MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU

MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU

  Oleh Dr. Budiyono Saputro, S.Pd, M.Pd

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah , karya ilmiah berjudul “Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu

  Berfokus Praktikum dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

  IPA SMP di Kabupaten Kudus”, ini dapat terselesaikan. Buku ini merupakan produk penelitian Research and Development dari pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu dalam rangka peningkatan kompetensi profesional guru IPA SMP di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Kudus.

  Karya ilmiah ini memberikan sebuah solusi model manajemen pelatihan yang lebih baik dan lebih mudah dalam menjalankan kegiatan pelatihan, karena model manajemen pelatihan IPA terpadu ini dilengkapi dengan paket pendukung pelatihan. Paket pendukung pelatihan adalah: pedoman pelaksanaan manajemen pelatihan, pegangan peserta, pegangan instruktur dan materi pelatihan IPA terpadu berfokus praktikum.

  Ide dasar yang melatarbelakangi lahirnya buku ini adalah diberlakukannya Permendiknas No.22 Tahun 2006 bahwa dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) IPA SMP dianjurkan dalam penyampaianya IPA terpadu.

  Fakta di lapangan guru IPA SMP memiliki latar belakang pendidikan Biologi atau Pendidikan Fisika. Fakta lain dalam kurikulum IPA SMP juga terdapat materi kimia. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan sebuah solusi dengan kegiatan pelatihan bagi guru IPA SMP di Kabupaten Kudus.

  Berdasarkan temuan manajemen pelatihan yang telah berjalan di MGMP

  IPA SMP kabupaten Kudus, perlu dilakukan pengembangan model manajemen pelatihan agar penyelenggaraan pelatihan dapat berhasil secara maksimal. Model manajemen pelatihan IPA terpadu dilengkapi dengan paket pelatihan. Model manajemen pelatihan IPA terpadu berfokus praktikum memuat model manajemen pelatihan yang memiliki tahap: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, monitoring, tindak lanjut pasca pelatihan dan hasil pasca pelatihan.

  Besar harapan penulis, model manajemen pelatihan IPA terpadu ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan sebagai model alternatif dalam penyelenggaraan pelatihan di MGMP, LPMP, P4tkipa dan di Balai Diklat lain.

  Salatiga, 16 Juli 2016 Penulis Budiyono Saputro

  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................

  1 DAFTAR ISI................................................................................................ 3 I. Pendahuluan........................................................................................... 4 II.

  Spesifikasi Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu.......................... 5 III.

  Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu............................................ 8

  3.1 Diskripsi Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu........................ 10

  3.1.1 Rasional……………………………………................................ 10

  3.1.2 Pengertian……………………………………………………… 10

  3.1.3 Pengelola Pelatihan……………………………………………. 10

  3.1.4 Unsur Manajemen palatihan …………….................................. 11

  3.1.5 Tindak lanjut Pasca Pelatihan…………………………………. 20

  3.1.6 Hasil Pasca Pelatihan………………………………………….. 21 IV. Penutup................................................................................................... 22 V. Daftar Pustaka....................................................................................... 22

  LAMPIRAN ................................................................................................ 23

Bab I Pendahuluan Sesuai dengan Permen 22 tahun 2006, bahwa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat mata

  pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan di sekolah dari jenjang Sekolah Dasar sampai jenjang Sekolah Menengah Atas. Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Model pembelajaran IPA terpadu memuat beberapa keterpaduan antar Kompetensi Dasar (Depdiknas, 2007).

  Pembelajaran IPA terpadu tidak memaksakan semua materi untuk dipadukan, namun memadukan materi yang berpotensi untuk dipadukan. IPA yang terdiri dari Fisika, Biologi, Kimia sekilas tampak berbeda, namun apabila kita cermati dalam pembelajaran secara terpadu terdapat beberapa Kompetensi Dasar yang dapat dipadukan. Materi IPA terpadu disusun dengan diawali pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berpotensi untuk dipadukan. Indikator pembelajaran IPA terpadu dapat muncul dari penggabungan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipadukan. Dengan berlakunya KTSP yang didalamnya terdapat mata pelajaran IPA, materi IPA dianjurkan untuk disampaikan secara terpadu, maka hal tersebut menimbulkan dampak bagi guru IPA.

