View of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI DI SEKOLAH DASAR MELALUI PENDEKATAN REVISED TAXONOMY BLOOMS (RBT) DALAM PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR MELALUI PENDEKATAN REVISED TAXONOMY BLOOMS (RBT)

Asep Eka Nugraha

STKIP Al-Amin Indramayu Jalan P.U Kemped Wirakanan, Kandanghaur, Karangmulya, Indramayu Email: asepekanugraha81@gmail.com

Abstract

This research aims to describe: (1) Implementation of education value in the Elementary School, (2) Implementation of education in learning process, (3) Implementation of education value through Revised Taxonomy Blooms approach. The method usedin this research is qualitative approach with descriptive method. Data collection techniques used are observation, documentation, interviews, surveys, and literature review. Data analysis techniques in this study using the stages as follows: data collection, data reduction, data display, affirmation of conclusions. The findings of this study are as follows: (1). Implementation of education value at SDN 2 Neglasari is carried out not only in the form of special programs taught through lessons, but value education is applied throughout the educational process, that is to produce the intellectual, emotional, and spiritual mature personality of the learners. (2) Implementation of value education in learning includes: (a) the planning of values education is carefully arranged in the learning tools, religious values and supported by other values, (b) the implementation of value education in integrated learning into each subject, local content, and habituation. (c) the process of evaluating value education is done continuously, to obtain the continuous development of student's personality image. (3). The revised taxonomy blooms approach in learning contains six dimensions process namely, remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating and creating. The role of the teacher is able to manage the class and run the learning process by using revised taxonomy blooms approach in order to achieve the goal of value education. Value education serves to strengthen the learners as human beings who have noble character. Ethical person is a person who has the ability to manage his life in accordance with the values of Ilahiyah and Insaniyah.

Keywords:

Implementation of education value, Elementary School, Revised Taxonomy Blooms approach (RBT)

Abstrak

Penelitian bertujuan mendeskripsikan: (1) Implementasi pendidikan nilai di Sekolah Dasar, (2) Implementasi pendidikan dalam proses pembelajaran, (3) Implementasi pendidikan nilai melalui pendekatan Revised Taxonomy Blooms . Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara, survai, dan kajian pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data,display data, penegasan kesimpulan. Temuan-temuan penelitian ini: (1). Implementasi pendidikan nilai di Sekolah Dasar Negeri 2 Neglasari dilaksanakan tidak hanya dalam bentuk program khusus yang diajarkan melalui pelajaran, tetapi pendidikan nilai diterapkan keseluruhan proses pendidikan, yaitu menghasilkan kepribadian peserta didik yang matang secara intelektual, emosional, dan spiritual. (2). Implementasi pendidikan nilai dalam pembelajaran meliputi: (a) perencanaan pendidikan nilai disusun secara cermat yang tertuang dalam perangkat pembelajaran, nilai religius dan didukung nilai lain, (b) pelaksanaan pendidikan nilai dalam pembelajaran terintegrasi ke dalam setiap mata pelajaran, muatan lokal, serta pembiasaan (habituation). (c) proses evaluasi pendidikan nilai dilakukan berkesinambungan, untuk memperoleh imformasi perkembangan kepribadian siswa secara berkelanjutan. (3). Pendekatan revised taxonomy blooms dalam pembelajaran memuat enam dimensi proses yaitu, mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Peran guru mampu mengatur kelas serta menjalankan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan revised taxonomy blooms dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nilai. Pendidikan nilai berfungsi memperkuat menjadikan peserta didik sebagai manusia yang berakhlak mulia, pribadi yang berakhlak adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk mengelola hidupnya sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah maupun Insaniyah.

Kata Kunci:

Implementasi Pendidikan Nilai; Sekolah Dasar; Pendekatan Revised Taxonomy Blooms (RBT) Implementasi Pendidikan Nilai; Sekolah Dasar; Pendekatan Revised Taxonomy Blooms (RBT)

A. PENDAHULUAN

dan bukan menjadi orientasi utama sekolah”. yang paling tinggi dalam proses pendidikan,

mampu menciptakan serta memiliki peran penting dari perubahan

Sekolah

harus

lingkungan yang berlandaskan pada nilai- pendidikan. Dalam perubahan secara luas,

nilai secara menyeluruh serta terintegrasi pengertian tujuan pendidikan nilai saat ini

pada semua proses pendidikan. Sekolah merupakan sebuah perubahan yang harus

harus mampu mengembangkan serta dilakukan dalam perencanaan, pelaksanaan

menanamkan nilai-nilai terhadap peserta pendidikan

penanaman nilai bagi peserta didik, hal ini Selanjutnya Sofyan Sauri, (2009) dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan.

mengung kapkan bahwa, “di Indonesia, Ahmad

banyaknya fenomena-fenomena asusila dan mengungkapkan bahwa, “tuju an pendidikan

amoral dewasa ini menunjukkan masyarakat membentuk manusia sebagai insan kaffah

sudah mengalami pergeseran nilai, disisi lain yaitu manusia cerdas, terampil dan berahklak

hal tersebut menunjukkan bahwa praktek mulia”. Tujuan pendidikan menuju arah

pendidikan tidak bersandar kepada amanah terwujudnya manusia yang dicita-citakan

mengisyaratkan sesuai nilai-nilai dan norma-norma yang

undang-undang

yang

pendidikan berbasis kepada seperangkat dianut serta membentuk manusia yang

nilai”. Kebutuhan penanaman pendidikan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,

nilai mulai nampak dan dirasakan penting, berakhlak

kenyataan begitu banyak persoalan yang (2011:105) mengungkapkan bahwa, “nilai

dialami individu yang bertentangan dengan merupakan

nilai, hal ini menjadi perhatian besar bagi pendidikan” Pendidikan bertujuan merubah

pendidikan, Seperti maraknya berbagai manusia kearah lebih baik, sesuai dengan

bentuk penyimpangan asusila, amoral di tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yaitu

tengah masyarakat. Hampir setiap hari, membentuk peserta didik yang beriman, dan

pemberitaan dimedia cetak dan elektronik bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

tentang pembunuhan, pemerkosan, seks Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap

bebas di luar nikah, aborsi, peredaran dan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

pemakaian narkoba, bahkan kasus pemerasan yang demokratis serta bertanggung jawab,

yang dilakukan geng anak usia Sekolah sebagaimana yang diamanatkan dalam

Dasar (SD).

UUSPN No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3. Menurut Susanto (dalam Komaruddin, Nilai yang tersebut sebagai inti dari

2017) Wakil ketua KPA (Komisi pendidikan yang harus kita capai bersama.

