PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PENGAWASAN INTERN TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (STUDI DI SKPK PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA)
Jurnal Akuntasi
ISSN 2302-0164 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages pp. 77- 86
PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, KAPASITAS SUMBER DAYA
MANUSIA, DAN PENGAWASAN INTERN TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH (STUDI DI SKPK PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA)
2 1)Rizky Rasmana Hanafiah, Syukriy Abdullah , Mulia Saputra.
2,) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda AcehStaf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Abstract: This study is aimed to examine the effect of accountability, transparency, human resource
capacity, and internal control in North Aceh District Government SKPK either jointly or individually. The
population in this study are all SKPK in North Aceh municipality by 63 SKPK by the number of
respondents consisted of 189 by Budget Users (PA), Financial Administration Officer (KDP) and the
Spending Treasurer. The data used primary data collected from respondents through the questionnaire, to
the test data to test the validity, reliability test and test hypotheses. Data were analyzed with the method of
analysis used is multiple linear regression. The results showed that accountability, transparency, human
resource capacity, and the effect on the internal control of financial management in the North Aceh
district government SKPK either jointly or individually.Keywords: Accountability, transparency, human resources capacity, internal audit and management finance.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh akuntabilitas, transparansi, kapasitas sumber
daya manusia, dan pengawasan intern di SKPK Pemerintah Kabupaten Aceh Utara baik secara bersama-
sama maupun individu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPK dalam Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara sebesar 63 SKPK dengan jumlah responden 189 dengan terdiri dari Pengguna Anggaran (PA),
Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) dan Bendahara Pengeluaran. Data yang digunakan data primer
yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, untuk pengujian data dilakukan uji validitas, uji
realibilitas dan uji hipotesis. Data kemudian dianalisis dengan Metode analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas, transparansi, kapasitas sumber
daya manusia, dan pengawasan intern berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah pada SKPK
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara baik secara bersama-sama maupun individu.
Kata Kunci: Akuntabilitas, transparansi, kapasitas SDM, pengawasan intern, dan pengelolaan keuangan.
terkait dengan seberapa besar Satuan Kerja
PENDAHULUAN
Suatu daerah otonom yang mampu Perangkat Kabupaten (SKPK) yang merupakan menyelenggarakan otonomi daerahnya memiliki perpanjangan pemerintah daerah dalam ciri dari kemampuan di bidang keuangan daerah melaksanakan pemerintahan mampu (Bisma et al, 2010). Menurut Peraturan melaksanakan elemen-elemen manajemen Pemerintah Nomor 58/2005 tentang Pengelolaan keuangan daerah. Bila pengelolaan keuangan daerah tidak dilaksanakan dengan baik, maka Keuangan Daerah adalah “keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, akibatnya akan membuka peluang terjadinya penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban korupsi yang berakibat akan menyengsarakan masyarakat didaerah tersebut. dan pengawasan keuangan daerah”. Adapun pengelolaan keuangan daerah dalam hal ini Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
77 - Volume 5, No. 4, November 2016
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 5, No. 4, November 2016 - 78
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI pada tahun 2009 dan 2010 Kabupaten Aceh Utara mendapatkan opini disclaimer, selanjutnya pada tahun 2011, 2012, 2013 dan terakhir pada tahun 2014 mendapatkan opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian) dari BPK RI. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan dan perbaikan yang signifikan terhadap Laporan Pertanggungjawaban keuangan terhadap APBK (BPK RI, 2014). Menjadi tugas Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) untuk menunjukkan kinerja pengelolaan keuangan yang baik, sehingga kinerja pengelolaan keuangan harus dilakukan secara tertib sesuai dengan peraturan perundang-undangan, efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan (Safwan, 2013).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan keuangan daerah diantaranya pada penelitian ini faktor yang diperkirakan mempengaruhi pengelolaan keuangan daerah menggunakan akuntabilitas, transparansi, kualitas sumber daya manusia, dan pengawasan intern. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh hipotesis yang dikembangkan berdasarkan teori-teori dan penelitian terdahulu serta mendapatkan bukti empiris mengenai akuntabilitas, transparansi, kapasitas sumber daya manusia, dan pengendalian intern pada SKPK Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
II. KAJIAN PUSTAKA Pengelolaan Keuangan Daerah
Perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah adalah merupakan seluruh rangkaian kegiatan dari pengelolaan keuangan daerah/APBD oleh SKPK sebagai pengguna keuangan daerah /APBD untuk pelayanan publik. Adapun menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah
Nomor 58/2005 (ayat 1) tentang pengelolaan
keuangan daerah “keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang- undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat”.
