Bambang Prayitno Hal Depan Laporan Akhir Penelitian Hibah Strategis Nasional 2009

LAPORAN AKHIR PENELITIAN
HIBAH STRATEGIS NASIONAL

DAMPAK KEBAKARAN LAHAN DAN AKTIVITAS MASYARAKAT
TERHADAP KARAKTERISTIK GAMBUT DAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI DI HUTAN PRODUKSI TERBATAS
KAYUAGUNG, KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

IR. MUH BAMBANG PRAYITNO, M.Agr.Sc.
DRS. EFFENDI PARLINDUNGAN SAGALA, M.Si.
M. ARBI, SP.

Dibiayai dari DIPA Nomor: 0200/0/023-04.2/VI.2009.
Tanggal 31 Desember 2008
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Universitas Sriwijaya
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian
Riset Unggulan Terpadu (RUT-PD) Universitas Sriwijaya
Nomor: 286/H9/PL/2009
Tanggal 18 Maret 2009.

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2009

RINGKASAN I
Dampak Kebakaran Lahan dan Aktivitas Masyarakat terhadap Karakteristik
Gambut di Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Lahan gambut merupakan ekosistem yang marjinal dan rapuh sehingga mudah
rusak. Lahan gambut yang telah mengalami kerusakan akan sulit untuk diperbaharui.
Sebagian besar wilayah di Kabupaten OKI adalah mempunyai lahan gambut termasuk
Kecamatan Pedamaran, Pedamaran Timur, Pampangan, SP Padang dan Kayuangung.
Sehingga perlu perencanaan yang matang dalam pengelolaanya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanah gambut pada lahan hutan rawa di
Kecamatan
Pedamaran, Kabupaten OKI. Penelitian dimulai bulan Juni sampai
dengan Agustus 2009. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survai dengan tingkat ketelitian semi detail, dan luas area yang diamati adalah 250
hektar. Pengambilan contoh tanah gambut untuk keperluan analisis tanah pada gambut
satu meter teatas dan satu meter terbawah di atas tanah mineral.
Hasil penelitian, gambut Desa Cinta Jaya hampir seluruhnya tergolong gambut
sangat dalam (> 3 m). Tanah mineral yang berada di bawah lapisan gambut bertekstur

liat dan mengandung pirit. Nilai pH tanah gambut berkisar antara 3,38 hingga 3,75
dan tergolong sangat masam. Nitrogen total sangat tinggi berkisar antara 0,58%
hingga 0,79%. Rasio C/N sangat tinggi berkisar antara 37 hingga 53. Berdasarkan
kadar abu tanah gambutnya, gambut lokasi penelitian tergolong gambut dengan tingkat
kesuburan mesotrofik. Tingkat dekomposisi hemik, namun dibeberapa bagian tergolong
fibrik dengan bahan asal penyusun gambut berupa rumput dan kayu-kayuan. Dilihat
dari karakteristik yang ada, lahan gambut Desa Cinta Jaya disarankan tetap dijaga
sebagai lahan konservasi.
Kata Kunci : Karakteristik Tanah Gambut, Lahan Hutan Rawa

ii

RINGKASAN II
Dampak Kebakaran Lahan dan Aktivitas Masyarakat terhadap Keanekaragaman
hayati di Hutan Produksi Terbatas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir
1. Danau Teloko, Kecamatan Kayuagung
Wilayah Danau Teloko, merupakan danau rawa yang muka airnya berfluktuasi
menurut musim penghujan atau kemarau. Sebagai danau rawa, debit air sangat
tergantung pada pasokan air hujan yang berasal dari sungai-sungai kecil terdekat atau
aliran air dari wilayah sekitar yang topografinya lebih tinggi ketika turun hujan. Luas

areal Danau Teloko adalah sangat luas dengan kedalaman 2–5 meter pada waktu
musim hujan dan sekitar 2 meter pada waktu kemarau.
Vegetasi dominan di Danau Teloko didominasi eceng gondok (Eichhornia
crassipes), purun (Lepironia mucronata), kumpai (Panicum stagninum), teratai besar
(Nelumbo nucifera), ketanan (Polygonum pulchrum), keladi (Colocasia esculenta),
genjer (Limnocharis flava), belidang (Fimbristylis annua), petai air (Neptunia
prostrata), kangkung (Ipomoea aquatica) dan rumput ganggang (Hydrilla verticillata).
Vegetasi lainnya yang tumbuh pada tanah mengapung antara lain: senggani
(Melastoma malabathricum) dan rumput pait (Axonopus compressus). Sementara itu
jenis kayu yang masih ada dan bertahan pada kondisi tergenang adalah kayu gabus
(Alstonia spp.).
Beberapa jenis unggas yang dijumpai adalah unggas yang beradaptasi dengan
lingkungan akuatik, sehingga makanannya berupa jenis-jenis ikan kecil dan berbagai
jenis Avertebrata dari Kelas Insecta maupun Kelas Annelida. Jenis unggas akuatik
tersebut antara lain: keruwak (Amaurornis phoenicurus), ayaman (Gallinula
chloropus), raja udang (Alcedo attis), bambangan (Ixobrychus cinnamomeus), kuntul
kecil (Egretta garzetta), bangau totong (Leptoptilos javanicus), belibis (Dendrocygna
javanica), elang bondol (Heliastur indus) dan bodol (Lonchura leucogastra).
Hasil analisis komunitas plankton, indeks keanekaragaman komunitas plankton
pada 4 titik pengambilan sample (musim kemarau) ternyata cukup besar, yaitu jauh

