LKj Kabupaten Kerinci Tahun 2016 | Kabupaten Kerinci
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI
1. KEDUDUKAN DAN LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Kerinci secara yuridis dibentuk berdasarkan UndangUndang Nomor 58 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat
Nomor 21 Tahun 1957 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II dalam
Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Tengah sebagai UndangUndang. Selanjutnya pada tahun 2008, wilayah Kabupaten Kerinci
dimekarkan dengan dibentuknya Kota Otonom Sungai Penuh berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai
Penuh di Provinsi Jambi.
Kabupaten Kerinci merupakan salah satu wilayah yang terletak pada
ujung barat
Provinsi Jambi, tepatnya terletak diantara 01°40’ sampai
dengan 02°26’ Lintang Selatan dan diantara 101°08’ sampai dengan
101°50’ Bujur Timur, dengan luas wilayah berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 24 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032
adalah 332.807Ha atau 3.328,07 Km2, yang terdiri dari 199.088,480 Ha atau
59,82 persen merupakan Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
dan 133.715,52 Ha atau 40,18 persen merupakan kawasan budidaya dan
permukiman, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1.
Luas Wilayah Kabupaten Kerinci Menurut
Kecamatan Keadaan Tahun 2016
Luas
No. Kecamatan
1
2
3
4
5
6
Gunung Tujuh
Kayu Aro
Kayu Aro Barat
Gunung Kerinci
Siulak
Siulak Mukai
Wilayah
(Ha)
%
TNKS (Ha)
%
Lahan
Budidaya (Ha)
%
15.963
11.517
20.665
30.687
14.287
27.431
4,80
3,46
6,21
9,22
4,29
8,24
11.002,360
5.948,530
12.130,180
13.317,450
6.953,530
20.486,210
5,526
2,988
6,093
6,689
3,493
10,290
4.960,64
5.568,47
8.524,82
17.369,55
7.333,47
6.944,79
3,71
4,16
6,38
12,99
5,48
5,19
1
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Luas
No. Kecamatan
7
Wilayah
(Ha)
%
TNKS (Ha)
%
Lahan
Budidaya (Ha)
%
1.415
0,43
-
-
1.415,00
1,06
21.087
6,43
16.961,550
8,520
4.125,45
3,09
18.229
5,48
11.479,360
5,766
6.749,64
5,05
2.913
5.807
22.626
36.484
21.294
34.763
47.646
0,88
1,74
6,80
10,96
6,40
10,45
14,3
551,010
1.996,600
16.872,300
23.412,920
10.336,590
16.105,300
31.534,590
0,277
1,003
8,475
11,760
5,192
8,090
15,839
2.361,99
3.810,40
5.753,70
13.071,08
10.957,41
18.657,70
16.111,41
1,77
2,85
4,30
9,78
8,19
13,95
12,05
332.814 100,00 199.088,48
100,00
133.715,52
100,00
Air Hangat
Barat
Air Hangat
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Air Hangat
Timur
Depati VII
Sitinjau Laut
Danau Kerinci
Keliling Danau
Bukit Kerman
Gunung Raya
Batang
Merangin
Total
Sumber : Hasil Perhitungan Peta Dasar Digital Kabupaten Kerinci Tahun 2012
Dari sisi administrasi wilayah, Kabupaten Kerinci berbatasan
langsung dengan beberapa Provinsi, Kabupaten dan Kota, yaitu:
a.
Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Solok Selatan
Provinsi Sumatera Barat;
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi dan Kabupaten Muko-muko Provinsi Bengkulu:
c.
Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bungo dan
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. dan
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesisir Selatan
Provinsi Sumatera Barat dan Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi.
Secara tofografi, wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah
pegunungan yaitu terletak di gugus Bukit Barisan dengan bentangan
wilayah dari Gunung Kerinci sampai ke Gunung Raya, yang berada pada
ketinggian 500-3805 m dpl, yang beriklim tropfis dan berhawa sejuk,
dengan suhu rata-rata berkisar 22 derajat Celcius, serta memiliki
karakteristik wilayah yang bergelombang, dengan dominasi perbukitan dan
membentuk enclave yang sangat luas, yang sebahagian besarnya ditutupi
hutan lebat yang alami.
2
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Sementara dari kondisi dilapangan, secara topografi Kabupaten
Kerinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Ketinggian Lahan
Ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Kerinci bervariasi, berupa
perbukitan dan pegunungan. Sekitar 45,89% wilayah terletak pada
ketinggian 1.000-1.500 mdpl dengan luas 152.757 Ha, sekitar 0,25%
wilayah atau seluas 848 Ha berada pada ketinggian diatas 2.500 mdpl,
dan sekitar 1,06% wilayah atau seluas 3.535 Ha berada antara 0-500
mdpl.
b.
Kemiringan Lahan
Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki 5 klasifikasi lereng, yakni
Wilayah datar dengan kemiringan 0-8%, wilayah dengan kemiringan
8-15%, wilayah bergelombang/berbukit dengan kemiringan 15-25%,
wilayah cukup curam dengan kemiringan 25-40%, dan wilayah curam
dengan kemiringan >40%. Sekitar 35,53% atau hampir separuh wilayah
Kabupaten
Kerinci
merupakan
dataran
bergelombang
dengan
kemiringan 15-25%. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar
hanya mencapai 26,55% sampai dengan 24,75% terdiri dari kemiringan
0-8% dan 8-15%.
Rincian data tentang klasifikasi lereng di Kabupaten Kerinci,
dapat terlihat sebagaimana pada tabel 1.2 dibawah ini :
Tabel 1.2.
Klasifikasi Lereng Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2016
No.
Kecamatan
Klasifikasi Lereng (Luas Ha)
0-8%
8-15%
15-25%
25-40%
>40%
1
Gunung Tujuh
5.453
3.016
4.923
1.647
890
2
Kayu Aro
6.236
2.665
1.696
529
388
3
Kayu Aro Barat
5.311
7.419
7.526
361
13
4
Gunung Kerinci
5.452
9.225
11.988
4.007
-
5
Siulak
2.650
3.964
5.938
1.733
-
6
Siulak Mukai
9.621
5.723
8.789
3.207
86
7
Air Hangat Barat
876
129
409
-
-
8
Air Hangat
4.350
4.408
9.706
2.569
48
9
Air Hangat Timur
2.866
5.014
7.177
2.839
344
10
Depati VII
1.498
995
401
5
-
3
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
11
Sitinjau Laut
3.052
493
2.085
172
-
12
Danau Kerinci
5.428
2.591
10.218
4.252
124
13
Keliling Danau
8.349
10.027
10.427
6.496
1.165
14
Bukit Kerman
7.782
4.540
6.769
2.436
-
15
Gunung Raya
12.992
8.516
9.637
4.657
86
16
Batang Merangin
6.406
13.594
20.507
5.651
88
88.328
82.325
118.202
40.566
3.235
Total
Sumber :BAPPEDA Kab. Kerinci Tahun 2016
Secara geologi, struktur dan karakteristik Kabupaten Kerinci
berada dalam sistem patahan (sesar) Sumatera yaitu sesar semangko
yang membelah pulau Sumatera menjadi dua bagian mulai dari
Lampung Sampai Aceh. Sebagian besar (98,44%) wilayah Kabupaten
Kerinci merupakan daerah pegunungan yang membentang dari Gunung
Kerinci sampai Gunung Raya yang berada pada ketinggian 500 mdpl3.805 mdpl merupakan bagian dari bukit barisan. Kemudian sekitar
81,22% wilayah terletak pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Selain itu
Kabupaten Kerinci terletak di daerah dataran rendah 500-1.000 m dpl
seluas 72.246 Ha (17, 20%) berketinggian antara 500-1.000 m dpl,
dengan rata-rata curah hujan pertahun yang cukup tinggi.
Dari aspek hidrologi, Kabupaten Kerinci memiliki beberapa
sumber air yang sangat potensial, yang terdiri dari potensi makrohidro
(kapasitas > 10 MW), terdapat di Kecamatan Batang Merangin yang
memanfaatkan aliran dan debit air Sungai Batang Merangin dengan
kapasitas 180 MW. Kemudian Potensi Minihidro (kapasitas 1 MW s/d
< 10 MW) antara lain terdapat di Sungai Napal Melintang, Sungai
Sangir di lokasi Air Terjun Telun Berasap, Sungai Buai di lokasi Air
Terjun Pancuran Aro dan beberapa lokasi lainnya. Sedangkan potensi
listrik mikrohidro tersebar di berbagai lokasi di Kabupaten Kerinci,
seperti Sungai Pondok Batang Merangin, Sungai Kuning Renah
Pemetik, Sungai Batu di Talang Kemulun serta potensi energi yang
berasal dari air terjun.
Gambaran data dan informasi tentang sebaran potensi dibidang
hidrologi yang dimiliki oleh Pemeerintah Kabupaten Kerinci, dapat
disajikan sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini.
4
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Tabel 1.3.
Data Potensi Bidang Hidrologi
Pemerintah Kabupaten Kerinci
NO
KAPASITAS
(Mega Watt)
POTENSI
Air Terjun Telun Berasap di Kecamatan
Gunung Tujuh
Air Terjun Pancuran Tujuh di Kecamatan
Siulak
Air Terjun Sungai Medang di Kecamatan
Air Hangat Timur
Air Terjun Pancuran Rayo di Kecamatan
Keliling Danau
Air Terjun Bedeng IV di Kecamatan Batang
Merangin
Air Terjun Batu Namura di Kecamatan
Batang Merangin
1.
2
3.
4.
5.
6.
KET.
7
4,5 – 6
2- 3
2 - 3,2
1,5 – 2
5 - 6,2
Sumber : Dokumen RTRW Kab Kerinci 2012-2032
2. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH
Berdasarkan karakteristik wilayah Kabupaten Kerinci, dapat
diidentifikasikan beberapa wilayah strategis yang memiliki potensi –
potensi
untuk
dikembangkan,sebagaimana
tertuang
dalam
RTRW
Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032, yaitu :
1.
Kawasan Agropolitan di Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya
Tanaman hortikultura merupakan salah satu komoditas dalam
sub sektor tanaman pangan yang memberikan kontribusi terbesar
dalam struktur PDRB Kabupaten Kerinci. Tanaman hortikultura pada
umumnya terkosentrasi di beberapa wilayah saja, seperti di
Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya.
Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa potensi dan
lokasi budidaya tanaman hortikultura ini ditentukan oleh daya
dukung dan kesesuaian lahannya, dan merupakan wujud keunggulan
atau spesialisasi wilayah kecamatan tersebut. Dalam perencanaan
pengembangannya diharapkan Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya
dapat menjadi kawasan agropolitan yang menopang kegiatan sektor
perekonomian wilayah secara komprehensif bagi Kabupaten Kerinci
dimasa mendatang.
5
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
2.
Kawasan Agropolitan di Kecamatan Gunung Raya dan
sekitarnya
Tanaman tahunan di Kabupaten Kerinci masih didominasi oleh
komoditas tanaman kayu manis, dengan rata-rata luas tanam 40.722
Ha, diikuti oleh tanaman kopi (6.402 Ha), dan teh yang yang
merupakan perkebunan dan dikelola oleh PTPN VI Kayu Aro seluas
2.265 Ha. Melihat dari kondisi ini, dapat disimpulkan bahwa tanaman
kayu manis masih merupakan komoditas unggulan di Kabupaten
Kerinci, karena luas tanamnya per tahun mengalami peningkatan
yang cukup baik. Dan pada umumnya tanaman kayu manis ini hanya
terkosentrasi pada wilayah-wilayah tertentu di Kabupaten Kerinci,
seperti Kecamatan Gunung Raya dan sekitarnya sebagai kawasan
agropolitan.
3. Kawasan Minapolitan di Danau Kerinci
Budidaya perikanan di Kabupaten Kerinci pada umumnya
terkosentrasi di Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling
Danau. Kondisi ini terlihat dari tingginya produksi ikan di tiga
wilayah ini, yaitu 159,69 Ton di Kecamatan Keliling Danau dan
139,98 Ton di Kecamatan Danau Kerinci (BPS Tahun 2010).
Dilihat dari kondisi alamnya, kedua wilayah tersebut
merupakan wilayah kecamatan yang berada di sisi Danau Kerinci,
yang menjadi lokasi budidaya perikanan Perairan umum. Dan
kawasan di sekeliling Danau Kerinci ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan sebagai kawasan Minapolitan dimasa mendatang
dalam rangka meningkatkan perkonomian masyarakat Kabupaten
Kerinci di Sektor Perikanan.
4. Kota Terpadu Mandiri di Kecamatan Siulak dan sekitarnya
Kawasan perkotaan di Kecamatan Siulak merupakan suatu
kawasan yang dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci
sebagai pusat pemerintahan dan jasa. Dalam perkembangannya
dimasa mendatang diperlukan dukungan dan kontribusi wilayah
hinterlandnya dalam rangka mewujudkan pusat pertumbuhan baru di
Kabupaten Kerinci.
6
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Untuk mencapai tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci
menetapkan beberapa bagian dari wilayah Kecamatan Siulak dan
Kecamatan Gunung Kerinci sebagai suatu kawasan pertumbuhan
baru dengan menetapkan areal lokasi transmigrasi didalamnya
menjadi Kota Terpadu Mandiri di Kabupaten Kerinci.
5. Kota Terpadu mandiri di Kecamatan Bukit Kerman dan
sekitarnya
Dalam upaya mengurangi ketimpangan wilayah di Kabupaten
Kerinci, khususnya wilayah bagian timur dan barat kabupaten, maka
di wilayah bagian timur perlu dipacu perkembangannya. Salah satu
upaya
yang
dilakukan
adalah
mengalokasikan
suatu
pusat
pertumbuhan baru di wilayah Kecamatan Bukit Kerman.
Pengembangan areal lokasi transmigrasi merupakan salah satu
rencana solusi dalam mengupayakan percepatan wilayah tersebut
menjadi suatu pusat permukiman baru di Kabupaten Kerinci dengan
berbasis komoditas perkebunan yang terintegrasi dalam sistim Kota
Terpadu Mandiri.
6. Kota Terpadu Mandiri Air Hangat Barat dan Sekitarnya
Pengembangan KTM Air Hangat Barat dilakukan dalam
rangka menopang pengembangan Ibukota Kabupaten Kerinci dimasa
mendatang. Pengembangan wilayah Air Hangat Barat diupayakan
untuk
menjadi
lokasi
permukiman
baru
sebagai
antisipasi
keterbatasan lahan di pusat pemerintahan (perkotaan Siulak).
7. Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kecamatan Batang
Merangin
Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Kerinci di Batang Merangin merupakan salah satu upaya dalam
memenuhi kebutuhan energi listrik untuk Kabupaten Kerinci dan
Propinsi Jambi dan merupakan kegiatan proyek dengan investasi
skala
besar
yang
berpengaruh
terhadap
pola
dan
struktur
perkembangan wilayah Kabupaten Kerinci.
Dengan adanya kegiatan pembangunan PLTA ini akan
menimbulkan perubahan kondisi fisik wilayah, sosial ekonomi
7
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, lokasi PLTA ini
menjadi suatu hal yang sangat penting dipertimbangkan oleh
Pemerintah Kabupaten Kerinci dengan menjadikannya sebagai suatu
kawasan khusus dalam penataan ruang wilayah.
3. KONDISI DEMOGRAFI
a. Jumlah dan Sebaran Penduduk
Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus sebagai
objek atau pelaku kegiatan pembangunan. Keberadaan dan peran
ganda demikian sehingga menempatkan penduduk pada posisi sentral
dalam setiap langkah kebijakan dalam strategi pembangunan. Jumlah
penduduk yang besar hendaknya harus disertai dengan kualitas yang
tinggi sehingga keberadaannya dapat menjadi modal penggerak proses
pembangunan, seperti dijelaskan Tabel berikut ini.
Tabel 1.4.
Jumlah dan Sebaran Penduduk Kabupaten Kerinci
Tahun 2016
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Kecamatan
Gunung Raya
Bukit Kerman
Batang Merangin
Keliling Danau
Danau Kerinci
Sitinjau Laut
Air Hangat
Air Hangat Timur
Depati VII
Air Hangat Barat
Gunung Kerinci
Siulak
Siulak Mukai
Kayu Aro
Gunung Tujuh
Kayu Aro Barat
Jumlah
Jenis Kelamin
LakiPerempuan
laki
4.001
5.729
5.856
10.662
7.876
6.962
5.426
8.787
7.177
4.162
6.155
20.282
5.742
10.626
7.939
10.324
127.706
3.969
5.797
5.634
11.499
7.986
7.218
5.742
9.060
7.733
4.305
5.850
10.236
5.540
10.092
7.389
10.045
118.095
Jumlah
(jiwa)
7.970
11.526
11.491
22.161
15.862
14.180
11.168
17.847
14.910
8.467
12.005
20.518
11.282
20.718
15.328
20.369
235.802
Luas
Wilayah
(km2)
Kepadatan
Penduduk /
Km2
34.763
21.294
47.646
36.484
22.626
5.807
21.087
18.229
2.913
1.415
30.687
14.287
27.431
11.517
15.963
20.665
0,23
0,55
0,25
0,61
0,70
2,44
0,53
0,97
5,11
5,98
0,39
1,44
0,42
1,79
0,96
0,98
332.814
Sumber : Diolah dari data BPS Kabupaten Kerinci, 2015
Berdasarkan tabel diatas, tingkat kepadatan penduduk terendah
pada Tahun 2016 berada di Kecamatan Gunung Raya yakni 0,23
orang per km2. Sedangkan Kecamatan Air Hangat Barat memiliki
8
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
tingkat kepadatan penduduk tertinggi pada tahun 2016, yakni dengan
rataan 5,98 jiwa per km2.
b. Struktur Usia Penduduk
Struktur usia penduduk menggambarkan sebaran penduduk
berdasarkan kelompok usianya yang secara garis besarnya terbagi ke
dalam tiga yaitu usia belum produktif, usia produktif dan usia tidak
produktif /usia lanjut. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun
umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena
secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang
menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65tahun juga
dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun.
Pendudukusia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap
sudah produktif.
Grafik 1.1.
Struktur usia penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2016
Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2016
Proporsi penduduk usia belum produktif mencapai 63.277 jiwa
atau 26,73 persen dari total jumlah penduduk. Selanjutnya pada
kelompok tidak produktif terdapat sekitar 14.730 jiwa atau 6,22
persen. Kemudian untuk kelompok usia produktif terdapat sekitar
158.755 jiwa atau 67,05 persen total jumlah penduduk. Kelompok usia
9
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
inilah yang berpotensi menjadi engine of growth bagi perekonomian
kita, menjadi kelompok penanggung beban bagi kelompok belum
produktif dan tidak produktif. Kelompok ini juga yang diharapkan
dapat bekerja secara produktif dalam mendorong peningkatan
aktivitas ekonomi guna memperoleh pendapatan yang layak untuk
membiayai kehidupan masyarakat. Selanjutnya, untuk usia reproduksi
pada kaum perempuan atau usia 15-49 Tahun sebanyak 125.330 atau
52,94
persen
dari
jumlah
penduduk
secara
keseluruhan.
Konsekuensinya tentu harus tersedianya lapangan kerja yang
mencukupi dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki guna
memaksimalkan
peluang
dalam
bekerja
dan
meningkatkan
penghasilan atau pendapatan menuju peningkatan kesejahteraan
hidup, serta meningkatkan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat.
Cara penyajian lain dari struktur umur penduduk adalah
Piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah
penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan
menunjukkan
banyaknya
penduduk
laki-laki
dan
penduduk
perempuan menurut umur. Dengan melihat gambar piramida
penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur penduduk dan
implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk
(baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia)
sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan
kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan.
Seperti terlihat pada grafik berikut ini :
10
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Grafik 1.2.
Kelompok Umur
Piramida Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2016
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
15000
Wanita
Pria
10000
5000
0
5000
Jumlah Penduduk
Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2016
10000
15000
4. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa setiap Pemerintah Daerah baik
Provinsi maupun Kabupaten/Kota menyelenggarakan urusan pemerintahan
yang terdiri dari urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar, urusan
wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar, serta urusan pilihan.
Penyelenggaraan urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar
berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
Urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar maupun urusan
wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kabupaten Kerinci berdasarkan Undang-Undang dimaksud,
meliputi antara lain :
1. Penyelenggaraan Pendidikan;
2. Penanganan bidang kesehatan;
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5. Ketentraman, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
11
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
6. Sosial dan tenaga kerja
7. Pemberdayaan masyarakat dan desa serta pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak;
8. Ketahanan pangan;
9. Lingkungan hidup;
10. Pengendalian pendudukan dan keluarga berencana;
11. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
12. Koperasi, usaha kecil dan menengah;
13. Perhubungan, komunikasi dan informatika;
14. Penanaman modal;
15. Kepemudaan dan olahraga;
16. Kebudayaan;
17. Perpustakaan dan kearsipan;
18. Serta urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundangundangan;
Sedangkan yang menjadi urusan yang bersifat pilihan meliputi
urusan pemerintahan yang secara nyata dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi
unggulan daerah yang ada di Kabupaten Kerinci.
Guna melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan diatas,
Pemerintah Kabupaten Kerinci ditunjang oleh beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,
yang terdiri dari Sekretariat Daerah dengan 3 Asisten dan 10 Bagian,
Sekretariat DPRD, Inspektorat Kabupaten, 4 Badan, 17 Dinas, 1 RSUD dan
16 Kecamatan serta 2 Kelurahan.
B. ISU STRATEGIS DAERAH
Isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah dalam rangka untuk
melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi
isu yang tepat dan bersifat strategis, dapat meningkatkan akseptabilitas
12
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
prioritas pembangunan daerah, dapat dilaksanakan dan secara moral serta
etika birokrasi dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam
merumuskan
isu
strategis
dilakukan
melalui
analisis
lingkungan eksternal terhadap proses perencanaan. Pemerintahan daerah yang
tidak merumuskan kebijakannya dan lalu menyelaraskannya dengan isu
strategisnya,
dikuatirkan
akan
menghadapi
kegagalan
dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangannya
sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara pemerintah dan
pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis
diperlukan analisis terhadap berbagai permasalahan pembangunan yang ada.
Dari hasil analisis permasalahan pembangunan sebagaimana tersebut diatas,
dan terkait dengan posisi Kabupaten Kerinci sebagai salah satu kabupaten di
Provinsi Jambi, maka rumusan isu-isu strategis yang perlu mendapat
perhatian dan tindak lanjut pemecahan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
kedepan.
Terkait dengan hal-hal tersebut diatas, maka isu-isu strategis yang
perlu mendapatkan perhatian dan solusi oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci
terkait dengan bidang pembangunan dalam 5 (lima) tahun kedepan, meliputi :
1. Isu-isu Lokal
Isu-isu strategis yang menjadi kendala dalam konteks lokal dan
dapat menjadi kendala/hambatan dalam proses perumusan kebijakan
penyusunan
dokumen
rencana
pembangunan
daerah
maupun
implementasinya, antara lain meliputi : (i) masih rendah sumber daya
aparatur dalam pemahaman berbagai regulasi yang terkait dengan
perumusan dokumen perencanaan pembangunan daerah; (ii) koordinasi
antar SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Kerinci belum berjalan
secara maksimal; (iii) kualitas dan kuantitas data dan informasi yang
dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan perencanaan pembangunan,
masih belum akurat; (iv) sering terjadinya mutasi sumber daya aparatur
perencana, sehingga berakibat pada proses perumusan kebijakan dokumen
13
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
perencanaan pembangunan; dan (v) masih kurangnya jumlah tenaga
bidang perencanaan pada seluruh SKPD se Kabupaten Kerinci.
2. Isu-isu Regional
Pada tingkat regional se Provinsi Jambi, isu-isu strategis yang
diperkirakan akan timbul dan perlu diantisipasi sejak dini, merupakan isuisu strategis yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi kinerja pemerintah daerah, antara lain meliputi : (i) belum
sinkronnya
rumusan
kebijakan
perencanaan
pembangunan
antar
kabupaten/kota se Provinsi Jambi dan antara kabupaten/kota dengan
dokumen
rencana
pembangunan
Provinsi
Jambi;
(ii)
belum
disinergikannya pendekatan ke wilayahan dalam perumusan perencanaan
pembangunan antar kabupaten/kota se Provinsi Jambi: (iii) implementasi
program dan kegiatan dalam kerangka kerjasama antar daerah, belum
dapat berjalan secara maksimal; dan (iv) koordinasi pembangunan regional
antar kabupaten/kota se Provinsi Jambi, belum berjalan secara optimal.
3. Isu-isu Nasional
Isu-isu nasional yang mungkin akan membawa dampak terhadap
proses perumusan rencana pembangunan jangka menengah daerah
Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019, diprediksi meliputi antara lain (i)
terkait dengan perkembangan dinamika politk sehubungan dengan agenda
politk nasional, yaitu pemilihan anggota legislatif (pileg) dan pemilihan
presiden(pilpres); (ii) pertumbuhan ekonomi nasional yang berkembang
secara fluktuatif; (iii) kebijakan antar kementerian/lembaga yang tidak
sinkron dan saling bertentangan; dan (iv) lambatnya penerbitan pedoman
teknis kepada pemerintah daerah, sehingga akan memberi kontribusi pada
rendahnya kinerja pemerintah daerah.
