Makalah sosiologi (2) Makalah sosiologi (2)

BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara
konstitusional.Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan,
persamaan, dan persaudaraan.
Gerakan reformasi 1 lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai
segi kehidupan.Krisis politik, ekonomi, hukum, dan krisis sosial merupakan faktor yang
mendorong lahirnya gerakan reformasi.Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah
satu indikator yang menentukan.Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh
ditawar-tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung
sepenuhnya gerakan reformasi tersebut.
Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki adanya pergantian
kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju terwujudnya masyarakat yang
adil dan makmur.Pergantian kepemimpinan nasional diharapkan dapat memperbaiki
kehidupan politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya.Indoenesia harus dipimpin oleh
orang yang memiliki kepedulian terhadap kesulitan dan penderitaan rakyat. Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang Reformasi di Indonesia.


II.2 Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji kembali bagaimana sebenarnya
pelaksanaan reformasi di Indonesia. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
untuk mengkaji lebih dalam mengenai bagaimana proses dari reformasi itu sendiri di
Indonesia.

1 Reformasi, gerakan rakyat untuk menyudahi krisis moneter

1

I.3 Rumusan Masalah
1. Apa penyebabnya terjadinya reformasi 1998 ?
2. Bagaimana keadaan-keadaan pada saat reformasi
I.4 Kerangka Teori
Soerjono Soekanto : ‘konflik adalah suatu proses sosial ketika beberapa orang atau
sekelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan yang disertai ancaman atau kekerasan’.

2


BAB II

LAHIRNYA REFORMASI

II. Lahirnya Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan catatan kehidupan lama catatanan
kehidupan baru yang lebih baik.Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998
merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan pembaruan,
terutama perbaikan tatanan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan
sosial. Dengan demikian, reformasi telah memiliki formulasi atau gagasan tentang
tatanan kehidupan baru menuju terwujudnya Indonesia baru.
Persoalan pokok yang mendorong atau menyebabkan lahirnya reformasi adalah
kesulitan warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok. Harga-harga sembilan
bahan pokok (sembako), seperti beras, terigu, minyak goreng, minyak tanah, gula, susu,
telur, ikan kering, dan garam mengalami kenaikan yang tinggi. Bahkan, warga
masyarakat harus antri untuk membeli sembako itu.
Sementara, situasi politik dan kondisi ekonomi Indonesia semakin tidak
menentu dan tidak terkendali. Harapan masyarakat akan perbaikan politik dan ekonomi
semakin jauh dari kenyataan. Keadaan itu menyebabkan masyarakat Indonesia semakin
kritis dan tidak percaya terhadap pemerintahan Orde Baru2.

Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan
masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.Oleh karena itu, tujuan lahirnya reformasi adalah untuk
memperbaiki tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Kesulitan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok merupakan faktor atau penyebab utama
lahirnya gerakan reformasi.Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Suharto
selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan cita-cita
Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun 1966, Orde Baru bertekad untuk menata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.

BAB III
2 Orde baru, pemerintahan dibawah kekuasaan presiden soeharto

3

KEADAAN SOSIAL SAAT REFORMASI
III.

Keadaan saat reforasi


A.

Krisis politik

Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai
kebijakan politik pemerintahan Orde Baru.Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan
pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi
Pancasila.Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan
kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-kroninya.Artinya, demokrasi yang dilaksanakan
pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang semestinya, melainkan demokrasi
rekayasa.
Dengan demikian, yang terjadi bukan demokrasi yang berarti
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi yang berarti
dari penguasa, oleh penguasa, dan untuk penguasa.Pada masa Orde Baru, kehidupan
politik sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak
oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis. Ciri-ciri kehidupan politik yang represif,
di antaranya:
1. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai
tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).|

2. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau demokrasi
rekayasa.
3. Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela dan masyarakat
tidak memiliki kebebasan untuk mengontrolnya.
4. Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga negara
(sipil) untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.
5. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun Suharto dipilih
menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR, tetapipemilihan itu merupakan hasil
rekayasa dan tidak demokratis.3

B. Krisis hukum

3 Demokratis, sikap yang menunjukkan negara demokrasi dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat

4

Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada bidang
politik.Dalam bidang hukumpun, pemerintah melakukan intervensi.Artinya, kekuasaan
peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para penguasa dan bukan
untuk melayani masyarakat dengan penuh keadilan.

Bahkan, hukum sering dijadikan alat pembenaran para penguasa.Kenyataan itu
bertentangan dengan ketentuan pasa 24 UUD 1945 yanf menyatakan bahwa‘kehakiman
memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah (eksekutif)’.
C.

