Di Bulan Juni orangtua disibukkan dengan
Di Bulan Juni orangtua disibukkan dengan persiapan memasuki Tahun Ajaran Baru,
tentunya di saat kenaikan BBM beban ini semakin terasa dengan melonjaknya bahan
kebutuhan pokok dan sarana pendukung bagi pendidikan. Tentunya ini adalah hal yang
berulang setiap tahunnya. Dalam hal pendidikan di Indonesia sudah menjadi trend baru
untuk memasukkan seluruh anak kedalam dunia pendidikan. Ini berlaku bukan hanya
pada anak yang sudah lancar berkomunikasi tetapi berlaku juga bagi anak yang masih
BALITA, dan PAUD adalah alternatif untuk itu.
Mengenal PAUD
Saat ini istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedang booming di Indonesia. PAUD
semakin diperhatikan oleh pemerintah dan juga masyarakat Indonesia. Beberapa proyek
pemerintah berupa dana luar negeri yang dikucurkan untuk mengembangkan dan
mengoptimalkan peran dan fungsi PAUD. Keberadaan PAUD diakui dalam UU
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 28. Makna yang sesungguhnya tentang PAUD
adalah pendidikan anak yang diberikan dijalur formal maupun non formal dilakukan
dengan cara, metode, serta strategi yang sama dan secara psikologis maupun fisiologis
disesuaikan dengan tahap perkembangan individu anak.
PAUD adalah Pendidikan yang diberikan untuk anak usia dini. Pakar Pendidikan
Langeveld memilah pengertian PAUD yaitu dari kata ‘Pendidikan’ adalah suatu proses
yang dilakukan untuk membantu peserta didik mengembangkan potensi yang anak didik
miliki, sedangkan ‘Anak Usia Dini’ adalah anak usia 0 – 8 tahun (The National
Association Education of Young Children). Kenapa Usia Dini 0 – 8 tahun? Hal ini
didasarkan pada teori kognitif menurut Piaget, yang menyatakan anak usia 2 – 7 tahun
berada pada tahap pra-operasional konkret. Tahap kognitif yang masih memerlukan
objek konkret dalam memahami informasi. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka Anak
Usia Dini adalah suatu proses yang dilakukan untuk membantu anak usia 0 – 8 tahun
mengembangkan potensi yang mereka miliki. Senada dengan itu pakar Pendidikan Anak
Maria Montesorri menekankan arti pentingnya PAUD karena pada masa usia ini anak
berada pada masa emas dan masa peka perkembangan dan dalam hal ini PAUD juga
diperlukan sebagai fondasi dasar untuk tahap perkembangan selanjutnya. Ibarat
membangun sebuah rumah agar kokoh, kuat, dan tahan terhadap terpaan angin maka
fondasi yang dibuat itu harus kuat. Agar manusia kuat dan kokoh dalam kehidupan dan
tahap perkembangan selanjutnya, maka perlu dilakukan pendidikan sejak dini.
PAUD dalam Pendidikan Islam
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah memiliki dasar
hukum baik itu yang berasal dari dasar naqliyah maupun dasar aqliyah. Begitu juga
halnya dengan pelaksanakan pendidikan pada anak usia dini. Firman Allah SWT: “Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur”. (An Nahl: 78)
Berdasarkan ayat tersebut di atas, dipahami bahwa anak lahir dalam keadaan lemah tak
berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah
membekali anak yang baru lahir tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati
nurani (yakni akal yang menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati). Menurut
pendapat yang lain adalah otak. Dengan itu manusia dapat membedakan di antara
segala sesuatu, mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Kemampuan dan
indera ini diperoleh seseorang secara bertahap, yakni sedikit demi sedikit. Semakin besar
seseorang maka bertambah pula kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akalnya
hingga sampailah ia pada usia matang dan dewasanya. Dengan bekal pendengaran,
penglihatan dan hati nurani (akal) itu, anak pada perkembangan selanjutnya akan
memperoleh pengaruh sekaligus berbagai didikan dari lingkungan sekitarnya. Hadits
Rasulullah SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi”.
(HR. Bukhari, Abu Daud, Ahmad)
Meskipun anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya serta tidak mengetahui apa-apa,
namun terlahir dalam keadaan fitrah, yakni suci dan bersih dari segala macam
keburukan. Karenanya untuk memelihara sekaligus mengembangkan fitrah yang ada
pada anak, orang tua berkewajiban memberikan didikan positif kepada anak sejak usia
dini atau bahkan sejak lahir yang diawali dengan mengazankannya. Hal ini dikarenakan
pada prinsipnya fitrah manusia menuntut pembebasan dari kemusyrikan dan akibatakibatnya yang dapat menyeret manusia kepada penyimpangan watak dan
penyelewengan serta kesesatan di dalam berfikir, berencana dan beraktivitas. Bagi
manusia kepala merupakan pusat penyimpanan informasi alat indera yang mengatur
semua eksistensi dirinya, baik psikologis maupun biologis. Indera pendengaran,
penglihatan, penciuman dan indera perasaan diatur oleh kepala.
