Pembangunan Sistem Rekam Medis Gigi Berbasis Web

  

Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 5146-5154 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pembangunan Sistem Rekam Medis Gigi Berbasis Web

1 2 3 Nadia Kusuma Putri , Bayu Priyambadha , Denny Sagita Rusdianto

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: [email protected], [email protected], [email protected]

  

Abstrak

  Identifikasi jenazah korban kecelakaan atau bencana alam dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan karakteristik gigi. Pemeriksaan karakteristik gigi dalam pengenalan jenazah merupakan metode yang akurat dan mudah karena gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh manusia dan terdapat berbagai variasi keadaan gigi yaitu baik rusak, ditambal, dicabut, gigi tiruan, implant, dan lain-lain. Tetapi, terdapat masalah yang dialami yaitu tidak lengkapnya catatan rekam medis gigi yang dapat digunakan untuk identifikasi korban. Kenyataan di lapangan masih terdapat banyak poli gigi maupun klinik perawatan gigi yang tidak melakukan pencatatan rekam medis gigi yang sesuai Standar Nasional Rekam Medik Gigi karena penulisan odontogram memakan waktu lebih lama. Hal ini dikarenakan dokter dan perawat harus menggambar simbol-simbol yang sesuai dengan kondisi gigi pasien pada lembar odontogram. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun suatu sistem rekam medis gigi berbasis web sehingga dapat mempermudah dokter gigi dalam melakukan pencatatan rekam medis gigi yang sesuai dengan dengan Standar Nasional Rekam Medik Gigi. Penelitian ini menggunakan model prototyping sebagai model pengembangan perangan

  • lunak dan dibangun dengan menggunakan framework CodeIgniter yang mendukung MVC (Model

  View

  • – Controller) serta menggunakan javascript, jQuery, dan Ajax untuk menunjang agar sistem

  lebih interaktif. Pada tahap pengujian, dilakukan pengujian fungsional white box dan black box serta pengujian non fungsional yaitu compactibility testing. Dari hasil pengujian terhadap fungsional sistem diperoleh bahwa 100% valid atau tidak ada kesalahan pada sistem. Sedangkan untuk pengujian non fungsional sistem diperoleh hasil bahwa sistem dapat berjalan dengan baik pada dua browser berbeda yaitu Chrome dan Mozilla Firefox.

  Kata kunci: gigi, odontogram, sistem rekam medis gigi berstandar nasional, Codeigniter

Abstract

  

Identification victims of accidents or natural disasters can be done by examining the characteristics of

the teeth. Examining the characteristic by teeth in victim identification is an accurate and easy method

because teeth is the hardest part of body and has a lot of variation such as broken, filling, extraction,

implant teeth, etc. However, there is a problem in identification victims using dental characteristics,

that is incomplete medical dental records that can be used for victim identification. The facts there are

still many dental clinics that do not perform the dental medical records according to the National

Standard of Dental Medical Record because odontogram record takes longer time. This happened

because dentists and nurses should draw symbols that match the patient's dental condition on an

odontogram paper. Because of that, this research is aiming to build a web based dental medical

record system so it can facilitate the dentist in performing dental medical records according to the

National Standard Dental Medical Record. This research use prototyping model as a model in

  • software development life cycle and built using CodeIgniter framework that support MVC (Model

    View – Controller) and also using javascripst, jQuery, and Ajax to support the system to be more

    interactive. In the testing step, functional testing is done by using white box dan black box testing, and

    non-functional testing is done by using compactibility testing. From the test results on the functional

    system obtained that 100% valid or no errors in the system. While the non-functional testing system

    obtained results that the system can run well on two different browsers Chrome and Mozilla Firefox.

  tooth, odontogram, national standard of dental medical record system, Codeigniter Keywords: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

5146

  • – undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 46(1) yang berbunyi bahwa setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Rekam medis kedokteran gigi dibagi menjadi empat bagian utama yaitu: 1.
  • – undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 46(1) berisi bahwa setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

  Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1. PENDAHULUAN

  Identifikasi jenazah korban kecelakaan atau bencana alam dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan karakteristik gigi. Penggunaan gigi sebagai metode identifikasi jenazah dilakukan karena gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh manusia. Manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang berbeda- beda pada tiap orang dan terdapat berbagai variasi keadaan gigi yaitu baik rusak, ditambal, dicabut, gigi tiruan, implant, dan lain-lain (Cornelius F.T., 2017). Tetapi terdapat masalah lain yang dialami dalam identifikasi menggunakan karateristik gigi yaitu tidak lengkapnya catatan rekam medis gigi yang dapat digunakan untuk identifikasi korban. Rekam medis kedokteran gigi adalah dokumen penting dalam bidang pelayanan medis kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan, dokumen tersebut berisi data-data mengenani kondisi gigi pasien serta semua tindakan yang dilakukan tenaga medis kedokteran gigi pada pasien. Catatan rekam medis gigi dikatakan tidak lengkap jika tidak memenuhi Standar Nasional Rekam Medik Gigi yang terdiri dari dari empat bagian utama yaitu identitas pasien, odontogram, tabel perawatan, dan lampiran penunjang berupa foto x-ray atau hasil laboratorium. Kenyataan di lapangan masih terdapat banyak poli gigi maupun klinik perawatan gigi yang tidak melakukan pencatatan rekam medis gigi yang sesuai Standar Nasional Rekam Medik Gigi. Kebanyakan dari klinik atau poli gigi tersebut tidak melakukan penulisan odontogram pasien. Hal tersebut tentu saja melanggar Undang

  Penyebab mengapa klinik atau poli gigi tidak melakukan penulisan rekam medis gigi berupa odontogram adalah penulisan odontogram memakan waktu lebih lama karena dokter dan perawat harus menggambar simbol-simbol yang sesuai dengan kondisi gigi pasien pada lembar odontogram. Odontogram merupakan bagian dari rekam medik yang berisi data mengenai jumlah gigi, bentuk gigi, susunan gigi, kondisi fisik rongga mulut, dan lain- lain yang di tulis dalam bentuk gambar atau denah standar mengenai keadaan gigi dalam mulut.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirancang dan dibangunlah suatu sistem rekam medis gigi berbasis web yang dapat mempermudah proses pencatatan rekam medis gigi yang sesuai dengan Standar Nasional Rekam Medik Gigi. Dengan adanya sistem rekam medis gigi tersebut maka pencatatan rekam medis gigi dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan susuai standar Nasional Rekam Medis Gigi.

  2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

  2.1. Rekam Medis Gigi

  Rekam medik kedokteran gigi merupakan dokumen tentang riwayat perawatan kesehatan gigi seorang pasien yang disusun secara sistematis (Rustandi, K., et al, 2014). Catatan rekam medis gigi dapat berupa catatan tertulis dan juga dapat berupa catatan tidak tertulis atau terkomputerisasi, tetapi harus berisi informasi lengkap dan akurat mengenai identitas pasien, riwayat penyakit, diagnosa, perawatan dan tindakan medis, kode penyakit ICD 10, serta dokumentasi hasil pemeriksaan. Dalam melakukan praktek kedokteran gigi, pembuatan rekam medis gigi merupakan suatu kewajiban bagi seorang dokter gigi. Hal ini dikarenakan pembuatan rekam medis gigi tercantum dalam Undang

  Identitas pasien 2. Odontogram 3. Tabel perawatan 4. Lampiran pelengkap atau penunjang: Foto x-ray, hasil laboratorium, inform consent dsb.

  (Rustandi, K., et al, 2014)

  2.2. Odontogram

  Odontogram adalah suatu gambar peta mengenai keadaan gigi dan rongga mulut serta 4.

  Bukti tertulis atas segala tindakan merupakan dokumen bagian dari Rekam Medik pelayanan medis kedokteran gigi, Kedokteran Gigi (Rustandi, K., et al, 2014). perkembangan penyakit dan pengobatan

  Pada kunjungan pasien pertama kali dilakukan selama pasien berkunjung atau dirawat di pemerikasaan terhadap seluruh kondisi gigi dan poli atau klinik gigi. mulut pasien. Hal ini dilakakukan supaya dapat 5.

  Berguna sebagai dasar penelitian, analisis, memberikan informasi menyeluruh mengenai dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan gambaran kondisi gigi. Pemeriksaan tersebut berguna bagi dokter gigi dalam melakukan medis yang diberikan kepada pasien. perencanaan perawatan kedokteran gigi secara 6.

