BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - SEKAR ARUM RAMA DHANI BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

  melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

  

Development Goal’s (MDG’s) yang ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu

  dimana target yang akan dicapai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu (Menko Kesra, 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 baru mencapai 161/ 100.000 kelahiran hidup, sementara target M

  DG’s Indonesia adalah 102/ 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan, maka seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota diwajibkan memprioritaskan upaya pencapaian target MDG

  ’s dalam program pembangunan di daerah yang dituangkan dalam Rencana Ak si Daerah (RAD) Pencapaian MDG’s (Kemenkes RI, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan KIA, 2013).

  Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/ kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Purbalingga sendiri menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2011 adalah 15 ibu meninggal atau sebesar 99 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada

  1 tahun 2012 adalah 21 orang ibu meninggal atau sebesar 136 per 100.000 kelahiran hidup, dengan demikian AKI tahun 2012 mengalami peningkatan melebihi target (Dinkes Provinsi Jateng, 2012).

  Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian pada ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Namun sebenarnya abortus juga merupakan salah satu penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis, hal ini merupakan indikasi bahwa hingga saat ini abortus masih merupakan masalah kontroversi di masyarakat (Yudiayutz, 2008 dalam Yusnaini, 2010).

  Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus (Wiknjosastro, 2007). Abortus inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis (Saifuddin, 2005). Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan (Wiknjosastro, 2005). Salah satu penyebab terjadinya perdarahan, abortus inkomplit menjadi indikasi dilakukannya curetage (Rezky, 2003 dalam Ningsih, 2012). Pada pasien persiapan curetage biasanya mengalami cemas jika tidak mendapatkan penjelasan yang cukup dari perawat.

  Curetage adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret) ke dalam kavum uteri (Saifuddin, 2009). Pemulihan setelah tindakan curetage tidak membutuhkan waktu yang lama. Pasien dapat pulang dalam waktu dua sampai tiga jam setelah tindakan, tetapi masih perlu diperhatikan karena pasien masih merasa pusing atau mual akibat pembiusan (Saifuddin, 2005).

  Pemantauan kesehatan pada organ reproduksi pada ibu post curetage dilakukan tiga hari setelah tindakan. Pemeriksaan juga dilakukan selama tiga kali berturut-turut untuk memastikan bahwa curetage berhasil, serta tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan. Prosedur tindakan yang bersih, aman dan mengetahui kondisi pasien sejak awal merupakan langkah awal pencegahan terjadinya perdarahan dan infeksi (Sheris, 2002 dalam Hirmawati, 2012). Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien pre dan post curetage perlu perhatian khusus terutama dalam hal perawatan, supaya tidak terjadi komplikasi. Apabila ibu dengan abortus tidak dikelola secara komprehensif maka berbagai masalah akan muncul baik komplikasi dari abortusnya maupun masalah lain seperti biaya perawatan.

  Menurut studi pendahuluan pada tanggal 23 Juni 2015, pada bagian rekam medik dengan petugas RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata, data yang tercatat dari 1 Januari s/d 31 Mei tahun 2015 ada sekitar 41 wanita yang mengalami abortus inkomplit dan menjalani tindakan curetage. .

  Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengambil kasus kelolaan dengan judul

  “Asuhan Keperawatan Pre dan Post Curetage Abortus Inkomplit pada Ny. U G

  2 P

  1 A Hamil 12 Minggu

4 Hari di Ruang Bugenvil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibarata Purbalingga ”.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

  Menggambarkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Pre dan Post Curetage Abortus Inkomplet pada Ny. U G P

  2

  1 A 1 di Ruang Bugenvil RSUD dr. R. Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

2. Tujuan Khusus

  a. Menggambarkan pengkajian dan analisa data tentang masalah pre dan post curetage abortus inkomplet pada pasien Ny. U G P A di Ruang