4. Isu-isu Global
Isu-isu strategis dalam tingkat global yang dapat teridentifikasi
dan diprediksi akan dapat
berpengaruh dalam perumusan kebijakan
perencanaan pembangunan daerah, antara lain meliputi (i) pesatnya
perkembangan informasi tehnologi/IT, terutama pengembangan jaringan
komunikasi dan informasi; (ii) krisis ekonomi dunia yang masih melanda
beberapa negara maju di asia, sebagian Eropa dan Amerika; dan (iii)
14
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
terjadinya konflik perang yang terjadi antar negara yang belum dapat
terselesaikan.
5. Isu-isu Strategis Urusan Pilihan
Sedangkan isu-isu strategis dalam lingkup urusan pilihan yang
menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Kerinci, meliputi:
a. Urusan Pertanian
-
meningkatnya nilai tambah komoditas pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan melalui industrialisasi
pedesaan;
-
meningkatnya pemasaran komoditas pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan;
-
terwujudnya kerjasama dengan perguruan tinggi/lembaga riset
guna meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian;
-
meningkatnya sumber daya petani;
-
meningkatnya kesejahteraan petani;
-
meningkatnya penerapan teknologi pertanian;
-
meningkatnya produksi pertanian.
Isu-isu strategis terkait dengan pertanian dan peternakan dalam
lingkup urusan pertanian, terdiri dari (i) berkurangnya penyakit
ternak; (ii) meningkatnya produksi hasil peternakan; (iii) berfungsinya
kawasan budidaya laut, air payau; (iv) berkembangnya budidaya
perikanan.
Sementara itu, isu-isu strategis terkait dengan penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan dalam lingkup urusan pertanian,
terdiri dari (i) tersedianya perlengkapan gedung kantor; (ii)
meningkatnya kemampuan lembaga petani; (iii) meningkatnya
kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan lapangan; (iv)
meningkatnya pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan; (v)
meningkatnya ketahanan pangan pertanian/perkebunan.
b. Urusan Kehutanan
Isu-isu strategis urusan kehutanan, terdiri dari (i) optimalnya
pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan; (ii) optimalnya program
15
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
perlindungan dan konservasi sumber daya hutan; (iii) optimalnya
pembinaan dan penertiban industri hasil hutan; (iv) optimalnya
perlindungan dan konservasi sumber daya hutan; (v) meningkatnya
produksi pertanian/perkebunan; (vi) tersedianya data/Informasi yang
akurat; (vii) tersedianya perencanaan dan pembangunan hutan; (viii)
meningkatnya pengembangan agribisnis; (ix) optimalnya pemanfaatan
potensi sumber daya hutan; (x) otimalnya pemasaran hasil produksi
perkebunan; (xi) meningkatnya standarisasi kualitas bahan baku;
(xii) optimalnya mendorong pembudidayaan bahan baku berkadar
nikotin rendah; (xiii) optimalnya penanganan pasca panen bahan baku
dan (xiv) optimalnya penguatan kelembagaan kelompok tani.
c. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral.
Isu-isu strategis urusan energi dan sumberdaya mineral, terdiri
dari (i) terlaksananya pengembangan, pengawasan dan pembinaan
sektor pertambangan; (ii) terbangunnya jaringan listrik pedesaan; (iii)
tersedianya rencana pengembangan energi baru dan terbarukan; (iv)
meningkatnya kualitas jasa pelayanan sarana dan prasarana energi; (v)
tersedianya peta dan inventarisasi bahan galian; (vi) tersedianya peta
mitigasi bencana geologi.
d. Urusan Pariwisata
Isu-isu strategis urusan pariwisata, terdiri dari (i) tersedianya
dokumen rencana pengembangan pariwisata; (ii) tersedianya rencana
pengembangan
destinasi
wisata;
(iii)
terwujudnya
rencana
pengembangan kemitraan.
e. Urusan Perindustrian
Isu-isu
strategis
urusan
perindustrian,
terdiri
dari
(i)
terwujudnya pengembangan industri kecil dan menengah; (ii)
meningkatnya kemampuan teknologi industri; (iii) meningkatnya
kapasitas iptek sistem produksi.
f. Urusan Perdagangan
Isu-isu strategis urusan perdagangan, terdiri dari (i) tersedianya
perlindungan
konsumen
dan
pengamanan
perdagangan;
(ii)
meningkatnya nilai eksport; (iii) meningkatnya efisiensi perdagangan
16
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
dalam negeri; (iv) optimalnya pembinaan kepada pedagang kaki lima
dan asongan;
g. Urusan Ketransmigrasian
Isu-isu strategis urusan ketransmigrasian, yaitu tersedianya
rencana untuk mengembangkan wilayah transmigrasi.
17
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Nasional, merupakan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
termasuk pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Mengacu pada
Undang-Undang ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci telah menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2000–2025 dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014–2019.
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Kabupaten Kerinci diharapkan mampu memenuhi keinginan
stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis,
baik nasional maupun global. Oleh karena itu, analisis terhadap lingkungan
organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat
penting
dalam
memperhitungkan
kekuatan
(strenghts),
kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang
ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan
dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi pemerintah dalam
menjalankan program dan sasaran pembangunan sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019.
Pada prinsipnya RPJMD merupakan :
1. Alat
bantu
bagi
manajemen
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakat di Kabupaten Kerinci.
2. Gambaran visi, misi, persepsi, interpretasi serta strategi Kepala Daerah
untuk mengantisipasi tantangan pembangunan yang dihadapi.
3. Alat untuk memacu dan memotivasi aparat serta masyarakat dalam proses
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
18
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
1. VISI DAN MISI
a. Pernyataan Visi
Berdasarkan identifikasi potensi dan permasalahan yang ada serta
dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang
diinginkan, Kabupaten Kerinci secara terus menerus mengembangkan
peluang dan inovasi baru sehingga senantiasa tetap eksis dan unggul
dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut
harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan
sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi
pada pencapaian hasil atau manfaat. Untuk itu diperlukan visi sebagai
cara pandang jauh ke depan, kemana dan bagaimana pemerintah harus
dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif dan
produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang
keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh
instansi pemerintah,
Mengacu pada batasan tersebut, visi Kabupaten Kerinci adalah
“Terwujudnya Kerinci yang Lebih Baik”.
b. Penjelasan Makna
Adapun makna atau pengertian dari pokok-pokok Visi Kabupaten
Kerinci tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, Terwujudnya, memiliki makna bahwa segala sesuatu yang
telah dirumuskan dan ditetapkan dalam dokumen RPJMD
Kabupaten
Kerinci
Tahun
2014-2019,
harus
dapat
direalisasikan dan diwujudkan secara maksimal dengan
menggunakan berbagai potensi sumber daya secara efektif dan
efesien. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkannya perlu
dilakukan melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja
bersinergitas,
baik
oleh
seluruh
aparatur
Pemerintah
Kabupaten Kerinci maupun dukungan dan partisipasi dari
seluruh pemangku kepentingan. Dengan menetapkan kata
“terwujudnya” sebagai titik tolok, maka target capaian kinerja
pemerintahan 5 (lima) tahun mendatang diharapkan akan dapat
19
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kerinci
baik jasmani maupun rohani.
Kedua, Lebih Baik, memiliki makna bahwa atas dasar potensi yang
dimilikinya serta didorong oleh keinginan yang keras untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar dapat hidup lebih
layak, sehingga secara moril maupun materiil dapat sejajar
dengan masyarakat lainnya se Provinsi Jambi, maka tidak ada
pilihan lain bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus
dilakukan secara efektif, efesien, partisipatif, akuntabel dengan
mensinergikan perencanaan dengan penganggaran. Melalui
langkah strategi seperti ini, diharapkan hasil pembangunan
selama 5 (lima) tahun kedepan akan lebih baik dibandingkan
dengan pembangunan pada 5 (lima) tahun yang lalu dan
mungkin
lebih
pembangunan
baik
yang
hasilnya
jika
dilakukan
dibanding
oleh
dengan
kabupaten/kota
terdekat/tetangga. Dengan hasil pembangunan yang lebih baik
dibandingkan
pembangunan
sebelumnya,
maka
akan
mendorong gairah dan partisipasi masyarakat untuk terlibat
secara aktif dalam setiap perumusan kebijakan pembangunan.
Hal ini diyakini akan membawa dampak ganda, yaitu antara
lain terjadi percepatan pengentasan kemiskinan, pengurangan
pengangguran,
pertumbuhan
ekonomi
dan
peningkatan
pendapatan asli daerah yang signifikan.
c. Pernyataan Misi
Misi adalah komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama
yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan
daerah. Misi juga dapat diartikan sebagai rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Oleh
karena itu, dengan rumusan misi yang baik akan dapat membantu
memberi gambaran tentang visi yang ingin dicapai dan menjelaskankan
langkah-langkah upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai visi.
Rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka berfikir dan
20
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
kerangka bertindak untuk mencapai tujuan, sasaran dan arah kebijakan
yang ingin dicapai dan merumuskan peta jalan yang akan dilalui untuk
mencapai visi dimaksud.
Dari tinjauan akademis, misi sesungguhnya dapat dirumuskan
untuk menemukan argumentasi mengapa organisasi sebagai lembaga
yang akan mengimplementasikan visi, misi, tujuan dan sasaran harus ada.
Oleh karena itu, dalam rumusan misi kedalam dokumen RPJMD, selain
memperhatikan berbagai potensi lokal yang ada, juga diharapkan supaya
dijabarkan dengan tetap memperhatikan faktor-faktor lingkungan
strategis, baik eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah.
Dengan demikian, misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah
yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Oleh
karena itu, rumusan misi menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas
dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.
Terkait dengan uraian dan penjelasan makna dari Visi tersebut
diatas, maka penjabaran Misi pembangunan jangka menengah Kabupaten
Kerinci Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis pertanian,
industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata;
2.
Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas,
berakhlak, beriman dan bertaqwa;.
3.
Meningkatkan
dan
pengembangkan
kualitas
dan
kuantitas
infrastruktur yang terintegrasi antar sektor;
4.
Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya lokal;
dan
5.
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat,
berwibawa, amanah dan bermoral.
2. TUJUAN DAN SASARAN
Penetapan tujuan pembangunan didasarkan kepada faktor-faktor
kunci keberhasilan dalam proses pembangunan daerah. Berdasarkan visi dan
misi yang ada maka tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah
21
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci dalam rentang periode 2014 – 2019, adalah sebagaimana
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1.
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Kerinci
Tahun 2014 - 2019
No.
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Sasaran
Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis
pertanian, industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata
Meningkatkan
Pendapatan
Asli a. Meningkatnya
rasio
Daerah (PAD) dan kesejahteraan
kemandirian daerah
masyarakat
b. Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi
c. Meningkatnya pendapatan per
kapita masyarakat
d. Meningkatnya
kontribusi
sektor industri pengolahan
terhadap PDRB
e. Meningkatnya
partisipasi
angkatan kerja
Meningkatkan Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas,
berakhlak, beriman, dan bertaqwa
Meningkatkan kualitas sumberdaya a. Meningkatnya angka melek
manusia yang berakhlak, beriman, dan
huruf
bertaqwa serta menguasai ilmu b. Meningkatnya angka rata-rata
pengetahuan dan teknologi
lama sekolah
c. Meningkatnya
angka
partisipasi sekolah
d. Meningkatnya angka harapan
hidup
e. Menurunnya angka kematian
bayi
f. Menurunnya angka kematian
ibu melahirkan
g. Menurunnya jumlah balita
gizi buruk
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur
yang terintegrasi antar sektor
Meningkatkan kualitas dan kuantitas a. Meningkatnya
kualitas
infrastruktur pelayanan umum yang
infrastruktur
jalan
dan
terintegrasi antar sektor dan antar
jembatan
wilayah
b. Meningkatnya kualitas dan
kesediaan jaringan irigasi
c. Meningkatnya
akses
masyarakat
terhadap
air
bersih dan sanitasi
Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumberdaya lokal
Meningkatkan kualitas pengelolaan Meningkatnya
pelestarian
dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup
lingkungan hidup
22
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
5.
