Harmoni Interaksi Masyarakat Multikultural

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Keberagaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami

masyarakat di masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Keberagaman secara
sederhana dapat dipahami sebagai pengakuan bahwa sebuah masyarakat adalah
beragam dan majemuk. Keberagaman bisa mendatangkan manfaat yang besar,
namun bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat yang
bersangkutan jika tidak dikelola dengan baik. Untuk tetap menjaga keharmonisan
hubungan dalam masyarakat yang beragam tersebut diperlukan upaya penanaman
kesadaran sikap toleransi, prinsip kesetaraan, dan memandang perbedaan sebagai
anugrah Tuhan. Kesadaran berkebudayaan dengan segala keragaman dan potensi
konflik dalam masyarakat yang mengarah pada perpecahan (dalam beritasore,
2009)
Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa, ras, agama,
ideologim dan budaya. Keberagaman dalam masyarakat adalah sebuah keadaan
yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam

masyarakat.
Furnival (dalam Bambang, 2015:34 ) berpendapat bahwa masyarakat
beragam adalah suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau
kelompok-kelompok yang secara kultural dan ekonomi terpisah-pisah serta
memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lain. Menurut
Bambang, 2015:35 menjelaskan bahwa beberapa faktor yang mendorong

Universitas Sumatera Utara

keberagaman masyarakat Indonesia adalah: 1). Keadaan geografis Indonesia yang
terpisah-pisah oleh lautan mengakibatkan penduduk yang tersebar di pulau-pulau
di Indonesia tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan suku bangsa yang terisolasi
dengan yang lain. Mereka kemudian mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan
ikatan-ikatan kebudayaan lainnya yang berbeda satu sama lain. 2). Indonesia yang
terletak pada posisi silang antara dua samudera dan dua benua merupakan daya
tarik tersendiri bagi bangsa-bangsa asing untuk datang, singgah, dan menetap di
Indonesia, ada yang datang untuk berdagang, menyebarkan agama, dan
sebagainya. Banyak bangsa asing yang berinteraksi dengan penduduk lokal. Dari
interaksi ini terjadi amalgamasi dan asimilasi kebudayaan. Akibatnya terbentuklah
ras, subras, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia. 3). Iklim

yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain di kawasan
Indonesia menimbulkan kondisi alam yang berbeda. Kondisi ini akhirnya
membentuk pola-pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda-beda.
Akibatnya terjadi keberagaman regional antara daerah-daerah di Indonesia. 4).
Pembangunan di berbagai sektor menyebabkan keragaman masyarakat Indonesia,
khususnya secara vertikal. Kemajuan dan industrilisasi yang terjadi menghasilkan
kelas-kelas sosial yang didasarkan pada aspek ekonomi. Di dalam potensi
keberagaman budaya tersebut sebenarnya terkandung potensi disintegrasi, konflik,
dan separatism sebagai dampak dari Negara kesatuan yang bersifat multietnik dan
struktur masyarakat Indonesia yang mejemuk dan plural.
Karena struktur sosial budayanya yang sangat kompleks, Indonesia
selalu berpotensi menghadapi permasalahan konflik antaretnik, kesenjangan
sosial, dan sulitnya terjadi integrasi nasional secara permanen. Hal tersebut

Universitas Sumatera Utara

disebabkan adanya perbedaan budaya yang mengakibatkan perbedaan dalam cara
pandang terhadap kehidupan politik, sosial, dan ekonomi masyarakat. Pola
kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi dua. Pertama,
diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat (custom differentiation)

perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa. Kedua, diferensiasi yang disebabkan
oleh perbedaan struktural(structural differentiation) yang disebabkan oleh adanya
perbedaan kemampuan untuk mengakses potensi ekonomi dan politik antaretnik
yang menyebabkan kesenjangan sosial antaretnik. Sebagai masyarakat majemuk,
Indonesia memiliki dua kecenderungan atau dampak akibat keberagaman budaya
tersebut, antara lain sebagai berikut: 1). Berkembangnya perilaku konflik di antara
bebagai kelompok etnik. 2). Pemaksaan oleh kelompok kuat sebagai kekuatan
utama yang mengintegrasikan masyarakat.
Namun, kemajemukan masyarakat tidak selalu menunjukkan sisi
negatif saja. Pada satu sisi kemajemukan budaya masyarakat menyimpan
kekayaan budaya dan khzanah tentang kehidupan bersama yang harmonis apabila
integrasi masyarakat berjalan dengan baik. Seperti hal nya yang terjadi di Desa
Ujung Serdang terlihat pada sifat dan kebiasaan masyarakatnya yang mampu
membina dan menjaga sikap toleransi dan prinsip kesetaraan dan memandang
perbedaan itu adalah anugrah dari Tuhan agar tidak terjadi konflik antaretnik yang
dapat memicu terjadinya benturan atau konflik antaretnik. Sikap masyarakat yang
saling menghargai satu sama lain, perbedaan yang ada pada masyarakat Desa
Ujung Serdang tidak menjadikan pemicu atau penghalang bagi masyarakat untuk
menciptakan kondisi atau keadaan masyarakat yang harmoni.


Universitas Sumatera Utara

Kesetaraan dan harmoni sosial sering tidak terjadi dalam masyarakat
sekarang ini. Banyak orang dari ras dan suku tertentu tidak senang dengan budaya
yang lain dan akhirnya melupakan pentingnya kebersamaan sebagai masyarakat
multikultural untuk kesatuan Negara Indonesia yang memiliki banyak suku ras
dan agama. Namun yang terjadi pada masyarakat Desa Ujung Serdang tidak
seperti pernyataan tersebut, karena masyarakat yang ada di Desa Ujung Serdang
saling menghargai dan memberikan toleransi atau respon yang tinggi terhadap
etnik lain yang ada di Desa Ujung Serdang, dan

masing-masing etnik saling

mengemban prinsip kesetaraan dan memandang perbedaan itu adalah anugrah dari
Tuhan yang tidak harus dipermasalahkan dan membuat perselisihan atau konflik
antar etnik. Masyarakat yang tinggal

di Desa Ujung Serdang

hidup saling


menghargai dan menghormati perbedaan-perbedaan yang ada pada masingmasing etnik atau suku, perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang bagi
mereka untuk saling bekerjasama dan saling memberikan toleransi yang tinggi
terhadap sesama mereka yang sama-sama tinggal di Desa Ujung Serdang .
Untuk menjaga kondisi masyarakat yang tetap kondusif, dimana
masing-masing kelompok dapat mengekspresikan keyakinan kebudayaan atau
sukunya dalam kehidupan bermasyarakat sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu hak kelompok lainnya yang berbeda suku atau etnis, Negara
memiliki kebijakan yang di tetapkan dalam UUD Nomor 40 tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
Adanya kebijakan tersebut, memberikan kebebasan kepada setiap warga
Negara untuk menganut suku atau etnis tanpa ada paksaan dan perlakuan yang
tidak adil dari pihak manapun. Sehingga masing-masing kelompok masyarakat

Universitas Sumatera Utara

saling menghormati dan hidup rukun. Sikap tersebut merupakan perwujudan dari
sifat harmoni. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki sifat harmoni
masyarakat multikultural adalah Desa Ujung Serdang Kecamatan Tanjung
Morawa kabupaten Deli Serdang.

Masyarakat Desa Ujung Serdang dikategorikan sebagai masyarakat
yang multikultural karena masyarakat yang tinggal di desa ini adalah mereka
yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda terutama di bidang suku, ras,
agama, dan budaya, dan masyarakat yang tinggal di Desa Ujung Serdang ini dapat
pula dikatakan masyarakat multikultural yang harmoni karena jika ditinjau dari
kehidupan bertetangga yang saling menghormati/ saling menghargai walaupun
mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, walaupun menganut agama
yang berbeda-beda namun hal tersebut tidak menjadi alasan untuk mereka tidak
saling menghargai dan tidak saling membantu satu sama lain, mereka hidup
bertetangga saling menghargai dan mereka saling memberikan toleransi atau
respon yang baik kepada sesama mereka yang tinggal berdekatan atau
bertetangga. Masayarakat Desa Ujung Serdang ini juga dapat dikategorikan
sebagai masyarakat yang harmoni jika ditinjau atau dilihat dari kemajuan desa
ini. Menurut hasil praobservasi desa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat,
bukti yang paling nyata adalah berdirinya rumah-rumah ibadah yang sudah
termasuk lengkap, mulai dari rumah ibadah muslim ( mesjid/ mushola) dan rumah
ibadah non muslim ( gereja ), selain itu bukti nyata yang mendukung bahwa
kemajuan desa ini sangatlah pesat terlihat dari jumlah penduduknya yang semakin
lama semakin bertambah.


Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang (
dalam Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka 2016 ) masyarakat yang tinggal
di Kota Tanjung Morawa menganut beberapa Suku Bangsa yakni, Jawa, Melayu,
Toba, Karo, Simalungun. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kota
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang khususnya di Desa Ujung Serdang
memiliki kondisi masyarakat yang multikultural.
Table 1.1 Jumlah Banyaknya Penduduk Masyarakat Kota Tanjung
Morawa Menurut Suku Bangsa di Kecamatan Tanjung Morawa tahun
2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Desa/Kelurahan
Medan Sinembah

Bandar Labuhan
Bangun Rejo
Aek Pancur
Naga Timbul
Lengau Seprang
Sei Merah
Dagang Kerawan
Tanjung Morawa
Pkn
Tanjung Morawa
A
Limau Manis
Ujung Serdang
Bangun Sari
Bangun Sari Baru
Buntu Bedimbar
Telaga Sari
Dagang Kelambir
Tanjung Morawa
B

Tanjung Baru
Punden Rejo
Tanjung Mulia
Perdamean
Wonosari
Dalu Sepuluh A
Dalu Sepuluh B

Jawa Melayu
5937
398
3171
2399
11173
3163
308
24
1339
542
3436

338
1098
82
4334
277
1345
706

Toba
410
27
18
75
2
46
103
322
470

Karo
950
149
1236
10
504
491
32
692
441

Simalungun
156
39
221
6
282
337
15
124
195

8226

1029

905

2160

797

18450
839
13856
9415
5883
6454
1289
5222

318
168
289
131
9111
88
585
7136

584
1342
459
598
89
23
702
577

515
1712
607
445
190
97
23
586

523
24
751
389
250
61
9
337

8611
2087
475
1030
11014
3746
6942

108
52
58
47
132
3955
110

35
98
963
2864
2
2
56

82
70
126
292
245
36
2

422
32
28
223
163
10
1

Universitas Sumatera Utara

26

Penara Kebun
Jumlah

290
37
2
6
8
13597 31283 10774
11699
5403
0
Sumber : Data Sensus Penduduk 2015- Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli
Serdang Kecamatan Tanjung morawa
Dari data Badan Pusat Statistik ( BPS ) tersebut, suku yang memiliki

jumlah penganut terbanyak adalah suku Jawa dengan jumlah 135970 jiwa,
selanjutnya disusul oleh suku melayu dengan jumlah 31283 jiwa, dan suku karo
dengan jumlah 11699 jiwa. Selain itu, masyarakat yang suku Toba dengan jumlah
10774 dan suku Simalungun 5403 jiwa.
Jumlah masyarakat Kota Tanjung Morawa berdasarkan suku bangsa
terbesar di beberapa desa yang termasuk dalam wilayah Kota Tanjung Morawa,
yakni desa Ujung Serdang. Desa Ujung Serdang merupakan salah satu desa yang
ada di kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera
Utara, Indonesia. Secara geografis Desa Ujung Serdang terletak di sebelah selatan
Ibu Kota Kecamatn Tanjung Morawa merupakan bagian integral dari wilayah
Kabupaten Deli Serdang dengan jarak dari Ibu Kota Kecamatan 6 km dan dari Ibu
Kota Kabupaten 17 km, sedangkan Ibu Kota Propinsi sekitar 11 km, dengan
batas- batas wilayah Utara adalah Desa Bangun Sari, Timur adalah Desa Bangun
Sari dan Desa Limau Manis, Selatan adalah Desa Medan Sinembah dan Barat
adalah Kota Medan dan Kecamatan Patumbak.
Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk
Desa Ujung Serdang 3.960 jiwa, dengan rincian penduduk berjenis kelamin lakilaki berjumlah 2.021 jiwa, sedangkan berjenis kelamin perempuan berjumlah
1.939 jiwa. Berkaitan jumlah penduduk dapat dilihat pada table berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Ujung
Serdang 2015
No
1
2

