PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

54

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti badalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau
meningkatkan proses atau hasil pembelajaran di kelas.1 Penelitian Tindakan
Kelas bertujuan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan
mendorong para pendidik untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri,
agar kritis terhadap praktek tersebut, dan agar mau untuk memperbaikinya.
Penelitian Tindakan Kelas dikenal sebagai salah satu bentuk
penelitian yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik untuk memberikan
kesempatan pada guru dalam menyelesaikan masalah – masalah pembelajaran
di kelas secara cermat, sistematis, dan menggunakan kaidah – kaidah
keilmuan yang berlaku.2 Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan siklus
yang bersifat menyeluruh yang terdiri dari analisis, penemuan fakta,
konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan dan penemuan fakta tambahan
serta evaluasi.3


Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan….,hal.52
Iskandar Agung, Panduan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru,(Jakarta: Bestari Buana
Murni, 2012),hal.63-65
3
Ibid.,hal.65
1

2

54

55

Menurut Arikunto dalam Suyadi pada PTK terdiri dari 3 kata yaitu
Penellitian, Tindakan, dan Kelas. Ketiga kata tersebut memiliki makna
sebagai berikut:4
a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek sama
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian ang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan.
Penelitian

Tindakan

Kelas

memiliki


beberapa

karakteristik,

meliputi:5
a. Didasarkan pada masalah pendidik dalam instruksional.
4

Suyadi, Panduan Penelitian Kelas; Buku Wajib Bagi Para Pendidik, (Jogjakarta: Diva
Press, 2011),hal.18
5
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung: Yrama Media, 2009),hal.16

56

b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
d. Bertujuan


memperbaiki

dan

atau

meningkatkan

kualitas

praktik

intruksional.
e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dalam berbagai siklus.
Penelitian Tindakan Kelas bersifat partisipatif, karena melibatkan
pendidik dalam penelitiannya sendiri, dan kolaboratif, karena ia melibatkan
orang lain sebagai bagian dari suatu penelitian yang hasilnya dapat dinikmati
bersama. Dalam pelaksanaannya, penelitian tidak boleh mengganggu atau
menghambat kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana dipaparkan sebelumnya,

rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunakan model PTK
Kemmis & Mc. Taggart yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi
langkah – langkah sebagai berikut:6
a. Perencanaan (Plan)
b. Tindakan (Act)
c. Pengamatan (Observe)
d. Refleksi (Reflection)
Sehingga penelitian ini merupakan siklus spiral, mulai dari
perencanaan,

pelaksanaan

tindakan,pengamatan

untuk

memodifikasi

perencanaan, dan refleksi. Perencanaan iini juga merupakan penelitian


6

Sukardi, Metode penelitian Tindakan kelas; Implementasi dan pengembangannya,(Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013),hal.5

57

individual. Untuk lebih jelasnya perhatikan siklus penelitian model Kemmis
& Mc. Taggart berikut ini:
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

SIKLUS 1

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan


Perencanaan

SIKLUS 2

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

?

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Islam Sunan Giri Wonorejo Kec.
Sumbergempol Kab. Tulungagung, lokasi ini dipilih sebagai tempat
penelitian karena:
1. Peserta didik di SD Islam Sunan Giri Wonorejo Kec. Sumbergempol Kab.
Tulungagung ada yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran
matematika.


58

2. Pembelajaran Matematika yang dilakukan selama ini lebih kepada
pembelajaran konvensional yang kurang memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk berpartisipasi dalam pembelajarn.
3. Penjelasan materi mayoritas didominasi oleh guru sehingga pembelajaran
terasa membosankan bagi peserta didik dan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran sangatlah rendah.
4. Kepala sekolah dan guru memberikan dukungan penuh terhadap
pelaksanaan penelitian ini, yang merupakan proses pembelajaran dalam
rangka meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Islam Sunan
Giri Wonorejo Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung, jumlah peserta didik
ada 24 anak yang terdiri dari 13 peserta didik laki – laki dan 11 peserta didik
perempuan. Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut
dimana peserta didik kelas V telah mampu dan memiliki kemandirian dalam
mengerjakan tugas seperti tugas kelompok dan individu.
C. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas,

