PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DAN HIKAYAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK MENGUBAH BACAAN KE DALAM GAMBAR PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA 1 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 20092010 Sri Kusmaniyah)

  Artikel Penelitian

  

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DAN HIKAYAT

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK

MENGUBAH BACAAN KE DALAM GAMBAR PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA

  

1 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Sri Kusmaniyah*)

  

Abstrak

  Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa pembelajaran membaca novel dan hikayat siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan belum optimal. Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa, peneliti menggunakan model pembelajan kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah kemampuan membaca novel dan hikayat siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar? (2) bagaimana perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran ini ? Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca novel dan hikayat siswa, (2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajan kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar. Penelitian ini menggunakan dua tahap , yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini adalah peningkatan kemampuan siswa sebesar 8,36 dari rata-rata pada siklus I sebesar 69,57 menjadi 77,93 pada siklus II. Siswa yang telah mencapai nilai di atas rata- rata pada siklus I sebanyak 57,14% atau 20 siswa. Pada siklus II menjadi 88,57% atau 31 siswa. Hal tersebut menggambarkan adanya kenaikan kemampuan siswa sebesar 31,43%. Hasil analisis data nontes menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa dari negatif berubah menjadi positif. Siswa tampak senang mengikuti pembelajaran ini.

  Kata kunci: membaca novel dan hikayat, model pembelajaran kooperatif, teknik mengubah bacaan ke dalam gambar Abstract:. The Background of this research is the fact that learning to read novels and tales for the students of SMA 1 Kajen, Pekalongan grade XI IPS has not been optimal to increase motivation and student achievement, the research use a model of cooperative learning with technique to change the reading into the picture. The formulation of the problem in this study are (1) can the ability of the student in reading novels and tabs be increased through cooperative learning model with technique to change the reading into the picture? (2) How does the students behaviour change after attending this learning? This study aims to (1) describe the increase of the student in raeding novels and tabs, (2) describe the change in student behaviour after attending this cooperative learning with technique the reading into picture. This study used two stages, namely the cycle I and cycle II. Each cycle consists of stages of planning, action, observation, and reflection. The results of this study is to increase students' ability of 8.36 from an average of 69,57 in the first cycle to 77,93 on the second cycle. Students who have achieved scores above average on the first cycle as much as 57,14% or 20 students. In the second cycle to be 88,57% or 31 students. This illustrates the increase students' ability of 31,43%. Nontes data analysis results show the existence of negative changes in student behavior became positive. Students seemed happy to follow this lesson.

  Key words: reading novels and tales, cooperative learning model, engineering change into the image reading

  PENDAHULUAN

  Salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas XI adalah memahami novel dan hikayat. Pada semester I ada Standar Kompetensi (SK) memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ terjemahan. Pada semester 2 ada SK memahami buku biografi, novel, dan hikayat. Dalam ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia disebutkan pada akhir pendidikan di SMA/MA, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra (Depdiknas 2006). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan membaca novel dan hikayat perlu mendapat perhatian agar peserta didik mempunyai motivasi untuk melakukannya.

  Namun, pembelajaran membaca novel dan hikayat pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Kajen belum optimal. Bukti-bukti pembelajaran ini belum optimal adalah (1) siswa kurang minat dan tidak antusias mengikuti pembelajaran; (2) siswa mengatakan kurang tertarik dengan materi ini; dan (3) hasil tes kompetensi berkategori kurang. Sedangkan perilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu (1) Kebiasaan guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah dan tugas; (2) Guru mendominasi pembelajaran; (3) Guru kurang memanfaatkan alat bantu; dan (4) Guru kurang memberikan motivasi belajar.

  Maka dari itu, perlu diambil langkah-langkah yang tepat yaitu dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Dryden dan Vos (dalam Suyanto 2004:10) menyatakan bahwa guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan siswa sehingga tercipta suatu keadaan yang harmonis di dalam kelas sehingga kesenangan dan kecepatan belajar dapat melekat erat pada diri siswa.

  Langkah lain yang perlu ditempuh adalah dengan menumbuhkan motivasi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik berupa hasrat atau keinginan untuk berhasil, adanya dorongan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Uno 2006:23). Motivasi yang jelas dalam membaca akan memengaruhi tingkat pemahaman bacaan. Jika motivasi sudah dimiliki akan lebih mudah menyerap informasi dalam bacaan tersebut. Untuk itu, perlu ditumbuhkan motivasi dalam membaca (Asrori 2008:236).

