PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 7 TAHUN 1 9 9 1
TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa
unt uk
t ercipt anya
pelayanan
penyelenggaraan
t elekomunikasi yang semakin meningkat ,
perlu dilakukan
usaha-usaha pencegahan dan penanggulangan t erj adinya gangguan
baik t erhadap j aringan t elekomunikasi maupun t erhadap sarana
t elekomunikasi;
b. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut dan sebagai pelaksanaan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989, maka dipandang perlu

mengat ur
perlindungan
dan
pengamanan
Penyelenggaraan
t elekomunikasi dengan Perat uran Pemerint ah,
Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 t ent ang Telekomunikasi
(Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3391);
3. Perat uran
Pemerint ah
Nomor
24
Tahun
1991
t ent ang
Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1991

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3439);
MEMUTUSKAN:

Menet apkan : PERATURAN
PEMERINTAH
PERLINDUNGAN
DAN
TELEKOMUNIKASI.

REPUBLIK
INDONESIA
TENTANG
PENGAMANAN
PENYELENGGARAAN

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


2

-

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1. Perlindungan adalah suat u perbuat an at au usaha yang dilakukan
unt uk melindungi j aringan t elekomunikasi dan sarana penunj ang
t elekomukasi;
2. Pengamanan adalah suat u perbuat an at au usaha yang dilakukan
unt uk mengamankan j aringan t elekomunikasi dan sarana penunj ang
t elekomunikasi;
3. Alat t elekomunikasi adalah set iap alat perlengkapan yang digunakan
dalam bert elekomunikasi;
4. Perangkat t elekomunikasi adalah sekelompok alat t elekomunikasi
yang memungkinkan bert elekomunikasi;
5. Jaringan t elekomunikasi adalah rangkaian perangkat t elekomunikasi
dan

kelengkapannya
yang
digunakan
dalam
rangka
bert elekomunikasi,
6. Pemancar radio adalah alat t elekomunikasi yang menggunakan dan
memancarkan gelombang radio;
7. Penyelenggaraan t elekomunikasi adalah kegiat an penyediaan dan
pelayanan sarana dan/ at au f asilit as t elekomunikasi sehingga
memungkinkan t erselenggaranya t elekomunikasi;
8. Gangguan t elekomunikasi adalah set iap gangguan t erhadap alat ,

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3


-

perangkat , j aringan t elekomunikasi dan/ at au sarana penunj ang
t elekomunikasi sehingga menyebabkan t idak berf ungsinya at au
t idak lancarnya at au t erput usnya penyelenggaraan t elekomunikasi,
9. Penyelenggara t elekomunikasi adalah badan penyelenggara dan
badan
lain
yang menyelenggarakan
j asa
t elekomunikasi,
penyelenggara t elekomunikasi unt uk keperluan khusus dan
penyelenggara t elekomunikasi
unt uk keperluan pert ahanan
keamanan negara;
10. Ment eri adalah
t elekomunikasi.

Ment eri


yang bert anggung j awab

di

bidang

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Perlindungan dan pengamanan penyelenggaraan t elekomunikasi
dimaksudkan unt uk memberikan perlindungan dan pengamanan at as
j aringan t elekomunikasi dan sarana penunj ang t elekomunikasi dari
set iap perbuat an at au keadaan alam yang dapat menimbulkan
gangguan, kerusakan at au t idak berf ungsinya j aringan t elekomunikasi
dan/ at au sarana penunj ang t elekomunikasi at au karena t indakan lain
dengan cara menguasai yang bert ent angan dengan hukum.
Pasal 3
Perlindungan dan
bert uj uan unt uk :


pengamanan

penyelenggaraan

t elekomunikasi

a. menj aga kesinambungan penyelenggaraan t elekomunikasi;
b. memperlancar

dan

meningkat kan

mut u

penyelenggaraan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

4

-

t elekomunikasi.
c. mencegah
t erj adinya
t elekomunikasi.

gangguan

t erhadap

penyelenggaraan

BAB III
JENIS DAN SUMBER GANGGUAN
Pasal 4

Jenis gangguan t elekomukasi dapat berupa:
a. gangguan f isik yait u gangguan yang mengakibat kan t erj adinya
kerusakan secara f isik pada alat , perangkat at au j aringan
t elekomunikasi at au sarana penunj ang t elekomunikasi yang
digunakan unt uk penyelenggaraan t elekomunikasi;
b. gangguan elekt romagnet ik yait u gangguan yang menyebabkan
kerusakan secara elekt romagnet ik pada alat , perangkat at au
j aringan t elekomunikasi at au sarana penunj ang t elekomunikasi yang
digunakan unt uk penyelenggaraan t elekomunikasi,
c. gangguan alam yait u gangguan yang mengakibat kan kerusakan
secara f isik dan/ at au kerusakan secara elekt romagnet ik yang
disebabkan oleh keadaan alam at au f orce maj eure.
Pasal 5
Sumber gangguan t elekomunikasi dapat berasal dari:
a. perbuat an manusia;
b. keadaan alam at au f orce maj eure.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

