Evaluasi Maturitas Manajemen Layanan Sistem Informasi Learning NSC Application (LENSA) Menggunakan Framework ITIL Versi 3 Domain Service Operation (Studi Pada Politeknik NSC Surabaya)
Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 5063-5069 http://j-ptiik.ub.ac.id
Evaluasi Maturitas Manajemen Layanan Sistem Informasi Learning NSC
Application (LENSA) Menggunakan Framework ITIL Versi 3 Domain
Service Operation (Studi Pada Politeknik NSC Surabaya)
1 23 Natasya Ekaputri , Yusi Tyroni Mursityo , Andi Reza Perdanakusuma
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 3 Email: natputri4@gmail.com andireza@ub.ac.id
Abstrak
Politeknik NSC Surabaya merupakan perguruan tinggi swasta di Surabaya yang menyelenggarakan Pendidikan Program Diploma Tiga (D3). Politeknik NSC memberikan beberapa layanan kepada mahasiswa dalam menyelenggarakan kegiatan akademik setiap harinya. Layanan yang diberikan salah satunya berupa sistem informasi akademik. Sistem informasi yang telah digunakan secara intensif oleh seluruh mahasiswa ini berupa website yang dapat diakses melalui desktop maupun smartphone.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, sistem informasi yang bernama Learning NSC
Application (LENSA) ini belum memiliki standar prosedur dan mekanisme kontrol yang baik dan
mengakibatkan beberapa masalah dalam penggunaan sistem, diantaranya adalah ketika terjadi kesalahan pada sistem, penanganan akan menjadi lamban. Sehingga perlu dilakukan evaluasi maturitas terhadap sistem untuk mengetahui tingkat kematangan saat ini. Penelitian ini menggunakan framework
ITIL dengan domain Service Operation. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi kepada Politeknik NSC dari evaluasi yang telah dilakukan. Hasil analisis nilai maturity level domain
service operation adalah 1,87. Pemberian rekomendasi dilakukan untuk meningkatkan nilai
kematangan dan mengurangi nilai kesenjangan dari harapan yang diinginkan sehingga dapat memperbaiki manajemen layanan sistem informasi LENSA.
Kata kunci: itsm, itil, service operation, maturity level.
Abstract
Politeknik NSC Surabaya is a private university in Surabaya that organizes education Diploma
Program (D3). Politeknik NSC provides some services to students in conducting academic activities
every day. Services provided one of them in the form of academic information system. Information
systems that have been used intensively by all students is a website that can be accessed via desktop or
smartphone. Based on interviews that have been conducted, the information system called Learning
NSC Application (LENSA) does not have a good standard of procedure and control mechanism and
cause some problems in the use of the system, such as when there is a system error, the handling will
be slow. So it is necessary to evaluate the maturity of the system to determine the current level of
maturity. This research uses ITIL framework with Service Operation domain. The purpose of this
study is to provide recommendations to the agencies of the evaluation that has been done. The result
of domain service operation maturity level is 1.87. The recommendation is made to increase the values
and reduce the value of expected expectations and can be done through the LENSA information
system.Keywords: itsm, itil, service operation, maturity level.
dari penggunaan teknologi agar proses yang 1.
PENDAHULUAN berjalan lebih efektif dan efisien.
Salah satu teknologi yang paling sering Perkembangan teknologi informasi di era digunakan oleh perusahaan adalah sistem globalisasi saat ini, membuat manusia tidak informasi. Lembaga pendidikan sangat dapat terhindar dari penggunaan teknologi membutuhkan sistem informasi dalam setiap harinya. Begitu pula dengan organisasi keberlangsungan akademik setiap harinya. dan perusahaan. Setiap perusahaan tak lepas
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
5063
Politeknik NSC Surabaya merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sering menggunakan sistem informasi dalam menunjang kegiatan akademik. Sistem informasi akademik yang dimiliki Politeknik NSC salah satunya adalah
Rekomendasi Selesai Gambar 1. Metodologi Penelitian
Maturity Level Analisis Tingkat Kesenjangan
3. HASIL
dilakukan penentuan responden dengan melakukan pemetaan RACI. Dari hasil pemetaan RACI , dihasilkan responden yang layak untuk mengisi kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada responden tersebut. Setelah mendapatkan hasil kuesioner, dilakukan perhitungan dan analisis maturity level dan analisis tingkat kesenjangan antara hasil analisis dan nilai harapan perusahaan. Lalu, diberikan rekomendasi dari hasil tersebut untuk meningkatkan layanan.
