Paper jurnal PDP 2017

MODUL PEMBELAJARAN LIMIT DENGAN TEORI APOS UNTUK MENUMBUHKAN
KEMAMPUAN ADVANCED MATHEMATICAL THINKING

Retno Marsitina, Nyamik Rahayu Sesantib, Nur Faridac
a

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Kanjuruhan Malang
Jl. S. Supriyadi 48 Malang, mars.ayuu@gmail.com & mars_retno@unikama.ac.id
b
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Kanjuruhan Malang
Jl. S. Supriyadi 48 Malang, nyamik@unikama.ac.id
c
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Kanjuruhan Malang
Jl. S. Supriyadi 48 Malang, nurfarida@unikama.ac.id
ABSTRACT
The limiting learning by APOS theory is the learning of limits with APOS theory which includes
action, process, object, and schema. This research is generally aimed at developing limit learning
module with APOS theory to develop Advanced Mathematical Thinking (AMT). This research is a
development research. The development research design uses Richey and Klein development design
with Dick and Carey model for material development stage. Richey and Klein's development design
includes: analysis, design, development, and evaluation. Dick and Carey model includes: identifying

learning objectives, conducting learning analysis, learner and environment analysis, formulating
specific objectives, developing assessment instruments, developing learning strategies, developing
and selecting learning materials, designing and executing formative evaluation (through tests),
revising learning materials, and designing and executing summative evaluations (through tests). The
limit learning with developed APOS theory is validated by material validators, learning validators
and module product design validators. This research was conducted in Mathematics Education Study
Program of University of Kanjuruhan Malang. The development of the study was conducted with
small group trials and limited trials on mathematics education students who took the calculus course.
The observations and tests for the ability of Advanced Mathematical Thinking (AMT) were
conducted during the experiments as student academic test. The conclusion of the study shows that
the limit learning module with APOS theory can develop mathematics education students’ ability of
Advanced Mathematical Thinking (AMT) and limit learning module with APOS theory is more
effective and feasible to be used in calculus learning.
Keywords: module, learning, limit, APOS theory, Advanced Mathematical Thinking
ABSTRAK
Pembelajaran limit dengan teori APOS adalah pembelajaran limit dengan teori APOS yang meliputi
aksi (action), proses (process), objek (object), dan skema (schema). Penelitian ini secara umum
bertujuan mengembangkan modul pembelajaran limit dengan teori APOS untuk menumbuhkan
Advanced Mathematical Thinking (AMT). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan.
Desain penelitian pengembangan menggunakan desain pengembangan Richey dan Klein dengan

model Dick dan Carey untuk tahap pengembangan materi. Desain pengembangan Richey dan Klein
meliputi: analisis (analysis), perencanaan (design), pengembangan (development), dan evaluasi
(evaluation). Model Dick dan Carey meliputi: mengidentifikasikan tujuan pembelajaran, melakukan
analisis pembelajaran, analisis pembelajar dan lingkungan, merumuskan tujuan khusus,
mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan
memilih materi pembelajaran, mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif (melalui tes ),
merevisi bahan pembelajaran, dan mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif (melalui tes).
Pembelajaran limit dengan teori APOS yang dikembangkan divalidasi oleh validator materi,
validator pembelajaran dan validator desain produk modul. Penelitian ini dilaksanakan di Program
Studi Pendidikan Matematika Universitas Kanjuruhan Malang. Pengembangan penelitian dilakukan
dengan uji coba kelompok kecil dan uji coba terbatas pada mahasiswa pendidikan matematika yang
menempuh matakuliah kalkulus. Selama uji coba dilakukan observasi dan tes kemampuan Advanced
1

Mathematical Thinking (AMT) sebagai tes akademik mahasiswa. Kesimpulan penelitian
menunjukkan bahwa modul pembelajaran limit dengan teori APOS dapat menumbuhkan
kemampuan Advanced Mathematical Thinking (AMT) mahasiswa pendidikan matematika dan
modul pembelajaran limit dengan teori APOS lebih efektif serta layak digunakan dalam
pembelajaran kalkulus.
Kata kunci: modul, pembelajaran, limit, teori APOS, Advanced Mathematical Thinking


matematis

Pendahuluan
Pembelajaran matematika tingkat

(Sumarmo,

2009)

diklasifikasikan ke dalam dua tingkatan,

perguruan

tinggi

sangat

menuntut


yaitu kemampuan berpikir matematis

mahasiswa

bukan

hanya

menghafal

tingkat rendah dan berpikir matematis

ataupun menerapkan konsep ataupun

tingkat tinggi (Advanced Mathematical

rumus matematika yang telah diketahui

Thinking) yang disingkat dengan AMT.
Advanced Mathematical Thinking


saja, tetapi memerlukan kemampuan
berpikir

matematis

diantaranya

tingkat

tinggi

(AMT)