  Melindungi dan memberikan kepentingan menyeluruh dan juga dapat digunakan untuk hukum bagi pasien, rumah sakit, dokter identifikasi jika diperlukan sewaktu-waktu. dan tenaga kesehatan lainnya. Pencatatan odontogram dilakukan setelah

  7. dasar perhitungan dalam Sebagai melakukan pengisian identitas dan riwayat pembayaran tindakan medis yang penyakit pasien. Kemudian diikuti dengan pengisian data perawatan kedokteran gigi dan dilakukan pasien. dokumen tambahan misalnya hasil lab atau x- 8.

  Menjadi bahan laporan serta pertanggung

  ray . Pembuatan odontogram dilengkapi tiap jawaban bagi dokter gigi.

  pasien melakukan kontrol dan diperbarui jika pasien tidak melakukan kontrol lebih dari satu

  2.4 Metode Prototyping

  tahun atau jika sebelum satu tahun telah banyak

  Metode prototyping dalam pembangunan

  terdapat restorasi permanen yang dilakukan

  perangkat lunak adalah suatu pendekatan yang

  atau jika pasien pindah kota ataupun pindah

  mendemonstrasikan secara langsung bagaimana

  dokter gigi. Gambar 1 menunjukkan

  komponen-komponen dalam perangkat lunak odontogram gigi dewasa dan gigi anak-anak. bekerja pada lingkungannya sebelum dilakukan tahapan pembangunan perangkat lunak (Howard, 1997 disitasi dalam Diva, 2014 ).

  Alur pengembangan perangkat lunak model prototyping dalam buku Roger S. Pressman 2010: 1.

  Communication Proses bertemunya stakeholder dan developer untuk membicarakan software yang akan dibangun nantinya

  Gambar 1 Odontogram Gigi

  dan melakukan analisis kebutuhan Sumber: (Rustandi, K., et al, 2014) software .

  2. Modeling Quick Design

2.3. Tujuan Penulisan Odontogram Merepresentasikan software yang akan

  dibangun ke dalam sesuatu yang dapat Dibawah ini merupakan tujuan penulisan dipahami oleh pengguna (misalnya odontogram sesuai dengan Undang-Undang User Interface).

  Dirjen Pelayan Medis Depkes RI dalam 3.

  Construction of Prototype keputusan No. 78 tahun1991 adalah sebagai Pembangunan prototype sebagai berikut: representasi dari sistem yang akan 1. Media komunikasi antar dokter gigi dan dibangun nantinya. tenaga ahli lainnya yang terlibat dalam 4.

  Deployment Delivery and Feedback memberikan pelayanan, pengobatan, Pelanggan melakukan evaluasi dan perawatan kepada pasien. memberikan masukan terhadap

  prototype . Jika sudah sesuai dengan 2.

  Dapat digunakan sebagai penelitian dan keinginan dan kebutuhan pelanggan, pendidikan maka akan dilanjutkan ke tahap 3. Dasar perencanaan pengobatan atau selanjutnya yaitu implementasi. JIka perawatan yang harus diberikan pada belum sesuai maka proses iterasi akan pasien. berlanjut hingga sesuai dengan kebutuhan pengguna.

  Secara umum tahap dalam melakukan penelitian ini dari awal hingga selesai dilakukan dengan mengikuti alur kerja yang digambarkan pada Gambar 2.

  Penelitian dimulai dengan melakukan studi literatur terhadap dasar teori yang yang digunakan dalam pembuatan sistem. Dasar teori yang terkait dengan penelitian ini adalah mengenai proses pencatatan rekam medis gigi berstandar nasional, database MySql, SDLC metode prototyping, CodeIgniter , dan pengujian perangkat lunak yang diambil dari artikel, buku, jurnal, serta penelitian yang terkait dengan tema yang dipilih. Lalu dilakukan proses analisis kebutuhan yang digunakan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembangunan sistem. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara dengan staff Poliklinik Universitas Brawijaya dan dokter gigi untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi serta kebutuhan yang dibutuhkan oleh sistem yang akan dibangun. Dari hasil wawancara didapatkan kebutuhan sistem yang nantinya akan digambarkan dengan use case diagram sebagai fungsionalitas sistem.