5

-

Pasal 6
(1)

Perbuat an manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a
dapat berupa :
a. t indakan f isik ant ara lain:
1) pengrusakan t erhadap j aringan t elekomunikasi;
2) pemasangan alat perangkat t elekomunikasi t ambahan;
3) pengrusakan j aringan t elekomunikasi karena galian at au
pembangunan gedung yang menghalangi j alur bebas
(koridor) t ransmisi radio;
4) pemasangan alat perangkat unt uk keperluan apapun pada
j aringan t elekomunikasi.
b. t indakan non f isik ant ara lain:

1) pemancaran f rekuensi radio yang t idak sesuai dengan
persyarat an yang t elah dit ent ukan;
2) penggunaan alokasi f rekuensi radio yang t idak sesuai dengan
perunt ukannya.

(2)

Gangguan t elekomunikasi yang bersumber dari keadaan alam
at au f orce maj eure sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b
ant ara lain berupa gempa bumi, pet ir, huj an lebat , benda
angkasa, arus laut , panas mat ahari, huru hara, kerusuhan dan
gangguan keamanan lainnya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

BAB IV
TANGGUNG JAWAB DAN TATA CARA PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN
Pasal 7
(1)

Penggunaan spekt rum f rekuensi radio dan penet apan alokasi
f rekuensi radio dit et apkan berdasarkan prinsip t idak saling
mengganggu dan sesuai perunt ukannya.

(2)

Perunt ukan f rekuensi radio diat ur sebagai berikut :
a. alokasi j alur f rekuensi berdasarkan wilayah geograf is;
b. penj at ahan j alur f rekuensi berdasarkan j enis dinas;
c. penunj ukan f rekuensi unt uk pemakaian t ert ent u.
Pasal 8

(1)

Pemerint ah mengawasi perunt ukan f rekuensi radio dan
penggunaan perangkat t elekomunikasi yang menggunakan
gelombang radio dan gelombang elekt romagnet ik lainnya.

(2)

Tat a cara pengawasan perunt ukan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 9

(1)

Pemerint ah mengamankan j aringan t elekomunikasi yang dapat
berupa kabel laut , kabel t anah, kabel udara, t ransmisi sat elit ,
t ransmisi t erest rial, dan mengadakan langkah t erpadu unt uk
mencegah t erj adinya gangguan at as j aringan t elekomunikasi
t ersebut .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

7

-

Kegiat an pengamanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan oleh Ment eri melalui koordinasi dengan inst ansi
yang bert anggung j awab dibidangnya masing-masing.
Pasal 10

(1)

Dalam
rangka perlindungan
dan
pengamanan
j aringan
t elekomunikasi, Ment eri menet apkan persyarat an t eknis unt uk
perangkat t elekomunikasi yang digunakan unt uk penyelenggaraan
j asa t elekomunikasi dan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus.

(2)

Persyarat an t eknis unt uk perangkat t elekomunikasi yang
digunakan
unt uk
penyelenggaraan
t elekomunikasi
unt uk
keperluan pert ahanan keamanan negara diat ur t ersendiri dengan
Perat uran Pemerint ah.
Pasal 11

(1)

Badan penyelenggara dan badan lain waj ib membuat pet a
dan/ at au gambar j aringan t elekomunikasi yang berupa kabel
laut , kabel darat , kabel udara, t ransmisi t erest rial dan t ransmisi
sat elit
yang
digunakan
unt uk
penyelenggaraan
j asa
t elekomunikasi.