Advanced

kemampuan

meliputi:


representasi,

menvisualisasikan, menggeneralisasikan,

Mathematical Thinking (AMT). Advanced

mengklasifikasikan,

Mathematical Thinking (AMT) meliputi

menginduksi, menganalisa, mensintesa

proses berpikir matematika seperti proses

dan

representasi,

hubungan


memformalisasikan (Tall, 2002). Proses

representasi dan abstraksi, kreatifitas dan

Advanced Mathematical Thinking (AMT)

bukti

Sowder

yaitu proses representasi, proses abstraksi,

(Gutierrez, 2006); Sumarmo, 2011). Tall

dan hubungan antara representasi dan

(2002)

berpikir


abstraksi, sehingga lebih lanjut Tall

elementer berubah menuju ke berpikir

menegaskan bahwa selain proses di atas

matematis tingkat lanjut memerlukan

tergolong berpikir kreatif matematik

keterlibatan suatu transisi yang signifikan,

(Dreyfus (Tall, 2002); Harel & Sowder

yaitu

abstraksi,

matematis


(Harel

menyatakan

dari

&

bahwa

menghipotesa,

mengabstraksikan

atau

mendeskripsikan

ke


(Gutierrez, 2006); Sumarmo (2011)).

dari

ke

Advanced Mathematical Thinking (AMT)

membuktikan secara logika berdasarkan

merupakan kemampuan yang meliputi

pada

ini

representasi, abstraksi, menghubungkan

bagi


representasi dan abstraksi, berpikir kreatif

mahasiswa, sehingga mahasiswa dituntut

matematis, dan membuktikan matematis

memiliki kemampuan untuk berpikir

(Sumarmo,

matematika

(Gutierrez, 2006).

mendefinisikan,

suatu

merupakan

definisi.

meyakinkan

Perubahan

permasalahan

tingkat

lanjut.

Berpikir
2

2011;

Harel

&

Sowder

Advanced

Kemampuan

(Arnawa,

2009)

menyatakan

bahwa

dasarnya

adalah

Mathematical Thinking (AMT) dengan

pembuktian

indikator yang meliputi: (a) Representasi

membuat serangkaian deduksi dari asumsi

Matematis, yaitu kombinasi dari sesuatu

(premis atau aksioma) dan hasil-hasil

yang tertulis di atas kertas, sesuatu yang

matematika yang sudah ada (lemma atau

eksis dalam bentuk obyek fisik dan

teorema) untuk memperoleh hasil-hasil

susunan ide-ide yang terkonstruksi di

penting dari suatu persoalan matematika.

dalam pikiran seseorang (Hwang, 2007);

Sumarmo (2011) menyatakan bahwa

(b) Abstraksi, yaitu peralihan dari model

pembuktian

operasional konkrit ke model (abstrak)

mahasiswa memiliki dua kemampuan,

struktural (Dreyfus, Sfard & Dubinsky

yaitu: (a) kemampuan membaca bukti

(White & Mitchelmore, 2010)); (c)

yaitu kemampuan menemukan kebenaran

Berpikir

kemampuan

dan/atau kesalahan dari suatu pembuktian

kreativitas atau berpikir kreatif merupakan

serta kemampuan memberikan alasan

kemampuan

setiap

kreatif,

yaitu

seseorang

dalam

pada

matematis

langkah

menuntut

pembuktian;

(b)

menghasilkan gagasan baru yang efektif

kemampuan mengkonstruksi bukti yaitu

(Suratno, 2012). Berikir kreatif meliputi

kemampuan

menyusun

kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dan

pernyataan

matematik

fleksibilitas (Suratno, 2012; McGregor,

definisi, prinsip,

2007).

