Harmoni Interaksi Masyarakat Multikultural Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif diartikan
sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan dan tingkah laku yang
diperoleh dari apa yang diamati. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa
angka-angka melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumentasi pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya.
Sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan
tuntas. Peneliti dalam penelitian kualitatif mencoba mengerti makna suatu
kejadian atau peristiwa dengan mencoba berinteraksi dengan orang-orang dalam
situasi/fenomena tersebut.
Menurut Moleong ( dalam Aini, 2016:29), metode penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang merupakan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis maupun lisan dari orang dan prilaku yang diamati. Dengan metode studi
kasus yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat

memberikan gambaran yang jelas tentang, “Harmoni Interaksi Masyarakat
Multikultural)”.

Sehingga

diupayakan

dapat

menjelaskan

pokok-pokok

permasalahan yang akan diteliti didalam penelitian ini berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh selama melakukan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

3.2.


Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian yaitu di Desa Ujung Serdang

Kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti memilih
lokasi ini adalah pertama, lokasi merupakan ciri dari Masyarakat Multikultural di
Kota Tanjung Morawa. Kedua, peneliti ingin melihat dan mengetahui faktor apa
yang menyebabkan terjadinya harmoni interaksi masyarakat multikultural yang
ada di Desa Ujung Serdang.
3.3.

Unit Analisis dan Informan

3.3.1.

Unit Analisis
Unit analisis adalah hal-hal tertentu yang diperhitungkan sebagai

subjek penelitian. Adapun yang menjadi unit analisis dan objek dalam penelitian
ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Ujung Serdang.
3.3.2.


Informan
Informan adalah orang yang diwawancarai dan dapat memberikan

informasi bagi peneliti. Informan merupakan orang yang diperkirakan menguasai
dan memahami data informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian ( Bungin,
2008:108). Berdasarkan dengan tujuan penelitian kualitatif, maka pemilihan
informan penelitian menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan
subjek penelitian. Dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana
menentukan informan kunci ( key informan) atau situasi sosial tertentu yang syarat
informasi sesuai dengan fokus penelitian. Dalam purposive sampling jumlah
sampel atau informan bisa sedikit, dan bisa juga banyak terutama tergantung dari
tepat atau tidaknya pemilihan informan dan kompleksitas dan keragaman yang

Universitas Sumatera Utara

diteliti ( Bungin, 2007:53) . Adapun yang menjadi informan sebagai sumber
informasi bagi peneliti adalah sebagai berikut:
1. informan yang sudah tinggal di Desa Ujung Serdang lebih dari 4 tahun.
2. Informan yang sudah mencapai umur 17 tahun ke atas

3. Dapat memahami maksud dan tujuan dari pertayaan-pertayaan yang di
diberikan peneliti terhadap informan
4. Informan yang dapat memeberikan jawaban secara lisan saat
diwawancarai
5. Bersedia untuk di wawancarai
3.4.

Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa

penelitian sebagai cara untuk mendapatkan dan memperoleh informasi yang
diperlukan. Peneliti akan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam,
serta melalui dokumen-dokumen yang mendukung proses penelitian. Adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
3.4.1

Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara

langsung dari objek penelitian melalui observasi dan wawancara. Oleh karena itu

untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara
penelitian lapangan. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara:
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (
bungin 2010). Metode observasi atau pengamatan adalah metode

Universitas Sumatera Utara

pengumpulan data yang menggunakan pengamtan terhadap objek
penelitian secara langsung. Peneliti akan melihat langkah-langkah yang
lebih mendalam tentang harmoni masyarakat multikultural di Desa Ujung
Serdang.
2.

Wawancara mendalam
Metode wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (quid) wawancara dan

pertayaan-pertayaan yang diajukan dapat berkembang sesuai dengan
jawaban dan menjawab rumusan masalah penelitian. Pada penelitian kali
ini, peneliti akan melakukan wawancara mendalam kepada informan
mengenai harmoni masyarakat multikultural di Desa Ujung Serdang.

3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian. Data ini diambil dari sumber lain atau instansi lain yang berkaitan
dengan penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan
dengan studi kepustakaan atau pencatatan dokumen, yaitu pengumpulan data yang
berasal dari buku-buku yang sesuai dengan objek kajian penelitian serta materimateri yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Dalam melaksanakan studi pustaka, peneliti melakukan penelusuran
sumber-sumber tulisan dari buku, majalah, dokumentasi, jurnal, peraturanperaturan, sumber elektronik, sumber online, dan sebagainya. Metode ini peneliti

Universitas Sumatera Utara

gunakan untuk memperoleh dan mengenai teori-teori dan kajian yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian.
3.5.


Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan suatu tahap pengolahan data, baik itu data

primer dan data sekunder yang telah didapatkan dari catatan lapangan. Interpretasi
data tentang harmoni masyarakat multikultural di Desa Ujung Serdang yang
dilakukan secara terus menerus sejak awal dan proses penelitian berlangsung
hingga akhir penelitian. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam interpretasi data ini
yakni :
1. Pemrosesan Satuan
Peneliti menyusun satuan informasi dan data dengan membaca hasil
analisis kerja lapangan dan menafsirkan data tersebut dengan rinci,
teleti, dan memaknai data yang diperoleh agar dapat menggambarkan
proses dan fakta yang sebenarnya tentang harmoni interaksi
masyarakat multikultural Desa Ujung Serdang.
2. Kategorisasi
Dalam hal ini, peneliti meyusun kategori yang disusun atas dasar
pikiran, instuisi, pendapat atau kriteria tertentu tentang harmoni
interaksi masyarakat multikultural Desa Ujung Serdang.
3. Penafsiran Data
Dalam penafsiran data, peneliti melakukannya berdasarkan kenyataan

di lapangan dan menyusunnya dalam hasil penelitian yang mengacu
pada konsep dan teori yang relevan tentang harmoni interaksi
masyarakat multikultural di Desa Ujung Serdang.

Universitas Sumatera Utara

3.6.

Alat Bantu Penelitian
Alat bantu yang digunakan penelitian ini adalah:

3.6.1. Alat perekam suara
Alat perekam suara digunakan agar diperoleh data yang utuh,
meminimalkan bias yang terjadi karena keterbatasan subjektif peneliti dan
lemahnya ingatan peneliti. Alat perekam suara ini digunakan setelah mendapatkan
izin dari informan penelitian.
3.6.2. Catatan lapangan dan alat tulis
Catatan lapangan adalah catatan tertulis mengenai apa yang didengar,
dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan dibuat peneliti dalam

bentuk kata-kata kunci sewaktu mengadakan observasi dan wawancara. Alat tulis
seperti bolpen dan pensil digunakan untuk menulis pada lembar catatan lapangan.
3.7.

Keterbatasan Penelitian
Melihat banyaknya masalah yang muncul, agar masalah tersebut terarah

maka perlu diadakan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dilakukan dengan
mempertimbangkan keterbatasan dalam penelitian ini adalah uraian tentang
keterbatasan dan hambatan yang ditemui dalam penelitian sendiri. Keterbatasan
ini disebabkan oleh kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk
melalukan kegiatan penelitian ilmiah. Walaupun terdapat berbagai keterbatsan
penelitian, peneliti tetap berusaha semaksimal mungkin dalam mengumpulkan
informasi dari informan, melalui bimbingan skripsi sehingga data yang diterima
bisa seobjektif mungkin.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1.

Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1

Deskripsi Sejarah Desa Ujung Serdang
Menurut legenda sebagaimana yang diceritakan dari para leluhur dan

sesepuh desa terdahulu bahwa Desa Ujung Serdang adalah satu daerah yang
sangat terpinggirkan dan kurang mendapat perhatian yang serius dan daerah ini
adalah

masuk

dalam

Kesultanan

Serdang


yang

pada

saat

ini pusat

pemerintahannya di perbaungan. Secara kebetulan menurut cerita bahwa daerah
ini adalah batas antara kesultanan serdang dan daerah ini yang paling ujung
wilayah kekuasaan dari sultan serdang. Dan kesultanan deli yang pusat
pemerintahannya berada di delitua, daerah ini lama kelamaannya sesuai dengan
ahli riset para ahli ketika itu ( penduduk Belanda) mempunyai lahan yang sangat
bagus sebagai tempat pertanian. Sehingga daerah ini mulai diminati oleh beberapa
pendatang untuk mencoba bercocok tanam dan ternyata hasil pertanian tersebut
sangat bagus dan menjanjikan. Disisi lain pihak Belanda berusaha menguasai
areal daratan untuk dikembangkan sebagai tanaman tembakau yang dikenal
dengan tembakai deli yang konon tembakau ini sangat terkenal mutunya di Eropa.
Sehingga pada saat Indonesia merdeka areal ini kembali dikembangkan dan
dikuasai oleh pemerintah/Negara yang dikenal dengan PNP.IX/PTP.IX dan
kembali digabung/merger menjadi PTP.II Tanjong Morawa dan dilanjutkan pada
tanaman tersebut sehingga terakhir saat tahun 1978 areal ini diganti tanaman
menjadi perkebunan kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

Kemudian disisi lain Desa Ujung Serdang asal mulanya adalah kampong
kecil yang hampir hilang dari peta wilayah kabupaten Deli Serdang, namun
dengan adanya situasi perkembangan dan kemajuan zaman wilayah ini
dikembangkan dan menjadi kampung yang konon nama desa ini belum ditemukan
lambat laun kampong ini diberi nama menjadi Desa Ujung Serdang hingga sampai
saat ini desa ini tetap menjadi desa definitive yang terus mengejar cita-cita
memperbaiki dan mengubah seluruh pembangunan dari seluruh aspek dan sektor
dan terus menggali potensi dan dengan melibatkan sumber daya manusianya
menjadi desa yang mandiri.
4.1.2

Geografi
Desa Ujung Serdang merupakan

salah satu desa yang ada di

kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Secara geografis Desa Ujung Serdang terletak di sebelah selatan Ibu
Kota Kecamatn Tanjung Morawa merupakan bagian integral dari wilayah
Kabupaten Deli Serdang dengan jarak dari Ibu Kota Kecamatan 6 km dan dari Ibu
Kota Kabupaten 17 km, sedangkan Ibu Kota Propinsi sekitar 11 km, dengan
batas- batas wilayah Utara adalah Desa Bangun Sari, Timur adalah Desa Bangun
Sari dan Desa Limau Manis, Selatan adalah Desa Medan Sinembah dan Barat
adalah Kota Medan dan Kecamatan Patumbak.
Berdasarkan data monografi, luas keseluruhan Desa Ujung Serdang adalah
seluas 301 Ha, yang terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1: Luas dan aspek penggunaan lahan yang terdiri dari
No
Uraian
1
Luas pemukiman/Ladang
2
Luas persawahan
3
Luas perkebunan
4
Luas kuburan
5
Luas perkantoran
6
Luas prasarana umum lainnya
Total Luas
(sumber : Desa Ujung Serdang, Mei 2016)
4.1.3

Demografi

a.

Penduduk

Luas (Ha)
171,8
127
1,1
0,1
0,5
301

Penduduk Desa Ujung Serdang terdiri dari penduduk yang heterogen.
Selain dihuni oelh masyarakat asli atau tuan rumah yakni etnis karo. Juga terdapat
migran yang berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Penduduk
atau masyarakat pendatang dari pulau Jawa, Nias, dan yang paling banyak datang
dari daerah Batak Toba.
Berdasarkan data monografi Desa Ujung Serdang pada tahun 2016,
jumlah penduduk di Desa Ujung Serdang sebanyak 3.960 jiwa dengan penduduk
berjenis kelamin laki-laki 2.021 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan
sebanyak 1.939 jiwa.
Berdasarkan data monografi Desa Ujung Serdang jumlah penduduk yang
berusia 18 s/d 56 tahun sebanyak 557, penduduk yang bekerja sebanyak 304 dan
penduduk yang tidak bekerja sebanyak 53 orang. Banyaknya tenaga kerja yang
bekerja menurut lapangan pekerjaan di Desa Ujung Serdang sebagai berikut:
Tabel 2 : Tenaga Kerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
No
Jenis Pekerjaan

Jumlah

1

Petani pemilik

288

2

Petani penggarap

165

3

Buruh tani

384

Universitas Sumatera Utara

4

Karyawan perusahaan swasta

189

5

Pedagang

74

6

Jasa pengobatan alternative

3

7

Peternak itik/ perikanan

24

8

Pembantu rumah tangga

21

9

Buruh bangunan

260

10

Tukang kayu/tukang batu bangunan

24

11

Penjahit/kerajinan border/merajut

6

12

Pegawai negri sipil (PNS)

26

13

Tni/polri

2

14

Bidan/perawat

6

15

Buruh migran/tki

0

16

Dukun terlatih

0

17

Perangkat desa

11

18

Montir

3

Jumlah

1.486

(sumber : Desa Ujung Serdang, Mei 2016)
b.

Pendidikan
Kesadaran akan pentingnya peran pendidikan di Desa Ujung Serdang

dapat dilihat pada komposisi jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam dunia
pendidikan berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu sebagai berikut:
Tabel 3 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No

Jenjang Pendidikan

Jumlah

1

Taman kanak-kanak

224

2

Sekolah dasar

510

3

SMP

542

4

SMA/ SMU

331

5

Akademi /D1-D3

19

6

Sarjana

32

7

Pasca sarjana

-

Universitas Sumatera Utara

8

Lulusan pendidikan khusus

-

9

Pondok pesantren

-

10

Pendidikan keagamaan

3

11

Sekolah luar biasa

-

12

Kursus keterampilan

-

13

Tidak lulus/tidak/belum sekolah

-

Jumlah

1.661

(sumber : Desa Ujung Serdang, Mei 2016)
c.