Anak) mengatakan, Pendidikan nilai sebagai landasan utama

Perlindungan

permasalahan anak hingga saat ini masih bagi lembaga pendidikan formal (sekolah)

kompleks tahun 2014 mencapai 5.066 kasus. terutama di Sekolah Dasar, karena

Tahun 2015, 4.309 kasus dan tahun 2016 penanaman nilai terhadap peserta lebih

mencapai 4.620 kasus. anak menjadi korban efektif ditanamkan sejak dini. Waini Rasydin

dan pelaku kekerasan masih menjadi (2007:

13) mengemukakan bahwa, “konsep persoalan serius. Kasus bullying , anak pendidikan dasar pada dasarnya ialah

menjadi korban terorisme dan anak korban pendidikan nilai, dimana tujuannya ialah

cyber serta pornografi menjadi cacatan untuk memfasilitasi peserta didik untuk

penting. Khusus pornografi merupakan kasus mengembangkan potensi dasar yang dimiliki

yang perlu mendapatkan perhatian khusus. dan diorientasikan untuk pembinaan,

Data tahun 2016, anak korban pornografi pengembangan kepribadian, watak, dan

mencapai 587. Hal ini menduduki rangking karakter manusia seutuhnya. Pembinaan

ke 3 setelah kasus anak berhadapan dengan aspek intelektual hanya sebagai peletak dasar ke 3 setelah kasus anak berhadapan dengan aspek intelektual hanya sebagai peletak dasar

kemampuan akademis kepada peserta didik, Ada beberapa gambaran kejadian dari

namun akibat dari kurangnya penyadaran berbagai sumber media cetak menunjukan

nilai secara bermakna”. Makna pendidikan tentang

penyimpangan prilaku yang yang berlandasakan nilai mulai bergeser pada dilakukan oleh peserta didik. Budiyanto

pemaknaan pengajaran sebagai pemenuhan (2017) Seorang pelajar Sekolah Dasar Negeri

aspek kognitif. Hal yang menjadi penyebab meninggal dunia setelah sebelumnya diduga

rendahnya kualitas kepribadian manusia yang terlibat pertikaian dengan temannya. Parwito

di akibatkan bergesernya inti pendidikan ke (2015) Siswi Sekolah Dasar tewas setelah

pengajaran. Kemudian ditegaskan oleh dipukul

Azyumardi, (2002:179- 181) bahwa,“arah Ya’cob.B. M.(2015) Dua murid kelas vi

pendidikan telah kehilangan obyektivitasnya. Sekolah Dasar meracik miras oplosan dari

Sekolah dan lingkungannya tidak lagi spiritus dan minuman energi khusus dewasa

sebagai tempat peserta didik melatih diri hingga bunuh teman. Nova.N.P.(2016)

untuk berbuat sesuatu berdasarkan nilai-nilai Empat siswa salah satu Sekolah Dasar

moral dan akhlak, dimana mereka mendapat meminum

koreksi tentang tindakan-tindakannya, salah Chaerul.S.,(2017) Satu orang anak yang

atau benar, baik atau buruk”. masih duduk di Sekolah Dasar meninggal

Berdasarkan kondisi tersebut diatas dunia akibat over dosis akibat penggunaan

menunjukan bahwa, muatan pendidikan nilai obat terlarang. Melihat kompleksitas kasus

mulai pudar dalam proses pendidikan. anak, pekerjaan rumah cukup besar bagi

Sekolah mengesampingkan tujuan utama pendidik adalah bagaimana memastikan

pendidikan yaitu mengembangkan serta proteksi lingkungan pendidikan agar anak

menanamkan nilai-nilai bagi peserta didik. tidak terpapar pornografi, radikalisme serta

Pendidikan hanya sebatas mentransfer tidak terpapar kejahatan. Tentu hal ini

sertamenginformasikan pengetahuan yang membuat gelisah dan cemas terutama

berorientasi pada pencapaian skor nilai, serta dirasakan oleh para orang tua termasuk pihak

berorientasipada target yang telah ditentukan lembaga sekolah yang mengemban tugas

oleh kurikulum, proses pembelajaran melakukan untuk mendidik, melatih dan

sebagian besar lebih berorientasi pada membimbing anak didiknya. Ini persoalan

penggunaan model pembelajaran yang serius dan perlu mendapat perhatian bagi

monolog, teks book, verbalistik, sehingga pelaku-pelaku dunia pendidikan.

yang terjadi adalah pendidikan yang kurang Ani Nur Aeni, (2010) mengungkapkan

menekankan pada pembentukan kepribadian bahwa, “dewasa ini akhlak kita sebagai

serta kurang menanamkan nilai-nilai untuk generasi penerus bangsa sebagian sudah

keberlangsungan peserta didik dimasa yang terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya

akan datang. Dalam tataran praksis negatif

pendidikan, berdasarkan studi penelitian penyimpangan perilaku yang kurang baik”.

pendidikan nilai, Goel & Goel, (2005) Beberapa penomena diatas merupakan

menunjukan bahwa, (1). Sistem pendidikan masalah besar bagi pribadi manusia,

saat ini kurang dalam memperkenalkan nilai sehingga individu melakukan kekejaman,

kepada siswa, (2). Kurangnya pengetahuan kejahatan sosial yang mencerminkan

guru mengenai nilai-nilai rasional, (3). Guru kepribadian yang tidak bernilai. Hal ini

kurang mengajarkan nilai-nilai yang efektif terjadi

terhadap siswa. (4). Guru membutuhkan masyarakat

membuat

ketidakpercayaan

metode baru dalam penanaman nilai akuisi pendidikan.

terhadap

keberhasilan

dan transaksi. Impilkasi dari hal tersebut menyatakan bahwa, “rendahnya mutu

Mulyana

(2011:146-147)

menurunnya kualitas pendidikan nasional tidak hanya disebabkan

berujung

pada

pendidikan, kemajuan pendidikan tidak pendidikan, kemajuan pendidikan tidak

penumbuhan, dan pembentukan nilai-nilai perubahan perilaku bangsa kearah yang lebih

dalam

melahirkan

pendidikan sebagai landasan utama dalam baik.

pembentukan kepribadian peserta didik. Oleh Selanjutnya menurut Driyarkara (1991)

karena itu, nilai-nilai pendidikan sangat “pendidikan nilai hendak mencapai manusia

diperlukan dalam kehidupan peserta didik. yang sehat, mencapai pribadi yang

hendaknya mampu terintegrasi. Integrasi pribadi yang dimaksud

Tugas

pendidik

mentransformasikan nilai-nilai tersebut yaitu memadukan semua bakat dan

kepada peserta didiknya pada setiap mata kemampuan daya manusia dalam kesatuan

pelajaran yang diajarkan, baik melalui utuh menyeluruh, kemudian pembawaan

kegiatan rutinitas, terintegrasi, maupun fisik, emosi, budi, dan rohani diselaraskan

kegiatan khusus keagaman, nilai-nilai menjadi kesatuan y ang harmonis”. Oleh

berpengaruh dalam karena itu, sekolah berperan penting dalam

tersebut

sangat

kehidupan serta membimbing, mengarahkan, membentuk

menentukan

arah

perkembangan batiniyah peserta didik. siswa untuk mengenal, memahami, dan

pendidikan dalam mengaktualisasikan pola hidup yang berlaku

Penyelengaraan

dalam praksis dalam masyarakat. Sofyan Sauri (2003:46).

