Teori Pemungutan Suara Keuangan Publik
TEORI PEMUNGUTAN SUARA DAN
APLIKASINYA DI INDONESIA
Oleh Kelompok 6 Keuangan Publik D-III Pajak 1-I:
•
•
•
•
•
Buyung Rizqy Imam F
Intan Nur Fitrianti
Miftahul Syahputra
Suworo
Threesya Aldina
TEORI PEMUNGUTAN SUARA
Merupakan alternatif dalam menentukan kesukaaan dan
ketidaksukaan masyarakat akan barang publik termasuk
pembiayaan akan barang publik.
Pemungutan suara dilakukan karena sistem harga tidak dapat
dipakai untuk menunjukan kesukaan masyarakat akan barang
publik.
PENENTU HASIL
PEMUNGUTAN SUARA
Distribusi suara di antara para pemilih
Cara penentuan hasil pemungutan suara
Simple Majority
Dalam simple majority (suara mayoritas sederhana) untuk menunjukan
kesukaan masyarakat terhadap barang dan jasa maka pemenang akan
ditentukan dgn rumus (M/2)+1.
Di mana M adalah banyaknya orang dalam masyarakat.
Namun simple majority merupakan cara yg tidak tepat.
Inefisiensi Dan Mayoritas Sederhana
PEMILIH
BIAYA
MANFAAT
MANFAAT
NETO
SETUJU/
TIDAK
SETUJU
A
B
S
10
10
10
15
11
2
5
1
-8
SETUJU
SETUJU
TIDAK
30
28
-2
Teori Wicksell
Cara pemungutan suara dgn suara mutlak 100% (unanimous) hasilnya akan
sama dengan sistem harga pada pasar persaingan sempurna.
Suara mutlak (100%) dapat menyamai hasil yang dicapai melalui sistem harga
utk barang swasta.
Wicksell menyadari bahwa suara bulat (mutlak) sulit untuk diperoleh.
Wicksell mengusulkan cara yg kedua yaitu relatif suara, di mana 5/6 suara yang
menang.
Teori Buchanan dan Tullock
• Terdapat hubungan yg searah antara efisiensi dan biaya
pemungutan suara.
• Semakin besar efisiensi hasil pemungutan suara (suara
hampir bulat), semakin besar pula biaya pemungutan
suara, begitu pula sebaliknya.
Biaya dan Efisiensi Pemungutan
Suara
Efisiensi
Besar sekali
Nol
Jumlah Suara
Biaya Pemungutan
100 % setuju
Besar sekali
2/3 setuju
(n/2)+1
1 orang (raja atau diktator)
Kekuasaan negara lain
Nol
Sistem-sistem
Pemungutan Suara
•
Sistem Pilihan Berdasarkan Suara Bulat (Aklamasi)
•
Sistem Pilihan Berdasarkan Suara Terbanyak
•
Sistem Pilihan Berdasarkan Pilihan Titik (Point Voting)
•
Sistem Pilihan Berdasarkan Pilihan Ganda (Plurality Voting)
•
Teori Demokrasi Perwakilan
Pilihan Berdasarkan Suara Bulat
Pemungutan suara dgn suara bulat (100% suara) merupakan
cara yg paling baik.
Cara ini dapat
masyarakat.
Tetapi dgn cara aklamasi sangat sulit untuk mencapai suatu
keputusan, terutama apabila jumlah orang besar sekali.
melindungi
golongan
minoritas
dlm
suatu
Pilihan Berdasarkan Suara
Terbanyak
Berdasarkan cara ini, keputusan diambil apabila jumlah orang yg
setuju lebih besar daripada jumlah orang yg tidak setuju.
Keputusan diambil bila suara setuju adalah 50 persen plus satu
[(n/2)+1] atau dua per tiga suara [(2/3)n] menyatakan setuju.
Arrow Paradoks
Sistem pemungutan suara dgn cara mayoritas
tampaknya akan dgn mudah mencapai keputusan.
sederhana
Namun menurut Arrow terdapat masalah yg timbul apabila
pemungutan suara diadakan untuk menentukan pilihan tiga
kegiatan atau lebih.
Teorema Median Voter
Dalam hal pemungutan suara berdasarkan mayoritas sederhana
untuk menentukan pelaksanaan proyek, pemilih yg bertindak
sebagai median voter adalah yg paling diuntungkan.
Median voter diuntungkan sebab pilihan yg disukainya pasti
menang dalam suatu pemungutan suara dan kesejateraan
masyarakat menjadi maksimum apabila preferensi setiap orang
berpuncak satu.