Mata Pencaharian
Berdasarkan data monografi Desa Ujung Serdang, maka komposisi

penduduk menurut mata pencaharian adalah sebagai berikut:
Tabel 4: Komposisi Penduduk Berdasarkan Matapencaharian
No
Mata pencaharian
1
Petani
2
Karyawan perusahaan swasta
3
Pedagang
4
Buruh bangunan
5
Pegawai negri sipil (PNS)
6
Bidan/perawat
7
Lainnya
(sumber : Desa Ujung Serdang, Mei 2016)

Jumlah
837
189
74
260
26
6
92

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk Desa Ujung
Serdang memiliki mata pencaharian yang bermacam-macam dan lebih didominasi
oleh matapencaharian sebagai petani. Setiap lapangan pekerjaan atau mata
pencaharain yang dilakukan masyarakat Desa Ujung Serdang terdapat perbedaanperbedaan baik agam, suku, ras, atau perbedaan yang lainnya namun perbedaan
tersebut tidak menjadikan masyarakat tidak menciptakan keadaan atau kondisi
yang kondusif atau harmoni, mereka saling menghargai satu sama lain mereka
sangat saling memeberikan toleransi atau respon yang sangat baik kepada sesama,
walaupun masyarakat Desa Ujung Serdang memiliki pekerjaan yang berbeda-

Universitas Sumatera Utara

beda dan memiliki kepentingan pribadi yang sangat berbeda mereka memandang
perbedaan itu adalah anugrah dari Tuhan yang tidak perlu untuk di
permasalahkan.
d.

Pemeluk Agama
Dilihat dari segi agama penduduk Desa Ujung Serdang terdiri dari

pemeluk agama sebagai berikut:
Tabel 5: Komposisi penduduk berdasarkan agama
No. Agama
Jumlah
1

Islam

1918

2

Protestan

1630

3

Katolik

143

4

Budha

28

5

Hindu

27

Sumber : BPS tahun 2015.
Dari tabel 1.5 di atas, agama yang mayoritas atau jumlah terbesar yang
dianut oleh warga Desa Ujung Serdang adalah agama Islam yang berjumlah 1918
Jiwa, Protestan 1630 jiwa, Katolik 143, Budha 28 jiwa dan Hindu 27 jiwa. Hasil
dari tabel diatas merupakan hasil menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) pada
tahun 2015 dan menurut hasil praobservasi bahwa peningkatan jumlah penduduk
yang sudah menganut agama sesuai denan kepercayaan dan keyakinan masingmasing warga sangat berkembang pesat.
Dilihat dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa penduduk Desa Ujung
Serdang dari segi agama cenderung heterogen dengan mayoritas penduduk
memeluk agama islam kemudian diikuti oleh agama protestan, katolik, budha dan

Universitas Sumatera Utara

hindu. Sarana peribadatan yang terdapat di Desa Ujung Serdang yaitu sebagai
berikut.
Tabel 6: Sarana Peribadatan
No

Sarana peribadatan

Jumlah

1

Masjid

1

2

Musholla

2

3

Gereja protestan

6

4

Gereja katolik

1

(sumber :Desa Ujung Serdang, Mei 2016)
e.

Pemeluk Etnis/ Suku
Tabel 7: Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
No
Suku /Etnis
Jumlah
1

Jawa

839

2

Melayu

168

3

Toba

1342

4

Karo

1712

5

Simalungun

24

Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2016
Dari tabel 1.7 di atas, suku atau etnis yang mayoritas atau jumlah
terbesar di Desa Ujung Serdang adalah suku karo yang berjumlah 1712 jiwa, dan
disusul oleh suku toba yang berjumlah 1342, dan etnis Jawa yang berjumlah 839,
Melayu berjumlah 168 jiwa dan simalungun berjumlah 24 jiwa.
4.1.4

Sarana dan Prasarana Desa Ujung Serdang
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat untuk mendukung

keberhasilan suatu proses yang dilakukan dalam pelayanana publik dan proses
perkembangannya suatu daerah karena apabila sarana dan prasarana tidak

Universitas Sumatera Utara

dipenuhi akan menghambat laju perkembangan suatu daerah baik secara umum
maupun secara khusus. Untuk mendukung aktivitas masyarakat di Desa Ujung
Serdang terdapat beberapa sarana dan prasarana yang mendukung beberapa
kegiatan kehidupan masyarakat. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut
kehidupan masyarakat di Desa Ujung Serdang akan terbantu dan berjalan dengan
baik. Adapun sarana penunjang kegiatan pemerintahan di Desa Ujung Serdang
adalah:
a.

Sarana Kegiatan Pemerintahan
Sarana kegiatan dalam menunjang pemerintahan di Desa Ujung Serdang

dapat dikatakan sudah memadai dan sudah layak. Hal ini terlihat jelas dengan
adanya fasilitas yang lengkap yang terdapat di Desa Ujung Serdang, yaitu Kantor
kepala Desa Ujung Serdang yang sebagai tempat untuk melayani masyarakat
misalnya untuk mengurus keperluan yang dibutuhkan masyarakat setempat dan
mengenai data-data kependudukan. Kantor Kepala Desa ini juga dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan para pemerintahan
Desa Ujung Serdang, seperti mesin ketik, komputer, printer, proyektor, Ac, meja
dan kursi yang layak pakai, dan sarana yang lainnya.
b.

Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Desa Ujung Serdang dapat dikatakan sudah cukup

bagus, karena sarana pendidikan sudah dapat dinikmati oleh semua masyarakat
desa ini. Desa Ujung Serdang terdapat sarana pendidikan PAUD/TK terdapat 4
unit, Sekolah Dasar (SD) terdapat 1 unit. Tetapi untuk melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas masyarakat harus
keluar dari desa ini dikarenakan di desa ini belum ada sarana dan prasarana

Universitas Sumatera Utara

pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
Atas. Dan untuk Perguruan Tinggi, akademi lainnya umumnya masyarakat Desa
Ujung Serdang harus ke kota Medan agar bisa menjadi sarjana. Dengan demikian
sarana pendidikan sngatlah penting bagi masyarakat Desa Ujung Serdang untuk
kualitas kehidupan mereka selanjutnya dan menjadi generasi penerus bangsa ini,
baik itu Etnis Jawa, Etnis Karo, Etnis Batak dan Etnis lainnya karena setiap
mereka sebagai orang tua terlebih orangtua yang ada di Desa Ujung Serdang
ingin anaknya lebih baik dibandingkan dengan dirinya agar nantinya bisa lebih
berhasil dari orangtuanya. Maka dari itu setiap orang tua yang ada di Desa Ujung
Serdang ini sangatlah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
c.

Prasarana kesehatan
Sarana

kesehatan merupakan sarana terpenting dalam melanjutkan

maupun bertahan hidup. Di Desa Ujung Serdang terdapat aktivitas yang
menunjang untuk kesehatan masyarakat setempat dan tenaga medis. Setiap 1
bulan sekali pemerintah setempat mengadakan posyandu terhadap anak-anak,
untuk sarana kesehatan ini pemerintah setempat menyediakan posyandu atau
polindes sebanyak 5 unit dan disertai dengan kader posyandu sebanyak 25 orang,
dan terdapat juga puskesdes yang ditetapkan pemerintah dan 1 bidan desa ( tenaga
medis).
d.