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat,
berwibawa, amanah dan bermoral
a. Meningkatnya
kualitas Persentase penjabaran program
perencanaan pembangunan daerah RPJMD ke dalam RKPD
b. Meningkatnya
transparansi a. Nilai akuntabilitas kinerja
pengelolaan
keuangan
dan
pemerintah
akuntabilitas kinerja pemeirntah b. Opini
BPK
terhadap
daerah
pengelolaan keuangan daerah
c. Meningkatnya kualitas pelayanan Indeks Kepuasan Masyarakat
publik
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan kinerja yang ingin
dicapai untuk mewujudkan kinerja yang baik berdasarkan pada sumber daya
yang dimiliki, maka Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun
2016 adalah sebagaimana tertuang dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.2.
Perjanjian Kinerja Kabupaten Kerinci Tahun 2016
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sasaran
Meningkatnya rasio kemandirian
daerah
Meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi
Meningkatnya pendapatan per
kapita masyarakat
Meningkatnya kontribusi sektor
industri
pengolahan
terhadap
PDRB
Meningkatnya partisipasi angkatan
kerja
Meningkatnya
kunjungan
wisatawan
Meningkatnya angkat melek huruf
Indikator Kinerja Utama
Rasio kemandirian daerah
Target
6,50%
Pertumbuhan
ekonomi
(ADHK)
Pendapatan per kapita (Rp)
6,54%
Proporsi sektor industri
pengolahan terhadap PDRB
ADHB
Tingkat
partisipasi
angkatan kerja
Jumlah wisatawan
2,67%
Angka melek huruf
Meningkatnya angka rata-rata lama Rata-rata lama sekolah
sekolah
Meningkatnya angka partisipasi a. Angka
Partisipasi
sekolah
Kasar PAUD usia 3 – 6
tahun (persen)
b. Angka
Partisipasi
Sekolah SD/MI usia 712 tahun (persen)
c. Angka
Partisipasi
Sekolah SMP/MTs usia
13-15 tahun (persen)
Meningkatnya angka harapan Angka harapan hidup
hidup
31 jt
68,50%
130.000
orang
97.29%
8 tahun
70,63%
99.6%
95%
69.34
tahun
23
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Menurunnya angka kematian bayi
Angka kematian bayi per
1000 kelahiran hidup
Menurunnya angka kematian ibu Angka
kematian
ibu
melahirkan
melahirkan
per
1000
kelahiran hidup
Menurunnya jumlah balita gizi Persentase balita gizi buruk
buruk
Meningkatnya
kualitas Persentase jalan dalam
infrastruktur jalan dan jembatan
kondisi baik
Meningkatnya
kualitas
dan Rasio layanan irigasi
kesediaan jaringan irigasi
Meningkatnya akses masyarakat Persentase rumah tangga
terhadap air bersih dan sanitasi
pengguna air bersih
Meningkatnya
pelestarian Pencegahan pencemaran dan
lingkungan hidup
lingkungan hidup:
a. Kualitas air permukaan
18.
Meningkatnya
kualitas
perencanaan pembangunan daerah
19.
Meningkatnya
transparansi
pengelolaan
keuangan
dan
akuntabilitas kinerja pemerintah
daerah
20.
Meningkatnya kualitas pelayanan
publik
b. Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa
c. Indeks
Standar
Pencemaran
Udara
(ISPU)
Persentase
penanganan
sampah
Penrsentase
penjabaran
program RPJMD dalam
RKPD
a. Nilai
akuntabilitas
kinerja
Pemerintah
Daerah
b. Opini BPK terhadap
pengelolaan keuangan
daerah
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
7,80 per
1000
0,8 per
1000
0,04
35%
65%
75%
kerusakan
Kelas II
BML
≤ 50
45%
80%
CC
WTP
Sedang
24
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun Anggaran
2014 disusun dalam bentuk laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan perencanaan strategis dan rencana kinerja tahun 2016.
Laporan kinerja menyajikan perihal capaian kinerja atas pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan, baik keberhasilan maupun kegagalan. Capaian
kinerja yang diukur adalah kinerja sasaran melalui indikator-indikator sasaran
yang telah ditetapkan. Nilai capaian kinerja sasaran diperoleh dari
implementasi, pelaksanaan program dan kegiatan dengan beberapa indikator
yaitu input, output, dan outcomes.
Mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 telah ditetapkan
RPJMD Kabupaten Kerinci untuk periode 2014 – 2019, Pemerintah
Kabupaten Kerinci telah merencanakan / menetapkan 5 (lima) tujuan dan 20
(dua puluh) sasaran pembangunan daerah dalam upaya mewujudkan visi dan
misi Kepala Daerah terpilih periode 2014 – 2019.
Pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci pada Tahun
2016 dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan capaian kinerja
sasaran yaitu dengan cara membandingkan antara rencana kinerja
(performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance
result) yang telah dicapai organisasi dan dilakukan analisis terhadap
penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta
tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Metode ini
bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal
tentang sejauh mana pelaksanaan misi daerah dalam rangka mewujudkan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Berdasarkan pengukuran capaian kinerja dapat dikelompokkan menjadi
4 (empat) kategori penilaian, yaitu sangat baik dengan tingkat capaian ≥
91%, baik dengan tingkat capaian 81% - 90%, cukup dengan tingkat capaian
71% - 80%, dan kurang dengan tingkat capaian ≤ 70%.
25
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
B. ANALISIS ATAS CAPAIAN KINERJA SASARAN TAHUN 2016
Secara garis besar Pemerintah Kabupaten Kerinci pada tahun 2016 telah
berhasil melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggungjawab organisasi.
Dari 20 sasaran dengan 26 indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Kerinci Tahun 2014 - 2019 kesemuanya telah dilaksanakan, namun tingkat
keberhasilannya masih belum terwujud secara optimal.
Pengukuran capaian sasaran, telah diupayakan dengan menggunakan
indikator setingkat outcome. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : PER/09/MPAN/5/2007
tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama, yang dimaksud
dengan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran
keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Pemerintah Kabupaten Kerinci telah menindaklanjuti Peraturan Menteri
dimaksud dengan Keputusan Bupati Kerinci Nomor 050/Kep.544/2014
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Kerinci Tahun 2015-2019. Dengan memperhatikan masukan dan
saran dari berbagai pihak termasuk dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, selanjutnya Indikator Kinerja Utama yang
telah ditetapkan sebelumnya direvisi melalui Keputusan Bupati Nomor : ...
Tabel 3.1.
Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Kerinci
Tahun 2016
Realisasi
2015
Target
2016
Realisasi
2016
%
Capaian
2016
Rasio
kemandirian
daerah
Pertumbuhan ekonomi
(persen/ADHK)
8,50%
6,50%
8,32%
128%
9,63%
6,54%
6,45%
98,62%
Pendapatan per kapita
ADHB (Juta Rp)
28,8 jt
31 jt
30,09 jt
97,06%
Kontribusi
sektor
industri
pengolahan
terhadap PDRB ADHB
3,23%
2,67%
3,24%
121,8%
Tingkat
partisipasi
angkatan kerja
69,69%
68,50%
71,3%
104,95%
No.
Sasaran
Indikator Kinerja
Utama
1.
Meningkatnya
rasio
kemandirian daerah
Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi
Meningkatnya
pendapatan per kapita
masyarakat
Meningkatnya
kontribusi
sektor
industri
pengolahan
terhadap PDRB
Meningkatnya
partisipasi
angkatan
kerja
2.
3.
4.
5.
26
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
6.
Meningkatnya
kunjungan wisatawan
Jumlah wisatawan
114.974
orang
130.000
orang
119.812
orang
92,17%
7.
Meningkatnya
melek huruf
Angka melek huruf
97,29%
97.29%
97,30%
100,01%
8.
Meningkatnya angka
rata-rata lama sekolah
Rata-rata lama sekolah
7,8 tahun
8 tahun
8,01
tahun
100,12%
9.
Meningkatnya angka
partisipasi sekolah
a.
Angka Partisipasi
Kasar PAUD usia
3 – 6t ahun
d. Angka Partisipasi
Sekolah SD/MI (712 tahun)
e. Angka Partisipasi
Sekolah SMP/MTs
(13-15 tahun)
Angka harapan hidup
65,04%
70,63%
77,22%
109,33%
130,7%
99.6%
99,78%
100,19%
90,39%
95%
97%
102,11%
69,2
tahun
69.34
tahun
72,05
tahun
103,91%
Angka kematian bayi
per 1000 kelahiran
hidup
Angka kematian ibu
melahirkan per 1000
kelahiran hidup
Persentase balita gizi
buruk
8,48 per
1000
5,3 per
1000
147,17%
1,37 per
1000
7,80
per
1000
0,8 per
1000
0,75 per
1000
106,67%
0,02 %
0,04
0,015%
266,67%
Persentase
jalan
kabupaten
dalam
kondisi baik
Rasio layanan irigasi
31,13%
35%
33,85%
96,72%
67,91%
65%
75,30%
115,85%
Persentase
rumah
tangga pengguna air
bersih
Kualitas air permukaan
74,19%
75%
74,19%
98,92%
Kelas II
Kelas
II
Kelas II
100%
Indeks
Standar
Pencemaran
Udara
(ISPU)
Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa
BML
BML
BML
100%
≤ 50
≤ 50
≤ 50
100%
Persentase pengelolaan
sampah
35%
45%
40%
88,89%
Persentase penjabaran
program
RPJMD
dalam RKPD
a. Nilai akuntabilitas
kinerja Pemerintah
Daerah
b. Opini
BPK
terhadap
pengelolaan
keuangan daerah
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
96,2%
80%
96,2%
120,25%
C
CC
CC
100%
WTP
WTP
WTP
100%
Sedang
Sedang
Baik
150%
angka
10.
Meningkatnya
harapan hidup
angka
11.
Menurunnya
kematian bayi
angka
12.
Menurunnya
angka
kematian
ibu
melahirkan
Menurunnya
jumlah
balita gizi buruk
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Meningkatnya kualitas
infrastruktur jalan dan
jembatan
Meningkatnya kualitas
dan kesediaan jaringan
irigasi
Meningkatnya
akses
masyarakat
terhadap
air bersih dan sanitasi
Meningkatnya
pelestarian lingkungan
hidup
Meningkatnya kualitas
perencanaan
pembangunan daerah
Meningkatnya
transparansi
pengelolaan keuangan
dan
akuntabilitas
kinerja
pemerintah
daerah
Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
27
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Rincian analisis capaian masing-masing sasaran selama tahun 2016,
dapat diuraikan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya rasio kemandirian daerah
Dalam konsep Perencanaan Pembangunan Daerah, untuk tingkat
kesejahteraan masyarakat, terdapat Rasio kemandirian daerah.
Rasio
kemandirian daerah adalah rasio yang menggambarkan ketergantungan
daerah terhadap sumber dana eksternal. Artinya, semakin tinggi rasio
kemandirian, maka tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak
eksternal (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah, dan
demikian pula sebaliknya. Disamping itu, Rasio kemandirian juga
menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat
dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah yang merupakan
komponen utama PAD. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan
retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
semakin tinggi.
Perkembangan realisasi Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten
Kerinci Tahun 2010 sampai dengan 2016 tergambar pada grafik berikut ini:
Grafik 3.1. :
Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Kerinci
Tahun 2010 – 2016
8.50
1200
8.32
7.62
9.00
8.00
1000
7.00
5.86
800
6.00
4.84
4.77
979.90
869.22
801.67
36.47
61.55
76.80
81.32
712.50
32.92
630.79
34.92
200
30.53
400
541.89
600
1,058.15
5.97
2012
2013
2014
2015
2016
0
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
2010
2011
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (Rp. Milyar)
Realisasi Pendapatan Daerah (Rp. Milyar)
Rasio Kemandirian Daerah (%)
28
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci, diolah dari data realisasi keuangan Kabupaten
Kerinci Tahun 2010 s.d 2016
Pada tahun 2016, capaian Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kabupaten Kerinci adalah sebesar 8,32 % dari target semula dalam RPJMD
Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019 sebesar 6,50%, yang didukung oleh
realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp.1,06 Triliun dari target semula
sebesar Rp.1,07 Triliun dan didukung oleh realisasi Pendapatan Asli Daerah
sebesar Rp.81,32 Milyar dari target semula dalam APBD Tahun 2016 sebesar
Rp.70,12 Milyar.
Capaian Rasio Kemandirian Daerah Tahun 2016 lebih rendah dari
rasio Tahun 2015 dan lebih tinggi dari realisasi rasio Tahun 2014, dimana
capaian Rasio Kemandirian Daerah Tahun 2015 sebesar 8,50 persen dari
target semula dalam RPJMD sebesar 6,00 persen dan realisasi rasio Tahun
2014 sebesar 7,62 persen dari target semula sebesar 5,8 persen (grafik 3.2).
