’, Cakrawala Pendidikan, 1.1 (2015), 140–48 lebih tertarik dan antusias untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. 15 Sebagaimana dengan

      maharah istima’ yang apabila hanya menggunakan guru sebagai tokoh

      Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1.

      istima’ II jurusan PBA angkatan 2016/2017 UIN Maulana Malik Ibrahim

      penggunaan media video. Video yang digunakan dalam perkuliahan maharah

      harah istima’ II ini lebih fokus dalam

      laboratorium bahasa tersebut antara lain: white boart, spidol, materi pembelajaran dan lembar latihan dan LCD. 18 Akan tetapi, dalam perkuliahan ma

      maharah istima’ di

      Ibrahim Malang 2016/2017 dilaksanakan di Laboratorium Bahasa, yang terletak di gedung di Gedung Micro Teaching Lantai 2, dengan fasilitas yang lengkap seperti perangkat komputer laboratorium bahasa dan head set untuk dosen dan mahasiswa serta sound system dan LCD. Media-media pembelajaran lain yang mendukung dalam pembelajaran

      maharah istima’ II di PBA UIN Maulana Malik

      Implementasi Blended Learning dalam Pengajaran Maharah Istima’ II Proses Pembelajaran

      Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan instrumen observasi 16 dan wawancara 17 . P engamatan/observasai dilakukan pengamatan selama kegiatan belajar berlangsung dan wawancara persepsi dan pengalaman 21 mahasiswa UIN Malik Ibrahim Malang jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) angkatan 2016/2017 yang mengikuti mata kuliah maharah istima’ II.

      sentral atau dalam hal ini guru sebagai pusat dari pembelajaran akan membuat peserta didik merasa bosan dan pasif didalam kelas.

      maharah istima’ II jurusan PBA angkatan 2016/2017 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

      angkatan 2016/2017 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan subjek penelitian 21 mahasiswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media video pada perkuliahan

      maharah istima’ II jurusan PBA

      Penelitian ini dilakukan pada mata kuliah

      Metode Penelitian

      Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah video. Video adalah jenis media pembelajaran audio-visual yang merangsang kerja pendengaran dan indera visual.

      pembelajaran akan memberikan motivasi dan memberikan dorongan kepada peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

      maharah istima’. Karena penggunaan media dalam kegiatan

      Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan atau mengirim pesan dan informasi kepada penerima (Arst Flower, 2004: 75). Jadi perlu adanya sebuah media untuk melihat bagaimana pencapaian belajar peserta didik dalam pembelajaran

      Malang menggunakan video tentang berbagai animasi, film-film pendek dan ceramah-ceramah bahasa Arab. Video ini dikembangkan berdasarakan 15 M. Khalilullah. 16 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016). Hal. 153. 17 Kamus Besar Bahasa Indonesia, "Wawancara" &lt;https://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara&gt;, diakses pada tanggal 29 Oktober 2018. kebutuhan di lapangan akan suatau media sebagai alternatif sumber belajar yang mampu memberikan daya tarik kepada siswa untuk belajar dan membantu mempermudah mahasiswa untuk memahami materi yang 19 diajarkan. Dengan menggunakan media video ketika pembelajaran sedang berlangsung akan tercipta suasana yang kondusif, rasa bosan yang dialami peserta didik berangsur-angsur hilang.

      Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dalam perkuliahan maharah

      istima’ II jurusan PBA UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2016/2017

      dengan menggunakan video sebagai media adalah dosen memutar sebuah vido berupa animasi/kartun atau ceramah-ceramah di LCD/proyektor. Kemudian dosen menyuruh mahasiswa untuk mengambil intisari atau kesimpulan dari video yang telah diputar. Pengambilan kesimpulan ini disampaikan secara langsung oleh mahasiswa dengan berbicara (kalam). Kegiatan ini dilakukan secara bergantian oleh mahasiswa.