Sarana Ibadah
Kerukunan

umat beragama di Desa Ujung Serdang sangat terlihat

dijunjung tinggi. Dengan banyaknya perbedaan agama di Desa Ujung Serdang ini
akan tetapi keadaan Desa Ujung Serdang ini sangat baik dan harmoni, walaupun
terdapat banyak perbedaan-perbedaan yang ada pada masyarakat di desa ini

Universitas Sumatera Utara

namun perbedaan itu tidak menjadikan masyarakat tersebut menjadi pribadi yang
sombong dan tidak menghargai, masyarakat yang ada di desa ini sadar bahwa
perbedaan yang ada pada mereka adalah sebuah anugrah pemberian Tuhan kepada
mereka. Untuk meningkatkan keimanan masyarakat di Desa Ujung Serdang
terdapat berbagai sarana kepribadahan yang sesuai dengan berbagai kenyakinan
yang dianut oleh masyarakat. Dimana terdapat 6 Gereja Protestan dan 1 Gereja
Katolik, 1 unit mesjid dan 2 unit mushola.
e.

Sarana Umum
Sarana umum merupakan sarana yang dapat dipergunakan oleh seluruh

masyarakat yang tinggal di Desa Ujung Serdang, baik Suku Karo, Suku Batak
dan Suku Jawa, Agama Islam ataupun Agama Kristen. Salah satu sarana umum
yang ada di Desa Ujung Serdang adalah Balai Pertemuan (Balai Desa) dimana
balai desa ini merupakan tempat pertemuan masyarakat desa ini baik dalam acara
suka dan duka. Balai pertemuan ini diberi nama dalam bahasa karo “Jambur Ta
Ras” yang artinya “Milik Bersama”.
f.

Sarana Sosial Kemasyarakatan
Sarana sosial kemasyarakatan di Desa Ujung Serdang terdapat beberapa

organisasi kemasyarakatan seperti serikat tolong –menolong ( STM ), organisasi
kepemudaan seperti Karang Taruna yang kegiatannya bergotong royong dalam
melakukan pekerjaan umum seperti membersihkan desa dan tanah perkuburan
yang ada di desa ini, membantu dalam mensukseskan acara/pesta suka maupun
duka yang ada di Desa Ujung Serdang. Ada juga beberapa organisasi lainnya yang
berdasarkan suku yang dianut seperti serikat tolong menolong etnis simalungun (
STMS ), Arisan berdasarkan marga yang disandang dan arisan yang dibentuk

Universitas Sumatera Utara

berdasrakan kesepakatan bersama ( umum). Dan ada juga organisasi keagamaan
seperti perwiritan untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, terdapat juga remaja Mesjid
dan remaja Gereja, Pertemuan untuk kaum bapak-bapak dan kaum ibu-ibu untuk
Kristen.
4.2

Karakteristik Informan
Informan, baik itu informan kunci ataupun informan biasa dinilai

sangat penting dalam sebuah penelitian terutama penelitian kualitatif. Hal ini
dikarenakan informan merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk
memperoleh informasi-informasi yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini,
peneliti membagi informan berdasarkan lima karakteristik yaitu berdasarkan
Etnis, lama tinggal, umur, dan agama di Desa Ujung Serdang. Kategori klasifikasi
etnis informan dibagi menjadi empat yakni etnis Jawa, etnis Batak Toba, etnis
Batak Simalungun dan etnis Karo. Informan tersebut sangat dibutuhkan untuk
mendeskripsikan apa yang menjadi faktor pendukung terjadinya harmoni
masyarakat multikultural di Desa Ujung Serdang, Kecamatan Tanjung Morawa
kabupaten Deli Serdang. Untuk lebih lengkapnya, Peneliti akan mendeskripsikan
karakteristik informan sebagai berikut:
4.2.1 Karakteristik Informan Berdasarkan Umur
Tabel 4.1
Karakteristik Informan Berdasarkan Umur
No

Kategori Umur

1

22-40 tahun

2

 40 tahun
Total

Jumlah (n)
5
6
11

Sumber : Hasil Penelitian 2017 ( data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa dari informan penelitian
berdasarkan umur terdapat 5 orang adalah informan yang berumur 22-40 tahun
dan 6 orang adalah informan yang berumur diatas 40 tahun.
4.2.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Agama
Tabel 4.2
Karakteristik Informan Berdasarkan Agama
No
Kategori Agama Jumlah (n)
1

Islam

1

2

Kristen

7

3

Katolik

3

Total

11

Sumber : Hasil Penelitian 2017 ( data diolah )
Berdasarkan tabel 4.2 memperlihatkan bahwa informan penelitian
berdasarkan agama islam terdapat 1 orang, Kristen terdapat 7 orang, dan katolik
sebanyak 3 orang.
4.2.3. Karakteristik Informan Berdasarkan Lama Tinggal Di Desa Ujung
Serdang
Tabel 4.3
Karakteristik Informan Berdasarkan Lama Tinggal Di Desa Ujung Serdang
No
1
2

Lama Tinggal
5-10 tahun
 10 tahun
Total

Jumlah (n)
2
9
11

Sumber : Hasil penelitian 2017 ( data diolah )
Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan bahwa informan penelitian
berdasarkan lama tinggal di Desa Ujung Serdang terdapat 2 orang yang tinggal di

Universitas Sumatera Utara

Desa Ujung Serdang selama 5 sampai 10 tahun, dan 9 orang yang tinggal selama
10 tahun lewat.
4.2.4. Karakteristik Informan Berdasarkan Suku
Tabel 4.4
Karakteristik Informan Berdasarkan Etnis
No

Kategori Etnis

Jumlah (n)

1

Batak simalungun

4

2

Batak toba

1

3

Karo

3

4

Nias

2

5

Jawa

1

Total

11

Sumber : Hasil penelitian 2017 ( data diolah )
Berdasarkan tabel 4.4 memperlihatkan bahwa informan penelitian
berdasarkan etnis terdapat 4 orang etnis Batak Simalungun, 1 orang Batak Toba,
Karo 3 orang, 2 orang etnis Nias dan 1 orang etnis Jawa.
4.3.

Profil Informan Masyarakat Desa Ujung Serdang
1.