Pilihan Berdasarkan Pilihan Titik
(Point Voting)
Cara pemilihan suara mayoritas memberikan nilai yg sama utk setiap jenis pilihan dan setiap
pemilih hanya menyatakan preferensi mereka berdasarkan ranking yg paling disukai sampai ke
proyek yg paling tidak disukai.
Sistem suara mayoritas dianggap tidak baik karena tidak mencerminkan derajat kesukaan setiap
pemilih atas berbagai jenis proyek.
Pemungutan suara berdasarkan pilihan titik merupakan suatu cara utk mengatasi pilihan
berdasarkan suara mayoritas tsb dgn cara memberikan angka tertentu (misal 100) kepada
setiap pemilih yg dpt mengalokasikannya pada setiap jenis proyek.
Pilihan
Berdasarkan
Pilihan
Ganda
Pemungutan suara berdasarkan pilihan ganda dilakukan dgn
memberikan angka berdasarkan urutan kesukaan.
Untuk proyek paling disukai diberikan angka 1.
Angka untuk proyek yg paling tidak disukai adalah 3.
Teori Demokrasi Perwakilan
Dalam kenyataan jarang terdapat cara pemungutan suara dgn
melibatkan seluruh masyarakat utk menetapkan proyek-proyek
pemerintah.
Pemungutan suara umumnya dilakukan rakyat melalui wakil-wakil
mereka.
Tujuan para politisi
kedudukan mereka.
Ini dpt dilakukan apabila mereka menyuarakan kehendak masyarakat yg
mereka wakili, sehingga tujuan wakil rakyat adalah memaksimalkan
jumlah suara yg memilih.
atau
wakil
rakyat
adalah
mempertahankan
Pemilihan Proyek
Apabila proyek dipilih secara sendiri-sendiri.
Apabila proyek dipilih berdasarkan kombinasi proyek-proyek yg menang
dlm satu paket dan proyek-proyek yg kalah dlm satu paket.
Logrolling
Logrolling merupakan suatu cara bagi pemilih untuk melakukan kolusi di antara para pemilih yg
kalah dgn cara mempertukarkan suara agar mereka sama-sama memperoleh keuntungan.
Hal ini dilakukan dgn cara memberikan nilai yg lebih banyak kepada proyek yg disukai pemilih
lain apabila pemilih tersebut memberikan nilai yg lebih besar kepada proyek yg disukainya.
PENGAPLIKASINYA DI
INDONESIA
Sistem Pemilihan Umum
di Indonesia
Sistem Pemilu
Terdapat bagian-bagian atau komponenkomponen yang merupakan sistem itu sendiri
dalam melaksanakan pemilihan umum
diantaranya:
Bidang ilmu politik mengenal beberapa
sistem pemilihan umum yang berbeda-beda
dan memiliki cirikhas masing-masing akan
tetapi, pada umumnya berpegang pada dua
prinsip pokok, yaitu:
Sistem hak pilih
Sistem pembagian daerah pemilihan
Sistem pemilihan
Sistem pencalonan
Sistem Pemilihan Mekanis
Sistem Pemilihan Organis
Sejarah Pelaksanaan Sistem
Pemilihan Umum di Indonesia
• Zaman Demokrasi Parlementer (1945-1959)
• Zaman Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
• Zaman Demokrasi Pancasila (1965-1998)
• Zaman Reformasi (1998-sekarang)
Asas-Asas Pemilu di Indonesia dan
Pentingya Pemilu bagi Indonesia
Asas-Asas Pemilu
Langsung
Umum
Bebas
Rahasia
Jujur
Adil
Pentingnya Pemilu
Pemilu merupakan sarana
perwujudan kedaulatan rakyat.
Pemilu merupakan sarana bagi
pemimpin politik untuk
memperoleh legitimasi.
Pemilu merupakan sarana bagi
rakyat untuk berpartisipasi dalam
proses politik.
Pemilu merupakan sarana untuk
melakukan penggantian
pemimpin secara konstitusional.
KESIMPULAN
1.
Pemilihan proyek-proyek berdasarkan mayoritas sederhana dapat
menimbulkan masalah karena adanya paradoks arrow kecuali dalam
masyarakat yang homogen dimana preferensi mereka sama sehingga
pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan aklamasi
2.