maka kehadiran peneliti di tempat penelitian sangat diperlukan sebagai
instrument utama. Peneliti sebagai instrument utama yang dimaksudkan
adalah penulis yang bertindak sebagai pengamat, pewawancara, pemberi
tindakan dan pengumpul data sekaligus pembuat laporan hasil penelitian.
Sebagai pemberi tindakan dalam penelitian maka peneliti bertindak
sebagai pengajar, membuat rancangan pembelajaran dan menyampaikan

59

bahan ajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti
melakukan wawancara dan mengumpulkan data – data serta menganalisis
data. Guru kelas membantu peneliti pada saat melakkukan pengamatan dan
mengumpulkan data.
D. Sumber Data
1. Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun
angka. Data merupakan unit informasi yang direkam media yang dapat
dibedakan dengan data lain, dapat dianalisis dan relevan dengan problem
tertentu.7 Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

a. Hasil pekerjaan peserta didik dalam menyelesaikan soal yang diberikan
peneliti. Hasil pekerjaan tersebut digunakan untuk melihat kemajuan
pemahaman peserta didik terhadap materi.
b. Hasil wawancara antara peneliti dengan peserta didik yang dijadikan
subjek penelitian mengenai pemehaman konsep dalam pembelajaran
Matematika.
c. Hasil dokumentasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung, kegiatan ini bertujuan untuk merekam kegiatan
peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.
d. Hasil observasi ang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru
Matematika di sekolah tersebut terhadap aktifitas praktis dan peserta didik

7

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011),hal.79

60

dengan menggunakan lembur observasi yang telah disediakan oleh
peneliti.

e. Catatan lapangan dari rangkaian kegiatan peseta didik dalam pembelajaran
tindakan selama penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data
diperoleh.8 Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber Data Primer yaitu sumber pertama dimana sebuah data
dihasilkan.9 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah peserta didik
kelas V SD Islam Sunan Giri Wonorejo Sumbergempol Tulungagung
Tahun Ajaran 2015/2016. Peserta didik yang diambil sebagai subjek
wawancara adalah sebanyak 3 peserta didik. Tiga peserta didik tersebut
sebagai sampel yang terdiri dari satu peserta didik yang mewakili peserta
didik yang berkemampuan tinggi, satu peserta didik yang mewakili peserta
didik berkemampuan sedang dan satu peserta didik yang mewakili peserta
didik berkemampuan rendah. Dari ketiga peserta didik tersebut
mempunyai kemampuan berbeda tersebut dapat diketahui tanggapan
mereka yang dapat mewakili seluruh peserta didik terhadap proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini menjadi pertimbangan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran

8

Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,(Bandung: PT.
Rineka Cipta, 2006),hal.129
9
Burhan Bungis, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikatif, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),hal.129

61

Matematika menggunakan model pembelajaran Means End Analysis
(MEA).
b. Sumber Data Sekunder
Sumber Data Sekunder yaitu sumber data kedua sesudah sumber
data primer.10 Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Aktivitas, Tempat/lokasi, dan Dokumentasi/arsip. Sumber data
primer

dan

sekunder

diharapkan

dapat

berperan

membantu

mengungkapkan data yang diharapkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan.11 Prosedur yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Metode Tes
Tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengukur suatu kemampuan.12 Pendapat lain juga mengatakan bahwa Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.13 Tes merupakan prosedur yang
sistematik dimana individu yang di tes direpresentasikan dengan suatu stimuli
jawaban mareka yang dapat menunjukkan ke dalam angka.14 Subyek dalam
hal ini adalah peserta didik kelas V harus mengisi item – item yang ada di
10

Ibid.,hal.129
Tanzeh, Metodologi penelitian.,hal.83
12
Anin,dkk,Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab,(Malang: Misykat, 2006),hal.6
13
Arikunto, Prosedur Penelitian…,hal.150
14
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008),hal.138