kreatif

menuliskannya dalam bentuk pembuktian

yaitu

lengkap (pembuktian langsung atau tak

menghasilkan banyak ide dalam berbagai

langsung), dengan kemampuan yang

kategori/bidang,

keaslian

(originality)

meliputi: mengidentifikasi premis beserta

yaitu

ide-ide

baru

untuk

implikasinya
mendukung,

Kemampuan

meliputi:

berpikir

kelancaran

memiliki

(fluency)

memecahkan

persoalan,

penguraian

(elaboration)

yaitu

kemampuan

memecahkan

masalah

(Guilford

(Herdian,

secara
2010));

matematika

detail
(d)

dan teorema serta

dan

kondisi

mengorganisasikan

yang
dan

membuat

koneksi antara fakta dengan unsur dari
konklusi yang hendak dibuktikan.
Salah

mengkomunikasikan pemahaman kepada

pembelajaran

komunitas

menumbuhkan

lainnya

berdasarkan

kebenaran suatu pernyataan,

untuk

matematika

bukti

memanipulasi fakta untuk menunjukkan

Pembuktian merupakan representasi dari
hasil

suatu

dan

satu

upaya

matematika
kemampuan

agar
dapat

Advanced

menerimanya sebagai teorema baru Hanna

Mathematical Thinking (AMT) yaitu

(Yoo,

mengembangkan

2008),

sedangkan

Schoenfeld
3

pembelajaran

matematika
Dubinsky

dengan

teori

APOS.

(2009)

yang

dalam

penelitiannya

Mc

Donald

(2001)

menyimpulkan

bahwa

pembelajaran

teori

APOS

metematika menggunakan pendekatan

&

menyatakan

bahwa

merupakan

suatu

pembelajaran

pendekatan

yang

dilaksanakan

APOS

umumnya

untuk

dengan

siklus

ACE

dapat

menumbuhkan sikap positif mahasiswa

pembelajaran

terhadap

matematika

serta

mampu

matematika di tingkat perguruan tinggi,

membiasakannya

yang

matematis dan mampu meningkatkan

mengintegrasikan

penggunaan

komputer, diskusi dalam kelompok kecil,

disposisi

dan memperhatikan konstruksi-konstruksi

mahasiswa.

mental yang dilakukan oleh mahasiswa
dalam

memahami

matematika.

suatu

dalam

berpikir

Penelitian

berpikir

kreatif

ini

matematis

secara

umum

konsep

bertujuan untuk mengembangkan modul

Konstruksi-konstruksi

pembelajaran limit dengan teori APOS
Advanced

mental tersebut adalah: aksi (action),

untuk

proses (process), objek (object), dan

Mathematical Thinking (AMT) dan secara

skema (schema) yang disingkat dengan

khusus

APOS. Teori APOS merupakan sebuah

penelitian ini

teori konstruktivisme tentang bagaimana

modul pembelajaran limit dengan teori

seseorang

APOS untuk menumbuhkan Advanced

belajar

suatu

konsep

menumbuhkan

tujuan

ingin
yaitu

dicapai

dalam

mengembangkan

matematika, sehingga membantu dalam

Mathematical

mengembangkan

berpikir

menganalisis efektivitas penerapan modul

matematika yang ada dalam dirinya

pembelajaran limit dengan teori APOS

(Arnon, 2014; Suryadi, 2012; Brijlall &

yang dikembangkan untuk menumbuhkan

Ndlovu, 2013). Pembelajaran matematika

Advanced Mathematical Thinking (AMT).

proses

Thinking

(AMT)

dan

dengan teori APOS dapat meningkat
kemampuan berpikir matematika yang

Metode Penelitian

ditunjang dengan hasil penelitian Herlina
(2015)

yang

penelitiannya

penelitian

bahwa

adanya

penelitian

kemampuan

peningkatan

Advanced

Mathematical

Thinking

menyimpulkan

dalam

Penelitian

(AMT)

ini

merupakan

pengembangan.
pengembangan

menggunakan

desain

Desain
modul

ini

pengembangan

bagi

Richey, Klein & Tracey (2011) dengan

mahasiswa dengan pembelajaran dengan

model Dick & Carey (2009) untuk tahap

pendekatan APOS. Selain itu, hasil

pengembangan materi modul. Desain

penelitian Herlina (2013) & Nurlaelah

pengembangan
4

Richey

dan

Klein

meliputi: analisis (analysis), perencanaan

mahasiswa dan angket efektifitas terhadap

(design), pengembangan (development),

modul pembelajaran yang dikembangkan;

dan evaluasi (evaluation). Model Dick dan

(b) lembar observasi dan lembar kerja

Carey

mengidentifikasikan

mahasiswa, digunakan untuk memperoleh

tujuan pembelajaran, melakukan analisis

data keterlaksanaan pembelajaran dan

pembelajaran, analisis pembelajar dan

data

lingkungan, merumuskan tujuan khusus,

pembelajaran;

mengembangkan

Advanced Mathematical Thinking (AMT)

meliputi:

instrumen

penilaian,

aktivitas

mahasiswa
(c)

tes

selama

kemampuan

mengembangkan strategi pembelajaran,

digunakan

mengembangkan dan memilih materi

penguasaan

pembelajaran,

mahasiswa melalui kemampuan Advanced

mendesain

dan

untuk

menganalisis

kemampuan

melaksanakan evaluasi formatif (tes),

Mathematical

merevisi

dan

mengerjakan soal pada modul maupun

mendesain dan melaksanakan evaluasi

soal setelah menggunakan modul hasil

sumatif (tes).