  Berdasarkan kenyataan di lapangan guru IPA memiliki latar belakang Pendidikan Biologi atau Pendidikan Fisika atau Pendidikan Kimia. Melihat kenyataan di lapangan, maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru IPA SMP dalam pembelajaran IPA terpadu.

  Upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional pembelajaran IPA terpadu bagi guru IPA SMP adalah dengan mengadakan pelatihan IPA terpadu.

  Pelatihan tersebut dikelola dengan pengembangan model manajemen pelatihan yang selama ini telah dilakukan di MGMP IPA SMP Kabupaten Kudus. Model manajemen pelatihan IPA terpadu yang dikembangkan ini dapat menjadi panduan penyelenggaraan pelatihan khususnya bidang IPA. Dengan demikian pelatihan dapat berjalan secara maksimal, efektif dan efesien dan dapat meningkatkan hasil pembelajaran serta meningkatkan profesionalisme guru IPA.

I. Spesifikasi Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu

  Manajemen merupakan suatu sistem dan memiliki komponen. Definisi manajemen menurut Terry (1977: 4) “management is a distinct process consisting

  

of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and

accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources ”.

  Fattah (2009: 1) “manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien”. Menurut Kamil (2010: 16)

  “secara manajerial, fungsi-fungsi organizer pelatihan adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelatihan ”. Manajemen Pelatihan menurut Mujiman (2009: v) adalah “pengelolaan program pelatihan, yang menyangkut aspek pengidentifikasian kebutuhan pelatihan, perencanaan disain pelatihan, penetapan metodologi pelatihan, penyusunan bahan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi pelatihan, dan penetapan tindak lanjut pelatihan”.

  Menurut Terry (1977: 4) “basic resources the 6 M’s is Men and Women,

  materials, machines, methods, money and markets . Adapun gambarnya 6 M

  dengan fungsi manajemen adalah sebagai berikut.

  

Planning Actuating

Men and Women Materials Machines Methods money

  

Organizing Controlling

Markets

Gambar 2.1 B

  asic resources the 6 M’s Terry (1977: 4)

  Dari unsur manajemen men, materials, machines, methods, money,

  

markets dapat dianalisis sesuai dengan kebutuhan sebelum menyelenggarakan

  pelatihan. Manajemen pelatihan yang diselenggarakan memerlukan perencanaan dari keenam unsur tersebut di atas. Studi pendahuluan diperlukan dalam analisis kekurangan dan kelebihan dari unsur tersebut diatas. Dari kekurangan dapat dioptimalkan dengan pengembangan yang dituangkan dalam penyelenggaraan pelatihan. Pelatihan perlu dikelola atau dimanaje oleh organizer pelatihan. Pengelolaan pelatihan secara tepat dan profesional dapat memberikan makna fungsional pelatihan terhadap individu, organisasi maupun masyarakat.

  Berdasarkan definisi manajemen yang dikemukakan beberapa ahli, maka penulis mengadap pada manajemen yang dikemukakan oleh Terry (1977: 4) dimana fungsi dari empat komponen dalam manajemen adalah sebagai berikut: Perencanaan (planning), actuating, pengorganisasian (organizing), pengontrolan (controlling). Manajemen pelatihan IPA terpadu terdiri dari empat komponen utama: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring.

  Adapun manajemen pelatihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP memiliki spesifikasi sebagai berikut.

  1. Model manajemen pelatihan IPA terpadu hasil pengembangan mudah dilakukan dan mudah dipahami bagi penyelenggara pelatihan, karena pengembangan berdasarkan analisis kebutuhan dan temuan model manajemen yang telah dilakukan di MGMP IPA SMP Kabupaten Kudus. Model manajemen hasil pengembangan terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring serta tindak lanjut pasca pelatihan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pelaporan.