  Gambar 2 Metodologi Penelitian

  Kemudian dilakukan perancangan sistem yang dibuat sebagai acuan pada proses implementasi dan pengujian. Pada proses perancangan sistem yang akan dibangun adalah dengan membuat sequence diagram, class

  diagram

  , merancang basis data, merancang antarmuka pengguna, dan merancang komponen sistem yang berupa pseudecode. Tahapan selanjutnya yaitu tahap implementasi yang mengimplemetasikan rancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya ke dalam coding dan antarmuka sistem yang menghasilkan sebuah perangkat lunak.

3. METODOLOGI

  Evaluasi dan pengujian sistem berguna untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan sistem yang diharapkan atau belum. Pengujian yang dilakukan untuk melakukan pengecekan fungsional dan non fungsional pada sistem yang dibuat. Pengujian fungsional dilakukan dengan menggunakan metode white box testing dan black box testing. Sedangkan pengujian non fungsional dilakukan dengan menggunakan compactibility testing.

  Setelah itu dibuat kesimpulan yang akan memaparkan hasil analisis hingga pengujian yang telah dilakukan. Selain itu juga dilakukan pemberian saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

  4. ANALISIS KEBUTUHAN

  Pada tahap ini dilakukan penetuan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang harus ada pada sistem yang akan dibangun. Kebutuhan yang didapat berasal dari hasil proses elisitasi kebutuhan. Kebutuhan yang didapat nantinya akan menjadi fungsionalitas sistem. Selain itu pada tahap analisis kebutuhan juga dilakukan identifikasi aktor dan membuat pemodelan kebutuhan yang berfungsi untuk mendefinisikan apa saja fungsi yang dapat dilakukan oleh sistem beserta alur kerja dari fungsi tersebut. Dalam identifikasi aktor diperoleh 4 aktor dapat berinteraksi dalam sistem yaitu user, dokter, perawat, dan admin. User merupakan aktor yang belum dapat mengakses ke dalam sistem dan hanya dapat melakukan register dan login. Dokter merupakan aktor yang bertugas memeriksa pasien dan melakukan rekam medis gigi pada pasien. Perawat merupakan aktor yang membantu dokter dalam proses pencatatan rekam medis gigi. Dan admin merupakan aktor yang dapat mengelolah data master pada sistem. Tetapi admin tidak mempunyai kewenangan untuk menulis rekam medis gigi pasien ataupun mengubahnya. Setelah melakukan identifikasi aktor, maka dilakukan analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional. Pada analisis kebutuhan fungsional akan dimodelkan denan menggunakan use case diagram pada Gambar 4 yang menggambarkan prilaku sistem.

  Pada use case diagram terdiri dari 4 aktor yaitu user, dokter, perawat, dan admin. Use case di bawah ini mempunyai 39 buah use case.

  Pada Pada tahap ini terjadi proses iterasi hingga iterasi kedua. Proses iterasi ini terjadi

  Gambar 3 Sequence Diagram Lihat

  karena karena terdapat beberapa pemodelan Odontogram kebutuhan yang kurang sesuai dengan keinginan pengguna.

  5.2 Perancangan Basis Data

  Tahap perancangan basisdata dilakukan perancangan basis data menggunakan ERD

5. PERANCANGAN

  (Entity Relational Diagram) yang Proses perancangan dilkaukan dengan menggambarkan relasi atau hubungan antar membuat pemodelan sequence diagram, class entitas serta mengidentifikasi ciri-ciri dari setiap

  

diagram , perancangan komponen, perancangan entitas yang antinya akan diimplementasikan

  basis data, dan perancangan antarmuka. pada tabel-tabel basisdata. Pada ERD dibuat entitas-entitas yaitu entitas staff, pasien,

  5.1

  riwayat_penyakit, perawatan, odontogram,

   Perancangan Sistem

  start_odon, dokumen foto, data_medis_gigi,

  Pada tahap perancangan sistem akan informed_doc, serta relasi-relasi antar entitas. dilakukan pemodelan sequence diagram dan class diagram. Diagram yang

  5.3 Perancangan Antarmuka ditampilkan merupakan sequence diagram Tahap perancangan antarmuka adalah lihat odontogram yang ditampilkan pada tahap merancang tampilan dari sistem yang Gambar 3 dan class diagram pada kelas akan dibuat. Gambar 7 menunjukkan controller dan class diagram pada kelas rancangan antarmuka pada halaman model yang akan ditampilkan pada Gambar odontogram.

