Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Business-to-Business pada Industri Marmer Kabupaten Tulungagung

  

Vol. 2, No. 12, Desember 2018, hlm. 6550-6560 http://j-ptiik.ub.ac.id

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Business-to-Business pada

Industri Marmer Kabupaten Tulungagung

1 2 3

  , Himawat Aryadita , Satrio Agung Wicaksono Dhena Kamalia Fu’adi

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: dhena.kamalia@gmail.com, himawat@ub.ac.id, satrio@ub.ac.id

  

Abstrak

  Industri marmer di Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu industri unggulan, selain sektor pariwisata dan pertanian. Pemesanan yang terjadi pada industri UMKM marmer terdapat 2 jenis, yaitu ketika supplier/retailer datang langsung dan ketika mendapat pemesanan dari perusahaan besar. Namun, kedua pemesanan ini jarang terjadi, bahkan beberapa UMKM marmer pernah tidak mendapatkan pemesanan selama 1 bulan. Pihak supplier dan retailer rupanya juga mengalami kesulitan dalam menemukan produsen untuk membuat produk yang mereka inginkan secara cepat. E-commerce B2B sebagai wadah untuk melakukan jual beli sekaligus melakukan pemasaran dirasa sebagai alat yang tepat untuk memperbaiki kondisi ini. Penelitian ini dibuat sebagai usaha dalam menyelesaikan masalah dengan mengutamakan analisis dan desain perancangan sistem. Sistem dirancang dengan kerangka kerja Code Igniter dan menggunakan pendekatan Rational Unified Process (RUP). Penelitian ini dibuat dengan menganalisis proses bisnis, use case, merancang diagram aktivitas, sequence diagram, diagram kelas, physical data model, dan antarmuka pengguna. Hasil dari penelitian ini berupa proses bisnis yang lebih cepat yaitu 23 jam 40 menit dengan kondisi pemesanan diterima, menghasilkan 25 fitur, 22 use

  

case dengan diagram aktivitas dan sequence diagram dengan jumlah yang sama, dan menghasilkan 4

controller dan 3 model pada diagram kelas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa alur pada sistem telah

  mampu dipahami oleh pengguna, navigasi dan desain antarmuka pengguna adalah mudah dipahami dengan hasil rata-rata 86% pada desain navigasi dan 93% pada desain antarmuka, dan data pada penelitian telah dijelaskan secara runut.

  Kata kunci: sistem informasi, analisis dan perancangan, e-commerce, business-to-business, marmer

Abstract

  

The marble industry in Tulungagung is one of the leading industries, besides the tourism and agriculture

sectors. Ordering products in SMEs marble industry is divided into 2 types, first is when the

supplier/retailer come directly into the industry and second is when SMEs marble industry received an

order from a large company in Tulungagung. However, both orders are rare, even some SMEs marble

never get an order for 1 month. Suppliers and retailers apparently also have difficulty in finding

manufacturers to make products they want quickly. B2B e-commerce as a place to make buying and

selling as well as marketing is perceived as the right tool to improve this condition. This research is

made as an effort to solve the problem by giving priority to analysis and design of system design. The

system is designed with the Code Igniter framework and used the Rational Unified Process (RUP)

approach. This research is made by analyzing business process, use case, designing activity diagram,

sequence diagram, class diagram, physical data model, and user interface. The result of this research

is a better business process, which is 23 hours 40 minutes faster with order accepted condition, made

22 features, 22 use cases with activity diagram and sequence diagram with equal amount, and produce

4 controllers and 3 models on the class diagram. Evaluation results show that the flow on the system

has been able to be understood by users, navigation and user interface design is easy to understand with

an average is 86% in navigation aspect and 93% in interface aspect, and data on the research has been

described in sequence.

  Keywords: information system, analysis and design, e-commerce, business-to-business, mable Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

6550 pemesanan tidak terjadi paling lama 1-2 bulan, sehingga tidak adanya jual beli selama beberapa saat yang cukup berpengaruh terhadap pendapatan masing-masing UMKM. Selain itu, dari pihak supplier dan retailer juga mengalami permasalahan, yaitu cukup sulit untuk mencari produsen untuk mendapatkan produk yang diinginkan dan kurangnya keterangan yang jelas mengenai pembuatan produk.