      Pembelajaran model ini diberlakukan selama 16 kali pertemuan atau selama satu semester penuh. Setiap pertemuan menggunakan video dengan tema yang berbeda sesuai keinginan dosen. Akan tetapi ditengah-tengah perkulihan dosen membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok. Masing- masing kelompok ditugaskan untuk mencari video berbahasa Arab kemudian menulis setiap percakapan yang didengar dari video yang dipilih. Ketika dikelas, setiap kelompok maju sesuai urutannya secara bergiliran setiap harinya dan menjelaskan apa isi atau intisari dari video yang dipilih dan yang diputarkan. Sebelum dijelaskan isi dari video oleh kelompok yang presentasi, terlebih dahulu mahasiswa yang menjadi audiens ditunjuk atau mengangkat tangannya untuk bergiliran menyimpulkan isi dari video tersebut. Setelah itu, baru kelompok yang presentasi memberikan kesimpulan sesuai hasil diskusi yang telah dilakukan dengan kelompoknya. Akan tetapi, kelemahan dari pembelajaran maharah istima’ II ini adalah mengenai rekaman video yang telah diputar tidak dibagikan ke mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bisa mereview atau mengulang pembelajaran secara mandiri.

      Adapun bentuk evaluasi atau penilaian yang diterapkan oleh dosen adalah dengan tes lisan seperti contoh diatas dan tes tulis yang dilakukan di akhir semester. Dosen memberika soal melalui video yang diputar kemudian mahasiswa menjawab soal di lembar jawaban sesua dengan apa yang didengar dan dilihat dari video yang telah diputar. Biasanya terdapat 50 soal dengan kategori soal yang berbeda-beda, yaitu satu video untuk lima soal.

    2. Persepsi Mahasiswa

      Pembelajaran

      maharah istima’ dengan menggunakan media video sangat

      tepat untuk digunakan. Sebab dengan adanya media video dalam perkuliahan

      maharah istima’ II ini menjadikan mahasiswa lebih semangat dan tertarik

      untuk mengikuti perkuliahan. Peneliti juga telah melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa yang mengikuti perkuliahan

      maharah istima’ II

      tentang penggunaan media video dalam perkuliahan 19 maharah istima’ II ini.

      Umi Wuryanti, ‘PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK

    MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KARAKTER KERJA KERAS SISWA SEKOLAH Secara umum persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media video ini sangat baik. Mahasiswa merasa senang dan enjoy dalam pembelajaran. Akan tetapi, apabila video yang diputar adalah video yang berisi ceramah, terkadang ada rasa jenuh dari mahasiswa karena rata-rata mahasiswa merasa kesulitan dalam memahami dan menangkap setiap kata atau kalimat dalam video ceramah. Hal ini di karenakan video ceramah dipilih dari penutur asli (orang Arab). Kebanyakan dari mereka menyampaikan ceramah dengan intonasi yang cepat dan tidak dibantu dengan gambar animasi pendukung. Berbeda dengan video animasi/kartun yang mahasiswa bisa menangkap isi cerita karena terbantu dengan gambar animasi yang merepresentasikan makna dari cerita atau kalimat. Kesulitan menangkap materi ceramah menyebabkan mahasiswa sulit untuk menyimpulkan isi dari ceramah tersebut karena ada kata yang terlewatkan, jadi pemutaran video harus lebih dari satu kali.

      Jika ditinjau dari aspek motivasi, diketahui motivasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan dengan penggunaan media video ini. Mahasiswa sangat termotivasi untuk belajar

      maharah istima’ karena dengan ini

      mahasiswa akan lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak serta merta memposisikan dosen sebagai tokoh sentral dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi, dalam perkuliahan

      maharah istima’ II ini selain melatih konsentrasi mahasiswa juga melatih keterampilan berbicara (maharah kalam).

    B. Pembahasan 1.

      Implementasi Blended Learning dalam Pengajaran Maharah Istima’ II Pembelajaran dengan menggunakan media video dalam perkuliahan mharah istima’ II jurusan PBA UIN Malana Malik Ibrahim Malang

      2016/2017 ini mampu memberikan rangsangan positif untuk mahasiswa. Pembelajaran model ini bisa disebut juga dengan model blended learning, yaitu pembelajaran dengan menyatukan aspek format elektronik dengan pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikasi audio synchronous dan asynchronous dengan pembelajaran tradisional yang dilakukan secara tatap muka. Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam penyampaian kata atau kalimat. Dalam hal ini, mahasiswa hanya perlu menyimak setiap kata atau kalimat yang telah atau sedang diputar oleh dosen melalui media pembelajaran berupa video kemudan tugas mahasiswa adalah menarik kesimpulan atau intisari dari isi video yang telah diputar.

