Makalah pengenalan wilayah kerja pemberd
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pengenalan wilayah kerja pemberdayaan masyarakat merupakan cara kita
untuk lebih tau dan mengenali suatu tempat masyarakat yang akan mampu
mengoptimalisasikan masyarakat yang telah mampu sehingga menjadi masyarakat
yang lebih mampu dan lebih baik lagi serta tercipta masyarakat yang sejahtera.
Pengembangan
masyarakat
tersebut
biasa
dikenal
dengan
istilah
pemberdayaan (empowerment) masyarakat. pemberdayaan berpusat pada rakyat
sehingga
rakyat
berperan
aktif
dalam
proses
pembedayaan
tersebut.
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada
didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari keterbelakangan atau
kemiskinan. Setiap desa memiliki potensi, kondisi daerah, dan karakteristik
masyarakat yang berbeda-beda.Untuk itu dalam upaya pemberdayaan, masyarakat
desa setempat harus lebih banyak terlibat dalam kegiatan tersebut. Karena
masyarakatnya lebih mengetahui potensi dan kondisi desanya sedangkan
Pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator yang mendukung program
pemberdayaan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1.
Apa itu pemberdayaan masyarakat ?
2. Tujuan pemberdayaan masyarakat ?
3. Bagaimana cara pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan
masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat
2. untuk mengetahui tujuan pemberdayaan masyarakat
3. untuk mengetahui cara pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan
masyarakat
1
Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat,
terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan kelompok yang
terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya secara
mandiri. Dalam proses ini, lembaga berperan sebagai fasilitator yang
mendampingi proses Pemberdayaan Masyarakat. Pada prinsipnya masyarakatlah
yang menjadi aktor dan penentu pembangunan. Usulan-usulan masyarakat
merupakan dasar bagi program pembangunan lokal, regional, bahkan menjadi titik
pijak bagi program nasional.
Aspek penting dalam suatu program Perberdayaan Masyarakat adalah:
program yang disusun sendiri oleh masyarakat, menjawab kebutuhan dasar
masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin, perempuan, buta huruf dan
kelompok terabaikan lainnya, dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap
nilai-nilai
budaya
setempat,
memperhatikan
dampak
lingkungan,
tidak
menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat, serta berkelanjutan.
Menjalankan pendekatan Perberdayaan Masyarakat pada tingkat penentu
kebijakan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya
pembangunan yang semakin terbatas. Hal ini akan meningkatkan kesesuaian
program
pembangunan
dengan
kenyataan
setempat
dan
memperkuat
keberlanjutan program karena masyarakat mempunyai rasa memiliki dan
tanggung jawab.
Terdapat
sejumlah
hambatan
kebijakan
dan kelembagaan
dalam
menerapkan pendekatan Pemberdayaan Masyarakat yang berhasil. Hambatan ini
antara lain adalah terbatasnya komitmen dan pemahaman manajer senior dan para
penentu kebijakan terhadap prinsip dan keuntungan yang bisa diperoleh dari
pendekatan Pemberdayaan Masyarakat serta kurangnya orientasi pada klien oleh
aparat pemerintah di semua tingkatan.
2
Di samping itu, hambatan finansial masih membatasi penentuan keputusan
tingkat lokal. Lebih jauh lagi, penyusunan kebijakan rinci menghambat timbulnya
kreativitas lokal. Hambatan lain adalah kekurangan data monitoring dan evaluasi
serta masih adanya struktur pemerintahan dan proses perencanaan yang bersifat
membatasi.
Terdapat beberapa strategi dan langkah kunci untuk mempromosikan
dasar-dasar Pemberdayaan Masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan program
nasional. Meningkatnya kesadaran dan dorongan untuk membahas tentang
kebijakan pada tingkat manajer senior merupakan komponen yang vital. Programprogram yang paling sesuai dengan pendekatan Pemberdayaan Masyarakat harus
diidentifikasi, dan kemampuan untuk mendukung dan koordinasi di tingkat senior/
pusat, haruslah diperkuat. Strategi informasi dan komunikasi yang mantap akan
menyokong diskusi antar-departemen. Hal ini telah membuktikan pentingnya
untuk
mengidentifikasi
dan
membangun
kemampuan
para
'ahli'
dan
'jawara'/'pendukung proyek' yang mampu membantu orang lainnya. Bukti tentang
efektivitas dan efesiensi pendekatan Pemberdayaan Masyarakat akan membantu
dalam pembangunan komitmen antar para manajer senior dan penentu kebijakan.