Meskipun demikian, realisasi capaia
Pemerintah Kabupaten Kerinci
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI
1. KEDUDUKAN DAN LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Kerinci secara yuridis dibentuk berdasarkan UndangUndang Nomor 58 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat
Nomor 21 Tahun 1957 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II dalam
Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Tengah sebagai UndangUndang. Selanjutnya pada tahun 2008, wilayah Kabupaten Kerinci
dimekarkan dengan dibentuknya Kota Otonom Sungai Penuh berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai
Penuh di Provinsi Jambi.
Kabupaten Kerinci merupakan salah satu wilayah yang terletak pada
ujung barat
Provinsi Jambi, tepatnya terletak diantara 01°40’ sampai
dengan 02°26’ Lintang Selatan dan diantara 101°08’ sampai dengan
101°50’ Bujur Timur, dengan luas wilayah berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 24 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032
adalah 332.807Ha atau 3.328,07 Km2, yang terdiri dari 199.088,480 Ha atau
59,82 persen merupakan Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
dan 133.715,52 Ha atau 40,18 persen merupakan kawasan budidaya dan
permukiman, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1.
Luas Wilayah Kabupaten Kerinci Menurut
Kecamatan Keadaan Tahun 2016
Luas
No. Kecamatan
1
2
3
4
5
6
Gunung Tujuh
Kayu Aro
Kayu Aro Barat
Gunung Kerinci
Siulak
Siulak Mukai
Wilayah
(Ha)
%
TNKS (Ha)
%
Lahan
Budidaya (Ha)
%
15.963
11.517
20.665
30.687
14.287
27.431
4,80
3,46
6,21
9,22
4,29
8,24
11.002,360
5.948,530
12.130,180
13.317,450
6.953,530
20.486,210
5,526
2,988
6,093
6,689
3,493
10,290
4.960,64
5.568,47
8.524,82
17.369,55
7.333,47
6.944,79
3,71
4,16
6,38
12,99
5,48
5,19
1
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Luas
No. Kecamatan
7
Wilayah
(Ha)
%
TNKS (Ha)
%
Lahan
Budidaya (Ha)
%
1.415
0,43
-
-
1.415,00
1,06
21.087
6,43
16.961,550
8,520
4.125,45
3,09
18.229
5,48
11.479,360
5,766
6.749,64
5,05
2.913
5.807
22.626
36.484
21.294
34.763
47.646
0,88
1,74
6,80
10,96
6,40
10,45
14,3
551,010
1.996,600
16.872,300
23.412,920
10.336,590
16.105,300
31.534,590
0,277
1,003
8,475
11,760
5,192
8,090
15,839
2.361,99
3.810,40
5.753,70
13.071,08
10.957,41
18.657,70
16.111,41
1,77
2,85
4,30
9,78
8,19
13,95
12,05
332.814 100,00 199.088,48
100,00
133.715,52
100,00
Air Hangat
Barat
Air Hangat
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Air Hangat
Timur
Depati VII
Sitinjau Laut
Danau Kerinci
Keliling Danau
Bukit Kerman
Gunung Raya
Batang
Merangin
Total
Sumber : Hasil Perhitungan Peta Dasar Digital Kabupaten Kerinci Tahun 2012
Dari sisi administrasi wilayah, Kabupaten Kerinci berbatasan
langsung dengan beberapa Provinsi, Kabupaten dan Kota, yaitu:
a.
Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Solok Selatan
Provinsi Sumatera Barat;
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi dan Kabupaten Muko-muko Provinsi Bengkulu:
c.
Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bungo dan
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. dan
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesisir Selatan
Provinsi Sumatera Barat dan Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi.
Secara tofografi, wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah
pegunungan yaitu terletak di gugus Bukit Barisan dengan bentangan
wilayah dari Gunung Kerinci sampai ke Gunung Raya, yang berada pada
ketinggian 500-3805 m dpl, yang beriklim tropfis dan berhawa sejuk,
dengan suhu rata-rata berkisar 22 derajat Celcius, serta memiliki
karakteristik wilayah yang bergelombang, dengan dominasi perbukitan dan
membentuk enclave yang sangat luas, yang sebahagian besarnya ditutupi
hutan lebat yang alami.
2
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Sementara dari kondisi dilapangan, secara topografi Kabupaten
Kerinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Ketinggian Lahan
Ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Kerinci bervariasi, berupa
perbukitan dan pegunungan. Sekitar 45,89% wilayah terletak pada
ketinggian 1.000-1.500 mdpl dengan luas 152.757 Ha, sekitar 0,25%
wilayah atau seluas 848 Ha berada pada ketinggian diatas 2.500 mdpl,
dan sekitar 1,06% wilayah atau seluas 3.535 Ha berada antara 0-500
mdpl.
b.
Kemiringan Lahan
Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki 5 klasifikasi lereng, yakni
Wilayah datar dengan kemiringan 0-8%, wilayah dengan kemiringan
8-15%, wilayah bergelombang/berbukit dengan kemiringan 15-25%,
wilayah cukup curam dengan kemiringan 25-40%, dan wilayah curam
dengan kemiringan >40%. Sekitar 35,53% atau hampir separuh wilayah
Kabupaten
Kerinci
merupakan
dataran
bergelombang
dengan
kemiringan 15-25%. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar
hanya mencapai 26,55% sampai dengan 24,75% terdiri dari kemiringan
0-8% dan 8-15%.
Rincian data tentang klasifikasi lereng di Kabupaten Kerinci,
dapat terlihat sebagaimana pada tabel 1.2 dibawah ini :
Tabel 1.2.
Klasifikasi Lereng Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2016
No.
Kecamatan
Klasifikasi Lereng (Luas Ha)
0-8%
8-15%
15-25%
25-40%
>40%
1
Gunung Tujuh
5.453
3.016
4.923
1.647
890
2
Kayu Aro
6.236
2.665
1.696
529
388
3
Kayu Aro Barat
5.311
7.419
7.526
361
13
4
Gunung Kerinci
5.452
9.225
11.988
4.007
-
5
Siulak
2.650
3.964
5.938
1.733
-
6
Siulak Mukai
9.621
5.723
8.789
3.207
86
7
Air Hangat Barat
876
129
409
-
-
8
Air Hangat
4.350
4.408
9.706
2.569
48
9
Air Hangat Timur
2.866
5.014
7.177
2.839
344
10
Depati VII
1.498
995
401
5
-
3
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
11
Sitinjau Laut
3.052
493
2.085
172
-
12
Danau Kerinci
5.428
2.591
10.218
4.252
124
13
Keliling Danau
8.349
10.027
10.427
6.496
1.165
14
Bukit Kerman
7.782
4.540
6.769
2.436
-
15
Gunung Raya
12.992
8.516
9.637
4.657
86
16
Batang Merangin
6.406
13.594
20.507
5.651
88
88.328
82.325
118.202
40.566
3.235
Total
Sumber :BAPPEDA Kab. Kerinci Tahun 2016
Secara geologi, struktur dan karakteristik Kabupaten Kerinci
berada dalam sistem patahan (sesar) Sumatera yaitu sesar semangko
yang membelah pulau Sumatera menjadi dua bagian mulai dari
Lampung Sampai Aceh. Sebagian besar (98,44%) wilayah Kabupaten
Kerinci merupakan daerah pegunungan yang membentang dari Gunung
Kerinci sampai Gunung Raya yang berada pada ketinggian 500 mdpl3.805 mdpl merupakan bagian dari bukit barisan. Kemudian sekitar
81,22% wilayah terletak pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Selain itu
Kabupaten Kerinci terletak di daerah dataran rendah 500-1.000 m dpl
seluas 72.246 Ha (17, 20%) berketinggian antara 500-1.000 m dpl,
dengan rata-rata curah hujan pertahun yang cukup tinggi.
Dari aspek hidrologi, Kabupaten Kerinci memiliki beberapa
sumber air yang sangat potensial, yang terdiri dari potensi makrohidro
(kapasitas > 10 MW), terdapat di Kecamatan Batang Merangin yang
memanfaatkan aliran dan debit air Sungai Batang Merangin dengan
kapasitas 180 MW. Kemudian Potensi Minihidro (kapasitas 1 MW s/d
< 10 MW) antara lain terdapat di Sungai Napal Melintang, Sungai
Sangir di lokasi Air Terjun Telun Berasap, Sungai Buai di lokasi Air
Terjun Pancuran Aro dan beberapa lokasi lainnya. Sedangkan potensi
listrik mikrohidro tersebar di berbagai lokasi di Kabupaten Kerinci,
seperti Sungai Pondok Batang Merangin, Sungai Kuning Renah
Pemetik, Sungai Batu di Talang Kemulun serta potensi energi yang
berasal dari air terjun.
Gambaran data dan informasi tentang sebaran potensi dibidang
hidrologi yang dimiliki oleh Pemeerintah Kabupaten Kerinci, dapat
disajikan sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini.
4
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Tabel 1.3.
Data Potensi Bidang Hidrologi
Pemerintah Kabupaten Kerinci
NO
KAPASITAS
(Mega Watt)
POTENSI
Air Terjun Telun Berasap di Kecamatan
Gunung Tujuh
Air Terjun Pancuran Tujuh di Kecamatan
Siulak
Air Terjun Sungai Medang di Kecamatan
Air Hangat Timur
Air Terjun Pancuran Rayo di Kecamatan
Keliling Danau
Air Terjun Bedeng IV di Kecamatan Batang
Merangin
Air Terjun Batu Namura di Kecamatan
Batang Merangin
1.
2
3.
4.
5.
6.
KET.
7
4,5 – 6
2- 3
2 - 3,2
1,5 – 2
5 - 6,2
Sumber : Dokumen RTRW Kab Kerinci 2012-2032
2. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH
Berdasarkan karakteristik wilayah Kabupaten Kerinci, dapat
diidentifikasikan beberapa wilayah strategis yang memiliki potensi –
potensi
untuk
dikembangkan,sebagaimana
tertuang
dalam
RTRW
Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032, yaitu :
1.
Kawasan Agropolitan di Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya
Tanaman hortikultura merupakan salah satu komoditas dalam
sub sektor tanaman pangan yang memberikan kontribusi terbesar
dalam struktur PDRB Kabupaten Kerinci. Tanaman hortikultura pada
umumnya terkosentrasi di beberapa wilayah saja, seperti di
Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya.
Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa potensi dan
lokasi budidaya tanaman hortikultura ini ditentukan oleh daya
dukung dan kesesuaian lahannya, dan merupakan wujud keunggulan
atau spesialisasi wilayah kecamatan tersebut. Dalam perencanaan
pengembangannya diharapkan Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya
dapat menjadi kawasan agropolitan yang menopang kegiatan sektor
perekonomian wilayah secara komprehensif bagi Kabupaten Kerinci
dimasa mendatang.
5
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
2.
Kawasan Agropolitan di Kecamatan Gunung Raya dan
sekitarnya
Tanaman tahunan di Kabupaten Kerinci masih didominasi oleh
komoditas tanaman kayu manis, dengan rata-rata luas tanam 40.722
Ha, diikuti oleh tanaman kopi (6.402 Ha), dan teh yang yang
merupakan perkebunan dan dikelola oleh PTPN VI Kayu Aro seluas
2.265 Ha. Melihat dari kondisi ini, dapat disimpulkan bahwa tanaman
kayu manis masih merupakan komoditas unggulan di Kabupaten
Kerinci, karena luas tanamnya per tahun mengalami peningkatan
yang cukup baik. Dan pada umumnya tanaman kayu manis ini hanya
terkosentrasi pada wilayah-wilayah tertentu di Kabupaten Kerinci,
seperti Kecamatan Gunung Raya dan sekitarnya sebagai kawasan
agropolitan.
3. Kawasan Minapolitan di Danau Kerinci
Budidaya perikanan di Kabupaten Kerinci pada umumnya
terkosentrasi di Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling
Danau. Kondisi ini terlihat dari tingginya produksi ikan di tiga
wilayah ini, yaitu 159,69 Ton di Kecamatan Keliling Danau dan
139,98 Ton di Kecamatan Danau Kerinci (BPS Tahun 2010).
Dilihat dari kondisi alamnya, kedua wilayah tersebut
merupakan wilayah kecamatan yang berada di sisi Danau Kerinci,
yang menjadi lokasi budidaya perikanan Perairan umum. Dan
kawasan di sekeliling Danau Kerinci ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan sebagai kawasan Minapolitan dimasa mendatang
dalam rangka meningkatkan perkonomian masyarakat Kabupaten
Kerinci di Sektor Perikanan.