pengembangan.

bahan

pembelajaran,

Thinking

akademik

(AMT)

saat

Modul pembelajaran limit dengan
teori

APOS

yang

dikembangkan

Hasil dan Pembahasan

divalidasi oleh validator materi, validator

Penelitian ini menggunakan desain

pembelajaran dan validator desain produk

pengembangan Richey dan Klein dengan

modul.

model Dick dan Carey untuk tahap

Setelah

divalidasi

maka

dilanjutkan dengan uji coba kelompok

pengembangan

kecil dan uji coba terbatas untuk melihat

penelitian meliputi beberapa tahap yaitu

tanggapan dosen dan mahasiswa terhadap

analisis (analysis), perencanaan (design),

modul.

pengembangan

Efektivitas

penerapan

modul

evaluasi

pembelajaran dianalisis dengan kualitatif,
sedangkan

Advanced

kemampuan

pengambilan

materi

modul.

(development),

(evaluation).
data

dalam

Hasil

dan

Sebelum
penelitian,

Mathematical Thinking (AMT) dianalisis

dilakukan

secara

yang

instrument penelitian maupun validasi

digunakan untuk pengumpulan data dalam

produk modul. Hasil validasi tampak

penelitian

dalam tabel 1 dan tabel 2 berikut:

kuantitatif.

digunakan

ini

Instrumen

meliputi:

sebagai

(a)

angket,

angket

respon

validasi

baik

Tabel 1. Hasil Validasi Instrumen Penelitian
Hasil Validasi
Presentase Skor
Keterangan

Uraian
5

validasi

83.33%
83.33%
92.5%
85,71%
89.28%
85,71%
89.28%
90%

Lembar Observasi Aktivitas Dosen
Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa
Lembar Kerja Mahasiswa
Soal Tes Awal
Soal Tes Akhir
Angket respon mahasiswa
Angket respon dosen
Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP)

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 2. Hasil Validasi Modul Pembelajaran Limit dengan Teori APOS
Uraian
Validasi Materi
Validasi Pembelajaran
Validasi Desain Produk

Hasil

validasi

penelitian

awal dan soal tes akhir dengan catatan

menunjukkan bahwa instrument yang

revisi yaitu secara bahasa soal harus

divalidasi telah dinyatakan valid. Namun

diperbaiki karena dapat menimbulkan

demikian, validator memberikan beberapa

penafsiran ganda, angket respon dosen

catatan untuk direvisi yang meliputi:

dan mahasiswa dengan catatan revisi yaitu

lembar observasi aktivitas dosen dengan

butir-butir pernyataan dalam angket perlu

catatan revisi yaitu indikator yang ingin

dicermati

dicapai dalam lembar observasi dosen

pernyataan memiliki makna yang sama.

harus sesuai dengan rencana pelaksanaan

Sesuai dengan catatan dari validator maka

perkuliahan, lembar observasi aktivitas

dilakukan

mahasiswa dengan catatan revisi yaitu

penelitian, sehingga instrument dapat

butir-butir pernyataan yang terdapat di

digunakan untuk pengambilan data dalam

dalam

penelitian.

indikator

instrumen

Hasil Validasi
Presentase Skor
Keterangan
88,46%
Valid tanpa revisi
90,38%
Valid tanpa revisi
88,46%
Valid tanpa revisi

lembar

observasi

kembali

revisi

karena

pada

beberapa

instrumen

mahasiswa seharusnya sesuai dengan

Validasi berikutnya yaitu hasil

indikator di dalam lembar observasi

validasi modul pembelajaran limit dengan

dosen, lembar kerja mahasiswa dengan

teori APOS yang meliputi validasi materi,

catatan revisi yaitu kegiatan aksi harus

validasi pembelajaran dan validasi desain

melibatkan

produk.

mahasiswa

melakukan

Hasil

validasi

modul

kegatan pencarian informasi konsep-

pembelajaran limit menunjukkan bahwa

konsep yang telah dipelajari serta langkah-

instrument

yang

langkah penyelesaian masalah, soal tes

dinyatakan

valid.