  5 dan Gambar 6.

  

Gambar 4 Use Case Diagram

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

  Gambar 7 Perancangan Antarmuka Halaman Odontogram

  6. IMPLEMENTASI Gambar 5 Class Diagram Pada Model

  Tahap implementasi merupakan tahap dimana kebutuhan yang sudah dirancang diimplementasikan dalam kode program. Dalam tahap ini dilakukan implmentasi basisdata, antarmuka, dan kode program.

  6.1 Implementasi Basisdata

  Implementasi basisdata didasarkan pada perancangan basisdata yang telah dibuat sebelumnya. Implementasi dilakukan dengan menggunakan basisdata MySql.

  6.2 Implementasi Antarmuka

  Implemetasi antarmuka didasarkan pada perancangan antarmuka yang telah dibuat. Implementasi antarmuka dibuat menggunakan bootstrap, CSS, dan SVG. Gambar 8 menunjukkan implementasi anta rmuka pada halaman odontogram yang terdiri dari gambar odontogram, tabel kunjungan, tabel data medis gigi, dan tabel keterangan odontogram.

  Gambar 6 Class Diagram Pada Controller

  7.3 Pengujian Compactibility

  Hasil dari pengujian compactibility menyatakan bahwa sistem dapat diakses pada kedua browser yang berbeda yaitu Mozilla Firefox dan Chrome, dapat menjalankan fungsional yang ada, serta tata letak tampilan pada kedua browser serupa dan beraturan.

  8. PENUTUP

  Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Dari hasil analisis kebutuhan Sistem Rekam Medis Gigi ini menghasilkan 39 kebutuhan fungsional. Kebutuhan fungsional yang didapat telah memenuhi

  Gambar 8 Implementasi Antarmuka Halaman

  Standar Nasional Rekam Medis Gigi yang

  Odontogram

  sesuai dengan Buku Panduan Rekam Medis Kedokteran Gigi Tahun 2014 serta telah sesuai dengan hasil wawancara yang

  7.

  dilakukan pada Poliklinik Universitas

   PENGUJIAN Brawijaya.

  Setelah tahap implementasi akan dilakukan 2.

  Hasil dari perancangan sistem yang telah tahap pengujian untuk memastikan sistem yang dilakukan menghasilkan 3 jenis kelas yaitu dibuat telah sesuai dengan hasil analisis kelas Model, View, dan Controller. Selain kebutuhan dan perancangan sistem yang telah itu juga menghasilkan Entity Relational dilakukan sebelumnya. Pengujian yang akan Data Model (ERD), rancangan komponen, diujikan pada sistem meliputi pengujian unit, dan gambaran antarmuka sistem yang pengujian validasi, dan pengujian digunakan sebagai acuan dalam compactibility. membangun sistem.

  3. Implementasi sistem dilakukan dengan

7.1 Pengujian Unit

  mengimplementasikan hasil perancangan Pengujian unit pada sistem rekam yang sudah dilakukan sebelumnya. medis gigi dilakukan dengan menggunakan

  Implemetasi program dilakukan dengan metode basis path dengan mengambil 3 mengunakan bahasa pemrograman PHP sampel fungsi antara lain fungsi buat_baru(), dan menggunakan konsep MCV pada odontogram(), dan specific_odontogram(). framework CodeIgniter. Implementasi

  Tiap fungsi tersebut memiliki nilai cyclomatic basis data pada sistem menggunakan complexity yaitu 4, 2, dan 1 yang basisdata MySql dengan server menunjukkan bahwa kompleksitas dari tiga

  PhpMyadmin. Sedangkan antarmuka pada unit tersebut adalah rendah. Sehingga dapat sistem dibuat dengan menggunakan disimpulkan bahwa program sistem rekam bootstrap, jQuery, SVG dan Ajax agar medis gigi mudah untuk di maintenance. sistem lebih interaktif.