4. Kota Terpadu Mandiri di Kecamatan Siulak dan sekitarnya
Kawasan perkotaan di Kecamatan Siulak merupakan suatu
kawasan yang dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci
sebagai pusat pemerintahan dan jasa. Dalam perkembangannya
dimasa mendatang diperlukan dukungan dan kontribusi wilayah
hinterlandnya dalam rangka mewujudkan pusat pertumbuhan baru di
Kabupaten Kerinci.
6
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Untuk mencapai tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci
menetapkan beberapa bagian dari wilayah Kecamatan Siulak dan
Kecamatan Gunung Kerinci sebagai suatu kawasan pertumbuhan
baru dengan menetapkan areal lokasi transmigrasi didalamnya
menjadi Kota Terpadu Mandiri di Kabupaten Kerinci.
5. Kota Terpadu mandiri di Kecamatan Bukit Kerman dan
sekitarnya
Dalam upaya mengurangi ketimpangan wilayah di Kabupaten
Kerinci, khususnya wilayah bagian timur dan barat kabupaten, maka
di wilayah bagian timur perlu dipacu perkembangannya. Salah satu
upaya
yang
dilakukan
adalah
mengalokasikan
suatu
pusat
pertumbuhan baru di wilayah Kecamatan Bukit Kerman.
Pengembangan areal lokasi transmigrasi merupakan salah satu
rencana solusi dalam mengupayakan percepatan wilayah tersebut
menjadi suatu pusat permukiman baru di Kabupaten Kerinci dengan
berbasis komoditas perkebunan yang terintegrasi dalam sistim Kota
Terpadu Mandiri.
6. Kota Terpadu Mandiri Air Hangat Barat dan Sekitarnya
Pengembangan KTM Air Hangat Barat dilakukan dalam
rangka menopang pengembangan Ibukota Kabupaten Kerinci dimasa
mendatang. Pengembangan wilayah Air Hangat Barat diupayakan
untuk
menjadi
lokasi
permukiman
baru
sebagai
antisipasi
keterbatasan lahan di pusat pemerintahan (perkotaan Siulak).
7. Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kecamatan Batang
Merangin
Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Kerinci di Batang Merangin merupakan salah satu upaya dalam
memenuhi kebutuhan energi listrik untuk Kabupaten Kerinci dan
Propinsi Jambi dan merupakan kegiatan proyek dengan investasi
skala
besar
yang
berpengaruh
terhadap
pola
dan
struktur
perkembangan wilayah Kabupaten Kerinci.
Dengan adanya kegiatan pembangunan PLTA ini akan
menimbulkan perubahan kondisi fisik wilayah, sosial ekonomi
7
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, lokasi PLTA ini
menjadi suatu hal yang sangat penting dipertimbangkan oleh
Pemerintah Kabupaten Kerinci dengan menjadikannya sebagai suatu
kawasan khusus dalam penataan ruang wilayah.
3. KONDISI DEMOGRAFI
a. Jumlah dan Sebaran Penduduk
Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus sebagai
objek atau pelaku kegiatan pembangunan. Keberadaan dan peran
ganda demikian sehingga menempatkan penduduk pada posisi sentral
dalam setiap langkah kebijakan dalam strategi pembangunan. Jumlah
penduduk yang besar hendaknya harus disertai dengan kualitas yang
tinggi sehingga keberadaannya dapat menjadi modal penggerak proses
pembangunan, seperti dijelaskan Tabel berikut ini.
Tabel 1.4.
Jumlah dan Sebaran Penduduk Kabupaten Kerinci
Tahun 2016
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Kecamatan
Gunung Raya
Bukit Kerman
Batang Merangin
Keliling Danau
Danau Kerinci
Sitinjau Laut
Air Hangat
Air Hangat Timur
Depati VII
Air Hangat Barat
Gunung Kerinci
Siulak
Siulak Mukai
Kayu Aro
Gunung Tujuh
Kayu Aro Barat
Jumlah
Jenis Kelamin
LakiPerempuan
laki
4.001
5.729
5.856
10.662
7.876
6.962
5.426
8.787
7.177
4.162
6.155
20.282
5.742
10.626
7.939
10.324
127.706
3.969
5.797
5.634
11.499
7.986
7.218
5.742
9.060
7.733
4.305
5.850
10.236
5.540
10.092
7.389
10.045
118.095
Jumlah
(jiwa)
7.970
11.526
11.491
22.161
15.862
14.180
11.168
17.847
14.910
8.467
12.005
20.518
11.282
20.718
15.328
20.369
235.802
Luas
Wilayah
(km2)
Kepadatan
Penduduk /
Km2
34.763
21.294
47.646
36.484
22.626
5.807
21.087
18.229
2.913
1.415
30.687
14.287
27.431
11.517
15.963
20.665
0,23
0,55
0,25
0,61
0,70
2,44
0,53
0,97
5,11
5,98
0,39
1,44
0,42
1,79
0,96
0,98
332.814
Sumber : Diolah dari data BPS Kabupaten Kerinci, 2015
Berdasarkan tabel diatas, tingkat kepadatan penduduk terendah
pada Tahun 2016 berada di Kecamatan Gunung Raya yakni 0,23
orang per km2. Sedangkan Kecamatan Air Hangat Barat memiliki
8
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
tingkat kepadatan penduduk tertinggi pada tahun 2016, yakni dengan
rataan 5,98 jiwa per km2.
b. Struktur Usia Penduduk
Struktur usia penduduk menggambarkan sebaran penduduk
berdasarkan kelompok usianya yang secara garis besarnya terbagi ke
dalam tiga yaitu usia belum produktif, usia produktif dan usia tidak
produktif /usia lanjut. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun
umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena
secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang
menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65tahun juga
dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun.
Pendudukusia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap
sudah produktif.
Grafik 1.1.
Struktur usia penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2016
Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2016
Proporsi penduduk usia belum produktif mencapai 63.277 jiwa
atau 26,73 persen dari total jumlah penduduk. Selanjutnya pada
kelompok tidak produktif terdapat sekitar 14.730 jiwa atau 6,22
persen. Kemudian untuk kelompok usia produktif terdapat sekitar
158.755 jiwa atau 67,05 persen total jumlah penduduk. Kelompok usia
9
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
inilah yang berpotensi menjadi engine of growth bagi perekonomian
kita, menjadi kelompok penanggung beban bagi kelompok belum
produktif dan tidak produktif. Kelompok ini juga yang diharapkan
dapat bekerja secara produktif dalam mendorong peningkatan
aktivitas ekonomi guna memperoleh pendapatan yang layak untuk
membiayai kehidupan masyarakat. Selanjutnya, untuk usia reproduksi
pada kaum perempuan atau usia 15-49 Tahun sebanyak 125.330 atau
52,94
persen
dari
jumlah
penduduk
secara
keseluruhan.
Konsekuensinya tentu harus tersedianya lapangan kerja yang
mencukupi dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki guna
memaksimalkan
peluang
dalam
bekerja
dan
meningkatkan
penghasilan atau pendapatan menuju peningkatan kesejahteraan
hidup, serta meningkatkan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat.
Cara penyajian lain dari struktur umur penduduk adalah
Piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah
penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan
menunjukkan
banyaknya
penduduk
laki-laki
dan
penduduk
perempuan menurut umur. Dengan melihat gambar piramida
penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur penduduk dan
implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk
(baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia)
sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan
kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan.
Seperti terlihat pada grafik berikut ini :
10
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Grafik 1.2.
Kelompok Umur
Piramida Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2016
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
15000
Wanita
Pria
10000
5000
0
5000
Jumlah Penduduk
Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2016
10000
15000
4. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa setiap Pemerintah Daerah baik
Provinsi maupun Kabupaten/Kota menyelenggarakan urusan pemerintahan
yang terdiri dari urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar, urusan
wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar, serta urusan pilihan.
Penyelenggaraan urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar
berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
Urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar maupun urusan
wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kabupaten Kerinci berdasarkan Undang-Undang dimaksud,
meliputi antara lain :
1. Penyelenggaraan Pendidikan;
2. Penanganan bidang kesehatan;
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5. Ketentraman, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
11
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
6. Sosial dan tenaga kerja
7. Pemberdayaan masyarakat dan desa serta pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak;
8. Ketahanan pangan;
9. Lingkungan hidup;
10. Pengendalian pendudukan dan keluarga berencana;
11. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
12. Koperasi, usaha kecil dan menengah;
13. Perhubungan, komunikasi dan informatika;
14. Penanaman modal;
15. Kepemudaan dan olahraga;
16. Kebudayaan;
17. Perpustakaan dan kearsipan;
18. Serta urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundangundangan;
Sedangkan yang menjadi urusan yang bersifat pilihan meliputi
urusan pemerintahan yang secara nyata dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi
unggulan daerah yang ada di Kabupaten Kerinci.
Guna melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan diatas,
Pemerintah Kabupaten Kerinci ditunjang oleh beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,
yang terdiri dari Sekretariat Daerah dengan 3 Asisten dan 10 Bagian,
Sekretariat DPRD, Inspektorat Kabupaten, 4 Badan, 17 Dinas, 1 RSUD dan
16 Kecamatan serta 2 Kelurahan.
B. ISU STRATEGIS DAERAH
Isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah dalam rangka untuk
melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi
isu yang tepat dan bersifat strategis, dapat meningkatkan akseptabilitas
12
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
prioritas pembangunan daerah, dapat dilaksanakan dan secara moral serta
etika birokrasi dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam
merumuskan
isu
strategis
dilakukan
melalui
analisis
lingkungan eksternal terhadap proses perencanaan. Pemerintahan daerah yang
tidak merumuskan kebijakannya dan lalu menyelaraskannya dengan isu
strategisnya,
dikuatirkan
akan
menghadapi
kegagalan
dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangannya
sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara pemerintah dan
pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis
diperlukan analisis terhadap berbagai permasalahan pembangunan yang ada.
Dari hasil analisis permasalahan pembangunan sebagaimana tersebut diatas,
dan terkait dengan posisi Kabupaten Kerinci sebagai salah satu kabupaten di
Provinsi Jambi, maka rumusan isu-isu strategis yang perlu mendapat
perhatian dan tindak lanjut pemecahan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
kedepan.
Terkait dengan hal-hal tersebut diatas, maka isu-isu strategis yang
perlu mendapatkan perhatian dan solusi oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci
terkait dengan bidang pembangunan dalam 5 (lima) tahun kedepan, meliputi :
1. Isu-isu Lokal
Isu-isu strategis yang menjadi kendala dalam konteks lokal dan
dapat menjadi kendala/hambatan dalam proses perumusan kebijakan
penyusunan
dokumen
rencana
pembangunan
daerah
maupun
implementasinya, antara lain meliputi : (i) masih rendah sumber daya
aparatur dalam pemahaman berbagai regulasi yang terkait dengan
perumusan dokumen perencanaan pembangunan daerah; (ii) koordinasi
antar SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Kerinci belum berjalan
secara maksimal; (iii) kualitas dan kuantitas data dan informasi yang
dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan perencanaan pembangunan,
masih belum akurat; (iv) sering terjadinya mutasi sumber daya aparatur
perencana, sehingga berakibat pada proses perumusan kebijakan dokumen
13
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
perencanaan pembangunan; dan (v) masih kurangnya jumlah tenaga
bidang perencanaan pada seluruh SKPD se Kabupaten Kerinci.
2. Isu-isu Regional
Pada tingkat regional se Provinsi Jambi, isu-isu strategis yang
diperkirakan akan timbul dan perlu diantisipasi sejak dini, merupakan isuisu strategis yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi kinerja pemerintah daerah, antara lain meliputi : (i) belum
sinkronnya
rumusan
kebijakan
perencanaan
pembangunan
antar
kabupaten/kota se Provinsi Jambi dan antara kabupaten/kota dengan
dokumen
rencana
pembangunan
Provinsi
Jambi;
(ii)
belum
disinergikannya pendekatan ke wilayahan dalam perumusan perencanaan
pembangunan antar kabupaten/kota se Provinsi Jambi: (iii) implementasi
program dan kegiatan dalam kerangka kerjasama antar daerah, belum
dapat berjalan secara maksimal; dan (iv) koordinasi pembangunan regional
antar kabupaten/kota se Provinsi Jambi, belum berjalan secara optimal.
3. Isu-isu Nasional
Isu-isu nasional yang mungkin akan membawa dampak terhadap
proses perumusan rencana pembangunan jangka menengah daerah
Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019, diprediksi meliputi antara lain (i)
terkait dengan perkembangan dinamika politk sehubungan dengan agenda
politk nasional, yaitu pemilihan anggota legislatif (pileg) dan pemilihan
presiden(pilpres); (ii) pertumbuhan ekonomi nasional yang berkembang
secara fluktuatif; (iii) kebijakan antar kementerian/lembaga yang tidak
sinkron dan saling bertentangan; dan (iv) lambatnya penerbitan pedoman
teknis kepada pemerintah daerah, sehingga akan memberi kontribusi pada
rendahnya kinerja pemerintah daerah.