Dalam dunia nyata pelaksanaan pemungutan suara banyak dilakukan
oleh para wakil rakyat sehingga hasilnya tergantung pada kemampuan
para politisi dalam melakukan strategi dalam menggolkan proyek yang
diinginkan
APLIKASINYA DI INDONESIA
Oleh Kelompok 6 Keuangan Publik D-III Pajak 1-I:
•
•
•
•
•
Buyung Rizqy Imam F
Intan Nur Fitrianti
Miftahul Syahputra
Suworo
Threesya Aldina
TEORI PEMUNGUTAN SUARA
Merupakan alternatif dalam menentukan kesukaaan dan
ketidaksukaan masyarakat akan barang publik termasuk
pembiayaan akan barang publik.
Pemungutan suara dilakukan karena sistem harga tidak dapat
dipakai untuk menunjukan kesukaan masyarakat akan barang
publik.
PENENTU HASIL
PEMUNGUTAN SUARA
Distribusi suara di antara para pemilih
Cara penentuan hasil pemungutan suara
Simple Majority
Dalam simple majority (suara mayoritas sederhana) untuk menunjukan
kesukaan masyarakat terhadap barang dan jasa maka pemenang akan
ditentukan dgn rumus (M/2)+1.
Di mana M adalah banyaknya orang dalam masyarakat.
Namun simple majority merupakan cara yg tidak tepat.
Inefisiensi Dan Mayoritas Sederhana
PEMILIH
BIAYA
MANFAAT
MANFAAT
NETO
SETUJU/
TIDAK
SETUJU
A
B
S
10
10
10
15
11
2
5
1
-8
SETUJU
SETUJU
TIDAK
30
28
-2
Teori Wicksell
Cara pemungutan suara dgn suara mutlak 100% (unanimous) hasilnya akan
sama dengan sistem harga pada pasar persaingan sempurna.
Suara mutlak (100%) dapat menyamai hasil yang dicapai melalui sistem harga
utk barang swasta.
Wicksell menyadari bahwa suara bulat (mutlak) sulit untuk diperoleh.
Wicksell mengusulkan cara yg kedua yaitu relatif suara, di mana 5/6 suara yang
menang.
Teori Buchanan dan Tullock
• Terdapat hubungan yg searah antara efisiensi dan biaya
pemungutan suara.
• Semakin besar efisiensi hasil pemungutan suara (suara
hampir bulat), semakin besar pula biaya pemungutan
suara, begitu pula sebaliknya.
Biaya dan Efisiensi Pemungutan
Suara
Efisiensi
Besar sekali
Nol
Jumlah Suara
Biaya Pemungutan
100 % setuju
Besar sekali
2/3 setuju
(n/2)+1
1 orang (raja atau diktator)
Kekuasaan negara lain
Nol
Sistem-sistem
Pemungutan Suara
•
Sistem Pilihan Berdasarkan Suara Bulat (Aklamasi)
•
Sistem Pilihan Berdasarkan Suara Terbanyak
•
Sistem Pilihan Berdasarkan Pilihan Titik (Point Voting)
•
Sistem Pilihan Berdasarkan Pilihan Ganda (Plurality Voting)
•
Teori Demokrasi Perwakilan
Pilihan Berdasarkan Suara Bulat
Pemungutan suara dgn suara bulat (100% suara) merupakan
cara yg paling baik.
Cara ini dapat
masyarakat.
Tetapi dgn cara aklamasi sangat sulit untuk mencapai suatu
keputusan, terutama apabila jumlah orang besar sekali.
melindungi
golongan
minoritas
dlm
suatu
Pilihan Berdasarkan Suara
Terbanyak
Berdasarkan cara ini, keputusan diambil apabila jumlah orang yg
setuju lebih besar daripada jumlah orang yg tidak setuju.
Keputusan diambil bila suara setuju adalah 50 persen plus satu
[(n/2)+1] atau dua per tiga suara [(2/3)n] menyatakan setuju.
Arrow Paradoks
Sistem pemungutan suara dgn cara mayoritas
tampaknya akan dgn mudah mencapai keputusan.
sederhana
Namun menurut Arrow terdapat masalah yg timbul apabila
pemungutan suara diadakan untuk menentukan pilihan tiga
kegiatan atau lebih.
Teorema Median Voter
Dalam hal pemungutan suara berdasarkan mayoritas sederhana
untuk menentukan pelaksanaan proyek, pemilih yg bertindak
sebagai median voter adalah yg paling diuntungkan.
Median voter diuntungkan sebab pilihan yg disukainya pasti
menang dalam suatu pemungutan suara dan kesejateraan
masyarakat menjadi maksimum apabila preferensi setiap orang
berpuncak satu.