  2

  1

  1 Bugenvil RSUD dr. R. Goetheng Taroenadibrata .

  b. Menggambarkan rumusan diagnosa keperawatan untuk mengatasi masalah pre dan post curetage abortus inkomplet pada pasien Ny. U G

  2 P

  1 A 1 di Ruang Bugenvil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  c. Menggambarkan rumusan rencana keperawatan untuk mengatasi masalah pre dan post curetage abortus inkomplet pada pasien Ny. U G

  2 P

  1 A 1 di Ruang Bugenvil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  d. Menggambarkan implementasi tindakan untuk mengatasi masalah yang muncul pada pasien pre dan post curetage abortus inkomplet pada pasien Ny. U G

  2 P

  1 A 1 di Ruang Bugenvil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. e. Menggambarkan evaluasi asuhan keperawatan dengan masalah pre dan post curetage abortus inkomplet pada pasien Ny. U G

  1 P

  1 A 1 di Ruang Bugenvil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

C. Pengumpulan data

  Metode penulisan dalam laporan ini adalah secara deskriptif dengan memperhatikan pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan secara komprehensif terhadap klien melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

  1. Observatif Partisipasif Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap keadaan fisik klien dengan cara inspeksi : yaitu pemeriksaan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa, palpasi yaitu pemeriksaan fisik melalui perabaan terhadap bagian tubuh yang mengalami kelainan, kemudian auskultasi adalah pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan dan biasanya menggunakan stetoskop, perkusi dengan cara mengetuk bagian tubuh dengan tangan atau alat bantu.

  Cara yang lain adalah mendengar keluhan-keluhan klien dengan

  • – melakukan asuhan keperawatan dimana terdapat interaksi antara perawat klien dan perawat – keluarga.

  2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab atau

  anamnesis kepada klien, keluarga atau orang terdekat dengan klien atau tenaga kesehatan lainnya.

  3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada klien.

  4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari tentang catatan-catatan keperawatan dan kesehatan klien. (Catatan medik dokter, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, catatan ahli gizi yang terdapat dalam catatan medik klien). Tujuan dari dokumenter adalah membantu pelaksanaan dan pemeliharaan kesehatan.

D. Tempat dan Waktu

  1. Tempat Asuhan keperawatan dengan masalah pre dan post curetage abortus inkomplit pada pasien Ny. U G P A di Ruang Bugenvil RSUD dr. R.

  1

  1

  1 Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

  2. Waktu Waktu asuhan keperawatan dilakukan selama 2 hari pada tanggal 24-25 Juni 2015.

E. Manfaat Penulisan

  Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu:

  1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kepustakaan dan bahan pengayaan teori, khususnya mengenai pre dan post kurtase abortus inkomplit untuk peserta didik yang akan datang.

  2. Bagi Institusi Pelayanan Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi pihak penentu kebijakan dan instansi terkait untuk memprioritaskan program kesehatan dalam upaya preventif atau pencegahan untuk menurunkan komplikasi dari pre dan post curetage abortus inkomplit, sehingga angka mobiditas dan mortalitas pre dan post curetage abortus inkomplit dapat menurun khususnya di wilayah kota Purbalingga.

  3. Bagi Penulis Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan mengenai prevalensi dan asuhan keperawatan pada pre dan post curetage abortus inkomplit serta sebagai bahan referensi untuk melakukan pengelolaan kasus selanjutnya agar lebih baik.

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan laporan kasus ini terdiri :

  BAB I : Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan Penelitian, Pengumpulan Data, Tempat dan Waktu serta Sistematika Penulisan. BAB II : Membahas tentang Tinjauan Pustaka yang terdiri dari Pengertian, Anatomi dan Fisiologi, Etiologi, Manifestasi Klinis, Patofisiologi, Pemeriksaan Penunjang, Pathway dan Penatalaksanaan Keperawatan. BAB III : Tinjauan Kasus BAB IV : Pembahasan BAB V : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran