Analisis dampak Lingkungan AMDAL TAMBANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu dari jutaan negara di dunia yang memiliki industri
tambang. Industri tambang di Indonesia cukup merekah sampai ke kancah dunia. Kita semua
tau bahwa pertambangan memrupakan investasi negara yang cukup memungkinkan untuk
perekonomian negara. Akan tetapi, kita tidak bisa hanya menikmati hasil tambang saja kita
juga harus memperhatikan lingkungan sekitar akibat adanya pertambangan. Banyak ornag
mengatakan bahwa pertambangan sangatlah merusak lingkungan, menyebabkan pencemaran,
bahkan kematian akibat limbahnya yang dibuang ke sungai tanpa di proses lebih lanjut.
Namun, tidak semua pertambangan menyebebkan kerusakan lingkungan. Banyak
pertambangan yang memperhatikan lingkungan sekitarnya, seperti melakukan reklamasi,
menindaklanjuti limbah sebelum dibuang, dan yang paling penting industri tambang
dilaksanakan dengan aturan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang sering disebut
dengan AMDAL. AMDAL disusun dengan adanya dokumen – dokumen AMDAL seperti
KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL, dan dokumen Referensi. Maka dari itu di sini saya akan
membahas mengenai proses penyusunan Analisis Dampak Lingkungan di sektor industri
pertambangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis Dampak Lingkungan ?

2. Bagaimana prosedur dalam penyusunan Analisis Dampak Lingkungan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Analisis Dampak Lingkungan.
2. Mengetahui bagaimana prosedur penyusunan Analisis Dampak Lingkungan

1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Dampak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan; ( PP
27/199, Pasal 1 ayat 4). ANDAL digunakan untuk berbagai pihak Pembagian kegunaan
dalam bentuk lain juga dapat disusun berdasarkan pihak yang mendapatkan kegunaannya,
sebagai berikut :







Kegunaan bagi pemerintah
Kegunaan bagi pemilik proyek
Kegunaan bagi pemilik modal
Kegunaan bagi masyarakat
Kegunaan lainnya

2.2 Prosedur Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan
Yang diperhatikan dalam Analisis Dampak Lingkungan tentu saja dampak. Dampak
adanya suatu benturan antar dua kepentingan, yaitu kepentingan pembangunna proyek
dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Yang dianalisis
bukanlah hanya dampak negatif saja tetapi juga dampak positifnya dengan bobot analisis
yang sama. Apabila didefinisikan maka dampak ialah setiap perubahan yang terjadi dalam
lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Di sini tidak disebutkan karena adanya proyek,
karena sering proyek diartikan sebagai bangunan fisik saja, sedangkan banyak proyek yang
bangunan fisiknya relatif kecil atau tidak ada tetapi dampaknya dapat besar. Misalnya ialah
proyek pasar, proyek satelit komunikasi dan lain sebagainya.
Penetapan Dampak Lingkungan dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Pendugaan Dampak
Pendugaan ini digunakan sebagai terjemahan dari assessment. Beberapa ahli di indonesia
menggunakan terjemahan perkiraan atau peramalan. Pendugaan dampak dapat didefinisikan
sebagai aktivitas untuk menduga dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang akibat
suatu aktivitas manusia (proyek). Dampak yang diduga tersebut merupakan perbedaan nilai
2

lingkungan atau nilai suatu sumberdaya di masa yang akan datang antara lingkungan tanpa
proyek dan lingkugnan dengan proyek.
b. Penyajian Informasi Lingkungan
Penyajian informasi lingkungan atau PIL adalah suatu proses untuk memperkirakan
kemungkinan terjadinya dampak yang akan digunakan untuk menetapkan apakah proyek
yang diusulkan tersebut perlu Andal atau tidak. Perundangan di indonesia menyebutkan
bahwa PIL adalah suatu telaahan secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan; rona lingkungan tempat kegiatan, kemungkinan timbulnya dampak lingkungan
oleh kegiatan tersebut dan rencana tindakan pengendalian dampak negatifnya.
c. Penyajian Evaluasi Lingkungan
Penyajian evaluasi lingkungan atau disingkat menjadi PEL adalah suatu aktivitas penelaahaan
seperti PIL, hanya bedanya PEL dilakukan pada proyek yang sudah berjalan sedang PIL
dilakukan pada proyek yang masih dalam perencanaan.

d. Studi Evaluasi Lingkungan
Istilah studi evaluasi lingkungan atau SEL adalah analisis dampak lingkunan yan dilakukan
pada proyek atau aktivitas manusia yang sudah berjalan. Dalam analisis ini rona lingkungan
sebelum proyek berjalan sudah tidak dapat dijumpai.
Ketika dampak telah diketahui maka kita dapat mengetahui besaran dan kepentingan dampak.
Prakiraan besaran dampak model matematis banyak digunakan dalam memprakirakan
besarnya perubahan kualitas lingkungan dalam studi AMDAL , dengan menggunakan rumusrumus matematik sesuai dengan parameter dari komponen lingkungan terkena dampak.
Sedangkan pada medel non formal yang sering digunakan adalah mdel analog
dan profesional judment.
Adapun tahapan dalam prakiraan besaran dan tingkat kepentingan dampak lingkungan
akibat suatu kegiatan/usaha terhadap komponen lingkungan tertentu :
1. Buat/tentukan Rentang Skor Kualitas Lingkungan.
2. Ukur kualitas lingkungan awal ( dlm hal iniparameter geofisik)
3. Konversi kualitas lingkungan awal ke dalam nilai skor (no.1)

3

4. Hitung/prakirakan kualitas lingkungan yang akan datang apabila rencana kegiatan
dilaksanakan (setiap tahap secara terpisah)
5. Konversi kualitas lingkungan awal ke dalam nilai skor (no. 1)