Nama

: Sumiati Umi Lindawati S.Sos

Jenis kelamin

:Perempuan

Usia

:39 tahun

Suku

:Jawa

Agama

:Islam

Lama tinggal di desa UJ.Serdang:17 tahun
Jumlah saudara beda agama

:0

Jumlah saudara beda suku

: 3 kepala keluarga ( 15 orang )

Universitas Sumatera Utara

Menurut ibu Sumiati terjadinya perkawinan campuran tersebut tidak
menjadi masalah dalam keluarga besar ibu Sumiati, perbedaan yang ada tidak
menjadi alasan untuk mereka saling membenci melainkan saling menghargai dan
saling melengkapi kekurangan yang ada. Ibu Sumiati tidak hanya memiliki
keluarga yang berbeda agama dengannya melainkan ibu Sumiati juga memiliki
saudara atau keluarga yang berbeda suku dengannya yakni suku karo dan suku
batak simalungun. Menurut ibu Sumiati walaupun hidup dalam perbedaan yang
sangat banyak namun hal tersebut tidak mengharuskan

untuk tidak saling

menghargai namun saling menghargai dan saling tolong menolong. Untuk
membantu kebenaran pendapat ibu Sumiati terlihat dari hubungan ibu sumiati
dengan warga yang tinggal di sekitar rumah ibu Sumiati ( tetangga )yang hidup
saling menghargai, tidak pernah terjadi konflik dikarenakan perbedaan yang ada,
ibu Sumiati memiliki tetangga sebelah kanan rumah yang menganut suku jawa
dan menganut agama islam dan sebelah kiri adalah warga yang menganut suku
batak toba dan menganut agama Kristen protestan dan warga yang tinggal di
depan rumah ibu Sumiati ialah warga yang menganut suku menggali dan
menganut agama kriten namun perbedaan yang sangat terlihat tidak menjadikan
ibu Sumiati dan warga atau tetangga menjadi tidak harmoni. Hal tersebut bisa
tercipta dikarenakan adanya sikap dan kesadaran diri bahwa perbedaan itu adalah
pemberian Tuhan, anugrah yang diberikan Tuhan untuk manusia, dan manusia
dituntut untuk menciptakan keadaan atau situasi yang lebih harmoni, baik itu
bersama keluarga, tetangga dan masyarakat luas.
Tetapi

ibu Sumiati juga berpendapat bahwa

sikap menghargai dan

kebiasaan tolong menolong dan juga sikap toleransi yang ada pada sebagian

Universitas Sumatera Utara

warga desa ini tidak semua murni berasal dari dalam hati atau dalam diri sendiri
melainkan hanya bersandiwara atau dramaturgi, sama halnya dengan apa yang
dilakukan oleh pemilik rumah ibu Sumiati, demi untuk memperoleh sesuatu hal
yang menguntungkan yakni agar ibu Sumiati tetap mau menempati atau
mengontrak rumahnya maka si pemilik rumah bersikap ramah dan memberikan
perhatian atau memebrikan bantuan yang kepada ibu Sumiati dengan begitu
sipemilik rumah mendapat keuntungan yakni uang dari hasil kontrak rumah yang
ditempatti oleh ibu Sumiati. Menurut ibu Sumiati hal seperti ini memang saling
memperoleh keuntungan baik untuk pemilik rumah dan untuk ibu Sumiati,
keuntungan yang diperoleh pemilik rumah yakni menapat penghasilan atau uang
dari ibu Sumiati sebagai imbalan atau uang sewa rumah yang ditempati oleh ibu
Sumiati, dan keuntungan yang diperoleh ibu Sumiati beserta keluarga yakni ibu
Sumiati bisa menempati rumah tersebut, membuka usaha milik sendiri yakni Foto
Copy dan bisa saling bersosialisasi dengan warga yang memiliki perbedaan
dengannya, perbedaan agama, suku, ras dan perbedaan yang lainnya dengan
adanya sosialisai tersebut ibu Sumiati menjadi lebih mengetahui tentang sedikit
atau banyaknya tentang warga yang berbeda suku dan agama dengannya, bisa
lebih menambah pengetahuan ibu Sumiati tentang agama lain dan juga tentang
suku yang lain dengan ibu Sumiati, selain bersosialisasi ibu Sumiati dan warga
sekitar rumah juga bisa saling memberikan toleransi.
Ibu Sumiati sangat bersyukur karena berkesempatan bisa tinggal di sekitar
warga sama-sama memiliki perbedaan yang sangat terlihat, dengan perbedaan
tersebut mengajarkan untuk saling menghargai dan menghormati setiap perbedaan
yang ada pada sesama warga terlebih sesama warga yang tinggal dalam satu desa.

Universitas Sumatera Utara

Menurut ibu Sumiati Desa Ujung Serdang sudah termasuk desa yang
terbaik, karena Desa Ujung Serdang adalah desa yang keadaan masyarakatnya
tertib, aman dan nyaman, kondisi masyarakat yang mampu menciptakan keadaan
aman, kehidupan yang penuh harmoni. Individu mampu hidup sejalan dan serasi
dengan tujuan masyarakatnya yang terpenuhi, tujuan yang baik. Masyarakat yang
memiliki solidaritas atau kekompakan/ kesetiakawanan yang tinggi. Menurut ibu
Sumiati hal tersebut dapat tercipta dikarenakan masyarakat yang tinggal di Desa
Ujung Serdang sama-sama memiliki tujuan yang sama untuk tinggal di desa ini
yakni ingin meningkatkan atau ingin memperoleh pekerjaan untuk menghasilkan
uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, maka setiap
warga berlomba-lomba untuk bekerja.

2.

Nama

: Emanuel Laoili

Jenis kelamin

:laki-laki

Usia

:41 tahun

Suku

:Nias

Agama

:Kristen Protestan

Lama tinggal di Desa UJ.Serdang:22 tahun
Jumlah saudara beda agama

:6 orang

Jumlah saudara beda suku

:7 kepala keluarga ( 25 orang )

Bapak Emanuel berpendapat bahwa tinggal di Desa Ujung Serdang ini
sangat menyenangkan, selain warganya terlebih dahulu tinggal di desa ini
memiliki sifat yang terbuka dengan pendatang seperti bapak Emauel, selain

Universitas Sumatera Utara

memiliki warga yang bersifat baik, terbuka dan ramah desa ini juga termasuk desa
yang selalu mengalami perkembangan yang sangat cepat, perkembangan melalui
perubahan sikap yang menjunjung tinggi solidaritas dan gotong royong yang
tinggi sehingga desa ini terus menglami kemajuan terhadap perubahan yang lebih
baik dan maju, pola pikir warga yang tidak mau ketinggalan mode atau zaman.
Walaupun memiliki agama, suku, ras, kepentingan yang berbeda-beda namun
warga yang tinggal di desa ini saling menghargai dan saling tolong menolong
terlebih warga yang tinggal di sekitar rumah bapak ( tetangga) Emanuel ini, ia
berpendapat bahwa tetangganya sangatlah baik, ramah, dan paling penting bagi
bapak ini yakni sifat partisipasi yang tinggi yang dimiliki tetangganya, walaupun
tetangganya juga berbeda suku dan agama dengan bapak ini, ada yang suku karo
dan suku batak bahkan di sebelah kanan rumah bapak ini adalah warga yang suku
jawa yang menganut agama islam, namun tetangganya ini tidak sombong bahkan
sangat baik dan suka membantu bapak ini. Menurut bapak ini kehidupan
bertetangga bapak ini sangat harmoni, sudah 23 tahun bapak ini tinggal di sekitar
warga yang multikultural belum pernah terjadi konflik atau keributan sekecil apa
pun itu. Baik tetangganya yang etnis karo, batak dan jawa bisa saling menghargai
dan saling tolong menolong.
Bapak Emanuel berpendapat bahwa di Desa Ujung Serdang dipenuhi
dengan masyarakat yang memiliki sifat yang baik, keinginan untuk menciptakan
keadaan yang tertib aman dan nyaman meskipun masyarakat yang tinggal di Desa
Ujung Serdang memiliki sifat yang multikultural, warga yang ada di Desa Ujung
Serdang tetap bersatu untuk memajukan dan mencapai tujuan desa untuk
mempersatukan warga yang memiliki perbedaan. Solidaritas atau kekompakan

Universitas Sumatera Utara

dan kesetiakawanan yang dimiliki oleh setiap warga desa ini sangat baik.
Menurutnya hal tersebut bisa tercapai dikarenakan masyarakatnya memang samasama memiliki keinginan yang sama yakni ingin menciptakan keadaan atu kondisi
yang aman dan tertib agar warga yang tinggal di desa ini tidak terhalang atau
terganggu untuk bekerja.
3.