  2. Model manajemen pelatihan IPA terpadu ini dapat mengetahui kemampuan profesional tamatan pelatihan, karena dilengkapi dengan tahap tindak lanjut pasca pelatihan di lapangan yang dibawah supervisi atasan langsung tamatan pelatihan.

  3. Model manajemen pelatihan IPA terpadu dilengkapi paket pelatihan meliputi: pedoman manajemen pelatihan, pegangan instruktur pelatihan, pegangan peserta pelatihan serta materi pelatihan IPA terpadu. Paket pelatihan pada model manajemen pelatihan IPA terpadu ini dapat memudahkan bagi penyelenggara, instruktur dan peserta.

II. Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu

  Penyusunan desain konseptual model manajemen pelatihan IPA terpadu dilakukan berdasarkan hasil studi pendahuluan. Studi pendahuluan berupa angket terbuka dan interview dari Ketua dan pengurus MGMP IPA SMP Kabupaten Kudus tentang manajemen pelatihan yang pernah dilakukan, didukung studi pendahuluan dan kebutuhan Pelatihan IPA terpadu dari guru IPA SMP di Kabupaten Kudus, epala Sekolah SMP Kabupaten Kudus, LPMP Jawa Tengah, pengurus MGMP

  IPA SMP Kabupaten Kudus, dan guru IPA SMP Kabupaten Kudus. Dari hasil studi pendahuluan dapat diketahui kelemahan manajemen pelatihan yang pernah dilakukan di MGMP IPA SMP Kabupaten Kudus yaitu belum dilakukan evaluasi program pelatihan secara menyeluruh dan belum dilakukan tindak lanjut pascapelatihan. Hasil studi pendahuluan analisis kebutuhan pelatihan IPA terpadu, kondisi, dan kendala pembelajaran IPA terpadu adalah sebagai berikut: (1) guru

  IPA SMP di Kabupaten Kudus membutuhkan pelatihan IPA terpadu, (2) guru IPA kesulitan mendapatkan buku IPA terpadu, (3) guru IPA belum menyampaikan pembelajaran IPA secara terpadu, (4) guru IPA minat mengikuti pelatihan IPA terpadu, (6) guru IPA belum memiliki persepsi yang sama tentang IPA terpadu.

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan dapat dikembangkan desain model manajemen pelatihan IPA terpadu. Adapun desain pengembangan model manajemen pelatihan terpadu seperti tercantum pada gambar 3.1.

  

Fakta dan kendala guru saat ini Permendiknas No.22 tahun 2006 Pembelajaran IPA terpadu

Peningkatan kompetensi guru Pelatihan guru Model manajemen pelatihan

  Fungsi Manajemen Basic resources

  Pengelola pelatihan Pengorganisasian Pelaksanaan Evaluasi pelatihan Perencanaan 1.

  Paket pelatihan Program pelatihan Tugas dan 1.

  1. Analisis kebutuhan 2.

  Instruktur Materi pelatihan

  2. pelatihan. tanggungjawab 3.

  Peserta

  3. Instruktur pengelola pelatihan 2. Tujuan pelatihan.

  4. Materi teori pengantar

  4. Prosedur pelatihan 3.

  Kurikulum dan materi praktikum

  5. Sarana prasarana 5. pelatihan Relevansi metode

  6. Pengelola 6.

  Anggaran 4. Paket pelatihan pelatihan menyesuaikan

  5. Relevasi metode 7.

  Sarana prasarana pelatihan. sesuai kebutuhan 6. Instruktur/pakar 8.

  Pembekalan rencana pelatihan. tindak lanjut pasca 7. pelatihan Peserta pelatihan.