    2. Persepsi Mahasiswa

      Media video adalah media yang efektif untuk digunakan dalam pembelajaran maharah istima’. Video dianggap salah satu media yang menarik bagi sebagian besar mahasiswa karena dirasa lebih mudah dalam pemahaman materi pembelajaran. Adanya pembelajaran dengan media video, mampu menggabungkan antara pembelajaran tradisional dengan pembelajaran elektronik (blended learning) yang umumnya sangat disuka mahasiswa. Mereka akan lebih termotivasi dan lebih antusias lagi dalam pembelajaran model blended learning yang memang dianggap menyenangkan. Selain karena media yang digunakan, dalam proses pembelajarannya juga masih bisa bertatap muka dengan dosen.

      Penutup Maharah istima’ merupakan salah satu keterampilan bahasa yang kurang

      disentuh dalam pembelajaran Bahasa Arab. Karena kurangnya variasi dalam pembelajaran

      maharah istima’ yang hanya fokus pada indera pendengaran saja.

      Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dosen dan mahasiswa membutuhkan media pembelajaran berbentuk video untuk menarik minat mahasiswa dan membantu mahasiswa memperoleh kosakata baru. Selain itu, penggunaan media video dapat membantu mahasiswa menangkap materi secara keseluruhan sebagaimana yang terlihat dari hasil presentasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    • –48 &lt;http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/4184&gt; Hasan, ‘KETERAMPILAN MENGAJAR BAHASA ARAB MATERI ISTIMA

      Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk’,

      Belajar Dan Karakter Kerja Keras Siswa Sekolah Dasar’, 232–45

      &lt;https://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning&gt; Wuryanti, Umi, ‘Pengembangan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motivasi

      Wasis

      Influence of Blended Learning Model on Motivation and Achievement of Vocational’, Jurnal Pendidikan Vokasi, 2 (2012), 234–49

      Of Blended Learning Model On Motivation And Achievement Abstract : The

      VIII MTS’, 5 (2016), 21–27 Syarif, Izuddin, ‘Pengaruh Model Blended Learning Terhadap Motivasi The Influence

      Sula stri, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Arabic Thematic Video Pada Keterampilan Berbicara Bagi Siswa Kelas

      2 (2012), 368

      Jurnal Pendidikan Vokasi ,

      Riana, Cepi, ‘Media Pembelajaran Video’ (Jakarta: P3AI) Sjukur SMK Negeri, Sulihin B, and Satui Kab Tanah Bumbu, ‘Pengaruh Blended

      &lt;https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171219114411-445- 263408/pendidikan-dan-digitalisasi-di-era-milenial/&gt;

      DIVA Press, 2016) Putra Wanda, ‘Pendidikan Dan Digitalisasi Di Era Milenial’, CNN Indonesia

      ‘No Title’ &lt;https://www.uin-malang.ac.id/s/uin/profil&gt; Nuha, Ulin, Ragam Metodologi &amp; Media Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta:

      Qaid: li Ta’lim Maharah al- Istima’, (Malang: UIN Maliki Press, 2013) hlm. 34.

      ISTIMA’ DAN TAKALLUM)’, 8 (2011), 219–35 Muhammad Ali Kamil &amp; Muhammad Sholahuddin, Al-

      ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia’ &lt;https://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara&gt; M. Khalilullah, S.Ag. MA, ‘Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif (KEMAHIRAN

      Ibrahim Malang ’, 3 (2018), 129–52

      MENGGUNAKAN MEDIA LAGU’, 15 (2017), 41–51 Hermawan, Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Jauhari, Qomi Akid, ‘Pembelajaran Maharah Istima Di Jurusan Pba Uin Maulana Malik

      Fitria H, ‘Penggunaan Blended Learning Dengan Media Moodle Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Smp’, Cakrawala Pendidikan, 1 (2015), 140

      Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016) Budiharti, Rini, Elvin Yusliana Ekawati, . Pujayanto, Daru Wahyuningsih, and Fairusy

    • –78 &lt;https://doi.org/10.21831/JPV.V2I3.1043&gt;