1. PENDAHULUAN

  focus group discussion dan wawancara, yang kemudian dikembangkan dengan memodelkan kebutuhan tersebut. Pemodelan ini dilakukan untuk memvalidasi kebutuhan pada sistem perangkat lunak, dimana kemudian dibuat desain arsitektural sistem yang dapat menentukan tingginya kualitas dari sistem yang dibangun, dan untuk peningkatan sistem, sebelum dilakukan aktivitas selanjutnya, yaitu pembangunan sistem (Pressman, 2010).

  Memahami kebutuhan dari permasalahan yang ada merupakan aktivitas yang paling sulit dilakukan, karena belum tentu pengguna memahami dengan baik apa yang benar-benar perlu dilakukan dan tidak, dan bagaimana pengguna dapat memahami fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem yang akan dibangun. Memahami kebutuhan ini dijelaskan dalam spesifikasi kebutuhan sistem pada tahap analisia,

  (O’Brien dan Marakas, 2011). Untuk membuat sebuah sistem informasi, diperlukan empat tahapan atau aktivitas standar, yaitu analisis, desain, implementasi, dan perawatan, dimana tahapan yang paling penting yaitu tahapan analisis dan desain. Menurut Alan Dennis (2012), analisis merupakan tahapan untuk mengetahui siapa pengguna sistem, apa yang akan sistem lakukan, dan dimana dan kapan sistem akan digunakan, yang dijelaskan berdasarkan nilai atau kegiatan bisnis yang dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan tahapan desain merupakan tahapan yang menentukan bagaimana sistem akan beroperasi pada suatu organisasi, yang menjelaskan desain arsitektur, desain antarmuka, spesifikasi basis data dan file, dan desain program.

  salah satu jenis e-commerce dimana pelaku (pembeli dan penjual) merupakan pemilik bisnis atau pemilik perusahaan. Fokus dari e-commerce B2B marmer yaitu pada kemudahan industri rumahan atau UMKM untuk mendapatkan pelanggan dan kemudahan supplier atau retailer untuk memesan produk marmer dengan cepat dan sesuai keinginan

  retailer marmer, maka dapat menggunakan jenis e-commerce B2B, Business-to-business, yaitu

  satu media transaksi yang cukup menyimpan banyak keuntungan. Karena target pasar industri rumahan atau UMKM adalah supplier maupun

  online saat ini banyak digemari sebagai salah

  membeli. E-commerce sebagai media transaksi

  supplier , retailer) untuk saling menjual dan

  Melalui beberapa permasalahan tersebut, dibutuhkan sebuah wadah yang dapat mengakomodasi kedua pihak (produsen dan

  Industri marmer di Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu industri unggulan, selain sektor pariwisata dan pertanian.

  Pada penelitian yang dilakukan oleh Anggun Yuniasari, Irwan Noor, dan Wima Yudo Prasetyo dapat diketahui bahwa industri marmer ini meningkatkan banyak usaha pada masing- masing daerah, dan menimbulkan terserapnya tenaga kerja yang cukup banyak. Adanya industri marmer menjadikan alternatif dalam pengembangan perekonomian yang tentunya juga dapat menyerap banyak pendapatan daerah.

  besar dengan jumlah banyak. Pada saat-saat tertentu, ketika pemesanan meningkat, perusahaan tidak mampu membuat produk- produk tersebut sendiri. Kondisi seperti ini yang menyebabkan perusahaan meminta UMKM marmer untuk membuat produk, dengan spesifikasi dan bahan yang telah disiapkan oleh perusahaan.

  retailer ) memesan produk pada perusahaan

  pembeli (baik individu, supplier, maupun

  supplier/retailer . Pemesanan ini terjadi ketika

  Dari hasil focus group discussion , pemesanan yang berasal dari perusahaan merupakan sumber pemesanan yang lebih sering terjadi pada UMKM marmer, dari pada pemesanan secara langsung oleh

  melalui media komunikasi online dan menjelaskan secara rinci mengenai produk yang dipesan, atau datang langsung ke tempat pembuatan barang. Kondisi lain yaitu pemesanan yang didapat dari salah satu perusahan pengelola produk marmer di Kabupaten Tulungagung.

  retailer dengan mengirimkan pemesanan

  Pemesanan oleh kelompok merupakan pemesanan yang lebih sering terjadi pada UMKM di Kabupaten Tulungagung dari pada pemesanan individu, dimana terjadi dengan dua kondisi. Kondisi pertama terjadi saat pemesanan dilakukan secara langsung oleh supplier atau

  Berdasarkan hasil focus grop discussion (2017), pembeli dari produk marmer ini beragam, mulai dari pembeli individu hingga kelompok yang merupakan supplier atau retailer yang memesan dengan jumlah banyak.