Nama

: Yustini Dao

Jenis kelamin

:Perempuan

Usia

:44 Tahun

Suku

:Nias

Agama

:Kristen Protestan

Lama tinggal di desa UJ.Serdang: 22 Tahun
Jumlah saudara beda agama

:0

Jumlah saudara beda suku

:6 orang

Menurut ibu Yustini selama ibu ini tinggal di Desa Ujung Serdang 22
tahun lamanya belum pernah mendengar terjadinya pertengkaran atau konflik
antar etnis, antar agama, menurut ibu ini masyarakat yang terlebih dahulu tingga
di Desa Ujung Serdang ini memiliki sifat yang baik, sifat yang suka tolong
menolong, ibu ini berpendapat bahwa di desa ini sangat banyak organisasiorganisasi kecil yang kegunaannya untuk saling membantu, saling berinteraksi
dan bersosialisasi baik yang kaya maupun yang miskin, ada oraganisasi kecil yang
dibentuk sperti arisan keluaga berdasarkan marga yang disandang, ada juga arisan
atau organisasi umum yang siapa saja boleh mengkutinya dengan ketentua
bersedia mengkuti peraturan-peraturan yang sudah disepakati. Warga desa ini

Universitas Sumatera Utara

yang berinteraksi secara langsung yang sangat patur untuk dicontoh, , tegur sapa,
terlebih para perempuan ( ibu2 ) yang ada di desa ini.
Ibu Yustini berpendapat bahwa keadaan masyarakat di Desa Ujung
Serdang yang aman dan nyaman dan keadaan yang tertib bisa diterapkan oleh
masyarakat desa ini karena dukungan dan motivasi dari pihak pemerintahan desa
ini terutama dukungan dan motivasi dari Kepala Desa yang ada di Desa Ujung
Serdang, melalui kegiatan gotong royong seluruh masyarakat yang dianjurkan
oleh Kepala Desa yang mempertemukan warga, bertemu dan berinteraksi dalam
melakukan sustu pekerjaan yakni gotong royong, untuk memeproleh tujuan yang
sempurna atau untuk memperoleh hasil kerja gotong royong yang baik maka
setiap warga harus bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut, dengan bekerja
sama tanpa memilih –milih teman maka warga sudah melakukan interaksi yang
baik dan secara tidak sadar mereka sudah menunjukan bahwa tidak ada masalah
yang timbul dari kebersamaan yang memiliki perbedaan-perbedaan yang terlihat
pada masyarakat.
Ibu Yustini juga berpendapat bahwa keadaan yang tertib, aman dan
nyaman, teratur bisa tercapai tidak terlepas dari factor ekonomi masyarakat yang
memiliki tujuan dan maksud yang sama yakni ingin meningkatkan perekonomian
dengan bekerja di Desa Ujung Serdang, baik bekerja sebagai petani buruh, petani
pemilik modal, bekerja sebagai wiraswasta dan membuka usaha sendiri.
Menurutnya jika keadaan tidak harmoni tidak akan bisa mendapat pekerjaan
sekalipun itu pekerjaan sebagi asisten rumah tangga.
4.

Nama

: Marlinson Purba

Jenis kelamin

: Lk

Universitas Sumatera Utara

Usia

: 43 Tahun

Suku

: Batak Simalungun

Agama

: Kristen protestan

Lama tinggal di Desa UJ.Serdang: 24 Tahun
Jumlah saudara beda agama

:0

Jumlah saudara beda suku

: 4 kepala keluarga ( 20 orang )

Menurut bapak Marlinson tinggal di Desa Ujung Serdang merupakan
suatu kebanggaan baginya karena selama tinggal di desa ini ia merasakan
perubahan yang sangat besar perubahan yang lebih baik daripada sebelumnya
terutama perubahan perekonomian keluarganya, pada saat pertama tinggal di desa
ini bapak ini sangat susah bahkan biaya untuk makan saja sangat susah dan rumah
yang bapak tempati pada saat itu sangatlah tidak layak untuk dihuni tetapi bapak
Marlinson dan istrinya tetap bertahan tinggal di rumah itu walaupun sangat
memprihatinkan karena hanya rumah itu lah yang bisa ditempati secara geratis
tanpa membayar uang sewa, dan pemilik rumah tersebut adalah warga Desa
Ujung Serdang yang menganut suku karo dan menganut agama Katolik.
Menurut bapak Marlinson ini selama ia tinggal di Desa Ujung Serdang
belum pernah terjadi konflik antar warga meskipun warga yang tinggal di desa ini
adalah masyarakat yang multikultural, namun warga di desa ini sadar bahwa
perbedaan yang ada tidak menjadikan warga yang tinggal di desa ini menjadi
tidak harmoni melainkan mereka mampu menciptakan keadaan yang tertib aman
dan nyaman, hal tersebut bisa tercapai dikarenakan setiap warga yang tinggal di
desa ini memiliki tujuan yang sama yakni ingin menciptaka keadaan yang
harmoni. Bapak Marlinson berpendapat bahwa kunci utama agar

bisa

Universitas Sumatera Utara

menciptakan keadaan tertib dan aman nyaman dalam masyarakat multikultural itu
yakni memiliki sifat yang tidak egois, memiliki kesadaran bahwa perbedaan yang
ada adalah pemberian Tuhan dan perbedaan itu adalah sederajat tidak ada yang
lebih tinggi statusnya dan tidak ada yang lebih rendah dimata Tuhan semua
manusia itu sama.
Tidak memiliki sifat yang tidak egois adalah ciri utama yang dimiliki
oleh masyarakat Desa Ujung Serdang, dan ia juga mengatakan bahwa kondisi
yang tertib, tidak pernah terjadi konflik antar warga meskipun masyarakat yang
tinggal di desa ini memiliki sifat multikultural. Menurut bapak Marlinson ini
kondisi masyarakat yang hidup harmoni di desa ini juga tidak terlepas dari faktor
ekonomi, dimana setiap warga yang tinggal di desa ini pasti memiliki keinginan
yang sama yakni ingin bekerja dan mendapatkan uang dengan tinggal di desa ini
bisa bekerja dan menghasilkan uang dan dengan keadaan yang harmoni bisa lebih
mudah untuk bekerja dan mendapat penghasilan yang lebih.
5.