11

62

dalam tes yang telah direncanakan, guna untuk mengetahui tingkat
keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini, tes yang diberikan ada 2 macam yaitu:15
a. Pre Tes (tes awal), tes yang diberikan sebelum tindakan. Tujuan dari pre
tes ini adalah untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi
yang akan digunakan.
b. Pos Tes (tes akhir), yaitu tes yang diberikan setiap akhir tindakan untuk
mengetahui pemahaman peserta didik dan ketuntasan belajar peserta didik
pada masing pokok – pokok bahasan. Tujuan dari pos tes ini adalah untuk
mengetahui peningkatan pemahaman dan hasil belajar peserta didik
terhadap materi yang akan diajarkan dengan menerapkan model
pembelajaran Means Ends Analysis (MEA). Kriteria penilaian dari hasil
tes ini adalah sebagai berikut:16
Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan
Huruf
A
B
C
D
E

15

Angka
0–4
4
3
2
1
0

Angka
0 – 100
85 – 100
70 – 84
55 – 69
40 – 54
0 – 39

Angka
0 – 10
8,5 – 10
7,0 – 8,4
5,5 – 6,9
4,0 – 5,4
0,0 – 3,9

Predikat
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005),hal.100
16
Oemar Hamalik, Teknik Pengukur Dan Evaluasi Pendidikan,(Bandung: Mandar Maju,
1989),hal.122

63

Untuk menghitung hasil tes, baik pre tes maupun post test pada
proses pembelajaran menggunakan model Means Ends Analysis, digunakan
rumus pencentages correction sebagai berikut ini:17
=

× 100

Keterangan:
S

: Nilai yang dicari atau diharapkan

R

: Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N

: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100

: Bilangan tetap
Tes yang diberikan berupa tes tulis dengan bentuk uraian dan isian.

Tes tersebut disusun oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan guru bidang
studi. Pengambilan data hasil post tes dilakukan setiap akhir siklus. Adapun
instrument tes sebagaimana terlampir.
2. Metode Observasi
Secara umum, observasi diartikan sebagai penghimpunan bahan –
bahan keterangan yng dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan
objek pengamatan.18 Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau
tanpa alat bantuan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peserta
didik dan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi
Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004),hal.112
18
Pupuh Faturrahman dan Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT.Refika
Aditama, 2010),hal.86
17

64

dimaksudkan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan tindakan serta untuk menjaring data aktivitas peserta didik.
Kelebihan observasi adalah data yang diperoleh lebih dapat
dipercaya

karena

dilakukan

atas

pengamatan

sendiri.

Sedangkan

kelemahannya adalah bisa terjadi kesalahan interpretasi terhadap kejadian
yang diamati.19 Jenis observasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah
observasi terstruktur, menurut Burhan Bungin yang disebut dengan observasi
terstruktur adalah peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas, karena pada
pengamatan peneliti telah lebih dulu mempersiapkan materi pengamatan dan
instrument yang akan digunakan.20 Dalam menggunakan metode observasi
cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrument, format yang disusun berisi item – item
tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.21 Jadi
peneliti menyiapkan sebuah lembar observasi yang didalamnya mencakup hal
– hal yang akan diteliti, dan observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh
peneliti dan teman sejawat/guru.
Kritera keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan didasarkan pada table tingkat penguasaan menurut
Ngalim Purwanto sebagai berikut:22

19

Tanzeh, Metodologi Penelitian…,hal.87
Bungin, Metodologi Penelitian…,hal.143
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2013),hal.272
22
Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik…,ha.103
20

65

Tabel 3.2 Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan
Tingkat Penguasaan
90% ≤ NR ≤ 100 %
80 % ≤ NR ≤ 100 %
70 % ≤ NR ≤ 100 %
60 % ≤ NR ≤ 100 %
50 % ≤ NR ≤ 100 %

Nilai Huruf
A
B
C
D
E

Bobot
4
3
2
1
0

Predikat
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Sedangkan untuk menentukan presentase keberhasilan tindakan
didasarkan pada skor yang diperoleh dari data hasil observasi. Untuk
menghitung lembar observasi guru dan peserta didik digunakan rumus
sebagai berikut:
�%=
�=
=


× 100 %


hasil pengamatan
Xpengamatan

�1 + �2
2

Keterangan:
P (%)

= Presentase keberhasilan aktifitas guru dan peserta didik

X = rata – rata


= Jumlah rata – rata

P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
Adapun instrument observasi sebagaimana terlampir.

66

3. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.23 Menurut
Denzin dalam Rochiati wawancara adalah pemberian pertanyaan yang
diajukan secara verbal yang diajukan kepada orang yang dianggap mampu
member informasi atau penjelasan, hal ini yang dipandang perlu.24
Percakapan ini dilakukan oleh du pihak, yaitu pewawancara (peneliti) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (peserta didik dan guru) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan. Wawancara dilakukan untuk
menelusuri dan menggali pemahaman peserta didik tentang materi yang
diberikan, yang mungkin sulit diperoleh dari hasil pekerjaan peserta didik,
maupun melalui observasi. Selain itu wawancara digunakan untuk
mengetahui pendapat peserta didik saat proses belajar mengajar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur,
wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancara menetapkan
sendiri masalah dan pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan.25 Peneliti
menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden. Hasilnya
dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian.
Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran Matematika kelas
V. wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika kelas V dilakukan
untuk memperoleh data awal tentang proses pembelajaran sebelum
melakukan penelitian. Sedangkan wawancara dengan peserta didik dilakukan
23

Lexy J. Moleonng, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008),hal.186
24
Rochiati Wiridiatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007),hal.117
25
Moleong, Metodologi Penelitian…,hal.140

67

untuk menelusuri dan menggali pemahaman peserta didik tentang materi yang
diberikan.
4. Metode Angket
Angket atau questionnarire adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada peserta didik untuk diisi dan kemudian dikembalikan lagi kepada
peneliti.26 Angket dapat digunakan sebagaialat bantu dalam rangka penilaian
hasil belajar. Penyerahan angket dilakukan pada pra tindakan pembelajaran
dan setelah proses pembelajaran. Penyebaran angket bertujuan untuk
mengetahui motivasi dan respon peserta didik terhadap proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Angket dapat berupa komentar (angket terbuka) ataupun
pertanyaan – pertanyaan yang telah dilengkapi dengan jawaban, sehingga
peserta didik tinggal memilih sesuai dengan pendapatnya (angket tertutup).27
Penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup dimana jawaban
sudah ditentukan oleh peneliti, responden hanya diminta untuk memilih salah
satu alternative jawaban yang tersedia dengan karakteristik dirinya dengan
cara memberikan tanda silang pada kolom. Adapun kisi – kisi angket
motivasi sebagai berikut:28
Tabel 3.3 Kisi – Kisi Angket Motivasi Peserta Didik
No

Indikator

Nomor Item
+
1, 3, 24, 25 2, 20, 26

1.

Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2.

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam 5, 7
belajar

26

6, 8

Total
7
4

Nasution,Metode Research,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011),hal.106
Ibid.,hal.62
28
Hamzah B.Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta: Bumi Aksara,2011),hal.31
27

68

3.
4.
5.
6.

Adanya harapan dan cita – cita masa
depan
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar
Adanya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga memunngkinkan
peserta didik dapat belajar dengan baik

18, 29

9,19

4

10, 11, 12
13, 30

21, 27,28
4, 14, 15

6
5

22

6, 17, 23

4

Adapun alternative jawaban yang digunakan untuk respon positif
yaitu: setiap jawaban “sangat setuju” diberi skor 5, jawaban “setuju” diberi
skor 4, jawaban “kurang setuju” diberi skor 3, jawaban “tidak setuju” diberi
skor 2, jawaban “sangat tidak setuju” diberi skor 1 dan apabila tidak
menjawab diberi skor 0. Untuk respon yang negatif yaitu: setiap jawaban
“sangat setuju” diberi skor 1, jawaban “setuju” diberi skor 2, jawaban
“kurang setuju” diberi skor 3, jawaban “tidak setuju” diberi skor 4, jawaban
“sangat tidak setuju” diberi skor 5 dan apabila tidak menjawab diberi skor
0.29Angket diberikan setelah pembelajaran selesai yaitu setelah siklus kedua
dengan tujuan memperoleh data – data responden yang berhubungan dengan
respon peserta didik.
Tabel 3.4 Pedoman Pengisian Skor

