Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Menyusui Dalam Mencegah Bendungan ASI

12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar
terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui tercapainya masyarakat, bangsa,
dan Negara Indonesia yang ditandai penduduknya, hidup dalam lingkungan dan
prilaku yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah
Indonesia (Wahyuningsih. 2009. hlm. 36).
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut perlu
diperhatikan kebijakan antara lain peningkatan prilaku, kemandirian masyarakat
dan kemitraan swasta, perilaku hidup sehat dalam kaitan ini perlu ditingkatkan
mulai dari sejak dini sehingga menjadi bagian dari norma hidup dan budaya
masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan kemandirian untuk hidup sehat,
peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan melalui penerapan konsep
pembangunan kesehatan, salah satunya penerapan peningkatan prilaku adalah
memberikan ASI dini (Wahyuningsih. 2009. hlm. 38).
ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi umur 0-6

bulan, yang bersifat alamiah, karena ASI mengandung berbagai zat gizi yang
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun, ada suatu
hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan
masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi (Prasetyono. 2009. hlm.21).

Universitas Sumatera Utara

13

Sekitar 40 tahun silam, jumlah wanita yang menyusui sendiri bayinya
mulai berkurang, jumlah terendah ditahun-tahun awal 70-an ketika kurang dari
40% yang memilih ASI, dan pada minggu keenam setelah melahirkan kurang dari
20% memberikan ASI kepada bayinya, para wanita yang berorganisasi lebih
tinggi alasan tidak memberikan ASI karena akan menggangu kehidupan social
ibu (Llewllyn. 2002. hlm. 292).
Pada masa menyusui ibu sangat membutuhkan penyuluhan dan nasehat
yang obyektif dan konsisten tentang pemberian ASI, baik tentang manfaat
pemberian ASI, yakni bagi ibu dan keluarga, meskipun bukti menunjukkan bahwa
ibu tahu cara yang benar untuk memposisikan bayinya pada payudara, namun
penyuluahn harus tetap dilakukan (Anggraini. 2010. hlm. 13).

Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan duktus
laktiferus atau kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau
karena kelainan pada putting susu, keluhannya adalah panas, bengkak, keras, dan
nyeri pada payudara (Anggraini. 2010. hlm. 28).
Bendungan ASI (Payudara Engorgement) adalah suatu kondisi dimana
payudara terlalu penuh dengan susu yang membumbung, engorgement
(bendungan ASI) sering terjadi ketika susu pertama masuk, biasanya 3 sampai 7
hari setelah kelahiran bayi. Pada saat engorgement (bendungan ASI), bayi hanya
mampu menghisap pada puting susu, bukan areola. Hal ini akan menyebabkan
bayi untuk menghisap keras pada puting susu sebagai tindakan untuk mencoba
mendapatkan susu dan menyebabkan puting sakit (Rahmawati. 2010. hlm. 89).

Universitas Sumatera Utara

14

Dalam

pemberian


ASI,

The

American

Academy

of

Pediatrics

merekomendasikan ASI diberikan selama 6 bulan pertama dan selanjutnya
minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI selama 6
bulan, menyusui dalam 1 jam pertamasetelah melahirkan, menyusui setiap kali
bayi mau. Menyusui sebaiknya dilakukan sesgera mungkin setelah melahirkan
(Rahmawati. 2010. hlm. 36).
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Hellen Keller International pada
tahun 2002 diketahui di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar), dan
pedesaan (Sumbar, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim,

NTB,Sulsel), menunjukkan bahwa bendungan ASI diperkotaan mencapai 4%12% sedangkan dipedesaan 4%-25% kasus bendungan ASI pada ibu menyusui
pada umumnya ibu-ibu belum mengetahui tentang gejala, penyebab, dan cara
penanggulangan bendungan ASI (Prastyono. 2009. hlm. 25).
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Menyusui Dalam
Mencegah Bendungan ASI”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu
menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU. Sundari Medan Tahun 2013.

Universitas Sumatera Utara

15

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu
menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU. Sundari Medan Tahun 2013.


2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu menyusui dalam mencegah
bendungan ASI.
2. Untuk mengidentifikasi tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan
ASI.

D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Klinik
Sebagai informasi atau masukan untuk meningkatkan pelayanan khususnya
pada perencanaan kesehatan ibu menyusui khususnya dalam upaya
menurunkan angka kejadian bendungan ASI.
2. Untuk Ibu
Sebagai sumber informasi dan masukan bagi ibu untuk mengetahui cara
penanggulangan bendungan ASI.
3. Untuk Penulis
Sebagai satu syarat ketulusan dan untuk menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah khususnya
tentang bendungan ASI.


Universitas Sumatera Utara

16

4.

Institusi
Memberikan masukan pada Institusi Universitas Sumatera Utara

Fakultas

Keperawatan D4 Bidan Pendidik tentang cara penanggulangan bendungan
ASI.

Universitas Sumatera Utara