Pengelolaan keuangan daerah sangat besar pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah, karena daerah dapat menjadi daerah yang kuat dan berkuasa serta mampu mengembangkan kebesarannya atau menjadi tidak berdaya tergantung pada cara pengelolaan keungannya. Menurut Darise (2009:2) “keberhasilan pengelolaan keuangan daerah mempunyai dampak langsung terhadap keberhasilan otonomi daerah dan sumbangan besar dalam upaya perwujudan good governance ”.
Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah keharusan lembaga- lembaga sektor publik untuk lebih menekan pada pertanggungjawaban horizontal (masyarakat) bukan hanya pertanggungjawaban vertikal (otoritas yang lebih tinggi) (Turner dan Hulme, 1997). Undang-undang Nomor 17/2003 tentang
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 79 - Volume 5, No. 4, November 2016
Keuangan Negara menyebutkan salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum.
Sedangkan menurut Sulistiyani et al. (2003) Pemerintah yang akuntabel adalah Pemerintah yang memiliki ciri
- –ciri sebagai berikut: (1) mampu menyajikan informasi penyelenggaraan secara terbuka, cepat, tepat kepada masyarakat, (2) mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik, (3) mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan, (4) mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional, dan (5) adanya saran bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. Melalui pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah.
Transparansi
Dalam ranah keuangan publik, Pasal 7 Undang-undang Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengamanatkan “badan publik wajib menyediakan, memberikan dan/ atau menerbitkan Informasi Publik yang berada dibawah kewenangannya kepada pemohon informasi publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan”. Badan publik waijb menyediakan informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan dengan memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non elektronik mengenai laporan keuangan. Laporan keuangan memang merupakan salah satu hasil dari transparansi dan akuntabilitas keuangan publik. Dan ini berarti laporan keuangan yang disusun pun harus memenuhi syarat akuntabilitas dan transparansi.
Adapun menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah menginformasikan keuangan daerah terdiri dari: (1)APBD dan realisasi APBD Provinsi, Kabupaten, dan Kota; (2) Neraca daerah; (3) Laporan arus kas; (4) Catatan atas laporan keuangan daerah; (5) Dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan; (6) Laporan keuangan perusahaan daerah; (7) Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskan dan kapasitas fiskal daerah. Sistem yang transparan mememiliki prosedur yang jelas dalam pengambilan keputusan publik dan adanya saluran komunikasi yang terbuka antara berbagai
stakeholders dengan aksebilitasi yang baik
terhadap sumber informasi. Transparansi dibangun berdasarkan kebebasan untuk memperoleh informasi. Proses kelembagaan, dan informasi tersedia secara langsung terutama bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 5, No. 4, November 2016 - 80 efisien (Karmila, 2013). Kapasitasnya harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (output) dan hasil-hasil (outcomes). Menurut Tjiptoherijanto dalam Widyaningrum dan Rahmawati (2010), “untuk menilai kinerja dan kualitas kapasitas sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akutansi, dapat dilihat dari level of responsibility dan kompetensi sumber daya tersebut”. Tanggung jawab dapat dilihat dari penjelasan pembagian tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) jabatan yang jelas, Tanpa adanya penjelasan tupoksi jabatan yang jelas, sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Adapun menurut Hevesi dalam Winidyaningrum (2010)
“kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (ability) untuk melaksanakan suatu pekerjaan ”. Tingkat kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan- pelatihan dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas.