(2)

Penyelenggara t elekomunikasi unt uk keperluan khusus waj ib
membuat pet a dan/ at au gambar j aringan t elekomunikasi yang
digunakannya.
Pasal 12

(1)

Pet a dan/ at au gambar j aringan t elekomunikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 disampaikan kepada Ment eri unt uk
disebarluaskan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

8

-

Bent uk pet a dan/ at au gambar j aringan t elekomunikasi sert a t at a
cara penyebarluasannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 13

Badan penyelenggara at au badan lain dan penyelenggara
t elekomunikasi unt uk keperluan khusus waj ib membangun sarana
perlindungan dan pengamanan at as j aringan t elekomunikasi dan
sarana
penunj ang
t elekomunikasi
yang
digunakan
unt uk
penyelenggaraan t elekomunikasi agar t erhindar dari gangguan
t elekomunikasi.
Pasal 14
(1)

Dalam rangka menj aga kesinambungan, kelancaran dan
peningkat an mut u penyelenggaraan t elekomunikasi, badan
penyelenggara waj ib mengadakan berbagai sist em j aringan
t elekomunikasi dan menyediakan cadangan siap pakai at as alat ,
perangkat at au j aringan t elekomunikasi dan sarana penunj ang
t elekomunikasi.

(2)

Jenis sist em j aringan t elekomunikasi dan priorit as penyediaan
cadangan siap pakai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur
lebih lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 15

(1)

Inst ansi Pemerint ah yang berwenang mengeluarkan izin
mendirikan bangunan, inst alasi dan/ at au prasarana lainnya waj ib
memperhat ikan pet a dan/ at au gambar j aringan t elekomunikasi.

(2)

Pihak yang melakukan kegiat an pembangunan at as dasar izin
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) waj ib mengupayakan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

unt uk menghindari t erj adinya gangguan t elekomunikasi t erhadap
j aringan t elekomunikasi dalam bent uk apapun.
(3)

Apabila kegiat an pembangunan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) menimbulkan gangguan t elekomunikasi at au pelaksanaan
pembangunan t ersebut mengakibat kan pemindahan, perubahan
at au penambahan j aringan t elekomunikasi maka seluruh biaya
yang t imbul karena pemindahan perubahan at au penambahan
j aringan t elekomunikasi t ersebut menj adi t anggung j awab pihak
yang melaksanakan pembangunan.
Pasal 16

Masyarakat waj ib ikut sert a melindungi dan mengamankan alat ,
perangkat at au j aringan t elekomunikasi yang digunakan unt uk
kepent ingan umum.
Pasal 17
Set iap perbuat an yang menimbulkan gangguan f isik dan/ at au
elekt romagnet ik
t erhadap
alat ,
perangkat
at au
j aringan
t elekomunikasi at au sarana penunj ang t elekomunikasi yang digunakan
unt uk penyelenggaraan t elekomunikasi dilarang.
BAB V
KETENTUAN PIDANA
Pasal 18
Barang siapa melakukan perbuat an yang mengakibat kan gangguan f isik
dan at au gangguan elekt romagnet ik sert a gangguan yang merugikan
penyelenggara t elekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) dan Pasal 17 diancam dengan, pidana sesuai dengan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

ket ent uan Pasal 36 dan Pasal 37 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989
t ent ang Telekomunikasi.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 15 Juni 1991
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 15 Juni 1991
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 37 TAHUN 1991
TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN
PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
I. UMUM
Penyelenggaraan t elekomunikasi mempunyai peranan pent ing dalam
pembangunan bidang ekonomi, polit ik, sosial budaya, pert ahanan
keamanan negara sert a menunj ang kelancaran t ugas-t ugas
pemerint ahan. Salah sat u unsur pent ing dalam penyelenggaraan
t elekomunikasi adalah t ersedianya j aringan
t elekomunikasi dan
sarana penunj ang t elekomunikasi yang handal dan memadai. Agar
kegiat an penyelenggaraan t elekomunikasi dapat berj alan dengan
lancar dengan mut u yang semakin meningkat , maka perlu
perlindungan dan pengamanan t erhadap j aringan t elekomunikasi
dan
sarana penunj ang t elekomunikasi.
Perlindungan
dan
pengamanan penyelenggaraan t elekomunikasi t ersebut merupakan
hal yang pent ing mengingat kedudukan t elekomunikasi yang vit al,
j uga dit uj ukan unt uk memperlancar dan meningkat kan mut u dan
menj aga kesinambungan penyelenggaraan t elekomunikasi, sert a
mencegah penggunaan alat at au perangkat t elekomunikasi yang
t idak memenuhi persyarat an t eknis.
Sumber gangguan t erhadap penyelenggaraan t elekomunikasi dapat
berupa perbuat an oleh manusia at au keadaan alam. Segala j enis
gangguan t erhadap penyelenggaraan t elekomunikasi perlu dicegah,
dan dihindari sedini mungkin. Bent uk-bent uk gangguan t ersebut
dapat berupa gangguan f isik dan gangguan elekt romagnet ik.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Angka 5
Yang
dimaksud
dengan
kelengkapan
dari
j aringan
t elekomunikasi adalah sarana penunj ang t elekomunikasi yang
ant ara lain berupa gedung, pembangkit t enaga list rik, menara
ant ena, t iang t elepon dan sebagainya.
Angka 6
Cukup j elas
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Cukup j elas
Angka 9
Cukup j elas
Angka 10
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