2.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Terkait dengan tujuan pemberdayaan, Sulistiyani (2004) menjelaskan
bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk
membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka
lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan
sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah
yang dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif,
psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material.
Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi
oleh pengetahuan dan wawasan seseorang dalam rangka mencari solusi atas
permasalahan yang dihadapi.
3
Kondisi konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang
terbentuk dan diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai
pemberdayaan masyarakat. Kondisi afektif adalah merupakan perasaan yang
dimiliki oleh individu yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai
keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan
kecakapan keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya mendukung
masyarakat dalam rangka melaku-kan aktivitas pembangunan.
2.3 Pengenalan Wilayah Kerja Pemberdayaan Masyarakat
Pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat merupakan
salah satu hal penting karena dengan mengenal dahulu wilayah kerja untuk
mengembangkan masyarakat bisa membuat masyarakat tersebut menjadi
masyarakat yang lebih sejahtera. Dibawah ini ada beberapa pendekatan dalam
masyarakat di desa yaitu sebagai berikut :
a.
Pendekatan berdasarkan kesamaan masalah
Dalam hal ini masyarakat didekati menurut kesamaan masalah yang dihadapi,
misalnya masalah yang dihadapi pedagang makanan kecil, pedagang buahbuahan, pengrajin bambu. Pendekatan ini memiliki kekuatan antara lain
memudahkan pendampingan karena masalahnya sama. Kelemahan dari
pendekatan ini adalah sulit melakukan pendampingan secara berkelompok
karena mungkin tempatnya berjauhan.
b.
Pendekatan berdasarkan tempat berkumpulnya
Masyarakat didekati berdasarkan tempat mereka berkumpul sehari-harinya,
misalnya para pedagang sektor informal di pasar, petani di pedesaan.
Pendekatan ini menguntungkan dari segi pengelompokan karena sudah
berkumpul disuatu tempat tertentu.
c.
Pendekatan berdasarkan tempat tinggal
Pembinaan dilakukan dilokasi pemukiman, pendekatan ini mempunyai
kelebihan terutama mudah diketahuinya latar belakang keluarga.
Masyarakat merupakan obyek tetapi juga sekaligus subyek pembangunan,
oleh karena itu kegiatan yang dilakukan tenaga pengembang masyarakat(pekerja
4
sosial)sejauh mungkin diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang lebih
mandiri, yakni masyarakat yang mampu merencanakan, mengambil keputusan,
melaksanakan dan menilai usaha dalam memenuhi kebutuhannya. Seseungguhnya
pengembangan swasembada masyarakat merupakan siklus kegiatan yang
bertahap, untuk materi pelatihan yang disusun mencakup:
1. Persiapan sosial identifikasi potensi, masalah dan kebutuhan (Need
Assessment)
Dalam persiapan sosial diperlukan adanya komunikasi antara pekerjaan
sosial dan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan prosedur administratif di
lokasi kegiatan. Informasi mengenai lokasi kegiatan perlu dimiliki, oleh karena
itu base line survey perlu diadakan. Setelah prosedur administrasi dan
gambaran umum lokasi didapat maka proses selanjutnya yaitu need assement
itu merupakan dialog antara PSK dan anggota masyarakat untuk memperoleh
fakta (Fact Finding) antara lain kondisi fisik lokasi, sosial ekonomi, sumber
pendapatan dan lingkungan. Pada saat itu juga diungkapkan masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
masyarakat
dan
lingkungannya.
Selanjutnya
dirumuskan alternatif pemecahan masalah secara serta penentuan prioritasprioritas pemecahan masalah. Explanation PRA mungkin dapat membantu
untuk memperlancar proses ini.
2.
