PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERN PADA INSPEKTORAT KABUPATENKOTA DI PROVINSI ACEH

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA KERJA DAN MOTIVASI

  

TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERN PADA INSPEKTORAT

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH

1) 2) 3)

  

Rizkawati, Dr. Hasan Basri. M.Com, Ak, Dr. Muhammad Arfan. SE, M.Si, Ak, CA

1)

  Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh

  2,3)

  Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh

Province of Aceh either simultaneously or partially. The population in this research

motivation on the performance of internal auditors in Inspectorate of District/City in the

Abstract: This research aimed to examine the effect of professionalism, work ethic, and

province of Aceh which exercises oversight to the regional administration. Source of data

amounts to 183 people consisting of all auditors in Inspectorate of the District/City in the

District/City in the Province of Aceh either simultaneously or partially.

motivation positive effect on the performance of internal auditors in Inspectorate of

regression analysis. The resulting researchs show that professionalism, work ethic and

delivered in person, by post and email. Data analysis method used is multiple linear

used is primary data and data collection techniques performed through questionnaires

auditors.

Keywords: profesionalism, work ethic, motivation, and performance of the internal

berjumlah 183 orang yang terdiri dari seluruh auditor pada Inspektorat Kabupaten/Kota

Provinsi Aceh baik secara simultan maupun parsial. Populasi dalam penelitian ini

dan motivasi terhadap kinerja auditor intern pada Inspektorat Kabupaten/Kota di

di Provinsi Aceh yang menjalankan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profesionalisme, etika kerja,

lisme, etika kerja dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor intern pada

berganda (multiple linier regression).Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesiona-

melalui pos dan email. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier

pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disampaikan secara langsung,

pemerintahan daerah. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan teknik

Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh baik secara simultan maupun parsial.

  Kata kunci: Profesionalisme, etika kerja, motivasi, dan kinerja auditor.

  

PENDAHULUAN Inspektorat pada dasarnya membantu para

  Aparat pengawasan intern pemerintah pengambil keputusan dalam melaksanakan (APIP) dalam hal ini Inspektorat (Provinsi pengawasan dengan mengevaluasi apakah dan Kabupaten/Kota) merupakan unsur entitas pemerintah telah melakukan apa yang pengawas penyelenggaraan pemerintahan seharusnya mereka lakukan, pengeluaran daerah yang mempunyai tugas melakukan dana untuk tujuan yang dimaksudkan, dan pengawasan dan pembinaan atas mematuhi peraturan dan perundang- penyelenggaraan pemerintahan daerah dan undangan. Dengan adanya pengawasan yang pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah lebih insentif, seluruh risiko yang muncul kabupaten/kota (PP No.41 Tahun 2007). sejak awal akan dapat diantisipasi secara lebih tepat.

  Fenomena saat ini yang terjadi pada pemerintah daerah dapat dilihat dari cukup tingginya tingkat penyimpangan anggaran. Direktur Investigasi dan Adfokasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), menjelaskan tentang temuan dugaan penyimpangan anggaran di Aceh yang merupakan rekapitulasi hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap keuangan Aceh periode 2009-2013 yaitu sebanyak 2.068 kasus dugaan penyimpangan anggaran pada pemerintah kabupaten/kota dengan potensi kerugian negara/daerah mencapai Rp. 2,949 triliun (Waspada Online, 2014). Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat begitu banyaknya aparat pemeriksa dan pengawas yang dimiliki pemerintah. Kegagalan Inspektorat dalam mencegah terjadinya penyimpangan dan menyelamatkan kekayaan daerah dari korupsi menjadi cermin lemahnya kinerja Inspektorat di daerah. Selaku institusi pengendalian internal, sebelum terjadi penyimpangan, Inspektorat semestinya dapat mendeteksi sehingga bisa mencegah hal itu terjadi.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

  Auditor intern merupakan salah satu jabatan fungsional dalam Inspektorat yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan. Berhasil tidaknya auditor melaksanakan perannya sangat tergantung dari kinerjanya. Kinerja yang maksimal dapat tercapai apabila tersedia sumber daya manusia yang berkualitas sehingga menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh auditor intern untuk meningkatkan kinerjanya, diantaranya memiliki sifat profesionalisme, etika kerja yang baik dan adanya motivasi.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh profesionalisme, etika kerja, dan motivasi terhadap kinerja auditor intern pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Penelitian ini dimulai dengan membahas kajian pustaka mengenai kinerja auditor, profesionalisme, etika kerja, dan motivasi; dilanjutkan dengan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian pembahasan mengenai hasil penelitian. Terakhir, penelitian ini memberikan kesimpulan dan rekomendasi.