  Namun, meskipun terdapat berbagai cara pemesanan yang terjadi pada UMKM marmer di Kabupaten Tulungagung, semua cara pemesanan tersebut cukup jarang terjadi. Ditulis dari hasil

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses bisnis yang tepat diterapkan, spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem informasi business-to-business , dan hasil evaluasi perancangan berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya.

2. METODOLOGI PENELITIAN

  Gambar 1. Metodologi penelitian 3.

  Rational Unified Process (RUP) dengan

  menerapkan inception dan elaboration. Tahapan penelitian ini diawali dari studi literatur dengan melakukan pengumpulan literatur yang terkait dengan penelitian, kemudian melakukan pengumpulan data dengan melakukan Focus

  Pada penelitian ini menggunakan metode

PEMODELAN PROSES BISNIS

  pengumpulan data, tahap selanjutnya yaitu melakukan pemodelan proses bisnis berdasarkan kondisi saat ini dan membuat proses bisnis usulan yang kemudian dibuat analisis kebutuhan sistem.

  Proses bisnis usulan digambarkan dengan menambahkan sistem B2B yang menghubungkan

  Group Discussion (FGD) kepada produsen

  bagian ini dijelaskan analisis permasalahan berdasarkan permasalahan pada industri marmer Kabupaten Tulungagung dan proses bisnis yang telah dibuat. Analisis permasalahan ini terdiri dari masalah, bagian yang mempengaruhi, dampak dari permasalahan, dan solusi yang diusulkan. Analisis permasalahan akan dijelaskan pada Tabel 1.

  Pada

  4.1. Analisis Permasalahan

  4. ANALISIS SISTEM

  /retailer kepada UMKM marmer secara langsung. Proses bisnis usulan dijelaskan pada Gambar 2.

  supplier

  3.2. Proses Bisnis Usulan

  Pemodelan proses bisnis dan analisis kebutuhan sistem masuk pada tahap insepsi (inception). Tahap setelah insepsi adalah elaborasi (elaboration), dimana dilakukan peracangan sistem yang terdiri dari pembuatan

  memesan, maupun dari perusahaan mamer di Tulungagung yang memberikan pesanan kepada UMKM marmer karena banyaknya pesanan yang diterima.

  supplier/retailer yang datang langsung

  marmer dan wawancara melalui telefon kepada

  supplier dan retailer. Setelah melakukan

  Alur dari metodologi penelitian dijelaskan pada Gambar 1.

  perancangan antarmuka kemudian dievaluasi kepada pengguna dan dilakukan kerunutan mulai dari proses bisnis hinggan perancangan antarmuka pada tahap evaluasi. Tahap terakhir yaitu pengambilan kesimpulan dan pemberian saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

  sequence diagram , class diagram, physical data model , dan desain antarmuka sistem. Hasil dari

  Proses bisnis sebelumya (proses bisnis as-is) dijelaskan pada latar belakang, dimana pemesanan pada UMKM marmer Kabupaten Tulungagung terdiri dari 2 cara, yaitu melalui

  g n u g a g n lu u T n ate p u Kab er m ar m n a san e em p n la su u is in ses b ro P .

  2 ar b m a G sesuai dengan kondisi jual beli produk Tabel 1. Analisis permasalahan marmer Kabupaten Tulungagung. Masalah 1.

  Membutuhkan waktu yang lama untuk memesan barang kepada produsen, begitu juga untuk konfirmasi barang yang dipesan.

  4.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan 2.

  Membutuhkan waktu yang lama untuk Pemangku kepentingan yang terlibat dalam mendapatkan pesanan.

  penelitian ini, yaitu semua pihak yang

  3. berhubungan dengan sistem business-to- Belum terdapat keterangan yang jelas mengenai barang setelah terjadi pemesanan. business yang akan dikembangkan. Terdapat

  tiga pemangku kepentingan dalam hal ini, yaitu 4.

  Belum terdapat dokumentasi yang baik setelah adanya transaksi.

  admin, produsen, dan supplier/retailer, yang mana akan dijelaskan dalam Tabel 2.