Perencanaan program
Perencanaan program merupakan bagian dari pengembangan swadaya
masyarakat yang membahas dan memutuskan tentang tujuan, target, waktu,
pembagian peran dan tanggungjawab, sumber dana, sistem monitoring dan
evaluasi yang semua dipahami oleh anggota masyarakat. Planning PRA bisa
membantu analisis partisipatif terhadap penyusunan program.
3.
Pembentukan dan dinamisasi kelompok.
Dimana kelompok merupakan tempat atau wadah masyarakat dalam
melakukan kegiatan yang bermanfaat di desa. Baik dalam segi pertanian
maupun yang lainnya
5
4.
Pelaksanaan program masyarakat
Koordinasi antara masyarakat dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka
merealisasikan program yang sudah ditentukan dengan sumber dana dan sumber
daya yang ada.
5.
Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau sejauh mana program
dilaksanakan, apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Dengan
demikian dapat mengetahui penyimpangan dan penyebabnya. Monitoring
adalah pemantauan kegiatan untuk melihat sejauh mana kemajuan pencapaian
tujuan,
apakah
ada
penyimpangan-penyimpangan.
Evaluasi
adalah
pemantauan untuk melihat sejauh mana dampak yang diperoleh dalam
kegiatan pengembangan masyarakat.
6.
Perencanaan tidak lanjut
Apabila dalam monitoring dan evaluasi ditemukan penyimpangan maka
dilakukan perbaikan-perbaikan yang dituangkan dalam perencanaan tidak
lanjut.
Kegitan pemberdayaan pada setiap individu dalam suatu organisasi
merupakan suatu siklus kegiatan yang terdiri atas :
1) Menumbuhkan keinginan pada diri seseorang untuk berubah dan memperbaiki,
yang merupakan titik awal perlunya pemberdayaan. Tanpa adanya keinginan
untuk berubah dan memperbaiki maka semua upaya pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan tidak akan memperoleh perhatian, simpati, atau patisipasi
masyarakat.
2) Menumbuhkan kemauan dan keberanian untuk melepaskan diri dari
kesenangan dan atau hambatan-hambatan yang dirasakan, untuk kemudian
mengambil keputusan mengikuti pemberdayaan demi terwujudnya perubahan dan
perbaikan yang diharapkan.
6
3) Mengembangkan kemauan untuk mengikuti atau mengambil bagian dalam
kegiatan pemberdayaan yang memberikan manfaat atau perbaikan keadaan.
4) Peningkatan peran atau partisipasi dalam kegiatan pemberdayaan yang
telah dirasakan manfaat / perbaikannya
5) Peningkatan peran dan kesetiaan pada kegiatan pemberdayaan, yang
ditunjukkan berkembangnya motivasi-motivasi untuk melakukan perubahan.
6) Peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemberdayaan.
7) Peningkatan kompetensi untuk melakukan perubahan melalui kegiatan
pemberdayaan baru.
Adapun penjelasan tahap-tahap diatas sebagai berikut.
1.
Seleksi Lokasi/ Wilayah
Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh
lembaga, pihak-pihak terkait dan masyarakat. Penetapan kriteria penting agar
pemilihan lokasi dilakukan sebaik mungkin, sehingga tujuan pemberdayaan
masyarakat akan tercapai seperti yang diharapkan.
2.
Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat
Sosialisasi merupakan upaya mengkomunikasikan kegiatan untuk
menciptakan dialog dengan masyarakat. Melalui sosialisasi akan membantu
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pihak terkait tentang program
dan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah direncanakan.
Proses sosialisasi menjadi sangat penting karena akan menentukan minat
atau ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi (berperan dan terlibat) dalam
program pemberdayaan masyarakat yang dikomunikasikan.
3.
Proses Pemberdayaan Masyarakat
Hakekat
pemberdayaan
masyarakat
adalah
untuk
meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Dalam proses tersebut, masyarakat bersama-sama melakukan hal-hal berikut:
Mengidentifikasi dan mengkaji potensi wilayah, permasalahan serta peluangpeluangnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat mampu dan percaya
diri dalam mengidentifikasi serta menganalisa keduanya, baik potensi maupun
7
permasalahannya. Pada tahap ini diharapkan dapat diperoleh gambaran
mengenai aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan.