  8. Sarana dan prasarana pelatihan.

  9. Jadwal peltihan.

  10. Teknik evaluasi pelatihan 11.

  Anggaran 12. Tindak lanjut pelatihan

  Monitoring dan evaluasi Tindak lanjut pasca pelatihan Perencanaan Pelaksanaan Penilaian dan Pelaporan

  

1. Implementasi Silabus, RPP, Rekomendasi hasil

Supervisi 2. materi dan pembelajaran supervisi Silabus, RPP, materi

  Hasil

Gambar 3.1. Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu

2.1 Diskripsi Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu

  2.1.1 Rasional

  Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang standar isi, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah secara tegas dinyatakan bahwa subtansi mata pelajaran IPA merupakan IPA terpadu. Guru IPA di lapangan belum menyampaikan IPA secara terpadu. Guru IPA saat ini telah memiliki spesifikasi bidang ilmu pendidikan biologi dan pendidikan kimia. Guru IPA lebih menyukai materi sesuai bidangnya. Mata pelajaran IPA pada sekolah menengah pertama dalam KTSP 2006 terdapat materi kimia. Fakta tersebut di atas menjadikan kendala dalam menyampaikan IPA terpadu, untuk itu dilakukan peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan. Pelatihan dapat berhasil diperlukan pengelolaan dengan menerapakan fungsi manajemen dan basic resources.

  3.1.2 Pengertian

  Model manajemen pelatihan IPA terpadu merupakan kerangka konseptual sebagai acuan dalam pengelolaan peningkatan kompetensi guru IPA dalam pembelajaran IPA terpadu. Pengembangan model manajemen pelatihan IPA terpadu dibagi menjadi empat yaitu: pengelola pelatihan, unsur manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi), tindak lanjut pasca pelatihan dan hasil.

  3.1.3 Pengelola Pelatihan

  Pengelola pelatihan adalah MGMP IPA SMP Kabupaten Kudus. MGMP

  IPA SMP Kabupaten Kudus sebagai pengelola pelatihan memiliki tugas dan tanggung jawab atas kelancaran berjalannya pelatihan. Ketua panitia pelatihan adalah ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Kudus dibantu pengurus MGMP IPA SMP kabupaten Kudus sebagai sekretaris, bendahara, koordinator pelaksana, seksi acara dan materi, seksi konsumsi serta seksi perlengkapan. Tugas dan tanggung jawab masing-masing pengelola dikoordinasikan dalam rapat persiapan yang dipimpin oleh ketua panitia pengelola pelatihan.

3.1.4 Unsur Manajemen Pelatihan

  Manajemen pelatihan IPA terpadu di MGMP IPA SMP kabupaten Kudus meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

  Deskripsi dari masing-masing unsur adalah sebagai berikut.

  A.

  Perencanaan Pelatihan Tim MGMP IPA Kabupaten Kudus sebagai pengelola pelatihan IPA terpadu.

  Pengelola pelatihan melakukan perencanaan pelatihan. Perencanaan pelatihan merupakan kegiatan merencanakan program pelatihan secara menyeluruh.

  Adapun perencanaan pelatihan adalah sebagai berikut.

  a.

  Analisis kebutuhan pelatihan Analisis kebutuhan dilakukan melalui angket, wawancara dan observasi.

  Analisis kebutuhan melalui angket bagi guru IPA SMP di Kabupaten Kudus diikuti oleh 30 orang guru IPA dalam forum MGMP yang dikoordinasi oleh peneliti dan tim MGMP. Angket analisis kebutuhan meliputi: kebutuhan pelatihan IPA terpadu, kenyataan pembelajaran IPA terpadu di SMP Kabupaten Kudus, kendala pembelajaran IPA terpadu dan minat guru untuk mengikuti pelatihan IPA terpadu dan masukan guru IPA dalam rangka pelatihan dan pembelajaran IPA terpadu.

  Masukan dari kepala sekolah pada saat peneliti melakukan observasi pembelajaran IPA terpadu di sekolah, meliputi: keluhan, kendala yang dialami guru IPA, kurikulum, silabus dan RPP.

  Wawancara peneliti dengan tim MGMP tentang kenyataan manajemen pelatihan yang sudah dijalankan di MGMP IPA SMP Kabupaten Kudus, serta diskusi peneliti dengan Kabid. Fasilitasi LPMP Jawa Tengah tentang pelatihan yang pernah diikuti guru IPA SMP di LPMP Jawa Tengah serta manajemen pelatihan di LPMP Jawa Tengah. Hasil angket tersebut di atas, sebagai dasar analisis kebutuhan pelatihan IPA terpadu.

  b.