PAUD di Keluarga atau Sekolah?
Dalam mendukung perkembangan anak pada usia-usia selanjutnya, termasuk pada usia
dini, yang menjadi kewajiban orang tua adalah memberikan didikan positif terhadap anakanaknya, sehingga anak-anaknya tersebut tidak menjadi/mengikut ajaran Yahudi,
Nasrani atau Majusi, melainkan menjadi muslim yang sejati. Mendidik anak dalam
pandangan Islam, merupakan pekerjaan mulia yang harus dilaksanakan oleh setiap
orang tua. Dalam pandangan Islam anak merupakan amanah di tangan kedua orang
tuanya. Jika anak sejak dini dibisakan dan dididik dengan hal-hal yang baik maka anak
akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan akan memperoleh kebahagiaan serta
terhindar dari kesengaraan/siksa baik dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat.
Dari uraian di atas kiranya dapat disebutkan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini
dalam pandangan Islam adalah memelihara, membantu pertumbuhan dan
perkembangan fitrah manusia yang dimiliki anak, sehingga jiwa anak yang lahir dalam
kondisi fitrah tidak terkotori oleh kehidupan duniawi. Selain itu pendidikan anak usia dini
dalam pendidikan Islam bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak
sejak dini, sehinga dalam perkembangan selanjutnya anak menjadi manusia muslim yang
kāffah, yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Dewasa ini dikarenakan kesibukan orang tua, aspek pendidikan yang mendasar bagi
anak secara “terpaksa” terabaikan. Dan hal ini bukan hanya terjadi pada masyarakat
perkotaan tetapi sudang cenderung sampai kepada masyarakat pinggiran kota. Aspek
ekonomis menjadi alasan klasik orang tua untuk mendelegasikan tugas-tugas ilahiyah
dalam mendidik anak. Keberadaan lembaga pendidikan yang mengakomodasi
pendidikan anak usia dini menjadi alternatif seperti Play Goup, TK, RA dan lain
sebagainya.
Sebagai orang tua harus memahami tujuan dan fungsi dari PAUD tersebut yaitu pertama,
sebagai kerangka dasar (fondasi) bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
serta bagi pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Kedua, untuk mengintervensi
sejak dini dengan memberikan rangsangan edukasi sehingga dapat menumbuhkan
potensi-potensi tersembunyi yang terdapat pada diri anak. Ketiga, selain potensi-potensi
tersembunyi Pendidikan Anak Usia Dini juga dapat mengembangkan potensi-potensi
yang sudah tampak pada diri anak. Keempat, agar dapat melakukan deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan
potensi-potensi yang dimiliki anak. Sedangkan fungsi PAUD tersebut adalah pertama,
fungsi adaptasi/sosial yang berperan dalam membantu anak menyesuaikan diri dengan
keadaan dan situasi di sekitarnya kemudian hal tersebut ia sesuaikan dengan keadaan
dalam dirinya sendiri sebagai pengenalan berbagai pola sikap, perilaku, kebiasaan, dan
sifat orang disekitar yang akan membantu anak memahami aspek-aspek psikologis dari
lingkungan social anak. Kedua, fungsi pengembangan yang berperan dalam
menumbuhkembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak dengan memberikan suatu
situasi atau lingkungan yang edukatif sehingga potensi-potensi tersebut dapat
berkembang optimal dan bermanfaat bagi anak itu sendiri dan lingkungannya. Ketiga,
fungsi bermain karena bermain adalah merupakan hak anak sepanjang rentang
hidupnya, melalui bermain anak dapat memperoleh banyak pengetahuan dan melalui
kegiatan menyenangkan ini neuron-neuron otak anak berkembang dengan sangat pesat.
Penutup
Dalam memberikan pendidikan terhadap anak usia dini peran orang tua sangat signifikan
dalam menanamkan secara dini karakter anak, memahami amanah yang diberikan
kepada orangtua dalam mendidik anak sudah sepantasnya orang tua adalah guru
pertama dan utama. Keterbatasan dalam segala hal menempatkan orang tua harus
pasrah menempatkan “bayi”nya pada pendidikan klasikal. Namun orang tua dituntut juga
harus selektif memilih sekolah dan kurikulum yang akan disampaikan ke anak. Ditengah
perkembangan zaman yang banyak memunculkan faham dan aliran yang melenceng dari
ajaran Agama Islam, kekhawatiran indoktrinisasi faham dan aliran yang menyimpang
tersebut terhadap anak usia dini menjadi suatu hal yang menakutkan. Wallahu ‘alamu
bishowab
Artikel ini pernah dimuat di Harian Waspada
tentunya di saat kenaikan BBM beban ini semakin terasa dengan melonjaknya bahan
kebutuhan pokok dan sarana pendukung bagi pendidikan. Tentunya ini adalah hal yang
berulang setiap tahunnya. Dalam hal pendidikan di Indonesia sudah menjadi trend baru
untuk memasukkan seluruh anak kedalam dunia pendidikan. Ini berlaku bukan hanya
pada anak yang sudah lancar berkomunikasi tetapi berlaku juga bagi anak yang masih
BALITA, dan PAUD adalah alternatif untuk itu.