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat,
terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan
kelompok yang terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan
kesejahteraannya secara mandiri.
2. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu membentuk masyarakat itu
menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.
3. Pengenalan dalam wilayah kerja pemberdayaan masyarakat meliputi ada
beberapa pendekatan yaitu pendekatan berdasarkan tempat tinggal,
pendekatan berdaarkan tempat berkumpul dan pendekatan berdasarkan
kesamaan masalah.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan mengenai apa pengertian
pemberdayaan masyarakat dan tujuan dari pemberdayaan masyarakat serta
pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat yaitu bahwa terdapat
banyak sekali manfaat baik berdampak positif maupun negatif . pengenalan
wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat dapat juga mempermudah
masyarakat tersebut dalam melakukan pemberdayaan di suatu desa, karena di
dalam pengenalan pemberdayaan masyarakat ini banyak sekali pendekatan
misalnya pendekatan berdasarkan tempat berkumpulnya masyarakat dan
8
berdasarkan tempat tinggal serta pendekatan berdasarkan kesamaan masalah yang
ada pada masyarakat desa tersebut.
STUDI KASUS
9
10
11
Daftar Pustaka
Anggraeni tika.2013. http://tika-anggraeni.blogspot.co.id/2013/03/makalah
pemberdayaan-masyarakat.html Diakses Selasa, 1 februari 2017
A.Halim. 2005. Manajemen Pesantren. PT LKIS Pelangi Aksara.
Arifin Riva.2012. https://rivaarifin.blogspot.co.id/2012/03/pengenalan-metodepemberdayaan.html Diakses selasa, 1 februari 2017
Delivery.2004.PemberdayaanMasyarakat.
http://www.deliveri.org/guidelines/
policy/pg_3/pg_3_sumary.htm.
Diakses Senin, februari 2017
Mardikanto, T. 2010. Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat. Cetakan 1. UNS
Press. Surakarta
Suarsana Komang.2011..http://keepinmind-blog.blogspot.co.id/2011/11/tahapanpelaksanaan-pemberdayaan.html diakses senin, februari 2017
12
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pengenalan wilayah kerja pemberdayaan masyarakat merupakan cara kita
untuk lebih tau dan mengenali suatu tempat masyarakat yang akan mampu
mengoptimalisasikan masyarakat yang telah mampu sehingga menjadi masyarakat
yang lebih mampu dan lebih baik lagi serta tercipta masyarakat yang sejahtera.
Pengembangan
masyarakat
tersebut
biasa
dikenal
dengan
istilah
pemberdayaan (empowerment) masyarakat. pemberdayaan berpusat pada rakyat
sehingga
rakyat
berperan
aktif
dalam
proses
pembedayaan
tersebut.
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada
didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari keterbelakangan atau
kemiskinan. Setiap desa memiliki potensi, kondisi daerah, dan karakteristik
masyarakat yang berbeda-beda.Untuk itu dalam upaya pemberdayaan, masyarakat
desa setempat harus lebih banyak terlibat dalam kegiatan tersebut. Karena
masyarakatnya lebih mengetahui potensi dan kondisi desanya sedangkan
Pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator yang mendukung program
pemberdayaan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1.
Apa itu pemberdayaan masyarakat ?
2. Tujuan pemberdayaan masyarakat ?
3. Bagaimana cara pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan
masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat
2. untuk mengetahui tujuan pemberdayaan masyarakat
3. untuk mengetahui cara pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan
masyarakat
1
Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat,
terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan kelompok yang
terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya secara
mandiri. Dalam proses ini, lembaga berperan sebagai fasilitator yang
mendampingi proses Pemberdayaan Masyarakat. Pada prinsipnya masyarakatlah
yang menjadi aktor dan penentu pembangunan. Usulan-usulan masyarakat
merupakan dasar bagi program pembangunan lokal, regional, bahkan menjadi titik
pijak bagi program nasional.
Aspek penting dalam suatu program Perberdayaan Masyarakat adalah:
program yang disusun sendiri oleh masyarakat, menjawab kebutuhan dasar
masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin, perempuan, buta huruf dan
kelompok terabaikan lainnya, dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap
nilai-nilai
budaya
setempat,
memperhatikan
dampak
lingkungan,
tidak
menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat, serta berkelanjutan.