  Tujuan Pelatihan Tiga tujuan dalam pelatihan IPA terpadu. Tujuan tersebut berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Tujuan pelatihan terpadu adalah.

  (1) Untuk meningkatan pengetahuan guru IPA dalam pemahaman pembelajaran IPA terpadu.

  (2) Untuk meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan pengintegrasian SK, KD, silabus, RPP IPA terpadu.

  (3) Untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran IPA terpadu di sekolah.

  c.

  Program Pelatihan Program pelatihan yang dalam pelatihan IPA terpadu bagi guru IPA SMP meliputi: kurikulum dan materi pelatihan IPA terpadu, relevansi strategi dan metode pelatihan, instruktur/pakar IPA, alokasi peserta pelatihan, sarana dan prasarana pelatihan, jadwal peltihan, teknik evaluasi pelatihan, anggaran, dan tindak lanjut pasca pelatihan serta paket pelatihan.

  B.

  Pengorganisasian Pelatihan Pengorganisasian pelatihan IPA terpadu diawali dengan menentukan tim pengelola pelatihan dari pengurus MGMP IPA Kabupaten Kudus. Ketua pengelola pelatihan menyusun tim kerja dituangkan dalam struktur organisasi. Ketua pengelola pelatihan membagi tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya. Ketua pengelola menentukan prosedur dan koordinasi kerja tim.

  C.

  Pelaksanaan Pelatihan Pelaksanaan pelatihan mengikuti perencanaan yang telah ditetapkan.

  Pelaksanaan pelatihan IPA terpadu terdiri dari enam tahap yaitu: ice breaking, pretes, materi kompetensi IPA terpadu, simulasi pembelajaran IPA terpadu, refleksi dan postes. Batasan pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut. (1)

  Materi pelatihan IPA terpadu dibatasi pada kelas VII semester 1 sumber materi adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berpotensi dapat dipadukan. Adapun materi yang berpotensi untuk dipadukan adalah: (1) Wujud Zat dan Perubahannya, (2) Kalor, Suhu dan Penyulingan.

  (2) Setiap peserta mendapatkan buku pegangan pelatihan dan materi IPA terpadu. (3) Pelatihan didampingi seorang pakar IPA. (4)

  Seorang peserta setelah mendapatkan pelatihan materi kompetensi IPA terpadu, wajib melakukan simulasi penyampaian IPA terpadu mewakili kelompoknya.

  (5) Materi beserta perangkatnya yang disampaikan dalam simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran IPA terpadu di sekolah sebagai tindak lanjut pasca pelatihan.

  (6) Perangkat hasil simulasi dikumpulkan sebagai arsip dan dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran IPA terpadu.

  Basic resources dalam pelaksanaan pelatihan meliputi: pengelola

  pelatihan, peserta, instruktur, sarana dan prasarana, metode. Diskripsi dari basic resources pelaksanaan pelatihan IPA terpadu adalah sebagai berikut.

  1). Pengelola pelatihan Pengelola pelatihan memiliki tugas dan tanggung jawab pada pelaksanaan pelatihan sebagai berikut: membagikan paket pelatihan, memandu

  ice breaking, memandu jalannya pelatihan, membagikan soal pretes,

  mengumpulkan lembar jawab prestes, membagikan soal postes, mengumpulkan lembar jawab postes.

  2). Peserta pelatihan Peserta pelatihan memiliki tugas dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut: menerima paket pelatihan, mengikuti ice breaking, mengikuti pretes, mengikuti paparan teori , melakukan simulasi, mengikuti refleksi dari simulasi penyampaian IPA terpadu yang telah dilakukan, mengikuti postes.

  Persyaratan peserta pelatihan adalah sebagai berikut.

  a.

  Peserta pelatihan adalah guru IPA SMP baik negeri maupun swasta.

  b.

  Peserta diutamakan guru IPA SMP kelas VII semester 1 dan memiliki latar belakang Pendidikan Biologi atau Pendidikan Fisika atau Pendidikan Kimia. c.

