PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCETERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATESOCIAL RESPONSIBILITYPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANGTERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
Jurnal Magister Akuntansi
ISSN 2302-0164 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages pp. 35- 45
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR 1 DI BURSA EFEK INDONESIA 2 3 Liza Aulia Rizki , Dr. Hasan Basri, M.Com, Ak , Dr. Said Musnadi, SE, M.Si 1)Megister Akuntansi program pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: This study aims to examine the effect of factor fundamentals and mechanisms of
corporate governance on the extant of corporate social responsibility. Element of factor
fundamentals that are used to test are profitability, leverage and firms size. While element
mechanism of corporate governance that are used to test are commissary proportion,
frequency of meetings commissary, independen commissary proportion and audit committee.
The population in this study was all manufacturing companies listed on Stock Exchange in
2010 until 2012. Multiple linear regression was used to analyzed the data. The study found
profitability, leverage, firms size, commissary proportion and frequency of meetings
commissary to corporate social responsibility disclosure with a positive direction, while
independen commissary proportion and audit committee effect corporate social responsibility
disclosure with a negative direction.
Keywords: corporate social responsibility disclosure, profitability, leverage, firms size,
commissary proportion, frequency of meetings commissary, independen commissary
proportion, audit committee.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor fundamental dan mekanisme
corporate governance terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Element faktor
fundamental terdiri dari profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan. Sedangakan element
mekanisme corporate governance terdiri dari jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan
komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit. Populasi penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2012. Metode analisis
yang digunakan adalah regresi linear berganda. Penelitian ini menemukan hasil profitabilitas, leverage,
ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris
independen dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil
pengujian secara parsial menemukan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan
komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dengan arah
positif, sedangkan jumlah dewan komisaris independen dan komite audit berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR dengan arah negatif.
Kata Kunci: Pengungkapan CSR, profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan, jumlah dewan
komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen, komite audit.
PENDAHULUAN Swadaya Masyarakat (LSM) mengenai dampak
Wacana Corporate Social sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari
Responsibility (CSR) yang mengemuka saat ini aktivitas operasional perusahaan. Isu CSR
berawal dari banyaknya kritikan yang mengalami perubahan sesuai dinamika disampaikan oleh masyarakat, pemerintah dan kebutuhan bersama. Beberapa isu tersebut organisasi non pemerintah seperti Lembaga terkait perubahan iklim, krisis ekonomi, isu Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pekerjaan dan sumber daya manusia, isu lingkungan serta isu lain yang tak kalah penting menganai kemitraan dengan pemangku kepentingan. perusahaan perlu mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya. Melalui laporan ini akan terungkap apakah tingkat keterbukaan perusahaan sudah satu level dengan harapan masyarakat (Darwin, 2006). Hal tersebut sesuai dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat, maka sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya kepada pihak eksternal sebagai informasi dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam hal prospek perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor mekanisme corporate governance yang diproksikan kedalam jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian informasi yang mempunyi andil yang besar terhadap keputusan melakukan kebijakan pengungkapan CSR. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang item-item pengungkapan CSR sehingga dapat dijadikan acuan untuk pembuatan keputusan investasi.
Penelitian ini disusun secara sistematik yang diawali dengan pendahuluan, selanjutnya membahas tinjauan kepustakaan, kerangka pemikiran dan hipotesis, kemudian metode penelitian dan terakhir hasil dan pembasan serta kesimpulan, keterbatasan dan saran terhadap penelitian.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengungkapan Corporate Social Responsibility
CSR merupakan suatu bentuk tangung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosialnya yang turut serta merasakan dampak atas aktivitas operasional perusahaan. CSR diwujudkan agar terjaga keseimbangan diantara pelaku bisnis dan sekitarnya semua pihak tidak ada yang dirugikan (Susanti, 2013).
Pengungkapan tanggung jawab adalah proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan.