6

divalidasi
Namun

telah

demikian,

validator memberikan beberapa catatan

program studi pendidikan matematika

untuk direvisi yaitu: materi dengan contoh

yang menempuh matakuliah kalkulus

soal dan soal dalam modul perlu dicermati

pada materi limit sebanyak

agar

mudah

Sebelum dilakukan uji coba, mahasiswa

diapahami, tata penulisan dan tampilan

diberikan pengarahan dan petunjuk terkait

kurang menarik. Sesuai dengan catatan

penggunaan modul pembelajaran limit

dari validator maka dilakukan revisi pada

dengan teori APOS, manfaatnya, soal-soal

modul

dan lembar kerja mahasiswa. Selanjutnya

instruksi

soal

pembelajaran

modul

lebih

limit,

pembelajaran

sehingga

limit

dapat

dilakukan

pengambilan

mahasiswa.

data

berupa

digunakan untuk pengambilan data dalam

angket respon mahasiswa untuk menggali

penelitian.

tanggapan

Hasil

validasi

instrument

mahasiswa

terhadap

penelitian dan modul pembelajaran limit

penggunaan modul pembelajaran limit

dengan teori APOS menunjukkan bahwa

dengan teori APOS.

instrument telah dinyatakan valid tanpa
revisi,

sehingga

instrument

Hasil penelitian pengembangan

dapat

dalam modul pembelajaran limit dengan

digunakan dalam penelitian.

teori APOS meliputi:

Pengembangan penelitian dengan

1. Hasil observasi, angket respon dan tes

menggunakan modul pembelajaran limit

kemampuan Advanced Mathematical

dengan teori APOS meliputi: (a) Uji coba

Thinking (AMT) dalam Pengembangan

kelompok

Modul Pembelajaran Limit dengan

kecil

dilakukan

kepada

mahasiswa program studi pendidikan

Teori APOS.

matematika yang menempuh matakuliah

Hasil

uji

coba

terhadap

dalam

modul

kalkulus pada materi limit sebanyak

pengembangan

mahasiswa dengan rician

mahasiswa

pembelajaran limit dengan teori APOS

berkemampuan rendah,

mahasiswa

yang meliputi observasi, angket respon

berkemampuan sedang dan

mahasiswa

dan

tes

kemampuan

Advanced

berkemampuan tinggi; (b) Uji coba

Mathematical Thinking (AMT) tampak

terbatas dilakukan kepada mahasiswa

pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Coba Pengembangan Modul Pembelajaran Limit dengan Teori APOS
No
1
2
3
4

Uraian
Observasi Aktivitas Mahasiswa
Observasi Aktivitas Dosen
Tes Kemampuan AMT (tes awal)
Tes Kemampuan AMT (tes akhir)
7

Skor dalam Uji Coba
Kel. Kecil
Terbatas
70.83%
91.67%
82.14%
92.86%
33.33%
46.67%
83.33%
86.67%

5
6

%
%

Angket Respon Mahasiswa
Angket Respon Dosen

mahasiswa

ketika waktunya sudah mendekati habis,

diperoleh data bahwa observasi aktivitas

misalnya waktu tinggal sepuluh menit,

mahasiswa pada uji coba kelompok kecil

anggota

dengan ketercapaian

% dan pada

memasukkan waktu untuk tanya jawab

%. Pada observasi aktivitas dosen,

komentar dan umpan balik ke dalam

Hasil

observasi

aktivitas

.

kelompok

mungkin

ingin

uji coba terbatas dengan ketercapaian

dan atau waktu

diperoleh hasil pada kelompok kecil

presentasinya.

dengan ketercapaian

memberikan kesempatan bagi mahasiswa

.

.

% dan pada

untuk

Diskusi

memberikan

kelompok

uji coba terbatas dengan ketercapaian

untuk berpendapat dan memperbaiki bila

aktivitas

ada kesalahan konsep yang telah dipahami

mahasiswa, tampak pada tabel skor bahwa

sebelumnya, sehingga secara bersama

kurang maksimal dalam fase diskusi dan

memahami konsep dengan benar sesuai

presentasi saat tahap objek dan skema,

permasalahannya. Hal ini sesuai dengan

karena mahasiswa masih sulit aktif dalam

pendapat Suryadi (2012) bahwa diskusi

pembelajaran dan diskusi kelompok.

kelompok dapat meningkatkan saling

Mahasiswa perlu pendampingan agar

interaksi dalam saling mendengarkan

mengalami perbuahan dengan terlibat

yang ditemukan orang lain sehingga

aktif dalam pembelajaran dan diskusi,

memperoleh pemahaman yang lebih tingi

agar mahasiswa tampak lebih siap saat

dari sebelumnya.

