Kep-26Ja31999 Tentang Petunjuk Pengelolaan Data Perencanaan Kejaksaan Agung Republik Indonesia_2

JAKSA AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN
JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: KEP-26/JA/3/1999
TENTANG
PETUNJUK PENGELOLAAN DATA PERENCANAAN
KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA
JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
Menimbang

:
a. Bahwa sampai saat ini Pengelolaan Data Perencanaan belum berfungsi
sebagaimana mestinya karena sistem pengumpulan dan ruang lingkup data
yang akan dikumpulkan tidak jelas.
b. Bahwa sehubungan hal tersebut dipandang perlu untuk menetapkan ketentuan
tentang Pengelolaan Data Perencanaan dengan Keputusan Jaksa Agung R.I.

Mengingat

:

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3451).
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1991 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia.
3. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : KEP-035/JA/3/1992
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia.
4. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: KEP-002/JA/I/1998
tentang Rencana Kerja dan Program Kerja Kejaksaan Republik Indonesia.

Memperhatikan

: Petunjuk Bapak Jaksa Agung Muda Pembinaan pada hasil rapat staf Biro
Perencanaan.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PETUNJUK PENGELOLAAN DATA PERENCANAAN KEJAKSAAN AGUNG
R.I.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Petunjuk Pengelolaan Data Perencanaan adalah Bagian dari daministrasi Umum Kejaksaan yang
harus dilakukaan dalam menyiapkan data yang mutakhir dan akurat guna menunjang
penyusunan perencanaan pembanguna Kejaksaan yang meliputi Pengumpulan dan Pengelolaan
penyajian, penyimpanan, dan Pengadminitrasian data.
2. Ruang Lingkup Data Perencanaan adalah data yang berhubungan dengan penyusunan Rencana
Kerja dan Program Kerja, Pengembangan Organisasi dan Tatalaksana dan Prasarana Kejaksaan
yang meliputi:
a. Data Wilayah.
b. Data Pembinaan.
c. Data Tindak Pidana Umum.
d. Data Tindak Pidana Khusus.
e. Data Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara.
f. Data Pengawasan.

3. Pengumpulan Data Perencanaan adalah cara pengumpulan data baik secara manual maupun
secara elektrik dengan mekanisme sebagaimana diatur dalam Bab III keputusan ini.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang Lingkup Data meliputi:
1. Data Wilayah.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.

Peta Wilayah.
Nama-nama Pejabat Kajati/Kajari/Kacabjari.
Data Pemerintahan Daerah.
Data Kejati/Kejari/Cabjari/Kabupaten
Kotamadya/Kecamatan/Lurah/Desa

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin.
Jumlah Penduduk Menurut Agama.

2. Data Pembinaan.
2.1.
Dokumen Tanah dan Bangunan.
2.2.
Pembangunan Gedung Kantor.
2.3.
Perluasan dan Rehabilitasi Gedung Kantor.
2.4.
Rumah Dinas.
2.5.
Kendaraan Operasional (Tahanan).
2.6.
Kendaraan Operasional (Mini Bus dan Jeep).
2.7.
Kendaraan Operasional (Sepeda Motor).
2.8.
Kendaraan Operasional (Speed Boat).

2.9.
Peralatan Kantor.
2.10. Keuangan.
2.11. Hasil Dinas.
2.12. Pegawai.
2.12.A. Jaksa Fungsional.
2.13. Daya dan Jasa.
3. Data Intelijen
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
3.9.

Kegiatan Operasi Intelijen.
Aliran Kepercayaan Masyarakat.

Kegiatan BINMATKUM.
Peta Politik.
Peta ekonomi dan Keuangan.
Peta Sosial Budaya.
Peta Sasaran Operasi Intelijen
Peta BINMATKUM.
Peta Pemilu.