  7.2

  4. Pengujian fungsional dan non fungsional Pengujian Validasi

  yang telah dilakukan pada sistem rekam Pengujian validasi dilakukan dengan medis gigi menggukan white box testing metode black box testing. Hasil dari pengujian dengan metode basis path, black box tersebut menyatakan bahwa 39 fungsionalitas

  testing dan compactibility testing untuk

  yang ada pada sistem telah diuji dan pengujian non fungsional. Dari pengujian memperoleh hasil 100% valid atau dapat fungsional diperoleh bahwa kompleksitas berjalan sesuai fungsinya baik dalam kondisi program rendah sehingga dapat dengan normal maupun dalam kondisi alternatif. mudah dilakukan maintenance pada program dan 100% valid atau tidak ada kesalahan pada sistem. Sedangkan untuk pengujian non fungsional sistem diperoleh hasil bahwa sistem dapat dijalankan pada dua browser berbeda yaitu Chrome dan Mozilla Firefox, dapat menjalankan fungsional yang ada, serta tata letak tampilan pada kedua browser serupa dan beraturan.

  Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan Sistem Rekam Medis Gigi ini selanjutnya antara lain: 1.

  Dilakukan perbaikan pada tampilan odontogram sehingga tampilan dapat dilihat dalam satu layer tanpa harus melakukan scroll halaman ke bawah.

  2. Dilakukan pengembangan lebih lanjut menggunakan platform android sehingga bisa di buka dengan menggunakan tablet atau smartphone dan dapat menghemat biaya pembelian komputer.

9. DAFTAR PUSTAKA

  Cornelius F.T., J. S. (2017). Gambaran

  Pemeriksaan Gigi Untuk Identifikasi Korban Meninggal di Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegak RSUP Dr. R. D. Kandou. Manado Tahun 2012-2015. Jurnal e-Gigi Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017.

  Rustandi, K., et al. (2014). Buku Rekam Medik

  Kedokteran Gigi. Jakarta: Kementrian

  Kesehatan RI Pressman, Roger S. (2010). Software

  Enggineering A Practitioner’s th Approach

  7 edition . New York: McGraw Hill

  Murniwati. (2012). Peran Rekam Medik Gigi Sebagai Sarana Identifikasi .

  Majalah Kedokteran Andalas No.2 Vol.36, Juli-Desember 2012

  Diva, 2014. Gist.github.com. [Online] Tersedia di: Oktober 2017 Setyanti, C., 2014. www.cnnindonesia.com. [Online] Tersedia di: https://www.cnnindonesia.com/gaya- hidup/20141231124325-255- 21600/mengenal-ante-mortem-pada- proses-identifikasi-korban-bencana [Diakses 17 Desember 2017].

Dokumen yang terkait

Rancang Bangun Sistem Informasi Fasilitas dan Penunjang Operasional Berbasis Android (Studi Kasus: Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado)

0 0 8

Rancang Bangun Sistem Multi-Sensor Untuk Pengukuran Jarak Secara Simultan

1 4 8

Pengembangan Sistem Informasi Customer - Touching Applications Unit Simpan Pinjam Menggunakan Metode RUP (Studi Pada KPRI “GURU” Kecamatan Sumbermanjing Wetan)

0 1 9

Implementasi Sistem Notifikasi Keadaan Darurat Berbasis Aplikasi Mobile Web dan Arduino Mega Menggunakan Logika Fuzzy

0 0 9

Sistem Kendali Navigasi Ar Drone Berbasis Pengenalan Teks Dengan Menggunakan Metode Optical Character Recognition

0 0 8

Implementasi Sensory Immersion dan Interactive Agent Control Pada Sistem Pemasaran Perumahan Melalui Teknologi Virtual Reality

0 1 7

Implementasi Sistem Pendeteksi Premature Ventricular Contraction (PVC) Aritmia Menggunakan Metode Naive Bayes

0 0 10

Evaluasi Biaya Pengembangan Sistem Reservasi Online Gedung Serbaguna PT GHL Peninsula Menggunakan Metode Advance Use Case Point dan Revised Use Case Point (Studi Kasus: CV Gumcode Indonesia)

0 4 10

Pengembangan Sistem Survei Kepuasan Pengunjung pada UPT P2BJ Jawa Timur dengan Metode SERVQUAL dan Analisis Importance Performance Matrix

0 1 9

Evaluasi dan Perbaikan Desain Antarmuka Pengguna Dengan Menggunakan Metode Human-Centered Design (HCD), WEBUSE, WCAG 2.0, Research-Based Web Design Usability Guidelines, dan Importance – Performance Analysis (IPA) (Studi Kasus: PT Showa Indonesia Mfg.)

1 4 9