  Grinder (dalam Silberman 2009:7) menjelaskan bahwa belajar lebih senang dengan yang lain daripada sendirian. Mereka menyelesaikan pekerjaan bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran kooperatif dengan mengubah bacaan ke dalam gambar menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan pembelajaran membaca novel dan hikayat.

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah kemampuan membaca novel dan hikayat pada siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar? (2) bagaimana perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar?

  Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca novel dan hikayat pada siswa, (2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran membaca novel dan hikayat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar.

  Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk meningkatan pembelajaran membaca novel dan hikayat. Secara praktis, bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan membaca. Bagi guru, dapat membantu mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran membaca novel dan hikayat. Bagi sekolah, dapat mengembangan budaya intelektual dan akademis. Bagi dunia pendidikan pada umumnya, dapat memberi inspirasi dan rangsangan kepada para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang terbukti bermanfaat.

LANDASAN TEORETIS

  Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini adalah tulisan Agustin (2009) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Novel Remaja dengan Strategi Cooperative

  

Learning Jigsaw pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Nurul Huda Malang Tahun Ajaran 2008/2009.

  Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan mengapresiasi novel remaja pada tahap menentukan tokoh dan penokohan, tahap menentukan setting/latar, tahap menentukan tema, dan tahap mengomentari novel yang telah dibaca.

  Penelitian lain yang sejenis adalah penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2008) dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Novel Renaja dengan Metode Pacer pada Siswa Kelas

  

VIII B MTs Roudlotusysyubban Winong Pati Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitian ini adalah

  dengan metode PACER dapat meningkatkan keterampilan membaca novel remaja dan siswa pun berubah ke arah yang lebih positif setelah diberi tindakan.

  Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi penelitian tersebut yaitu untuk meningkatkan pembelajaran membaca novel/hikayat digunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar.

  

Pembelajaran Membaca Novel dan Hikayat melalui Model Pembelajaran Kooperatif

dengan Teknik Mengubah Bacaan ke dalam Gambar Hakikat Membaca

  Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1994:7). Sedangkan menurut Tarigan (1994:12) membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan keterampilan yang lebih kecil lainnya. Membaca menurut Aminuddin (2002:15-16) diartikan mereaksi, proses, pemecahan kode, dan penerimaan kesan. Sejalan dengan itu Yamin (2007:106) menyatakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi. Dari pandangan-pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses berpikir untuk dapat mengambil intisari atau makna yang terkandung dalam bacaan itu.

  Hakikat Novel

  Menurut Hendy (1993:225) novel ialah prosa rekaan yang terdiri atas serangkaian peristiwa dan latar. Sejalan dengan itu Jassin (1961:72 dalam Nurgiyantoro 2002:16) menyatakan bahwa novel adalah suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang ada di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang, dan lebih mengenai sesuatu episode. Menurut Abrams (dalam Depdiknas 2005:141) novel berasal dari bahasa Itali yang berarti sesuatu yang baru dan kecil. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa novel adalah karangan prosa fiksi yang menceritakan kehidupan seseorang yang ceritanya lebih panjang daripada cerpen.

  Hakikat Hikayat

  Fang (1991:151) menyatakan bahwa hikayat sebagai sastra Melayu lama yang dianggap tertua, seperti Hikayat Seri Rama. Menurut Zaidan (1996:84) hikayat adalah semua teks prosa sastra lama Melayu. Sedangkan Surana (2001:43) menyatakan bahwa kata hikayat berasal dari kata arab, yang berarti cerita. Menurut Soetarno (2008:50) hikayat adalah karya sastra Melayu berbentuk prosa. Jadi, hikayat merupakan karya sastra lama yang berbentuk prosa.

  Pembelajaran Membaca Novel dan Hikayat

  Seifert (2007:5) mendefinisikan bahwa pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan. Sejalan dengan itu Meier (dalam Yamin 2007:75) menyatakan bahwa pembelajaran berarti proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi keaktivan. Jadi, pembelajaran membaca novel dan hikayat dapat diartikan kegiatan memahami novel atau hikayat sehingga dapat mengubah perilaku siswa sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran ini.