Pengaruh Profitabilitas tehadap Pengungkapan CSR
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham.Sancahya (2010:17) menjelaskan bahwa profitabilitas adalah hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Pengukuran profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan tingkat efektifitas manajemen secara menyeluruh dan secara tidak langsung para
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala investor akan sangat berkepentingan dalam analisis ini. Selain itu keuntungan profitabilitas sangat penting bagi perusahaan bukan saja untuk terus mempertahankan pertumbuhan keuangan perusahaan.
Ha 2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan CSR
Leverage
merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Ada kemungkinan bahwa semakin tinggi leverage perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak hutang, maka manejer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian hutang. Manajer akan memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang (Scott, 2000).
Ha 3 : Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana diklasifikasikannya perusahaan menurut besar kecilnya. Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari jumlah pendapatan, total asset, jumlah karyawan dan total modal maka akan mencerminkan keadaan perusahaan yang semakin kuat. Perusahaan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif diangggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan total asset yang lebih kecil (Laraswita dan Indrayani, 2009).
Ha 4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate
social responsibility Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan CSR
Dewan komisaris merupakan wakil
shareholder dalam perusahaan yang berbadan
hukum perseroan terbatas yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002).Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah mengendalikan Chief Executive Officer (CEO) dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang cukup kuat untuk menekan manajemen untuk mengungkapkan CSR. Karena dengan mengungkapkan informasi sosial perusahaan,
image perusahaan akan semakin baik (Gray et
Ha 5 :Jumlah dewan komisaris berpengaruhterhadap pengungkapan
corporate social responsibility Pengaruh Frekuensi Rapat Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan CSR
Rapat dewan komisaris merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dewan komisaris dalam pengambilan suatu keputusan mengenai kebijakan perusahaan. Dalam rapat dewan komisaris terdapat beberapa suara yang akan diambil menjadi suatu keputusan bulat dengan musyawarah mufakat. Rapat dewan komisaris merupakan media komunikasi dan koordinasi diantara anggot-anggota dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas manajemen. Dalam rapat tersebut akan membahas masalah mengenai arah dan strategi perusahaan, evaluasi kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh manajemen, mengatasi masalah benturan kepentingan (FCGI,2002).
Ha 6 : Frekuensi rapat dewan komisaris dan komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris Independen terhadap Pengungkapan CSR
Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen perseroan, (FCGI, 2002 dalam Rifai, 2009).
Penelitian yang dilakukan Foker (1992) dalam Said et al. (2009) menemukan bahwa semakin tinggi proporsi komisaris independen akan meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan. Keberadaan dewan komisaris independen dapat mendorong dewan komisaris mengambil keputusan secara objektif yang melindungi seluruh pemangku kepentingan.
Ha 7 : Jumlah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan CSR
Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa: (i) laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, (ii) struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (iii) pelaksanaan audit internal maupun audit eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen Pedoman GCG Indonesia (KNKG, 2006).
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris,jumlah dewan komisaris independen dan komite audit terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan didalam perusahaan.
data digunakan karena bisa didapatkan data
dari satu tahap pengumpulan data dalam waktu yang berbeda”. Pooled/Panel
sectional dimana studi memerlukan lebih
menggunakan pooled/panel data. Gurajati (2003:640) menjelaskan pooled/panel data yaitu “gabungan dari time series dan cross
6. Horizon waktu. Penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan tahunan (annual report) tahun 2010-2012.
5. Unit analisis. Unit analisis penelitian ini
menggunakan situasi yang tidak diatur tanpa melakukan intervensi dengan variabel bebas, tidak dimanupulasi dan sasarannya hanya ingin melihat dan mengetahui pengaruh variabel profitablitas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan CSR.