pencapaian nilai-nilai

pendidikan nilai harus menjadi tujuan utama “peranan sekolah tidak berhenti pada

sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. pewarisan dan pelestarian nilai, tetapi juga

Menurut Hamalik (1995: hlm.3) tujuan menjadi lokomotif pembaharuan masyarakat

“seperangkat hasil atau agen of change, karena bagaimanapun

pendidikan

adalah

pendidikan yang tercapai oleh peserta didik sekolah merupakan wahana pembinaan

diselenggarakannya kegiatan manusia yang akan mengisi masa depan

setelah

pencapaian tujuan masyarakat”. Kondisi saat ini, akan berbeda

pendidikan”.Untuk

pendidikan nilai, maka perlu merancang dengan kondisi yang akan datang. Dengan

pembelajaran, salah satunya menggunakan demikian, tatanan dan sistem nilai,

pendekatan Revised Taxonomy Bloom's hendaknya menjadi orientasi serta prioritas

(1956), “ Revised utama sekolah, untuk menyiapkan generasi

menurut

Bloom

sebagai kebutuhan masa depan bangsa. Dengan menyiapkan

TaxonomyBlooms

pengajaran”. Tepatnya, pengatura n dalam generasi yang unggul dan terdidik, maka

prosespembelajaran di kelas, tentunya, guru proses pembelajaran tidak berhenti pada

merancang serta penyampaian materi kurikulum, tetapi

harus

mampu

mengembangkan dalam proses pembelajaran pengembangan dan reproduksi budaya dan

mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan kebiasaan baru yang lebih unggul

evaluasi.Proses tersebut merupakan tugas dan seyogyanya dilakukan. Penanaman nilai-nilai

tanggungjawab guru mengimplementasikan, positif dalam lingkungan sekolah akan

mensosialisasikan serta menerapkan nilai- memberikan warna dan kekuatan bagi peserta

nilai pada peserta didik yang terintegrasi didik dalam mengarungi masa depannya

dalam proses pembelajaran. yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang masalah Sekolah Dasar Negeri 2 Neglasari

diatas, penelitian ini fokus pada: (1) sebagai institusi pendidikan yang memiliki

Implementasi pendidikan nilai, yaitu peran penting dalam proses menciptakan

menggambarkan secara umum implementasi peserta didik yang berakhlakul karimah.

pendidikan nilai di SDN 2 Neglasari (2) Salah satu bagian penting yang hendak

Implementasi pendidikan nilai dalam proses dicapai yaitu menuju kearah pengembangan

meliputi perencanaan, sekolah yang bermuatan nilai. Implementasi

pembelajaran,

pelaksanaan dan evaluasi. 3) Implementasi pendidikan nilai dalam proses pembelajaran

pendidikan nilai melalui pendekatan Revised dapat dicapai melalui praktek pendidikan,

Taxonomy Blooms , meliputi dimensi proses melalui

yaitu mencakup, mengingat, memahami, yaitu mencakup, mengingat, memahami,

pembelajaran di SD Negeri 2 Neglasari, 3) mengevaluasi, mencipta.

menganalisis,

implementasi pendidikan nilai melalui Rumusan masalah dalam penelitian ini

pendekatan Revised Taxonomy Blooms. sebagai berikut: (1) Bagaimana implementasi

Dalam penelitian ini, instrumen yang pendidikan nilai di SD Negeri 2 Neglasari,

digunakan adalah (1) Peneliti, sebagai (2) Bagaimana implementasi pendidikan

instrumen utama penelitian, dikarenakan dalam pembelajaran di SD Negeri 2

peneliti memiliki kemampuan beradaptasi Neglasari, 3) Bagaimana implementasi

dengan kondisi subjek penelitian dan mampu pendidikan nilai melalui pendekatan Revised

berimprovisasi dan menggali informasi dari Taxonomy Blooms di SD Negeri 2 Neglasari.

subjek. (2) Pedoman wawancara terstruktur Metode penelitian yang digunakan

dan tidak terstruktur (interview guide) berupa dalam penelitian ini yaitu penelitian

pertanyaan terbuka yang memungkinkan kualitatif dengan menggunakan pendekatan

setiap pertayaan berkembang kearah yang deskriptif. Menurut Lexy Moleong (1990:22)

lebih spesifik. (3) Catatan lapangan (field “penelitian kualitatif berakar pada latar

notes ) digunakan untuk mencatat apa yang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan

didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan manusia

dalam rangka pengumpulan data dilapangan. mamanfaatkan metode kualitatif dan

(4) Observasi digunakan untuk mengetahui mengadakan analisis data secara induktif”.

penanaman nilai yang telah dilaksanakan di Dengan pernyataan tersebut Arikunto,

sekolah pada proses kegiatan pembelajaran. (2006:17)

mengungkapkan,“pendekatan (5) Alat perekam (perekam recorder dan kualitatif menuntut kehadiran peneliti di

handycamp ) sebagai alat bantu merekam lapangan karena

hasil observasi dilapangan dalam penelitian instrumen utama penelitian” sed angkan S.

peneliti merupakan

ini.

Nasution, (1988:102) mengemukakan bahwa

pengumpulan data yang “penelitian kualitatif pada hakekatnya

Teknik

digunakan dalam penelitian ini yaitu mengamati

observasi, dokumentasi, wawancara, survai, hidupnya, berinteraksi dengan mereka,

dan kajian pustaka. Menurut Sugiyono berusaha memahami bahasa dan tafsiran

(2012:224), teknik pengumpulan data mereka tentang dunia sekitarnya”. Dengan

merupakan langkah yang paling strategis demikian

dalam penelitian, karena tujuan utama dari menggambarkan suatu penomena di SDN 2

penelitian adalah mengumpulkan data. Neglasari yang mencakup: (1) Pelaksanaan

Teknik pengumpulan data digunakan untuk pendidikan nilai. (2) Pelaksanaan pendidikan

mengumpulkan data sesuai dengan prosedur nilai dalam pembelajaran. (3) Pelaksanaan

penelitian sehingga diperoleh data yang pendidikan nilai melalui pendekatan Revised

dibutuhkan.

