Analisis Tokoh dalam Cerita Berjudul Pen

ANALISIS TOKOH DALAM CERITA PENDEK BERJUDUL
“PENIPU YANG KEEMPAT” KARYA AHMAD THOHARI

Nama Anggota Kelompok

:

1. Ahmad Luthfi

(1406538681)

2. Annisa N. Z.

(1406538504)

3. Fajar Budiyanto

(1406613353)

4. Fathu Zahra


(1406570455)

5. Janiarto Mihendra (1406538542)

Prodi

:

Sastra Indonesia

Mata Kuliah

:

Pengkajian Prosa Indonesia

Pengajar

:


Daniel Hariman Jacob S.S.

Tanggal Pembuatan Makalah

:

Sabtu, 21 Februari 2015

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

1

A. Sinopsis
Cerita pendek berjudul “Penipu yang Keempat” ini bercerita tentang
seorang pria yang didatangi oleh tiga orang penipu. Penipu pertama, seorang
perempuan yang mengaku diutus oleh suatu yayasan pemeliharaan anak yatim
piatu di Banyuwangi, yang membawa dan menunjukkan surat-surat dari yayasan
tersebut. Tanpa peduli asal-usul perempuan yang datang padanya, pria ini

memberikan seribu rupiah, dengan mendapat imbalan berupa kata pujian dan do’a.
Selanjutnya penipu kedua, seorang laki-laki yang membawa bungkusan berisi lap
bulu ayam dan empat pisau dapur, dan menjualnya seharga tiga kali lipat dari
harga aslinya, dengan alasan barang-barang tersebut dibuat oleh anak-anak
penyandang cacat di kota Solo. Tanpa memperdulikan alasannya benar atau tidak,
pria ini membeli seluruh barang yang dijual seharga dua belas ribu rupiah. Dan
penipu ketiga, adalah seorang laki-laki dengan tampilan yang terlihat sedang lapar
dan lelah. Ia berkata bahwa ia harus segera pulang ke daerah bernama Cikokol
karena anaknya sedang sakit di sana. Lagi-lagi tanpa memperdulikan siapa lakilaki itu, dan apakah daerah Cikokol itu benar adanya, pria ini memberikan seribu
rupiah kepada laki-laki yang berasal dari Cikokol tersebut.
Waktu dzuhur belum juga tiba, namun sudah ada tiga penipu yang datang
ke rumah si pria. Ia pun merasa ingin berhadapan dengan penipu-penipu tersebut
lebih lama lagi. Penipu ketigalah yang ia pilih, karena belum lama penipu ketiga
pergi dari rumahnya. Ia pun berganti baju dan menuju ke pasar. Bertemulah ia
dengan penipu tersebut. Si penipu menghampiri si pria, tanpa mengetahui bahwa
sebenarnya si pria adalah orang yang telah ia tipu sebelumnya. Mereka pun
berpapasan, dan penipu tersebut memulai aksinya, akhirnya si penipu sadar bahwa
pria itu adalah pria yang pernah ia tipu sebelumnya. Si penipu akhirnya bercerita
kepada si pria tentang alasan ia menipu, ceritan dari penipu ini seolah hanya
sebagai pembelaan saja terhadap dirinya, dan si pria mengetahui akan hal itu. Si

penipu dari Cikokol tersebut tidak menyadari bahwa ada penipu yang lebih
berpengalaman daripada dirinya, yakni pria yang ia tipu hari ini. Maka penipu
yang keempat adalah si pria yang berhasil menipu ketiga penipu sebelumnya,
karena penipu-penipu sebelumnya mengira si pria benar-benar tertipu, padahal
sebenarnya tidak. Si pria hanya berpura-pura tertipu oleh mereka. Dan dengan

2

uang sejumlah empat belas ribu rupiah, si pria berharap bahwa Tuhan bisa tertipu
olehnya dan memberkahi uangnya.

B. Definisi Tokoh dan Penokohan
Menurut Sudjiman, definisi tokoh adalah individu rekaan yang mengalami
peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa yang ada dalam cerita.
(Memahami Cerita Rekaan, 1988:16). Aminuddin (2011:79), mengemukakan
bahwa pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehinggga terjalin
suatu cerita disebut dengan tokoh.
Menurut Stanton dalam Nurgiyantoro (2007:165) Penggunaan istilah
“Karakter” (Bahasa Inggris: Character ) dalam berbagai literatur bahasa Inggris
menyaran pada dua pengertian yang berbeda yaitu sebagai tokoh cerita yang

ditampilkan dan sebagai sikap ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral
yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Sedangkan menurut Abrams dalam
Nurgiyantoro (2007:165), tokoh cerita (character ) adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan
dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.merujuk pada pendapat
Sudjiman, Aminudin dan Abrams, dapat diketahui bahwa definisi tokoh adalah
pelaku cerita. Sedangkan jika melihat pendapat Stanton, definisi tokoh memiliki
dua makna, yakni pelaku cerita dan perwatakan atau penokohan.
Terkait definisi penokohan, ada penjelasan tambahan berdasarkan
pendapat Jones dalam Nurgiyantoro (2007:165), yang mengatakan bahwa
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
digambarkan dalam cerita. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa
makna tokoh adalah pelaku cerita, sedangkan penokohan adalah watak atau sifat
tokoh dalam cerita.
Dalam cerita pendek berjudul “Penipu yang Keempat” ini ada empat tokoh
yang ada dalam cerita. Keempat tokoh tersebut adalah pria, perempuan (penipu
pertama), laki-laki penjual lap dan pisau dapur (penipu kedua), dan laki-laki lugu
dari Cikokol (Penipu ketiga).