  5. Sistem e-commerce yang ada belum mencukupi kebutuhan industri marmer Kabupaten Tulungagung dan Tabel 2. Tipe pemangku kepentingan

  /retailer produk marmer. supplier

  Tipe 6.

  Pemangku Belum terdapat analisis dan perancangan

  Pemangku Deskripsi yang sesuai untuk mengimplementasikan Kepentingan

  Kepentingan sistem sebagai penyelesaian dari Admin Orang yang Pengembang permasalahan pada industri marmer mengontrol dan sistem informasi.

  Kabupaten Tulungagung. dapat menjalankan

  Mempe- Produsen, Supplier/retailer ngaruhi semua fungsi pada sistem. Dampak 1.

  Transaksi yang terjadi membutuhkan waktu Produsen Individu yang Pemilik Industri yang lama, mulai dari pemesanan hingga memproduksi UMKM Marmer pengiriman barang yang telah jadi. barang atau di Kabupaten 2. Tidak ada bukti mengenai transaksi produk yang Tulungagung. pemesanan yang baik, sehingga tidak dapat dibutuhkan oleh melakukan perencanaan yang tepat. retailer atau supplier

  3. enggan melakukan Supplier/Retailer Supplier / Individu atau Pemilik pemesanan produk ditempat yang sama. Retailer perusahaan yang perusahaan

  Solusi 1.

  Menyediakan dokumentasi analisis dan mengambil retailer dan perancangan yang sesuai dengan kondisi barang atau supplier , yang permasalahan industri marmer Kabupaten produk yang telah mengumpulkan Tulungagung. diproduksi oleh barang dan produsen. menjual ke

2. Menyediakan analisis dan perancangan konsumen.

  sistem e-commerce yang dapat digunakan oleh Produsen marmer untuk menjual barang atau produk marmer yang diproduksinya.

  4.3. Fitur Produk 3.

  Menyediakan analisis dan perancangan

  Analisis fitur digunakan untuk mengetahui

  siatem e-commerce yang dapat digunakan

  fitur apa saja yang terdapat pada sistem yang

  untuk memesan barang dengan keterangan

  akan dikembangkan berdasarkan analisis spesifikasi yang jelas. sebelumnya, yaitu analisis pemangku 4.

  Menyediakan analisis dan perancangan

  kepentingan dan pengguna. Analisis fitur yang

  sistem e-commerce yang dapat menyediakan

  akan dikembangan dijelaskan pada Tabel 3. Fitur

  informasi dan keterangan yang jelas ketika

pemesanan telah diterima dan ketika nomor 1 hingga nomor 22 (FIT-01

  • – FIT-22) pemesanan tidak diterima.

  merupakan kebutuhan fungsional sistem, dan fitur nomor 23 hinggan nomor 25 (FIT-23

  5.

  • – FIT-

  Menyediakan analisis dan perancangan sistem e-commerce yang dapat

  25) merupakan kebutuhan non-fungsional

  memberitahukan atau menyediakan sistem. informasi mengenai status atau tahap Tabel 3. Fitur yang dikembangkan pemesanan dari barang yang telah dipesan.

  Kode 6.

  Menyediakan analisis dan perancangan Nama Fitur Fitur sistem e-commerce yang dapat menyediakan FIT-01 Login fasilitas untuk membuat dokumen dari transaksi pemesanan yang telah dilakukan. FIT-02 Registrasi pengguna

  FIT-03 Kelola data pengguna 7. Menyediakan analisis dan perancangan FIT-04 Lihat barang sistem e-commerce yang tepat digunakan FIT-05 Pemesanan FIT-06 Lihat pemesanan diterima FIT-07 Kirim invoice FIT-08 Lihat invoice

  Kode Nama Fitur Fitur FIT-09 Pemesanan batal FIT-10 Lihat pembatalan pemesanan FIT-11 Kirim pembayaran awal FIT-12 Validasi pembayaran awal FIT-13 Lihat validasi pembayaran awal FIT-14 Kelola data barang FIT-15 Ubah status pemesanan FIT-16 Lihat status pemesanan FIT-17 Kirim kondisi barang jadi FIT-18 Lihat kondisi barang jadi FIT-19 Kirim pembayaran akhir FIT-20 Validasi pembayaran akhir FIT-21 Lihat validasi pembayaran akhir FIT-22 Simpan dokumen transaksi FIT-23 Sistem dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna. FIT-24 Sistem dapat digunakan diberbagai browser selama terhubung dengan internet. FIT-25 Sistem dapat digunakan setiap hari, setiap waktu.