Mengenal PAUD
Saat ini istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedang booming di Indonesia. PAUD
semakin diperhatikan oleh pemerintah dan juga masyarakat Indonesia. Beberapa proyek
pemerintah berupa dana luar negeri yang dikucurkan untuk mengembangkan dan
mengoptimalkan peran dan fungsi PAUD. Keberadaan PAUD diakui dalam UU
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 28. Makna yang sesungguhnya tentang PAUD
adalah pendidikan anak yang diberikan dijalur formal maupun non formal dilakukan
dengan cara, metode, serta strategi yang sama dan secara psikologis maupun fisiologis
disesuaikan dengan tahap perkembangan individu anak.
PAUD adalah Pendidikan yang diberikan untuk anak usia dini. Pakar Pendidikan
Langeveld memilah pengertian PAUD yaitu dari kata ‘Pendidikan’ adalah suatu proses
yang dilakukan untuk membantu peserta didik mengembangkan potensi yang anak didik
miliki, sedangkan ‘Anak Usia Dini’ adalah anak usia 0 – 8 tahun (The National
Association Education of Young Children). Kenapa Usia Dini 0 – 8 tahun? Hal ini
didasarkan pada teori kognitif menurut Piaget, yang menyatakan anak usia 2 – 7 tahun
berada pada tahap pra-operasional konkret. Tahap kognitif yang masih memerlukan
objek konkret dalam memahami informasi. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka Anak
Usia Dini adalah suatu proses yang dilakukan untuk membantu anak usia 0 – 8 tahun
mengembangkan potensi yang mereka miliki. Senada dengan itu pakar Pendidikan Anak
Maria Montesorri menekankan arti pentingnya PAUD karena pada masa usia ini anak
berada pada masa emas dan masa peka perkembangan dan dalam hal ini PAUD juga
diperlukan sebagai fondasi dasar untuk tahap perkembangan selanjutnya. Ibarat
membangun sebuah rumah agar kokoh, kuat, dan tahan terhadap terpaan angin maka
fondasi yang dibuat itu harus kuat. Agar manusia kuat dan kokoh dalam kehidupan dan
tahap perkembangan selanjutnya, maka perlu dilakukan pendidikan sejak dini.
PAUD dalam Pendidikan Islam
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah memiliki dasar
hukum baik itu yang berasal dari dasar naqliyah maupun dasar aqliyah. Begitu juga
halnya dengan pelaksanakan pendidikan pada anak usia dini. Firman Allah SWT: “Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur”. (An Nahl: 78)
Berdasarkan ayat tersebut di atas, dipahami bahwa anak lahir dalam keadaan lemah tak
berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah
membekali anak yang baru lahir tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati
nurani (yakni akal yang menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati). Menurut
pendapat yang lain adalah otak. Dengan itu manusia dapat membedakan di antara
segala sesuatu, mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Kemampuan dan
indera ini diperoleh seseorang secara bertahap, yakni sedikit demi sedikit. Semakin besar
seseorang maka bertambah pula kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akalnya
hingga sampailah ia pada usia matang dan dewasanya. Dengan bekal pendengaran,
penglihatan dan hati nurani (akal) itu, anak pada perkembangan selanjutnya akan
memperoleh pengaruh sekaligus berbagai didikan dari lingkungan sekitarnya. Hadits
Rasulullah SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi”.
(HR. Bukhari, Abu Daud, Ahmad)
Meskipun anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya serta tidak mengetahui apa-apa,
namun terlahir dalam keadaan fitrah, yakni suci dan bersih dari segala macam
keburukan. Karenanya untuk memelihara sekaligus mengembangkan fitrah yang ada
pada anak, orang tua berkewajiban memberikan didikan positif kepada anak sejak usia
dini atau bahkan sejak lahir yang diawali dengan mengazankannya. Hal ini dikarenakan
pada prinsipnya fitrah manusia menuntut pembebasan dari kemusyrikan dan akibatakibatnya yang dapat menyeret manusia kepada penyimpangan watak dan
penyelewengan serta kesesatan di dalam berfikir, berencana dan beraktivitas. Bagi
manusia kepala merupakan pusat penyimpanan informasi alat indera yang mengatur
semua eksistensi dirinya, baik psikologis maupun biologis. Indera pendengaran,
penglihatan, penciuman dan indera perasaan diatur oleh kepala.
