Government program impact analysis on empowerment of coastal women toward enhancing their family incomes in the city of Manado | Rondonuwu | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 2281 4154 1 SM

Aquatic Science & Management, Edisi Khusus 1, 70-76 (Mei 2013)
Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/index

ISSN 2337-4403
e-ISSN 2337-5000
jasm-pn00025

Government program impact analysis on empowerment of coastal
women toward enhancing their family incomes in the city of Manado
Analisis dampak program pemerintah terhadap pemberdayaan perempuan pesisir dalam
meningkatkan pendapatan keluarga di Kota Manado
Deyne Rondonuwu
Program Studi Ilmu Perairan, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado 95115
E-mail: [email protected]

Abstract: The research was conducted in the city of Manado which has received independent direct assistance
(Bantuan Langsung Mandiri) from government in 2008 through the coastal women's groups (3 groups) at 3 subdistricts, such as Bunaken Island, East Malalayang I, and Tumumpa II, which aimed to analyze the impact of
government support to the activities of coastal women toward enhancing their family incomes. Descriptive
method was applied using survey and interview techniques. The data used are primary and secondary data. The
data were analyzed by using the formula of the proportion of the income of coastal women. The number of

samples was 30; the data was analyzed before getting the assistance (> 2008), after the assistance (2009-2011),
and in the period of 2012-2013. The results showed that the total family income increased (30.20-46.21%) after
receiving the assistance, in period of 2012-2013 was decreased to 37.36%. This was due to lack of knowledge
and skills in the use of coastal women's group capital and lack of technical personnel in assisting the groups. So,
the impact of government assistance in the form of independent direct assistance in 2008 was not give any result
in enhancing the family income in 2013, since the assistance was not used in a sustainable manner and lack of
supervision from technical personnels©
Keywords: government programs; Manado City, coastal women's empowerment.
Abstrak: Penelitian ini dilakukan di Wilayah Pesisir Kota Manado yang telah menerima Bantuan Langsung
Mandiri (BLM) dari pemerintah pada Tahun 2008, melalui 3 kelompok perempuan pesisir, yaitu: Kelurahan
Bunaken Kepulauan, Kelurahan Malalayang I Timur, dan Kelurahan Tumumpa II. Penelitian bertujuan untuk
menganalisis dampak bantuan tersebut terhadap kegiatan perempuan pesisir dalam meningkatkan pendapatan
keluarga. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif menggunakan teknik survei dan wawancara. Data
yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data dianalisis menggunakan rumus proporsi pendapatan
perempuan pesisir. Sampel yang diambil adalah sebanyak 30; data yang dianalisis adalah periode sebelum
menerima bantuan BLM (>2008), sesudah mendapatkan bantuan BLM (2009-20011), dan periode Tahun 20122013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara total, terjadi peningkatan pendapatan keluarga (30,2046,21%) setelah menerimah bantuan; periode Tahun 2012-2013 menurun menjadi 37,36 %. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan dan ketrampilan kelompok perempuan pesisir dalam penggunaan modal, serta
kurangnya tenaga teknis dalam mendampingi kelompok perempuan pesisir . Sehingga pada tahun 2008, bantuan
pemerintah tersebut tidak berdampak pada peningkatan pendapatan keluarga masyarakat pesisir pada tahun
2013, karena pemberian bantuan tersebut tidak dilakukan secara berkelanjutan dan kurangnya pengawasan oleh

tenaga teknis©
Kata-kata kunci: program pemerintah; pemerintah Kota Manado; pemberdayaan perempuan pesisir.

hidup dilingkungan rumah tangga nelayan, baik
sebagai istri maupun anak dari nelayan pria
(Kusnadi, 2009).
Kota manado memiliki 6 kecamatan pesisir
dan 23 kelurahan pesisir (Anonymous, 2011) yang
dihuni oleh masyarakat pesisir termasuk perempuan
pesisir yang tidak lepas dari isu kemiskinan. Isu
pengentasan kemiskinan bukanlah sesuatu isu yang