Krisis ekonomi

Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak Juli 1996
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.Ternyata, ekonomi Indonesia
tidak mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia.Krisis ekonomi Indonesia
diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.Pada
tanggal 1 Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00
per dollar Amerika Serikat.
Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun
menjadi Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus
melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi
yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti:
1. Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya krisis
ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya hutang negara, tetapi sangat besar
pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi.

2. Industrialisasi, pemerintah Orde Baru ingin menjadikan negara RI sebagai negara
industri. Keinginan itu tidak sesuai dengan kondisi nyata masyarakat
Indonesia.Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat agraris dengan tingkat
pendidikan yang sangat rendah (rata-rata).
3. Pemerintahan Sentralistik, pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik sifatnya
sehingga semua kebijakan ditentukan dari Jakarta. Oleh karena itu, peranan pemerintah
pusat sangat menentukan dan pemerintah daerah hanya sebagai kepanjangan tangan
pemerintah pusat.
5

D. Krisis sosial
Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis
sosial.Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya
konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama.Semua itu berakhir pada
meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah.
Ketimpangan perekonomian Indonesia memberikan sumbangan terbesar terhadap krisis
sosial.Pengangguran, persediaan sembako yang terbatas, tingginya harga-harga
sembako, rendahnya daya beli masyarakat merupakan faktor-faktor yang rentan
terhadap krisis sosial.


E. Krisis kepercayaan
Krisis multidimensional4 yang melanda bangsa Indonesia telah mengurangi kepercayaan
masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Suharto.Ketidakmampuan pemerintah
dalam membangun kehidupan politik yang demokratis, menegakkan pelaksanaan
hukum dan sistem peradilan, dan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berpihak
kepada rakyat banyak telah melahirkan krisis kepercayaan.

4 Krisis multidimensional, sikap yang menunjukkan rasa kurang percaya terhadap kepemimpinan
presiden soeharto

6

BAB IV
GOOD GOVERNANCE

IV.

Kerangka Teori

Sebagai tolak ukur dalam memecahkan masalah, perlu digunakan pedoman

teoritik, adanya landasan teoritik yang digunakan peneliti dalam menjelaskan fenomena
sosial yang menjadi objek penelitian. Menurut Sugiyono (2005:55) Teori adalah konsepkonsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian.
1.

Good Governance

Pengertian Good Governance Istilah Good Governance berasal dari induk
bahasa Eropa Latin, yaitu Gubernare yang diserap oleh bahasa Inggris menjadi Govern,
yang berarti steer (menyetir, mengendalikan), direct (mengarahkan), atau rule
(memerintah). Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa Inggris adalah to rule with
authority, atau memerintah dengan kewenangan (Djohan, 2007:131) Sebenarnya jika
lebih ditelusuri lagi tentang perkembangan istilah “governance” maka konsep “Good
Governance” bukanlah konsep baru. Konsep governance sama tuanya dengan peradaban
manusia. Salah satu tulisan tentang Good Governance bisa ditelusuri dari tulisan J.S
Endralin (1997). Governance merupakan suatu terminologi menggantikan istilah
government, yang menunjukkan penggunaan kekuasaan politik, ekonomi, dan
administrasi dalam mengelola masalah-masalah kenegaraan. Istilah ini secara khusus
menggambarkan perubahan peranan pemerintahan dari pemberi pelayanan (provider)
kepada enabler atau facilitator, dan perubahan kepemilikan dari milik negara menjadi

milik rakyat. Pusat perhatian utama dari Governance adalah perbaikan kinerja atau
perbaikan kualitas Salam, (2005:224-226).
Sebuah perlawanan atau gerakan dipandang bersifat kolektif jika dilakukan
beberapa pelaku, untuk memudahkan menganalisa evolusi gerakan mahasiswa di
Semarang kurun waktu 1990-1998 maka penulis juga menggunakan teori Perilaku
Bersama (Collective Behavior) dari Neil J Smelser sehingga diharapkan akan bisa
memberi eksplanasi yang lebih jelas dan luas.5

5Neil J. Smelser, Theory of Colective Behavior (New York: A Free Press Paperback, 1971), hlm. 15-17.