4. Situasi Studi. Situasi penelitian
leverage , ukuran perusahaan, jumlah dewan
Ha 8 : Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
penelitian adalah intervensi minimal, yaitu hanya mempelajari pengaruh profitablitas,
3. Tingkat intervensi.Tingkat intervensi
komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan CSR
leverage , ukuran perusahaan, jumlah dewan
peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah (Sekaran, 2006). Masalah yang terjadi dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengungkapan CSR dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang dipengaruhi oleh profitablitas,
2. Jenis investigasi. penelitian ini adalah studi kausal , studi kausal adalah studi dimana
uji hipotesis yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel profitablitas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit terhadap pengungkapan CSR
Tujuan studi.Penelitian ini menggunakan
Berbagai komponen yang akan digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian tertuang dalam desain penelitian. Desain Penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
responsibility METODE PENELITIAN Desain Penelitian
yang menunjukkan perubahan dari suatu fenomena tertentu dalam waktu yang telah ditentukan, sehingga terlihat perubahan yang
X5 it + β6 it X6 it
Jumlah Rapat yang dilakukan Galuh (2012) Jumlah Dewan Komisaris Independen
X4 it + β5 it
X3 it + β4 it
X2 it + β3 it
X1 it + β2 it
Y it = α + β1 it
β = koefisien regresi X1 it = Profitabilitas perusahaan i pada tahun t
α = Kostanta
Keterangan : Y = Pengungkapan SR
Metode analisis dalam penelitian ini terdiri dari uji hipotesis.Metode regresi linear berganda digunakan untuk uji uji pengaruh secara parsial dan koefisien determinasi untuk uji secara simultan. persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Metode Analisis
Audit Badjuri (2013)
Badjuri (2013) Komite Audit Jumlah Seluruh Anggota Komite
Jumlah anggota komisaris independen/jumlah seluruh anggota dewan komisaris
Badjuri (2013) Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala jelas. Periode yang digunakan adalah dari tahun 2010-2012.
Jumlah seluruh Dewan Komisaris
Total Aktiva Perusahaan Badjuri (2013) Jumlah Dewan Komisaris
Ukuran Perusahaan
Saham Badjuri (2013)
Profitabilitas Laba Bersih/Total Aktiva Badjuri (2013) Leverage Total Hutang/Ekuitas Pemegang
Sembiring (2005)
Jumlah item yang diungkap perusahaan/jml item yang diharapkan
Variabel Pengukuran Sumber Pengungkapan CSR (Y)
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan tujuh variabel independen.
Operasional Variabel
1. Perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama tahun pengamatan Perusahaan mengungkapkan CSR secara berturut-turut dalam laporan tahunannya.
Adapun kriteria populasi sasaran adalah sebagai berikut:
Popolasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012.Perusahaan manufaktur digunakan sebagai populasi karena perusahaan tersebut memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menimbulkan masalah polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja.
Populasi Penelitian
- + β7 it X7 it + e it
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
X2 it = Leverage perusahaan i pada tahun t jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan X3 it = Ukuran perusahaan i pada tahun t komisaris, jumlah dewan komisaris independen X4 it = jumlah Dewan Komisaris perusahaan i pada tahun t dan komite audit secara bersama-sama X5 it = Frekuensi rapat dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. it perusahaan i pada tahun t perusahaan i pada tahun t
23,6% menunjukkan bahwa profitabilitas, X7 it = Komite audit perusahaan i pada tahun t it e = Pengaruh variabel lain (epsilon) atau leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan
(error term) komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
komite audit secara bersama-samaberpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Sebesar 23,6% . Model Unstandardiz Standa T Sig. ed Coefficients rdized
Sedangkan 76,4% sisanya dipengaruhi oleh Coefficie variabel lain diluar penelitian ini. nts
B Std Beta .
Pengaruh Profitabilitas secara parsial
Error
terhadap Pengungkapan CSR
(Co ,23 3,39 nsta ,779 ,001 Koefisien regresi untuk untuk
1 nt) profitabilitas (X 1 ) positif sebesar 0,570. Nilai
X ,14 4,05 ,570 ,411 ,000 tersebut menunjukkan bahwa setiap
1
9 X ,03 penambahan 1 satuan atau 100% pada ROA ,034 ,091 ,855 ,395
2
9 maka akan menambah indeks pengungkapan X ,01
,003 ,026 ,236 ,814
3
1
1 sebesar 57,0%. Selanjutnya karena nilai
X ,00 1,18 koefisien regresi profitabilitas tidak sama ,011 ,125 ,241
4
9
1 dengan nol (0,570 ≠ 0), maka Ha 2 diterima. X ,00 2,24
,005 ,228 ,028
5
2
5 Artinya profitabilitas secara parsial berpengaruh X ,16 -
- ,189 -,112 ,258 terhadap pengungkapan CSR.