Taxonomy Blooms . Teknik analisis data yang digunakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2

dalam penelitian ini adalah teknik analisis Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten

data kualitatif deskriptif dengan model Tasikmalaya. Subjek dalam penelitian ini

analisis interaktif, yaitu analisis data dengan adalah kepala sekolah, guru seksi bidang

langkah-langkah yang kurikulum, dan guru kelas IV. Dalam

menggunakan

dikemukakan oleh Milles dan Huberman menentukan subjek, yaitu menggunakan

(1992 : 16-18) yaitu (1). Reduksi Data. (2) teknik

Sajian Data. (3). Penarikan Kesimpulan. (4) pertimbangan bahwa subyek tersebut

Verifikasi. Keempat komponen itu dilakukan memiliki informasi tentang pelaksanaan

secara simultan. Setelah melalui tahapan untuk melakukan kajian mengenai (1)

keempat itu, memeriksa kembali data yang implementasi

diperoleh yaitu hasil hasil wawancara dengan implementasi

dokumentasi, dan

observasi, dengan observasi, dengan

waktu, dan kegiatan yang dilakukan selama kreadibilitas data dilakukan dengan cara

satu hari. Untuk memonitoring kegiatan ini mengecek data yang telah diperoleh melalui

melibatkan orang tua, dalam ikut beberapa sumber.

sertamendorong putra putrinya untuk berlatih jujur. (2) Nilai tanggungjawab dilatih melalui

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

tugas-tugas mandiri yang dikerjakan siswa

dirumah maupun tugas-tugas dalam proses

Sekolah Dasar Negeri 2 Neglasari

kegiatan belajar mengajar. Kegiatan piket

a. Implementasi pendidikan nilai

kelas secara teratur mengkondisikan siswa Berdasarkan hasil temuan dilapangan

untuk bertanggung jawab dalam menjaga secara umum implementasi pendidikan nilai

kebersihan, kerapian kelas. Melalui kegiatan di Dasar Negeri 2 Neglasari dengan

ini diharapkan siswa betul-betul berlatih mengintegrasikan dalam kegiatan sehari-hari

bertanggungjawab untuk dirinya maupun tercermin dalam budaya sekolah dan kegiatan

bertanggungjawab untuk orang lain, agar yang

siswa terbiasa dalam menginternalisasikan penanaman pendidikan nilai pada peserta

nilai tanggungjawab. (3). Nilai kerjasama didik

dilakukan pada waktu kegiatan diskusi pendidikan

maupun kegiatan kelompok. Siswa dilatih pengembangan,

untuk bekerjasama dalam menyelesaikan ekstrakurikuler, dan seluruh kegiatan belajar

kegiatan

kurikuler,

tugas kelompok. (4) Nilai kedisiplinan mengajar. Hal ini sebagai upaya penanaman

diterapkan mulai sebelum masuk sekolah. nilai dalam pendidikan, yang berimplikasi

Guru memberikan teladan dengan masuk keseluruhan praktik pendidikan di sekolah,

sekolah pukul 06.45 WIB. Sedangkan siswa dengan tujuan membentuk kepribadian

harus berada disekolah pukul 06.30 WIB. peserta didik berahklak mulia. Peran guru

Jika siswa terlambat, maka siswa minta izin berupaya membantu, membina serta

kepada guru piket. (5) Nilai cinta tanah air, membimbing peserta didik untuk menyadari,

kebangsaan, siswa mengalami nilai-nilai yang berlaku dan

nasionalisme dan

melaksanakan upacara bendera setiap hari diterima secara universal.

senin dan upacara hari besar nasional. (6) Dalam penanaman pendidikan nilai di

Nilai kekeluargaan, hubungan kekeluargaan SD Negeri 2 Neglasari mempunyai peran dan

yang terjalin baik serta kondusif antar warga tanggungjawab besar dalam menanamkan

sekolah, terciptanya keramahan warga nilai-nilai kepada peserta didik. Pelaksanaan

sekolah misalnya mengucapkan salam setiap nilai dan pembelajaran berbuat sebagai

ketemu baik di dalam maupun di luar kelas. pendekatakan-pendekatan yang diterapkan

(7) Nilai kemandirian, diwujudkan melalui pada peserta didik. Oleh karena itu,

kegiatan pramuka dilakukan pada hari jumat, pendidikan nilai dilaksanakan tidak hanya

(8) Nilai ibadah, salahsatunya, pada awal dalam bentuk program khusus yang diajarkan

pembelajaran dan selesai pembelajaran melalui pelajaran, tetapi pendidikan nilai

dilakukan doa dengan tertib sebelum mulai diterapkan

belajar, siswa dari kelas I sampai kelas VI pendidikan. Nilai inti yang ditanamkan

membaca surat-surat pendek Al-quran. Siswa terhadap peserta didik di SD Negeri 2

dari kelas III sampai kelas VI mengerjakan Neglasari yaitu kejujuran, tanggungjawab,

shalat dhuha setiap hari selasa dan jumat. kerjasama, kedisiplinan, cinta tanah air,

Siswa dari kelas III sampai kelas VI nasionalisme dan kebangsaan, kekeluargaan,

mengerjakan shalat dhuhur berjamaah setiap kemandirian dan beribadah. (1) nilai

hari. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa kejujuran, dilatih dengan adanya buku

terlatih dan terbiasa menjalankan ibadah kegiatan untuk mengetahui kejujuran peserta terlatih dan terbiasa menjalankan ibadah kegiatan untuk mengetahui kejujuran peserta

c. Hambatan Implementasi Pendidikan

maupun di lingkungan keluarga.

Nilai

dialami dalam tujuan utama pendidikan yaitu menghasilkan

Hal ini diterapkan untuk mencapai

Hambatan

yang

pelaksanaan pendidikan nilai di Sekolah kepribadian peserta didik yang matang secara

Dasar Negeri 2 Neglasari terdiri dari, intelektual, emosional, dan spiritual. Dengan

karakteristik peserta didik, lingkungan demikian, pendidikan memberikan prioritas

keluarga, dan lingkungan masyarakat. (1) untuk membangkitkan nilai-nilai kehidupan

Dalam menanamkan pendidikan nilai pada bagi peserta didik, serta menjelaskan

diri siswa, guru di Sekolah Dasar Negeri 2 implikasinya terhadap kualitas hidup di

Neglasari kadang-kadang menemui beberapa lingkungan sekolah, keluarga maupun

hambatan dari siswa sendiri, Kendala yang masyarakat, hal tersebut relevan dengan visi

untuk menanamkan Sekolah Dasar Negeri 2 Neglasari yaitu

sering

dihadapi

pendidikan nilai kepada siswa yaitu siswa “Unggul Terdidik Dan Mandiri Berdasarkan

sulit untuk diatur dan bandel karena Iman dan Takwa”.