  Peserta bersedia mengikuti pelatihan IPA terpadu sampai selesai dan melakukan tindak lanjut pasca pelatihan di tempat kerja.

  d.

  Peserta memiliki minat dan motivasi untuk mengikuti pelatihan IPA terpadu.

  3). Instruktur Instruktur pelatihan IPA terpadu adalah orang yang memiliki kompetensi keilmuan IPA. Tugas dan tanggung jawab selama pelatihan adalah: mengikuti ice breaking, menyampaikan materi teori IPA terpadu, melakukan penilaian simulasi IPA terpadu yang dilakukan peserta pelatihan, mengoreksi pretes dan postes.

  Instruktur pelatihan IPA terpadu memiliki persyaratan sebagai berikut.

  a. memiliki bidang keilmuan IPA, b. jika berprofesi sebagai guru IPA memiliki masa kerja minimal 10 tahun sebagai guru IPA, c. jika penulis buku IPA telah memiliki karya yang pernah diterbitkan dan memiliki kerjasama dengan penerbit, d. dan mampu menggunakan media serta mampu inovatif mengopersionalkan komputer.

  4). Kompetensi pelatihan IPA terpadu dan perangkat pelatihan Kompetensi pelatihan IPA terpadu meliputi: pemberian sosialisasi IPA terpadu dan implementasinya, pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA yang berpotensi untuk dipadukan, teori IPA terpadu. Persyaratan Kompetensi pelatihan IPA terpadu adalah.

  (1) Peserta membawa kit pelatihan, kurikulum IPA SMP KTSP 2006. (2) Peserta mengikuti sosialisasi, paparan materi IPA terpadu. (3) Peserta memiliki persepsi yang sama tentang IPA terpadu. (4)

  Peserta menganalisis pemetaan SK, KD yang berpotensi untuk dipadukan materi IPA SMP Kelas VII Semester I berpedoman pada kurikulum KTSP 2006.

  Sumber daya perangkat pelatihan meliputi: panduan model manajemen pelatihan IPA terpadu, pedoman pelaksanaan model manajemen pelatihan IPA terpadu, buku pegangan instruktur, buku pegangan peserta, materi IPA terpadu. 5). Relevansi metode

  Pelaksanaan pelatihan menggunakan beberapa macam metode. Metode tersebut adalah: ceramah, diskusi dan simulasi, praktikum.

  6). Anggaran Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pelatihan adalah anggaran.

  Anggaran dalam pelaksanaan model manajemen pelatihan IPA terpadu disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan.

  7). Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana dibutuhkan dalam pelatihan. Pelatihan IPA terpadu membutuhkan sarana dan prasarana sebagai berikut: ruang/aula lengkap, LCD lengkap, alat tulis kantor dan konsumsi.

  Pelaksanaan pelatihan IPA terpadu terdiri dari enam tahap yaitu: ice

breaking, pretes, materi kompetensi IPA terpadu, simulasi, refleksi dan postes.

  Adapun enam tahap tersebut adalah sebagai berikut.

  1). Ice breaking

  Pada awal pelaksanaan pelatihan panitia, pakar IPA dan peserta melakukan perkenalan atau ice breaking. Ice breaking perlu dilakukan agar sesama peserta, pakar IPA saling mengenal sehingga memperlancar tercapainya tujuan pelaksanaan pelatihan.

  2). Pretes Setiap peserta pelatihan wajib mengikuti pre-tes sebagai usaha untuk mengetahui kemampuan awal tentang penguasaan pembelajaran IPA terpadu sebelum mengikuti pelatihan. 3). Materi IPA terpadu berfokus praktikum

  Peserta pelatihan mendengarkan ceramah, melakukan diskusi dan tanya jawab serta praktikum materi IPA terpadu Kelas VII Semester I dengan pakar IPA. Materi Kompetensi IPA terpadu yang meliputi: (1) pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetesi Dasar yang berpotensi dipadukan untuk pembelajaran IPA terpadu, (2) pembuatan Silabus dan RPP IPA terpadu, (3) pembuatan materi IPA terpadu. Teori pengantar praktikum IPA terpadu, praktikum IPA terpadu lilin menyala, dibakar, plastik dibakar dan

  .

  penyulingan

  4). Simulasi pembelajaran IPA terpadu

  Peserta pelatihan dibagi menjadi enam kelompok untuk melakukan simulasi penyampaian materi IPA terpadu dengan bimbingan dari pakar IPA.