6 6 1,139 X - ,04
Hasil yang samajuga diperoleh dari
- ,097 -,220 ,046
7 8 2,031 penelitian Badjuri (2013), Sitepu dan Siregar a. Dependent Variable: CSR
(2008). Mereka berhasil membuktikan bahwa
Hasil Pengujian secara Simultan
profitabilitas memiliki pengaruh yang positif Nilai Adjusted R Square sebesar 0,236. signifikan terhadap pengungkapan CSR. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai 2 Alasannya para pemegang saham menginginkan
Adjusted R Square (R ) tidak sama dengan nol 1 informasi yang tidak hanya mengenai
(R Square ≠ 0) maka Ha diterima. Artinya pendapatan suatu perusahaan, akan tetapi lebih profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dari itu para pemegang saham membutuhkan informasi sejauh mana perusahaan dapat menggunakan pendapatan yang dimiliki untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, termasuk kegiatan aktivitas sosial perusahaan.
Pengaruh Leveragesecara parsial terhadap Pengungkapan CSR
Koefisien regresi untuk untukleverage (X 2 ) positif sebesar 0,034. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 satuan atau 100% pada DER maka akan menambah indeks pengungkapan sebesar 3,4%.
Selanjutnya karena nilai koefisien regresi
leverage
tidak sama dengan nol (0,034 ≠ 0), maka Ha 3 diterima. Artinya leverage secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Apabila perusahaan menggunakan hutang secara terus menerus, maka kewajiban yang ditanggung perusahaanpun semakin besar. Kewajiban untuk membayar hutangpun akan lebih diprioritaskan dari pada melakukan aktivitas sosial, namun akan berbeda alasannya bila dikaitkan dengan teori agensi, dalam teori agensi, biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal keagenan itu lebih tinggi sehingga perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi sosial perusahaan mereka. Pengungkapan informasi sosial diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR
Koefisien regresi untuk untuk ukuran perusahaan (X 3 ) positif sebesar 0,003. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan total aktiva akan menambah indeks pengungkapan sebesar 3%.
Selanjutnya karena nilai koefisien regresi pro fitabilitas tidak sama dengan nol (0,003 ≠ 0), maka Ha 4 diterima. Artinya ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Hasil ini konsisten dengan penelitian Badjuri (2010), Utari (2010), Sulastini (2007) yang menyatakan bahwa secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, perusahaan yang lebih besardengan aktivitasoperasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat cenderung memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan CSR akan semakin luas.
Pengaruh Jumlah dewan komisaris terhadap Pengungkapan CSR
Koefisien regresi untuk untuk jumlah dewan komisaris (X 4 ) positif sebesar 0,011. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 orang anggota dewan komisaris atau 100% akan menambah indeks pengungkapan sebesar 11%. Selanjutnya karena nilai koefisien regresi profitabilitas tidak sama dengan nol (0,011 ≠ 0), maka Ha 5
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diterima. Artinya jumlah dewan komisaris secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah tekanan terhadap manajemen semakin baik sehingga mendorong manajemen dalam mengungkapkan informasi sosialnya.
Hasil ini konsisten dengan penelitian Coller dan Gregory (1999) dalam Suharjhanto, dkk (2012) yang menunjukkan bahwa pengendalian terhadap Chief Executif Officer (CEO) dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif bila dilakukan oleh dewan komisaris dalam jumlah besar, sehingga semakin besar jumlah dewan komisaris, kemampuannya untuk melindungikepentingan stakeholder semakin baik.