Menjalankan pendekatan Perberdayaan Masyarakat pada tingkat penentu
kebijakan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya
pembangunan yang semakin terbatas. Hal ini akan meningkatkan kesesuaian
program
pembangunan
dengan
kenyataan
setempat
dan
memperkuat
keberlanjutan program karena masyarakat mempunyai rasa memiliki dan
tanggung jawab.
Terdapat
sejumlah
hambatan
kebijakan
dan kelembagaan
dalam
menerapkan pendekatan Pemberdayaan Masyarakat yang berhasil. Hambatan ini
antara lain adalah terbatasnya komitmen dan pemahaman manajer senior dan para
penentu kebijakan terhadap prinsip dan keuntungan yang bisa diperoleh dari
pendekatan Pemberdayaan Masyarakat serta kurangnya orientasi pada klien oleh
aparat pemerintah di semua tingkatan.
2
Di samping itu, hambatan finansial masih membatasi penentuan keputusan
tingkat lokal. Lebih jauh lagi, penyusunan kebijakan rinci menghambat timbulnya
kreativitas lokal. Hambatan lain adalah kekurangan data monitoring dan evaluasi
serta masih adanya struktur pemerintahan dan proses perencanaan yang bersifat
membatasi.
Terdapat beberapa strategi dan langkah kunci untuk mempromosikan
dasar-dasar Pemberdayaan Masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan program
nasional. Meningkatnya kesadaran dan dorongan untuk membahas tentang
kebijakan pada tingkat manajer senior merupakan komponen yang vital. Programprogram yang paling sesuai dengan pendekatan Pemberdayaan Masyarakat harus
diidentifikasi, dan kemampuan untuk mendukung dan koordinasi di tingkat senior/
pusat, haruslah diperkuat. Strategi informasi dan komunikasi yang mantap akan
menyokong diskusi antar-departemen. Hal ini telah membuktikan pentingnya
untuk
mengidentifikasi
dan
membangun
kemampuan
para
'ahli'
dan
'jawara'/'pendukung proyek' yang mampu membantu orang lainnya. Bukti tentang
efektivitas dan efesiensi pendekatan Pemberdayaan Masyarakat akan membantu
dalam pembangunan komitmen antar para manajer senior dan penentu kebijakan.
2.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Terkait dengan tujuan pemberdayaan, Sulistiyani (2004) menjelaskan
bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk
membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka
lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan
sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah
yang dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif,
psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material.
Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi
oleh pengetahuan dan wawasan seseorang dalam rangka mencari solusi atas
permasalahan yang dihadapi.
3
Kondisi konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang
terbentuk dan diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai
pemberdayaan masyarakat. Kondisi afektif adalah merupakan perasaan yang
dimiliki oleh individu yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai
keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan
kecakapan keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya mendukung
masyarakat dalam rangka melaku-kan aktivitas pembangunan.
2.3 Pengenalan Wilayah Kerja Pemberdayaan Masyarakat
Pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat merupakan
salah satu hal penting karena dengan mengenal dahulu wilayah kerja untuk
mengembangkan masyarakat bisa membuat masyarakat tersebut menjadi
masyarakat yang lebih sejahtera. Dibawah ini ada beberapa pendekatan dalam
masyarakat di desa yaitu sebagai berikut :
a.
Pendekatan berdasarkan kesamaan masalah
Dalam hal ini masyarakat didekati menurut kesamaan masalah yang dihadapi,
misalnya masalah yang dihadapi pedagang makanan kecil, pedagang buahbuahan, pengrajin bambu. Pendekatan ini memiliki kekuatan antara lain
memudahkan pendampingan karena masalahnya sama. Kelemahan dari
pendekatan ini adalah sulit melakukan pendampingan secara berkelompok
karena mungkin tempatnya berjauhan.
b.
Pendekatan berdasarkan tempat berkumpulnya
Masyarakat didekati berdasarkan tempat mereka berkumpul sehari-harinya,
misalnya para pedagang sektor informal di pasar, petani di pedesaan.