  4.4. Pemodelan Use Case Use case diagram pada Gambar 3

  digambarkan berdasarkan kebutuhan fungsional sistem.

  4.5. Spesifikasi Use Case

  Spesifikasi use case menjelaskan tentang deskripsi use case, dimana dijelaskan mengenai alur dari masing-masing use case yang telah digambarkan. Tabel 4 merupakan spesifikasi salah satu use case, yaitu spesifikasi use case melakukan pemesanan.

  Gambar 3. Use case diagram 8.

  Tabel 4. Spesifikasi use case melakukan pemesanan Aktor memilih pilihan proses pemesanan.

  9. Name Melakukan Pemesanan Sistem menyimpan data pemesanan.

  10. Actor Admin, Supplier/Retailer Use case selesai.

  Alternative Tidak ada alternative flows pada use case Brief ini menggambarkan tentang Use case

  Flows ini. Description bagaimana aktor (Admin, Sub-flow Tidak ada sub-flow pada use case ini.

  Supplier /Retailer) dapat melakukan Post- Data pemesanan yang telah dilakukan pemesanan barang pada website. Pre- Condition oleh aktor tersimpan.

  1. Aktor menggunakan perangkat yang Condition terhubung dengan internet.

  4.6. Diagram Aktivitas 2.

  Aktor telah berhasil membuka dan

  Aktivitas yang berjalan pada melakukan mengakses website. pemesanan dijelaskan pada Gambar 4. Aktivitas

  Basic 1.

  Aktor memilih menu produk pada

  ini diawali dengan pengguna memilih detail Flow/flow website . pada produk yang akan dipesan di menu produk.

  of events 2.

  Sistem menampilkan daftar barang

  Sistem akan menampilkan detail produk dan yang tersedia pada website. pengguna dapat memilih pilihan pesan sekarang.

  3. Aktor memilih pilihan detail produk.

  4. Sistem kemudian menampilkan formulir Sistem menampilkan detail barang yang dipilih aktor.

  pemesanan yang dapat diisi pengguna dengan 5.

  Aktor memilih pilihan pesan

  menambahkan data pemesanan sesuai dengan sekarang. yang diinginkan. Setelah mengisi formulir

  6. menampilkan formulir Sistem pemesanan. pemesanan, pengguna dapat memilih pilihan 7. Aktor mengisi formulir pemesanan. proses pemesanan untuk mengirim data pemesanan.

  5. Gambar 5. Sequence diagram melakukan pemesanan

  5.3. Class Diagram

  Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai diagram kelas controller dan model dan

  Gambar 4. Diagram aktivitas melakukan pemesanan

  hubungan antar keduanya. Pada diagram kelas controller terdapat 4 kelas, yaitu C_Pengguna,

5. PERANCANGAN SISTEM

  C_Barang, C_Pemesanan, dan C_Validasi, sedangkan pada model terdapat 3 kelas, yaitu

  5.1. Arsitektur Sistem M_Pengguna, M_Barang, dan M_Pemesanan.

  Pada bagian ini menggambarkan arsitektur Diagram kelas controller dan model ini dari sistem informasi business-to-business yang dijelaskan pada Gambar 6. disesuaikan dengan prinsip desain pola arsitektur MVC (Model-View-Controller). MVC membagi pengembangan aplikasi menjadi 3 komponen utama, yaitu antarmuka (View), pengaturan data (Model), dan bagian control aplikasi (Controller). Sistem business-to-business ini dirancang dengan berbasis website.

  5.2. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan

  perilaku objek dan deskripsi urutan proses dan pesan yang dikirimkan dan diterima objek.

  Sequence diagram melaukan pemesanan

  digunakan pengguna untuk melakukan

  Gambar 6. Diagram kelas

  • – Controller Model pemesanan terhadap barang yang diinginkan.