Pernyataan Positif

Sangat
Setuju
5

Pernyataan Negatif

1

Pernyataan Sikap

4

Kurang
Setuju
3

Tidak
Setuju
2

Sangat Tidak
Setuju
1

2

3

4

5

Setuju

Analisis data angket dilakukan dengan mengkaji setiap pernyataan.
Dari tiap pernyataan diperoleh skor total dari seluruh peserta didik. Skor rata

29

Ibid.,hal.93

69

– rata setiap pernyataan diperoleh dari skor total dibagi dengan banyaknya
peserta didik. Untuk menentukan respon peserta didik, digunakan criteria
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Motivasi Peserta Didik
Tingkat Keberhasilan

Kriteria

120 – 150

Tinggi

90 – 119

Sedang

30 – 89

Rendah

Rumusnya adalah sebagai berikut:30
=

+

Keterangan:
Sr = skor rata - rata
Sp = skor positif
Sn = skor negatif
= jumlah peserta didik
Adapun instrument angket yang akan diberikan kepada peserta didik
di akhir pembelajaran sebagaimana terlampir.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan menurut Bogdan dan biklen dalam Moleong adalah
catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan
dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian

30

Acep Yonny, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas,(Yogyakarta: Familia, 2010),hal.176

70

kualitatif.31 Catatan lapangan dilakukan selama penelitian berlangsung
meliputi suasana kelas, aktivitas guru, peserta didik yang tidak terekam dalam
lembar observasi. Catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data
penilaian.32 Catatan lapangan dibuat dengan tulisan tangan si peneliti, yang
hanya dimengerti oleh dirinya saja. Orang lain akan mengalami kesulitan
untuk membacanya karena penuh dengan singkatan – singkatan atau symbol
– symbol dan kode – kode.33
Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk melengkapi
data yang tidak terekam dalam instrument pengumpulan data yang ada dari
awal tindakan sampai akhir tindakan. Dengan demikian diharapkan tidak ada
data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini.
6. Dokumentasi
Dokumentaasi, dari asal katanya yang artinya barang – barang
tertulis.34 Di dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda –
benda tertulis seperti buku – buku, raport peserta didik, majalah, dokumen,
peraturan – peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainnya.
Di lingkungan sekolah, biasanya dijumpai dokumen – dokumen yang
tersusun rapid an teratur. Hal ini akan sangat membantu peneliti untuk
berkomunitas dengan sekolah dalam rangka meningkatkan kelas dan sekolah.
Untuk lebih memperkuat hasil penelitian ini, peneliti menggunakan
dokumentasi berupa foto – foto pada saat peserta didik melakukan proses
Moleong,Metodologi Penelitian…,hal.209
Purwanto,Prinsip – prinsip…,hal.209
33
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),hal.197 - 199
34
Arikunto, Prosedur Penelitian…,hal.201
31

32

71

pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Means End Analysis.
Adapun untuk data dokumentasi tindakan sebagaimana telah terlampir.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Suprayogo dalam Ahmad Tanzeh analisis data adalah
rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran,
dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis, dan
ilmiah.35 Analisi data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah
pengumpulan data. Analisis data dapat dilakukan pada saat refleksi dari siklus
penelitian. Data yang digunakan berasal dari hasil pekerjaan tes peserta didik,
hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
penelitian, memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam
penelitian, memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian dan bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasinya dan
saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya.
Salah satu teknik analisis data yang akan digunakan meliputi
kegiatan mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan dan verifikasi
data.
1. Mereduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi pemfokusan, dan pengabstrakan data mentah menjadi data yang
bermakna.36 Kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan
semua data yang diperoleh mulai dari awal pengumpulan data sampai
35
36