Operation . Setelah menyusun kuesioner,
ITIL versi 3 domain Service
framework
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Tahap ini mempelajari literatur dan informasi yang berhubungan dengan penelitian dan studi kasus. Setelah itu melakukan wawancara dan observasi terhadap objek penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan
Learning NSC Application (LENSA). Sistem
ITIL versi 3 domain Service Operation .
Mulai Studi Literatur Penyusunan Kuesioner Menentukan Responden
practice
dilakukan secara terus menerus untuk mengembangkan, meningkatkan dan memperbaiki kualitas layanan TI baik dari sudut pandang bisnis maupun dari sudut pandang pelanggan. Domain Service Operation dipilih dikarenakan domain ini merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan rekomendasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan memperbaiki manajemen layanan teknologi informasi pada perusahaan agar bisa sampai pada level yang diharapkan sesuai dengan best
framework ini berfokus pada pengukuran yang
ITIL dipilih dikarenakan
Framework
Operation berupa tingkat kematangan dan tingkta kesenjangan.
Walaupun LENSA telah berkembang dan sudah lama diimplementasikan untuk menunjang kegiatan akademik, namun layanan ini belum memiliki mekanisme kontrol yang baik. Hal ini dilihat dengan tidak adanya dokumentasi layanan baik dokumentasi permasalahan, dokumentasi pengoperasian layanan, maupun dokumentasi pelaksanaan layanan yang berdampak pada timbulnya beberapa masalah dalam layanan seperti sering terjadinya error pada sistem. Berdasarkan permasalahan yang ada, penelitian ini akan membahas tentang evaluasi manajemen layanan pada sistem informasi LENSA dengan kerangka kerja ITIL versi 3 dengan domain Service
super admin bagi sistem dan bertugas dalam memantau kinerja sistem.
informasi ini digunakan untuk membantu interaksi antara mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar setiap harinya. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, LENSA dikendalikan oleh staf IT yang menjadi
Wawancara dan Observasi Penyebaran Kuesioner Perhitungan dan Analisis
2. METODOLOGI
Pemetaan RACI dilakukan untuk membuktikan bahwa responden yang diberikan kuisioner layak untuk mengisi kuesioner
3.1. RACI Chart
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah framework ITIL versi 3 domain Service
Operation . Berikut merupakan flow chart dari proses penelitian. berdasarkan framework ITIL versi 3. Setelah nilai maturity level-nya. melakukan wawancara didapatkan 3 responden
Tabel 2. Hasil Kuisioner
yang layak untuk mengisi kuesioner. Berikut hasil pemetaan RACI berdasarkan wawancara
Bobot Nilai Matu N Sub Total
yang telah dilakukan.