Pendekatan ini menguntungkan dari segi pengelompokan karena sudah
berkumpul disuatu tempat tertentu.
c.
Pendekatan berdasarkan tempat tinggal
Pembinaan dilakukan dilokasi pemukiman, pendekatan ini mempunyai
kelebihan terutama mudah diketahuinya latar belakang keluarga.
Masyarakat merupakan obyek tetapi juga sekaligus subyek pembangunan,
oleh karena itu kegiatan yang dilakukan tenaga pengembang masyarakat(pekerja
4
sosial)sejauh mungkin diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang lebih
mandiri, yakni masyarakat yang mampu merencanakan, mengambil keputusan,
melaksanakan dan menilai usaha dalam memenuhi kebutuhannya. Seseungguhnya
pengembangan swasembada masyarakat merupakan siklus kegiatan yang
bertahap, untuk materi pelatihan yang disusun mencakup:
1. Persiapan sosial identifikasi potensi, masalah dan kebutuhan (Need
Assessment)
Dalam persiapan sosial diperlukan adanya komunikasi antara pekerjaan
sosial dan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan prosedur administratif di
lokasi kegiatan. Informasi mengenai lokasi kegiatan perlu dimiliki, oleh karena
itu base line survey perlu diadakan. Setelah prosedur administrasi dan
gambaran umum lokasi didapat maka proses selanjutnya yaitu need assement
itu merupakan dialog antara PSK dan anggota masyarakat untuk memperoleh
fakta (Fact Finding) antara lain kondisi fisik lokasi, sosial ekonomi, sumber
pendapatan dan lingkungan. Pada saat itu juga diungkapkan masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
masyarakat
dan
lingkungannya.
Selanjutnya
dirumuskan alternatif pemecahan masalah secara serta penentuan prioritasprioritas pemecahan masalah. Explanation PRA mungkin dapat membantu
untuk memperlancar proses ini.
2.
Perencanaan program
Perencanaan program merupakan bagian dari pengembangan swadaya
masyarakat yang membahas dan memutuskan tentang tujuan, target, waktu,
pembagian peran dan tanggungjawab, sumber dana, sistem monitoring dan
evaluasi yang semua dipahami oleh anggota masyarakat. Planning PRA bisa
membantu analisis partisipatif terhadap penyusunan program.
3.
Pembentukan dan dinamisasi kelompok.
Dimana kelompok merupakan tempat atau wadah masyarakat dalam
melakukan kegiatan yang bermanfaat di desa. Baik dalam segi pertanian
maupun yang lainnya
5
4.
Pelaksanaan program masyarakat
Koordinasi antara masyarakat dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka
merealisasikan program yang sudah ditentukan dengan sumber dana dan sumber
daya yang ada.
5.
Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau sejauh mana program
dilaksanakan, apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Dengan
demikian dapat mengetahui penyimpangan dan penyebabnya. Monitoring
adalah pemantauan kegiatan untuk melihat sejauh mana kemajuan pencapaian
tujuan,
apakah
ada
penyimpangan-penyimpangan.
Evaluasi
adalah
pemantauan untuk melihat sejauh mana dampak yang diperoleh dalam
kegiatan pengembangan masyarakat.
6.
Perencanaan tidak lanjut
Apabila dalam monitoring dan evaluasi ditemukan penyimpangan maka
dilakukan perbaikan-perbaikan yang dituangkan dalam perencanaan tidak
lanjut.
Kegitan pemberdayaan pada setiap individu dalam suatu organisasi
merupakan suatu siklus kegiatan yang terdiri atas :
1) Menumbuhkan keinginan pada diri seseorang untuk berubah dan memperbaiki,
yang merupakan titik awal perlunya pemberdayaan. Tanpa adanya keinginan
untuk berubah dan memperbaiki maka semua upaya pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan tidak akan memperoleh perhatian, simpati, atau patisipasi
masyarakat.
2) Menumbuhkan kemauan dan keberanian untuk melepaskan diri dari
kesenangan dan atau hambatan-hambatan yang dirasakan, untuk kemudian
mengambil keputusan mengikuti pemberdayaan demi terwujudnya perubahan dan
perbaikan yang diharapkan.