Jenis Kelamin
Laki –laki
Perempuan
Jumlah
Sumber : Buku / Makalah
Serdang

Jumlah
2.021
1.939
3.960
memori Sertijab Kepala Desa Ujung

Dari segi suku bangsa yang dianut, kondisi

Desa Ujung Serdang

menganut suku Karo. Secara kultural, suku yang dianut merupakan warisan dari
orang tua terdahulu yang diwariskan turun-temurun. Sedangkan sebagian kecil
masyarakat Desa Ujung Serdang menganut suku bangsa lain di luar suku karo.
Berikut table penduduk Desa Ujung Serdang yang menganut suku bangsa.
Tabel 1.3 Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Deli Serdang
Jumlah Penduduk Desa Ujung Serdang Berdasarkan Suku Bangsa
No
Suku /Etnis
Jumlah
1
Jawa
839
2
Melayu
168
3
Toba
1342
4
Karo
1712
5
Simalungun
24
Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2016
Dari tabel 1.3 di atas, suku atau etnis yang mayoritas atau jumlah terbesar di
Desa Ujung Serdang adalah suku karo yang berjumlah 1712 jiwa, dan disusul oleh
suku toba yang berjumlah 1342, dan etnis Jawa yang berjumlah 839, Melayu
berjumlah 168 jiwa dan simalungun berjumlah 24 jiwa.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.4 Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS) Kabupaten Deli Serdang
jumlah penduduk Desa Ujung Serdang berdasarkan agama pada tahun 2015.
No. Agama
Jumlah
1
Islam
1918
2
Protestan
1630
3
Katolik
143
4
Budha
28
5
Hindu
27
Sumber : BPS tahun 2015.
Dari tabel 1.4 di atas, agama yang mayoritas atau jumlah terbesar yang
dianut oleh warga Desa Ujung Serdang adalah agama Islam yang berjumlah 1918
Jiwa, Protestan 1630 jiwa, Katolik 143, Budha 28 jiwa dan Hindu 27 jiwa. Hasil
dari tabel diatas merupakan hasil menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) pada
tahun 2015 dan menurut hasil praobservasi bahwa peningkatan jumlah penduduk
yang sudah menganut agama sesuai denan kepercayaan dan keyakinan masingmasing warga sangat berkembang pesat.
Dari hasil praobservasi jika dilihat dari sejarahnya, Desa Ujung Serdang
merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten
Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Secara geografis Desa Ujung
Serdang terletak di sebelah selatan Ibu Kota Kecamatn Tanjung Morawa
merupakan bagian integral dari wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan jarak
dari Ibu Kota Kecamatan 6 km dan dari Ibu Kota Kabupaten 17 km, sedangkan
Ibu Kota Propinsi sekitar 11 km, dengan batas- batas wilayah Utara adalah Desa
Bangun Sari, Timur adalah Desa Bangun Sari dan Desa Limau Manis, Selatan
adalah Desa Medan Sinembah dan Barat adalah Kota Medan dan Kecamatan
Patumbak. Desa ini terkenal dengan sebuatan kampong karo, dikarenakan desa ini
lebih awal di di huni dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang menganut suku

Universitas Sumatera Utara

karo, seiring

berkembangnya jaman dan riwayat migrasi atau perpindahan

penduduk maka masyarakat atau penduduk Desa Ujung Serdang semakin
bertambah, tidak dari segi julmah penduduknya saja yang bertambah tetapi jumlah
suku dan agama yang mendiami Desa Ujung Serdang ini pun semakin bertambah
hingga saat ini Desa ini dapat dikatakan Desa yang memiliki masyarakat yang
Multikultural.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfy, 2015 yang
berjudul Harmonisasi Interaksi Antar Etnis di Desa Baru kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang mengatakan bahwa harmonisasi interaksi antar etnis
yang terjadi di Desa Baru disebabkan karena faktor ekonomi dan faktor sistem
sosial kekerabatan pada masing-masing etnis yang terdapat di Desa Baru. Hal ini
dapat dilihat kebanyakan kedatangan warga pendatang yang datang ke Desa Baru
dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya dan
meningkatkan pandapatan dan perekonomian keluarga. Karena ekonomi
merupakan faktor penting untuk kebutuhan manusia dalam proses kehidupan
sosial.
Dari pemikiran dan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengetahui Apa yang menjadi faktor pendukung terjadinya Harmoni Masyarakat
Multikultural di Desa Ujung Serdang, kecamatan Tanjung Morawa kabupaten
Deli Serdang.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan pada suatu realita manusia akan membutuhkan interaksi

dengan manusia lainnya dan beradaptasi untuk mencapai tujuan hidupnya dalam
kehidupan bermasyarakat. Pertemuan antar etnis dalam kegiatan sehari-hari tidak

