BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Judul 2.1.1. Definisi Rumah Sakit - Rumah Sakit Ibu dan Anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

  8  

   

  2.1.1. Definisi Rumah Sakit a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.

  340/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Depkes RI, 2010).

  b. Menurut

   Kepmenkes no. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman

  Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah fasilitas pelayanan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan (Depkes RI, 2006).

  2.1.2. Definisi Ibu

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ibu berarti wanita yang telah melahirkan seseorang.

  2.1.3. Definisi Anak

  Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak diklasifikasikan dalam 6 kategori menurut kelompok umur, yaitu:

a. Kelompok Umur Perinatal atau Pra-lahir

  Adalah bayi yang masih dalam kandungan yang dibagi dalam dua kelompok:

  1. Perinatal pertama, yaitu bayi dalam kandungan yang berusia 28 minggu sampai dengan bayi yang telah lahir dengan usia 7 hari kelahiran (28 minggu s/d 7 hari).

  9  

   

  2. Perinatal Kedua, yaitu bayi dalam kandungan yang berusia 20 minggu sampai dengan bayi yang telah lahir usia 28 hari (20 minggu s/d 28 hari).

  Perlu dicatat disini kenapa kelompok umur ini tidak termasuk usia dibawah 20 minggu, karena bayi dalam kandungan yang dibawah 20 minggu adalah janin yang notabenenya bila pada saat tersebut lahir maka janin tersebut tidak akan bisa hidup, sehingga penekanannya bukan perhatian pada anak tetapi perhatian pada ibu hamilnya. Sangat jelas tidak termasuk dalam devinisi anak dalam UU Perlindungan anak diatas.

  b. Kelompok Umur Neonatus

  Adalah bayi yang baru lahir sampai dengan usia dibawah 28 hari (< 28 hari). Arti kata dari

  neonatus itu sendiri adalah neo = baru dan natus = lahir.

  c. Kelompok Umur Infant

  Adalah bayi yang dimulai dengan usia 0 bulan sampai 1 tahun (bayi < 1 tahun).

  d. Kelompok Umur Batita

  Adalah anak yang dikelompokan dalam umur Bawah Tiga Tahun maksudnya anak termasuk bayi yang usianya di bawah tiga tahun (< 3 tahun).

  e. Kelompok Umur Balita

  Adalah Anak yang dikelompokan dalam umur dari Bawah Lima Tahun maksudnya anak termasuk bayi yang usianya dari 0 bulan sampai dengan usia lima tahun (< 5 tahun). Istilah balita kadang juga ditambahkan dengan kata anak didepannya yaitu anak balita, kalau demikian maka umurnya dimulai dari 1 tahun sampai dengan 5 tahun (1-5 tahun).

  f. Kelompok Umur Anak Usia Sekolah

  Adalah kelompok Umur Anak Usia Sekolah yang dibagi menjadi dua yaitu kelompok umur pertama : Anak-Anak (TK dan SD) termasuk prasekolah yaitu anak yang usianya 5-14 tahun. Dan kelompuk umur kedua yaitu remaja (15 tahun s/d 18 tahun).

  Menurut Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Ibu dan Anak tahun 2010, anak adalah seseorang yang berusia <18 tahun.

2.2. Tinjauan Teoritis

  2.2.1. Rumah Sakit

  Menurut

   Undang-Undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah

  Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

  2.2.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi

  promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

  Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

  b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna.

  c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

  d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

  2.2.3. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit

2.2.3.1. Jenis Rumah Sakit Secara Umum

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya:

  10  

    a. Berdasarkan jenis pelayanan

  1. Rumah Sakit Umum Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

  2. Rumah Sakit Khusus Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

  b. Berdasarkan pengelolaannya

  1. Rumah Sakit Publik, dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit Pemerintah dalam penyelenggaraannya diwajibkan untuk melayani masyarakat

  2. Rumah Sakit Privat, dikelola oleh badan hukum dengan tujuan

  pofit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

2.2.3.2. Klasifikasi Rumah Sakit

  Menurut Undang-Undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit (Depkes RI, 2009).

a. Klasifikasi Rumah Sakit Umum

  1. Rumah Sakit Umum kelas A Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspsialistik luas. Rumah Sakit

  Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5(lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12(dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13(tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis.

  2. Rumah Sakit Umum kelas B Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar,

  11  

   

  4(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8(delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan 2(dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.