  Peserta bersama kelompoknya mempersiapkan Silabus, RPP dan materi IPA terpadu yang akan disampaikan. Simulasi penyampaian IPA terpadu dievaluasi oleh pakar IPA. Peserta merevisi materi IPA terpadu yang disampaikan dalam simulasi atas dasar masukan dari pakar IPA. Peserta pelatihan wajib mengikuti semua kegiatan dalam pelatihan. 5). Refleksi

  Peserta pelatihan bersama kelompoknya melakukan refleksi dari apa yang telah dilakukan dalam peningkatan kompetensi melalui simulasi IPA terpadu. Dari kekurangan yang dialami dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan penyampaian IPA terpadu. Pakar IPA memberikan masukan dan penilaian dari simulasi peserta pelatihan. 6). Postes

  Setiap peserta pelatihan wajib mengikuti postes sebagai usaha untuk mengetahui kemampuan akhir tentang penguasaan pembelajaran IPA terpadu setelah mengikuti pelatihan. Hasil tes kemampuan awal peserta dibandingkan dengan hasil tes kemampuan akhir. Hasil postes diharapkan dapat mengalami peningkatan sebagai akibat dari pelatihan materi Kompetensi IPA terpadu yang telah diterima.

  7). Rencana tindak lanjut pasca pelatihan Pembekalan tindak lanjut pasca pelatihan merupakan upaya untuk memberikan bekal tamatan pelatihan dalam mengimplementasikan hasil dari pelatihan di sekolah. Pembekalan ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan tindak lanjut pascapelatihan. Adapun dalam pembekalan ini menjelaskan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dan pelaporan.

  D.

  Evaluasi `dan monitoring pelatihan

  Evaluasi merupakan penilaian dari suatu kegiatan pelatihan yang meliputi: penilaian kualitas program pelatihan, tujuan, jadwal, kurikulum, materi, media, instruktur/pakar IPA, metode, strategi, prosedur, sarana dan prasarana pelatihan, biaya, panitia, keberhasilan yang dicapai peserta pelatihan IPA terpadu, kendala pelaksanan pelatihan IPA terpadu, pelaporan pelaksanaan pelatihan IPA terpadu. Peserta pelatihan memberikan penilaian secara obyektif aspek tersebut di atas. Pakar IPA menilai keberhasilan peserta dalam pelatihan IPA terpadu. Pengelola pelatihan melakukan pemantauan atau monitoring selama kegiatan pelatihan berjalan. Kegiatan pemantauan bertujuan meminimalisasi penyimpangan dalam pelatihan.

  Basic resources pada saat evaluasi program pelatihan adalah.

  1). Pengelola pelatihan (1)

  Membagikan angket evaluasi program pelatihan kepada peserta yang meliputi: materi pelatihan, program pelatihan, prosedur pelatihan, instruktur, sarana prasarana dan konsumsi. (2)

  Mengumpulkan angket penilaian program pelatihan yang telah diisi peserta.

  (3) Merekap hasil evaluasi program pelatihan. (4) Menerima laporan tindak lanjut pascapelatihan dari tamatan pelatihan. 2). Peserta pelatihan (1) Mengisi angket penilaian program pelatihan.

  (2) Memberikan angket yang telah diisi kepada panitia.

3.1.5 Tindak lanjut pasca pelatihan

  Tindak lanjut pasca pelatihan IPA terpadu meliputi langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pelaporan.

  (1) Perencanaan Pasca Pelatihan.