Pengawasan Intern
Menurut Pasal 1 PP Nomor 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menyebutkan pengawasan intern adalah
“Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik”.
Pengawasan
intern bertujuan untuk menilai sistem pengendalian manajemen, efisiensi dan efektifitas, transparan, akuntabel serta bersih bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dari suatu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam rangka perbaikan dan atau peningkatan kinerja demi terwujudnya
good governance dan clean government (Mifti, et al ., 2009). Adapun pada Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur negara (PERMENPAN) Nomor 5/2008 pengawasan yang berasal dari intern organisasi pemerintahan Provinsi/Kabupaten/Kota yaitu dilaksanakan oleh Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada di dalam kepemimpinannya.
III. METODE PENELITIAN Penelitain ini dilakukan pada SKPK
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini bersifat kausalitas dengan berusaha melihat pengaruh akuntabilitas, transparansi, kapasitas sumber daya manusia, dan pengawasan intern terhadap pengelolaan keuangan daerah pada SKPK Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Horizon waktu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah one shoot yaitu dimana data dikumpulkan dalam periode tertentu
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1 X 1 2 X 2 + (Sekaran, 2006:177) dengan cara pengumpulan 3 X 3 4 X 4 Y = α + β + β β + β + ε kuesioner dari masing-masing pengguna Dimana: anggaran SKPK. Y = Pengelolaan Keuangan Daerah
Adapun unit analisis yang digunakan 1, 2 3 4 = Koefisien regresi
β β ,β ,β
adalah tingkat organisasi yaitu 63 SKPK pada
X = Akuntabilitas
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Adapun
X2 = Transparansi
teknik pengumpulan data pada penelitian ini
X3 = Kapasitas sumber daya manusia
adalah teknik kuesioner dan dokumentasi. Data
X4 = Pengawasan Intern
yang diambil atau diwawancarai untuk 1 SKPK 3 = error term
ε
responden diantaranya Pengguna Anggaran (PA), Untuk menguji pengaruh variabel Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK), dan independen akuntabilitas (X1), transparansi (X2), Bendahara Pengeluaran di 63 SKPD dengan kapasitas sumber daya manusia (X3), dan jumlah responden 189, teknik dokumentasi pengawasan intern (X4) baik secara bersama- dilakukan dengan mengidentifikasi dan menelaah sama maupun individu terhadap pengelolaan buku, artikel dan jurnal akuntansi, Peraturan keuangan daerah (Y) yaitu dilakukan uji validitas, Pemerintah, sumber online yang berkaitan uji reabilitas, uji asumsi klasik yaitu uji dengan permasalahan yang diteliti. normalitas, uji heterokedasitas dan uji
Model skala sikap yang digunakan dalam multikolinearitas. penelitian ini adalah skala likert dengan interval 5 point dengan interval 1 sampai 5 dari tingkat
IV. HASIL PENELITIAN DAN
sangat setuju sampai ketidaksetujuannya. PEMBAHASAN Kuesioner yang telah diisi oleh responden Hasil Pengujian Hipotesis selanjutnya dianalisis melalui program SPSS Rentang waktu pengisian kuesioner adalah (Statistical Package for Social Science). Teknik selama 21 hari sejak kuesioner didistribusikan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini pada tanggal 8 Februari 2016 sampai dengan adalah regresi linier berganda yang bertujuan tanggal 28 February 2016. Adapun kuesioner untuk menguji pengaruh akuntabilitas, yang diedarkan kepada responden sebanyak 189, transparansi, kapasitas sumber daya manusia, dan dengan tingkat pengembalian sebanyak 166 pengawasan intern baik secara bersama-sama (87%) kuesioner. Hasil pengujian hipotesis maupun individu. dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada
Persamaan regresi linier berganda yang Tabel 4.1. digunakan dalam penelitian ini adalah: 81 - Volume 5, No. 4, November 2016
Pengaruh Akuntabilitas terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah
X1 ,597 ,085 ,694 7,00 5 ,000 ,911 1,098