Pilihan Berdasarkan Pilihan Titik
(Point Voting)
Cara pemilihan suara mayoritas memberikan nilai yg sama utk setiap jenis pilihan dan setiap
pemilih hanya menyatakan preferensi mereka berdasarkan ranking yg paling disukai sampai ke
proyek yg paling tidak disukai.
Sistem suara mayoritas dianggap tidak baik karena tidak mencerminkan derajat kesukaan setiap
pemilih atas berbagai jenis proyek.
Pemungutan suara berdasarkan pilihan titik merupakan suatu cara utk mengatasi pilihan
berdasarkan suara mayoritas tsb dgn cara memberikan angka tertentu (misal 100) kepada
setiap pemilih yg dpt mengalokasikannya pada setiap jenis proyek.
Pilihan
Berdasarkan
Pilihan
Ganda
Pemungutan suara berdasarkan pilihan ganda dilakukan dgn
memberikan angka berdasarkan urutan kesukaan.
Untuk proyek paling disukai diberikan angka 1.
Angka untuk proyek yg paling tidak disukai adalah 3.
Teori Demokrasi Perwakilan
Dalam kenyataan jarang terdapat cara pemungutan suara dgn
melibatkan seluruh masyarakat utk menetapkan proyek-proyek
pemerintah.
Pemungutan suara umumnya dilakukan rakyat melalui wakil-wakil
mereka.
Tujuan para politisi
kedudukan mereka.
Ini dpt dilakukan apabila mereka menyuarakan kehendak masyarakat yg
mereka wakili, sehingga tujuan wakil rakyat adalah memaksimalkan
jumlah suara yg memilih.
atau
wakil
rakyat
adalah
mempertahankan
Pemilihan Proyek
Apabila proyek dipilih secara sendiri-sendiri.
Apabila proyek dipilih berdasarkan kombinasi proyek-proyek yg menang
dlm satu paket dan proyek-proyek yg kalah dlm satu paket.
Logrolling
Logrolling merupakan suatu cara bagi pemilih untuk melakukan kolusi di antara para pemilih yg
kalah dgn cara mempertukarkan suara agar mereka sama-sama memperoleh keuntungan.
Hal ini dilakukan dgn cara memberikan nilai yg lebih banyak kepada proyek yg disukai pemilih
lain apabila pemilih tersebut memberikan nilai yg lebih besar kepada proyek yg disukainya.
PENGAPLIKASINYA DI
INDONESIA
Sistem Pemilihan Umum
di Indonesia
Sistem Pemilu
Terdapat bagian-bagian atau komponenkomponen yang merupakan sistem itu sendiri
dalam melaksanakan pemilihan umum
diantaranya:
Bidang ilmu politik mengenal beberapa
sistem pemilihan umum yang berbeda-beda
dan memiliki cirikhas masing-masing akan
tetapi, pada umumnya berpegang pada dua
prinsip pokok, yaitu:
Sistem hak pilih
Sistem pembagian daerah pemilihan
Sistem pemilihan
Sistem pencalonan
Sistem Pemilihan Mekanis
Sistem Pemilihan Organis
Sejarah Pelaksanaan Sistem
Pemilihan Umum di Indonesia
• Zaman Demokrasi Parlementer (1945-1959)
• Zaman Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
• Zaman Demokrasi Pancasila (1965-1998)
• Zaman Reformasi (1998-sekarang)
Asas-Asas Pemilu di Indonesia dan
Pentingya Pemilu bagi Indonesia
Asas-Asas Pemilu
Langsung
Umum
Bebas
Rahasia
Jujur
Adil
Pentingnya Pemilu
Pemilu merupakan sarana
perwujudan kedaulatan rakyat.
Pemilu merupakan sarana bagi
pemimpin politik untuk
memperoleh legitimasi.
Pemilu merupakan sarana bagi
rakyat untuk berpartisipasi dalam
proses politik.
Pemilu merupakan sarana untuk
melakukan penggantian
pemimpin secara konstitusional.
KESIMPULAN
1.
Pemilihan proyek-proyek berdasarkan mayoritas sederhana dapat
menimbulkan masalah karena adanya paradoks arrow kecuali dalam
masyarakat yang homogen dimana preferensi mereka sama sehingga
pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan aklamasi
2.
Dalam dunia nyata pelaksanaan pemungutan suara banyak dilakukan
oleh para wakil rakyat sehingga hasilnya tergantung pada kemampuan
para politisi dalam melakukan strategi dalam menggolkan proyek yang
diinginkan