4. Isu-isu Global
Isu-isu strategis dalam tingkat global yang dapat teridentifikasi
dan diprediksi akan dapat
berpengaruh dalam perumusan kebijakan
perencanaan pembangunan daerah, antara lain meliputi (i) pesatnya
perkembangan informasi tehnologi/IT, terutama pengembangan jaringan
komunikasi dan informasi; (ii) krisis ekonomi dunia yang masih melanda
beberapa negara maju di asia, sebagian Eropa dan Amerika; dan (iii)
14
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
terjadinya konflik perang yang terjadi antar negara yang belum dapat
terselesaikan.
5. Isu-isu Strategis Urusan Pilihan
Sedangkan isu-isu strategis dalam lingkup urusan pilihan yang
menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Kerinci, meliputi:
a. Urusan Pertanian
-
meningkatnya nilai tambah komoditas pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan melalui industrialisasi
pedesaan;
-
meningkatnya pemasaran komoditas pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan;
-
terwujudnya kerjasama dengan perguruan tinggi/lembaga riset
guna meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian;
-
meningkatnya sumber daya petani;
-
meningkatnya kesejahteraan petani;
-
meningkatnya penerapan teknologi pertanian;
-
meningkatnya produksi pertanian.
Isu-isu strategis terkait dengan pertanian dan peternakan dalam
lingkup urusan pertanian, terdiri dari (i) berkurangnya penyakit
ternak; (ii) meningkatnya produksi hasil peternakan; (iii) berfungsinya
kawasan budidaya laut, air payau; (iv) berkembangnya budidaya
perikanan.
Sementara itu, isu-isu strategis terkait dengan penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan dalam lingkup urusan pertanian,
terdiri dari (i) tersedianya perlengkapan gedung kantor; (ii)
meningkatnya kemampuan lembaga petani; (iii) meningkatnya
kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan lapangan; (iv)
meningkatnya pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan; (v)
meningkatnya ketahanan pangan pertanian/perkebunan.
b. Urusan Kehutanan
Isu-isu strategis urusan kehutanan, terdiri dari (i) optimalnya
pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan; (ii) optimalnya program
15
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
perlindungan dan konservasi sumber daya hutan; (iii) optimalnya
pembinaan dan penertiban industri hasil hutan; (iv) optimalnya
perlindungan dan konservasi sumber daya hutan; (v) meningkatnya
produksi pertanian/perkebunan; (vi) tersedianya data/Informasi yang
akurat; (vii) tersedianya perencanaan dan pembangunan hutan; (viii)
meningkatnya pengembangan agribisnis; (ix) optimalnya pemanfaatan
potensi sumber daya hutan; (x) otimalnya pemasaran hasil produksi
perkebunan; (xi) meningkatnya standarisasi kualitas bahan baku;
(xii) optimalnya mendorong pembudidayaan bahan baku berkadar
nikotin rendah; (xiii) optimalnya penanganan pasca panen bahan baku
dan (xiv) optimalnya penguatan kelembagaan kelompok tani.
c. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral.
Isu-isu strategis urusan energi dan sumberdaya mineral, terdiri
dari (i) terlaksananya pengembangan, pengawasan dan pembinaan
sektor pertambangan; (ii) terbangunnya jaringan listrik pedesaan; (iii)
tersedianya rencana pengembangan energi baru dan terbarukan; (iv)
meningkatnya kualitas jasa pelayanan sarana dan prasarana energi; (v)
tersedianya peta dan inventarisasi bahan galian; (vi) tersedianya peta
mitigasi bencana geologi.
d. Urusan Pariwisata
Isu-isu strategis urusan pariwisata, terdiri dari (i) tersedianya
dokumen rencana pengembangan pariwisata; (ii) tersedianya rencana
pengembangan
destinasi
wisata;
(iii)
terwujudnya
rencana
pengembangan kemitraan.
e. Urusan Perindustrian
Isu-isu
strategis
urusan
perindustrian,
terdiri
dari
(i)
terwujudnya pengembangan industri kecil dan menengah; (ii)
meningkatnya kemampuan teknologi industri; (iii) meningkatnya
kapasitas iptek sistem produksi.
f. Urusan Perdagangan
Isu-isu strategis urusan perdagangan, terdiri dari (i) tersedianya
perlindungan
konsumen
dan
pengamanan
perdagangan;
(ii)
meningkatnya nilai eksport; (iii) meningkatnya efisiensi perdagangan
16
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
dalam negeri; (iv) optimalnya pembinaan kepada pedagang kaki lima
dan asongan;
g. Urusan Ketransmigrasian
Isu-isu strategis urusan ketransmigrasian, yaitu tersedianya
rencana untuk mengembangkan wilayah transmigrasi.
17
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Nasional, merupakan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
termasuk pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Mengacu pada
Undang-Undang ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci telah menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2000–2025 dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014–2019.
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Kabupaten Kerinci diharapkan mampu memenuhi keinginan
stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis,
baik nasional maupun global. Oleh karena itu, analisis terhadap lingkungan
organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat
penting
dalam
memperhitungkan
kekuatan
(strenghts),
kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang
ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan
dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi pemerintah dalam
menjalankan program dan sasaran pembangunan sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019.
Pada prinsipnya RPJMD merupakan :
1. Alat
bantu
bagi
manajemen
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakat di Kabupaten Kerinci.
2. Gambaran visi, misi, persepsi, interpretasi serta strategi Kepala Daerah
untuk mengantisipasi tantangan pembangunan yang dihadapi.
3. Alat untuk memacu dan memotivasi aparat serta masyarakat dalam proses
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
18
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
1. VISI DAN MISI
a. Pernyataan Visi
Berdasarkan identifikasi potensi dan permasalahan yang ada serta
dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang
diinginkan, Kabupaten Kerinci secara terus menerus mengembangkan
peluang dan inovasi baru sehingga senantiasa tetap eksis dan unggul
dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut
harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan
sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi
pada pencapaian hasil atau manfaat. Untuk itu diperlukan visi sebagai
cara pandang jauh ke depan, kemana dan bagaimana pemerintah harus
dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif dan
produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang
keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh
instansi pemerintah,
Mengacu pada batasan tersebut, visi Kabupaten Kerinci adalah
“Terwujudnya Kerinci yang Lebih Baik”.
b. Penjelasan Makna
Adapun makna atau pengertian dari pokok-pokok Visi Kabupaten
Kerinci tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, Terwujudnya, memiliki makna bahwa segala sesuatu yang
telah dirumuskan dan ditetapkan dalam dokumen RPJMD
Kabupaten
Kerinci
Tahun
2014-2019,
harus
dapat
direalisasikan dan diwujudkan secara maksimal dengan
menggunakan berbagai potensi sumber daya secara efektif dan
efesien. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkannya perlu
dilakukan melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja
bersinergitas,
baik
oleh
seluruh
aparatur
Pemerintah
Kabupaten Kerinci maupun dukungan dan partisipasi dari
seluruh pemangku kepentingan. Dengan menetapkan kata
“terwujudnya” sebagai titik tolok, maka target capaian kinerja
pemerintahan 5 (lima) tahun mendatang diharapkan akan dapat
19
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kerinci
baik jasmani maupun rohani.
Kedua, Lebih Baik, memiliki makna bahwa atas dasar potensi yang
dimilikinya serta didorong oleh keinginan yang keras untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar dapat hidup lebih
layak, sehingga secara moril maupun materiil dapat sejajar
dengan masyarakat lainnya se Provinsi Jambi, maka tidak ada
pilihan lain bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus
dilakukan secara efektif, efesien, partisipatif, akuntabel dengan
mensinergikan perencanaan dengan penganggaran. Melalui
langkah strategi seperti ini, diharapkan hasil pembangunan
selama 5 (lima) tahun kedepan akan lebih baik dibandingkan
dengan pembangunan pada 5 (lima) tahun yang lalu dan
mungkin
lebih
pembangunan
baik
yang
hasilnya
jika
dilakukan
dibanding
oleh
dengan
kabupaten/kota
terdekat/tetangga. Dengan hasil pembangunan yang lebih baik
dibandingkan
pembangunan
sebelumnya,
maka
akan
mendorong gairah dan partisipasi masyarakat untuk terlibat
secara aktif dalam setiap perumusan kebijakan pembangunan.
Hal ini diyakini akan membawa dampak ganda, yaitu antara
lain terjadi percepatan pengentasan kemiskinan, pengurangan
pengangguran,
pertumbuhan
ekonomi
dan
peningkatan
pendapatan asli daerah yang signifikan.
c. Pernyataan Misi
Misi adalah komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama
yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan
daerah. Misi juga dapat diartikan sebagai rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Oleh
karena itu, dengan rumusan misi yang baik akan dapat membantu
memberi gambaran tentang visi yang ingin dicapai dan menjelaskankan
langkah-langkah upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai visi.
Rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka berfikir dan
20
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
kerangka bertindak untuk mencapai tujuan, sasaran dan arah kebijakan
yang ingin dicapai dan merumuskan peta jalan yang akan dilalui untuk
mencapai visi dimaksud.
Dari tinjauan akademis, misi sesungguhnya dapat dirumuskan
untuk menemukan argumentasi mengapa organisasi sebagai lembaga
yang akan mengimplementasikan visi, misi, tujuan dan sasaran harus ada.
Oleh karena itu, dalam rumusan misi kedalam dokumen RPJMD, selain
memperhatikan berbagai potensi lokal yang ada, juga diharapkan supaya
dijabarkan dengan tetap memperhatikan faktor-faktor lingkungan
strategis, baik eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah.
Dengan demikian, misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah
yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Oleh
karena itu, rumusan misi menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas
dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.
Terkait dengan uraian dan penjelasan makna dari Visi tersebut
diatas, maka penjabaran Misi pembangunan jangka menengah Kabupaten
Kerinci Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis pertanian,
industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata;
2.
Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas,
berakhlak, beriman dan bertaqwa;.
3.
Meningkatkan
dan
pengembangkan
kualitas
dan
kuantitas
infrastruktur yang terintegrasi antar sektor;
4.
Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya lokal;
dan
5.
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat,
berwibawa, amanah dan bermoral.
2. TUJUAN DAN SASARAN
Penetapan tujuan pembangunan didasarkan kepada faktor-faktor
kunci keberhasilan dalam proses pembangunan daerah. Berdasarkan visi dan
misi yang ada maka tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah
21
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci dalam rentang periode 2014 – 2019, adalah sebagaimana
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1.
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Kerinci
Tahun 2014 - 2019
No.
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Sasaran
Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis
pertanian, industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata
Meningkatkan
Pendapatan
Asli a. Meningkatnya
rasio
Daerah (PAD) dan kesejahteraan
kemandirian daerah
masyarakat
b. Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi
c. Meningkatnya pendapatan per
kapita masyarakat
d. Meningkatnya
kontribusi
sektor industri pengolahan
terhadap PDRB
e. Meningkatnya
partisipasi
angkatan kerja
Meningkatkan Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas,
berakhlak, beriman, dan bertaqwa
Meningkatkan kualitas sumberdaya a. Meningkatnya angka melek
manusia yang berakhlak, beriman, dan
huruf
bertaqwa serta menguasai ilmu b. Meningkatnya angka rata-rata
pengetahuan dan teknologi
lama sekolah
c. Meningkatnya
angka
partisipasi sekolah
d. Meningkatnya angka harapan
hidup
e. Menurunnya angka kematian
bayi
f. Menurunnya angka kematian
ibu melahirkan
g. Menurunnya jumlah balita
gizi buruk
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur
yang terintegrasi antar sektor
Meningkatkan kualitas dan kuantitas a. Meningkatnya
kualitas
infrastruktur pelayanan umum yang
infrastruktur
jalan
dan
terintegrasi antar sektor dan antar
jembatan
wilayah
b. Meningkatnya kualitas dan
kesediaan jaringan irigasi
c. Meningkatnya
akses
masyarakat
terhadap
air
bersih dan sanitasi
Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumberdaya lokal
Meningkatkan kualitas pengelolaan Meningkatnya
pelestarian
dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup
lingkungan hidup
22
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
5.