  Perencanaan pasca pelatihan tidak terlepas dari pelatihan yang telah dilakukan. Tamatan peserta pelatihan diharapkan dapat mengimplementasikan materi pembelajaran IPA terpadu di sekolah. Pembina pasca pelatihan di lapangan adalah kepala sekolah sebagai atasan langsung atau MGMP IPA SMP sebagai panitia pelaksanaan pelatihan. Adapun langkah-langkah perencanaan pasca pelatihan adalah sebagai berikut: (1) menentukan pembina pasca pelatihan, (2) menentukan materi pembinaan sesuai kurikulum yang ada sebagai tindak lanjut dari tugas pada saat pelatihan, (3) menentukan waktu dan tempat pembinaan serta penyerahan laporan implementasi pembelajaran IPA terpadu di lapangan, (4) menentukan evaluasi pasca pelatihan terhadap tamatan pelatihan.

  (2) Pelaksanaan Pasca Pelatihan Perencanaan pasca pelatihan dilakukan oleh tamatan pelatihan di sekolah.

  Materi IPA terpadu yang disampaikan dalam pembelajaran di sekolah adalah sebagai tindak lanjut tugas yang dikerjakan pada saat pelatihan. Materi IPA terpadu yang dimaksud adalah materi yang berpotensi dapat dipadukan pada lingkup satu materi pada semester yang sama. Tamatan pelatihan dipantau oleh kepala sekolah sebagai atasan langsung dengan mengisi penilaian pada lembar penilaian pasca pelatihan yang ditentukan. Lembar penilaian diserahkan pada saat pelaporan ke MGMP IPA SMP sebagai pengelola pelatihan. Basic resources pelaksanaan pasca pelatihan adalah: pengelola, peserta, instruktur, sarana dan prasarana, metode.

  (3) Penilaian dan Pelaporan Pasca Pelatihan

  Penilaian dan pelaporan pasca pelatihan bagi tamatan peserta pelatihan sebagai masukan yang menggambarkan kemajuan kemampuan profesional dalam penyampaian IPA terpadu di sekolah. Aspek penilaian dari atasan peserta pelatihan adalah: (1) kemampuan mempersiapkan perangkat pembelajaran, Silabus, RPP pembelajaran IPA terpadu, (2) kemampuan menyampaikan pembelajaran IPA terpadu di kelas, (3) kemampuan mengevaluasi pembelajaran

  IPA terpadu. Aspek pelaporan adalah: (1) nama tamatan peserta pelatihan, (2) materi dan perangkat pembelajaran IPA terpadu yang dilaksanakan di sekolah pasca pelatihan, (3) hasil penilaian oleh atasan tamatan peserta pelatihan, (4) rekomendasi.

3.1.6 Hasil pasca pelatihan

  Setelah mengikuti pelatihan dan tahapan pasca pelatihan di sekolah kemampuan kompetensi profesional guru dalam pembelajaran IPA terpadu dapat meningkat. Kemampuan kompetensi profesional pembelajaran IPA terpadu tamatan pelatihan diharapkan dapat berkembang pada materi dan tingkat kelas yang lainnya.

III. PENUTUP

  Model manajemen pelatihan IPA terpadu ini merupakan salah satu faktor yang penting untuk keberhasilan jalannya pelatihan. Model manajemen pelatihan IPA terpadu dan paket pelatihan ini dapat: 1.

  Menjadi model alternatif dalam penyelenggaraan pelatihan pada LPMP, P4tkipa, dan MGMP di kabupaten lain.

2. Menjadi faktor pendukung keberhasilan dalam penyelenggaraan pelatihan.

  Demikian buku panduan model manajemen pelatihan IPA terpadu ini disusun, mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam penyelenggaraan pelatihan

  IPA terpadu bagi guru IPA SMP di Kabupaten Kudus khususnya.

IV. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2007. Model Pembelajaran Terpadu IPA. Jakarta: BNSP.

  Fattah, Nanang. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Hardjana, M. A. 2001. Training SDM yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius Press. Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).

  Bandung. Alfabeta. Mujiman, H. 2009. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Offset.

  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

  untuk satuan pendidikan dasar dan menengah secara tegas dinyatakan bahwa substansi mata pelajaran IPA pada SMP/ MTs merupakan IPA Terpadu. rd

  Terry, G. R. 1977. Principles of Management. 7 ed. United State of America: Illionis Richard D. Irwin, Inc.