7

Menurut Smelser, determinandeterminan yang dapat menimbulkan tingkah laku
kolektif (collective behavior) yang memunculkan perubahan adalah :
1. Structural conduciveness, yaitu suatu kondisi struktural yang mendukung atau
mengakibatkan lahirnya gejolak sosial. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Politik di
Indonesia selama kurun waktu tahun 1990- 1998 menunjukan sebuah instabilitas.
Instabilitas di bidang politik misalnya isu suksesi nasional, hegemoni militer dan
birokrasi, redemokratisasi kampus (paska NKK / BKK). Instabilitas dalam bidang
ekonomi misalnya strategi pembangunan ekonomi Orde Baru yang mengandalkan

bantuan dal;am bentuk hutang dari luar negeri, dinasti ekonomi keluarga cendana, dan
berpuncak pada krisis ekonomi 1997.
2. Structural strain (ketegangan struktural), yaitu ketegangan struktural yang muncul
dan mendorong munculnya suatu gerakan. Ketegangan struktural merupakan hasil
kristalisasi dari kondisi struktural. Ketegangan struktural yang dimaksud adalah
tekanan-tekanan yang dilakukan negara terhadap rakyat dalam bidang ekonomi, politik
dan sosial. Tekanan-tekanan ini berlangsung terus menerus selama era Orde Baru
dibawah kendali presiden Soeharto.
3. Growth and spread of generalized belief (penyebaran keyakinan umum), yaitu
sebelum suatu perilaku kolektif muncul, para pelaku perilaku kolektif harus mempunyai
pandangan dan keyakinan umum yang sama mengenai sumber ancaman, jalan keluar,
dan cara pencapaian jalan keluar tersebut. Mahasiswa di Semarang mulai menyadari
bahwa biang dari segala instabilitas adalah Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto
maka dari itu Soeharto harus segera mundur baik secara konstitusional atau secara paksa

8

4. The precipitating factor (faktor pencetus), yaitu suatu peristiwa dramatis atau desasdesus yang mempercepat munculnya perilaku kolektif atau gejolak sosial. Faktor
pencetus ini adalah krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 serta yang terpenting
adalah peristiwa penembakan mahasiswa Trisakti pada bulan Mei 1998 di Jakarta. Sejak
bulan Februari mahasiswa di Semarang telah sering melakukan demonstrasidemonstrasi,
5. Mobilization of participant for action, yaitu mobilisasi untuk bertindak. Para
pemimpin memulai, menyarankan, dan mengarahkan suatu kegiatan. Dalam setiap
tindakan-tindakan yang dilakukan, fungsi dan peran seorang pemimpin sangat
menentukan. Represifitas Orde Baru dalam menindas gerakan mahasiswa yang
berupaya menuntut reformasi telah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. pada kurun
waktu bulan Mei (pasca Peristiwa Trisakti) di setiap kota, termasuk Semarang, aksi-aksi
demonstrasi mulai marak dengan tuntutan Soeharto harus turun dari kursi kepresidenan.
6. The operation of social control, yaitu pelaksanaan kontrol sosial yang dilakukan oleh
pemimpin gerakan, kekuatan aparat keamanan, perubahan kebijakan pemerintah hingga
kontrol sosial lainnya. Aksi-aksi demonstrasi mahasiswa yang marak berlangsung di
Semarang tentu saja harus berhadapan dengan aparat keamanan yang notabene adalah
alat pemerintah 36 dalam menjaga keamanan. Tak jarang metode bentrok antara
mahasiswa vis a vis aparat keamanan sering terjadi.

9

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Reformasi merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidak puasan dan
keprihatinan atas kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan social. Reformasi bertujuan
untuk menata kembali kehidupan berma-sayarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih
baik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan demikian, hakikat gerakan
reformasi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan orde baru, apalagi untuk menurunkan
Suharto dari kursi kepresidenan Namun, karena pemerintahan orde baru pimpinan
Suharto dipandang tidak mampu mengatasi persoalan bangsa dan negara, maka Suharto
diminta untuk mengundurkan secara legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan
bangsa dan Negara Indonesia yang akan dating. Reformasi yang tidak terkontrol akan
kehilangan arah, dan bahkan cenderung menyimpang dari norma-norma hukum.
Dengan demikian, cita-cita reformasi yang telah banyak sekali menimbulkan korban
baik jiwa maupun harta akan gagal. Untuk itu, kita sebagi pelajar Indonesia harus dan
wajib penjaga kelangsungan reformasi agar berjalan sesuai dengan harapan para
pahlawan reformasi yang gugur.
Pemerintahan orde baru jatuh dan muncul era reformasi. Namun reformasi dan
keterbukaan tidak diikuti dengan suasana tenang, aman, dan tentram dalam kehidupan
sosial ekonomi masyarakat. Konflik antar kelompok etnis bermunculan di berbagai
daerah seperti Kalimantan Barat. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh masalahmasalah sosial, ekonomi dan agama.
Rakyat sulit membedakan apakah sang pejabat bertindak sebagai eksekutif atau
pimpinan partai politik karena adanya perangkapan jabatan yang membuat pejabat
bersangkutan tidak dapat berkonsentrasi penuh pada jabatan publik yang diembannya.
V.2 Saran
Dengan adanya jaminan dalam melakukan kebebasan berpendapat
diharapkankan masyarakat Indonesia mampu menyampaikan hal-hal yang menjadi
aspirasi demi penemuan solusi dan terciptanya cita-cita negara berupa keadaan negara
demokrasi dan stabil disegala bidang sehingga mampu bersaing dengan negara-negara
maju lainya.
Kebebasan berpendapat juga ditandai dengan kebebasan pers yang bertujuan
sebagai penyambung lidah antara pemerintah dan masyarakat diharapkan agar peran
pers ini tidak dislahgunakan dengan penyampaian informasi-informasi yang berlebihan
dan tidak bertanggungjawab seehingga memicu terjadinya kesalahpahaman.
10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah
ini yang Alhamdulillah selesai tepat pada waktunya yang berjudul “MUNDURNYA
ERA ORDE BARU DI ERA REFORMASI”.
Makalah ini berisikan tentang sejarah bangsa Indonesia, khususnya sejarah
Indonesia pada Masa Reformasi. diharapkan makalah ini dapat menambahkan
pengetahuan kita semua, bagaimana kehidupan masyarakat dan system pemerintahan
pada masa itu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik
dan saran dari guru dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu kami harapkan
demi lebih baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Jakarta, 19 Mei 2016

