RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Musi Rawas Utara 2016-2020

BAB II ARAHAN PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA Rencana Tata Ruang Wilayah m emuat arahan struktur ruang d an pola

  ruang. Struktur ruang a dalah susunan p usat-pusat p ermukiman d an sistem jaringan prasarana dan sarana yang b erfungsi s ebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara h irarkis memiliki h ubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi p eruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi p eruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang u ntuk fungsi budidaya. Pembangunan b idang Cipta Karya harus memperhatikan ar ahan struktur dan pola ruang yang tertua ng dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tu juan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan l ingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya b uatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan d ampak negatif terhadap lingkungan a kibat pemanfaatan ruang.

2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

  Rencana Tata R uang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Renca na Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

  a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

  b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

  c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan p erkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

  f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

  Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang g. harus diperhatikan dari RTRWN untuk d itindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

  Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) a.

  Kriteria: kawasan perkotaan yang berfungsi a tau berpotensi sebagai simpul i. utama kegiatan ekspor-impor at au p intu gerbang menuju kawasan internasional, Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai p usat ii. kegiatan industri d an jasa skala n asional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai s impul iii. utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) b.

  Kriteria: Kawasan Perkotaan yang berfungsi at au b erpotensi sebagai simpul i. kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai pusat ii. kegiatan industri d an jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai simpul iii. transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) c.

  Kriteria: Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas i. dengan negara tetangga, Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu g erbang ii. internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama tra nsportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan b erdasarkan kepentingan: i. Pertahanan dan keamanan,

  a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan a munisi dan p eralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, d aerah uji coba sistem persenjataan, d an/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang b erbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. ii. Pertumbuhan ekonomi,

  a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

  b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, c. Memiliki potensi ekspor,

  d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

  f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produ ksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. iii. Sosial dan budaya

  a. Merupakan tempat pelestarian dan p engembangan a dat istiadat atau budaya nasional, b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

  e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

  b. Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis n asional, p engembangan a ntariksa, serta tenaga atom d an nuklir

  c. Memiliki sumber daya alam strategis nasional

  d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan p engembangan antariksa e. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,

  b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang

  c. Ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora d an/atau fauna yang hampir punah atau d iperkirakan a kan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

  d. Memberikan perlindungan keseimbangan tata g una air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

  Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup f. Rawan bencana alam nasional g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai h. dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Tabel 2.1 Penetapan Kawasan Kegiatan Nasional (PKN_ dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Yahun 2008 Tetang RTRWN NO PROVINSI PKN PKW (1) (2) (3) (4)

  1 Sumatera Selatan Palembang Muara Enim, Kayuagung, B aturaja,

  Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat

Tabel 2.2 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26

  Tahun 2008 tetang RTRWN NO KAWASAN STRATEGIS N ASIONAL SUDUT K EPENTINGAN KOTA / K ABUPATEN *)

PROVINSI STATUS HUKUM

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat

  Lingkungan Hidup Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab.

  Rejang Lebong Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan

2.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN d alam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

  b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: i. Ekonomi ii. Lingkungan Hidup iii. Sosial Budaya iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi v. Pertahanan dan Keamanan

  c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b. Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana p ola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut: a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan

  Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

  b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

  c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

  d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo; e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

  f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

  2.3. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci d an operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

  a. Arahan pengembangan pola ruang dan s truktur ruang a ntara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan p ola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

  c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang k hususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pe ngembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, p ersampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dan lain-lain.

  Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

  a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;

  b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;

  c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

  2.4. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan D aerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

  i. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

  i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air li mbah, persampahan, dan drainase

  ii. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

  Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut: a. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Bali;

  b. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;

  c. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu;

  d. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

  e. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

  f. Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo;

  g. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat;

  h. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah; i. Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Jawa Timur; j. Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Lampung; k. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Nusa Tenggara Barat; l. Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur; m. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Sulawesi Selatan; n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat.

  Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Rua ng Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam R TRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan d alam p enyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

  a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

  b. Arahan pengembangan pola ruang dan s truktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

  c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana b idang

  Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

  d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA

  3.1. Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis

  Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena

  mempunyai pengaruh sangat penting secara n asional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan n egara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:

  a. pertahanan dan keamanan

  b. pertumbuhan ekonomi

  c. sosial dan budaya

  d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  3.2. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional

  atau P KSN adalah kawasan perkotaan yang d itetapkan untuk mendorong

  pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai berikut: a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas b atas dengan negara tetangga b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga

  c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  3.3. Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah N asional, Pusat Kegiatan N asional atau

  PKN adalah kawasan p erkotaan yang berfungsi u ntuk m elayani kegiatan skala

  internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan P KN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat p ada pasal 14, yaitu sebagai berikut:

  a. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul ut ama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi c. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul ut ama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi

  PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan m egapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  3.4. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

  Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2 011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi In donesia 2011- 2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

  Indonesia (MP3EI) merupakan ar ahan strategis dalam percepatan dan

  perluasan pembangunan e konomi In donesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

  Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi

  (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi at au

  sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan u ntuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi at au sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama. KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:

  a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan

  b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI

  c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra- sentra produksi di masing-masing KPI d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI)

  Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 NO KORIDOR KPI (1) (2) (3)

  Sei Mangkei

  1 Koridor Ekonomi (KE) Sumatera Tapanuli Selatan Dairi Dumai Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim – Pendopo Palembang Prabumulih Bangka Barat, Babel Batam Bandar Lampung Lampung Timur Besi Baja Cilegon Banten

  2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa DKI Jakarta Karawang Bekasi Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik Lamongan Pasuruan Badung

  3 Koridor Ekonomi (KE) Bali – Nusa Tenggara Buleleng Lombok Tengah Kupang Sumbawa Barat Aegela Nusa Penida Sumbawa

  4 Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan Kutai Kertanegara Kutai Timur Rapak dan Ganal Kotabaru Ketapang Kotawaringin Barat Kapuas Pontianak Bontang Tanah Bumbu Sanggau Penajam Paser Utara

  5 Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi Makassar Palopo (Luwu) Mamuju-Mamasa Parepare Kendari Kolaka Konawe Utara Morowali Parigi Moutang Banggai Bitung

  6 Koridor Ekonomi (KE) Papua – Kep. Maluku Merauke (Mifee) Timika Halmahera Teluk Bintuni Morotai Ambon Manokwari

  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 3.5.

  Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi

  Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu d alam wilayah

  hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang d itetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, a ntara lain pengolahan e kspor, logistik, industri, pengembangan te knologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK ter sebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di In donesia, pemerintah k abupaten/kota, d an pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan b erdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain : sesuai dengan Rencana T ata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi a. mengganggu kawasan lindung; adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah b. kabupaten/kota yang bersangkutan; terletak pada posisi yang dekat dengan j alur perdagangan c. internasional at au dekat dengan jalur pelayaran internasional di In donesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; mempunyai batas yang jelas.

  d.

  Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus d ipaparkan pada Tabel 4.2.

Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011

  

NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

(1) (2) (3)

  1 Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke

  2 Kabupaten Pandeglang, Banten Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung

  3 Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Tmur Kawasan Ekonomi Khusus Maloy