Pengaruh Frekuensi Rapat Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan CSR
Koefisien regresi untuk untuk frekuensi rapat dewan komisaris (X 5 )positif sebesar 0,005. Nilai tersebut menunjukkanbahwa setiap penambahan 1x rapat atau 100% akan menambah indeks pengungkapan sebesar 5%. Selanjutnya karena nilai koefisien regresi frekuensi rapat dewan komisaris tidak sama dengan nol (0,005 ≠ 0), maka Ha 6 diterima. Artinya frekuensi rapat dewan komisaris secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah pertemuan dewan komisaris akan memberikan lebih banyak waktu untuk membahas pelaksanaan corporate governance termasuk pengungkapan CSR. Rapat dewan komisaris merupakan salah satu ruang yang insentif untuk mengarahkan, memantau dan strategis.Rapat dewan komisaris yang diadakan secara berkala dan berbobot mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, termasuk meningkatkan pengungkapan CSR.
Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris Independen terhadap Pengungkapan CSR
Koefisien regresi untuk untuk jumlah dewan komisaris independen (X 6 ) negatif sebesar -0,189. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap pengurangan 1 orang dewan komisaris independen atau 100% akan mengurangi indeks pengungkapan sebesar 18,9%. Selanjutnya karena nilai koefisien regresi jumlah dewan komisaris independen tidak sama dengan nol (-
0,189≠0), maka Ha 7 diterima. Artinya jumlah dewan komisaris secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Alasan yang menjelaskan pengaruh negatif tersebut adalah adanya kemungkinan pemilihan dan pengangkatan komisaris independen yang kurang efektif.Hal ini merupakan isu atau hal yang penting bahwa banyak anggota dewan komisaris tidak memiliki kemampuan dan tidak menunjukkan independensinya, sehingga fungsi pengawasan tidak berjalan dengan baik. Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan CSR
Peneliti memberikan beberapa saran bahwa pihak manajemen dan investor perusahaan harus mempertimbangkan bahwa faktor profitabilitas,
Jakarta: Erlangga. Jizzi, muhammad, Salama, Dixion dan Rebecca.
Jakarta. Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika . Edisi Ketiga. Jilid Satu.
Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI). 2002. Peranan dewan komisaris dan komite audit dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan (corporate governance).
Akuntansi IX . Padang.
Anggraini, Fr. Reni. 2006. Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI). Simposium Nasional
, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit adalah bagian informasi yang mempunyai andil yang besar terhadap keputusan melakukan kebijakan pengungkapan CSR. Bagi perusahaan manufaktur agar menjaga kestabilan keuntungan (profit), manusia (people) dan lingkungan(planet) berdasarkan prosedur yang tepat dan profesional agar tercipta pelaksaan CSR yang baik di Indonesia.
leverage
CSR.
Koefisien regresi untuk untuk komite audit (X 7 ) negatif sebesar -0,097. Nilai tersebut orang komite audit independen atau 100% akan mengurangi indeks pengungkapan sebesar 18,9%. Selanjutnya karena nilai koefisien regresi komite audit tidak sama dengan nol (- 0,097 ≠ 0), maka Ha 8 diterima. Artinya komite audit secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
komisaris dan Komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan
CSR. SedangkanFrekuensi rapat dewan
komisaris secara parsial berpengaruh positif terhadap pengungkapan
sosial responsibility. Secara parsial profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan Jumlah dewan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan corporate
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Hal ini dapat dijelaskan bahwa jumlah komite audit yang rata-rata beranggotakan 3 orang dimungkinkan hanya sebagai formalitas untuk memenuhi peraturan Bapepam tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, tanpa mempertimbangkan efektivitas dan komplekitas perusahaan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2013. Corporate Governance and Corporate Social Responsibility Disclosure: Eviden from US Banking Sector. Journal of Business Ethics. pp 1-15 Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Sektor Properti dan Real Etate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Universitas Gunadarma.
Mulyadi. 2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam.
Jakarta: Salemba Empat. Sancahya, Nistatya Dewa. 2010. Pengaruh corporate social responsibility terhadap profitabilitas perusahaan (studi pada perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2007-2009). Skripsi . Surakarta:Universitas Sebelas Maret. Scott, Williams. R. 2000. Financial Acounting
Theory . Edisi 4. USA: Practice Hall
Sekaran, Uma.2006. Research Methods For Business . Jakarta: Salemba Empat. Susanti, S. 2013. Pengaruh Good Corporate
Governance terhadap Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Cosmetics and Household.Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi . Vol.1, No. 1, Hal: 152-167.