Tanzeh, Metodologi Penelitian…,hal.95 – 96
Ibid.,hal 29

72

penyusunan laporan penelitian. Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan

pengumpulan

data

selanjutnya

dan

mencarinya

bila

diperlukan.37 Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang jelas
sehingga

peneliti

dapat

menarik

kesimpulan

yang

dapat

dipertanggungjawabkan.
2. Hasil tes, transkip hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil catatan
lapangan dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang
jelas. Untuk memperoleh informasi yang jelas dari data – data tersebut,
dilakukan reduksi data. Reduksi dilakukan dengan menggunakan
pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan dan transformasi kasar
yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Hal ini
dilakukan

untuk

memperoleh

informasi

yang

benar

dan

dapat

dipertanggungjawabkan.
3. Penyajian data merupakan kegiatan menyajikan hasil reduksi data secara
naratif sehingga memungkinkan penarikan simpulan dan keputusan
pengambilan tindakan. Data yang sudah terorganisir ini dideskripsikan
sehingga bermakna baik dalam bentuk narasi, grafi, maupun tabel.38 Hal
ini diharapkan dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksud adalah uaraian proses
kegiatan pembelajaran, serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari

37

Sugiyono,Metodologi Penelitian Kualitatif
2008),hal.247
38
Moleong,Metodologi Penelitian…,hal.247

dan

Kuantitatif,(Bandung:

Alfabeta,

73

pemberian tindakan. Informasi ini diperoleh dari perpaduan data hasil
observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes.
4. Penariakan simpulan/verifikasi dilakukan berdasarkan data yang telah
disajikan, dan merupakan kegiatan pengungkapan akhir dari hasil
penelitian masih perlu diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kesesuaian
makna – makna yang muncul dari data.39 Selanjutnya apabila penarikan
kesimpulan dirasakan tidak kuat, maka perlu adanya verifikasi ulang dan
peneliti kembali mengumpulkan data lapangan.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini
difokuskan pada peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran Matematika, dengan menggunakan teknik pemeriksaan tiga
cara dari sepuluh cara yang dikembangkan Moleong, yaitu; ketekunan
pengamatan, trianggulasi, pengecekan teman sejawat, yang akan diuraikan
sebagai berikut:40
1. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan carapeneliti mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci dan terus – menerus selama proses penelitian.
Kegiatan ini diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif dan aktif.
Dalam kegiatan ini supaya terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan
sepert subjek berdusta, menipu, atau berpura – pura.

39
40

Purwanto,Prinsip – Prinsip dan Teknik…,hal.103
Moleong, Metodologi Penelitian…,hal.127

74

2. Trianggulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data. Untuk
keperluan

pengecekan

keabsahan

data

atau

sebagai

perbandingan.

Trianggulasi dilakukan dalam membandingkan hasil wawancara dan hasil
observasi.
3. Pengecekan teman sejawat
Pengecekan

teman

sejawat

yang

dimaksud

disini

adalah

mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan dosen pembimbing atau
teman mahasiswa yang sedang atau telah mengadakan penelitian kualitatif
atau pula orang yang berpengalaman mengadakan penelitian kualitatif. Hal
ini dilakukan dengan harapan peneliti mendapatkan masukan – masukan baik
dari metodologi maupun konteks penelitian. Disamping itu, peneliti juga
senantiasa berdiskusi dengan teman pengamat yang ikut terlibat dalam
pengumpulan data untuk merumuskan kegiatan pemberian tindakan
selanjutnya.
H. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan tindakan ini akan dilihat dari indikator proses
dan indikator hasil belajar pemahaman. Indikator proses yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar peserta didik terhadap
materi mencapai 75% dan peserta didik yang mendapatkan 75 setidaknya
75% dari jumlah seluruh peserta didik.