  Kinerja Auditor Intern

  Kinerja (performance) secara etimologi berasal dari kata job performance atau actual

  performance (prestasi kerja atau prestasi yang

  sesungguhnya dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005:14). Trisnaningsih (2007) juga menjelaskan bahwa

  : “Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang di ukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu”.

  Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya tujuan organisasi. Pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu. Untuk mengukur kinerja karyawan secara individu terdiri dari enam indikator, yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, dan komitmen kerja (Robbins, 2006:260).

  Untuk meningkatkan kinerjanya, seorang auditor dituntut agar dapat bertindak profesional dalam melakukan pemeriksaan. Auditor yang profesional akan lebih baik dalam menghasilkan hasil audit yang dibutuhkan dan berdampak pada peningkatan kinerja auditor, sehingga akan meningkatkan kepercayaan pihak yang membutuhkan jasa profesional (Sugiarto dan Arfan, 2010). Cara- cara seorang karyawan menjelaskan kinerjanya sendiri juga mempunyai implikasi penting dalam bagaimana dia berprilaku dan berbuat di tempat kerja (Mangkunegara, 2007:16).

  Profesionalisme

  Profesionalisme adalah seseorang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam, mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya, serta mampu berpikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi (BPKP, 2012). Profesionalisme untuk orang profesional akan menjadi lebih penting jika profesionalisme terkait dengan hasil kerja individu, sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan atau organisasi profesi (Kalber dan Fogarty, 1995).

  Novin dan Tucker (1996) dalam Siahaan (2009:14) mengidentifikasikan profesio- nalisme sebagai “penguasaan di bidang keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), dan karakteristik (characteristics

  )”. Penguasaan ketiga hal ini dapat dikatakan sebagai suatu keharusan bagi auditor dalam melakukan pekerjaannya. Profesionalisme yang dimiliki auditor menjadi begitu penting untuk diterapkan dalam melaksanakan pengawasan karena akan memberi pengaruh pada peningkatan kinerja sehingga harapan masyarakat terhadap tuntutan transparansi dan akuntabilitas akan terpenuhi.

  Etika Kerja

  Etika berasal dari kata Yunani

  “ethos”

  yang berarti “karakter”. Kata lain dari etika adalah moralitas (morality) yang berasal dari bahasa latin mores, yang berarti “kebiasaan”. Moralitas berfokus pada “benar” dan “salah” dari perilaku manusia, sedangkan etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya (William dan Johnson, 2006:103). Luthans (2006:89-91) juga mengemukakan bahwa:

  Etika meliputi persoalan moral dan pilihan dan berhubungan dengan perilaku yang benar dan salah. …. Etika mempunyai dampak pada bagaimana karyawan diperlakukan dan bagaimana mereka melakukan pekerjaannya.

  Dengan kata lain, etika dapat mempengaruhi keadaan karyawan dan kinerja mereka. Etika kerja adalah pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar pada kerja.

  Adapun etika kerja menurut arti yang bertolak dari etika, yaitu moralitas dan kebajikan dalam bekerja, ia dapat dijabarkan dalam bentuk kode etik sebagai code of

  conduct . Kode etik inilah kemudian

  menjelma menjadi etika kerja, etika profesi atau kerja sebagai kearifan sikap dalam bekerja (Mochtar Buchori, 1995 dalam Jamil, 2007).

  Kode etik adalah pernyataan tentang prinsip moral dan nilai yang digunakan oleh auditor sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan. Kode etik wajib dipergunakan APIP sebagai acuan untuk mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis sehingga terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan audit. Kode etik ini dibuat dengan tujuan untuk mengatur hubungan antara anditor dengan rekan sekerjanya, atasannya, auditi (objek pemeriksa), dan masyarakat.