Nama

: Hermian Simarmata

Jenis kelamin

: Pr

Usia

:30 Tahun

Suku

: Batak Simalungun

Agama

: Kristen Protestan

Lama tinggal di Desa UJ.Serdang: 7 Tahun
Jumlah saudara beda agama

: 3 orang

Jumlah saudara beda suku

: 3 kepala keluarga (16 orang )

Menurut ibu Hermian ini selama ia tinggal di Desa Ujung Serdang ia
belum pernah melihat dan mendengar terjadinya konflik yang terjadi antar warga

Universitas Sumatera Utara

meskipun warga yang tinggal di desa ini masyarakat yang multikultural,
masyarakat yang memiliki perbedaan yang sangat banyak, namun perbedaan yang
ada tidak menjadikan warga untuk bersifat sombong melainkan warga yang
tinggal di desa ini saling ,menghargai dan saling tolong menolong. Menurut ibu
ini tingga di desa ini sangat enak, banyak organisasi kecil ada di bentuk oleh
masyarakat di desa ini, arisan kecil yang dibentuk berdasarkan lokasi tempat
tinggal, arisan yang dibentuk berdasarkan marga yang disandang, arisan umum
yang

dibentuk

berdasarkan

kesepakatan

bersama

yang

anggotanya

adalahmasyarakat yang multikultural, banyak oraganisasi dan pertemuan yang
bisa mempertemukan warga agar bisa saling berinteraksi lebih dekat, bekerja
sama dengan baik.
Menurut ibu Hermian keaadaan yang tertib, aman dan nyaman damai
dan mampu mencapai tujuan desa ini yakni untuk memajukan desa tahap demi
tahap mampu tercapai, hal tersebut dapat terjadi karena kekompakan warga yang
tinggal di desa ini, kemauan yang sama untuk memajukan desa ini menjadi lebih
baik lagi. Hal tersebut bisa tercapai karena dukungan dan motivasi oleh Kepala
Desa dan pemerintahan desa yang lainnya dan juga faktor lingkungan desa ini
yang sangat membantu perekonomian warga. Tinggal di desa ini sangat
menguntungkan bagi ibu Hermian dikarenakan bisa bekerja di salah satu
perusahaan swasta yang ada di Desa Ujung Serdang.
Menurut Ibu Hermian, masyarakat Desa Ujung Serdang mampu
melakukan interaksi antar individu dengan individu maupun indidu dengan
kelompok dikarenakan adanya respon dari individu lain, adanya sifat toleransi
yang tinggi di dalam diri setiap indivu, ia mengatakan tidak akan bisa hidup

Universitas Sumatera Utara

sejalan dan aman jika hanya seorang invidu saja yang bersifat baik melainkan
kerja sama antar semua warrga yang ada di Desa Ujung serdang sehingga terlihat
dalam kondisi atau keadaan yang harmoni.
6.

Nama

: Herlina Sipayung

Jenis kelamin

: Pr

Usia

: 31 Tahun

Suku

: Batak Simalungun

Agama

: Kristen protestan

Lama tinggal di Desa UJ.Serdang : 5 Tahun
Jumlah saudara beda agama

: 1 orang

Jumlah saudara beda suku

: 2 kepala keluarga ( 11 orang )

Menurut ibu Herlina Selama ia tinggal di Desa Ujung Serdang ia belum
pernah mendengar dan melihat adanya konflik yang terjadi antara warga yang
tinggal di desa ini meskipun masyarakat yang tinggal di desa ini adalah
masyarakat yang multikultural. Warga yang tinggal di desa ini masing-masing
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang masyarakatnya multikultural,
mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama masyarakat yang tinggal di
desa ini, dengan kemampuan warganya yang seperti itu kondisi masyarakat di
desa ini dapat dikatakan sudah termasuk keadaan desa yang tertib, aman dan
nyaman.

Masyarakat

yang

memiliki kesadaran adanya kesamaan atau

kesederajatan perbedaan yang ada, kesadaran masyarakat yang sadar bahwa tidak
ada suku atau agama yang lebih tinggi dan mulia namun semuanya adalah sama
atau sederajat terlebih dimata Tuhan, ibu ini juga mengatakan bahwa perbedaan
yang ada pada manusia itu adalah hasil pemberian dari Tuhan yang harus di jaga

Universitas Sumatera Utara

agar tidak ada perpecahan antar manusia yang diakibatkan oleh perbedaan itu
sendiri, jadi kunci utamanya untuk menciptakan keadaan yang tertib, aman dan
nyaman ( harmoni ) adalah sikap saling menghargai dan tolong menolong.
Selain berpendapat bahwa keadaan masyarakat yang tertib, aman dan
nyaman dapat tercapai karena kesadaran masyarakat sendiri ada juga faktor
pendorong terciptanya harmoni dalam masyarakat yang multikultural di Desa
Ujung Serdang dikarenakan oleh dukungan dan motivasi dari Kepala Desa yang
selalu menekankan bahwa perbedaan yang ada dalam masyarakat desa ini adalah
suatu anugrah dari Tuhan agar setiap warga yang ada di desa ini bisa saling
menghargai terlebih bagi warga pendatang ke desa ini, Kepala Desa yang selalu
memberikan arahan dan dorongan agar warganya selalu menjaga solidaritas atau
kesetiakawanan dan kekompakan yang sudah tertanam sejak dari zaman dulu agar
tetap dipertahankan walaupun dalam masyarakat yang multikultural.
Ibu Herlina juga mengatakan bahwa masyarakat yang ada di Desa
Ujung Serdang mampu hidup sejalan dan mampu menciptakan keadaan yang
tertib tanpa ada konflik diantara warga yang bersifat multikultural dipengaruhi
oleh faktor ekonomi, dimana warga yang tinggal di Desa Ujung Serdang terutama
warga pendatang memiliki tujuan dan maksud yang sama yaitu sama-sama ingin
meningkatkan perekonomian keluarga, kemampuan dan adanya kesadaran atau
keinginan untuk menciptakan keadaan yang tertib dan aman akan mempermudah
kita untuk melangkah kedepan untuk mencari pekerjaan.

7.

Nama

: Epidona Napitupulu

Jenis kelamin

: Pr

Universitas Sumatera Utara

Usia

: 37 Tahun

Suku

: Batak Toba

Agama

: Kristen protestan

Lama tinggal di Desa UJ.Serdang : 15 Tahun
Jumlah saudara beda agama

:0

Jumlah saudara beda suku

:0

Menurut ibu Epidona sejak ia tinggal di Desa ujung serdang belum
pernah terjadi konflik atau pertentangan antar warga walaupun warga yang tinggal
di desa ini adalah masyarakat yang multikultural, warga yang memiliki sifat dan
kepentingan yang berbeda-beda. Ibu ini berpendapat bahwa masrakat yang tinggal
di desa ini terlebih warga asli desa ini sangatlah terbuka dan memiliki sifat yang
baik, ramah, dan memiliki solidaritas atau kekompakan dan kesetiakawanan yang
sangat tinggi, dengan adaya sifat-sifat tersebut warga yang tinggal di desa ini
mampu manciptakan keadaan atau kondisi masayarakat yang harmoni, keadaan
yang tertib, aman, dan nyaman. Menurutnya hal tersebut dapat tercapai
dikarenakan adanya kesadaran warga bahwa hidup dalam perbedaan itu adalah
anugrah dari Tuhan yang tidak perlu untuk di jadikan permasalah yang nantinya
akan mengakibatkan perpecahan antar warga dan keadaan yang harmoni tersebut
bisa tercipta karena warga yang tinggal di desa ini hampir 100% memiliki
keinginan untuk menambah penghasilan selain dari gaji pokok yang ia terima dari
tempat bekerjanya seperti di pabrik, dengan tinggal di desa ini warga bisa bertani
dan bekerja sebagai buruh tani sepulang ia bekerja dari perusahaan tempat warga
bekerja.
8.