PENDAHULUAN
Kemiskinan yang terjadi di lingkungan masyarakat
pesisir, khususnya nelayan termasuk di dalamnya
adalah perempuan pesisir merupakan salah satu
masalah serius yang harus menjadi perhatian dan
tanggung jawab semua pihak termasuk pemerintah.
Perempuan pesisir adalah istilah perempuan yang
70


Rondonuwu: Government program impact analysis on empowerment of coastal women…

baru. Berbagai kebijakan pemerintah dengan
berbagai model telah diterapkan, mulai dari
pemberian bantuan berupa modal maupun peralatan.
Saat ini banyak program pemberdayaan yang
mengklaim sebagai program yang berdasar kepada
keinginan dan kebutuhan masyarakat tapi ironisnya
masyarakat tetap saja tidak merasa memiliki akan
program-program tersebut sehingga tidak jarang
banyak program yang hanya seumur masa proyek
dan berakhir tanpa dampak berarti bagi kehidupan
masyarakat pesisir.
Hal ini juga terjadi pada kegiatan perempuan
pesisir, di mana mereka sangat minim merasakan
bantuan dari pemerintah daerah. Hal ini sangat
bertentangan dengan komitmen MDG’s (millenium
development goals) melalui deklarasi millenium
Tahun 2000 yang di dalamnya memuat peningkatan

persamaan gender dan pemberdayaan kaum wanita.
Pelaksanaan program pemerintah Kota Manado
maupun Pemerintah Pusat dalam memberdayakan
perempuan pesisir tidak semua diterima dan
dikelola dengan baik.
Perempuan pesisir, umumnya didefinisikan
sebagai istri nelayan, merupakan perempuan yang
suaminya bekerja sebagai nelayan (Kusnadi, 2009).
Wanita nelayan (istri nelayan) sebagai bagian dari
wanita Indonesia merupakan aset yang tidak dapat
diabaikan
kontribusinya
dalam
kegiatan
pembangunan (Jasminandar et al., 2005). Wanita
sebagai ibu rumah tangga merupakan peran dan
potensi yang memiliki peluang sangat strategis
dalam menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing tinggi. Selain itu,
kontribusi wanita sebagai pencari nafkah dapat

diartikan sebagai peluang untuk meningkatkan
potensi dan produktivitas mereka sebagai tenaga
kerja, dalam upaya meningkatkan pendapatan
(Elizabeth, 2007).
Pemberdayaan perempuan adalah upaya
untuk memberdayakan diri dengan memiliki
kemampuan/keterampilan sesuai dengan minat dan
bakat yang dimiliki oleh perempuan. Wanita
nelayan sebagai sasaran pembangunan memerlukan
berbagai kegiatan bimbingan, pengarahan, kursus,
pelatihan dan sebagainya, supaya pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki meningkat (Sunadji et al.,
2002).
Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM)
adalah dana stimulan kesewadayaan yang diberikan
kepada kelompok masyarakat untuk membiayai
sebagian kegiatan yang direncanakan oleh
masyarakat
dalam

rangka
meningkatkan
kesejahtraan terutama masyarakat miskin. Dapat
juga diartikan, BLM adalah dana bantuan sosial

yang disalurkan melalui rekening KUKP dalam
bentuk bantuan pengembangan usaha kelautan dan
perikanan serta bantuan sarana prasarana pesisir
(Anonimous, 2013).
Dengan kenyataan tersebut maka masalah
yang berusaha dijawab dalam penelitian ini adalah
apakah program-program dalam bentuk bantuan
dari pemerintah memberikan dampak bagi
kesejahteraan keluarga perempuan pesisir. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis dampak dari
program-program
pemerintah
terhadap
pemberdayaan
perempuan

pesisir
dalam
meningkatkan pendapatan keluarga.