>2,00, yakni berkisar 2,86–3,24. Indeks keanekaragaman plankton mendekati 3,00
hingga >3,00 menunjukkan kondisi komunitas plankton adalah mendekati sangat stabil
hingga sangat stabil. Indeks keanekaragaman sebesar 2,86–3,24, yakni jauh di atas
2,00 menunjukkan tidak terdapat pencemaran dalam badan air Danau Teloko. Namun
demikian, kelimpahan komunitas plankton rata-rata 3,00, yakni berkisar 3,13–3,31. Indeks keanekaragaman plankton melebihi
3,00 menunjukkan kondisi komunitas plankton adalah tergolong sangat stabil. Indeks
keanekaragaman sebesar 3,13–3,31 yakni >3,00 menunjukkan tidak terdapat
pencemaran dalam badan air Danau atau Lebak Air Itam.
Jenis-jenis ikan yang mampu pada kondisi defisit oksigen tersebut adalah ikanikan berwarna gelap (blackfishes) yang memiliki alat pernapasan tambahan semacam
labirin, sehingga kekurangan oksigen terlarut dapat dicukupi dengan mengambil
oksigen udara di permukaan air dengan alat labirin yang dimilikinya. Jenis-jenis yang
banyak dijumpai antara lain: betok (Anabas testudineus), selincah (Polyacanthus
hasselti), gabus (Channa striata atau Ophiocephalus striatus), lele (Clarias batrachus),
sepat siam, sepat mata merah, tempalo lebak (Betta taeniata) dan tebakang (Helostoma
temmincki).
Kelimpahan dari masing-masing spesies berkisar jarang hingga banyak. Jenisjnis yang tergolong kategori banyak adalah ikan belut, betok, buntal, gabus, lele
kalang, selincah, sepat mata merah, sepat siam, tempalo lebak dan toman.
Konservasi lahan gambut dan Danau Air Itam adalah mutlak jaga untuk
menjaga keanekaragaman hayati yang tersisa.
Kunci Kata: Danau Air Iitam, Keanekaragaman hayati, Konservasi Lahan.

iv

3. . Lebak Jungkal, Kecamatan Pampangan
Wilayah Lebak Jungkal, merupakan lebak rawa yang sangat luas (ratusan
hektar) yang muka airnya berfluktuasi menurut musim penghujan atau kemarau. Debit
air sangat tergantung pada pasokan air hujan yang berasal dari sungai-sungai kecil
terdekat atau aliran air dari wilayah sekitar yang topografinya lebih tinggi ketika turun
hujan. Lebak Jungkal sebagai hamparan rawa sangat luas, dengan kedalaman 1–4
meter pada waktu musim hujan dan 5 bulan) permukaan danau menjadi kering.
Jenis vegetasi yang mendominasi keluarga Gramineae yang sering disebut
dengan bahasa lokal rumput kumpai dengan spesies: Panicum stagninum, Panicum
colonum dan Panicum reptans.
Vegetasi Lebak Jungkal adalah pandan rawa (Pandanus ornatus) Panicum
stagninum, Panicum colonum, Panicum reptans, eceng gondok (Eichhornia crassipes),
purun (Lepironia mucronata), telipuk (Nymphoides indica), ketanan (Polygonum
pulchrum), belidang (Fimbristylis annua), petai air (Neptunia prostrata), kangkung
(Ipomoea aquatica) dan rumput ganggang (Hydrilla verticillata). Vegetasi lainnya yang
tumbuh pada tanah mengapung antara lain: senggani (Melastoma malabathricum) dan
rumput pait (Axonopus compressus). Sementara itu jenis kayu yang masih ada dan
bertahan pada kondisi tergenang adalah kayu gabus (Alstonia spp.).

Jenis unggas yang sering dijumpai adalah unggas yang beradaptasi dengan
lingkungan akuatik, sehingga makanannya berupa jenis-jenis ikan kecil dan berbagai
jenis Avertebrata dari Kelas Insecta maupun Kelas Annelida. Jenis unggas akuatik
tersebut antara lain:
keruwak (Amaurornis phoenicurus), ayaman (Gallinula
chloropus), raja udang (Alcedo attis), bambangan (Ixobrychus cinnamomeus), kuntul
besar (Egretta alba), kuntul kecil (Egretta garzetta), bangau totong (Leptoptilos
javanicus), belibis (Dendrocygna javanica), elang bondol (Heliastur indus) dan bodol
(Lonchura leucogastra).
Hasil analisis komunitas plankton, indeks keanekaragaman komunitas plankton
pada 2 titik pengambilan sample (musim kemarau) ternyata cukup besar, yaitu jauh
>3,00. Indeks keanekaragaman plankton >3,00 tersebut menunjukkan kondisi
komunitas plankton adalah sangat stabil. Indeks keanekaragaman sebesar >3,00,
menunjukkan tidak terdapat pencemaran dalam badan air Lebak Jungkal. Namun
demikian, kelimpahan komunitas plankton pada Lebak Bahanan tergolong rendah,
yaitu 49 individu/liter (