  3. Rumah Sakit Umum kelas C Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.

  4. Rumah Sakit Umum kelas D Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2(dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

b. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus

  1. Rumah Sakit Khusus kelas A

  2. Rumah Sakit Khusus kelas B

  2.2.4. Rumah Sakit Pemerintah

  Perbedaan pokok dengan rumah sakit swasta terutama sekali menyangkut sumber pendanaan rumah sakit yang bersangkutan, yakni kalau rumah sakit Pemerintah biaya untuk pengelolaan rumah sakit sepenuhnya didanai oleh Pemerintah, yaitu dengan cara menganggarkannya dalam APBN, APBD, dan lain- lainnya. Karena dana pengelolaan rumah sakit ini berasal dari Pemerintah maka segala pendapatan yang diperoleh oleh rumah sakit tersebut juga harus disetorkan ke Kas Negara (Iskandar, 1998).

  Dalam penyelenggaraan pelayanannya, rumah sakit Pemerintah di wajibkan melayani masyarakat secara keseluruhan sehingga masyarakat miskin di daerah pelayanan dapat dilayani 100%.

  2.2.5. Rumah Sakit Swasta

  Yang dimaksud dengan rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang didirikan oleh pihak swasta (non-Pemerintah), yaitu dapat beberapa orang, badan hukum, kelompok keagamaan, perusahaan, dan lain-lain. Awalnya rumah sakit swasta didirikan oleh yayasan dengan tujuan sosial, sehingga pendanaannya berasal dari sumbangan para dermawan (Iskandar, 1998)

  12  

   

  Namun dengan perkembangan masa dan pemikiran masyarakat, kondisi rumah sakit yang bertujuan sosial tersebut mengalami perubahan, karena sulit bagi pihak pengelola rumah sakit untuk mendapatkan biaya yang berasal dari sumbangan para relawan tersebut.sebab semakin hari biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit semakin besar, dan tidak seimbang lagi dengan pemasukan rumah sakit.sehingga untuk kelangsungan rumah sakit, pihak pendiri /pengelola membuat kebijaksanaan untuk menetapkan tarif pelayanan kepada pasien.

  Setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 84 tahun 1990, ditegaskan bahwa pelayanan kesehatan swasta dibidang medis boleh diselenggarakan oleh: perorangan, kelompok, yayasan, atau badan hukum lainnya, dan dapat pula dilakukan oleh sebuah perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas yang

  profit oriented (memperhitungkan potensi keuntungan)

  (Iskandar, 1998)

  2.2.6. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)

  Menurut Lampiran Keputusan Menkes no. RI no. 340/Menkes/Per/Iii/2010, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) adalah Rumah Sakit yang melayani kesehatan ibu dan anak, meliputi ibu pada masalah reproduksi dan anak berumur sampai dengan 18 tahun (Depkes RI, 2010).

  Rumah Sakit Ibu dan Anak merupakan Rumah Sakit Khusus yang lingkup pelayanannya meliputi : promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif pada maternal, serta kesehatan reproduksi termasuk Ante Natal Care (ANC), pertolongan persalinan, perawatan nifas, pertolongan bayi baru lahir, perawatan bayi baru lahir, imunisasi, dan pelayanan kesehatan anak, program Keluarga Berencana (KB).

  2.2.7. Klasifikasi Rumah Sakit Ibu dan Anak

  Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 340/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit Ibu dan Anak (khusus) di klasifikasikan menjadi beberapa kelas , yaitu kelas A, B, dan C. Klasifikasi tersebut ditetapkan berdasarkan :

  1. Lingkup Pelayanan;

  2. Sumber Daya Manusia;

  3. Peralatan;

  4. Sarana da Prasarana 5. Administrasi dan Menejemen.

  13  

   

2.2.8. Kriteria Klasifikasi Rumah Sakit Ibu Dan Anak

A. Lingkup Pelayanan

  • 2.

  d. Obgyn sosial + - -

  Tabel. 2.1. Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

  No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C 1.

  Pelayanan spesialistik kebidanan dan kandungan Umum

  Pelayanan Subspesialistik Kebidanan dan Kendungan: a. Fetomaternal (perinatologi kebidanan)

  b. Onkologi Ginekologi + - -

  c. Kesehatan reproduksi + - -

e. Uro-ginekologi Rekonstruksi + - - 3.