MATERIAL DAN METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif menggunakan teknik
survei di mana informasi yang dikumpulkan dengan
menggunakan kuisioner dan wawancara. Teknik
penarikan sampel yang digunakan adalah total
sampling (total sampling) dengan pertimbangan
bahwa penelitian ini akan dilakukan pada suatu
kelompok. Total sampling adalah teknik
pengambilan sampel di mana jumlah sampel sama
dengan populasi (Sugiyono, 2012). Alasan
mengambil total sampling karena menurut
Sugiyono (2012), jumlah populasi yang kurang dari
100 dapat dijadikan sampel penelitian; seluruh
anggota perempuan pesisir yang dipilih sebagai
sampel (responden), yaitu sebanyak 30 orang

sehingga memungkinkan untuk memilih teknik
penarikan sampel secara total sampling.
Lokasi yang dipilih adalah Kota manado
khususnya kelompok perempuan pesisir yang
menerima bantuan dari pemerintah dalam Tahun
Anggaran 2008-2012. Diambil 1 kelompok
perempuan pesisir dari daerah kepulauan, yaitu
Kelompok Perempuan Pesisir Goropa (Kelurahan
Bunaken) dan 2 kelompok perempuan pesisir
wilayah daratan, yaitu Kelompok Pesisir Delima
(Kelurahan Malalayang 1 Timur) dan Kelompok
Perempuan Kuhia (Kelurahan Tumumpa II).
Data yang dikumpulkan meliputi data primer
dan sekunder di mana pengumpulan data primer
dilakukan dengan cara melakukan wawancara
langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan. Data sekunder dikumpulkan
dari beberapa instansi terkait seperti Dinas Kelautan
dan Perikanan, Kota Manado; Dinas Pariwisata,
Kota Manado; dan BAPPEDA, Kota Manado.

Analisis yang digunakan adalah analisis deskritif
untuk melihat persentase pendapatan perempuan
71

Aquatic Science & Management, Edisi Khusus 1 (Mei 2013)

pesisir terhadap pendapatan rumah tangga nelayan
sebagai indikator keberhasilan program pemerintah,
baik yang berasal dari pusat maupun dari Kota
Manado. Dengan 3 periode analisis, yaitu: 1)
sebelum menerima bantuan (>Tahun 2008); 2)
sesudah menerima bantuan (Tahun 2008-2011); dan
3) Tahun 2012-2013. Perubahan pendapatan bisa ke
arah positif dalam arti terjadi peningkatan
pendapatan atau sebaliknya, yaitu terjadi penurunan
pendapatan.
Untuk menghitung pendapatan perempuan
pesisir terhadap pendapatan keluarga digunakan
rumus:
Proporsi Pendapatan PP =


keluarga yang mampu untuk menjual jasa mereka
sebagai tukang cuci pakaian, sebagai penjaga anak,
ataupun pembantu rumah tangga dengan waktu
yang diatur sendiri; dalam arti, setelah mereka
melakukan pekerjaan di rumah terlebih dahulu lalu
mereka ke tempat kerja sebagai pembantu rumah
tangga.
Pada 3 lokasi penelitian rata-rata suami
bekerja sebagai nelayan, buruh, dan tukang ojek.
Pendapatan lain yang diperoleh perempuan pesisir
adalah pada saat menerima bantuan dari anak
perempuan yang bekerja di luar lokasi sebagai
pembantu rumah tangga, karyawan toko. Kehidupan
rumah tangga hampir seluruhnya hanya berharap
dari pekerjaan suami.

(PP)
x 100%
Pendapatan Total RT


Perhitungan ini dilakukan sebelum dan
sesudah bantuan dari pemerintah diterima Tahun
2008-2012. Kemudian hasil perhitungan tersebut
digabungkan dengan alokasi anggaran dari
pemerintah terhadap kegiatan perempuan pesisir
dalam APBD Kota Manado Periode 2008-2012.