  Pembelajaran Kooperatif

  Menurut Slavin (2008:9) pembelajaran kooperatif adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim. Isjoni (2009:22) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dengan sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif. Menurut Johnson & Johnson (dalam Isjoni 2009:23) pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil. Anita Lie (dalam Isjoni 2009:23) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong. Joyce (2009:303) berpendapat bahwa dalam ruang kelas yang terorganisir dengan baik, siswa mengerjakan tugas dalam sebuah kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memandang keberhasilan individu diorientasikan dalam belajar kelompok.

  Teknik Mengubah Bacaan ke dalam Gambar

  Teknik pembelajaran adalah cara, atau kiat yang digunakan dalam proses pembelajaran (Subana dan Sunarti TT dalam Maharani 2007:35). Teknik mengubah bacaan ke dalam gambar menurut Suyanto (2004:110) mengandung maksud siswa memaknai bacaan dengan cara membuat gambar menurut persepsinya. Jadi, teknik pembelajaran mengubah bacaan (novel/hikayat) ke dalam gambar yaitu siswa membuat sebuah alur cerita dalam bentuk gambar berdasarkan cerita yang dibacanya.

  Kerangka Berpikir

  Permasalahan yang muncul pada siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan adalah kurang optimalnya pembelajaran membaca novel dan hikayat. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar.

  Kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran ini adalah siswa membaca novel/hikayat kemudian siswa secara berkelompok mengidentifikasi dan menganalisis unsur- unsur intrinsik serta ekstrinsiknya. Tugas selanjutnya adalah siswa bersama anggota dalam kelompoknya menuangkan isi cerita ke dalam gambar.

  Adapun penuangan cerita dalam bentuk gambar karena gambar dapat mengkonkritkan hal-hal yang abstrak, dapat menyingkat suatu uraian panjang, dan dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa. Namun, penuangan cerita ke dalam gambar juga memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, dalam pembelajaran ini perlu pengaturan waktu yang sungguh- sungguh dan gambar yang dibuat siswa tidak perlu gambar sempurna cukup sketsa. Berdasarkan deskripsi di atas, tergambar bahwa penggunaan model dan teknik pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan keefektivan pembelajaran.

  Hipotesis Tindakan

  Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah pembelajaran membaca novel dan hikayat pada siswa kelas XI IPS 1 Kajen Kabupaten Pekalongan akan meningkat jika diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik pembelajaran mengubah bacaan ke dalam gambar.

  METODE PENELITIAN Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah kemampuan membaca novel dan hikayat siswa kelas XI SMA

  1 Kajen Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2009/2010. Adapun sumber data yaitu kelas XI

  IPS 1 yang berjumlah 35 siswa. Kelas ini dipilih karena kemampuan mereka dalam memahami novel dan hikayat belum optimal, minat mereka untuk membaca kurang, serta kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran.

  Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

  Tiap-tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, serta refleksi. Desain PTK menurut Tripp (1996 dalam Subyantoro 2009:27), digambarkan sebagai berikut.

  

PERENCANAAN N PERENCANAAN N

REFLEKSI TINDAKAN REFLEKSI TINDAKAN

  1. Tahap Perencanaan

  Perencanaan dilakukan secara partisipasif kolaboratif dengan pelibatan tim peneliti (co-

researchers), yang terdiri atas peneliti selaku guru pengampu matapelajaran dan kolaborator.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) menyusun rencana pembelajaran membaca novel dan hikayat melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik pembelajaran mengubah bacaan (novel/hikayat) ke dalam gambar dengan memperhatikan rambu-rambu silabus mata pelajaran bahasa Indonesia; (2) menyusun dan menyiapkan alat dan bahan yang dipakai siswa untuk menggambar alur cerita isi bacaan; (3) membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa pedoman pengamatan, pedoman wawancara, cek list, jurnal guru serta siswa, dan dokumentasi foto; dan (4) menyiapkan perangkat tes yaitu berupa soal tes beserta pedoman penilaiannya.