  Pelayanan Spesialis Anak Umum + + + 4. Pelayanan Subspesialistik Anak: b. Laundry + + +

  b. Neurologi + - -

  c. Hematologi-Onkologi + - -

  d. Nefrologi + - -

  e. Gastrohepatologi + - -

  f. Respirologi + - -

  g. Alergi imunologi + - -

  h. Endokrinologi + - - i. Nutrisi dan Metabolic + - - j. Kardiologi + - - k. Gawat Darurat Anak + + - l. Infeksi dan penyakit tropis + - - m. Tumbuh kembang dan Pediatri

  Sosial

   

  14  

  a. Perinatologi + + -

  a. Sterilisasi + + +

  10. Pelayanan Gawat Darurat

  Pelayanan Penunjang Non medik:

  18. Pelayanan Gizi + + + 19.

  17. Pelayanan Farmasi + + +

  16. Pelayanan Laboratorium + + +

  15. Pelayanan Radiologi

  14. Pelayanan Darah

  13. Pelayanan Operasi

  12. Pelayanan Bersalin

  (HCU, NICU)

  Pelayanan Rawat Intensif (ICU, HCU, PICU, NICU)

  Pelayanan Gigi + + - 7. Pelayanan Psikolog + - - 8. Pelayanan Rawat Inap + + + 9. Pelayanan Rawat Jalan + + +

  15  

  h. Spesialis Anastesi + + + i. Spesialis Radiologi + + + j. Spesialis Patologi Klinik + + - k. Spesialis Patologi Anatomi + - - 6.

  g. Spesialis Penyakit Dalam + + +

  f. Spesialis Bedah Umum + + +

  e. Spesialis kulit Dan Kelamin + - -

  d. Spesialis THT + - -

  c. Spesialis Mata + + -

  b. Spesialis Rehabilitasi Medik + + -

  a. Spesialis Bedah Anak + - -

  Pelayanan Spesialis lainnya:

  No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C 5.

  • 11.
  • (HCU)

   

  No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C

  c. Pemulasan Jenazah

  d. IPSRS

  e. IPLRS + + +

  Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/2010

B. Sumber Daya Manusia

  Tabel. 2.2. Sumber Daya Manusia Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak

  No. Kelas A Kelas B Kelas C Jenis Ketenagaan

  Total Tenaga Total Tenaga Total Tenaga Tetap Tetap Tetap

  I Medis

  Dokter Spesialis

  4

  2

  2

  1

  • Obstetri – Ginekologi

  1 1.

  1 - - - - Dokter Subspes.

  • Fetomaternal Dokter Subspes. Obgin

  1 Sosial Dokter Subspes.

  1 Onkologi Ginekologi Dokter Subspes.

  1 Uroginekologi konst. Dokter Subspes.

  1 Kesehatan reproduksi Dokter Spesialis Anak

  4

  2

  2 -

  1

  1 2.

  • Dokter Subspes. Alergi Sub- - - - Sub- Imunologi Spes Spes Min. 1 Min.

  Dokter Subspes.

  Sesuai

  1 Endokrinologi pelaya nan

  16  

   

  No. Kelas A Kelas B Kelas C Jenis Ketenagaan

  Total Tenaga Total Tenaga Total Tenaga Tetap Tetap Tetap Dokter Subspes.

  Gastrohepatologi Dokter Subspes. Nutrisi dan Metabolik Dokter Subspes. Hematologi dan Onkologi Dokter Subspes.

  Kardiologi Dokter Subspes. Nefrologi Dokter Subspes. Neurologi Dokter Subspes. Gawat Darurat Dokter Subspes. Pencitraan Anak Dokter Subspes. Infeksi Tropia Dokter Subspes. Perinatologi Dokter Subspes. Respirologi Dokter Subspes. Tumbuh Kembang

3. Dokter Spesialis Lainnya:

  1

  • 1

  a. Spesialis Bedah Anak

  17  

   

  18  

  Anatomi 1 - -

  1 i. Spesialis Radiologi

  1

  1

  1 j. Spesialis Patologi

  Klinik

  1 1 - k. Spesialis Patologi

  100

  1

  50

  25 1. S2 Keperawatan + PONEK 2. S1 Keperawatan + PONEK 3. D3 Keperawatan + PONEK

  Bidan

  50

  25

  12 4. D4 Kebidanan terlatih PONEK

   

  1

  1

    No.