4. Data Tindak Pidana Umum.
4.1. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).
4.2. Kegiatan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Umum (APB/APS).
4.3. Kegiatan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Umum (APC).
4.4. Perkara Penting.
4.5. Eksekusi Perkara Pidana Umum.
4.6. Upaya Hukum.
4.7. Penyelesaian Tahanan.
4.8. Pemeriksaan Tambahan.
4.9. Eksaminasi.
5. Data Tindak Pidana Khusus
5.1. Data Laporan Kotak Pos 777.

5.2. Penyelidikan.
5.3. Penyidikan.
5.4. Kegiatan Penuntutan Perkara.
5.5. Eksekusi Perkara Pidana Khusus.
5.6. Upaya Hukum.
5.7. Penyelesaian Tahanan.
5.8. Kerugian dan Keuangan Negara yang dapat diselamatkan.
6. Data Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara.
6.1. Penyelesaian Perkara.
6.2. Upaya Hukum.
6.3. Keuangan Negara yang dapat diselamatkan.
7. Data Pengawasan.
7.1. Penyelesaian Pengaduan.
7.2. Penindakan Pegawai berdasarkan Hukuman Disiplin.
7.3. Penindakan Pegawai berdasarkan Jenis Perbuatan.
7.4. Inspeksi Umum/Khusus.

BAB III
MEKANISME PENGELOLAAN DATA
Pasal 3

1) Pengelolaan Data Perencanaan ditingkat Pusat diselenggarakan oleh Bagian Pengelolaan Data
Biro Perencanaan Jaksa Agung Muda Pembinaan Kejaksaan Agung R.I.
2) Pengelolaan data ditingkat Daerah dilaksanakan oleh :
a. Asisten Pembinaan pada Kejaksaan Tinggi.
b. Kasubbag Pembinaan pada Kejaksaan Negeri.
c. Kaur Pembinaan pada Cabang Kejaksaan Negeri.

Pasal 4
1) Pengelolaan data diselenggarakan dengan Mengumpulkan, Mengolah, Menyajikan
Mengadministrasikan data baik secara manual maupun dengan elektronik (komputer).

dan

2) Data Perencanaan tersebut diadministrasikan dalam buku data dan dalam komputer.

3) Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri diwajibkan membuat peragaan
data yang akurat dan mutakhir di kantor masing-masing.

Pasal 5
1) Pengelolaan Data ditingkat Daerah sebagai sumber data wajib menyampaikan data perencanaan

yang ada di wilayahnya langsung kepada Bagian Pengelolaan Data Biro Perencanaan dengan
menyampaikan tembusan kepada Kejaksaan Tinggi setempat.
2) Penyampaian data Perencanaan sebagaimana dimaksud terdapat dalam ayat 1 dilakukan
dengan menggunakan formulir sebagaimana terdapat dalam petunjuk Pengelolaan Data
Perencanaan terlampir.
3) Waktu penyampaian data Perencanaan :
a. Tahunan.
Data Tahunan disampaikan dalam akhir tahun (Bulan Desember – Januari).
b. Bulanan.
Supaya setiap Unit Kejati, Kejari, dan Cabjari menyampaikan satu copy tembusan dari pada
laporan bulanan (lapbul) ke Biro Perencenaan Kejaksaan Agung RI.
c.

Insidentil.
Data Insidentil adalah data yang dikirimkan oleh sumber data setiap ada mutasi data atau
diminta karena adanya kebutuhan yang sangat mendesak.

Pasal 6
Penyampaian data Perencanaan tersebut dilakukan langsung kepada Biro Perencanaan Kejaksaan
Agung R.I. dengan menggunakan sarana tercepat (prioritas).


BAB IV
PENUTUP
Pasal 7
Data yang telah dikumpulkan adalah bersifat rahasia.
Pasal 8
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan Jaksa Agung R.I. ini akan diatur kemudian oleh Jaksa
Agung Muda Pembinaan.
Pasal 9
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan :
Ditetapkan di : J a k a r t a
Pada Tanggal : 11 Maret 1999

Jaksa Agung Republik Indonesia

H.A. Muhammad Ghalib, SH