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat,
berwibawa, amanah dan bermoral
a. Meningkatnya
kualitas Persentase penjabaran program
perencanaan pembangunan daerah RPJMD ke dalam RKPD
b. Meningkatnya
transparansi a. Nilai akuntabilitas kinerja
pengelolaan
keuangan
dan
pemerintah
akuntabilitas kinerja pemeirntah b. Opini
BPK
terhadap
daerah
pengelolaan keuangan daerah
c. Meningkatnya kualitas pelayanan Indeks Kepuasan Masyarakat
publik
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan kinerja yang ingin
dicapai untuk mewujudkan kinerja yang baik berdasarkan pada sumber daya
yang dimiliki, maka Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun
2016 adalah sebagaimana tertuang dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.2.
Perjanjian Kinerja Kabupaten Kerinci Tahun 2016
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sasaran
Meningkatnya rasio kemandirian
daerah
Meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi
Meningkatnya pendapatan per
kapita masyarakat
Meningkatnya kontribusi sektor
industri
pengolahan
terhadap
PDRB
Meningkatnya partisipasi angkatan
kerja
Meningkatnya
kunjungan
wisatawan
Meningkatnya angkat melek huruf
Indikator Kinerja Utama
Rasio kemandirian daerah
Target
6,50%
Pertumbuhan
ekonomi
(ADHK)
Pendapatan per kapita (Rp)
6,54%
Proporsi sektor industri
pengolahan terhadap PDRB
ADHB
Tingkat
partisipasi
angkatan kerja
Jumlah wisatawan
2,67%
Angka melek huruf
Meningkatnya angka rata-rata lama Rata-rata lama sekolah
sekolah
Meningkatnya angka partisipasi a. Angka
Partisipasi
sekolah
Kasar PAUD usia 3 – 6
tahun (persen)
b. Angka
Partisipasi
Sekolah SD/MI usia 712 tahun (persen)
c. Angka
Partisipasi
Sekolah SMP/MTs usia
13-15 tahun (persen)
Meningkatnya angka harapan Angka harapan hidup
hidup
31 jt
68,50%
130.000
orang
97.29%
8 tahun
70,63%
99.6%
95%
69.34
tahun
23
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Menurunnya angka kematian bayi
Angka kematian bayi per
1000 kelahiran hidup
Menurunnya angka kematian ibu Angka
kematian
ibu
melahirkan
melahirkan
per
1000
kelahiran hidup
Menurunnya jumlah balita gizi Persentase balita gizi buruk
buruk
Meningkatnya
kualitas Persentase jalan dalam
infrastruktur jalan dan jembatan
kondisi baik
Meningkatnya
kualitas
dan Rasio layanan irigasi
kesediaan jaringan irigasi
Meningkatnya akses masyarakat Persentase rumah tangga
terhadap air bersih dan sanitasi
pengguna air bersih
Meningkatnya
pelestarian Pencegahan pencemaran dan
lingkungan hidup
lingkungan hidup:
a. Kualitas air permukaan
18.
Meningkatnya
kualitas
perencanaan pembangunan daerah
19.
Meningkatnya
transparansi
pengelolaan
keuangan
dan
akuntabilitas kinerja pemerintah
daerah
20.
Meningkatnya kualitas pelayanan
publik
b. Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa
c. Indeks
Standar
Pencemaran
Udara
(ISPU)
Persentase
penanganan
sampah
Penrsentase
penjabaran
program RPJMD dalam
RKPD
a. Nilai
akuntabilitas
kinerja
Pemerintah
Daerah
b. Opini BPK terhadap
pengelolaan keuangan
daerah
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
7,80 per
1000
0,8 per
1000
0,04
35%
65%
75%
kerusakan
Kelas II
BML
≤ 50
45%
80%
CC
WTP
Sedang
24
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun Anggaran
2014 disusun dalam bentuk laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan perencanaan strategis dan rencana kinerja tahun 2016.
Laporan kinerja menyajikan perihal capaian kinerja atas pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan, baik keberhasilan maupun kegagalan. Capaian
kinerja yang diukur adalah kinerja sasaran melalui indikator-indikator sasaran
yang telah ditetapkan. Nilai capaian kinerja sasaran diperoleh dari
implementasi, pelaksanaan program dan kegiatan dengan beberapa indikator
yaitu input, output, dan outcomes.
Mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 telah ditetapkan
RPJMD Kabupaten Kerinci untuk periode 2014 – 2019, Pemerintah
Kabupaten Kerinci telah merencanakan / menetapkan 5 (lima) tujuan dan 20
(dua puluh) sasaran pembangunan daerah dalam upaya mewujudkan visi dan
misi Kepala Daerah terpilih periode 2014 – 2019.
Pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci pada Tahun
2016 dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan capaian kinerja
sasaran yaitu dengan cara membandingkan antara rencana kinerja
(performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance
result) yang telah dicapai organisasi dan dilakukan analisis terhadap
penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta
tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Metode ini
bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal
tentang sejauh mana pelaksanaan misi daerah dalam rangka mewujudkan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Berdasarkan pengukuran capaian kinerja dapat dikelompokkan menjadi
4 (empat) kategori penilaian, yaitu sangat baik dengan tingkat capaian ≥
91%, baik dengan tingkat capaian 81% - 90%, cukup dengan tingkat capaian
71% - 80%, dan kurang dengan tingkat capaian ≤ 70%.
25
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
B. ANALISIS ATAS CAPAIAN KINERJA SASARAN TAHUN 2016
Secara garis besar Pemerintah Kabupaten Kerinci pada tahun 2016 telah
berhasil melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggungjawab organisasi.
Dari 20 sasaran dengan 26 indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Kerinci Tahun 2014 - 2019 kesemuanya telah dilaksanakan, namun tingkat
keberhasilannya masih belum terwujud secara optimal.
Pengukuran capaian sasaran, telah diupayakan dengan menggunakan
indikator setingkat outcome. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : PER/09/MPAN/5/2007
tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama, yang dimaksud
dengan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran
keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Pemerintah Kabupaten Kerinci telah menindaklanjuti Peraturan Menteri
dimaksud dengan Keputusan Bupati Kerinci Nomor 050/Kep.544/2014
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Kerinci Tahun 2015-2019. Dengan memperhatikan masukan dan
saran dari berbagai pihak termasuk dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, selanjutnya Indikator Kinerja Utama yang
telah ditetapkan sebelumnya direvisi melalui Keputusan Bupati Nomor : ...
Tabel 3.1.
Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Kerinci
Tahun 2016
Realisasi
2015
Target
2016
Realisasi
2016
%
Capaian
2016
Rasio
kemandirian
daerah
Pertumbuhan ekonomi
(persen/ADHK)
8,50%
6,50%
8,32%
128%
9,63%
6,54%
6,45%
98,62%
Pendapatan per kapita
ADHB (Juta Rp)
28,8 jt
31 jt
30,09 jt
97,06%
Kontribusi
sektor
industri
pengolahan
terhadap PDRB ADHB
3,23%
2,67%
3,24%
121,8%
Tingkat
partisipasi
angkatan kerja
69,69%
68,50%
71,3%
104,95%
No.
Sasaran
Indikator Kinerja
Utama
1.
Meningkatnya
rasio
kemandirian daerah
Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi
Meningkatnya
pendapatan per kapita
masyarakat
Meningkatnya
kontribusi
sektor
industri
pengolahan
terhadap PDRB
Meningkatnya
partisipasi
angkatan
kerja
2.
3.
4.
5.
26
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
6.
Meningkatnya
kunjungan wisatawan
Jumlah wisatawan
114.974
orang
130.000
orang
119.812
orang
92,17%
7.
Meningkatnya
melek huruf
Angka melek huruf
97,29%
97.29%
97,30%
100,01%
8.
Meningkatnya angka
rata-rata lama sekolah
Rata-rata lama sekolah
7,8 tahun
8 tahun
8,01
tahun
100,12%
9.
Meningkatnya angka
partisipasi sekolah
a.
Angka Partisipasi
Kasar PAUD usia
3 – 6t ahun
d. Angka Partisipasi
Sekolah SD/MI (712 tahun)
e. Angka Partisipasi
Sekolah SMP/MTs
(13-15 tahun)
Angka harapan hidup
65,04%
70,63%
77,22%
109,33%
130,7%
99.6%
99,78%
100,19%
90,39%
95%
97%
102,11%
69,2
tahun
69.34
tahun
72,05
tahun
103,91%
Angka kematian bayi
per 1000 kelahiran
hidup
Angka kematian ibu
melahirkan per 1000
kelahiran hidup
Persentase balita gizi
buruk
8,48 per
1000
5,3 per
1000
147,17%
1,37 per
1000
7,80
per
1000
0,8 per
1000
0,75 per
1000
106,67%
0,02 %
0,04
0,015%
266,67%
Persentase
jalan
kabupaten
dalam
kondisi baik
Rasio layanan irigasi
31,13%
35%
33,85%
96,72%
67,91%
65%
75,30%
115,85%
Persentase
rumah
tangga pengguna air
bersih
Kualitas air permukaan
74,19%
75%
74,19%
98,92%
Kelas II
Kelas
II
Kelas II
100%
Indeks
Standar
Pencemaran
Udara
(ISPU)
Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa
BML
BML
BML
100%
≤ 50
≤ 50
≤ 50
100%
Persentase pengelolaan
sampah
35%
45%
40%
88,89%
Persentase penjabaran
program
RPJMD
dalam RKPD
a. Nilai akuntabilitas
kinerja Pemerintah
Daerah
b. Opini
BPK
terhadap
pengelolaan
keuangan daerah
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
96,2%
80%
96,2%
120,25%
C
CC
CC
100%
WTP
WTP
WTP
100%
Sedang
Sedang
Baik
150%
angka
10.
Meningkatnya
harapan hidup
angka
11.
Menurunnya
kematian bayi
angka
12.
Menurunnya
angka
kematian
ibu
melahirkan
Menurunnya
jumlah
balita gizi buruk
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Meningkatnya kualitas
infrastruktur jalan dan
jembatan
Meningkatnya kualitas
dan kesediaan jaringan
irigasi
Meningkatnya
akses
masyarakat
terhadap
air bersih dan sanitasi
Meningkatnya
pelestarian lingkungan
hidup
Meningkatnya kualitas
perencanaan
pembangunan daerah
Meningkatnya
transparansi
pengelolaan keuangan
dan
akuntabilitas
kinerja
pemerintah
daerah
Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
27
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Rincian analisis capaian masing-masing sasaran selama tahun 2016,
dapat diuraikan sebagai berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya rasio kemandirian daerah
Dalam konsep Perencanaan Pembangunan Daerah, untuk tingkat
kesejahteraan masyarakat, terdapat Rasio kemandirian daerah.
Rasio
kemandirian daerah adalah rasio yang menggambarkan ketergantungan
daerah terhadap sumber dana eksternal. Artinya, semakin tinggi rasio
kemandirian, maka tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak
eksternal (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah, dan
demikian pula sebaliknya. Disamping itu, Rasio kemandirian juga
menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat
dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah yang merupakan
komponen utama PAD. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan
retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
semakin tinggi.
Perkembangan realisasi Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten
Kerinci Tahun 2010 sampai dengan 2016 tergambar pada grafik berikut ini:
Grafik 3.1. :
Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Kerinci
Tahun 2010 – 2016
8.50
1200
8.32
7.62
9.00
8.00
1000
7.00
5.86
800
6.00
4.84
4.77
979.90
869.22
801.67
36.47
61.55
76.80
81.32
712.50
32.92
630.79
34.92
200
30.53
400
541.89
600
1,058.15
5.97
2012
2013
2014
2015
2016
0
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
2010
2011
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (Rp. Milyar)
Realisasi Pendapatan Daerah (Rp. Milyar)
Rasio Kemandirian Daerah (%)
28
Laporan Kinerja
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci, diolah dari data realisasi keuangan Kabupaten
Kerinci Tahun 2010 s.d 2016
Pada tahun 2016, capaian Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kabupaten Kerinci adalah sebesar 8,32 % dari target semula dalam RPJMD
Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019 sebesar 6,50%, yang didukung oleh
realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp.1,06 Triliun dari target semula
sebesar Rp.1,07 Triliun dan didukung oleh realisasi Pendapatan Asli Daerah
sebesar Rp.81,32 Milyar dari target semula dalam APBD Tahun 2016 sebesar
Rp.70,12 Milyar.
Capaian Rasio Kemandirian Daerah Tahun 2016 lebih rendah dari
rasio Tahun 2015 dan lebih tinggi dari realisasi rasio Tahun 2014, dimana
capaian Rasio Kemandirian Daerah Tahun 2015 sebesar 8,50 persen dari
target semula dalam RPJMD sebesar 6,00 persen dan realisasi rasio Tahun
2014 sebesar 7,62 persen dari target semula sebesar 5,8 persen (grafik 3.2).
Meskipun demikian, realisasi capaia