� �− � �

=

�ℎ




× 100

75

Untuk memudahkan dalam mencari tingkat keberhasilan tindakan,
sebagaimana yang dikatakan oleh E. Mulyasa bahwa:
“Kualitas pembelajaran didapat dari segi proses dan dari segi hasil.
Dari segi proses pembelajaran diketahui berhasil dan berkualitas
apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta
didik terlibat secara aktif baik secara fisik, mental, maupun sosial
dalam proses pembelajaran. Di samping itu, menunjukkan kegairahan
belajar yang tinggi, semangat yang besar dan percaya diri. Sedangkan
dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi
perubahan tingkah laku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya
atau sekurang-kurangnya 75%.”41
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika 75% dari peserta
didik telah mencapai nilai minimal 75 dalam pelajaran Matematika dan
apabila melebihi dari nilai minimal hasil belajar dikatakan penelitian ini telah
tuntas. Hal ini didasarkan pada pernyataan E. Mulyasa diatas, dimana kelas
yang dikatakan berhasil (mencapai ketuntasan) jika paling sedikit 75% dari
jumlah peserta didik mendapatkan nilai 75. Penempatan 75 didasarkan atas
hasil diskusi dengan guru kelas V dan kepala sekolah serta teman sejawat
berdasarkan tingakat kecerdasan peserta didik dan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang digunakan di SD Islam Sunan Giri Wonorejo
Kec.Sumbergempol

Kab.Tulungagung

dan

setiap

siklus

mengalami

peningkatan nilai.
Indikator proses pembelajaran yang ditetapkan dalam penelitian ini
adalah jika keterlibatan guru dan peserta didik pada proses pembelajaran
mencapai 75% (berkriteria cukup). Indikator proses pembelajaran dalam
penelitian ini akan dilihat dari prosentase keberhasilan tindakan yang
41

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005),hal.101-102

76

didasarkan pada data skor yang diperoleh dari hasil observasi gurupeneliti
dan peserta didik.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan didasarkan pada
tabel berikut:42
Tabel 3.6 Tingkat Penguasaan (Taraf Keberhasilan Tindakan)
Tingkat Penguasaan
90% ≤
≤ 100%
80% ≤
≤ 90%
70% ≤
≤ 80%
60% ≤
≤ 70%
0% ≤
≤ 60%

Nilai Huruf
A
B
C
D
E

Bobot
4
3
2
1
0

Predikat
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Dengan mengguanakan rumus sebagai berikut:43

Keterangan:

�=

× 100

NP

= nilai persen yang dicari atau yang diharapkan

R

= skor mentah yang diperoleh

SM

= skor maksimum ideal sari tes yang bersangkutan

100

= bilangan tetap

I. Tahap – Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian ini disajikan kegiatan pratindakan dan kegiatan
pelaksanaan tindakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan memuat: perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap refleksi. 44

Purwanto,Prinsip – prinsip dan teknik...,hal.103
Ibid.,hal.102
44
Arikunto,Penelitian Tindakan…,hal.20

42
43

77

1. Tahap Pendahuluan (Pra-Tindakan)
Kegiatan pra – tindakan sebagai langkah awal untuk mengetahui dan
mencari informasi tentang permasalahan dalam pembelajaran Matematika.
Kegiatan yang dilakukan dalam pra – tindakan adalah menetapkan subjek
penelitian dan membentuk kelompok belajar yang heterogen dari segi
kemampuan akademik dan jenis kelamin.
Penelitian ini dimulai dengan tindakan pendahuluan atau refleksi
awal. Pada refleksi awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Islam Sunan Giri Wonorejo
Sumbergempol Tulungagung untuk melaksanakan penelitian di SD Islam
tersebut.
b. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika tentang
permasalahan yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung serta
penerapan model pembelajaran maens end analysis pada pokok bahasan
bangun datar trapesium dan layang – layang.
c. Menentukan subyek penelitian peserta didik kelas V SD Islam Sunan Giri
Wonorejo Sumbergempol Tulungagung.
d. Melakukan

observasi di kelas V SD Islam Sunan Giri Wonorejo

Sumbergempol Tulungagung.
e. Membuat soal tes awal.
f. Menentukan sumber data dan subyek penelitian.
g. Melakukan tes awal di kelas yang menjadi subyek penelitian.