  1

  Jenis Ketenagaan Kelas A Kelas B Kelas C

  Total Tenaga Tetap

  Total Tenaga Tetap

  Total Tenaga Tetap

  b. Spesialis Rehabilitasi Medik

  1 1 -

  c. Spesialis Mata

  1 1 -

  d. Spesialis THT 1 - -

  e. Spesialis Kulit Kelamin 1 - -

  f. Spesialis Bedah Umum

  1

  1

  1

  g. Spesialis Penyakit Dalam

  1

h. Spesialis Anastesi

II. Keperawatan dan Bidan Keperawatan

     

  No. Kelas A Kelas B Kelas C Jenis Ketenagaan

  Total Tenaga Total Tenaga Total Tenaga Tetap Tetap Tetap

  D3 Kebidanan terlatih 5. PONEK D1 Kebidanan terlatih 6. PONEK

III. Kefarmasian

  Apoteker

  1

  1

  1 1. D3 Farmasi /Asisten

  1

  1

  1 2. Apoteker

IV. Laboratorium

  S1 Analis Kesehatan

  1

  1

  1 1. S2 Analis Kesehatan

  1

  1

  1 2.

V. Gizi

  S1 Gizi Klinik /dietisien

  1

  1

  1 1. D4 Gizi Klinik /dietisien

  1

  1

  1 2. D3 Gizi Klinik /dietisien

  1

  1

  1 3. D1 Gizi Klinik /dietisien

  1

  1

  1 4.

VI. Rekam Medis

  S1 Rekam Medis

  1

  1

  1 1. D3 Rekam Medis

  1

  1

  1 2.

  Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/2010

  19  

   

C. Peralatan

  Tabel. 2.3. Peralatan Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak

  No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C

  • Pelayanan Umum 1.
    • - -

  Pelayanan Spesialis Obstetri-Ginekologi 2.

    • - 1. Laparoskopi operatif set

  b. Laparatorry set

  • c. Sectio set

  d. Histerectomy set + + +

  e. Colposcopy

  f. Alat kauterisasi

  • g. Alat punksi
    • - - - -

  i. Peralatan khusus bayi tabung

  • j. USG
  • k. Implant Kit +

    • - -

    >l. IUD
  • m. Pap smear>
  • n. Dilatasi dan Curetase
  • o. CTG Pelayanan Spesialis Anak 3.

  a. Ventilator

  • - + +

  b. Bedside

  • monitor

  c. CPAP + + -

  d. Incubator

    • - e. ECG

  f. Phototerapy

  g. Infusion

  • Devices +

  h. Peritoneal Dialysis

  • - -
    • i. Hemodialisis

  • - -
    • j. Brain Mapping

  • - - -
    • k. EEG

  • - 20

     

  No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C

  • - - + l. Endoscopy
    • m. Colonoscopy

  • - - -
    • n. pH meter

  o. Echocardiography

  • -
    • - p. Orchidomet
    • - - -

  • q. Ottium pemeriksaan gula
    • - - + r. Spirometri

  • s. BMP
    • -

  t. Skin Prick Tets - +

  • u. Infant Warmer + + Pelayanan Darah 4.

  Rekam Medis

  • 5.

  Pelayanan Spesialis lainnya + 6.

  • - +
    • 7.

  • - + Pelayanan Spesialis Penunjang

  lainnya Pelayanan Rawat Inap

  • 8.
  • Pelayanan Rawat Darurat 9.
  • Pelayanan Operasi + 10.
  • 11.
  • Pelayanan Persalinan 12.
  • Pelayanan Radiologi + + 13.
    • - Pelayanan Rawat Intensif

  Pelayanan Laboratorium

  • 14.
  • Pelayanan Gizi 15.
  • Pelayanan Farmasi 16.
  • -
  • Pelayanan Rehabilitasi Medis + 17.

  Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/2010

  21  

   

  22  

  2. Ruang Isolasi + + -

  1. Ruang Rawat + + +

  C. Ruang Rawat Inap Anak

  13. Ruang Dokter Jaga + + +

  12. Ruang Penyuluhan + + +

  11. Pantry + + +

  10. Ruang Tunggu (1 toilet) + + +

  9. Ruang Istirahat (1 toilet) + + -

  8. Ruang Pekarya + + -

  7. Kamar Cuci Alat + + +

  6. Ruang Perawat /Bidan + + +

  5. Kamar Mandi + + +

  4. Gudang Alat + + +

  3. Ruang Rawat Gabung + + +

  1. Ruang Tindakan + + +

   

  >100 TT 50-100 TT 25-50 TT

  B. Instalasi Rawat Inap Ibu Total TT Rawat Inap Ibu dan Anak

  7. Ruang Konseling + + +

  6. Ruang Penyuluhan + + +

  5. Ruang Menyusui + + +

  4. Subspesialis + + -

  3. Spesialis + + +

  2. KIA + + +

  1. Gigi + + -

  A. Instalasi Rawat Jalan

  INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C

  Tabel. 2.4. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ibu dan Anak

  D. Sarana dan Prasarana

  2. Ruang Tindakan + + +

  4. Toilet + + +

  4. Ruang Observasi + + +

  3. Ruang Tunggu + + +

  2. Ruang Tindakan + + +

  1. Ruang Resusitasi + + +

  F. Instalasi Gawat Darurat

  13. Ruang Tunggu + + +

  12. Kamar Mandi + + +

  11. Gudang Perlengkapan Tidak Habis Pakai

  10. Gudang Perlengkapan Habis Pakai + + +

  9. Ruang Alat Pembersih + + +

  8. Ruang Pemeriksaan + + +

  7. Ruang Bidan/ Perawat/ Dokter + + +

  6. Kamar Pemrosesan Alat + + +

  5. Ruang Isolasi + + +

  3. Ruang Bersalin + + +

  23  

  2. Ruang Persiapan Pasien + + +

  1. Ruang Administrasi + + +

  E. Ruang Bersalin

  5. Tempat Penyimpanan ASI + + +

  4. Ruang Perawat + + +

  3. Ruang Observasi (lamp) + + +

  2. Ruang Tindakan + + +

  1. Ruang Menyusui + + +

  D. Ruang Pendukung

  4. Ruang Isolasi + + -

  3. Ruang Observasi + + -

  INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C

   

I. High Care Unit (HCU)

  3. Ruang resusitasi & tindakan + + -

  2. Bedside Monitor + + +

  1. Mesin Anasthesi + + +

  L. Ruang Operasi

  11. Ruang sterilisasi + lemari instrumen + + -

  10. Gudang perlengkapan tidak habis pakai

  9. Gudang perlengkapan habis pakai + + -

  8. Kamar mandi + + -

  7. Ruang perawat jaga + + -

  6. Ruang dokter jaga + + -

  5. Ruang dapur ASI + + -

  4. Ruang isolasi + + -

  2. Ruang parinatal + + -

  1. Ruang pasien dewasa + + -

  H. Instalasi Laboratorium

  24  

   

  INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C

  G. Instalasi Pusat Sterilisasi

  1. Ruang Pengambilan Sampel + + +

  2. Ruang Pemeriksaan Sampel + + +

  3. Gudang Perlengkapan habis pakai + + +

  4. Gudang Perlengkapan tidak habis pakai

  5. Kamar cuci alat + + +

  6. Lemari instrumen + + +

  7. Toilet + + +

J. NICU /PICU

K. ICU

  13. Ruang gas medis + + +

  Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/2010

  U. Rekam Medis

  R. Instalasi Rehabilitasi Medis

  Q. Instalasi Gizi

  P. Instalasi Farmasi

  O. Instalasi Patologi Anatomi

  N. Instalasi Laboratorium

  M. Instalasi Radiologi

  17. Kantor + + +

  16. Ruang pemulihan + + +

  15. Ruang perawat + + +

  14. Ruang dokter + + +

  12. Tempat antisepsis /cuci tangan operator

  11. Toilet (jumlah) + + +

  5. Ambubag : Dewasa, Anak, dan Neonatus

  25  

   

  INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C

  4. Ventilator + + +

  3. Dc Shock + + +

  6. Peralatan SC + Laparotomy + + +

  7. Ruang Strerilisasi + lemari instrumen

  8. Ruang Operasi Utama + + +

  9. Kamar Ganti Staf + + +

  10. Ruang Ganti Brankar + + +

S. IPSRS

T. IPLRS

V. Ruang KDRT

E. Administrasi dan Menejemen

  Tabel. 2.5. Administrasi dan Menejemen Rumah Sakit Ibu dan Anak No. Administrasi dan Menejemen Kelas A Kelas B Kelas C 1.