Kontribusi pendapatan perempuan pesisir
terhadap pendapatan rumah tangga setelah
menerima bantuan (2008-2011)
Tahun 2008, pemerintah melalui Kementrian
Kelautan dan Perikanan dan Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Manado memberikan bantuan
melalui BLM dengan rata-rata per kelompok
sebesar Rp. 1.500.000, melalui suatu prosedur dan
mekanisme yang telah ditetapkan, salah satunya
adalah pembentukan kelompok perempuan pesisir.
Kelompok
tersebut
mendapat
bantuan
pendampingan dari tenaga penyuluh sebagai
tongkat penggerak yang bertugas membimbing,
mengarahkan,
serta
mendampingi
dalam
menggunakan fasilitas pemerintah dan mulai
membuka usaha dengan kegiatan kerajinan (di
Kelurahan Bunaken Kepulauan). Usaha dan
kerajinan yang dibuat, misalnya pembuatan baso
ikan, pembuatan kripik ikan (di Kelurahan
Malalayang I Timur), dan kegiatan menjual hasil
tangkapan. Pendapatan mereka pun pada setiap
lokasi meningkat (Tabel 1). Bahkan rata-rata
disetiap lokasi penelitian terjadi perubahan
pendapatan perempuan pesisir yang sangat
signifikan sebelum dan sesudah mendapatkan
bantuan.
Melalui peran serta tenaga tim teknis
(penyuluh) anggota kelompok perempuan pesisir
pada 3 lokasi mengerti tentang kelembagaan,
terutama kelembagaan kelompok karena dari situlah
pengetahuan tentang sumberdaya kelautan dan
perikanan untuk diolah menggunakan teknologi
tepat-guna diketahui untuk dijadikan sebagai
sumber pendapatan mereka.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kontribusi pendapatan perempuan pesisir
terhadap pendapatan rumah tangga sebelum
menerima bantuan (>2008)
Kontribusi pendapatan perempuan pesisir
terhadap pendapatan rumah tangga di 3 lokasi
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Rata-rata
persentase pendapatan perempuan pesisir terhadap
pendapatan Rumah Tangga Nelayan (RTN) di 3
lokasi adalah 30,2 %.
Berdasarkan wawancara langsung untuk
Kelurahan Bunaken Kepulauan bahwa waktu itu
mereka tidak memiliki modal untuk membuka
usaha, yang sebetulnya mereka memiliki kemauan
keras untuk membantu suami dalam mencari
nafkah, di samping itu posisi lokasi benar-benar
berada dekat dengan Taman Nasional Bunaken
yang tentunya selalu dikunjungi oleh wisatawanwisatawan, baik lokal maupun manca-negara, saat
itu mereka hanya menjual kerajinan suvenir dengan
tampilan yang tidak menarik sehingga kadang
penjualannya tidak sesuai dengan harapan.
Kelompok perempuan pesisir di Kelurahan
Tumumpa, mereka hanya mengandalkan hasil
tangkapan ikan suami mereka untuk dijual ataupun
mereka menggunakan hasil tangkapan ikan untuk
dijadikan masakan yang selanjutnya dijual.
Lain halnya dengan kelurahan Malalayang I
Timur, pada masa itu banyak ibu rumah tangga
yang menggunakan waktu untuk bekerja pada

Kontribusi pendapatan perempuan pesisir
terhadap pendapatan rumah tangga tahun 20122013
72