  Melakukan pemesanan dapat dilakukan dengan

  5.4. Physical Data Model

  memilih plihan detail pemesanan, dan memilih pilihan pesan sekarang ketika detail telah Pada Gambar 7 menujukkan struktur data ditampilkan, untuk menampilan formulir model atau diagram data yang akan digunakan pemesanan. Jika data telah sesuai, maka pada website nantinya. Tabel-tabel pada pengguna dapat memilih pilihan pesan sekarang

  physical data model telah disesuaikan dengan

  untuk mengirim data pemesanan. Sequence tabel perancangan yang dibuat sebelumnya.

  diagram melihat barang dijelaskan pada Gambar

  6.1. Peninjauan Use Case

  Peninjauan use case merupakan evaluasi dengan melibatkan pengguna sistem, dimana pengguna melakukan uji coba terhadap

  prototype website yang telah dibuat. Sampel

  pengguna ini diminta untuk mencoba prototype dari beberapa kasus atau persyaratan. Peninjauan

  use case ini untuk mengetahui bagaimana

  pengguna menggunakan sistem, sehingga bisa diketahui apakah langkah-langkah yang digunakan pengguna telah sesuai dengan spesifikasi use case yang telah didefinisikan sebelumnya. Responden yang melakukan peninjauan use case terdiri dari enam orang, dengan tiga orang yang memiliki kendali pada perusahaan atau UMKM yang dijalankan, dan tiga orang yang bertindak sebagai pembeli

  Gambar 7. Physical Data Model

  (supplier/retailer) dimana evaluasi dilakukan oleh mahasiswa.

5.5. Perancangan Antarmuka Sistem

  6.1.1 Hasil Evaluasi Produsen

  Perancangan antarmuka sistem digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas Hasil evaluasi dari produsen yaitu sudah mengenai sistem yang akan dibuat. Perancangan memenuhi harapan pengguna, meskipun pada antarmuka halaman melihat barang dijelaskan awal masih terlihat bingung dengan menu yang pada Gambar 8 dan Gambar 9. terdapat pada header, namun kemudian dapat memahami keseluruhan fitur yang terdapat pada sistem.

  6.1.4 Hasil Evaluasi Supplier/Retailer

  Hasil evaluasi dari supplier/retailer yaitu cukup memenuhi harapan pengguna, dikarenakan belum memahami navigasi mengenai pembayaran awal, dan terlihat bingung sehingga mencoba semua menu, namun untuk mengunggah gambar dan

  Gambar 8. Rancangan antarmuka halaman

  mengirimkannya sudah memahami alur yang

  melakukan pemesanan benar.

  6.2. Peninjauan Rancangan Halaman Antarmuka Pengguna

  Evaluasi antarmuka ini bertujuan untuk mengetahui pendapat pengguna mengenai desain antarmuka sistem yang telah dibuat. Pengguna diminta untuk menjalankan sistem dan menjawab pertanyaan mengenai beberapa kriteria navigasi dan antarmuka sistem. Dari jawaban keenam pengguna tersebut, dapat diketahui bahwa desain antarmuka dan navigasi

  Gambar 9. Rancangan antarmuka halaman melakukan

  telah memenuhi keinginan pengguna, dimana

  pemesanan

  hampir semua pengguna menyatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Namun

6. EVALUASI

  terdapat beberapa pertanyaan yang menyatakan netral dan tidak setuju, dengan keterangan sebagai berikut: 1.

  Peletakan dan desain menu pengiriman bukti pembayaran awal dapat dibuat lebih jelas, karena masih kesulitan mencari menu tersebut.

  2. Halaman hubungi kami, atau pencantuman nomor atau email yang dapat dihubungi sebaiknya ditampilkan langsung pada bagian footer, tidak berupa link karena pengguna dapat malas untuk membukanya.

  Pada evaluasi traceability atau evaluasi kerunutan data, dapat disimpulkan bahwa dari awal proses bisnis hingga perancangan antarmuka telah dideskripsikan dan dijelaskan.

  3. Berdasarkan evaluasi dengan menggunakan cognitive walkthrough, dapat disimpulkan bahwa alur pada sistem telah mampu dipahami oleh pengguna, namun terdapat beberapa data produk yang harus ditambahkan untuk menambah kejelasan produk. Sedangkan berdasarkan hasil evaluasi WEBUSE, dapat disimpulkan bahwa desain antarmuka pengguna yang dibuat cukup baik, dan perlu diperbaiki pada beberapa bagian. Bagian yang perlu diperbaiki yaitu pada bagian pembayaran awal, dimana pengguna kurang mampu menemukan fungsi tersebut. Namun pada bagian lain, pengguna merasa sudah baik dan desain menarik.

  diagram kelas, dan 8 tabel pada struktur data model. Pada perancangan antarmuka pengguna dihasilkan sebanyak 22 sesuai dengan use case yang dibuat.

  diagram , 4 controller dan 3 model pada

  2. Berdasarkan proses bisnis usulan, pada spesifikasi kebutuhan didapatkan 25 fitur, dengan 22 kebutuhan fungsional dan 3 kebutuhan non-fungsional, dengan 3 jenis pengguna, yaitu sebagai pembeli, produsen sebagai penjual, dan admin sebagai pengelola sistem. Dari spesifikasi kebutuhan, dihasilkan 22 use case dan 22 diagram aktivitas. Pada perancangan, dihasilkan 22 sequence

  supplier /retailer dapat meringkas waktu sebanyak 23 jam 40 menit.