pengaruh lingkungan yang kurang baik. Pada

b. Pendidikan nilai dalam kegiatan

saat pembelajaran di kelas, siswa sering

ekstrakurikuler

ramai sendiri dan mengganggu temannya saat Implementasi pendidikan nilai dalam

berdoa. Pada saat pelaksanaan praktek shalat, kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar

guru terkadang mengalami kesulitan, Negeri 2 Neglasari yaitu ekstrakurikuler

sebabkan kurangnya disiplin pada diri siswa. pramuka diwujudkan melalui kegiatan

(2) Kurangnya perhatian orang tua terhadap pramuka dilakukan pada hari jumat, dengan

pendidikan anak, ini menjadi faktor kegiatan pramuka agar peserta didik

penghambat bagi pendidikan nilai di sekolah. memiliki

kedisiplinan, kemandirian, Faktor pendidikan orang tua tergolong kerjasama, cinta tanah air, tanggung jawab,

belum bisa tolong menolong, religius, kejujuran, dan

rendah,

sehingga

mempersepsikan pentingnya pendidikan. toleransi. Cara yang dilakukan untuk

Maka menyebabkan kendala bagi anak untuk menanamkan pendidikan nilai pada peserta

memperoleh pendidikan yang baik. Apalagi didik melalui kegiatan-kegiatan kepramukaan

pendidikan agama orangtuanya lemah, maka seperti perkemahan, baris-berbaris, upacara,

orang tua sulit dan bahkan tidak mampu penugasan, petualangan, permainan, dan tali-

mendidik anak-anaknya. Selain itu orang tua temali. Faktor yang menghambat penanaman

sudah menganggap anaknya sudah belajar pendidikan nilai dalam ekstrakulikuler

disekolahan, orang tua sudah tidak lagi pramuka adalah kurangnya minat dan

bercampur tangan terhadap pendidikan antusias siswa untuk mengikuti pramuka dan

anaknya. (3) Lingkungan masyarakat yang kurangnya dorongan dari orangtua. Upaya

kurang baik, dapat mempengaruhi anak mengatasi hambatan tersebut adalah

untuk berperilaku tidak baik dan jauh dari mewajibkan seluruh anggota pramuka

pendidikan nilai, maka kemungkinannya mengikuti kegiatan pramuka.

akan melunturkan pendidikan nilai anak yang Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

telah ditanam dalam keluarga dan sekolah, bukan hanya untuk memunculkan bakat,

bahkan anak akan jauh dari nilai inti (ajaran minat, dan kemampuan siswa, tetapi lebih

agama) Islam apabila orang tua tidak. Dalam diutamakannya siswa memilki kepekaan

proses pembentukan nilai bagi diri peserta nilai. Kepekaan yang dimaksud yaitu peserta

didik, lingkungan sekolah, keluarga dan didik mengetahui, merasakan, mencintai, dan

masyarakat harus saling mendukung dalam berbuat kebaikan-kebaikan sesuai dengan

upaya pencapaian tujuan pendidikan nilai tujuan pendidikan nilai, sehingga hal tersebut

sehingga hambatan yang ada dapat diatasi. menjadi kebiasaan (habituation) dan

Tercapainya tujuan pendidikan nilai yang membudaya di lingkungan sekolah.

kita harapkan yaitu mewujudkan kepribadian pembelajaran diatur untuk mencapai tujuan peserta didik yang berahklakul karimah.

belajar, oleh karena itu guru merancang satu

d. Ketersediaan Sarana dan Fasilitas

atau lebih nilai yang akan diterapkan pada

Pendukung dalam

Implementasi

siswa dengan mengintegrasikan pendidikan

Pendidikan Nilai.

nilai ke dalam setiap mata pelajaran yang Keberadaan sarana dan prasarana di

selanjutnya disajikan dalam perangkat Sekolah Dasar Negeri 2 Neglasari dalam

pembelajaran seperti silabus, rencana upaya mendukung keterlaksanaan pendidikan

pelaksanaan pembelajaran, dan lembar nilai menjadi bagian yang sangat penting

penilaian yang sesuai dengan standar dalam pengintegrasian nilai (religius)

kompetensi dan kompetensi dasar. Kemudian sehingga terbentuklah kepribadian siswa.

guru dalam prosesnya menjelaskan berbagai Pemanfaatan sarana dan fasilitas di sekolah

contoh-contoh nilai pada siswa melalui sebagai penunjang proses pembelajaran,

proses belajar mengajar.

pembelajaran akan berhasil dengan optimal Perencanaan pendidikan nilai di kelas IV jika guru mampu menggunakan serta

SD Negeri 2 Neglasai meliputi beberapa menyesuaikan

komponen seperti pertimbangan nilai yang disampaikan sehingga dapat memotivasi

akan diterapkan, serta perumusan nilai-nilai belajar siswa.

dalam perangkat pembelajaran oleh guru Adanya sarana dan fasilitas di Sekolah

yang bertujuan membentuk kepribadian Dasar Negeri 2 Neglasari menjadi sarana

siswa. Perencanaan ini menekankan pada tersendiri bagi siswa untuk mengikuti

usaha menyeleksi, menghubungkan dengan pelajaran

kepentingan masa depan serta usaha untuk pembelajaran, seperti penggunaan fasilitas

serta mempelajarai

materi

mencapainya. Dalam pencapaiannya harus ibadah

terwujud pada kepribadian siswa. perpustakaan sebagai sarana belajar yang ada

Dalam kegiatan menyusun perencanaan di sekolah. Tujuan ini diarahkan untuk

program pencapaian, dengan mendesain, membentuk peserta didik yang berimplikasi

serta melakukan penerapan berbagai teori, pada pendidikan nilai sebagai keseluruhan

prinsip, dan prosedur dalam melakukan praktik pendidikan di sekolah.

perencanaan suatu program pencapaian. Kegiatan program pencapaian pembelajaran

2. Implementasi Pendidikan Nilai Dalam

ini dilakukan secara sistematis melalui

Pembelajaran.

tahapan perencanaan yaitu melakukan Berdasarkan hasil observasi di kelas IV

analisis standar kompetensi, kompetensi SD Negeri 2 Neglasai ditemukan beragam

dasar, pengembangan silabus, penyusunan data yang mendeskripsikan tiga komponen

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan

penyiapan bahan ajar.

pendidikan nilai, yaitu aspek perencanaan,

b. Pelaksanaan pendidikan nilai.

pelaksanaan dan evaluasi. Data yang Pelaksanaan pendidikan nilai dalam dihimpun diperoleh melalui aktivitas

pembelajaran di kelas IV SD Negeri 2 wawancara, pengamatan, dan pengkajian

Neglasari berorientasi pada tiga bagian yaitu: dokumen. Ketiga aspek tersebut meliputi:

(1) terintegrasi ke dalam mata pelajaran, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

dalam muatan lokal, dan pengembangan diri adalah sebagai berikut:

yang meliputi pembiasaan, keteladanan, dan

a. Perencanaan Pendidikan Nilai

ekstrakurikuler, (2) pelaksanaan pendidikan Dalam merencanakan pendidikan nilai,

menggunakan model guru kelas IV di setiap awal semester

nilai

dengan

pengintegrasian ke dalam setiap mata menyusun, mencocokkan, berdiskusi, serta

pelajaran, artinya pendidikan nilai tidak menganalisis nilai-nilai dengan materi

dilaksanakan secara terpisah dalam bentuk pelajaran

mata pelajaran tertentu atau mata pelajaran mata pelajaran tertentu atau mata pelajaran

pada ranah afektif berkenaan dengan dimplementasikan

penerimaan, jawaban atau respon siswa pembelajaran

dalam

proses

terhadap situasi dan kondisi ketika proses bertanggungjawab, kerjasama kedisiplinan

yaitu

kejujuran,

pembelajaran dan pengajaran berlangsung dan beribadah. Sebagaimana disampaikan

sedangkan evaluasi dalam bentuk ranah oleh guru kelas IV, hal utama yang

psikomotor yakni mencakup gerakan refleks, ditanamkan kepada peserta didik agar mereka

keterampilan gerakan dasar, dan kemampuan berakhlakul mulia. Pendidikan nilai religius,

perseptual. Penilaian hasil pembelajaran budaya dan karakter menjadi salahsatu tugas

tidak sekedar simbol pragmatis berupa skor guru memasukan ke setiap mata pelajaran,

yang diperingkatkan, melainkan memiliki dengan disertai nilai-nilai yang relevan

makna pengembangan dengan prinsip dengan materi yang diajarkan pada siswa.

berkelanjutan mengacu pada asas belajar Struktur pendidikan nilai diintegrasikan pada

tuntas dalam arti yang sebenarnya. Koesome, berbagai kegiatan dan bidang-bidang

mengungkapkan pelajaran.

bahwa,“penilaian

pada pembentukan

c. Proses Evaluasi Pendidikan Nilai

kepribadian siswa pada hakikatnya adalah Evaluasi pendidikan nilai di kelas IV SD

penilaian proses pembelajaran secara Negeri

berkelanjutan dari individu untuk menghayati dilaksanakan dalam proses pembelajaran

2 Neglasari

direncanakan,

peran dan kebebasannya bersama dengan dengan menggunakan teknik rekapitulasi

orang lain dalam sebuah lingkungan sekolah penilaian tentang sikap yang dilakukan siswa

demi pertumbuhan integritas moralnya selama di kelas maupun di luar kelas, dengan

sebagai manusia”.

menggunakan portofolio yakni pengamatan kepada siswa yang diperoleh dari tugas yang

3. Implementasi Pendidikan Nilai dalam

diberikan guru, yang selanjutnya dibuat

pembelajaran Melalui Pendekatan

dalam bentuk laporan perkembangan siswa

Revised Taxonomy Blooms.

yang ditujukan kepada orang tua. Berdasakan hasil wawancara dan Proses evaluasi pada pendidikan nilai

observasi di kelas IV SD Negeri 2 Neglasari dilakukan berdasarkan hasil yang diraih

dalam implementasi pendidikan nilai dalam siswa selama mengikuti proses pembelajaran

dengan menggunakan di kelas maupun setiap perilaku siswa ketika

pembelajaran

pendekatan Revised Taxonomy Blooms berada di lingkungan sekolah. Hasil penilaian

temuan-temuan sebagai tersebut disampaikan kepada orang tua dalam

mendapatkan

berikut:

bentuk laporan perkembangan siswa, laporan

a. Tujuan nilai pendidikan dalam

disampaikan dengan harapan orang tua

dimensi proses.

mengetahui perkembangan kepribadian anak, Dalam dimensi proses, pengaturan supaya lebih baik kepribadian yang

pembelajaran untuk mencapai tujuan dimilikinya. Penilaian kepribadian siswa

pembelajaran, guru menentukan satu atau dalam pendidikan nilai, dilakukan dengan

lebih nilai yang akan diterapkan pada siswa baik, benar dan tepat. Penilaian terhadap

dengan mengintegrasikan pendidikan nilai ke siswa tidak hanya perpatokan pada

dalam setiap mata pelajaran, dengan cara pencapaian kognitifnya. tetapi pencapaian

menjelaskan berbagai contoh nilai pada siswa aspek afektif dan psikomotoriknya. Penilaian

melalui proses belajar mengajar. Sebagai kepribadian siswa lebih berorientasi pada

upaya mencapai tujuan pendidikan nilai, guru pencapaian afektif dan psikomotorik.

secara optimal berupaya menanaman nilai Dalam hal ini, guru kelas IV secara efektif pada siswa, karena dimensi

mengevaluasi peserta didiknya mencakup, proses ini tergabung dalam proses belajar pengetahuan, pemahaman, dan analisis

mengajar. Proses pembelajaran pada dimensi mengajar. Proses pembelajaran pada dimensi

2) Tujuan pendidikan nilai dalam

proses memahami

menganalisis, (5) evaluasi (6) mencipta.

(Understand)

Temuan dalam masing-masing dimensi Tujuan pendidikan nilai dalam dimensi adalah sebagai berikut:

proses memahami, guru mengatur dan

1) Tujuan pendidikan nilai dalam proses

membimbing jenis kegiatan yang dapat

dimensi mengingat (Remember)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tujuan pendidikan nilai dalam proses

menunjukkan serta dimensi proses mengingat, mengacu pada

menafsirkan,

pengetahuan yang tingkat lebih rendah dari fungsi kognitif.

menyebutkan

diperolehnya. Guru mengatur kegiatan dalam Karena setiap siswa memiliki tingkat

pembelajaran dengan mengarahkan siswa minimum terhadap nilai-nilai sosial, nilai-

supaya memahami, mampu menafsirkan nilai pribadi, dan nilai-nilai lainya. Dalam

nilai-nilai yang diperolehnya, dengan proses kegiatan belajar mengajar, guru Kelas

mengetahui

contoh-contoh nilai,

IV merencanakan dan melaksanakan jenis mengklasifikasi nilai-nilai seperti nilai-nilai kegiatan pembelajaran yang membantu siswa

sosial, nilai-nilai pribadi, nilai religius dan untuk mengingat dengan perasaannya dengan

sebagainya.

mengintegrasikan pada sesi-sesi topik Guru merencanakan kegiatan ini dalam pembelajaran dalam kegiatan belajar

upaya membantu siswa, supaya siswa mengajar di kelas.