rity o Domain
1
2
3
4
5 Bobot Level
Tabel 1. RACI Chart Service Manage
Direktur
1
6
18
66
2.75 ment as
Kepala Kepala Politeknik a
Sub Domain Divisi Teknologi NSC Practice
ICT Pembelajaran Surabaya Service Service
Operatio
2
2
15
23 99 2.475 Management RA CI
I n as a Practice
Principle Service Service Operation RA CI
I Operatio Principle
3 n
20
12 76 2.375 Service
Processe Operation RA CI
I s Processes
Common Common Sevice Service
4 Operatio
2
24
10
80
2.2 RA CI
I Operation n Activities
Activities Organising Organisi Service RA CI
I ng Operation
5 Service
2
18
4
48
2 Service Operatio Operation n
RA CI
I Technology Service Consideration
Operatio Implementing n Service RA CI
I
6 Technolo
3
1
9
9
46
2.09 Operation gy Consider ation
Bedasarkan pemetaan RACI pada tabel
Impleme
diatas, dapat dilihat siapa saja pihak yang
nting
bertanggung jawab pada aktivitas pada domain
7 Service
1
8
3
25
2.08 Service Operation . Pihak tersebut yaitu Kepala Operatio n
Divisi ICT dan Direktur Politeknik NSC
Average
2.28 Surabaya.
Di bawah ini merupakan grafik mengenai nilai Maturity Level yang dihasilkan pada
3.2. Hasil Kuisioner
domain service operation. Garis berwarna biru Penyebaran kuesioner dilakukan kepada menunjukkan titik rata-rata dalam tingkat responden hasil dari pemetaan RACI Chart. kematangan yang dihasilkan dari kuisioner pada
Kuisioner yang disebar berdasarkan framework domain Service Operation :
ITIL versi 3 domain Service Operation yang terdiri dari 7 sub domain. Dalam hal ini, responden yang berhak melakukan pengisian kuisioner terdiri dari 2 orang, yaitu Direktur Politeknik NSC Surabaya dan Kepala Divisi
ICT (Information, Communication, and
Technology ). Kuesioner yang telah didapat akan
diolah dan dihitung maturity level-nya untuk diketahui nilai kematangannya pada setiap proses. Berikut merupakan hasil dari kuesioner yang telah diisi oleh responden dan dihitung
Bobot Nilai Matu Average Service Transition Readiness
N Sub Total rity
Score - all participants, all questions o Domain
1
2
3
4
5 Bobot Level
Service Practice
Average Managemen Service
Score t as a Operatio
Practice
2
3
15
2 36 1,8
3 2,75 n
Implementin Service 2,08
2 Principle g Service Operation 2,48
Operation Principles Service
1 Operatio Service Operation Service
2,38
3
1
15 30 1,875 n
Technology Operation 2,09
Processe Consideratio Processes Service s ns Organising Operation
Common 2,22
Service common 2,00
Sevice Operation operation activities
4 Operatio
3
15 33 1,83 n Activities
Organisi Gambar 2. Grafik Maturity Level ng
5 Service
2
2
7
1 19 1,58 Operatio 4.
PEMBAHASAN n
Pada subbab ini akan membahas hasil Service
Operatio analisis data kuesioner yang telah dibagikan. n
Untuk mendukung Maturity Level yang didapat
6 Technolo
2
1
6
2 19 1,73
dari hasil perhitungan kuesioner, dilakukan
gy
wawancara untuk mengumpulkan informasi
Consider ation
pendukung penelitian ini dan melakukan
Impleme pengamatan pada sistem informasi LENSA. nting
Dari hasil wawancara yang telah
7 Service
1
5 10 1,67
dilakukan, didapatkan bahwa LENSA yang
Operatio
diimplementasikan dalam keberlangsungan
n Average 1,83
akademik Politeknik NSC Surabaya memiliki beberapa dokumen panduan dalam menjalankannya, yaitu manual book, SOP LENSA dan SOP umum yang dimiliki NSC.
4.2 Rekomendasi Hasil Kuesioner
Sistem ini dikembangkan oleh divisi ICT Berikut ini merupakan rekomendasi yang sehingga ketika ada perubahan, perubahan diberikan pada domain Service Operation : . tersebut akan ditangani langsung divisi ICT
1. Service Management as a Practice Pada sub domain ini tingkat kematangan
4.1 Analisis Maturity Level
yang didapatkan adalah 2,33. Agar menjadi nilai yang diharapkan yaitu 3, perusahaan Berdasarkan analisis maturity level hasil disarankan untuk dapat membuat yang telah didapatkan dari hasil kuesioner dokumentasi pada proses
- – proses yang dilakukan validasi berdasarkan jawaban dari belum memiliki standar prosedur yang baik hasil wawancara dan observasi. Hasil validasi seperti pendefinisian manajemen layanan akan dijadikan nilai current maturity level yang
LENSA, proses manajemen kegiatan, akan dibandingkan dengan nilai maturity level manajemen insiden, manajemen masalah, harapan yang diinginkan oleh Politeknik NSC manajemen pemenuhan kebutuhan, Surabaya dan menghasilkan nilai kesenjangan. manajemen teknis, dan manajemen operasi.
Tabel 3. Perhitungan Maturity Level Selain itu, perusahaan diharapkan
menjalankan dan membuat standar prosedur
Bobot Nilai Matu N Sub Total terkait fungsi service desk. rity o Domain
1
2
3
4
5 Bobot
Level Service
2. Service Operation Principle
Manage
Nilai kematangan pada sub domain ini
1
1
6
5 28 2,33 ment as
adalah 1,8. Untuk menjadi nilai yang sesuai
a dengan harapan perusahaan disarankan untuk melakukan perencanaan dalam untuk membuat perencanaan pada prosedur penambahan sumber daya manusia dan yang belum berjalan, membuat standar membuat dokumentasi mengenasi kegiatan prosedur pada aktivitas yang sudah pemantauan dan pengelolaan pada berjalan, dan melakukan pemantauan perubahan operasi layanan. terhadap jalannya LENSA.