  Status Badan Hukum + + + 2. Struktur Organisasi + + + 3. Tatalaksana/ Tata Kerja/ Uraian Tugas

  • 4.

  Peraturan Internal Rumah Sakit + + + 5. Komite Medik + + + 6. Komite Etik & Hukum + + + 7. Saluran Pemeriksaan Internal + + + 8. Surat Izin Praktik Dokter + + + 9. Perjanjian Kerjasama Rumah Sakit & Dokter

10. Akreditasi RS

  Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/2010

2.2.9. Spesialisasi dalam Kesehatan dan Pengertiannya

  Obstetri-Ginekologi (Obgin)

  Adalah cabang kedokteran yang menangani kehamilan, kelahiran, dan pueperium (periode atau keadaan setelah melahirkan) b. f. Patologi Adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sifat esensial penyakit, khususnya perubahan pada jaringan dan organ tubuh yang menyebabkan atau disebabkan penyakit.

  Menurut kamus Saku Kedokteran Dorland, 1995 : a.

  c.

  Endokrinologi

  Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit kelainan hormon.

  d. Gastrohepatologi Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan peradangan lambung dan hati.

  e.

  Hematologi

  Adalah cabang Kedokteran yang mempelajari mengenai morfologi darah dan jaringan pembentuk darah, serta fisiologi dan patologinya.

   

  26  

  Onkologi Adalah pengetahuan mengenai tumor /kanker.

  g.

  Kardiologi

  Adalah cabang kedokteran yang mempelajari tentang kesehata jantung dan fungsinya.

  h.

  Nefrologi

  Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan ginjal i.

  Neurologi

  Adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan sistem saraf, baik normal maupun sakit. j.

  Perinatologi

  berhubungan dengan janin dan bayi selama masa perinatal (bayi umur 0-28 hari). k.

  Respirologi Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan pernapasan.

  l.

  Anastesi

  Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan penghilangan kemampuan untuk merasakan sakit, disebabkan karena pemberian obat atau intervensi medis lainnya. m.

  Radiologi

  Adalah cabang ilmu kesehatan mengenai zat radioaktif dan energi pancarannya yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan penyakit, baik dengan cara radiasi ionisasi (seperti sinar-X) maupun nonionisasi (seperti ultrasonografi). n.

  Farmasi

  Adalah cabang ilmu kesehatan yang berkenaan dengan pembuatan, penyaluran, dan penggunaan obat dengan benar. o.

  Pediatrik

  adalah cabang kedokteran yang mempelajari anak, perkembangannya serta pemeliharaannya, dan mempelajari penyakit pada anak serta pengobatannya.

  27  

   

2.3. Tinjauan Fungsi

  f. Penunggu Pasien Rawat Inap

  Minor Service.

  1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) Menurut Kunders (2004), lokasi perawatan pasien rawat jalan di suatu rumah sakit biasanya ada di bagian samping dan biasanya dirancang dengan ruang lingkup yang terbatas, dan hanya menawarkan layanan yang sifatnya mendasar atau

  A. Pelayanan Medik

  2.3.2. Unit Pelayanan Medis dan Pelayanan Tambahan

  h. Pasien Gawat Darurat

  g. Pengunjung Pasien Rawat Inap

  28  

   

  d. Pasien Rawat Jalan Adalah pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan tertentu (Iskandar, 1998:57).

  c. Pengunjung Farmasi

  b. Tenaga Non Medis ƒ Pengelola

  a. Tenaga Medis (Kesehatan) Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992, Tenaga Medis atau tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

  Pengguna dan pelaku kegiatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak ini terbagi atas:

  2.3.1. Deskripsi Pengguna Kegiatan

  e. Pasien Rawat Inap Adalah pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit (Iskandar, 1998:57).

  Unit rawat jalan haruslah ditempatkan berdekatan dengan layanan vitals seperti registrasi dan medical record, penerimaan, UGD dan layanan sosial. Juga harus mudah menjangkau laboratorium, radiologi, farmasi dan terapi fisik karena pasien rawat jalan menggunakan semua fasilitas diagnosa dan terapi selama kunjungannya.

   

Gambar 2.1. Contoh Denah Instalasi Rawat Jalan

  2. Instalasi Rawat Inap Area pasien terdiri dari ruangan pribadi, semi pribadi, dan bagian bangsal dengan banyak tempat tidur yang dirancang menjadi daerah perawatan dan terapi yang aman, indah, dan kondusif untuk pemulihan dengan cepat.