.

%.

Hasil

observasi

Hasil

presentasi dan memiliki kemampuan
untuk

memahami

matematis.

Hal

sendiri

ini,

sesuai

uji

coba,

diperoleh

konsep

tanggapan terhadap modul pembelajaran

dengan

limit dari angket respon mahasiswa
% terjawab dengan pernyataan

pendapat Asma (2006) bahwa untuk tahap

sebesar

presentasi maka yang dilakukan yaitu

setuju (ya) dari 15 pertanyaan angket

masing-masing

kelompok

respon. Hal ini tampak bahwa modul

kerja

pembelajaran limit dengan teori APOS

kelompoknya, dosen menunjuk seorang

memperoleh tanggapan yang baik dari

dari

sedang

mahasiswa sehingga dapat dikatakan

melakukan presentasi sebagai pengatur

bahwa modul pembelajaran limit sesuai

waktu,

dengan

mempresentasikan

kelompok

hasil

yang

tidak

yang memberikan peringatan
8

kebutuhan

mahasiswa

yaitu

mudah, menarik dan bermanfaat bagi

Advanced Mathematical Thinking (AMT)

mahasiswa. Pada hasil angket respon

pada tes awal dalam uji coba kelompok

dosen

kecil dengan 6 mahasiswa, diperoleh nilai

dengan

dua

orang

dosen



matematika, diperoleh tanggapan terhadap
modul pembelajaran limit sebesar

%

dengan ketercapaian hanya

dan

tes

, %

Advanced

kemampuan

terjawab dengan pernyataan setuju (ya)

Mathematical Thinking (AMT) pada tes

dari

akhir dengan ketercapaian

pertanyaan angket respon. Hal ini

,

%. Selain

tampak bahwa modul pembelajaran limit

itu, pada hasil tes kemampuan Advanced

dengan

dengan

Mathematical Thinking (AMT) pada tes

kebutuhan mahasiswa sehingga dapat

awal dalam uji coba terbatas dengan 30

dikatakan bahwa modul pembelajaran

mahasiswa, diperoleh nilai ≥

teori

APOS

sesuai

, %

dengan

limit dengan teori APOS memberikan

ketercapaian hanya

kepraktisan, efektif dan layak dalam

kemampuan

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan

Thinking (AMT) pada tes akhir dengan

pendapat Rusmiati, dkk (2013) bahwa

ketercapaian

modul yang dikembangkan sendiri oleh

2. Hasil Lembar Kerja Mahasiswa dalam

pendidik

dapat

disesuaikan

dengan

Advanced
,

dan tes

Mathematical

%.

Modul pembelajaran limit dengan teori

karakteristik peserta didik.

APOS

Selanjutnya juga diperoleh hasil

Hasil

uji

coba

terhadap

dalam

modul

kemampuan akademik mahasiswa yang

pengembangan

tampak dari hasil yang diperoleh dari tes

pembelajaran limit dengan teori APOS

kemampuan

Advanced

Mathematical

dalam lembar kerja mahasiswa dengan

Thinking (AMT). Hasil tes kemampuan

teori APOS tampak pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Hasil Lembar Kerja Mahasiswa Modul pembelajaran limit dengan teori APOS
Uraian
Lembar kerja mahasiswa-1
Lembar kerja mahasiswa-2
Lembar kerja mahasiswa-3
Lembar kerja mahasiswa-4
Lembar kerja mahasiswa-5
Jumlah
Rata-rata

Nilai Lembar Kerja Mahasiswa dengan Teori APOS
Aksi
Proses
Objek
Skema
85
85
80
80
85
80
80
80
80
80
80
80
85
85
85
85
85
80
80
75
420
410
405
400
84
82
81
80