mampu menyimpulkan, membandingkan Dalam dimensi mengingat, tujuan

serta menjelaskan tentang nilai-nilai pendidikan nilai diatur dalam membentuk

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa untuk mengingat nilai-nilai, serta

siswa. Kegiatan yang dilakukan siswa mengingat pengalaman dari berbagi nilai-

seperti, berbagi pengalaman, diskusi nilai, seperti mengenali kasih sayang kedua

berdasarkan pengalaman pribadi dengan orang tua, saudara kandung dan anggota

mewujudkan nilai-nilai dalam situasi keluarganya. Semua pengalaman, situasi,

pengalaman, menggambarkan pengalaman kata-kata, bahkan sebuah kejadian kecil pun

kehidupan serta memahami pengalaman yang dapat memperkenalkan perkembangan nilai,

melekat pada pikirannya. Nilai-nilai tersebut hal ini berpotensi bagi siswa mampu

diwujudkan dalam situasi kehidupan siswa, mengidentifikasi nilai dalam persepsi nilai.

seperti membuat cerita-cerita, menggali nilai- Mengingat

dari cerita-cerita, pengalaman, kenangan siswa yang terkait

menempatkan persoalan-persoalan melalui dengan pengembangan nilai, hal ini berfungsi

diskusi.

sebagai platform dan lebih lanjutnya menjadi Dalam dimensi proses memahami ini, nilai akuisisi bagi siswa.

guru mengakomodasi, merencanakan proses Dalam proses pembelajaran, guru

dengan membatasi nilai secara efektif dalam merancang pendidikan nilai sesuai dengan

membantu siswa memahami nilai. dimensi proses mengingat, dengan tujuan

3) Tujuan pendidikan nilai dalam proses

untuk mewujudkan nilai dalam bentuk

dimensi menerapkan (Apply)

pengalaman diri siswa, sehingga siswa dapat Tujuan pendidikan nilai dalam proses mengenali nilai-nilai yang ada pada kualitas

dimensi menerapkan, yaitu guru memberi pribadi yang dialaminya. Dalam proses

kesempatan pada siswa untuk menerapkan kegiatan pembelajaran, guru mengarahkan

nilai-nilai yang mereka peroleh dalam situasi siswa untuk mengungkapkan pengalaman,

kehidupan nyata (dalam kehidupan sehari- saling berbagi, menceritakan cerita, dan

nilai-nilai dalam pengalaman hidup berdasarkan pengalaman

hari).

Menerapkan

kehidupan sehari-hari, menjadi tujuan untuk yang dialaminya oleh masing-masing siswa.

menciptakan suasana sekolah yang memiliki makna nilai. Hal tersebut tergambar oleh menciptakan suasana sekolah yang memiliki makna nilai. Hal tersebut tergambar oleh

sekolah dan masyarakat. Membuat kelompok ruangan kelas, budaya antri, bersikap sopan,

siswa dan mengatur diskusi, kelompok saling menghargai sesama teman, hormat

memantau peran siswa dalam situasi dan pada guru. Pendidikan nilai dalam proses

menilai kinerja. Guru mengatur strategi dimensi menerapkan, di lingkungan sekolah

makna, masalah sebagai aktivitas untuk menanamkan nilai-

dalam

meluruskan

disampaikan dengan bentuk nasihat yang nilai terhadap siswa.

harus diikuti siswa dalam kegiatan Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru

pembelajaran.(2) melaporkan hasil kerja melakukan observasi serta melakukan

siswa dalam bentuk laporan, berita, foto, penilaian, hal ini dilakukan untuk mendorong

gambar, kartun, lukisan yang berhubungan siswa untuk mempraktikan nilai-nilai pada

dengan isu-isu umum. (3) masing-masing situasi kehidupan nyata (dalam kehidupan

kelompok membahas masalah, kemudian sehari-hari), di lingkungan keluarga, sekolah

siswa memperoleh penilaian berdasarkan dan masyarakat.

penilaian sendiri pada masalah tersebut dan

4) Tujuan pendidikan nilai dalam

siswa mengajukan bentuk saran sebagai

dimensi proses analisis (Analize)

solusi berdasarkan hasil diskusi. (4) Tujuan pendidikan nilai dalam proses

melakukan diskusi pada isu-isu secara dimensi analisis, yaitu guru merancang

individual kemudian siswa mengajukan atau kegiatan dalam proses pembelajaran di kelas

menyarankan solusi yang dibuatnya. dan di lingkungan sekolah, kegiatan

6) Tujuan pendidikan nilai dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa

dimensi proses mencipta (Create)

seperti mengkategorikan kejadian-kejadian, Tujuan pendidikan nilai dalam dimensi cerita pengalaman serta menampilkan nilai

proses mencipta adalah dimensi tingkat dasar yang terserap oleh siswa, melakukan

tinggi dari dimensi proses. Tujuan diskusi untuk membedakan nilai-nilai,

pendidikan nilai dalam dimensi proses melakukan kegiatan mengorganisir isi nilai

mencipta yaitu siswa harus mewujudkan diwujudkan dalam cerita melalui diskusi,

semua kemampuan yang dimilikinya. Guru membuat gambar dan poster yang memiliki

membimbing serta memberikan kesempatan pesan nilai, membuat catatan/tulisan tentang

berbentuk aktivitas atau kegiatan untuk nilai serta melakukan diskusi untuk

mendukung supaya siswa berkreatifitas, membahas nilai terkait. Upaya guru dalam

seperti siswa melakukan kinerja, membuat dimensi proses analisis yaitu melakukan

lukisan, menulis cerita. Dalam aktivitas atau kegiatan pembelajaran di kelas dan di

kegiatan ini siswa dapat mengubah lingkungan sekolah untuk membantu siswa

pengetahuan yang diperoleh secara kreatif, menerapkan nilai potensial dalam situasi

hal ini dilakukan tergantung pada sosial.

kemampuan

masing-masing siswa.