  3. Instalasi Gawat Darurat Ruang gawat darurat secara tak langsung dapat pula dikatakan merupakan bagian yang penting dari bagian atau unit rawat jalan.

  Bagian unit gawat darurat ini haruslah berada di lantai dasar yang mudah dijangkau oleh pasien dan ambulans. Juga harus memiliki pintu

  29  

    masuk yang terpisah, yang jauh dari pintu masuk rumah sakit utama dan pintu masuk ke pasien rawat jalan. Juga harus diberi tanda dengan jelas menggunakan lampu atau tanda yang sesuai dan harus mudah terlihat dan dapat diakses dari jalan utama. Karena bagian unit gawat darurat ini menjadi pintu utama ke rumah sakit pada malam hari, maka harus berdekatan dengan transportasi umum dan kendaraan umum (Kunders, 2004).

  Bagian ini haruslah berdekatan dengan bagian penerimaan, medical record dan juga bagian kasir.

   

Gambar 2.2. Contoh Denah Instalasi Gawat Darurat

  4. Instlasi Rawat Intensif

  a. ICU (Intensive Care Unit)

  b. NICU (Neonatal Care Unit)

  B. Pelayanan Penunjang Medik

  1. Radiologi

  30  

   

  Fungsi utama dari layanan radiologi adalah membantu petugas klinis dalam melakukan diagnosa dan pengobatan penyakit melalui pemakaian radiografi, fluoroscopy, radioisotop dan percepatan volume tinggi.

   

Gambar 2.3. Contoh Denah Unit Radiologi

  2. Farmasi

  3. Anastesi

  4. Laboratorium Laboratorium ini haruslah berada di lantai dasar untuk dapat melayani pasien rawat jalan, bagian unit gawat darurat dan bagian penerimaan pasien. Juga harus berdekatan atau mudah diakses oleh bagian bedah, unit perawatan intensif, radiologi dan obstetrik.

  31  

   

   

Gambar 2.4. Contoh Rencana Laboratorium

  C. Pelayanan Penunjang Non Medik

  1. Bengkel (Workshop)

  2. Instalasi Gizi (Dapur)

  3. Cuci (Loundry)

  4. Gudang Peralatan: ƒ Bahan Bakar ƒ Makanan / Minuman

  5. Rekam Medis

  6. Mushalla

  7. Cafetaria (Kantin)

  8. Ruang Bermain Anak

  9. Mini Market

  D. Pelayanan Adminstrasi

  E. Service

2.3.3. Sistem Sirkulasi Antar Ruang

  Menurut Sumber: Pokok-Pokok pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum Kelas C (Depkes RI, 2009), sistem sirkulasi antar ruang-ruang pada masing-masing instalasi adalah sebagai berikut:

  32  

   

  2. .3.3.1. Ins stalasi Raw wat Jalan

    Gamb bar em Sirkulas si Instalasi R Rawat Jalan n 

   2.5. Siste

  2.3

3.3.2. Insta lasi Rawat Inap

    Gamb ar 2.6. Siste em Sirkulas si Instalasi R Rawat Inap

  33  

   

  2.3.3.3. Instalasi Rawat Intensif

    Gambar

   2.7. Sistem Sirkulasi Instalasi Rawat Intensif 

  2.3.3.4. Instalasi Radiologi

    Gambar

   2.8. Sistem Sirkulasi Instalasi Radiologi 

  2.3.3.5. Instalasi Laboratorium

  Gambar  2.9. Sistem Sirkulasi Instalasi Laboratorium 

  34  

   

  2.3.3.6. Instalasi Bersalin

    Gambar

   2.10. Sistem Sirkulasi Instalasi Bersalin

  2.3.3.7. Instalasi Bedah (Operasi)

    Gambar 2.11. Sistem Sirkulasi Instalasi Bedah (Operasi)

  2.3.3.8. Instalasi Rehabilitasi Medis

    Gambar

   2.12. Sistem Sirkulasi Instalasi Rehabilitasi Medis 

  35  

   