Selanjutnya pengaruh secara bersama-sama ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,481, artinya bahwa pengelolaan keuangan 48,1 dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern sebesar 48,1%, selebihnya sebesar 51,9% disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik akuntabilitas, transparansi, kapasitas SDM, dan pengawasan intern maka akan meningkatkan pengelolaan keuangan daerah pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Husni (2010), Suparno (2012), Nursito (2014), dan Kesuma (2013)
(i=1,2,3,4 ) ≠ 0, artinya dapat dinyatakan bahwa akuntabilitas, transparansi, kapasitas SDM, dan pengawasan intern berpengaruh secara bersama- sama terhadap pengelolaan keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,693 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 69,3%. Artinya akuntabilitas, transparansi, kapasitas SDM, dan pengawasan intern mempunyai hubungan dengan pengelolaan keuangan daerah sebesar 69,3%.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan nilai koefisien regresi i
Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Kapasitas Sumber Daya Manusia, dan Pengawasan Intern terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah
Dari persamaan tersebut diketahui konstanta sebesar 0,156 bermakna bahwa jika variabel akuntabilitas, transparansi, kapasitas sumber daya manusia, dan pengawasan intern dianggap konstanta, maka besarnya nilai pengelolaan keuangan daerah adalah sebesar 0,156 pada satuan skala likert.
Y = 0,156 + 0,597X 1 + 0,136X 2 + 0,106X 3 + 0,090X 4
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Koefisien Korelasi = 0,693 Koefisien Determinasi = 0,481 Adjust R Squered = 0,445
X2 ,136 ,097 ,139 1,40 6 ,165 ,919 1,088
Jurnal Akuntasi
X3 ,106 ,071 ,142 1,48 5 ,143 ,980 1,020
1 (Constant) ,156 ,864 ,180 ,857
X4 ,090 ,123 ,073 ,736 ,465 ,914 1,095
VIF
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
Coefficients a Model Unstandardized
Tabel 4.1 Hasil Pengujian HipotesisPascasarjana Universitas Syiah Kuala
- + ε
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 83 - Volume 5, No. 4, November 2016
Hasil pengujian menunjukkan nilai
koefisien regresi (β 1 ) untuk variabel akuntabilitas adalah sebesar 0,597. Penentuan hipotesis menyebutkan jika β 1 ≠ 0 : H a diterima, artinya akuntabilitas berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah. Koefisien regresi (β 1
) akuntabilitas (X 1 ) sebesar 0,597, artinya setiap akuntabilitas naik 1 satuan pada skala interval, maka pengelolaan keuangan daerah akan meningkat 0,597 satuan pada skala interval.
Implikasinya pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara laporan keuangan merupakan salah satu wujud dari akuntabilitas keuangan kegiatan pengelolaan keuangan. Laporan keuangan merupakan gambaran pencapaian pengelolaan keuangan serta sebagai alat untuk menilai kinerja dari pengelolaan keuangan. Laporan pengelolaan keuangan SKPD berupa Laporan Realiasai Anggaran, Neraca, Catatan Atas Laporan Keuangan dan Laporan Arus Kas bagi SKPD yang melaksanakan fungsi penerimaan. Selain itu SKPD pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara juga berkewajiban melaporkan kemajuan pengelolaan keuangan setiap bulan melalui laporan pertanggungjawaban. Pelaporan pada SKPK di Kabupaten Aceh Utara menggunakan perangkat aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Siregar (2011) yang menjelaskan bahwa akuntabilitas keuangan berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan daerah. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Suparno (2012) yang menunjukkan bahwa akuntabilitas keuangan tidak berpengaruh siginifikan terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Pengaruh Transparansi terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Hasil pengujian menunjukkan nilai
koefisien regresi (β 2 ) untuk variabel transparansi adalah sebesar 0,136. Penentuan hipotesis menyebutkan jika β 2 ≠ 0 : H a diterima, artinya transparansi berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah. Koefisien regresi (β 2
) transparansi (X 2 ) sebesar 0,136, artinya setiap transparansi naik 1 satuan pada skala interval, maka pengelolaan keuangan daerah akan meningkat 0,136 satuan pada skala interval.