4.3 Rekomendasi Prosedur
3. Service Operation Processes Beberapa aktivitas tiap sub domain pada
Sub domain ini memiliki maturity level Politeknik NSC Surabaya belum memiliki sebesar 1,875. Nilai harapan yang prosedur yang jelas dan baku dalam bentuk diinginkan dari perusahaan adalah 3. Agar tertulis. Oleh karena itu, penulis memberikan dapat mencapai nilai tersebut, Politeknik rekomendasi berupa proserdur pada beberapa
NSC dapat membuat mekanisme dan aktivitas yang dianggap memiliki tingkat standar prosedur mengenai penanganan urgensi yang lebih tinggi dibandingkan aktivitas manajemen insiden, manajemen kebutuhan, lainnya. dan manajemen kesalahan pada LENSA.
1. Incident Management
4. Common Service Operation Activities Tingkat kematangan pada sub domain ini
Identifikasi
adalah 1,83. Nilai harapan yang diinginkan
Insiden
oleh perusahaan yaitu 3. Untuk dapat mencapai nilai tersebut, Politeknik NSC dapat menjalankan kegiatan dan Pencatatan
Insiden
pengidentifikasian informasi untuk mengukut Key Performance Indicator dan membuat dokumen pencatatan kinerja dan
Investigasi dan
kegiatan pengawasan maupun pengendalian
Diagnosis Awal pada LENSA.
5. Organising Service Operation
Resolusi
Pada sub domain ini, tingkat kematangan yang didapatkan adalah 1,58. Politeknik NSC dapat melakukan beberapa hal agar
Closure
dapat mencapai nilai harapan sebesar 3, yaitu menambahkan sumber daya manusia pada divisi ICT dan membuat standar
Gambar 3. Prosedur
prosedur dalam menjalankan dukungan
Manajemen Insiden teknis dan pemeliharaan LENSA.
Prosedur manajemen insiden yang
6. Service Operation Technology diusulkan ini berdasarkan best practice dari
Consideration
Cherwell. Cherwell merupakan perusahaan Sub domain ini memiliki tingkat yang menyediakan software manajemen kematangan 1,73. Agar dapat mencapai layanan di segala bidang. Salah satunya nilai yang diharapkan yaitu 3, perusahaan adalah di bidang pendidikan. Berikut dapat membuat standar prosedur pada merupakan penjelasan tekait prosedur proses pengintegrasian dengan manajemen tersebut. layanan bisnis perusahaan, alur kerja dan
a. Identifikasi Insiden peningkatan otomatisasi LENSA, dan Insiden diidentifikasi dengan proses pemakaian alat kerja TI pendukung melakukan pemantauan kejadian. manajemen layanan.
Selain itu, kejadian dapat diidentifikasi melalui pengguna yang terkena
7. Implementing Service Operation dampak.
Maturity Level pada sub domain ini adalah
1,67. Agar dapat mencapai nilai yang
b. Pencatatan Insiden diharapkan yaitu 3, perusahaan disarankan Tahap ini dilakukan untuk mendokumentasikan kejadian yang Prosedur manajemen risiko yang diusulkan telah diidentifikasi. Insiden yang dicatat berdasarkan jurnal yang dikeluarkan oleh berupa waktu, deskripsi insiden, dan National Institute Standards and deskripsi masalah. (NIST) yang berjudul Risk
Technology Management Guide for Information
c. Investigasi dan Diagnosis Awal Technology Systems . Berikut merupakan Setelah melakukan pencatatan, usulan prosedur manajemen risiko. dilakukan investigasi untuk
a. Karakterisasi Sistem
menentukan langkah selanjutnya dalam Tahap awal dilakukan identifikasi melakukan perbaikan. karakteristik sistem, seperti ruang lingkup penilaian risiko, batas otorisasi d. Resolusi operasional, dan informasi mengenai
Langkah selanjutnya adalah sistem. memberikan solusi terhadap insiden yang telah diinvestigasi dan melakukan
Identifikasi Ancaman b. pengujian terhadap solusi tersebut.
Identifikasi yang dilakukan pada tahap ini salah satu adalah pada sumber e. Closure terjadinya ancaman.
Penutupan dilakukan setelah insiden diselesaikan dan pemulihan layanan
c. Identifikasi Kerentanan telah dilakukan.