  2. Tahap Tindakan Tindakan ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

  a. Pendahuluan

  Tahap ini meliputi pengkondisian siswa agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti (guru) menanyakan kepada siswa apakah mereka suka membaca novel Indonesia/terjemahan, mengapa mereka tidak suka membacanya, berapa jumlah novel dan hikayat yang sudah mereka baca, serta unsur-unsur apa saja yang ada dalamnya. Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan pembelajaran kompetensi membaca novel Indonesia/terjemahan pada pertemuan I, pembelajaran hikayat pada pertemuan II, dan pembelajaran membandingkan novel Indonesia dengan hikayat pertemuan III. Kemudian guru menjelaskan manfaat yang akan diperoleh siswa dalam kehidupannya setelah ia mengikuti pembelajaran.

  b. Kegiatan Inti

  Kegiatan ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan belajar membaca novel pada pertemuan I, pembelajaran hikayat pada pertemuan II, dan pembelajaran membandingkan novel Indonesia dengan hikayat pada pertemuan III. Pada kegiatan pertemuan I, guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok dengan anggota tiap-tiap kelompok 5 atau 6 siswa terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan, masing-masing kelompok memberi nama kelompoknya, misalnya dengan nama sastrawan yang dikenalnya. Guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilalui siswa pada hari itu. Guru membagikan contoh kutipan novel kepada siswa. Guru menyuruh siswa untuk membaca teks tersebut. Tiap-tiap kelompok membagi tugas anggotanya untuk mengidentifikasi dan menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel. Setelah unsur- unsur dianalisis, siswa bersama seluruh anggota kelompoknya menuangkan isi cerita ke dalam gambar. Tiap-tiap kelompok memberi makna gambar tersebut. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasilnya. Guru bersama siswa membahas hasil kerja kemudian siswa menyimpulkannya.

  Pada kegiatan pertemuan II, sama dengan pertemuan I, hanya materinya hikayat. Pada kegiatan pertemuan III, guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilalui siswa pada hari itu. Guru menyuruh siswa untuk membandingkan novel Indonesia dengan hikayat.

c. Kegiatan Penutup Pada tahap ini guru bersama siswa merefleksi pembelajaran.

  3. Tahap Observasi Kegiatan observasi ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

  Pengamatan dilakukan oleh kolaborator dengan menggunakan lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui minat dan perilaku siswa terhadap pembelajaran. Selain itu, peneliti juga melakukan pemotretan selama pembelajaran berlangsung.

  Setelah pemberian tindakan berakhir, jawaban siswa dan gambar sebagai bukti pemahaman isi bacaan (novel/hikayat) diberi skor dengan skala penilaian yang telah dipersiapkan. Selanjutnya, peneliti membagikan lembar cek list kepada siswa untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan siswa terhadap materi, proses pembelajaran, dan teknik yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa diwawancarai. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran terutama yang terlihat aktif, siswa yang mengalami kesulitan, yang tidak memperhatikan, dan yang melakukan tugas lain. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sikap positif dan negatif siswa dalam pembelajaran.

  4. Tahap Refleksi

  Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes dan nontes (hasil observasi, hasil jurnal, hasil cek list, hasil wawancara, dan hasil dokumentasi foto) yang telah dilakukan. Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teknik pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran.

  Teknik Pengambilan dan Analisis Data

  1. Teknik Pengambilan Data

  Teknik pengambilan data berupa teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa soal uraian yang digunakan untuk mendapatkan skor pemahaman terhadap teks (novel/hikayat) yang dibaca yang dihasilkan oleh siswa. Baik yang ada pada siklus I maupun siklus II. Teknik nontes dengan menggunakan observasi, jurnal guru dan siswa, cek list, wawancara, serta dokumentasi foto.

2. Teknik Analisis Data

  Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif analitik, dengan penjelasan sebagai berikut.

  

a. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemudian diolah dengan menggunakan deskriptif

N

  persentase. Rumus yang digunakan adalah: NP = x 100 %

  R

  Keterangan: NP : nilai persentase kemampuan siswa

  N : jumlah nilai dalam satu kelas

  R : jumlah responden dalam satu kelas

  

b. Data kualitatif diperoleh dari data nontes yaitu data observasi, jurnal guru, cek list siswa,

  wawancara, serta dokumentasi foto. Hasil analisis data memberikan gambaran mengenai perubahan tingkah laku (perilaku) siswa pada saat pembelajaran.