6. Prakirakan besar dampak yakni selisih skor kualitas lingkungan antara butir no. dan butir
no. 3)
7. Tentukan tingkat kepentingan dampak
Nilai besaran dampak berkisar dari 0 – 4 dimana,






0 = tidak ada dampak
1 = dampak kecil
2 = dampak sedang
3 = dampak besar
4 = dampak sangat besar

Prakiraan nilai besaran dampak (Magnitude = M) merupakan kegiatan sebelum dilakukannya
evaluasi terhdap dampak besar dan penting dalam pengambilan keputusan apakah dampak
tersebut akan dikelola dan dipantau dalam dokumen RKL dan RPL.
Tingkat kepentingan dampak dilakukan untuk setiap dampak hipotesis dengan mengacu pada

kriteria penentu dampak penting sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak.
2. Luas wilayah persebaran dampak.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
4. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak.
5. Sifat kumulatif dampak.
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Penetapan tingkat kepentingan dampak dari masing-masing faktor penentu tingkat
kepentingan dampak dikelompokkan kedalam kriteria penting (P) dan tidak penting (TP).
Adapun Evaluasi dan Rekomendasi Analisis Dampak Lingkungan yaitu :
a. Evaluasi (Holistik)
Evaluasi adalah kegiatan penelahaan analisis dampak lingkungan yang meliputi :

4

 Hasil Telaahan Keterkaitan Dan Interaksi Dampak Penting Hipotetik (DPH)
Uraian hasil evaluasi atau telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak
penting hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha
atau kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi

secara holistik terhadap DPH tersebut, penyusun dokumen Amdal menggunakan
metode evaluasi dampak yang tercantum dalam kerangka acuan. Metode evaluasi
dampak tersebut menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional
atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode
evaluasi dampak penting dalam Amdal. Dalam hal rencana usaha atau kegiatan masih
berada pada pemilihan alternatif, maka evaluasi atau telaahan tersebut dilakukan
untuk masing-masing alternatif.
 Arahan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang
menimbulkan dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan
dampak turunan (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen kegiatan yang tidak
banyak memberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi
penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari
suatu pengelolaan lingkungan hidup.
 Kesimpulan Kelayakan Lingkungan Hidup
Kriteria kelayakan mempertimbangkan antara lain :


Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.




Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber
daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.



Kepentingan pertahanan keamanan.



Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek
biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat
pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha atau Kegiatan.



Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui

perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negative.

5



Kemampuan pemrakarsa atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam
menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha atau
Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan.



Rencana usaha atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan
masyarakat (emic view).



Rencana usaha atau kegiatan tidak akan mempengaruhi atau mengganggu entitas
ekologis yangmerupakan.
o entitas atau spesies kunci (key species);

o memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
o memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); atau
o memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).



Rencana usaha atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha atau
kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha atau kegiatan.



Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi
rencana usaha atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya
tampung lingkungan dimaksud.

b. Rekomendasi
Komisi penilai Amdal menyampaikan hasil penilaian Andal dan RKL-RPL
kepada Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya.
Rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL dapat berupa :
 Rekomendasi kelayakan lingkungan;

 Rekomendasi ketidaklayakan lingkungan.
Rekomendasi ditetapkan berdasarkan pertimbangan :
 Perkiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dari aspek biogeofisik kimia,
sosial, ekonomi, budaya, tata ruang dan kesehatan masyarakat pada tahap prokonstruksi,
konstruksi, operasi, dan pasca operasi usaha dan/atau kegiatan;
 Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting hipotetik sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga diketahui perimbangan
dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.

6

 Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam
menanggulangi dampak penting yang bersifat negatif yang akan ditimbulkan dari usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan, dengan pendekatan teknologin sosial, dan
kelembagaan.
 Dalam hal rapat komisi Amdal menyatakan dokumen Andal dan RKLRPL perlu
diperbaiki, Komisi Penilai Amdal mengembalikan dokumen Andal dan RKL-RPL kepada
pemrakarsa untuk diperbaiki.
 Pemerakarsa menyampaikan kembali perbaikan dokumen Amdal dan RKL-RPL sesuai
dengan ketentuan.
 Berdasarkan dokumen Andal dan RKL-RPL yang telah diperbaiki, Komisi Penilai Amdal
melakukan penilaian akhir berupa rekomendasi hasil penilaian akhir terhadap dokumen
Andal dan RKL-RPL.
 Komisi Penilai Amdal menyampaikan hasil penilaian akhir berupa rekomendasi hasil
penilaian akhir kepada Gubernur/Bupati/Walikota.
Jangka waktu penilaian paling lama 75 (tujuh puluh lima) hari kerja, terhitung sejak
dokumen Amdal dan RKL-RPL dinyatakan lengkap. Gubernur/Bupati/Walikota berdasarkan
rekomendasi penilaian atau penilaian akhir dari komisi penilai Amdal, menetapkan keputusan
kelayakan lingkungan hidup. Jangka waktu penetapan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya rekomendasi hasil penilaian atau penilaian akhir dari Komisi
Penilai Amdal.

7

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :


Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan; (
PP 27/199, Pasal 1 ayat 4).



Penetapan Dampak Lingkungan dapat dilakukan dengan Pendugaan Dampak,
Penyajian Informasi Lingkungan, Penyajian Evaluasi Lingkungan, dan Penyajian
Evaluasi Lingkungan.



Tingkat kepentingan dampak lingkungan ada 7 yaitu jumlah manusia yang terkena
dampak, luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak, sifat kumulatif
dampak, berbalik atau tidak berbaliknya dampak.



Rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL dapat berupa : Rekomendasi
kelayakan lingkungan & Rekomendasi ketidaklayakan lingkungan

8

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63