Studi Pembuatan Bio-Briket dan Uji Karakteristik Sifat Mekanik Pada Pofa (Palm Oil Fly Ash) Terhadap Variasi Tekanan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) suatu spesies tropis yang berasal dari

Afrika Barat, namun kini tumbuh sebagai hibrida di banyak belahan dunia,
termasuk Asia Tenggara dan Amerika Tengah (Fricke, 2009).
Kelapa

sawit

merupakan

tanaman

perkebunan

yang


mengalami

pertumbuhan produksi yang cukup pesat dibandingkan dengan tanaman
perkebunan lainnya di Indonesia (Ermawati dan Saptia, 2013).
Kelapa sawit adalah tumbuhan pohon yang tingginya bisa mencapai 24
meter. Bunga dan buahnya berupa tandan serta bercabang banyak. Buahnya kecil
dan berwarna merah kehitaman apabila masak. Buah sawit menempel pada tandan
buah. Buah sawit terdiri dari lapisan kulit, serabut, cangkang, inti buah dan
embrio yang mengandung banyak minyak inti berkualitas tinggi. Minyak sawit
terkandung dalam serabut buah yang biasa disebut Crude Palm Oil (CPO) dan inti
sawit mengandung minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO) (Maryudi,
2104).
Setiap satuan massa tandan buah segar akan menghasilkan minyak sekitar
21% berat dan limbah padat berupa tandan kosong sawit (TKS) 21% berat,
cangkang 6% berat, sabut sawit 11% berat dan palm kernel cake 3% (Zahrina,
2102). Limbah padat kelapa sawit biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar
boiler dan menghasilkan abu dengan ukuran butiran yang halus yang disebut Palm
Oil Fly Ash.


2.2

Abu Pembakaran
Abu merupakan bahan anorganik sisa pembakaran biomassa dan terbentuk

dari perubahan bahan mineral karena proses pembakaran. Ada 2 jenis abu yang
disailkan dari proses pembakaran yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar
(bottom ash). Fly ash merupakan padatan dari sisa pembakaran yang terbawa
bersama gas buang dan ditangkap oleh alat pengendali udara (Electric
Precipitator ) sebelum dibuang ke udara melalui cerobong. Sedangkan bottom ash

5
Universitas Sumatera Utara

merupakan padatan dari sisa pembakaran biomassa yang keluar dari tungku dasar
boiler. Sebagian abu dasar berupa lelehan abu yang disebut terak ( slag) (Armeyn,

2014).

2.2.1 Fly Ash Batu Bara

Fly ash batu bara merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran

batu bara yang merupakan material yang memiliki ukuran butiran yang halus dan
berwarna keabu-abuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia, teknis
dari fly ash adalah tipe batu bara, kemurnian batu bara, tingkat penghancuran, tipe
pemanasan dan operasi, metode penyimpanan dan penimbunan (Hadi dan
Gunawam, 2011). Adapun komposisi kimia pada abu pembakaran batu bara
ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Komposisi Abu Pembakaran Batu Bara (Aziz et al, 2006)
Komposisi Kimia (%)

Bottom Ashµ

Fly Ash

Alumina (Al2O3)

24,0

30,8


Calcium oxide (CaO)

2,7

4,0

Silica (SiO2)

63,4

54,0

Ferric oxide (Fe2O3)

5,5

4,6

Magnesium oxide (MgO)


1,3

1,9

Natrium oxide (Na2O)

1,0

1,3

Sulphuric anhydride (SO3)

0,18

0,23

Potassium oxide (K2O)

0,9


6,3

CaO bebas