5) Tujuan pendidikan nilai dalam

Kemudian guru mengatur, memberikan

dimensi proses evaluasi (Evaluate)

kesempatanbagi siswa untuk berkreatifitas Tujuan pendidikan nilai dalam dimensi

dengan tujuan siswa mampu berbuat, proses evaluasi, yaitu guru mengatur

merancang nilai yang berorientasi pada kegiatan yang membawa perhatian siswa

situasi, mengakomodasi nilai-nilai yang tepat untuk menilai situasi, dalam hal ini siswa

pada setiap situas serta menyimpulkan nilai- membuat penilaian sendiri, mengecek benar

nilai yang diperolehnya.

atau salah, menilai kegiatan dengan kata-kata siswa sendiri. Guru melakukan kegiatan

4. Implikasi Pengembangan Pendidikan

untuk menetapkan tujuan evaluasi dalam

Nilai melalui Pendekatan Revised

dimensi proses, sebagai berikut: (1) meminta

Taxonomy Blooms

siswa untuk menulis satu atau dua dilema siswa untuk menulis satu atau dua dilema

mengajar dengan topik yang tepat akan pendekatan Revised Taxonomy Blooms (RBT)

dengan

menggunakan

tujuan pelaksanaan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Neglasari

menginspirasi

pendidikan nilai.

memiliki implikasi bagi pengembangan

e. Pendekatan revised taxonomy blooms pendidikan nilai, sebagai berikut:

dapat memberi interpretasi kreatif dan

a. Bagi guru rencana yang tepat dalam partisipasi aktif bagi siswa. Guru harus menanamkan pendidikan nilai bagi siswa

mengatur, melaksanakan dengan

mampu

kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kontekstual.

menggunakan

pendekatan

nilai-nilai yang dicapai pendidikan nilai. kontekstual, siswa dapat mengidentifikasi

Dengan

pendekatan

Pendekatan revised taxonomy blooms dan bertindak pada nilai-nilai. Proses-

mampu mengubah proses pembelajaran proses yang disarankan secara efektif

dengan menggunakan metode yang dalam revised blooms taxonomy dapat

sesuai dengan perkembangan yaitu mendukung guru dalam penanaman nilai,

menggunakan pendekatan konstruktivis. dalam hal ini guru berfungsi sebagai

Tujuan pendidikan nilai dicapai secara fasilitator untuk pengembangan nilai

efektif melalui konten pendidikan nilai. terhadap siswa.

Pencapaian berlangsung melalui desain yang

b. Praktek pendidikan yang tepat yaitu tepat dan praktek di kelas berdasarkan berorientasi pada tujuan pendidikan nilai

metode proses yang berorientasi pada dengan mengelola pembelajaran dan

filosofis yang didukung oleh taksonomi. pengajaran yang bermakna. Nilai

Dimensi proses revised blooms taxonomy diajarkan sebagai suatu fakta, dengan

dapat digunakan untuk mengatur dalam menggunakan

mencapai tujuan pendidikan nilai, hal ini berbasis proses. Dalam hal ini, guru

sistem

pembelajaran

dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar merencanakan transaksi nilai-nilai di

supaya terarah, untuk mencapai nilai-nilai kelas melalui metode yang didesain

yang akan diperoleh oleh siswa. sesuai dengan proses yang disarankan

Guru berfungsi sebagai fasilitator untuk dalam revised blooms taxonomy. Metode

nilai-nilai akuisisi dan transformator dalam transaksi berdasarkan proses harus

pengajaran. Dalam proses belajar dimensi terwujud dengan baik dengan mencapai

proses guru mengatur kegiatan sesuai dengan integrasi nilai yaitu integrasi terhadap

suasana dan materi pembelajaran yang pikiran, emosi, dan ide-ide, pada peserta

menyenangkan serta merencanakan kegiatan- didik.

kegiatan yang berfokus pada usaha siswa

c. Pendekatan revised taxonomy blooms untuk memperoleh nilai-nilai dan menyusun dalam tujuan pendidikan nilai relevan

perencanaan yang tepat dalam dimensi proses dengan

dalam revised taxonomy blooms. Siswa pembelajaran terpadu. Perencanaan,

menggunakan

pendekatan

secara efektif menangkap nilai-nilai, dalam pengajaran dan evaluasi dapat direvisi

situasi kehidupan, dan menciptakan nilai dengan menggunakan proses ini untuk

yang terkandung dalam situasi kehidupan. pencapaian tujuan pendidikan nilai.

Siswa tidak hanya sebagai pendengar Penetapan tujuan pendidikan nilai

pasif dalam mengikuti proses belajar nilai- menurut dimensi proses revised blooms

nilai, tetapi siswa bertindak pada nilai-nilai taxonomy dapat dilakukan oleh guru-

kegiatan yang guru dengan efektif.

melalui

berbagai

mengakomodir mereka dengan sebab akibat,

d. Pendekatan revised taxonomy blooms, tujuan dari nilai pendidikan dirancang dan menuntut kreativitas dan kemandirian

relevan dengan kegiatan yang dilaksanakan guru

menurut dimensi proses revised taxonomy pendidikan nilai yang relevan dengan

dalam

menetapkan

tujuan

blooms .

Dengan hal tersebut diatas, pendidikan pembiasaan (habituation). (3) proses nilai berfungsi memperkuat kepribadian

evaluasi pendidikan nilai dilakukan peserta didik yang beragam karakteristik

berkesinambungan, untuk memperoleh untuk hidup bersama dengan rasa hormat dan

imformasi perkembangan kepribadian toleransi serta menjadikan peserta didik

siswa secara berkelanjutan. sebagai

3. Pendekatan revised taxonomy blooms mulia,manusia

dalam pembelajaran memuat enam kesempurnaan ditunjukkan oleh terbentuknya

sempurna.

Tercapainya

dimensi proses yaitu, mengingat, pribadi peserta didik yang berakhlak mulia.

memahami, menerapkan, menganalisis, Pribadi yang berakhlak adalah pribadi yang

mengevaluasi dan mencipta. Peran guru memiliki kemampuan untuk mengelola

mengatur kelas serta hidupnya sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah

mampu

proses pembelajaran maupun Insaniyah.

menjalankan

menggunakan pendekatan revised taxonomy blooms dalam upaya

dengan

C. SIMPULAN

mencapai tujuan pendidikan nilai. Guru Berdasarkan hasil penelitian dapat

dalam menetapan tujuan pendidikan nilai disimpulkan, adalah sebagai berikut:

menurut dimensi proses dalam revised

1. Implementasi pendidikan nilai di taxonomy blooms dilakukan dengan Sekolah Dasar Negeri 2 Neglasari

efektif. Kemandirian guru dalam memiliki peran dan tanggungjawab

tujuan pembelajaran, terhadap penanaman nilai-nilai peserta

menetapkan

mengembangkan topik pembelajaran, didik. Nilai yang ditanamkan terhadap

dapat menginspirasi siswa dalam proses peserta

pelaksanaan tujuan pendidikan nilai. tanggungjawab, kerjasama, kedisiplinan, cinta tanah air, nasionalisme dan

DAFTAR PUSTAKA

kebangsaan, kekeluargaan, kemandirian Aeni, Nur. A. “ Pendidikan Nilai Di Sekolah dan

beribadah.

Pendidikan nilai

Dasar ”. (oneline).

dilaksanakan tidak hanya dalam bentuk (http://file.upi.edu/Direktori/Jurnal/Pen program khusus yang diajarkan melalui