78

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan tindakan ini berdasarkan pada observasi awal yang
menjadi perencanaan tindakan dengan mengidentifikasi permasalahan yang
ada kemudian tindakan pemecahan masalah yang dipandang tepat.45.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Nilai matematika
pada tes sebelumnya (tes awal) merupakan hasil awal. Sedangkan observasi
awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat untuk diberikan dalam
rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran matematika.
Pada peneliti ini dibagi menjadi 4 tahapan. Tahapan – tahapan yang
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam satu siklus terdiri dari
empat tahap meliputi: tahap perencanaan (plan), tahap pelaksanaan (act),
tahap perencanaan (observe), dan tahap refleksi.46
Uraian masing – masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Menyusun

rancangan

pembelajaran

yang

mengacu

pada

model

pembelajaran means ends analysis.
2) Menentukan tujuan pembelajaran.
3) Menyiapkan materi yang akan disajikan
45

Kokom Komalasari,Pembelajaran Kontekstual,(Bandung: PT Refika Aditama,
2011),hal.61-62
46
Komalasari, Pembelajaran Kontekstual...,hal.65

79

4) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika pembelajaran tersebut diaplikasikan.
5) Membuat atau mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam
rangka memperlancar proses pembelajaran.
6) Menemui guru kelas untuk mengkondisikan program kerja dalam
pelaksanaan tindakan.
Penelitian tindakan kelas ini berlandaskan prinsip kolaborasi antara
peneliti dan mata pelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyamaan
persepsi antara peneliti dan guru mata pelajaran selaku mitra penelitian agar
pemberian tindakan benar – benar efektif dan efisien. Penyamaan persepsi ini
meliputi perencanaan dan pelaksanaanya.
b. Tahapan pelaksanaan tindakan
Tahap ini merupakan

langkah pelaksanaan rencana yang telah

disusun peneliti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
1) Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran.
2) Mengadakan tes awal
3) Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi.
4) Melaksanakan analisis evaluasi.
Tindakan

pembelajaran

yang

dilakukan

diusahakan

tidak

mengganggu kebebasan peserta didik dalam berkreasi. Kebebasan berkreasi
ini penting sebagai salah satu syarat untuk memberikan kesempatan peserta
didik mengekspresikan gagasan secara optimal.

80

c. Tahap pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran
atau tindakan. Tujuan diadakannya pengamatan untuk mengenali, merekam,
dan mendokumentasikan semua indikator baik proses maupun hasil
perubahan yang terjadi sebagai akibat dari tindakan yang direncanakan dan
sebagai efek samping.
Kegiatan pengamatan meliputi: 1) perencanaan pembelajaran yang
telah direncanakan peneliti dan guru, 2) pelaksanaan proses mengajar, 3)
motivasi, sikap peserta didik dalam proses belajar, 4) hasil pembelajaran
berupa kemampuan peserta didik. Kegiatan – kegiatan yang merupakan
tindakan proses dan hasil tindakan dalam pembelajaran diamati dengan
menggunakan instrumen yang telah disediakan dan kemudiandicatat dengan
seksama. Data tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk penyusunan
tindakan pada siklus berikutnya.
d. Tahap refleksi
Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan introspeksi
diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan. Dengan
demikian, refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan
dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi inilah suatu perbaikan tindakan
selanjutnya di tentukan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah:
1) Menganalisa hasil pekerjaan peserta didik.
2) Menganalisa hasil wawancara.

81

3) Menganalisa hasil angket peserta didik.
4) Menganalisa lembar observasi peserta didik.
5) Menganalisa lembar observasi peneliti.
Dari hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan apakan kriteria yang telah di tetapkan
tercapai atau belum. Jika sudah tercapai dan telah berhasil maka siklus
tindakan berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada siklus tindakan
tersebut, maka peneliti mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki
kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS III SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS III SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 3 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

2 4 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD ISLAM SUNAN GIRI WONOREJO SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1