9

Hasil lembar kerja mahasiswa dengan

Hasil penelitian meliputi beberapa

teori APOS diperoleh data bahwa pada uji

tahap

coba kelompok kecil yaitu aksi dengan

perencanaan (design), pengembangan

nilai rata-rata sebesar

, proses dengan

(development),

nilai rata-rata sebesar

, objek dengan

(evaluation). Tahap pertama adalah

dan skema

analisis (analysis), dengan analisis

nilai rata-rata sebesar

yaitu

analisis

(analysis),

dan

evaluasi

. Hasil

terhadap bahan ajar kalkulus materi

lembar kerja mahasiswa dengan teori

limit, meninjau tujuan pembelajaran

APOS pada uji coba terbatas diperoleh

kalkulus limit. Tahap Kedua adalah

bahwa aksi dengan nilai rata-rata sebesar

perencanaan

, proses dengan nilai rata-rata sebesar

menentukan

, objek dengan nilai rata-rata sebesar

menyusun instrumen dan mendesain

dan skema dengan nilai rata-rata sebesar

spesifikasi produk dan struktur isi

dengan nilai rata-rata sebesar

modul.

Hal ini dapat dikatakan mahasiswa

(design),
waktu

Tahap

dengan

pelaksanaan,

ketiga

adalah

mahasiswa masih belum maksimal dalam

pengembangan

menyimpulkan dari penyelesaian soal,

menganalisis

dan

sehingga mahasiswa masih memerlukan

komponen

pembelajaran

pendampingan, sesuai dengan pendapat

dikembangkan,

Tall (Suryadi, 2005) bahwa peran utama

pembelajaran limit dengan teori APOS

dosen dalam diskusi kelas adalah sebagai

dengan melakukan validasi materi oleh

fasilitator/intervensi

ahli materi, validasi pembelajaran dan

tidak

langsung/

(development),
mengembangkan
yang

validasi

modul

validasi desain produk oleh ahli desain

scaffolding.

dan selanjutnya melakukan uji coba
modul yang telah direvisi kepada

Kesimpulan

kelompok kecil, serta uji coba terbatas.

Penelitian pengembangan modul
pembelajaran limit dengan teori APOS

Tahap

dapat disimpulkan yaitu:

(evaluation), melakukan evaluasi dan

1. Penelitian

pengembangan

analisis

modul

keempat

adalah

keefektifan

evaluasi

modul

yang

pembelajaran limit dengan teori APOS

dikembangkan dengan melakukan tes

ini

kemampuan Advanced Mathematical

dengan

pengembangan

menggunakan
Richey

dan

desain

Thinking (AMT).

Klein

2. Hasil

dengan model Dick dan Carey untuk

tes

kemampuan

Advanced

Mathematical Thinking (AMT) pada

tahap pengembangan materi modul.

uji coba kelompok kecil diperoleh tes
10

awal
, %

dengan

ketercapaian

dan

tes

ketercapaian

akhir

sebesar

hanya

memberikan kepraktisan, efektif dan
layak dalam pembelajaran.

dengan
,

%,

4. Penelitian

pengembangan

modul

sedangkan pada uji coba terbatas

pembelajaran limit dengan teori APOS

diperoleh tes awal dengan ketercapaian

dapat

hanya

, %

sebesar

,

bahwa

modul

pembelajaran limit dengan teori APOS

dan tes akhir dengan

ketercapaian

disimpulkan

%,

dapat

menumbuhkan

kemampuan

sehingga dapat disimpulkan bahwa

Advanced

modul pembelajaran limit dengan teori

(AMT)

APOS

menumbuhkan

matematika dan modul pembelajaran

kemampuan Advanced Mathematical

limit dengan teori APOS memberikan

Thinking (AMT)

kepraktisan

3. Hasil

dapat

tanggapan

terhadap

Mathematical
mahasiswa

digunakan

dari angket respon mahasiswa sebesar

matematika.

% terjawab dengan pernyataan
(ya),

disimpulkan

sehingga

bahwa

pendidikan

pembelajaran,

sehingga sangat efektif dan layak

modul

pembelajaran limit dengan teori APOS

setuju

dalam

Thinking

dapat

Pustaka

modul

Arnawa,

M.

dalam

2009.

pembelajaran

Mengembangkan

pembelajaran limit dengan teori APOS

Kemampuan

Mahasiswa

memperoleh tanggapan yang baik dari

Memvalidasi Bukti pada Aljabar

mahasiswa sehingga dapat dikatakan

Abstrak

bahwa modul pembelajaran limit sesuai

Berdasarkan Toeri APOS. Jurnal

dengan kebutuhan mahasiswa yaitu

Matematika dan Sains. 14, (2), 76-

mudah, menarik dan bermanfaat bagi

82.

melalui

modul pembelajaran limit dengan teori

Researchand

APOS dari angket respon dosen

Developmentin

%

terjawab

Pembelajaran

Arnon, I. dkk.2014. A Framework for

mahasiswa. Hasil tanggapan terhadap

sebesar

dalam

Curriculum
Mathematics

Education. New York: Springer

dengan

Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran

pernyataan setuju (ya), sehingga dapat
modul

Kooperatif.