Penulis,
Muchamad Hadi Budiman

i

Daftar isi

Kata pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
D. Kerangka Teori .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Lahirnya Reformasi ............................................................................................ 3
BAB III PEBAHASAN
A. Keadaan Saat Reformasi...................................................................................... 4
BAB IV KERANGKA TEORI
A.Kerangka Teori ..................................................................................................... 7
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................. 10
B. SARAN .............................................................................................................. 10
LAMPIRAN..............................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 15
BIODATA PENULIS.............................................................................................. 16

ii

DAFTAR PUSTAKA
a.

Sumber Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi [2016/05/20] Pukul 16.40
http://id.slideshare.net/silfiyasaefas/perkembangan-masyarakat-indonesia-pada-masareformasi. [2016/05/18] Pukul 19.20
http://id.slideshare.net/silfiyasaefas/perkembangan-masyarakat-indonesia-pada-masareformasi. [2016/05/21] Pukul 17.25
http://prezi.com/a_qafufnyeoe/perkembangan-masyarakat-indonesia-pada-masareformasi/. [2016/05/22] Pukul 16.22
http://mujtahid269.blogspot.com/2013/07/perkembangan-masyarakat-indonesiapada.html [2016/05/20] Pukul 15.30
http://id.slideshare.net/silfiyasaefas/perkembangan-masyarakat-indonesia-pada-masareformasi. [2016/05/24] Pukul 20.06
http://sejarahreformasiindonesia.blogspot.com/ [2016/05/21] Pukul 19.27

b.

Sumber Buku :

Cassier, Ernst. 1990. Manusia dan Kebudayaan, Sebuah Esai tentang Manusia. Jakarta:
PT Gramedia
Susan, Novi.2010. Sosiologi konflik dan isu isu konflik kontemporer. Jakarta: PT
Gramedia
Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara wacana
Horton, Paul B. 1996. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: PT Penerbit Erlangga
Horton, Paul B. 1996. Sosiologi Jilid 2. Jakarta: PT Penerbit Erlangga

15

“MUNDURNYA ERA ORDE BARU DI ERA
REFORMASI”

Makalah ini di buat untuk memenuhi ketuntasan pelajaran
Sosiologi di kelas XI :
Disusun Oleh
Nama
: Muchamad Hadi Budiman
Kelas
: XI IIS 1
No. Absen : 22
Guru Pembimbing :
Lola Mutia Gemala, S.pd

Ilmu-Ilmu Sosial
Sekolah Menengah Atas Negeri 73
Jakarta
TAHUN AJARAN 2015 – 2016

L
A
M
P
I
R
A
N

11

Gambar II.1 demo mahasiswa di atas gedung DPR

Sumber : https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%
Gambar II.2 Demo mahasiswa trisakti

Sumber : https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F
%2Fhermansaksono.com%2Fwp

12

Gambar III.1 Penjarahan ’98

Sumber : https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fwww.tionghoa.info
%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F05%2Fpenjarahan-mei-1998.

Gambar III.2 Penembakan Mahasiswa Trisakti

Sumber ; www.google.com/penembakanmahasiswatrisakti

13

Gambar III.3 Pengunduran diri Presiden Soeharto

Sumber ; babapost.blogspot.com

14