  2.3.3.9. Instalasi Farmasi

    Gambar

   2.13. Sistem Sirkulasi Instalasi Farmasi

  2.3.3.10. Instalasi Gizi (Dapur)

    Gambar

   2.14. Sistem Sirkulasi Instalasi Gizi (Dapur) 

  2.3.3.11. Loundry (Cuci)

    Gambar

    2.15. Sistem Sirkulasi Loundry (Cuci) 

  36  

   

2.3.4. Persyaratan Bangunan Rumah Sakit

  2.3.4.1. Pengertian

  2.3.4.2. Persyaratan Persyaratan meliputi berbagai kelompok sebagai berikut:

  1. Ligkungan bangunan

  2. Konstruksi bangunan

  3. Ruang bangunan

  4. Kualitas udara ruang

  5. Pencahayaan

  6. Penghawaan

  7. Kebisingan

  8. Fasilitas sanitasi

  37  

   

  9. Jumlah tempat tidur

  10. Sanitasi dan gudang Berikut uraian persyaratan bangunan rumah sakit menurut SK Menkes no.

  1204/MENKES/SK/X/2004.

  A. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit

  1. Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas.

  2. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi dengan rambu parkir.

  3. Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika berlokasi di

  4. Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok

  5. Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup.

  6. Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak terdapat genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman

  7. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan limbah.

  8. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.

  9. Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.

  B. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit

  1. Lantai

  a. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.

  38  

    b. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah c. Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan

  2. Dinding Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat

  3. Ventilasi

  a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik.

  b. Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai

  c. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara buatan/mekanis.

  d. Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan ruangan.

  4. Atap

  a. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

  b. Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.

  5. Langit-langit a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.

  b. Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.

  c. Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.

  6. Konstruksi Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes.

  7. Pintu Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

  8. Jaringan Instalasi

  39  

    a. Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air limbah, gas, listrik, sistem pengawasan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan kesehatan.

  b. Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan pipa air limbah dan tidak boleh bertekanan negatif untuk menghindari pencemaran air minum.

  9. Lalu Lintas Antar Ruangan

  a. Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didisain sedemikian rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan, sehingga memudahkan hubungan dan komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan kontaminasi b. Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan sarana yang mudah dipahami oleh pemakainya atau untuk lift 4 (empat) lantai harus dilengkapi

  Automatic Rexserve Divide (ARD) yaitu alat yang dapat mencari lantai terdekat bila listrik mati.

  c. Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau dengan mudah bila terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya dan dilengkapi ram untuk brankar.

  10. Fasilitas Pemadam Kebakaran Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku

  C. Ruang Bangunan Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsi serta memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut :

  1. Zona dengan Risiko Rendah Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang pendidikan/pelatihan.

  a. Permukaan dinding harus rata dan berawarna terang

  40  

   

  • Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,50 meter dari lantai dan sisanya dicat warna terang.
  • Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap, dengan ketentuan dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan dari peralatan yang dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas antara ruang Sinar-X dengan kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette.

  41  

   

  b. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus.

  c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.

  d. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai. Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster) .

  e. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.

  Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko rendah.

  3. Zona dengan Risiko Tinggi Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium, ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang bedah mayat (autopsy), dan ruang jenazah dengan ketentuan sebagai berikut : a. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang.

  b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus. c. Langit-langit terbuat dari bahan mutipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.

  d. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.

  e. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.

  4. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi dengan ketentuan sebagai berikut :

  a. Dinding terbuat dari bahan porslin atau vinyl setinggi langit-langit, atau dicat dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang.

  2,70 meter dari lantai.

  c. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 m, dan semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.

  d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang.

  e. Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-langit f. Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai.

  g. Ventilasi atau pengawasan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengkapi filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplantasi organ harus menggunakan pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air) System.

Dokumen yang terkait

Rumah Sakit Ibu dan Anak

44 224 168

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tipe Rumah Sakit - Sistem Pendukung Keputusan Dalam Pemilihan Rumah Sakit Berdasarkan Kebutuhan Pasien Menggunakan Metode AHP dan Promethee

0 0 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Appendiks 2.1.1. Anatomi - Karakteristik Penderita Penyakit Appendicitis Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2007-2011

0 0 19

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit - Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit

0 0 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit 2.1.1. Definisi Rumah Sakit - Analisis Pemilihan Provider Pelayanan Kesehatan oleh Perusahaan untuk Meningkatkan Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan Tahun 2014

0 0 34

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit - Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 23

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit - Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 22

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit - Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rumah Sakit - Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan

0 0 25

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit - Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 22