Jakarta:

pembelajaran limit dengan teori APOS

Pendidikan

Nasional

sesuai dengan kebutuhan mahasiswa

Jenderal Pendidikan tinggi Direktorat

sehingga dapat dikatakan bahwa modul

Ketenagaan

disimpulkan

bahwa

pembelajaran limit dengan teori APOS
11

Departemen
Direktorat

Siliwangi Bandung, Vol 2, No.2,

Brijlall, D & Ndlovu, Z. 2013. High chool
Learne’s Mental Contruction during

September 2013-169.
Herlina,

Solving Optimisation Problems in

Elda.

2015.

Meningkatkan

Calculus: a South African Case

Advanced Mathematical Thinking

Study. South African Journal of

Mahasiswa. Infinity. Jurnal Ilmiah

Education, 33 (2), 1-18.

Program Studi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1,

Dick, W, Carey, L dan Carey, O.J. 2009.
The

Systematic

Design

of

Februari 2015, 65-83.

Instruction. USA: Pearson

Hwang,

et

al.

Multiple

2007.

Dubinsky, E. & McDonald, M. 2001.

Representation Skills and Creativity

“APOS: A Constructivist Theory of

Effect on Mathematical Problem

Learning

Solving

in

Undergraduate

Using

a

Multimedia

Mathematics Education Research”.

Whiteboard System. Educational

(Ed.).

The

Technology & society. Vol. 10 No.

Learning

of

Dalam

D.

Teaching

Holton
and

2 pp. 191-212
McGregor, D. 2007. Developing Thinking

Mathematics at University Level.
Dordrecht:

Kluwer

Developing Learning. Poland: Open

Academic

University Press.

Publishers.
2006.

Richey, C.R. dan Klein, D.J., and Tracey,

Handbook of Research on the

W. M. 2011. The Instructional

Psychology

Mathematics

Design Knowledge Base: Theory,

Education: Past, Present and Future,

Reasearch, and Practice. New

147–172. Sense Publishers. All

York: Routledge.

Gutierrez,

P.

Boero

(Eds.).

of

Sumarmo,

rights reserved.

U.

2011.

Advanced

berfikir

Mathematical Thinking dan Habit of

kreatif siswa. [Online]. Tersedia:

Mind Mahasiswa (Bahan Kuliah).

www.herdy07.wordpress.com/2010

PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Herdian

2010.

Kemampuan

/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-

Sumarmo,

Elda.

Disposisi

Melalui

Infinity.

High

Level

Thinking:

Experiments with High School and

Meningkatkan
Kreatif

Under Graduate Students Using

Penedekatan

Various Approaches and Strategies.

Berpikir

Matematis
APOS.

2013.

2009.

Mathematical

iswa/ Diakses tanggal 1 Juli 2015.
Herlina,

U.

Jurnal

Ilmiah

Makalah yang disampaikan pada

Program Studi Matematika STKIP

Seminar di UPI. Bandung: UPI.
12

dan

White, P., & Mitchelmore, M. C. 2010.

Apa,

Teaching for Abstraction: A Model.

Bagaimana

Mathematical Thinking & Learning.

dikembangkan pada Peserta Didik.

Available from: Education Research

Makalah.Tidak Dipublikasikan.

Complete, Ipswich, MA. Accessed

Sumarmo.

U.

2010.

Berpikir

Disposisi

Matematis:

Mengapa,

dan

Suratno, Tatang. 2012. Pengembangan
Kreativitas

Siswa

March 4, 2012
Yoo, S. (2008). Effects of Traditional and

Dalam

Pembelajaran Sains Di Sekolah

Problem

Dasar.

Conceptions of Proof and Pedagogy

Artikel

Sampoerna

Based

Instruction

on

in Undergraduates and Prospective

Fondation Institut.
Suryadi, D. 2012. Membangun Budaya

Mathematics Teacher, Dissertasion

Baru dalam Berpikir Matematis.

of The University of Texas at

Bandung: Rizqi Press.

Austin: Tidak Dipublikasikan.

Tall, D. 2002. Advanced Mathematical
Thinking.

Boston:

Kluwer

Academic Publisher

13