Implikasinya Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara telah melaksanakan transparansi pengelolaan keuangan daerah salah satunya melalui website Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang didalamnya terdapat informasi dari informasi perencanaan keuangan daerah sampai pelaporan dan hasil pemeriksaan dari BPK.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suparno (2012) yang menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan daerah, dan Zulfadli (2013) menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh signifikan terhadap efektifitas keuangan daerah. Akan tetapi Siregar (2011) transparansi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan APBD.
Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Hasil pengujian menunjukkan nilai
koefisien regresi (β 3 ) untuk variabel kapasitas sumber daya manusia adalah sebesar 0,106. Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 5, No. 4, November 2016 - 84
Penentuan hipotesis menyebutkan jika β 3 ≠0:H a diterima, artinya kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah. Koefisien regresi (β 3 ) kapasitas sumber daya manusia (X 3 ) sebesar 0,106, artinya setiap kapasitas sumber daya manusia naik 1 satuan pada skala interval, maka pengelolaan keuangan daerah akan meningkat 0,106 satuan pada skala interval.
Implikasinya pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara kapasitas sumber daya aparatur memiliki 11.906 orang, dengan jumlah aparatur berpendidikan Diploma IV (D4) berjumlah 50 orang, strata 1 (S1) berjumlah 5.592 orang, dan strata 2 (S2) berjumlah 274 orang, adapun dilihat dari jumlah kuantitas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memiliki kapasitas SDM yang cukup untuk menjalankan pemerintahan khususnya dibagian pengelolaan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Husni (2010) dan Nursito (2014) yang menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Pengaruh Pengawasan Intern terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Hasil pengujian menunjukkan nilai
koefisien regresi (β 4 ) untuk variabel pengawasan intern adalah sebesar 0,090. Penentuan hipotesis menyebutkan jika β 4 ≠ 0 : H a diterima, artinya pengawasan intern berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah. Koefisien regresi (β 4 ) pengawasan intern (X 4 ) sebesar 0,090, artinya setiap pengawasan intern naik 1 satuan pada skala interval, maka pengelolaan keuangan daerah akan meningkat 0,090 satuan pada skala interval.
Implikasinya pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pengawasan intern yang dilaksanakan oleh Inspektorat saat ini semakin memperlihatkan perannya dalam memberikan keyakinan yang memadai khususnya terhadap laporan keuangan yang disampaikan oleh Pemerintah kabupaten Aceh Utara. Dalam Pasal 33 PP Nomor 8 Tahun 2006 mengatur tentang adanya kewajiban inspektorat sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk melakukan reviuw atas laporan keuangan. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap laopran keuangan yang disajikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Tuasikal (2006), dan Suparno (2012) yang menunjukkan bahwa pengawasan intern berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Siregar (2011) yang menunjukkan bahwa pengawasan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengelolaan APBD.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Seluruh variabel yang diuji dalam penelitian ini, yaitu: akuntabilitas, transparansi, kapasitas SDM, dan pengawasan intern berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah pada SKPK Pemerintah Kabupaten Aceh Utara baik secara bersama-sama maupun individu. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui kuesioner, sehingga menimbulkan masalah jika jawaban responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya.