  Indikator Kinerja

  Keberhasilan dalam penelitian ini diukur dari adanya peningkatan kemampuan siswa dalam membaca, baik secara individual maupun klasikal. Keberhasilan individu ditentukan dengan nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa adalah 70, sedangkan keberhasilan klasikal adalah siswa yang bernilai 70 setidaknya berjumlah 85% dari seluruh siswa yang diteliti. Selain itu, juga adanya perubahan sikap siswa yang lebih positif (senang, antusias, perhatian, aktif, berani, dll.) pada saat pembelajaran.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA-SANNYA Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tes dan nontes siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II berupa kemampuan memahami novel dan hikayat setelah mendapatkan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar. Hasil nontes berasal dari observasi, jurnal siswa dan guru, wawancara, cek list, serta dokumentasi foto.

  Perolehan nilai siswa dari hasil tes pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Membaca Novel dan Hikayat Siswa Siklus I

  Rentang Frekuensi Presentase Σ Skor

  No. Kategori Nilai (r) (%) (n) Rata-rata (x)

  • 1 A 91-100

  2 B 81-90

  1

  2.86 90 2435 X = =

  69.57

  3 C 70-80

  11 31.43 1387.5

  35

  4 D 61-69

  19 54.29 725

  5 E 0-60

  4 11.43 232.5 Kategori nilai cukup (C) Jumlah 35 100 2435

  Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang berhasil meraih nilai sangat baik. Siswa yang memperoleh nilai baik ada 1 siswa atau 2.86%. Kategori nilai cukup sebanyak 11 siswa atau 31.43% dan kategori kurang sebanyak 19 siswa atau 54.29%. Sisanya adalah siswa yang mendapat kategori nilai sangat kurang sebanyak 4 siswa atau 11.43%.

  Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Membaca Novel dan Hikayat Siklus II

  Kateg Rentang Frekue Present Σ Skor Rata-rata (x) No. ori Nilai nsi (r) ase (%) (n)

  1 A 291-100 1 2,86 92,5 272

  2 B 81-90 10 28,57 847,5 7,5

  X = = 77,93

  35

  3 C 70-80 20 57,14 1535

  4 D 61-69 4 11,43 252,5

  5 E 0-60 Kategori nilai baik (C) Jumlah 35 100 2727,5

  Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hanya 1 siswa atau 2,86% dari 35 siswa yang berhasil meraih nilai sangat baik. Siswa yang memperoleh nilai baik ada 10 siswa atau 28,57 %. Kategori nilai cukup sebanyak 20 siswa atau 57,14% siswa, Yang memperoleh nilai kategori kurang sebanyak 4 siswa atau 11,43%. Yang mendapat nilai sangat kurang tidak ada.

  Pembahasan Tabel 3. Hasil Tes Pembelajaran Membaca Novel dan Hikayat Siklus I dan Siklus II

  Nila Siklus I Siklus II Peningkatan

  Frekuensi

  i

  X Frekuensi

  X X Σ NA Σ NA Σ NA

  A 1 92,5 92,5 92,5 92,5

  1

  90

  90 10 847,5 84,75 757,5 - B C 19 1387,5 73,03 20 1535 76,75 147,5 3,72

  D

  11 4 252,5 63,13 - 65,91

  • 725 4 232,5 58,13
  • E JUM 35 2435 69,57

  35 2727,5 77,93 292,5 8,36 LAH

  Hasil tes siklus I dengan nilai rata-rata klasikal mencapai 69,57 termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus II didapat nilai rata-rata sebesar 77,93 yang termasuk dalam kategori cukup. Kenaikan kemampuan siswa dalam memahami novel dan hikayat jika dipersentasikan adalah sebesar 31,43%. Kenaikan tersebut terlihat dari kemampuan siswa pada siklus I hanya sebesar 57,14%, yaitu hanya terdapat 20 siswa yang memeroleh nilai diatas batas ketuntasan belajar, yaitu 70. Sedangkan 15 siswa lainnya dinyatakan belum lulus karena nilai yang diperoleh masih di bawah rata-rata. Hasil tes pada siklus II menunjukkan adanya perubahan yang sangat baik. Pada tes siklus II hanya ada 4 siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata. Hal tersebut berarti 88,57% siswa atau 31 siswa telah mencapai nilai di atas rata-rata kelas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami novel dan hikayat telah mengalami kenaikan sebesar 8,36 dari rata-rata pada siklus I sebesar 69,57 sehingga rata-rata kelas setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 77,93.

  Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan dalam memahami novel dan hikayat.

  Perubahan Perilaku Siswa

  Peningkatan kemampuan mema-hami novel dan hikayat dari siklus I ke siklus II diikuti adanya perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Siswa tampak senang mengikuti pembelajaran ini.

  PENUTUP Simpulan

  1. Adanya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi novel dan hikayat XI IPS 1 SMA

  1 Kajen Kabupaten Pekalongan sebesar 8,36 dari rata-rata pada siklus I sebesar 69,57 menjadi 77,93 pada siklus II setelah diadakan penelitian pembelajaran membaca novel dan hikayat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar.

  2. Adanya perubahan perilaku dari negatif berubah menjadi positif pada siswa kelas XI IPS

  1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan setelah mengikuti pembelajaran membaca novel dan hikayat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar. Perubahan-perubahan perilaku siswa ini dapat dibuktikan dari hasil data nontes yang meliputi observasi, wawancara, jurnal, cek list, dan dokumentasi.

  Saran

  1. Para guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar karena telah terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi novel dan hikayat pada siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan dan mengubah perilaku siswa ke arah positif.

  2. Para siswa disarankan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran agar dapat mengatasi kesulitan dalam belajar.

  3. Para peneliti yang lain bisa melakukan pembelajaran memahami isi/membaca novel dan hikayat dengan menggunakan model dan teknik yang lain untuk mengetahui apakah dengan model dan teknik pembelajaran tersebut hasil siswa juga bisa meningkat .

DAFTAR PUSTAKA

  Agustin, Alifia. 2009. Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Novel Remaja dengan Strategi Cooperative Learning Jigsaw pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Nurul Huda Malang Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi iunduh 6 April 2010).

  

Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra . Bandung: Sinar Baru

Algensindo Offset Anwar, Syamsul. 2008. Peningkatan Keterampilan Membaca Novel Remaja dengan Metode

  Pacer pada Siswa Kelas VIII B MTs Roudlotusysyubban Winong Pati Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia Buku

3 .Jakarta: Depdiknas .

  • . 2006. Lampiran Permendiknas Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi . Depdiknas R I.

  Fang, Liaw Yock. 1991. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Erlangga

Hendy, Zaidan. 1993. Kesusastraan Indonesia Warisan yang Perlu Diwariskan 2:

Perkembangan, Angkatan dan Apresiasi Sastra. Bandung: Angkasa.

  Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce, Bruce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun.2009.Models of Teaching (Model-Model

  Pengajaran ) . Terjemahan Achmad Fawaid dan Ateilla Mieza. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

  

Maharani, Sigit Ernita.2007. Peningkatan Kemampuan Memahami Alur Cerpen Siswa Siswa

Kelas VIII-1 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2006/2007 melalui Teknik Penyusunan Kembali Visualisasi Alur . Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

  

Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Seifert, Kelvin.2007.Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan: Manajemen Mutu

Psikologi Pendidikan Para Pendidik .Terjemahan Yusuf Anas.Yogyakarta: ISCiSoD.

Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Terjemahan

Sarjuli dkk.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Nurulita. Bandung: Nusa Media. Soetarno. 2008. Peristiwa Sastra Melayu Lama. Surakarta: Widya Duta Grafika. Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Semarang: Universitas Diponegoro. Surana. 2001. Pengantar Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai. Suyanto. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra . Surabaya: SIC. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Uno, Hamzah B.. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Zaidan, Abdul Rozak,Anita K. Rustapa, dan Hanirah. 1996. Kamus Istilah Sastra.Jakarta: Balai Pustaka.

BIOGRAFI PENULIS

  

Sri Kusmaniyah, lahir di Pekalongan tanggal 8 Juni 1969. Sekarang masih aktif mengajar di SMA

  Negeri 1 Kajen, Jalan Mandurorejo 0285.381708. Saat ini masih menempuh pendidikan Pasca Sarjana Unnes Semarang. Alamat rumah Dukuh Karang Mas Rt 03 RW 1, Desa Sumub Kidul. Surat elektronik dapat dihubung

  14 Fortuna Volume 1, Nomor 1, Desember 2010