3

Penokohan atau watak pelaku dalam cerita dapat dilihat dari sudut
pandang psikologi, sosiologi, religi dan budaya. Jika dilihat dari sudut pandang
psikologis, watak tokoh pria sangat cerdik, karena ia berhasil menipu ketiga
penipu yang datang kepadanya. Alhasil, dialah penipu yang keempat. Sedangkan
watak ketiga penipu dalam cerita ini sangat pintar dalam bersandiwara dan suka
berbohong. Dilihat dari sudut pandang sosiologi, si pria sangat dermawan, karena
memberikan uangnya kepada ketiga penipu walaupun ia mengetahui bahwa ia
sedang ditipu. Sedangkan ketiga penipu dalam cerita ini memiliki rasa sosial yang
rendah, karena memanfaatkan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri, yang
sebenarnya bukan haknya. Ditinjau dari segi budaya, watak masing-masing tokoh
dalam cerita ini digambarkan sesuai dengan fakta yang ada dalam masyarakat
Indonesia, terutama di Pulau Jawa, hal ini dapat diketahui dari latar tempat yang
disebutkan dalam cerita. Tipu muslihat seperti yang ada dalam cerita ini sudah
menjadi pandangan umum yang negatif dalam masyarakat. Pada dasarnya, saling
menipu tidak diperbolehkan oleh agama, karena hal ini dapat merugikan orang
lain.

C. Tokoh Utama dan Tokoh Bawahan

Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki peranan penting dalam
suatu cerita dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian
besar cerita, tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan
dengan tokoh-tokoh lain. Sedangkan tokoh tambahan atau tokoh pembantu, yaitu
tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itu pun
mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Pemunculan tokoh-tokoh
tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan
kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung
ataupun tak langsung. (Nurgiyantoro, 2010:176).
Definisi lain dijelaskan oleh Aminuddin (2011: 79), bahwa tokoh
tambahan atau tokoh pembantu adalah tokoh yang memiliki peranan tidak penting
karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, dan mendukung pelaku
utama. Aminuddin (2011:80) juga menjelaskan bahwa untuk menentukan tokoh

4

utama atau tokoh tambahan dalam cerita atau karya fiksi, dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan pertimbangan, antara lain:
1. Melihat intensitas kemunculan dalam suatu cerita.
2. Ditentukan melalui petunjuk pengarang.

3. Ditentukan melalui judul cerita.
Sayuti (2000:73), juga mengajukan tiga cara penentuan tokoh utama dalam
cerita, yaitu:
1. Tokoh tersebut paling banyak terlibat dalam tema
2. Tokoh tersebut paling banyak berhubungan dengan tokoh lain
3. Tokoh tersebut paling banyak memerlukan waktu penceritaan.
Berdasarkan penjelasan Nurgiyantoro, Aminudin, dan Sayuti di atas, dapat
diketahui bahwa tokoh utama dalam cerita ini adalah pria, yang notabene
merupakan penipu yang keempat. Hal ini dibuktikan dengan intensitas
kemunculan pria dalam cerita ini yang cukup tinggi, pria muncul dari awal cerita
hingga akhir cerita. Selain itu, pria juga berinteraksi dengan ketiga tokoh yang
lain. Sedangkan tokoh selain pria, yakni ketiga penipu yang lain merupakan tokoh
bawahan. Hal ini disebabkan intensitas kemunculan ketiganya relatif sedikit
dibandingkan pria sebagai tokoh utama. Pada setiap kehadiran masing-masing
tokoh tersebut hanya jika ada interaksi dengan tokoh utama, dan intensitas
kehadiran ketiganya terhitung hanya satu kali dalam cerita.

D. Fungsi Tokoh
Nurgiyantoro (2010:177) membagi tokoh berdasarkan fungsi penampilan
tokoh, yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh

yang dikagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma dan nilai-nilai
yang ideal bagi pembaca. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai
dengan pandangan pembaca, dan harapan-harapan pembaca. Tokoh antagonis
adalah tokoh penyebab terjadinya konflik.
Penjelasan di atas dapat dijabarkan bahwa tokoh dalam sebuah cerita
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memerankan karakter dalam cerita
2. Menjalankan alur cerita

5

3. Sebagai perantara penyampaian amanat kepada pembaca
Dalam cerita pendek ini, setiap tokoh berperan sesuai dengan karakternya
masing-masing. Tokoh bawahan menjadi pemicu dalam alur cerita, sehingga
terjadi interaksi antara tokoh utama (pria) dan tokoh bawahan (ketiga penipu).
Dari interaksi antartokoh tersebut dapat diketahui amanat dari cerita. Adapun
amanat yang dapat diambil dari cerita pendek ini adalah setiap orang yang
melakukan tindakan tercela, baik itu berbohong ataupun yang lainnya, pada
akhirnya akan terkena dampak negatif dari perbuatannya tersebut. Selain itu, dari
cerita ini juga mengajarkan kepada pembaca untuk tidak mudah berbangga diri

dengan keberhasilan yang telah dicapai.

E. Daftar Pustaka
Sudjiman, Panuti. Memahami Cerita Rekaan. Bandung: Pustaka Jaya. 1988.
Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2013.

6

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15