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 85 - Volume 5, No. 4, November 2016
Keadaan seperti ini merupakan hal yang tidak dapat dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti dan Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel bebas dan belum mampu menjelaskan pengelolaan keuangan daerah pada SKPK di Kabupaten Aceh Utara sebesar 48,1%, sedangkan sisanya 51,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Seperti variabel politik penganggaran, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, regulasi daerah, pemanfaatan tekhnologi informasi, pemanfaatan SIMDA, kinerja SKPK, dan efektifitas penatausahaan keuangan.
Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian tersebut, maka saran praktis untuk menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah bagi akademis diantaranya Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain seperti komitmen organisasi, komitmen pimpinan, perencanaan anggaran, pengawasan melekat, kejelasan sasaran anggaran, peran teknologi informasi, value for money yang diduga berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah pada SKPK. Selain itu penelitian pengelolaan keuangan dapat menambahkan dengan variabel efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan kinerja.
Adapun saran bagi praktisi adalah untuk dapat meningkatkan pengelolaan keuangan daerah pada SKPK di Pemerintah Kabupaten Aceh Utara perlu benar-benar memperhatikan akuntabilitas dengan melakukan evaluasi pada laporan keuangan SKPK. Selanjutnya, meningkatkan publikasi tentang pengelolaan keuangan daerah pada tiap-tiap SKPK di Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara. Selanjutnya, perlunya peningkatan akan menyesuaikan analisis jabatan pada sektor keuangan sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka di jurusan keuangan sehingga dapat dengan cepat memahami sistem keuangan pemerintah daerah dan jika penyusunan laporan keuangan pada masing-masing SKPK memiliki latar belakang disiplin ilmu yang berbeda-beda (tidak hanya berasal dari latar belakang ilmu akuntansi) hendaknya dapat diberikan pembekalan yang cukup mengenai dasar-dasar akuntansi. Selanjutnya, meningkatkan pengawasan intern pada SKPK serta memperhatikan saran dan rekomendasi hasil pengawasan dari Inspektorat sebagai bahan evaluasi pengelolaan keuangan daerah pada SKPK di Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
Bisma, I.D.G, dan Susanto, H. 2010. Evaluasi Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2003-2007. GaneÇ Swara Edisi Khusus . Vol. 4 No.3: 75-86.
Darise, N. 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah.
Edisi 2 Jakarta Barat: PT Indeks.
http://bandaaceh.bpk.go.id/wp- content/uploads/2015/06/SIARAN-PERS- ACEH-UTARA-2014.docx.
Karmila, A.T., dan Darlis, E. 2013. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Daerah Kabupaten Pidie Jaya . Tesis.
Keterandalan Pelaporan Keuangan Banda Aceh: Program Pascasarjana Pemerintah Daerah (Studi pada Universitas Syiah Kuala. Pemerintah Provinsi Riau). Jurnal Sorot. Vol. 9 No. 1: 25-42 Sekaran, U. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Sulistiyani, A.T., dan Rosidah. 2003. Manajemen Mifti, S., Lestariyo, N.B., dan Kowanda, A. 2009. , Yogyakarta:
Sumber Daya Manusia Pengawasan Internal dan Kinerja. Jurnal Graha Ilmu. Ekonomi Bisnis . Vol. 14. No. 3: 114-124.
Turner, M., dan David H. 1997. Governance,
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 32 Administration, and Development.
Tahun 2004 tentang Pemerintahan London: MacMillan Press. Daerah.
Winidyaningrum, C., dan Rahmawati. 2010.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 58 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Manusia dan Pemanfaatan TeknologiKeuangan Daerah. Informasi terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 17 Pemerintah Daerah dengan Variabel
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Intervening Pengendalian InternAkuntansi. Simposium Nasional
Republik Indonesia, Undang-Undang RI No. 14 Akuntansi
XII Purwokerto:
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara No. 5 Tahun 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
Safwan. 2014. Pengaruh Kompetensi dan
Motivasi terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pemerintah
Volume 5, No. 4, November 2016 - 86