  Motivasi

  Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Mangkunegara (2007:61) menjelaskan bahwa:

  Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan. Motivasi merupakan kondisi atau energy yang menggerakkan diri karyawan yang terarah dan tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positip terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Dalam konteks sistem, motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi dan saling bergantung, yaitu kebutuhan, yang tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis atau psikologis;

  dorongan, yang terbentuk untuk mengurangi

  kebutuhan dan merupakan tindakan yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif; dan insentif, yang didefinisikan sebagai semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan atau dorongan. Kebutuhan membentuk dorongan yang bertujuan pada insentif (Luthans, 2006:270). Adanya motivasi akan mendorong mereka untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan- nya untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik sehingga akan meningkatkan kinerja dan tanggungjawabnya terhadap pekerjaan.

  Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (profesionalisme, etika kerja dan motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja auditor intern). Unit analisis dalam penelitian ini adalah individual.

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor intern pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh yang telah memiliki sertifikat Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan telah memiliki SK pengangkatan sebagai auditor yang berjumlah 183 orang. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket (kuesioner).

  Operasionalisasi Variabel

  Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini terdiri dari: a.

  Kinerja Auditor (Y) adalah tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu (Trisnaningsih, 2007). Kinerja Auditor diukur dari 3 (tiga) indikator, yaitu: kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu

  (Goldwasser, 1993). Skala yang digunakan adalah skala interval.

METODE PENELITIAN

  b.

  Profesionalisme (X 1 ) adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi dan latihan yang khusus, daya pemikiran yang kreatif untuk melaksanakan tugas-tugas yang sesuai dengan bidang keahlian dan profesinya (Tangkilisan, 2007) . Profesionalisme diukur dari 3 (tiga) indikator, yaitu: penguasaan keahlian, pengetahuan dan karakteristik (Novin dan Tucker, 1996). Skala yang digunakan adalah skala interval.

  c.

  Etika Kerja (X 2 ) adalah sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa. (Mochtar Buchori, 1995). Etika kerja diukur dari 3 (tiga) indikator, yaitu: integritas, objektivitas, dan kerahasiaan (Permenpan No.04 Tahun 2008). Skala yang digunakan adalah skala interval.

  d.

  Motivasi (X 3 ) adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu (Rivai dan Sagala, 2011). Motivasi diukur dari 3 (tiga) indikator, yaitu: kebutuhan, dorongan, dan insentif (Luthans, 2006). Skala yang digunakan adalah skala interval.

  

Metode Analisis sehingga seluruh pernyataan dinyatakan

  Pengujian dan analisis data dilakukan valid. dengan menggunakan formulasi regresi linier

  Pengujian reliabilitas dalam penelitian berganda (multiple linier regression) dalam ini menggunakan Croanbach’s Alpha masing- bentuk persamaan, yaitu sebagai berikut: masing instrumen. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika nilai Croanbach’s Alpha > 0,60.

  1

  2

  1 X

  2 X

  3 X

  3 Y = + + + +

  Hasil pengujian realibilitas diketahui bahwa Dimana Y adalah kinerja auditor intern, nilai koefisien alpha untuk masing-masing adalah konstanta, 1,2,3 adalah koefisien variabel diatas 0,6. Dengan demikian, seluruh regresi, profesionalisme (X

  1 ), etika kerja (X 1 ),

  pernyataan dari variabel penelitian motivasi (X

  dinyatakan handal.

  1 ), dan adalah error.

HASIL PENELITIAN

  Karakteristik Responden Hasil Pengujian Hipotesis

  Data penelitian yang digunakan yaitu Pengujian hipotesis dilakukan untuk data primer yang diperoleh melalui daftar menguji serta menganalisis rumusan hipotesis kuesioner yang disampaikan secara langsung, berdasarkan regresi. Hasil pengu-jian melalui pos dan email kepada seluruh Auditor hipotesis dapat dilihat pada Tabel 1. pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi

  Tabel 1 Hasil Pengujian Hipotesis

  Aceh. Jumlah responden yang diteliti

  Unstandardized

  sebanyak 183 responden. Seluruh kuesioner

  Coefficients Variabel Std.

  telah dikembalikan dengan tingkat

  β Error pengembalian sebesar 100%. Konstanta 1,420 0,262 Profesionalisme 0,326 0,071 Etika Kerja 0,306 0,064

  Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Motivasi 0,077 0,058

  Pengujian validitas dan realibilitas

  Koefisien Korelasi (R) = 0,677 2 Koefisien Determinasi (R ) = 0,458

  dilakukan dengan bantuan program SPSS

  Adjusted R Square = 0,449 F Hitung = 50,382

  (Statistical Package For Social Science) for b

  Sig. F = 0,000 Windows versi 20. Hasil pengolahan data

  Berdasarkan Tabel 1, diperoleh persama- terhadap pengujian validitas diketahui bahwa an regresi liner berganda sebagai berikut: koefisien korelasi yang diperoleh dari 1 + 0,306 X 2 + 0,077 X 3 + Y = 1,420 + 0,326 X masing-masing item variabel kinerja auditor intern, profesionalisme, etika kerja, dan

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis motivasi berada diatas nilai kritis korelasi dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi (

  β)

  product moment (koefisien korelasi > 0,3)

  masing-masing variabel menunjukkan bahwa variabel independen ≠ 0 dimana β 1

  =0,326, β 2 =0,306, dan β 3 =0,077. Hal ini berarti Hipotesis nol (H ) ditolak dan menerima Hipotesis alternatif (Ha), artinya profesionalisme, etika kerja dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal.

  1

  1 ≠ 0, artinya motivasi

  sebesar 0,077. Hal ini menunjukkan bahwa β

  1

  Terakhir, hasil pengujian terhadap variabel motivasi diperoleh nilai koefisien regresi β

  terhadap kinerja auditor internal. Dengan demikian, semakin baik etika kerja yang dimiliki auditor maka kinerjanya juga akan semakin baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Luthans (2006:89-91) bahwa etika kerja yang mengarahkan pada sikap, tingkah laku, dan perbuatan auditor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya akan menghasilkan mutu auditor yang tinggi. Etika mempunyai dampak pada bagaimana karyawan diperlakukan dan bagaimana mereka melakukan pekerjaannya. Dengan kata lain, etika dapat mempengaruhi keadaan karyawan dan kinerja mereka (Luthans, 2006:89-91). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Arumsari (2014) dan Pawitra (2010) yang menunjukkan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

  1 ≠ 0, artinya etika kerja berpengaruh positif

  sebesar 0,306. Hal ini menunjukkan bahwa β

  Hasil pengujian terhadap variabel etika kerja diperoleh nilai koefisien regresi β

  Koefisien Korelasi (R) sebesar 0,677 dapat diartikan bahwa derajat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 67,7%. Artinya profesiona- lisme, etika kerja dan motivasi mempunyai hubungan yang kuat terhadap peningkatan kinerja auditor intern. Sementara Koefisien Determinasi (R

  berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin meningkatnya profesiona- lisme yang dimiliki seorang auditor maka akan semakin baik kinerja auditor tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Putri dan Suputra (2013), Arumsari (2014), Pawitra (2010) yang menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Namun berbeda dengan hasil penelitian Cahyasumirat (2006) yang menunjukkan bahwa tingkat profesionalisme seorang internal auditor tidak berpengaruh terhadap tingkat kinerja mereka.

  1 ≠ 0, artinya profesionalisme

  kan bahwa β

  1 sebesar 0,326. Hal ini menunjuk-

  Hasil pengujian terhadap variabel profesionalisme diperoleh nilai koefisien regresi β

  ) sebesar 0,458 menunjukkan bahwa kinerja auditor intern dipengaruhi oleh profesionalisme, etika kerja dan motivasi sebesar 45,8%, sedangkan selebihnya sebesar 54,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

  2

  berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin meningkatnya motivasi maka akan semakin meningkat pula kinerja auditor intern. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2007:61) yang menjelaskan bahwa motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah dan tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positip terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sujana (2012) dan Marganingsih (2010) yang menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerjanya. Semakin tinggi motivasi auditor, maka kinerjanya semakin baik. Berbeda dengan hasil penelitian Dwilita (2008) yang menunjukkan bahwa faktor motivasi tidak berpengaruh terhadap peningkatan ataupun penurunan kinerja auditor.

  Setelah dilakukan pengujian dan analisis data, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan bahwa profesionalisme, etika kerja, dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor intern pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh baik secara simultan maupun secara parsial.

  Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja auditor, disarankan agar auditor pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh diharapkan dapat melaksanakan pemeriksaan secara profesional dan memiliki etika kerja yang baik untuk dapat meningkatkan kinerja yang maksimal. Auditor juga diharapkan mempunyai motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas pengawasan tanpa mengutamakan imbalan intristik. Oleh karena itu, pimpinan harus lebih memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan auditor salah satunya melalui peningkatan insentif dan penghargaan.

  Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain seperti kepuasan kerja, komitmen organisasi, atau penerapan teknologi informasi yang memiliki kemungkinan untuk berpengaruh terhadap kinerja auditor intern serta memperluas wilayah yang diteliti bila memungkinkan.

DAFTAR PUSTAKA

  Arumsari, A. L. (2014). Pengaruh Profesiona-

  lisme Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Tesis.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Denpasar: Universitas Udayana. Cahyasumirat, G. (2006).

  Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor, Dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel (Studi Empiris Pada Internal Auditor PT. BANK ABC). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

  Dwilita, H. (2008). Analisis pengaruh motivasi,

  stress dan rekan kerja terhadap Kinerja Auditor pada kantor Akuntan Publik di Kota Medan. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

  Jamil, A. (2007). Pengaruh Etika Kerja Islam

  terhadap Sikap-sikap pada Perubahan Organisasi: Komitmen Organisasi sebagai mediator. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

  Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

  Simposium Nasional Akuntan X. Unhas Makassar 26 - 28 Juli 2007.

  Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja auditor.

  Cetakan Kedua. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia. Trisnaningsih, S. (2007). Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi

  Tangkilisan, H. N. S. (2007). Manajemen Publik.

  Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 19 Tahun 2012 tentang Peningkatan Profesionalitas Aparatur di Lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP).

  Kepuasan Kerja, Profesionalisme dan Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh). Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 3 (2): 195-205.

  Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala. Sugiarto, I. G. dan Arfan, M. (2010). Pengaruh

  Pengaruh Profesionalisme Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Auditor (Studi pada Kantor Perwakilan BPK-RI Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Tesis. Banda Aceh:

  D. (2009).

  Siahaan, V.

  Methods for Business: A Skill Building Approach. UK: John Wiley & Sons.

  Jakarta: PT Indeks. Sekaran, U. & Bougie, R. (2010). Research

  Robbins, S. P. (2006). Perilaku Organisasi.

  Rivai, V. H. (2002). “Bagaimana Meningkatkan Kinerja Kariawan Bank : Survei pada Bank BNI dan Bank Mandiri”. Jurnal Ekonomi Perusahaan, 10 (2): 85-99.

  Republik Indonesia. (2008). Peraturan

  Kalbers, L. P., dan Fogarty, T. J. (1995).

  _______. (2008). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M-PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta.

  Profesionalism its consequences: a study of internal auditors. Auditing. A Journal of

  Practice. 14 (1), 64-68.

  Luthan, F. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi 10. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Mangkunegara, A.A.A. P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. _______. (2007). Evaluasi Kinerja SDM.

  Bandung: PT. Refika Aditama. Menteri Negara PAN RI. (2008). Peraturan

  Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/04/M-PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta.

  Pawitra, A. (2010). Analisis Pengaruh

  Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

  Profesionalisme dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di Jakarta. Tesis. Medan: Universitas

  Sumatera Utara. Priyono, W. (2013). Warta BPK: Temuan BPK “Anggaran Gendut”. Edisi 12 – Vol.III.

  Desember 2013. Jakarta: Sekjen BPK-RI.

  Putri, K.M.D. dan Suputra, I.D.G.D. (2013).

  Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali. ISSN: 2302-8556. E - Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1: 39-53.

  Republik Indonesia. (2008). Peraturan

  BPKP. (2012). Warta Pengawasan: Meningkatkan Profesionalisme APIP.

  Volume XIX/No.3/ September 2012.

  _______. (2013). Warta Pengawasan: Penguatan Peran Auditor Intern Terhadap Pengelolaan Keuangan Negara. Volume XX/No.3/ September 2013.

  Waspada Online. (2014). Penyimpangan

  Anggaran di Aceh Rp.10.353 T. Edisi

  Sabtu, 1 Maret 2014. waspada.co.id/ index.php?...penyimpangan-anggaran... aceh... aceh... (Diakses tanggal 20 September 2014).