Nama

: Maghdalena br sembiring

Universitas Sumatera Utara

Jenis kelamin

: Pr

Usia

: 48 Tahun

Suku

: Karo

Agama

: Katolik

Lama tinggal di Desa UJ.Serdang : 48 Tahun
Jumlah saudara beda agama

: 4 kepala keluarga ( 20 orang)

Jumlah saudara beda suku

: 5 orang

Menurut ibu Maghdalena selama ia tinggal di Desa Ujung Serdang
belum pernah terjadi konflik atau pertentangan antar warga meskipun warga yang
tinggal di desa ini adalah masyarakat yang multikultural. Ibu ini berpendapat
bahwa perbedaan yang ada pada warga desa ini tidak menjadikannya tidak
bersosialisasi dan berinteraksi dengan warga yang memiliki perbedaan dengannya
melainkan ia selalu berinteraksi dan bersosialisasi dengan warga yang berbeda
kenyakinan dan berbeda suku dengannya, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
ibu ini memiliki tetangga rumah yang berbeda keyakinan dan berbeda suku
dengannya yakni di sebelah kanan rumahnya adalah warga yang menganut suku
batak toba dan di sebelah kiri rumahnya adalah warga yang menganut suku batak
toba.
Kondisi yang aman, nyaman, tertib yang tercipta di tengah-tengah
masyarakat Desa Ujung Serdang tidak terlepas dari faktor ekonomi. Ibu ini
berpendapat bahwa kondisi masyarakat yang harmoni di pengaruhi oleh faktor
ekonomi karena setiap warga baik laki-laki maupun perempuan yang tinggal di
Desa Ujung Serdang memiliki kegiatan untuk bekerja baik di rumah seperti
berjualan, baik di luar rumah seperti berjualan keliling dan ada juga yang bekerja

Universitas Sumatera Utara

di perusahaan swasta yang ada di Desa Ujung Serdang hal tersebut dilakukan
untuk menambah penghasilan keluarga, terlebih warga yang bermigrasi ke desa
ini mereka juga pasti memiliki keinginan yang sama dengan ibu Maghdalena ini
yakni ingin bekerja dan mendapat pengasilan. Ibu ini berpendapat bahwa kondisi
masyarakat yang harmoni juga bisa tercipta dikarena desa ini merupakan desa
yang dapat memberikan kehidupan yang layak dikarenakan tanah yang subur yang
cocok untuk bercocok tanam dan juga lapangan pekerjaan yang cukup membantu
perekonomian keluarga.
Ibu Maghdalena juga berpendapat bahwa terciptanya harmoni
masyarakat yang bersifat multikultural karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
dimana lingkungan yang dimaksud disini yaitu lingkungan sosial yang baik atau
susasana yang baik dimana masyarakatnya yang hidup dan berinteraksi sehingga
dapat berkembang.
9.

Nama

: Anna br Sinaga

Jenis kelamin

: Pr

Usia

: 39 Tahun

Suku

: Batak Simalungun

Agama

: Kristen protestan

Lama tinggal di Desa UJ.Serdang : 17 Tahun
Jumlah saudara beda agama

: 2 orang

Jumlah saudara beda suku

: 3 kepala keluarga ( 16 orang )

Menurut Ibu Anna, selama ia tinggal di Desa Ujung Serdang ia belum
pernah melihat dan mendengar adanya konflik antar warga terutama antara warga
yang berbeda suku dan agama, ia berpendapat bahwa tinggal di Desa Ujung

Universitas Sumatera Utara

Serdang merupakan suatu hal yang patut dibanggakan karena bisa hidup dan
berinteraksi dengan orang-orang yang mampu menerapkan prinsip bahwa hidup
tidak bisa sendiri, buktinya di Desa Ujung Serdang warganya hidup dengan aman,
tentram, dan saling menghargai satu sama lain meskipun warga yang tinggal di
Desa Ujung Serdang adalah masyarakat yang bersifat multikultural, dengan
melihat kondisi warganya yang memiliki perbedaan yang sangat terlihat tetapi
warga tidak mempermasalahkan hal tersebut dikarenakan warga yang tinggal di
Desa Ujung Serdang menyadari bahwa perbedaan yang ada adalah suatu hal
anugrah dari Tuhan dan segala yang di anugrahkan oleh Tuhan untuk setiap
manusia tidak perlu untuk di permasalhkan tetapi untuk menciptakan keadaan
yang tertib dan sejalan sehingga mampu menciptakan dan menghasilkan suatu hal
yang baik.
Menurut Ibu Anna, keadaan atau kondisi yang tertib, aman dan nyaman,
saling menghargai dan saling memberikan toleransi yang tinggi terhadap sesama
warga yang tinggal di Desa Ujung Serdang tidak terlepas faktor ekonomi, hal
tersebut ia katakana karena menurutnya setiap orang yang hidup memiliki
keinginan untuk memperoleh hidup yang lebih baik dan lebih maju, dan hal
tersebut dapat diperoleh dari perjuangn kita untuk bekerja dan menghasilkan uang
untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan kebutuhan hidup bisa dipenuhi dengan
bekerja dan agar bisa bekerja dengan aman tanpa adanya konflik maka setiap
orang harus memiliki sifat yang saling menghargai dan saling tolong menolong
serta memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap sesama warga terlebih sesama
warga yang tinggal di Desa Ujung Serdang. faktor lingkungan sosial juga

Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi keberhasilan dalam menciptakan keadaan masyarakat yang
harmoni walaupun dalam masyarakat yang bersifat multikultural.
10.

Nama

: S. Tarigan

Jenis kelamin

: Lk

Usia

: 50 Tahun

Suku

: Karo

Agama

: Katolik

Lama tinggal di Desa UJ. Serdang : 50 Tahun
Jumlah saudara beda agama

: 5 kepala keluarga ( 25 orang )

Jumlah saudara beda suku

: 7 kepala keluarga ( 50 orang )

Menurut bapak S. Tarigan ini sejak awal ia tinggal di Desa Ujung
Serdang belum pernah terjadi konflik antar warga terutama antar warga yang
berbeda keyakinan dan berbeda suku dan ras, setiap warga yang tinggal di desa ini
hidup saling menghargai dan saling tolong menolong. Menurut bapak ini,
masyarakat yang pertama menghuni atau tinggal di Desa Ujung Serdang ini
adalah masyarakat yang menganut suku karo, dan dengan perkembangan maka
desa ini dipenuhi oleh masyarakat yang multikultural, tetapi walaupun setiap
warga yang tinggal di Desa Ujung Serdang ini m