Rondonuwu: Government program impact analysis on empowerment of coastal women…

signifikan bagi kelompok perempuan pesisir yang
ada di Kota Manado. Hal ini berarti bahwa
pemberian bantuan pemerintah sangat menunjang
kelangsungan hidup rumah tangga nelayan (RTN)
dan didampingi oleh tenaga penyuluh perikanan
yang menjadi tenaga pendamping dalam program
yang dilaksanakan. Tetapi pada saat tidak lagi
menerima bantuan dari pemerintah tahun 20092012, di ketiga lokasi penelitian mengalami
penurunan secara total, yaitu 46,21 % (tahun 20082011) turun menjadi 37,87 % (tahun 2012-2013).
Hal ini disebabkan kerena tidak sedikit yang
belum mengetahui cara mengelola bantuan yang
disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah di
kalangan masyarakat pesisir sehingga penyuluhan
dalam rangka memberikan pelatihan dan bimbingan
sangat dibutuhkan. Beberapa responden dalam
penelitian ini menyatakan bahwa bantuan yang
diberikan sebagian dimanfaatkan untuk kebutuhan
yang mendesak, misalnya membayar uang sekolah
anak sehingga pendapatan tidak seperti kelompok
masyarakat yang lain.
Dampak lain yang bisa dirasakan oleh
masyarakat dari program BLM Dana Bergulir
adalah masyarakat mengerti tentang kelembagaan
dan pentingnya kelembagaan kelompok dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Tabel 1 menunjukkan bahwa BLM pada
tahun 2008-2011 menunjukkan adanya peningkatan
yang sangat signifikan tapi pada tahun 2012-2013
menurun menjadi 37,87%. Hal ini dikarenakan
kurangnya modal dan tidak adanya pemantauan dari
tenaga teknis yang datang melihat perkembangan
kelompok perempuan pesisir di 3 lokasi penelitian.
Beberapa anggota kelompok perempuan
pesisir masih bertahan dengan kegiatan dengan cara
mengolah modal dengan baik, misalnya di
Kelurahan Bunaken, yaitu Keluarga DTa saat
menerima
bantuan
persentase
pendapatan
perempuan pesisir sebesar 40 % (Tahun 2008-2011)
dan meningkat menjadi 42,54% pada tahun 2013.
Di Kelurahan Malalayang I Timur, Keluarga PM
menerima 40% (Tahun 2008-2011) meningkat
53,44% pada Tahun 2012-2013. Tetapi ada juga
yang memang tidak dapat menggunakan modal
tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga pada
tahun 2013 mereka tidak dapat berkegiatan lagi
karena kehabisan modal, contohnya di Kelurahan
Bunaken, Keluarga CL dari 34,78% pada tahun
2008-2011 kemudian pada tahun 2012-2013 tidak
ada kontribusi sama sekali. Tetapi ada juga yang
tidak berpengaruh terhadap BLM, misalnya di
Kelurahan Tumumpa, Keluarga ST di mana
sebelum tahun 2008 sebesar 40%, kemudian pada
tahun 2008-2011 menjadi 40%, demikian pula
halnya pada tahun 2013.
Dari data yang diperoleh, ternyata rata-rata
peresentase kontribusi perempuan pesisir yang tidak
dapat meningkat disebabkan oleh jumlah anggota
keluarga yang bertambah, jumlah pengeluaran
keluarga yang meningkat, serta pemakaian modal
yang diperuntukkan dengan kebutuhan yang
bertambah. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Kusnadi (2009) bahwa persoalan yang dihadapi
oleh nelayan berkisar pada beberapa hal
diantaranya; 1) keterbatasan akses modal dan
teknologi; 2) kualitas sumberdaya manusia
(keterbatasan pengetahuan); 3) degradasi lingkungan; dan 4) kebijakan yang tidak memihak.

Dampak alokasi anggaran pemerintah Kota
Manado terhadap kegiatan perempuan pesisir
Alokasi anggaran pemerintah terhadap
kegiatan perempuan pesisir dapat di lihat pada
Tabel 2. Bantuan itu hanya terjadi pada Tahun
2008, itupun berasal dari Pemerintah Pusat lewat
Pemerintah Kota Manado dengan persentase 0,11%.
Hal ini tidak sejalan dengan komitmen MDG’s yang
telah disepakati oleh Indonesia di mana salah satu
prioritas yang akan dicapai Tahun 2015 di Kota
Manado adalah kesetaraan gender
lewat
pemberdayaan perempuan.
Kebutuhan dalam rumah tangga nelayan yang
semakin meningkat menyebabkan pergeseran
tenaga kerja dan produksi komoditi semacam ini
berpengaruh pada karakter pekerjaan anggota
keluarga dalam rumah tangga, terutama perempuan.
Kalangan perempuan terbentuk apa yang diistilahkan sebagai ‘peran ganda’, di satu sisi berperan
sebagai tenaga kerja yang memperoleh upah dan di
lain pihak sebagai ibu rumah tangga. Hal ini yang
harus disikapi oleh pemerintah.