Universitas Sumatera Utara

dapat dihindarkan lagi. Setiap etnis memiliki karakter yang berbeda-beda secara
kultural, namun sebagai kesatuan masayarakat mereka harus saling melakukan
hubungan timbal balik sebagai proses interaksi dan proses adaptasi sebagai
penyesuaian dalam lingkungan sosial. Dengan adanya perbedaan berdasarkan
suku bangsa ini, merupakan hal yang di anggap menarik untuk dilakukannya
penelitian. Melalui penelitian ini, penulis mencoba untuk menelaah Bagaimana
harmoni interaksi masyarakat multikultural dan

apa penyebab dari harmoni

interaksi masyarakat multikultural di Desa Ujung Serdang Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang dan penelitian ini dilakukan melalui pendekatan
teori sosiologi. Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah yang telah di
jelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apa yang menjadi faktor pendukung terjadinya Harmoni Interaksi
Masyarakat Multikultural di Desa Ujung Serdang, kecamatan Tanjung
Morawa kabupaten Deli Serdang.
1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan

untuk lebih mandalami segala aspek kehidupan, disamping itu juga merupakan
sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik segi

teoritis maupun

praktis. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui,
menganalisis, dan menginterpretasikan Apa yang menjadi faktor pendukung
terjadinya Harmoni Interaksi pada Masyarakat Multikultural di Desa Ujung
Serdang, kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.
1.4

Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk diri
sendiri ataupun orang lain, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Adapun manfaat yang di harapkan dan dapat di peroleh dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan konstribusi baik secara
langsung ataupun tidak langsung bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
kepustakaan Departemen Sosiologi khususnya untuk menambah kajian tentang
hubungan antar kelompok dan interaksi sosial. Selain itu memberikan kontribusi
kepada pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan sebagai perbandingan
penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam
membuat suatu karya ilmiah dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian
selanjutnya, agar diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat
tetang pe ntingnya harmoni sosial dalam kehidupan sosial.
1.5.
1.

Defenisi Konsep
Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu kegiatan yang di lakukan oleh individu

dengan individu, individu dengan kelompok serta kelompok dengan yang terdapat
hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling
mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan
antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses setiap

Universitas Sumatera Utara

orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling mempengaruhi dalam
pikiran maupun tindakan.

2.

Harmoni
Suatu sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan

tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang
penuh harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan
serasi dengan tujuan masyarakatnya. Harmoni sosial juga terjadi dalam
masyarakat ditandai dengan solidaritas.
3.

Masyarakat Harmoni
Masyarakat harmonis adalah masyarakat yang tatanan hidupnya sejalan

atau searah dengan aturan yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri. Harmonis
mengandung artian kehidupan yang aman dan sejahtera.
4.

Masyarakat Multikultural
Suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras,

agama, pendidikan, ekonomi, politik, bahasa dan lain-lain yang hidup dalam suatu
kelompok masyarakat yang memiliki satu pemerintahan tetaoi dalam masyarakat
itu masing-masing terdapat segmen-segmen yang tidak bisa di satukan.
5.

Keberagaman
Suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan

dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa, ras, agama, adat istiadat dan situasi
ekonomi.
6.

Etnis

Universitas Sumatera Utara

Etnis adalah suatu golongan manusia yang angota-anggotanya
mengidentifikasikan dirinya sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan
yang dianggap sama.

7.

Nilai dan Norma Sosial
Nilai dan norma memiliki hubungan yang saling terkait, kendati keduanya

memiliki perbedaan. Jika nilai merupakan sesuatu yang dianggap sebagai hal yang
baik, patut, layak, benar, maka norma merupakan perwujudan dari nilai yang di
dalamnya terdapat kaidah, aturan, patokan, atau kaidah pada suatu tindaka ( aksi ).

Universitas Sumatera Utara