PAUD di Keluarga atau Sekolah?
Dalam mendukung perkembangan anak pada usia-usia selanjutnya, termasuk pada usia
dini, yang menjadi kewajiban orang tua adalah memberikan didikan positif terhadap anakanaknya, sehingga anak-anaknya tersebut tidak menjadi/mengikut ajaran Yahudi,
Nasrani atau Majusi, melainkan menjadi muslim yang sejati. Mendidik anak dalam
pandangan Islam, merupakan pekerjaan mulia yang harus dilaksanakan oleh setiap
orang tua. Dalam pandangan Islam anak merupakan amanah di tangan kedua orang
tuanya. Jika anak sejak dini dibisakan dan dididik dengan hal-hal yang baik maka anak
akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan akan memperoleh kebahagiaan serta
terhindar dari kesengaraan/siksa baik dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat.
Dari uraian di atas kiranya dapat disebutkan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini
dalam pandangan Islam adalah memelihara, membantu pertumbuhan dan
perkembangan fitrah manusia yang dimiliki anak, sehingga jiwa anak yang lahir dalam
kondisi fitrah tidak terkotori oleh kehidupan duniawi. Selain itu pendidikan anak usia dini
dalam pendidikan Islam bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak
sejak dini, sehinga dalam perkembangan selanjutnya anak menjadi manusia muslim yang
kāffah, yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Dewasa ini dikarenakan kesibukan orang tua, aspek pendidikan yang mendasar bagi
anak secara “terpaksa” terabaikan. Dan hal ini bukan hanya terjadi pada masyarakat
perkotaan tetapi sudang cenderung sampai kepada masyarakat pinggiran kota. Aspek
ekonomis menjadi alasan klasik orang tua untuk mendelegasikan tugas-tugas ilahiyah
dalam mendidik anak. Keberadaan lembaga pendidikan yang mengakomodasi
pendidikan anak usia dini menjadi alternatif seperti Play Goup, TK, RA dan lain
sebagainya.
Sebagai orang tua harus memahami tujuan dan fungsi dari PAUD tersebut yaitu pertama,
sebagai kerangka dasar (fondasi) bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
serta bagi pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Kedua, untuk mengintervensi
sejak dini dengan memberikan rangsangan edukasi sehingga dapat menumbuhkan
potensi-potensi tersembunyi yang terdapat pada diri anak. Ketiga, selain potensi-potensi
tersembunyi Pendidikan Anak Usia Dini juga dapat mengembangkan potensi-potensi
yang sudah tampak pada diri anak. Keempat, agar dapat melakukan deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan
potensi-potensi yang dimiliki anak. Sedangkan fungsi PAUD tersebut adalah pertama,
fungsi adaptasi/sosial yang berperan dalam membantu anak menyesuaikan diri dengan
keadaan dan situasi di sekitarnya kemudian hal tersebut ia sesuaikan dengan keadaan
dalam dirinya sendiri sebagai pengenalan berbagai pola sikap, perilaku, kebiasaan, dan
sifat orang disekitar yang akan membantu anak memahami aspek-aspek psikologis dari
lingkungan social anak. Kedua, fungsi pengembangan yang berperan dalam
menumbuhkembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak dengan memberikan suatu
situasi atau lingkungan yang edukatif sehingga potensi-potensi tersebut dapat
berkembang optimal dan bermanfaat bagi anak itu sendiri dan lingkungannya. Ketiga,
fungsi bermain karena bermain adalah merupakan hak anak sepanjang rentang
hidupnya, melalui bermain anak dapat memperoleh banyak pengetahuan dan melalui
kegiatan menyenangkan ini neuron-neuron otak anak berkembang dengan sangat pesat.
Penutup
Dalam memberikan pendidikan terhadap anak usia dini peran orang tua sangat signifikan
dalam menanamkan secara dini karakter anak, memahami amanah yang diberikan
kepada orangtua dalam mendidik anak sudah sepantasnya orang tua adalah guru
pertama dan utama. Keterbatasan dalam segala hal menempatkan orang tua harus
pasrah menempatkan “bayi”nya pada pendidikan klasikal. Namun orang tua dituntut juga
harus selektif memilih sekolah dan kurikulum yang akan disampaikan ke anak. Ditengah
perkembangan zaman yang banyak memunculkan faham dan aliran yang melenceng dari
ajaran Agama Islam, kekhawatiran indoktrinisasi faham dan aliran yang menyimpang
tersebut terhadap anak usia dini menjadi suatu hal yang menakutkan. Wallahu ‘alamu
bishowab
Artikel ini pernah dimuat di Harian Waspada