6
3) Mengembangkan kemauan untuk mengikuti atau mengambil bagian dalam
kegiatan pemberdayaan yang memberikan manfaat atau perbaikan keadaan.
4) Peningkatan peran atau partisipasi dalam kegiatan pemberdayaan yang
telah dirasakan manfaat / perbaikannya
5) Peningkatan peran dan kesetiaan pada kegiatan pemberdayaan, yang
ditunjukkan berkembangnya motivasi-motivasi untuk melakukan perubahan.
6) Peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemberdayaan.
7) Peningkatan kompetensi untuk melakukan perubahan melalui kegiatan
pemberdayaan baru.
Adapun penjelasan tahap-tahap diatas sebagai berikut.
1.
Seleksi Lokasi/ Wilayah
Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh
lembaga, pihak-pihak terkait dan masyarakat. Penetapan kriteria penting agar
pemilihan lokasi dilakukan sebaik mungkin, sehingga tujuan pemberdayaan
masyarakat akan tercapai seperti yang diharapkan.
2.
Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat
Sosialisasi merupakan upaya mengkomunikasikan kegiatan untuk
menciptakan dialog dengan masyarakat. Melalui sosialisasi akan membantu
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pihak terkait tentang program
dan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah direncanakan.
Proses sosialisasi menjadi sangat penting karena akan menentukan minat
atau ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi (berperan dan terlibat) dalam
program pemberdayaan masyarakat yang dikomunikasikan.
3.
Proses Pemberdayaan Masyarakat
Hakekat
pemberdayaan
masyarakat
adalah
untuk
meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Dalam proses tersebut, masyarakat bersama-sama melakukan hal-hal berikut:
Mengidentifikasi dan mengkaji potensi wilayah, permasalahan serta peluangpeluangnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat mampu dan percaya
diri dalam mengidentifikasi serta menganalisa keduanya, baik potensi maupun
7
permasalahannya. Pada tahap ini diharapkan dapat diperoleh gambaran
mengenai aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan.
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat,
terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan
kelompok yang terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan
kesejahteraannya secara mandiri.
2. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu membentuk masyarakat itu
menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.
3. Pengenalan dalam wilayah kerja pemberdayaan masyarakat meliputi ada
beberapa pendekatan yaitu pendekatan berdasarkan tempat tinggal,
pendekatan berdaarkan tempat berkumpul dan pendekatan berdasarkan
kesamaan masalah.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan mengenai apa pengertian
pemberdayaan masyarakat dan tujuan dari pemberdayaan masyarakat serta
pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat yaitu bahwa terdapat
banyak sekali manfaat baik berdampak positif maupun negatif . pengenalan
wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat dapat juga mempermudah
masyarakat tersebut dalam melakukan pemberdayaan di suatu desa, karena di
dalam pengenalan pemberdayaan masyarakat ini banyak sekali pendekatan
misalnya pendekatan berdasarkan tempat berkumpulnya masyarakat dan
8
berdasarkan tempat tinggal serta pendekatan berdasarkan kesamaan masalah yang
ada pada masyarakat desa tersebut.
STUDI KASUS
9
10
11
Daftar Pustaka
Anggraeni tika.2013. http://tika-anggraeni.blogspot.co.id/2013/03/makalah
pemberdayaan-masyarakat.html Diakses Selasa, 1 februari 2017
A.Halim. 2005. Manajemen Pesantren. PT LKIS Pelangi Aksara.
Arifin Riva.2012. https://rivaarifin.blogspot.co.id/2012/03/pengenalan-metodepemberdayaan.html Diakses selasa, 1 februari 2017
Delivery.2004.PemberdayaanMasyarakat.
http://www.deliveri.org/guidelines/
policy/pg_3/pg_3_sumary.htm.
Diakses Senin, februari 2017
Mardikanto, T. 2010. Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat. Cetakan 1. UNS
Press. Surakarta
Suarsana Komang.2011..http://keepinmind-blog.blogspot.co.id/2011/11/tahapanpelaksanaan-pemberdayaan.html diakses senin, februari 2017
12