Dampak program pemerintah BLM (Bantuan
Langsung Masyarakat) terhadap pendapatan
perempuan pesisir
Hasil analisis menunjukkan bahwa bantuan
yang diberikan oleh pemerintah melalui program
BLM berupa modal bergulir melalui Dinas Kelautan
dan Perikanan Kota Manado tahun 2008
menunjukkan perubahan pendapatan yang cukup

73

Aquatic Science & Management, Edisi Khusus 1 (Mei 2013)
Tabel 1. Persentase pendapatan perempuan pesisir terhadap
pendapatan rumah tangga nelayan (RTN)
No

Rumah Tangga Nelayan
(KK)

Pendapatan PP
terhadap RTN (KK)
(%)
2007

Pendapatan PP
terhadap RTN
(KK) (%)
2008-2011

Pendapatan PP
terhadap RTN
(KK) (%)
2012-2013

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kelurahan Bunaken
Kel. LK
Kel. KH
Kel. UL
Kel. DT
Kel. DU
Kel. DTa
Kel. KP
Kel. SK
Kel. CL
Kel. TS

23,07
20,00
33,33
14,28
62,50
36,36
41.67
66,67

50,0
48,48
55,55
36,17
66,66
40
55,55
33,33
34,78
40,29

40,0
45,94
33,33
63,63
42,54
55,55
33,33
34,78

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Kelurahan Malalayang I
Timur
Kel. LT
Kel. S
Kel. DL
Kel. PM
Kel. MT
Kel. SB
Kel. ST
Kel. ET
Kel. NA
Kel. MT

33,33
41,66
50,0
50.0
50,0
50,04
38,09
29,41
37,5

54,54
54,05
60,00
40,00
73,07
25,00
63,63
33,33
40,00
27,27

50
33.33
60
53.44
40
57.14
63.63
33.33
40
33.33

21
22
23
24
25
26
27
28.
29
30

Kelurahan Tumumpa II
Kel. HH
Kel. TM
Kel. SD
Kel. MA
Kel. MU
Kel. ST
Kel. PT
Kel. KP
Kel. MG
Kel. SK

9,09
40,72
28,57
33,33
40,00
20,00
23,07
33,33
30,2

50,00
40,00
50,00
53,84
37,5
40,00
50,00
33,33
40,00
60,00
46,21

42.85
28.57
42.28
28.57
40
50
40
50
37,87

Total

hal ini perempuan pesisir. Bahkan ada sebagian
responden yang tidak dapat mengembangkan
usahanya atau ‘gulung tikar’ dan tidak dapat
berbuat apa-apa, karena usahanya bangkrut
disebabkan tidak ada lagi tenaga pendamping
ataupun penyuluh yang turun mendampingi
kegiatan mereka ataupun kurang berkembangnya
modal sosial perempuan pesisir yang dibina.

Perempuan pesisir di Kota Manado belum
diberdayakan sepenuhnya oleh pemerintah kota di
mana bantuan yang diberikan tidak memberikan
dampak yang menguntungkan yang ditunjukkan
oleh persentase pendapatan perempuan pesisir
terhadap pendapatan RTN tahun 2012-2013. Hal ini
disebabkan karena pemberian bantuan yang
diberikan tidak berkelanjutan bahkan tidak dapat
dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat dalam

74

Rondonuwu: Government program impact analysis on empowerment of coastal women…

Tabel 2. Presentase pendapatan perempuan pesisir (PP) terhadap pendapatan rumah tangga nelayan (RTN) yang
menerima Banatuan pemerintah dan alokasi anggaran Pemerintah terhadap kegiatan perempuan
pesisir dalam APBD Kota Manado Periode 2008-2012
No

1.