Pasal 2
Cukup j elas
Pasal 3
Cukup j elas
Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)
Cont oh pengrusakan j aringan t elekomunikasi t ermasuk ant ara
lain membuang sauh/ j angkar at au menj aring ikan t epat pada
j alur j aringan t elekomunikasi kabel bawah t aut yang
menimbulkan kerusakan pada kabel bawah t aut t ersebut .
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1)
Dalam menet apkan penggunaan spekt rum f rekuensi radio dan
penet apan alokasi f rekuensi radio j uga memperhat ikan
ket ent uan-ket ent uan int ernasional yang berlaku.
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 8
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

Penggunaan f rekuensi radio dan perangkat t elekomunikasi
yang menggunakan gelombang radio dan gelombang
elekt romagnet ik lainnya perlu diadakan pengawasan secara
berkesinambungan karena penggunaan yang t idak sesuai
dengan perunt ukkannya di samping dapat mengganggu
j aringan t elekomunikasi j uga dapat membahayakan j iwa
manusia.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Kegiat an pengamanan ant ara lain dilakukan melalui kegiat an
pat roli dan pemeriksaan berkala at as j aringan t elekomunikasi
t erhadap kemungkinan adanya kegiat an yang menimbulkan
gangguan.
Ayat (2)
Seringkali kerusakan j aringan t elekomunikasi ant ara lain kabel
bawah laut t erj adi di daerah lepas pant ai yang cukup j auh dari
pengawasan Ment eri dan/ at au badan penyelenggara. Unt uk
percepat an usaha perbaikan kerusakan t ersebut dan unt uk
penerapan hukum secara konsist en diperlukan langkah cepat
secara t erpadu dengan inst ansi yang t erkait yait u dengan
unsur-unsur aparat keamanan ant ara lain TNI/ AL, Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan Kesat uan Penj aga Laut dan
Pant ai (KPLP).
Pasal 10
Ayat (1)
Dalam rangka menet apkan persyarat an t eknis t ersebut
dilakukan penguj ian. Penguj ian perangkat t elekomunikasi
menj adi t anggung j awab Ment eri yang dalam pelaksanaannya

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

dapat dilimpahkan kepada pej abat yang dit unj uk. Perangkat
t elekomunikasi yang t elah dinyat akan lulus penguj ian dan
memenuhi persyarat an t eknis diberikan sert if ikat lulus uj i.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 12
Ayat (1)
Pet a dan/ at au gambar j aringan t elekomunikasi cont ohnya
kabel bawah laut oleh Ment eri disampaikan kepada Ment eri
Perhubungan unt uk selanj ut nya disampaikan kepada Sekret aris
Jenderal Int ernasional Marit ime Organizat ion (IMO) di London.
Selanj ut nya pet a dan/ at au gambar j aringan t elekomunikasi
t ersebut dicant umkan dalam pet a pelayaran int ernasional. Di
Indonesia, pet a pelayaran nasional dit erbit kan oleh Direkt ur
Jenderal Perhubungan Laut .
Ayat (2)
Tat a cara penyebarluasan yang akan dit et apkan oleh Ment eri
harus memperhat ikan sif at kerahasiaan dari pet a dan/ at au
gambar j aringan t elekomunikasi t ersebut .

Pasal 13
Kegiat an perlindungan dan pengamanan yang dilaksanakan oleh
badan penyelenggara at au badan lain dan penyelenggara

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

t elekomunikasi unt uk keperluan khusus, dimulai pada saat
perencanaan pembangunan ant ara lain dalam rancang bangun dan
rekayasa t elah memperhit ungkan t erj adinya gangguan karena
keadaan alam dan sit uasi lingkungan.
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Kegiat an pemindahan, perubahan dan/ at au penambahan j aringan
t elekomunikasi dilaksanakan oleh badan penyelenggara karena
unt uk melaksanakan kegiat an t ersebut diperlukan keahlian
penguasaan t eknologi t elekomunikasi yang memadai.
Pasal 16
Jaringan t elekomunikasi yang digunakan unt uk kepent ingan umum
ant ara lain berupa gardu t elepon umum besert a t erminalnya.

Pasal 17
Cukup j elas
Pasal 18

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Pasal 19
Cukup j elas

17

-