  20 menit. Jadi

  marmer, tanpa melalui perusahaan besar atau memesan melalui SMS. Berdasarkan hasil analisis waktu, dibutuhkan waktu 1 hari untuk memesan barang pada saat ini, sementara pada proses bisnis usulan dibutuhkan waktu

  commerce langsung kepada UMKM

  Proses bisnis usulan dihasilkan satu cara untuk supplier/retailer melakukan pemesana, yaitu dengan melalui sistem e-

  Berdasarkan analisis dan perancangan sistem informasi business-to-business pada industri marmer, dapat disimpulkan bahwa: 1.

3. Menambahkan jumlah gambar untuk data barang yang ditampilkan.

6.3. Peninjauan Kerunutan

  √ Semua bagian desain dapat dilacak kembali dan penomoran dapat membantu melakukan pelacakan tersebut.

  3. Dapatkah semua bagian desain tingkat itnggi dapat dilacak kembali (high-level design ) sesuai dengan persyaratan?

  , diagram aktivitas, sequence diagram , hinggan desain perancanan antarmuka pengguna.

  √ Setiap persyaratan dapat dilacak, mulai dari aktivitas proses bisnis, fitur, persyaratan fungsional, use case

  2. Apakah setiap persyaratan fungsional dari perangkat lunak dapat dilacak sampai persyaratan pada tingkat yang lebih tinggi?

  Setiap persyaratan telah didefinisikan dengan benar dan diberi penomoran yang unik.

  1. Apakah setiap persyartan didefinisikan dengan benar dan unik? √

  Software Requirement Checklist (Traceability) No. Pertanyaan Ya Ti- dak Keterangan

  Tabel 5. Software Requirement Checklist (Traceability)

  Hasil penilaian dari traceability sebelumnya dijelaskan pada Tabel 5.

  case , diagram aktivitas, sequence diagram, dan antarmuka pengguna.

  Pada peninjauan kerunutan dibuat matriks kerunutan untuk mengetahui kesesuaian dengan persyaratan fungsional dan use case. Matriks kerunutan ini disesuaikan dengan aktivitas proses bisnis, fitur, persyaratan fungsional, use

7. KESIMPULAN

8. DAFTAR PUSTAKA Rumbaugh, J., Jacobson I., & Booch G., 2005.

  The Unified Modelling Language Reference Manual. 2nd ed. Boston: Pearson Education, Inc.

  IBM Software Group, 2004. Mastering Object- oriented Analysis and Design with UML

  2.0. United States: IBM Corporation. Weske M., 2007. Business Process

  Management: Concepts, Languages, Architectures. Berlin: Springer. Pressman, R. S., 2010. Software Engineering: A

  Practitioner’s Approach. 7th ed. New York: Mc Grow Hill. Yusniasari, A., Noor I., Prasetyo W. Y., 2015.

  Strategi Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Mengembangkan Industri Kreatif Sektor Kerajinan Batu Marmer untuk Meningkatkan Daya Saing Daerah (Studi di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Volume 3, pp.775-781.

  Booch, G., 1994. Object-oriented Analysis and Design with Application. 2nd ed.

  Boston: Addison Wesley Longman, Inc. Dennis, A., Wixom, B. H., Roth, R. M., 2012.

  System Analysis and Design. 5th ed. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. O’Brien, James A. dan Marakas, George M.

  2011. Management Information Systems, 10th Edition. New York: McGraw-Hill.

  Perusahaan Supplier A, 2017. [Telephone Interview] (1 November 2017). Perusahaan Retailer B, 2017. [Telephone Interview] (2 November 2017). Perusahaan Supplier C, 2017. [Telephone Interview] (3 November 2017). UMKM Marmer, 2017. [Focus Group Discussion] (16 Oktober 2017).