Analisis ancaman harus mencakup analisis kerentanan lingkungan sistem. Langkah ini bertujuan untuk dapat
2. Risk Management melihat kelemahan sistem yang disebabkan sumber ancaman.
Karakterisasi Sistem
Analisis Kontrol d. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis pengendalian. Sasaran yang
Identifikasi Ancaman
dianalisis adalah pengendalian yang telah direncanakan atau dilaksanan.
Identifikasi Kerentanan
e. Penentuan Probabilitas
Tahap selanjutnya ditentukan tingkat probabilitas terjadinya ancaman dan
Analisis Kontrol
kerentanan pada sisitem. Tingkatan tersebut dibagi menjadi 3 yaitu, high,
medium , dan low.
Penentuan Probabilitas
f. Analisis Dampak
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah
Analisis Dampak
menganalisis dampak yang dihasilkan dari hasil identifikasi ancaman. Dalam melakukan analisis ini, dibutuhkan
Penentuan Risiko
informasi seperti kepentingan data dan sensitivitas data.
Rekomendasi Pengendalian g. Penentuan Risiko
Menentukan risiko dilakukan untuk menilai tingkat risiko pada sistem.
Dokumentasi Hasil
Langkah ini menentukan apa saja risiko yang sekiranya akan terjadi pada
Gambar 4 Prosedur sistem.
Manajemen Risiko
h. Rekomendasi Pengendalian
2. Dalam penyusunan kuisioner menggunakan bahasa sehari-hari agar lebih mudah dipahami oleh responden.
- – 2010):
Smallwood, Robert F.. Information Governance
An Overview. International Journal of Information Systems in the Service Sector (IJISSS), 6(4), 73-91.
Information Technology Service Management (ITSM) (2000
Peter O'Neill, 2006. Topic Overview: IT Service Management. Forrester Research. Shahsavarani, N., & Ji, S. (2014). Research in
(2 April 2018)
Incident Management . Diambil dari:
Orr, A. 2011. The Essential Guide To ITIL
dari: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.j sp?tp=&arnumber=7479279 (23 Januari 2018).
Lean Continuous Improvement To Information Technology Service Management Implementation : Projection of ITIL framework . Diambil
DAFTAR PUSTAKA Berrahal, Wadie., & Rabia Marghoubi. 2016.
1. Penelitian selanjutnya mengenai manajemen layanan dapat menggunakan framework ITIL versi lain atau versi terbaru dan bias dikolaborasikan dengan framework ISO 20000 dan framework COBIT.
Dalam pemberian rekomendasi pengendalian beberapa factor yang harus dipertimbangkan, yaitu regulasi, kebijakan perusahaan, dampak operasional, dan keamanan. Tujuan tahap ini adalah untuk memberikan pengendalian yang dapat meminimalisir tingkat risiko yang terjadi.
3. Rekomendasi yang diberikan dari analisis yang telah dilakukan yaitu membuat standar prosedur beberapa penanganan yang belum memiliki standar prosedur yang baik dan belum memenuhi harapan yang diinginkan perusahaan. Selain itu, beberapa rekomendasi prosedur juga diusulkan untuk meminimalisir terjadinya masalah pada sistem. Prosedur yang diusulkan berupa manajemen insiden dan manajemen risiko. Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya dalam pengelolaan system informasi LENSA, yaitu sebagai berikut :
2. Dari maturity level yang telah didapatkan dari setiap sub domain, nilai rata-rata kesenjangan dari nilai harapan yang diberikan perusahaan adalah 1.17. Hal ini berarti divisi ICT perlu membuat SOP untuk setiap kegiatan pengelolaan sistem informasi LENSA.
1.83. Hal ini berarti bahwa divsi ICT telah melakukan perencanaan dan menjalankan pengelolaan layanan LENSA, namun belum memiliki standar prosedur dan dokumentasi.
1. Maturity level pada manajemen layanan LENSA yang didapat dari hasil analisis dan hasil kuisioner, didapatkan rata-rata
Surabaya, dapat diambil kesimpulan :
Application (LENSA) pada Politeknik NSC
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada layanan Learning NSC
KESIMPULAN
Dokumentasi Hasil Pada tahap terakhir proses ini, hasil dari rekomendasi didokumentasikan dalam bentuk laporan resmi yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan 5.
i.
: Concepts, Strategies, and Best Practices, John Wiley & Sons, Incorporated , 2014. ProQuest Ebook Central, .