2.

TAHUN

PENDAPATAN/
ANGGARAN
Pendapatn PP
terhadap pendapatan
RTN (KK) yang
menerima bantuan
Pemerintah

Alokasi Anggaran
Pemerintah terhadap
kegiatan PP dalam
APBD

2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah (Rp)

8.500.000

-

-

-

-

%

3.01

-

-

-

-

Jumlah
(Rp)

750.000.000

-

-

-

-

%

0,11

-

-

-

-

penangkapan didukung dengan strategi pemasaran
dan manajemen pengelolaan keuangan merupakan
salah satu di antara program-program pengembangan masyarakat pesisir yang berorientasi pada
perempuan yang bisa dilakukan oleh pemerintah,
sehingga apa yang telah dilakukan oleh para
perempuan nelayan selama ini tidak lagi dipandang
sebelah mata dan harapan untuk dapat hidup
sejahtera serta bebas dari belenggu kemiskinan
dapat pula terwujud.

Sebagian responden lain terus melakukan
kegiatan mereka dengan penambahan modal ke
koperasi dan rentenir dengan bunga yang tinggi.
Sutomo (2003) mengungkapkan bahwa dalam
mengembangkan usaha di pesisir secara optimal dan
berkelanjutan maka perlu dianalisis berbagai faktor
pembatas sehingga mencapai titik equlibrium yang
optimal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Djalal (2012) yang menemukan bahwa tidak adanya
perubahan
pendapatan
masyarakat
sangat
dipengaruhi oleh input program, yaitu tidak adanya
bantuan dari lembaga permodalan sehingga
menyebabkan sebagian usaha masyarakat macet
karena
tingkat
pengeluaran
lebih
besar
dibandingkan dengan permintaan yang diperoleh,
dan jika tidak ada dana stimulan maka usaha
tersebut gagal.
Tanpa dilakukan uji lanjut untuk melihat
peran pemerintah terhadap kegiatan perempuan
pesisir sudah jelas terlihat dalam Tabel 2 bahwa
pemerintah kurang memberikan perhatian terhadap
kegiatan perempuan pesisir yang digambarkan
melalui alokasi anggaran yang diberikan pemerintah
Kota Manado. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, keinginan dan kemauan keras untuk
membantu meningkatkan pendapatan keluarga oleh
perempuan pesisir sangat terlihat dari cara mereka
mencari tambahan modal lewat koperasi dan upaya
lainnya.
Minimnya ketrampilan yang dimiliki dan
upah kerja yang rendah menyebabkan tidak adanya
jaminan sosial di mana merupakan sebagian dari
kendala-kendala yang selalu dihadapi oleh
perempuan
nelayan.
Transfer
pengetahuan
berkenaan dengan pengelolaan hasil laut pasca

KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu:
1. Persentase pendapatan perempuan pesisir (PP)
terhadap pendapatan rumah tangga di lokasi
penelitian sesudah mendapatkan Bantuan
pemerintah berupa BLM (Bantuan Langsung
Masyarakat) tahun 2013 berupa modal (Tahun
2008) tidak berarti apa-apa bahkan tidak dapat
dirasakan manfaatnya karena pemberian modal
ini tidak berkelanjutan.
2. Pengaruh tenaga teknis (penyuluh) dalam
mengembangkan usaha mereka sangat besar.
Karena dari tenaga teknis ini kelompok
perempuan pesisir dapat mengerti bagaimana
cara menggunakan modal tersebut untuk
pengembangan usaha mereka, selain menambah
pengetahuan lewat penyuluhan dan pelatihan
yang diberikan oleh tenaga teknis.

75

Aquatic Science & Management, Edisi Khusus 1 (Mei 2013)

Ucapan terima kasih. Penulis menyampaikan
terima kasih kepada Pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Manado yang telah membantu
dalam pengambilan data, kepada teman-teman
Angkatan 2011 Ilmu Perairan Pascasarjana
UNSRAT, keluarga serta semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

JUSMINANDAR, SUNADJI, Y. and TOBUKU, R.
(2005) Peranan Istri Nelayan dalam Usaha
Meningkatkan Pendapatan Keluarga di
Namosain, Alak. Kupang. Malang: Jurnal
Penelitian Perikanan, Fakultas Perikanan,
Universitas Brawijaya.
KUSNADI, E. (2009) Keberdayaan Nelayan dan
Dinamika Ekonomi Pesisir. Yogyakarta: ArRuzz Media.
KEMENTERIAN KOORDINASI KESEJAHTERAAN RAKYAT (2013) Program Nasional
PNPM Kelautan dan Perikanan. Jakarta:
www.pnpm-mandiri.org/index.php?...id.
TIM PENGENDALI PNPM MANDIRI. (2007)
Pedoman
Umum
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM)
Mandiri, Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan. Jakarta.
SUGIONO (2012) Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R@D. Bandung: CV
ALFABETA.
SUNADJI, TOBUKU, R. dan EOH, C.B. (2002)
Kontribusi Gender dalam Usaha Pengeringan
Ikan Guna Meningkatkan Pendapatan
Keluarga di Kelurahan Oesapa Kodya
Kupang. Laporan Penelitian. Lembaga
Penelitian Undana.
SUTOMO (2003) Evaluasi Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kabupaten
Bangai Propinsi Sulawesi Tenggara. Tesis.
Program Studi PSPL. Bogor: IPB.

REFERENSI
ANONYMOUS (2007) Tim Pengendali PNPM
Mandiri, 2007. Pedoman Umum Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM) Mandiri. Jakarta: Tim Koordinasi
Penanggu-langan Kemiskinan.
ANONYMOUS (2010) Laporan Tahun 2010.
Manado: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Manado.
ANONYMOUS (2011) Rencana Strategi Dinas
Kelautan dan Perikanan Kota Manado.
Manado: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Manado.
DJALAL, N. (2012) Analisis Kebijakan Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM)-Mandiri Kelautan Perikanan Di
Wilayah Kota Ternate. Thesis. Manado:
Unsrat Manado.
ELIZABETH, R. (2007) Pemberdayaan Wanita
Mendukung Strategi Gender Mainstreaming
dalam Kebijakan Pembangunan Pertania di
Pedesaan. Forum Penelitian Agro Ekonomi,
25 (2).
HYAS, S. et al. (1997) Glosari Istilah Perencanaan
dan Pengelolaan Sumber daya Laut dan
Pesisir. Jakarta.

Diterima: 22 April 2013
Disetujui: 29 April 2013

76

Dokumen yang terkait

Utilization of land rection in Manado City | Pamikiran | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 1973 3615 1 SM

0 0 7

Editorial | Lasut | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 1962 3593 1 SM

0 1 2

Mapping of tsunami prone areas in coastal region of Kema, North Sulawesi | Raharjo | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 2275 4144 1 SM

0 1 8

Wind speed data analysis for predictions of sea waves in Bitung Coastal Waters | Koagouw | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 2274 4142 1 SM

0 0 5

A study on potential development of fisheries resources in the coastal area of Tolitoli Regency | . | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 2272 4138 1 SM

0 1 9

Editorial | Lasut | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 2255 4108 1 SM

0 0 2

Impact of fishing activities on the fisheries resources and Manado Bay Aquatic environment | Sumampouw | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 7308 14320 1 SM

0 0 9

Water quality status of rivers in the coastal city of Manado, North Sulawesi Province, Indonesia | Lasut | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 7296 14296 1 SM

0 0 7

The contribution of purse seine fishery home-based in the coastal fishing port of Tumumpa on gross regional domestic product (GRDP) of Manado | Sjamsuddin | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 7281 14266 1 SM

0 0 9

Characteristics and potential development strategy for coastal women in the management of coastal resources in Manado City | Rondonuwu | AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT (Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan) 7282 14268 1 SM

0 0 8